MINI RISET
( Jl. Polonia No.172, Polonia, Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara 20157 )
DOSEN PENGAMPU:
OLEH :
4173141012
2018
BAGIAN PERTAMA
PENGENALAN
Kamis. Seperti hari biasanya,yang harus dilakukan adalah pergi ke kampus dan
berusaha melaksanakan segala rutinitas dengan baik. Hari ini,tepatnya jam 11.20 adalah
waktu untuk Mata kuliah Pancasila. Teman – teman kelompok presentasi sibuk sebelum
memulai pelajaran, menyiapkan diri, bahan dan segala hal yang diperlukan untuk
penampilan materi hari ini.
Waktu menunjukkan pukul 11.20, Pak. Dedi selaku dosen pengampu mata kuliah
Pancasila kami-pun datang. Tentu saja semua mahasiswa telah bersiap untuk memulai
perkuliahan. Presentasi berlangsung baik dan lancar. Setelah itu, Pak. Dedi pun mereview
pelajaran kami hari ini dan akhirnya memberikan kami tugas untuk mengunjungi
Gurdwara yang ada di kota Medan. Kami terbagi menjadi 6 kelompok, dengan satu
Gurdwara dikunjungi oleh dua kelompok. Ketika pembagian kelompok, kamipun dapat
bagian untuk mengunjungi dan melakukan kuliah lapangan di Yayasan Missi Gurdwara
Medan.
Sebelum pembagian kelompok, Bapak sudah bercerita sedikit kepada kami tentang
Agama Sikh ini. Agama Sikh ini adalah gabungan antara Hindu dan Islam. Namun, di
Indonesia sendiri agama ini belum diakui. Untuk kelengkapan identitas mereka, penganut
Sikh akan disuruh memilih salah satu agama yang telah diakui di Indonesia. Menurut
Pak.Dedi, banyak mereka akan diajukan antara agama Islam atau Kristen. Karena dalam
pengajaran agama Islam menggunakan bahasa Arab, dan mereka akan merasa sulit maka
banyak dari mereka lebih memilih agama Kristen.
Berdasarkan cerita Pak Dedi, orang Sikh termasuk dalam orang yang vegetarian
serta dikenal sebagai orang – orang yang ramah, santun dan juga dikenal dengan
kecantikan dan ketampanan.
Mendengar itu salah satu temanpun berbisik “des, kesempatan ini. Bolehlah
kan,Mini Riset sekalian cari jodoh wkwkw” .
Namun, ada hal yang membuat kami sempat kurang semangat. Tiba – tiba Pak
Dedi berkata “Untuk kesana,tidak akan ada yang namanya surat,kalian usaha sendiri”
“gimana kalau kami gak dikasih izin setibanya disana,gak mungkin kami gak Mini
Riset. Terkadang yang pake surat aja udah ada sampai 2-3 kali baru diterima” cemasku
di dalam hati .
“Kalian tenang saja, mereka ramah dan baik. Menurut saya, asal kalian sopan
mereka akan terima kalian.” Mendengarkan itu rasa cemasku-pun menghilang,dan
menurutku bukan hanya aku saja, temanku bernama Emia yang berada di sampingku juga
sepertinya begitu.
“Kalau kalian kesana,jangan pernah bilang kalian sedang penelitian, bilang kalau
kalian sedang melakukan pengenalan ataupun ingin lebih tau tentang Agama Sikh untuk
pemenuhan tugas mata kuliah – Pancasila. Untuk kesanapun, untuk yang laki – laki
diharapkan bawa penutup kepala dan yang perempuan pakai baju yang sopan, dan pakai
rok dibawah lutut. Yang Muslim sudahlah cocok pakaiannya, dan untuk yang Kristen
pakai selendangpun bisa sebagai penutup kepalanya.” Tambah Pak.Dedi untuk membantu
dan menuntun kami dalam menyelesaikan tugas Mini Riset (Kuliah Lapangan) ini.
BAGIAN KETIGA
ਨਮਸਕਾਰ !
namasakāra !
Halo !
Pada hari ini – Kamis , 15 November 2018 kami akan pergi ke Yayasan Missi
Gurdwara kota Medan. Untuk titik kumpulnya adalah Gerbang Fakultas Teknik Unimed,
pukul 8.00 WIB tepat. Kami berencana berangkat secepat itu untuk menghindari macet
dan bisa disana lebih lama dikarenakan adanya mata kuliah di siang hari.
Saat ini jam menunjukkan pukul 7.30 WIB. Selesai sarapan akupun langsung order
Go-Jek menuju FT-Unimed, biasanya kalau naik Go-Jek hanya membutuhkan waktu 10-15
menit. Namun, semuanya tidak sesuai yang diharapkan, macet parah terjadi di simpang
Unimed. Antara angkot dan mobil pribadi tidak ada yang mau mengalah, sementara
banyak pengendara lain yang tidak sabaran juga, ini menyebabkan kemacetan semakin
parah. Jam tanganku menunjukkan pukul 7.50 , Rider Go-Jeknya merusaha untuk keluar
dari kemacetan dan memilih untuk melalui jalan dekat kampus STIPAP. Aku sangat
berharap agar bisa sampai sebelum pukul 8.00, karena segan rasanya jika teman menunggu
lama. Astaagaa,,, ada macet lagi, banyak pengguna sepeda motor yang lawan arah,
untungnya itu tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 8.05 akupun sampai di Unimed,
terlihat salah satu temanku berdiri di samping Pak.Satpam.
“Kram? Udah lama? Yang lain dimana” Tanyaku
“Ih,entahlah des. Kata orangtu jam 8, entah dimana.Tapi kalau Si Hendriko gak
ikut katanya ” Jawabnya dengan kesal
“ wey.. mana yang lain, aduh macet kali tadi disana loh” kata seorang teman kami
bernama Erni yang datang menghampiri.
“Masih di jalan mungkin er, atau sama kaya kita kena macet” Balasku
Sembari menunggu teman yang lain, kamipun mengobrol tentang kemacetan parah
yang terjadi di simpang Unimed tadi. Sudah beberapa menit bercerita dannn
“aduh, gimananya kita ini yaa.. takutnya macet pula di jalan mau kesana,udalah
kita, bentarlah cuman bisa kita” Terlihat Erni yang mulai khawatir sambil merogoh tasnya
untuk melihat jam di Hp-nya.
“Astaga, udah jam 8.25 ini... mananya orang itu ya” tambahnya
“Di group dibilang,udah dekat tapi kena macet, paling 5 menit lagi sampainya
er..sabarlah dulu, tapi memang yang telat inilah nanti yaa”
“Oh itu udah datang si Dini,” Sambung Akram
Tak lama setelah Dini datang, teman – teman yang lainpun datang. Untuk
menghemat waktu,kamipun segera bergegas pergi. Walaupun ada dua orang yang
menyusul karena ada urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Puji Tuhan, kami tidak mengalami hambatan di perjalanan,sehingga kami bisa
sampai dengan cepat. Setiba disana,kami turun dari mobil dan langsung memakai penutup
kepala. Salah satu dari kamipun pergi untuk menemui pihak yang ada di tempat tersebut.
“Kalau kalian ingin mengenal lebih dekat agama Sikh, silahkan. Kami sangat
senang atas kehadiran kalian disini. Sebelumnya juga banyak kok mahasiswa yang datang
kesini. Tapi hari ini gak ada kegiatan atau acara keagamaan, sayang sekali kalau kalian
udah datang tapi kalian tidak puas. Atau kalian datangnya minggu aja, minggu ada
kegiatan disini” Kata seorang Ibu kepada salah seorang dari kami
“Ada juga kirpan yang merupakan pedang kecil sebagai simbol kebaikan. Dan
terakhir itu, celana pendek atau kaccha sebagai bentuk pengawasan diri dan juga dapat
digunakan dalam melakukan aktivitas, walaupun ada beberapa yang menggunakan yang
lebih panjang, contohnya bapak itu. Nah mari masuk” Tambah Bapak tersebut sambil
mengajak kami masuk ke tempat ibadah.
Dengan baik dan tepat Pak Gome menjawab “Ceramah biasanya dilangsungkan
dengan bahasa Punjabi. Tapi karena sekarang banyak yang tidak tahu bahasa Punjabi, ya
kadang dipakai bahasa Indonesia. Bagi yang gabisa bahasa Indonesia, nah yang lain bisa
terjemahkan atau kedalam bahasa Inggris. Supaya semua jemaah yang hadir ini bisa
mengerti”
Di bagian depan, tepatnya di tengah terdapat seperti peti yang diletakkan dan
dilengkapi dengan penutup yang indah. Ternyata itu adalah Kitab – Agama Sikh.
“Jadi setiap pagi tempat ini udah buka, yang itu ( Kitab ) tempatnya taro disana,
alasannya karna Guru Granth Sahib ( Kitab ) ini kitabnya hidup. Istilahnya punya itu
(roh) jadi kita harus menghormati segalanya. Jadi pas pagi buka, dari sana ( tempat
Pada saat itu kami juga berkesempatan untuk melihat isi dari ruangan atau kamar
tersebut. Di dalam tersusun rapi, ada kumpulan kitab – kitab nyanyian atau bacaan, kain
tempat Kitab . Ini semua diperoleh dari sumbangan dari para jemaah yang datang atau
yang berkunjung.
Agama Sikh sangat dekat dengan agama Islam. Karena di Kuil Mas yang berada di
India Utara, batu pertamanya itu diletakkan oleh orang Islam. Jadi empat pintu itu dibuka,
jadi bagi orang Islam – silahkan , bagi orang Kristem – silahkan , Buddha juga silahkan
dan bagi Hidupun dipersilahkan.
“Siapapun yang datang dan berkunjung. Silahkan datang, silahkan makan ataupun
mencicipi makanannya. Karena makanan yang kita sajikan itu tidak ada amis, semua
sayur bahkan telurpun tak ada” Jelas Pak. Goma ketika kami bertanya tentang orang Sikh
yang dikenal sebagai Vegetarian.
Karena penasaran kamipun bertanya kembali kepada pak Goma. “ Dalam hal
makan daging, itu memang sudah dilarang dari peraturannya atau kebijakan bersama?”
“Oh itu sudah dari sananya, dari agamanya udah seperti itu. Tidak boleh. Tidak
boleh ada daging. Harus sayur semua. Jadi kalian siapapun datang aja, mau makan setiap
hari datang aja.”
Menurut pengajaran mereka, baik siapapun yang datang – baik orang yang kaya,
miskin yah silahkan. Karena gak bakalan ada yang ganggu, langsung silahkan masuk.
Karena semua yang ada di tempat itu adalah milik jemaah.
BAGIAN KEEMPAT
HIDANGAN KHUSUS
( Viśēśa kaṭōrē )
ਵਿਸ਼ੇਸ ਕਟੋਰ਼ੇ
Saat yang paling ditunggu – tunggupun tiba. Apalagi kalau bukan makan.
Yang membuat kami tidak sabar adalah rasa penasaran kami atas rasa makannya yang
sedang menghantui. Yang ada di kepala kami
“ Gimana sih rasa makanan dari orang Sikh itu?”
Dalam hal upacara pernikahan, ada dua pilihan dalam hal upacara
pemberkatannya. Pilihan bertama di Gurdwara , dan kedua di tempat berlangsungnya Pesta
sesuai dengan permintaan yang menikah.
“Jika upacaranya dilakukan di rumah atau di luar dari Gurdwara, maka Kitab
(Guru Granth Sahib) akan dibawa ke tempat tersebut. Tapi, perlu diingat, dibawa dengan
sepanjang jalannya akan dipercikkan air sebagai bentuk tempat yang dilalui bersih. Di
India bahkan ada orang yang membersihkannya dengan membawa sapu barulah
dipercikkan dengan air. Disekitar perjalanan sangat diusahakan tidak ada amis atau
daging” Jelas Pak. Goma kepada kami
“Di dalam ruangan, Pengantin pria duduk di depan kitab suci Guru Granth Sahib
dan para umat duduk di belakangnya, wanita di sebelah kiri dan pria di sebelah kanan.
Setelah beberapa saat, pengantin wanita pun memasuki ruangan diikuti oleh saudara-
saudara yang duduk di belakangnya. Sebelum duduk di sebelah Pengantin pria, wanita
pun bersujuda dan bersembahyang di depan kitab suci Guru Granth Sahib. Acara pun
dilanjutkan dengan doa dari pendeta. Setelah itu memegang tali dan pengantin
mengelilingi kitab suci sebanyak empat kali” Tambah Pak. Goma yang berdiri tepat di
depan kami.
Sesampainya di rumah aku teringat dengan Film India yang dulunya pernah
kutonton. Disitu ada acar pernikahan dan pengantinnya bergerak mengelilingi sebuah peti
(anggapanku). Akhirnya akupun penasaran dengan artinya. Ternyata, itulah bagian utama
dalam upacara pernikahan ini , yaitu ketika kedua mempelai melakukan Laava dimana
sang pengantin wanita memegang seuntai kain dari pakaian Pengantin pria dan berdiri di
belakangnya, kemudian keduanya berjalan mengitari panggung utama tempat kitab suci
Guru Granth Sahib berada dengan searah jarum jam sebanyak empat kali. Putaran yang
dilakukan ini merupakan bentuk komitmen kedua mempelai terhadap Tuhan. Setiap
putarannya diiringi oleh lagu dan bacaan yang berasal dari kitab suci Guru Granth Sahib
dan memiliki artinya masing-masing.
Dalam agama Sikh, ada 3
kategori pendeta dengan keahlian
yang saling melengkapi satu sama
lain dalam upacara doa. Keahlian
yang pertama adalah pengetahuan
mengenai agama dan isi kitab suci
Guru Granth Sahib, yang kedua
adalah menyanyikan lagu rohani, dan
yang ketiga adalah keahlian berbicara
di depan para umat. Sumber gambar : http://studiagamaminor.blogspot.com
DOKUMENTASI
Gambar Guru Nanak Dev (bahasa Punjabi : ਗੁਰੂ ਨਾਨਕ ਦੇਵ, Gurū Nānak Dēv)