Kelompok 3
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang modifikasi struktur
amoxicillin yaitu N-3-Chlorobenzoylamoxicillin.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai baerikut :
1. Bagaimana mekanisme reaksi senyawa N-3-Klorobenzoilamoksisilin mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap Pseudonomonas aeruginosa ?
2. Metode apa yang digunakan untuk uji Aktivitas antibakteri senyawa N-3-
Klorobenzoilamoksisilin terhadap Pseudomonas Aeruginosa ?
3. Apakah ada perbedaan aktivitas yang bermakna antara amoksisilin dan N-3-
Klorobenzoilamoksisilin ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui mekanisme yang terjadi paada senyawa N-3-
Klorobenzoilamoksisilin mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Pseudonomonas
aeruginosa
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk uji aktivitas bakteri dari senyawa N-
3-Klorobenzoilamoksisilin
3. Untuk mengetahui adanya perbedaan aktivitas antara amoksisilin dan N-3-
Klorobenzoilamoksisilin.
BAB II
PEMBAHASAN
Kedua seyawa tersebut diuji aktivitas antibakterinya terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC
27853 dengan cara dilusi. Metode dilusi mempunyai reliabilitas yang baik untuk menentukan nilai
Kadar Hambat Minimal. Bakteri Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu bakteri Gram
negatif yang sulit dibasmi, yang sering dijumpai di lingkungan sekitar kita (Bhattacharjee et al,
2008).
Kerja obat b-laktam merupakan penghambat sintesis dinding sel bakteri, sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri (Brooks et al, 2004). Langkah pertama adalah pengikatan obat pada reseptor
sel (Penicillin-binding proteins, PBPs). Terdapat 3-6 PBP, beberapa diantaranya adalah enzim
transpeptidase. Setelah pelekatan obat b-laktam pada satu atau lebih reseptor, reaksi transpeptidase
dihambat dan sintesis peptidoglikan tertahan. Langkah berikutnya melibatkan pembuangan atau
penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada dinding sel. Hal ini akan mengaktifkan
enzim lisis sehingga pertumbuhan bakteri terhambat (Brooks et al, 2004).
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah nutrient broth. Media ini merupakan media
pertumbuhan untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa. Ke dalam media nutrient broth, dimasukkan
0,50 ml larutan senyawa yang sudah disiapkan, dan suspensi bakteri uji sebanyak 0,02 ml untuk
tiap tabung. Disiapkan 9 tabung, yaitu tabung 1 berisi senyawa uji + bakteri, sebagai kontrol untuk
mengetahui bahwa senyawa uji bisa menghambat pertumbuhan bakteri (ditandai dengan larutan
yang jernih). Tabung 2-7 berisi media nutrient broth + seri kadar senyawa uji + bakteri. Tabung 8
berisi media nutrient broth + senyawa uji, sebagai kontrol tidak ada pertumbuhan bakteri pada
tabung ini (warna jernih), yang berarti tidak terjadi kontaminasi pada saat penelitian. Sedangkan
tabung 9 berisi media nutrient broth + bakteri, sebagai kontrol untuk mengetahui bahwa bakteri
dapat tumbuh pada media nutrient broth (ditandai dengan warna keruh). Uji aktivitas antibakteri
terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 menunjukkan nilai KHM senyawa amoksisilin
adalah 600 mg/ml; sedangkan KHM senyawa N-3klorobenzoilamoksisilin adalah 300 mg/ml.
Uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 menunjukkan nilai KHM
senyawa amoksisilin adalah 600 mg/ml; sedangkan KHM senyawa N-3 klorobenzoilamoksisilin
adalah 300 mg/ml. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853
menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara senyawa amoksisilin dengan senyawa N-3-
klorobenzoilamoksisilin. (Patrick, 2005).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode yang dilakukan untuk uji aktivitas seyawa N-3-Klorobenzoilamoksisilin adalah metode
dilusi. Perbedaan aktivitas antara N-3-Klorobenzoilamoksisilin dengan amoksisilin adalah pada
KHM nya. Dimana KHM senyawa N-3klorobenzoilamoksisilin adalah 300 mg/ml. KHM
sedangkan senyawa amoksisilin adalah 600 mg/ml
3.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai modifikasi struktur Amoksisilin (N-3-
Chlorobenzoylamoxicillin) terhadap aktivitas bakteri Pseudomonas aeuroginosa dan bakteri-
bakteri lainnya. Sehingga (N-3-Chlorobenzoylamoxicillin) bisa digunakan sebagai alternatif
antibiotik yang aman dan memiliki aktivitas antibakteri yang maksimum.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks GF, et. al., 2004, Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology, 23rd Ed
Buntaran L, 2007, Infeksi Nosokomial : Menggantung Harapan pada Antibiotik Anyar, The 8th
Jakarta Antimicrobial Update 2007 (JADE), Farmacia, Vol VI, No. 11, Juni 2007, p. 46-47.
Dzen SM, et. al., 2003, Bakteriologi Medik, Bayumedia Publishing, Malang.
Martin, A., Bustamante, P., & Chun, A.H.C., 1993, Physical Pharmacy: Physical Chemical
Principles in the Pharmaceutical Sciences, Fourth Edition, Lea & Febiger, Philadelphia, 331-336,
463.
Patrick GL, 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, Third Ed, Oxford University Press,
New York, p. 271-285, 388-390, 401
Sarah, M. 2002. Parameter Metabolik Dalam Pembuatan Penisilin. Medan: USU digital library.
Hal 1-2.
Spellberg B, et. al., 2004, Trends in Antimicrobial Drug Development : Implications for The
Future, Clin. Infect. Dis., 38 (9).
Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, 28-29, 157, Airlangga University Press,
Surabaya.