Penentuan Oksigen Terlarut
Penentuan Oksigen Terlarut
1. Judul Praktikum
Metode Pengujian Oksigen Terlarut dalam Air dengan Metode Titrimetri
3. Maksud
Metode pengjujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pelaksanaan pengujian
kadar oksigen terlarut (O2) dalam air.
4. Tujuan
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh kadar oksigen terlarut (OT)
dalam air.
5. Ruang Lingkup
Lingkup pengujian meliputi :
Cara pengujian kadar OT yang terdapat dalam air yang tidak berwarna
Penggunaan metode Winkler dengan alat buret atau alat titrasi lain
6. Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan pengujian ini :
Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terlarut dalam air yang dinyatakan
sebagai mg/L
Larutan induk adalah larutan baku kimia yang dibuat dengan kadar tinggi dan akan
digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar yang leih rendah.
Larutan baku adalah larutan yang mengandung kadar yang sudah diketahui secara
pasti dan langsung digunakan sebagai pembanding dalam pengujian.
7. Prinsip
Oksigen didalam sampel akan mengoksidasi MnsO4 yang ditambahkan ke dalam larutan
pada keadaan alkalis / basa sehingga terjadi endapan MnO2. Dengan penambahan asam
sulfat (H2SO4) dan kalium iodida (KI) maka akan dibebaskan iodin (I2) yang equivalen
dengan oksigen (O2) terlarut. Iodin (I2) yang dibebaskan tersebut kemudian dianalisa
dengan metode titrasi iodometri yaitu dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na 2S2O3)
dengan indikator kanji.
8. Dasar Teori
Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat
berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Oksigen
terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis
kualitas air
Analisis Oksigen Terlarut
Analisis oksigen terlarut dapat dilakukan dengan 2 macam cara, yaitu :
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis
terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H - KI, sehingga akan terjadi
endapan Mn02. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi
akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang
ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi
dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan menggunakan indikator
larutan amilum (kanji).
9.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Winkler
Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO)
adalah dimana dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis,
teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang
perlu diperhatikan dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya,
standarisasi larutan tio dan penambahan indikator amilumnya. Dengan
mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan
diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan
cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan
diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan
oksigen terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya
alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil
penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut
dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat
kisaran.
Kelemahan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO)
adalah dimana dengan cara WINKLER penambahan indikator amylum harus
dilakukan pada saat mendekati titik akhir titrasi agar amilum tidak membungkus
iod karena akan menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa
semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan
karena I2 mudah menguap. Dan ada yang harus diperhatikan dari titrasi
iodometri yang biasa dapat menjadi kesalahan pada titrasi iodometri yaitu
penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan.
9.2 Penanggulangan kelebihan/kekurangan kadar oksigen terlarut
Cara untuk menanggulangi jika kelebihan kadar oksigen terlarut adalah
dengan cara :
a. Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik maka kadar
oksigen terlarut akan menurun.
b. Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka
semakin kadar oksigen terlarut akan menurun karena proses fotosintesis
semakin berkurang dan kadar oksigen digunakan untuk pernapasan dan
oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik.
2. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara
langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya
adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang
direndam dalam larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini
biasanyamenggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan,
elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable
terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e ==> 4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- ==> PbO + H20 + 2e
1. Ke dalam sampel yang sudah ada Sampel + MnSO4 : tidak terjadi perubahan
dalam botol KOB tambahkan dengan warna, dll
pipet 1 ml larutan mangan sulfat
(MnSO4) dibawah permukaan cairan
6. Iodine yang dihasilkan dari kegiatan Saat titrasi : larutan titrat dari warna menjadi
tersebut kemudian di titrasi dengan kuning mnjadi kuning muda transparan
larutan natrium tiosulfat 0,025 N
sehingga terjadi warna coklat muda
7. Tambahkan indikator kanji 1-2 ml, Titran + kanji : warnanya menjadi biru-ungu
titrasi dengan natrium tiosulfat pekat
dilanjutkan sehingga warna biru Dititasi kembali : menjadi tak berwana
hilang.
8. Selisih 2 titrasi secara berurutan tidak Data Titrasi Penentuan kadar OT dalam air
boleh lebih dari 0,1 mL Titrasi ke I II
Vol. Akhir (mL) 18,71 19,44
I2 + 2 S2O32- → S4O62- + 2 I-
(Larutan Na2S2O3) (Larutan Na2S4O6) (Senyawa NaI)
11.2 Penetapan Kenormalan Larutan Standar Na2S2O3 Oleh Larutan Baku K2Cr2O7
MnCI2 + NaOH ==> Mn(OH)2 + 2 NaCI
2 Mn(OH)2 + O2 ==> 2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O ==> Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3 ==> Na2S4O6 + 2 NaI
Daftar Pustaka
(http://id.wikipedia.org).
(http://www.scribd.com/doc/7777351/Pencemaran-lingkungan).
(http://www.scribd.com/doc/44828448/Laporan-Kmia-Analisa-Air-DO)