Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik
Terapi empiris tidak berhasil mengatasi keadaan dan akan dicobapendekatan terapi
lain.
Q-tip testTes ini dilakukan dengan menginsersikan sebuah cotton swab (Q-tip) yang
sterilkedalam uretra wanita lalu kekandung kemih. Secara perlahan tarik
kembalihingga leher dari Q-tip berada di leherkandungkemih. Pasien lalu dimintaunt
uk melakukan Valsavamanuver atau mengkontraksikan otot
abdominalnya.Perubahansudut Q-tip diukur dan dipergunakan sebagai ukuran
laksitidasarpanggul. Bila sudut yang terjadi lebih dari 35 derajat dengan
melakukanhal tersebut maka hal tersebut mengindikasikan adanya hipermobilitas
uretra(tipe II stress incontinence). Akan tetapi karena laksiti mempunyai nilai
yangkecil dalam menentukan penyebab inkontinensia, maka kegunaan tes ini
untukdiagnostic menjadi sangat terbatas. (Vitriana. 2002)
10
itu haruslah penuh. Dua jari pada leher kandung kemih itu bertindak
sebagaipenyokong uretra proksimal selama Valsavamanuver.Diagnosa
hipermobilitas uretra dapat ditegakkan jika tidak terjadikebocoran, akan tetapi nilai
diagnose ini menjadi terbatas karena pada usia
stenosisvaginal merupakan hal yang umum terjadi dan false positive dapat timbul bil
akurang tepat meletakkan jari saat pemeriksaan. Bila pemeriksa meletakkan
jarinyakurang lateral maka bukannya menstabilisasi outlet kandung kemih akan teta
pimenutup outlet sehingga akan mencegah kebocoran. Karena sifatnya yang
tidakspesifik ataun sensitive itulah maka tes ini menjadi jarang dipergunakan dan
bukanmerupakan standar pemeriksaan (Vitriana. 2002).
Pad
testMerupakan penilaian semi objektif untuk mengetahui apakah cairan yangkeluar
adalah urin, seberapa banyak keluarnya urin dan dapat digunakan untukmemantau
keberhasilan terapi inkontinensia. Bermanfaat sebagai tambahanamnesa pasien dan
pemeriksaan fisik. Intravesical methylene blue, oralPyridium, or Urised dapat
dipergunakan sebagai zat pewarna. Jika pembalutmengalami perubahan warna
maka cairan yang keluar adalah urin. Pad test inidapat dilakukan selama 1 jam atau
24 jam. Pad kemudian ditimbang (1g=1ml)untukmenilaiberapabanyakurin
yang keluar. (Vitriana. 2002)
Standing pelvic
examinationPemeriksaan ini dilakukan jika pemeriksaan pelvis gagal untukmenampa
kkan keluarnya urinataujikadidugaterdapatprolaps organ.Jikatampakprolaps pelvis,
dorong organ yang prolapskeatasdenganpessaryataugauze kemudianulangi cough
stress test dalamposisiberdiri. (Vitriana. 2002)2.7
PENATALAKSANAAN MEDIS
a.
Inkontinensia urgensi
Terapi medikamentosa
Modifikasi asupan cairan, hindari kafein, obati setiap penyebab (infeksi,tumor, batu),
latihan berkemih, antikolinergik/relaksan otot polos(oksibutin, tolterdin).
Inkontinensia Stres
Inkontinensia overflow
Penatalaksanaan INKONTINENSIA
Pada umumnya terapi inkontinensia urine adalah dengan cara operasi. Akantetapi
pada kasus ringan ataupun sedang, bisa dicoba dengan terapi konservatif.Latihan
otot dasar panggul adalah terapi non operatif yang paling populer, selainitu juga
dipakai obat-obatan, stimulasi dan pemakaian alat mekanis.
Tipe UMN : Menepuk paha dalam, menarik rambut daerahpubis,masukkan jari pada
rektum.
o
Obat-obatan
Alfa Adrenergik AgonisOtot leher vesika dan uretha proksimal megandung alfa
adrenoseptoryang menghasilkan kontraksi otot polos dan peningkatan
tekananpenutupan urethra obat aktif agonis alfa-reseptor bisa menghasilkan
tipestmulasi ini dengan efek samping relatif ringan.
EfedrinEfek langsung merangsang alfa sebaik beta-adrenoseptor dan
jugamelepaskan noradrenalin dari saraf terminal obat ini juga dilaporkanefektif pada
inkotinensia stres.Efek samping menigkatkan tekanan darah,kecemasan dan
insomnia oleh karena stimulasi SSP
Stimulasi ElektrikMetode ini paling sedikit diterima dalam terapi walaupun sudah
rutindigunakan selama 2 dekade. Prinsip stimulasi elektrik adalah
menghasilkankontraksi otot lurik uretra dan parauretra dengan memakai
implant/non-implant (anal atau vaginal) elektrode untuk meningkatkan tekanan
uretra.Aplikasi stimulasi dengan kekuatan rendah selama beberapa jam per
hariselama beberapa bulan. Terdapat 64 % perbaikan penderita dengan caraimplant,
tapi metode ini tidak populer karena sering terjadi efek mekanis danmorbiditas
karena infeksi. Sedang stimulasi non-implant terdiri darigenerator mini yang
digerakkan dengan baterai dan dapat dibawa dalampakaian penderita dan
dihubungkan dengan elektrode anal/vaginal. Bentukelektrode vaginal : ring, Hodge
pessary, silindris.
Boass Devie
(Terbuat dari bahan lateks yang dapat ditiup. Bila ditiup dapatmengangkat
sambungan urethrovesikal dan urethra proksimal).
14
c.
Penanganan Operatif
Penatalaksanaan stres inkontinensia urine secara operatif dapatdilakukan dengan
beberapa cara meliputi :
Kolporafi anterior
Uretropeksi retropubik
Prosedur jarum
Prosedur sling pu
Tindakan operatif sangat membutuhkan informed consent yang cermatdan baik pada
penderita dan keluarganya karena angka kegagalan maupunrekurensi tindakan ini
tetap ada.
2.8
KOMPLIKASI
Ruam kulit atau iritasiDiantara komplikasi yang paling jelas dan manifestasi kita
menemukan masalahdengan kulit, karena mereka yang menderita masalah ini
terkait kandung kemih,memiliki kemungkinan mengembangkan luka, ruam atau
semacam infeksi kulit,karena fakta bahwa kulit mereka overexposed cairan dan
dengan demikianselalu basah. Ruam kulit atau iritasi terjadi karena kulit yang terus-
menerusberhubungan dengan urin akan iritasi, sakit dan dapat memecah.
15
otot-otot dasar panggul mengalami kelemahan dari beberapa macam, dan tidaklagi
mampu menjaga uretra tertutup. Karena itu, membuat gerakan tiba-tibaseperti batuk
atau tertawa dapat menyebabkan kebocoran urin. Penyebabmelemahnya otot dasar
panggul bisa berbeda dan disebabkan oleh berbagaifaktor, misalnya untuk
kehamilan dan persalinan (strain dan otot terlalu melar),menopause (kurangnya
estrogen melemahkan otot), penghapusan rahim (yangkadang-kadang dapat
merusak otot), usia, obesitas.