Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KIMIA INDUSTRI

ETANOL (ALKOHOL)

Oleh

Kelompok 3 (Tiga) :

Adam Rouf H.

Vina Sri S.

Dewi Larasati

Siti Mardiana

Elsa Virna R.

Ricka Riskiani

Resti Safitri

Laila Novita Sari

Fatiya Hasanah

Adam Farhan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ethanol dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan hidrokarbon


tinggi ethanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya
yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia
farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan
tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika
diminum bila dalam minuman beralkohol atau arak, selain digunakan di
dalam arak, etanol juga digunakan sebagai bahan api menggantikan gasolin ,
Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah
C2H5OH atau rumus empiris CH6O. Etanol merupakan senyawa yang sering
digunakan dalam industri kimia antara lain sebagai pelarut (40%), untuk
membuat asetaldehid (36%), eter, glikol eter, etil asetat dan kloral (9%).
Kebutuhan akan etanol semakin bertambah seiring dengan menipisnya
persediaan bahan bakar minyak bumi.

Negara yang secara luas telah menggunakan etanol sebagai bahan bakar
adalah Brasil. Negara tersebut memproduksi etanol dari tetes tebu dengan
proses fermentasi. Beberapa komoditas pertanian yang mengandung
karbohidrat seperti gula sederhana, pati dan selulosa (seperti rumput, kayu
pohon, jerami) merupakan sumber energi penting untuk fermentasi etanol.
Sumber karbohidrat tersebut dapat diperoleh dari kultivasi tanaman sumber
energi, tanaman potensial yang tumbuh secara alami, maupun limbah hasil
pertanian. Untuk fermentasi etanol perlu dipertimbangkan terlebih dahulu
bahan-bahan yang akan dipilih. Bahan yang mengandung gula memerlukan
teknologi sederhana, bahan berpati juga melalui penerapan teknologi
sederhana yang telah dikembangkan, sedangkan untuk bahan berselulosa
memerlukan proses biokonversi yang lebih kompleks. Komoditas hasil
pertanian mengandung bahan berpati yang lazim dipakai untuk fermentasi
etanol misalnya serelia dan umbi-umbian. Golongan umbi-umbian seperti
ubi kayu, ubi jalar dan kentang telah banyak diteliti sebagai bahan
pembuatan etanol.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Etanol

Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan


pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada
peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara
menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia
prasejarah dari masa Neolitik. Etanol dan alkohol membentuk larutan
azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung air dengan
cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan
kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada
tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring
alkohol hasil distilasi melalui arang. Lovoiser menggambarkan bahwa
etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan
oksigen.

Pada tahun 1808 Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Lima
puluh tahun kemudian (1858), Couper menerbitkan rumus bangun
etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang
pertama kali ditemukan rumus bangunnya. Rekaman sejarah
penggunaan alkohol sebagai behan bakar kendaraan dimulai dari Samuel
Morey pada tahun 1826 mengembangkan mesin dengan bahan bakar
alkohol dan terpentin. Nicholas Otto pada tahun 1860, mempergunakan
alkohol sebagai salah satu bahan bakar mesin. Pak Otto dikenal baik
dengan pengembangan mesin pembakaran internal (Otto Cycles) di
tahun 1876. Pada tahun 1908 Henry Ford memproduksi model T dimana
mobil dapat mempergunakan bahan bakar alkohol atau bensin, atau
kombinasi dari keduanya. Empat negara telah mengembangkan program
etanol secara nyata yaitu Brasil, AS, China dan Kolumbia. Etanol dapat
diproduksi dari berbagai bahan makanan seperti gula, beet, sorgum,
singkong, ubi, rumput, gandum, hemp, knaf, kentang, jagung, kayu,
kertas, sampah selulosa ,dsb. Langkah produksi etanol adalah pemurnian
pati, pencairan dan pembentukan gula (hidrolisis), fermentasi, distilasi,
dehidrasi, denaturasi jika diperlukan. Selama fermentasi glukosa atau
gula diubah menjadi alkohol dan gas CO2 sebagai berikut:
C6H12O6 → 2CH3CH2OH + 2CO2
2.2 Sifat-Sifat Etanol

a. Sifat Fisik Etanol


Etanol adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dan
sedikit berbau. Etanol terbakar dengan api biru tanpa asap yang tidak
selalu terlihat dalam cahaya normal. Sifat fisik etanol berasal dari
kelompok hidroksil. Gugus hidroksil etanol dapat ikut dalam ikatan
hidrogen.
b. Sifat Pelarut Etanol
Etanol adalah pelarut serbaguna karena dapat larut dengan air dan
dengan banyak jenis pelarut organik termasuk asam asetat, aseton,
benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol,
gliserol, nitrometana, piridin, dan toluena. Etanol juga dapat larut
dengan hidrokarbon alifatik ringan seperti pentana dan heksana serta
dengan klorida alifatik seperti trikloroetan dan tetrakloroetil.
c. Sifat Mudah Terbakar Etanol
40% larutan etanol dalam air akan terbakar jika dipanaskan sampai
sekitar 26 °C. Titik nyala etanol murni adalah 16,60 °C, kurang dari
rata-rata suhu kamar. Minuman beralkohol yang memiliki konsentrasi
etanol rendah dapat terbakar jika terkena api atau percikan listrik.
Titik nyala anggur biasa yang mengandung 12,5% etanol adalah
sekitar 52 °C. Efek wajan yang terbakar pada saat koki memasak
disebut Flambé.

2.3 Pembuatan Etanol

Etanol dapat dibuat dengan beberapa cara sebagai berikut:


Etanol untuk konsumsi umumnya dihasilkan dengan proses fermentasi
atau peragian C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 311,2 Kkal
bahan makanan yang mengandung pati atau karbohidrat, seperti beras,
dan umbi. Alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi biasanya
berkadar rendah. Untuk mendapatkan alkohol dengan kadar yang lebih
tinggi diperlukan proses pemurnian melalui penyulingan atau distilasi.
Etanol untuk keperluan industri dalam skala lebih besar dihasilkan dari
fermentasi tetes, yaitu hasil samping dalam industri gula tebu atau gula
bit. Bahan bakar etanol diproduksi dari sari tanaman tebu akan lebih
mudah dibanding dengan fermentasi karbohidrat dari jagung. Selain itu
tebu juga lebih mudah ditanam, dapat menghasilkan gula dan ampasnya
dipergunakan untuk menghasilkan enerji listrik. Tanaman tebu dapat
dipanen secara manual ataupun mekanis dan dapat di transportasi
keberbagai daerah. Di kilang, tebu digiling ditekan dengan silinder
berputar untuk memperoleh sari cairan manis dan menyisakan residu
berserat atau bagas. Cairan manis dapat langsung difermentasi oleh ragi
yang akan memecah gula menjadi gas CO2 dan etanol. Campuran air
etanol di distilasi atau dipanaskan diuapkan untuk memperoleh etanol
atau alkohol dengan kandungan air 5%. Alkohol ini sudah dapat dijual
untuk bahan bakar mobil. Namun jika dikehendaki sebagai aditif dengan
menambakan 10% kedalam bensin (gasohol), maka alkohol perlu
dimurnikan hingga 100%. Pemurnian hingga 100% dapat dilakukan
dengan absorbsi.
Melalui sintesa kimia melalui antara reaksi gas etilen dan uap air dengan
asam sebagai katalis. Katalis yang dipakai misalnya asam fosfat. Asam
sulfat dapat juga dipakai sebagai katalis, namun dewasa ini sudah jarang
dipakai.

2.4 Kegunaan Lain Etanol

a. Penggunaan pelarut campuran minuman (intoxicant)


b. Sintesa bahan kimia lain
c. Antiseptik topical etanol boleh digunakan sebagai pembasmi kuman (70%
hingga 85% etanol).
d. Penggunaan etanol terbesar adalah sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor, bahan bakar roket, pesawat, pembangkit listrik, dan lain-lain.
Bahan bakar etanol tidak menimbulkan asap sehingga dapat digunakan
untuk membuat tungku penghangat di dalam ruangan. Etanol juga
menghasilkan sedikit karbon dioksida dan menggunakan sedikit oksigen.
e. Etanol telah digunakan secara luas sebagai pelarut zat aroma, perasa,
pewarna, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol menjadi pelarut dan
bahan baku untuk melakukan sintesis.
f. Etanol juga digunakan sebagai antiseptik dan sabun cuci tangan
antibakteri karena dapat membunuh organisme mikro dengan cara
memisahkan lemak dan proteinnya. Antiseptik ini efektif untuk
membunuh sebagian besar bakteri, jamur, dan beberapa jenis virus.
Namun tidak efektif untuk memusnahkan spora bakteri.
2.5 Reaksi Etanol

Etanol diklasifikasi sebagai sebuah alkohol primer yang berarti bahwa


karbon hidroksil yang melekat setidaknya memiliki dua atom hidrogen yang
melekat padanya juga. Banyak reaksi etanol yang terjadi pada gugus
hidroksil.

a. Pembentuk Ester
Dengan adanya katalis asam, etanol bereaksi dengan asam karboksilat
untuk menghasilkan etil ester dan air dengan reaksi:

RCOOH + HOCH2CH3 → RCOOCH2CH3 + H2O

Reaksi yang dilakukan pada industri skala besar ini memerlukan


penghapusan air dari campuran reaksi setelah dibentuk. Ester bereaksi
dengan asam atau bahasa untuk mengembalikan alkohol dan garam.
b. Dehidrasi Etanol
Asam kuat menyebabkan terjadinya dehidrasi parsial etanol. Jika suhu
dehidrasi melebihi sekitar 160 °C, dehidrasi penuh akan terjadi dan etilen
menjadi produk utamanya.
CH3CH2OH → H2C=CH2 + H2O (above 160 °C)
c. Pembakaran Etanol
Pembakaran sempurna etanol menghasilkan karbon dioksida dan air
dengan reaksi:

C2H5OH (l) + 3 O2 (g) → 2 CO2 (g) + 3 H2O (liq); −ΔHc = 1371 kJ/mol = 29.8
kJ/g = 327 kcal/mol = 7.1 kcal/g

C2H5OH (l) + 3 O2 (g) → 2 CO2 (g) + 3 H2O (g); −ΔHc = 1236 kJ/mol = 26.8
kJ/g = 295.4 kcal/mol = 6.41 kcal/g
d. Kimia Asam Basa
Etanol adalah molekul detral dengan pH larutan etanol dalam air hampir 7.
Etanol dapat dikonversi menjadi basa konjugasi melalui reaksi dengan
logam alkali seperti natrium hidrida:

2 CH3CH2OH + 2 Na → 2 CH3CH2ONa + H2

Atau dengan yang lebih kuat seperti natrium hidrida:

CH3CH2OH + NaH → CH3CH2ONa + H2


e. Halogenasi
Etanol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan etil halida seperti
etil klorida dan etil bromida melalui reaksi SN2:
CH3CH2OH + HCl → CH3CH2Cl + H2O
f. Oksidasi
Etanol dapat dioksidasi menjadi asetildehida dan selanjutnya dioksidasi
menjadi asam asetat bergantung pada reaktan dan kondisi. Oksidasi
semacam ini tidak diperlukan dalam industri, tetapi di dalam tubuh
manusia, reaksi oksidasi ini dikatalisis oleh hati. Produk hasil oksidasi
etanol yaitu asam asetat, merupakan zat nutrisi bagi manusia dan menjadi
asetil KoA yang dapat dijadikan energi.

2.6 Keuntungan

Pada umumnya alkohol ditambahkan dalam bensin sebanyak 10% atau


dikenal dengan E10. Maksud penambahan pada mulanya untuk mengurangi
emisi gas CO dan sedikit meningkatkan nilai oktan. Angka oktan yang
tinggi secara langsung akan meningkatkan efisiensi kerja mesin modern.
Keuntungan lain penggunaan ethanol sebagai bahan bakar adalah
rendahnya emisi gas berbahaya hasil pembakaran daripada pembakaran
buang bensin.Aditif MTBE pada mulanya dipergunakan untuk
meningkatkan nilai oktan, namun saat ini dilarang dipergunakan. MTBE
dapat dideteksi dan menyebabkan pencemaran pada air tanah sehingga
alkohol merupakan alternatif yang menarik untuk mengurangi emisi gas
CO.

Alkohol merupakan bahan bakar yang bersih, hasil pembakaran


menghasilkan CO2 dan H2O. Penambahan bahan yang mengandung
oksigen pada sistem bahan bakar akan mengurangi emisi gas CO yang
sangat beracun dari sisa pembakaran. Penggunaan alkohol murni dibanding
dengan bensin secra umum akan mengurangi kadar CO2 hingga 13% karena
merupakan hasil dari pertanian
E10 dapat langsung dipergunakan pada mobil tanpa banyak perubahan.
Campuran E85 dengan etanol 85% besin 15%, dipergunakan untuk mobil
kusus untuk bahan bakar etanol.

2.7 Kelemahan

Seperti diketahui produk pertanian memerlukan gas CO2 untuk


metabolismenya. Penggunaan alkohol bukan tanpa problem pada
lingkungan hidup, dimana VOC atau komponen bahan organik mudah
menguap meningkat, kebutuhan lahan pertanian dikhawatirkan akan
mengurangi jumlah hutan dan tentunya akan bersaing dengan kebutuhan
makanan. Etanol untuk dipergunakan sebagai bahan harus dimurnikan dari
air. Cara lama dilakukan dengan destilasi tetapi kemurnian hanya sampai
96% karena adanya peristiwa azeotrop antara campuran alkohol dan air.
Tidak mungkin memperoleh alkohol murni dengan cara ini maka
dipergunakan absorbsi fisik atau molecular sieve. Minyak, etanol cenderung
mengabsorb air dan air terpisah dalam tangki. Selain itu enerji menjadi
berkurang atau jumlah bahan bakar bertambah, karena etanol telah
mengandung oksigen. Jumlah bensin 15% diperlukan karena etanol kurang
mudah menguap sehingga pada suhu dingin kesulitan untuk menyalakan
mesin. Keluhan dari pengguna bensin-etanol adalah: sering harus menguras
air dari tangki alkohol yang ditambahkan harus bebas dari kandungan air
untuk melindungi mesin mobil dari korosi dan kerusakan bahan packing
dari polimer.
KESIMPULAN

1. Etanol dapat dihasilkan dari tumbuhan yang mengandung karbohidrat


2. Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil
dengan rumus C2H5OH yang menpunyai sifat-sifat tak berwarna mudah
menguap berbau khas mudah terbakar larut dalam air, titik didih
78,342oC. Densitas 0,7893 gr/Lt.
3. Proses pembutan alkohol dengan cara fermentasi tetes ( maltose) dengan
bakteri saccharomyces cerefisiae dan H2SO4 menghasilkan C2H5OH murni
95%.
4. Ethanol banyak digunakan untuk pelarut, antiseptik, insektisida, bahan
bakar, dan lain-lain.
5. Kebutuhan ethanol dalam negri cukup besar sehingga untuk
mencukupinya harus mengimport dari luar negeri , ini membuka peluang
baru ungtuk merangsang peetumbuhan ekonomi.
6. Etanol dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis dan fermentasi
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/12/etanol-artikel-lengkap.html.Diakses
pada 15 Desember 2015 pukul 20.00 WIB.

Anonim. 2006. Etanol. http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol. [ diakses 15 Desember 2015]

Faisal Assegaf. 2009. Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa Paradisiacal)
Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Enzimatis. (lomba karya tulis).

Lily Surayya Eka Putri, Dede Sukandar. 2008. Konversi Pati Ganyong (Canna edulis Ker.)
Menjadi Bioetanol melalui Hidrolisis Asam dan Fermentasi. Volume 9, Nomor 2
Halaman: 112-116
Misri,Gozan, Muhammad Samsuri, Fani Siti H., Bambang P dan M. Nasikin, 2007.
Sakarifikasi Dan Fermentasi Bagas Menjadi Ethanol Menggunakan Enzim Selulase Dan
Enzim Sellobiase. Jurnal Teknologi. Edisi 3. Halaman 20-215.

M,Samsuri, M. Gozan, R. Mardias, M. Baiquni, H. Hermansyah1, A. Wijanarko, B.


Prasetya, dan M. Nasikin. 2007. Pemanfaatan Sellulosa Bagas Untuk Produksi
Ethanol Melalui Sakarifikasi Dan Fermentasi Serentak Dengan Enzim Xylanase. Makara
Teknologi. Vol II (1). Halaman 17-24.

Putra,A.E , Surya Rosa Putra. 2006. Produksi Etanol Menggunakan Saccharomyces


Cerevisiae Yang Diamobilisasi Dengan Agar Batang. Akta Kimindo Vol. 1 No. 2
halaman 105-114.

Ratna Putri Puspita Sari. 2009. Pembuatan Etanol Dari Nira Sorgum Dengan Proses
Fermentasi. Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009.

Slametryadi, I Ketut.1996. Pemanfaatan Limbah Bonggol Pisang Sebagai Bahan Baku


Pembuatan Etanol. Jurusan Pendidikan MIPA.Universitas Tadulako.

Anda mungkin juga menyukai