Anda di halaman 1dari 51

Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Akhir-akhir ini telah terjadi penyalahgunaan narkoba. Banyak narkoba beredar di pasaran,
misalnya ganja, sabu-sabu, ekstasi, dan pil koplo. Penyalahgunaan obat jenis narkoba sangat
berbahaya karena dapat mempengaruhi susunan syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan
ketergantungan, karena mempengaruhi susunan syaraf. Narkoba menimbulkan perubahan
perilaku, perasaan, persepsi,dan kesadaran.

Pemakaian narkoba secara umum dan juga psikotropika yang tidak sesuai dengan aturan
dapat menimbulkan efek yang membahayakan tubuh.

Berdasar efek yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai
tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis
narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan
heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran.
Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai
adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari
kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di
laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

Dampak penyalahgunaan Narkoba


Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan
akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan
fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-
organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak
kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

Baca juga : Nem Tertinggi / Terendah SMA-SMK Kota Bekasi

1) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap fisik

 Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,


gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
 Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah
 Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
 Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
 Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
 Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual
 Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi,
dan amenorhoe (tidak haid)
 Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
yang hingga saat ini belum ada obatnya
 Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian

2) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis

 Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah


 Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
 Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
 Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
 Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

3) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan sosial

 Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan


 Merepotkan dan menjadi beban keluarga
 Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan
rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada
waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi
(bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial
seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

Baca juga : Pendidikan Budi Pekerti

Demikianlah beberapa hal yang dapat kita ketahui bagaimana dampak penyalahgunaan
narkoba terhadap diri kita, maka jauhilah narkoba!!!

Related Posts

 Pengertian Narkoba

 Contoh CV :: Contoh Daftar Riwayat Hidup Yang Baik


 Nem Tertinggi / Terendah SMA-SMK Kota Bekasi

 Pentingnya Media Dalam Pembelajaran

Artikel Psikologi Terbaru

 Contoh CV :: Contoh Daftar Riwayat Hidup Yang Baik


 Nem Tertinggi / Terendah SMA-SMK Kota Bekasi
 Passing Grade SMP Kota Bekasi Tahun 2014
 Passing Grade SMA/SMK Kota Bekasi Tahun 2014
 Pengertian Persepsi Menurut Ahli
 Contoh Judul Skripsi Tesis Pendidikan

 RSS Feed

 Support Forum

ThemesCiri-ciri penyalahguna narkoba

Perubahan fisik dan lingkungan sehari-hari

 Jalan sempoyongan, bicara pelo, tampak terkantuk-kantuk


 Kamar tidak mau diperiksa atau selalu dikunci
 Sering didatangi atau menerima telepon orang-orang yang tidak dikenal
 Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, korek api di kamar/di dalam tas.
 Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan
 Sering kehilangan uang/barang di rumah

Perubahan psikologis
- Malas belajar
- Mudah tersinggung
- Sulit berkonsentrasi
Perubahan perilaku sosial

 Menghindari kontak mata langsung


 Berbohong atau memanipulasi keadaan
 Kurang disiplin
 Bengong atau linglung
 Suka membolos
 Mengabaikan kegiatan ibadah
 Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
 Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang atau tempat-tempat
tertutup.

B. Narkoba dan Agama


Narkotika dan minuman keras telah lama dikenal umat manusia. Tapi sebenarnya lebih
banyak madharatnya daripada manfaatnya. Untuk itu, hampir semua agama besar melarang
umat manusia untuk mengkonsumsi narkotika dan minuman keras (dalam bentuk yang lebih
luas lagi adalah narkoba)
Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat al-Qur’an dan hadits yang melarang manusia untuk
mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Pada orde yang lebih
mutakhir, minuman keras dan hal-hal yang memabukkan bisa juga dianalogikan sebagai
narkoba. Waktu Islam lahir dari terik padang pasir lewat Nabi Muhammad, zat berbahaya
yang paling populer memang baru minuman keras (khamar). Dalam perkembangan dunia
Islam, khamar kemudian bergesekan, bermetamorfosa dan beranak pinak dalam bentuk yang
makin canggih, yang kemudian lazim disebut narkotika atau lebih luas lagi narkoba.
Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman keras dan hal-hal yang
memabukkan, adalah sama dengan larangan mengonsumsi narkoba. Ada dua surat al-Qur’an
dan dua hadits yang coba dilansir disini, yang terjemahannya kira-kira begini :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. (QS Al-Maidah : 90)
Kemudian ayat yang kedua:
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”.
(QS Al-Maidah : 91)
Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-sisi
destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan judi karena bisa
membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi sangat dekat dengan dunia
kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-Qur’an khamar (narkoba) dan judi potensial
memicu permusuhan dan kebencian antar sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa
memalingkan seseorang dari Allah dan shalat.
Selain dua ayat al-Qur’an di atas, juga ada hadits yang melarang khamar/minuman keras
(baca : narkoba), yaitu :
“Malaikat Jibril datang kepadaku, lalu berkata, ‘Hai Muhammad, Allah melaknat minuman
keras, pembuatnya, orang-orang yang membantu membuatnya, peminumnya, penerima dan
penyimpannya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi”. (HR.
Ahmad bin Hambal dari Ibnu Abbas)
Kemudian hadits yang kedua :
“Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamar,
dan setiap khamar haram”. (HR. Abdullah bin Umar).
Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan seseorang ke derajat yang
rendah dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu, khamar (dalam
bentuk yang lebih luas adalah narkoba) dilarang dan diharamkan. Sementara itu, orang yang
terlibat dalam penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat oleh Allah, entah itu pembuatnya,
pemakainya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi.
Bukan hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewanti-wanti (memberi peringatan
yang sungguh-sungguh) kepada para pemeluknya atau secara lebih umum umat manusia,
untuk menjauhi narkoba.
C. Pencegahan Dan Solusi Penyalahgunaan Narkoba
Faktor yang dapat mencegah remaja menggunakan narkoba :

 Ikatan yang kuat di dalam keluarga


 Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang jelas dan
pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/remaja
 Keberhasilan di sekolah
 Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah, dan
organisasi-organisasi keagamaan.
 Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.
 Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik
 Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
 Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak
 Memonitor aktivitas mereka
 Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
 Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
 Orang tua harus menjadi panutan
 Orang tua menjadi teman diskusi
 Orang tua menjadi tempat bertanya
 Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
 Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan.

Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba :

 Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung


 Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak
 Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat
berlebih
 Hargai kejujuran
 Jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri
 Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-sama
keluarga
 Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam menangani narkoba
atau tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit, panti/tempat rehabilitasi.
 Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, ungkapkan dengan hati-
hati dan ajak mereka bekerja sama menghadapi masalah.

DAFTAR PUSTAKA

 Simuh, dkk., Tasawuf dan Krisis, Semarang, Pustaka Pelajar, 2001.


 M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Alkohol : Cara Islam Mengatasi, Mencegah dan
Melawan, Bandung : Nuansa, 2004.
 Brosur Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA, Depsos RI.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba
Ada banyak sekali dampak buruk yang dialami jika narkoba dikonsumsi, diantaranya:

1. Dampak narkoba terhadap fisik dan kesehatan

 Gangguan pada sistem saraf (neurologis), seperti: Kejang-kejang, imajinasi, dan


halusinasi.
 Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
 Gangguan pada kulit (dermatologis)
 Gangguan pada paru-paru (pulmoner)
 Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan insomnia
 Gangguan terhadap kesehatan reproduksi yaitu gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual.
 Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)
 Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
 Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba
melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian

2. Dampak narkoba terhadap psikologi

 Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah


 Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
 Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
 Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
 Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

3. Dampak narkoba terhadap lingkungan sosial

 Gangguan mental
 Anti-sosial dan asusila
 Dikucilkan oleh lingkungan
 Merepotkan dan menjadi beban keluarga
 Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram

Dan terakhir, yang paling berbahaya bila suatu saat si pecandu narkoba ingin tobat memakai
narkoba, sayang sekali tapi EFEK dari pemakaian narkoba tidak bisa SEMBUH TOTAL. Jadi
si pemakai tetap akan terkontaminasi dengan berbagai penyakit yang tidak dapat
disembuhkan, seperti HIV.

Dampak buruk narkoba menurut jenisnya

1. Opioid

 Depresi berat
 Apatis, gugup dan gelisah
 Banyak tidur, rasa lelah berlebihan
 Malas bergerak, kejang-kejang, dan denyut jantung bertambah cepat
 Selalu merasa curiga, rasa gembira berlebihan, rasa harga diri meningkat
 Banyak bicara namun cadel, pupil mata mengecil
 Tekanan darah meningkat, berkeringat dingin
 Mual hingga muntah
 luka pada sekat rongga hidung
 Kehilangan nafsu makan, turunnya berat badan

2. Kokain

 Denyut jantung bertambah cepat


 Gelisah, banyak bicara
 Rasa gembira berlebihan, rasa harga diri meningkat
 Kejang-kejang, pupil mata melebar
 Berkeringat dingin, mual hingga muntah
 Mudah berkelahi
 Pendarahan pada otak
 Penyumbatan pembuluh darah
 Pergerakan mata tidak terkendali
 Kekakuan otot leher

3. Ganja

 Mata sembab, kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair


 Sering melamun, pendengaran terganggu, selalu tertawa
 Terkadang cepat marah
 Tidak bergairah, gelisah
 Dehidrasi, liver
 Tulang gigi keropos
 Saraf otak dan saraf mata rusak
 Skizofrenia
4. Ectasy

 Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat, berkeringat


 Sulit tidur
 Kerusakan saraf otak
 Dehidrasi
 Gangguan liver
 Tulang dan gigi keropos
 Tidak nafsu makan
 Saraf mata rusak

5. Shabu-shabu

 Enerjik
 Paranoid
 Sulit tidur
 Sulit berfikir
 Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak
nafas
 Banyak bicara
 Denyut jantung bertambah cepat
 Pendarahan otak
 Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian.

6. Benzodiazepin

 Berjalan sempoyongan
 Wajah kemerahan
 Banyak bicara tapi cadel
 Mudah marah
 Konsentrasi terganggu
 Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

Disari melalui: http://obatkistaovarium.net/bahaya-narkoba/


29 Mar, 2012

 Jurnal Psikologi

Pengertian
Narkoba dan Jenis-jenis Narkoba
Narkoba bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Kita telah sering mendengar dan
membaca berita tentang narkoba di media elektronik maupun media cetak. Di Indonesia,
peredaran obat terlarang ini sudah menjadi alah satu permasalahan utama yang harus segera
diatasi.

Meluasnya narkoba di Indonesia terutama di kalangan generasi muda karena didukung oleh
faktor budaya global. Budaya global dikuasai oleh budaya Barat (baca Amerika Serikat) yang
mengembangkan pengaruhnya melalui layar TV, VCD, dan film-film. Ciri utama budaya
tersebut amat mudah ditiru dan diadopsi oleh generasi muda karena sesuai dengan kebutuhan
dan selera muda.

Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau
sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat
menjadi 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang. Oleh karena itu dituntut adanya peran serta dari
berbagai pihak di Indonesia yang dapat memerangi narkoba. Salah satunya konselor sebagai
pendidik dilingkungan pendidikan juga dapat ikut berpartisipasi dalam upaya memerangi
obat-obatan terlarang tersebut.

Pengertian Narkoba
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah
keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam
tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya.
Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas
dosis.

Jenis-jenis Narkoba

Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:

1. Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang
bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan
kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang
diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan
kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Baca juga : Melawan Rasa Bersalah

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

 Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya


sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh
: ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan
betametadol.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

2. Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan
lagi menjadi 4 kelompok adalah :

 Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh:
MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan
metakualon.
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan
fleenitrazepam.
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid ) dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

 Rokok
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
 Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang
bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis
narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan
narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang
mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan
individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau
remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi
penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti
keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.

Baca juga : Motivasi Belajar Anak Remaja

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus
demi kasus.

Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama
besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor
pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup
kominikatif menjadi penyalahgunaan narkoba.

Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari seseorang
yang menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :

1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba


Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan
sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas
sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan
hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga
malas mandi,kejang, kesadaran menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan
atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)

2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah

Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga,
mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan
mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga
lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota
keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang
tabungannya dan selalu kehabisan uang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga di
rumah, sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah
teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan
menginap di rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya sikapnya
defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.

Baca juga : Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah

Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak
ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran
dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah
tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya
yang terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya),
mengeluh karena menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai
sering berkumpul dengan anak-anak yang “tidak beres” di sekolah.

Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pengertian Narkoba

Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan
mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada
susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan
tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi),
psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.

Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan, namun
terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba adalah
sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40
persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan,
di Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka orang
tersebut akan dihukum mati.
Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna narkoba ingin lepas dari dunia hitam ini. Akan
tetapi usaha untuk seorang pecandu lepas dari jeratan narkoba tidak semudah yang
dibayangkan. Untuk itu katakan Say no to drugs….!!!

Related Posts

 Dampak Penyalahgunaan Narkoba

 Pengertian Rendah Diri dan Cara Mengatasinya

 AIDS di Kalangan Remaja dan Dewasa

 Memelihara Etika Pergaulan

Artikel Psikologi Terbaru

 Contoh CV :: Contoh Daftar Riwayat Hidup Yang Baik


 Nem Tertinggi / Terendah SMA-SMK Kota Bekasi
 Passing Grade SMP Kota Bekasi Tahun 2014
 Passing Grade SMA/SMK Kota Bekasi Tahun 2014
 Pengertian Persepsi Menurut Ahli
 Contoh Judul Skripsi Tesis Pendidikan

 RSS Feed
 LinkedIn
 Google Plus

<a href="https://livecounter.theyosh.nl" title="Free Realtime AJAX Animated LiveCounter


from https://livecounter.theyosh.nl" >Free Realtime AJAX Animated LiveCounter from
https://livecounter.theyosh.nl</a>
Enter your em

Toko Besi Jakarta »


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Terminologi
narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan
Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang
menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah
napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada
intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika adalah “zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.

Sebenarnya Narkoba itu obat legal yang digukan dalam dunia kedokteran, namun dewasa ini
Narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak sedikit yang menggunakan narkoba.
Banyak dari mereka yang menggunakan Narkoba dengan alasan untuk kesenangan batin, namun
sayangnya tidak banyak yang mengetahuai bahaya narkoba. Oleh karena itu selain untuk
menyelesaikan tugas dari mata kuliah Bhs. Indonesia, kami menyusun makalah ini bertujuan untuk
memberikan informasi betapa bahayanya Narkoba.

B. Tujuan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran
narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Makalah ini bertujuan:
1. Sebagai pengetahuan bagi para remaja tentang bahasa narkoba bagi dirinya
2. Sebagai sebuah referinsi sehingga para remaja itu bisa mengerti tentang jenis-jenis narkoba
3. tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia

C. Rumusan Masalah
Kami membuat makalah ini dengan rancangan pertanyaan-pertayaan yang timbul dari benak kami,
diantaranya:
1. Apa pengertian Narkoba?
2. Ada berapa macam Narkoba?
3. Apa bahaya Narkoba?
4. Bagaimana mengatasinya?

PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya). Terminologi
narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan
Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang
menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah
napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada
intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:


Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.

Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku”.

Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan”

Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan psikotropika
dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki
manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika yang termasuk
dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya
tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan
narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.

B. Macam – Macam Narkoba


Jenis-Jenis Narkoba
1. Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium
(C17H19NO3). Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk
cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.

2. Codeina
Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin dan
potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan
jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.

3. Heroin (putaw)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang
paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir – akhir ini. Heroin yang secara
farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood
yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi
diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesik
dan euforik-nya yang baik.

4. Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis
opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar
narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine),
pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan orang
dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis
opioid dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan),
nalorphine, levalorphane dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis
dan antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan
buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa buprenorphine adalah
suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw,
etep, PT, putih.

5. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan.
Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.

6. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak
masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan mengering pada
permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu
adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar.
Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu
masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng
dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap
anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara dihisap.
C. Faktor yang Mendorong
a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang
berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik, emosional,
mental-intelektual dan interpersonal.

b. Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan zat,
masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu
faktor sosiokultural seperti di bawah ini dan ini merupakan suasana hati menekan yang mendalam
dalam diri remaja antara lain:
1. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua yang
tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya
2. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
3. Perubahan teknologi yang cepat.
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal ini berarti perlu
pembinaan Budi Pekerti – Akhlaq)
5. Meningkatnya waktu menganggur.
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etno rasial,
kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
7. Menjadi manusia untuk orang lain.

D. Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu
dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang
sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD

Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak
bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk
sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu

Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak
sadarkan diri. Contohnya putaw

Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat
tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak
langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw

"Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan
rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian".

b. Menurut Jenisnya
Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
Opioid:
depresi berat
apatis
rasa lelah berlebihan
malas bergerak
banyak tidur
gugup
gelisah
selalu merasa curiga
denyut jantung bertambah cepat
rasa gembira berlebihan
banyak bicara namun cadel
rasa harga diri meningkat
kejang-kejang
pupil mata mengecil
tekanan darah meningkat
berkeringat dingin
mual hingga muntah
luka pada sekat rongga hidung
kehilangan nafsu makan
turunnya berat badan

Kokain:
denyut jantung bertambah cepat
gelisah
rasa gembira berlebihan
rasa harga diri meningkat
banyak bicara
kejang-kejang
pupil mata melebar
berkeringat dingin
mual hingga muntah
mudah berkelahi
pendarahan pada otak
penyumbatan pembuluh darah
pergerakan mata tidak terkendali
kekakuan otot leher

Ganja:
mata sembab
kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
sering melamun
pendengaran terganggu
selalu tertawa
terkadang cepat marah
tidak bergairah
gelisah
dehidrasi
tulang gigi keropos
liver
saraf otak dan saraf mata rusak
skizofrenia

Ectasy:
enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
berkeringat
sulit tidur
kerusakan saraf otak
dehidrasi
gangguan liver
tulang dan gigi keropos
tidak nafsu makan
saraf mata rusak

Shabu-shabu:
enerjik
paranoid
sulit tidur
sulit berfikir
kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak nafas
banyak bicara
denyut jantung bertambah cepat
pendarahan otak
shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian

Benzodiazepin:
berjalan sempoyongan
wajah kemerahan
banyak bicara tapi cadel
mudah marah
konsentrasi terganggu
kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

Jadi dapat disimpulkan apabila narkoba dikonsumsi Oleh:


a. Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri
orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu
bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan
bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum
suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan
sumber daya manusia bagi bangsa.

b. Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu
pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau
usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok.

Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini.
Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian
mengalami ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)


adalah sebagai berikut:
- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.

E. Penyelesaian atau Solusi


Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan
membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi
mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya
BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian
informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.

2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini
meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake) antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik
dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk
melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tertier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan.
Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna
kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba
mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa
kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif,
dll.

PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah di atas bisa ditark kesimpulan bahwa:
1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa
merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman
umu.
3) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun
psikologis

Saran
Sebaiknya kalangan remaja sekarang harus dibina diluar dan didalam supaya tidak terjerumus ke
dalam NARKOBA dan yang paling berperan penting disini ialah Orang Tua. Manakala orang tua tidak
peduli dengan pergaulan anak-anaknya, maka sudah dipastikan anak tersebut akan terjerumus
kedalam NARKOBA dan apabila sudah terjerumus akan sangat berbahaya, Jika terlalu lama dan
sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah
melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.

follow me in Twitter Devia N <= (Just Klik)


add me in Facebook Devia N <= (Just Klik)
Diposkan oleh Devia N di 06.50
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: PENGETAHUAN

9 komentar:

1.

Firman Zalukhu14 April 2015 06.47

I love you

Balas

2.

Alya Nurul Handyni16 Agustus 2015 00.42

Makasi ,blognya bermanfaat😊

Balas
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Terminologi
narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan
Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang
menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah
napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada
intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika adalah “zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.

Sebenarnya Narkoba itu obat legal yang digukan dalam dunia kedokteran, namun dewasa ini
Narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak sedikit yang menggunakan narkoba.
Banyak dari mereka yang menggunakan Narkoba dengan alasan untuk kesenangan batin, namun
sayangnya tidak banyak yang mengetahuai bahaya narkoba. Oleh karena itu selain untuk
menyelesaikan tugas dari mata kuliah Bhs. Indonesia, kami menyusun makalah ini bertujuan untuk
memberikan informasi betapa bahayanya Narkoba.

B. Tujuan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran
narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Makalah ini bertujuan:
1. Sebagai pengetahuan bagi para remaja tentang bahasa narkoba bagi dirinya
2. Sebagai sebuah referinsi sehingga para remaja itu bisa mengerti tentang jenis-jenis narkoba
3. tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia

C. Rumusan Masalah
Kami membuat makalah ini dengan rancangan pertanyaan-pertayaan yang timbul dari benak kami,
diantaranya:
1. Apa pengertian Narkoba?
2. Ada berapa macam Narkoba?
3. Apa bahaya Narkoba?
4. Bagaimana mengatasinya?

PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya). Terminologi
narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan
Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang
menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah
napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada
intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:


Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.

Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku”.

Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan”

Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan psikotropika
dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki
manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika yang termasuk
dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya
tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan
narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.

B. Macam – Macam Narkoba


Jenis-Jenis Narkoba
1. Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium
(C17H19NO3). Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk
cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.

2. Codeina
Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin dan
potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan
jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.

3. Heroin (putaw)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang
paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir – akhir ini. Heroin yang secara
farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood
yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi
diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesik
dan euforik-nya yang baik.

4. Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis
opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar
narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine),
pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan orang
dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis
opioid dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan),
nalorphine, levalorphane dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis
dan antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan
buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa buprenorphine adalah
suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw,
etep, PT, putih.

5. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan.
Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.

6. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak
masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan mengering pada
permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu
adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar.
Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu
masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng
dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap
anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara dihisap.
C. Faktor yang Mendorong
a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang
berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik, emosional,
mental-intelektual dan interpersonal.

b. Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan zat,
masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu
faktor sosiokultural seperti di bawah ini dan ini merupakan suasana hati menekan yang mendalam
dalam diri remaja antara lain:
1. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua yang
tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya
2. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
3. Perubahan teknologi yang cepat.
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal ini berarti perlu
pembinaan Budi Pekerti – Akhlaq)
5. Meningkatnya waktu menganggur.
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etno rasial,
kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
7. Menjadi manusia untuk orang lain.

D. Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu
dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang
sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD

Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak
bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk
sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu

Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak
sadarkan diri. Contohnya putaw

Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat
tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak
langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw

"Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan
rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian".

b. Menurut Jenisnya
Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
Opioid:
depresi berat
apatis
rasa lelah berlebihan
malas bergerak
banyak tidur
gugup
gelisah
selalu merasa curiga
denyut jantung bertambah cepat
rasa gembira berlebihan
banyak bicara namun cadel
rasa harga diri meningkat
kejang-kejang
pupil mata mengecil
tekanan darah meningkat
berkeringat dingin
mual hingga muntah
luka pada sekat rongga hidung
kehilangan nafsu makan
turunnya berat badan

Kokain:
denyut jantung bertambah cepat
gelisah
rasa gembira berlebihan
rasa harga diri meningkat
banyak bicara
kejang-kejang
pupil mata melebar
berkeringat dingin
mual hingga muntah
mudah berkelahi
pendarahan pada otak
penyumbatan pembuluh darah
pergerakan mata tidak terkendali
kekakuan otot leher

Ganja:
mata sembab
kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
sering melamun
pendengaran terganggu
selalu tertawa
terkadang cepat marah
tidak bergairah
gelisah
dehidrasi
tulang gigi keropos
liver
saraf otak dan saraf mata rusak
skizofrenia

Ectasy:
enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
berkeringat
sulit tidur
kerusakan saraf otak
dehidrasi
gangguan liver
tulang dan gigi keropos
tidak nafsu makan
saraf mata rusak

Shabu-shabu:
enerjik
paranoid
sulit tidur
sulit berfikir
kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak nafas
banyak bicara
denyut jantung bertambah cepat
pendarahan otak
shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian

Benzodiazepin:
berjalan sempoyongan
wajah kemerahan
banyak bicara tapi cadel
mudah marah
konsentrasi terganggu
kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

Jadi dapat disimpulkan apabila narkoba dikonsumsi Oleh:


a. Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri
orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu
bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan
bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum
suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan
sumber daya manusia bagi bangsa.

b. Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu
pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau
usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok.

Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini.
Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian
mengalami ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)


adalah sebagai berikut:
- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.

E. Penyelesaian atau Solusi


Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan
membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi
mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya
BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian
informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.

2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini
meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake) antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik
dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk
melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tertier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan.
Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna
kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba
mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa
kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif,
dll.

PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah di atas bisa ditark kesimpulan bahwa:
1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa
merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman
umu.
3) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun
psikologis

Saran
Sebaiknya kalangan remaja sekarang harus dibina diluar dan didalam supaya tidak terjerumus ke
dalam NARKOBA dan yang paling berperan penting disini ialah Orang Tua. Manakala orang tua tidak
peduli dengan pergaulan anak-anaknya, maka sudah dipastikan anak tersebut akan terjerumus
kedalam NARKOBA dan apabila sudah terjerumus akan sangat berbahaya, Jika terlalu lama dan
sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah
melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.

follow me in Twitter Devia N <= (Just Klik)


add me in Facebook Devia N <= (Just Klik)
Diposkan oleh Devia N di 06.50
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: PENGETAHUAN

9 komentar:

1.

Firman Zalukhu14 April 2015 06.47

I love you

Balas

2.

Alya Nurul Handyni16 Agustus 2015 00.42

Makasi ,blognya bermanfaat😊

Balas
3.

Yus liani19 Februari 2016 02.22

berkali2 menghubungi peramal yg lainny

UNDANG-UNDANG PSIKOTROPIKA

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 5 Tahun 1997
Tentang Psikotropika
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susnan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
2. Pabrik obat adalah perusahaan berbadan hukum yang memiliki izin dari Menteri untuk melakukan
kegiatan produksi serta penyaluran obat dan bahan obat, termasuk psikotropika.
3. Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, menghasilkan, mengemas,
dan/atau mengubah bentuk psikotropika.
4. Kemasan psikotropika adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus
psikotropika, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak.
BAB II
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Pasal 2
1. Ruang lingkup pengaturan di bidang psikotropika dalam undang-undang ini adalah segala kegiatan
yang berhubungan dengan psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
2. Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digolongkan menjadi :
a. psikotropika golongan I;
b. psikotropika golongan II;
c. psikotropika golongan III;
d. psikotropika golongan IV.
3. Jenis-jenis psikotropika golongan I, psikotropika golongan II, psikotropika golongan III,
psikotropika golongan IV sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk pertama kali ditetapkan dan
dilampirkan dalam undang-undang ini, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan.
4. Ketentuan lebih lanjut untuk penetapan dan perubahan jenis-jenis psikotropika sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur oleh Menteri.
Pasal 3
Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah :
a. menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan;
b. mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika;
c. memberantas peredaran gelap psikotropika.
Pasal 4
1. Psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau ilmu
pengetahuan.
2. Psikotropika golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan.
3. Selain penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), psikotropika golongan I dinyatakan
sebagai barang terlarang.
BAB III
PRODUKSI
Pasal 5
Psikotropika hanya dapat diproduksi oleh pabrik obat yang telah memiliki izin sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 6
Psikotropika golongan I dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam proses produksi.
Pasal 7
Psikotropika, yang diproduksi untuk diedarkan berupa obat, harus memenuhi standar dan/atau
persyaratan farmakope Indonesia atau buku standar lainnya.
BAB IV
PEREDARAN
BAGIAN PERTAMA : UMUM
Pasal 8
Peredaran psikotropika terdiri dari penyaluran dan penyerahan.
Pasal 9
1. Psikotropika yang berupa obat hanya dapat diedarkan setelah terdaftar pada departemen yang
bertanggung jawab di bidang kesehatan.
2. Menteri menetapkan persyaratan dan tata cara pendaftaran psikotropika yang berupa obat.
Pasal 10
Setiap pengangkutan dalam rangka peredaran psikotropika, wajib dilengkapi dengan dokumen
pengangkutan psikotropika.
Pasal 11
Tata cara peredaran psikotropika diatur lebih lanjut oleh Menteri.
Pasal 12
1. Penyaluran psikotropika dalam rangka peredaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 hanya dapat
dilakukan oleh pabrik obat, pedagang besar farmasi, dan sarana penyimpanan sediaan farmasi
Pemerintah.
2. Penyaluran psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh:
a. Pabrik obat kepada pedagang besar farmasi, apotek, sarana penyimpanan sediaan farmasi
Pemerintah, rumah sakit, dan lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan.
b. Pedagang besar farmasi kepada pedagang besar farmasi lainnya,apotek, sarana penyimpanan
sediaan farmasi Pemerintah, rumah sakit, dan lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan.
c. Sarana penyimpanan sediaan farmasi Pemerintah kepada rumah sakit Pemerintah, puskesmas dan
balai pengobatan Pemerintah.
3. Psikotropika golongan I hanya dapat disalurkan oleh pabrik obat dan pedagang besar farmasi
kepada lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan guna
Psikotropika
Pasal 13
Psikotropika yang digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dapat disalurkan oleh pabrik obat
dan pedagang besar farmasi kepada lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
BAGIAN KETIGA : PENYERAHAN
Pasal 14
1. Penyerahan psikotropika dalam rangka peredaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 hanya
dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter.
2. Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan kepada pengguna/pasien.
3. Penyerahan psikotropika oleh rumah sakit, balai pengobatan, puskesmas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hanya dapat dilakukan kepada pengguna/pasien.
4. Penyerahan psikotropika oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan resep dokter.
5. Penyerahan psikotropika oleh dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dalam hal:
a. Menjalankan praktek terapi dan diberikan melalui suntikan;
b. Menolong orang sakit dalam keadaan darurat;
c. Menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
6. Psikotropika yang diserahkan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat diperoleh
dari apotek.
Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan begi kegiatan penyerahan psikotropika diatur oleh Menteri.
BAB V
EKSPOR DAN IMPOR
BAGIAN PERTAMA : SURAT PERSETUJUAN EKSPOR DAN SURAT PERSETUJUAN IMPOR
Pasal 16
1. Ekspor psikotropika hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat atau pedagang besar farmasi yang
telah memiliki izin sebagai eksportir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Impor psikotropika hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat atau pedagang besar farmasi yang telah
memiliki izin sebagai importir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta lembaga penelitian atau lembaga pendidikan.
3. Lembaga penelitian dan/atau pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang untuk
mengedarkan psikotropika yang diimpornya.
Pasal 17
1. Eksporitr psikotropika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) harus memiliki surat
persetujuan ekspor untuk setiap kali melakukan kegiatan ekspor psikotropika.
2. Importir psikotropika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) harus memiliki surat
persetujuan impor untuk setiap kali melakukan kegiatan impor psikotropika.
3. Surat persetujuan impor psikotropika golongan I hanya dapat diberikan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.
Pasal 18
1. Untuk dapat memperoleh surat persetujuan ekspor atau surat persetujuan impor psikotropika,
eksportir atau importir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 mengajukan permohonan secara tertulis
kepada Menteri.
2. Permohonan secara tertulis untuk memperoleh surat persetujuan ekspor psikotropika dilampiri
dengan surat persetujuan impor psikotropika yang telah mendapat persetujuan dari dan/atau
dikeluarkan oleh pemerintah negara pengimpor psikotropika.
3. Menteri menetapkan persyaratan yang wajib dicantumkan dalam permohonan tertulis untuk
memperoleh surat persetujuan ekspor atau surat persetujuan impor psikotropika.
Pasal 19
Menteri menyampaikan salinan surat persetujuan impor psikotropika kepada pemerintah negara
pengekspor psikotropika.
Pasal 20
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi kegiatan ekspor atau impor psikotropika diatur oleh
Menteri.
BAGIAN KEDUA : PENGANGKUTAN
Pasal 21
1. Setiap pengangkutan ekspor psikotropika wajib dilengkapi dengan surat persetujuan ekspor
psikotropika yang dikeluarkan oleh Menteri.
2. Setiap pengenkutan impor psikotropika wajib dilengkapi dengan surat persetujuan ekspor
psikotropika yang dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor.
Pasal 22
1. Eksportir psikotropika wajib memberikan surat persetujuan ekspor psikotropika dari Menteri dan
surat persetujuan impor psikotropika dari pemerintah negara pengimpor kepada orang yang
bertanggung jawab atas perusahaan pengangkutan ekspor.
2. Orang yang bertanggung jawab atas perusahaan pengangkutan ekspor wajib memberikan surat
persetujuan ekspor psikotropika dari Menteri dan surat persetujuan impor Psikotropika dari
pemerintah negara pengimpor kepada penanggung jawab pengangkut.
3. Penanggung jawab pengangkut ekspor psikotropika wajib membawa dan bertanggung jawab atas
kelengkapan surat persetujuan ekspor psikotropika dari Menteri dan surat persetujuan impor
psikotropika dari pemerintah negara pengimpor.
4. Penanggung jawab pengangkut impor psikotropika yang memasuki wilayah Republik Indonesia
wajib membawa dan bertanggung jawab atas kelengkapan surat persetujuan impor psikotropika dari
Menteri dan surat persetujuan ekspor psikotropika dari pemerintah negara pengekspor.
BAGIAN KETIGA : TRANSITO
Pasal 23
1. Setiap transito psikotropika harus dilengkapi surat persetujuan ekspor psikotropika yang terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari dan/atau dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor
psikotropika.
2. Surat persetujuan ekspor psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat keterangan tentang:
a. nama dan alamat pengekspor dan pengimpor psikotropika;
b. jenis, bentuk dan jumlah psikotropika; dan
c. negara tujuan ekspor psikotropika.
Pasal 24
Setiap perubahan negara tujuan ekspor psikotropika pada transito psikotropika hanya dapat dilakukan
setelah adanya persetujuan dari:
a. pemerintah negara pengekspor psikotropika;
b. pemerintah negara pengimpor atau tujuan semula ekspor psikotropika; dan
c. pemerintah negara tujuan perubahan ekspor psikotropika.
Pasal 25
Pengemasan kembali psikotropika di dalam gudang penyimpanan atau sarana angkutan pada transito
psikotropika, hanya dapat dilakukan terhadap kemasan asli psikotropika yang mengalami kerusakan
dan harus dilakukan di bawah pengawasan dari pejabat yang berwenang.
Pasal 26
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi kegiatan transito psikotropika ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
BAGIAN KEEMPAT : PEMERIKSAAN
Pasal 27
Pemerintah melakukan pemeriksaan atas kelengkapan dokumen ekspor, impor, dan/atau transito
psikotropika.
Pasal 28
1. Importir psikotropika memeriksa psikotropika yang diimpornya, dan wajib melaporkan hasilnya
kepada Menteri, yang dikirim selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya impor
psikotropika di perusahaan.
2. Berdasarkan hasil laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri menyampaikan hasil
penerimaan impor psikotropika kepada pemerintah negara pengekspor.
BAB VI
LABEL DAN IKLAN
Pasal 29
1. Pabrik obat wajib mencantumkan label pada kemasan psikotropika.
2. Label psikotropika adalah setiap keterangan mengenai psikotropika yang dapat berbentuk tulisan,
kombinasi gambar dan tulisan, atau bentuk lain yang disertakan pada kemasan atau dimasukkan
dalam kemasan, ditempelkan, atau merupakan bagian dari wadah dan/atau kemasannya.
Pasal 30
1. Setiap tulisan berupa keterangan yang dicantumkan pada label psikotropika harus lengkap dan tidak
menyesatkan.
2. Menteri menetapkan persyaratan dan/atau keterangan yang wajib atau dilarang dicantumkan pada
label psikotropika.
Pasal 31
1. Psikotropika hanya dapat diiklankan pada media cetak ilmiah kedokteran dan/atau media cetak
ilmiah farmasi.
2. Persyaratan materi iklan psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
Menteri.
BAB VII
KEBUTUHAN TAHUNAN DAN PELAPORAN
Pasal 32
Menteri menyusun rencana kebutuhan psikotropika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu
pengetahuan untuk setiap tahun.
Pasal 33
1. Pabrik obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan pemerintah, apotek, rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan, wajib
membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan masing-masing yang berhubungan dengan
psikotropika.
2. Menteri melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaa pembuatan dan penyimpanan
catatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 34
Pabrik obat, pedagang besar farmasi, apotek, rumah sakit, puskesmas, lembaga penelitian dan/atau
lembaga pendidikan wajib melaporkan catatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) kepada
Menteri secara berkala.
Pasal 35
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi penyusunan rencana kebutuhan tahunan psikotropika dan
mengenai pelaporan kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika diatur oleh Menteri.
BAB VIII
PENGGUNA PSIKOTROPIKA DAN REHABILITASI
Pasal 36
1. Pengguna psikotropika hanya dapat memiliki, menyimpan, dan/atau membawa psikotropika untuk
digunakan dalam rangka pengobatan dan/atau perawatan.
2. Pengguna psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempunyai bukti bahwa
psikotropika yang dimiliki, disimpan, dan/atau dibawa untuk digunakan, diperoleh secara sah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).
Pasal 37
1. Pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan berkewajiban untuk ikut serta
dalam pengobatan dan/atau perawatan.
2. Pengobatan dan/atau perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada fasilitas
rehabilitasi.
Pasal 38
Rehabilitasi bagi pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan dimaksudkan
untuk memulihkan dan/atau mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosialnya.
Pasal 39
1. Rehabilitasi bagi pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan dilaksanakan
pada fasilitas rehabilitasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.
2. Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
3. Penyelenggaraan fasilitas rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
hanya dapat dilakukan atas dasar izin dari Menteri.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan rehabilitasi dan perizinan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 40
Pemilikan psikotropika dalam jumlah tertentu oleh wisatawan asing atau warga asing yang memasuki
wilayah negara Indonesia dapat dilakukan sepanjang digunakan hanya untuk pengobatan dan/atau
kepentingan pribadi dan yang bersangkutan harus mempunyai bukti bahwa psikotropika berupa obat
dimaksud diperoleh dengan sah.
Pasal 41
Pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan yang berkaitan dengan tindak pidana
di bidang psikotropika dapat diperintahkan oleh hakim yang memutus perkara tersebut untuk
menjalani pengobatan dan/atau perawatan.
BAB IX
PEMANTAUAN PREKURSOR
BAGIAN PERTAMA : PEMBINAAN
Pasal 45
Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika.
Pasal 46
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diarahkan untuk:
a. terpenuhinya kebutuhan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan;
b. mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika;
c. melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan
dan/atau bahaya atas terjadinya penyalahgunaan psikotropika;
d. memberantas peredaran gelap psikotropika;
e. mencegah pelibatan anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dalam kegiatan
penyalahgunaan dan/atau peredaran gelap psikotropika; dan
f. mendorong dan menunjang kegiatan penelitian dan/atau pengembangan teknologi di bidang
psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan.
Pasal 47
Dalam rangka pembinaan, Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional di bidang
psikotropika sesuai dengan kepentingan nasional.
Pasal 48
Dalam rangka pembinaan, Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada orang atau badan yang
telah berjasa dalam membantu pencegahan penyalahgunaan psikotropika dan/atau mengungkapkan
peristiwa tindak pidana di bidang psikotropika.
Pasal 49
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pembinaan segala kegiatan yang berhubungan dengan
psikotropika ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAGIAN KEDUA : PENGAWASAN
Pasal 50
1. Pemerintah melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan
psikotropika, baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat.
2. Dalam rangka pengawasan, Pemerintah berwenang:
a. melaksanakan pemeriksaan setempat dan/atau pengambilan contoh pada sarana produksi,
penyaluran, pengangkutan, penyimpanan, sarana pelayanan kesehatan dan fasilitas rehabilitasi;
b. memeriksa surat dan/atau dokumen yang berkaitan dengan kegiatan di bidang psikotropika;
c. melakukan pengamanan terhadap psikotropika yang tidak memenuhi standar dan persyaratan; dan
d. melaksanakan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan.
3. Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan surat tugas.
Pasal 51
1. Dalam rangka pengawasan, Menteri berwenang mengambil tindakan administratif terhadap pabrik
obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan, dan fasilitas
rahabilitasi yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini.
2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. denda administratif;
e. pencabutan izin praktek.
Pasal 52
1. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan, bentuk pelanggaran dan penerapan sanksinya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 51 ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh
Menteri.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAGIAN PERTAMA : PEMBINAAN
Pasal 45
Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika.
Pasal 46
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diarahkan untuk:
a. terpenuhinya kebutuhan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan;
b. mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika;
c. melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan
dan/atau bahaya atas terjadinya penyalahgunaan psikotropika;
d. memberantas peredaran gelap psikotropika;
e. mencegah pelibatan anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dalam kegiatan
penyalahgunaan dan/atau peredaran gelap psikotropika; dan
f. mendorong dan menunjang kegiatan penelitian dan/atau pengembangan teknologi di bidang
psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan.
Pasal 47
Dalam rangka pembinaan, Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional di bidang
psikotropika sesuai dengan kepentingan nasional.
Pasal 48
Dalam rangka pembinaan, Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada orang atau badan yang
telah berjasa dalam membantu pencegahan penyalahgunaan psikotropika dan/atau mengungkapkan
peristiwa tindak pidana di bidang psikotropika.
Pasal 49
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pembinaan segala kegiatan yang berhubungan dengan
psikotropika ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAGIAN KEDUA : PENGAWASAN
Pasal 50
1. Pemerintah melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan
psikotropika, baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat.
2. Dalam rangka pengawasan, Pemerintah berwenang:
a. melaksanakan pemeriksaan setempat dan/atau pengambilan contoh pada sarana produksi,
penyaluran, pengangkutan, penyimpanan, sarana pelayanan kesehatan dan fasilitas rehabilitasi;
b. memeriksa surat dan/atau dokumen yang berkaitan dengan kegiatan di bidang psikotropika;
c. melakukan pengamanan terhadap psikotropika yang tidak memenuhi standar dan persyaratan; dan
d. melaksanakan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan.
3. Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan surat tugas.
Pasal 51
1. Dalam rangka pengawasan, Menteri berwenang mengambil tindakan administratif terhadap pabrik
obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan, dan fasilitas
rahabilitasi yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini.
2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. denda administratif;
e. pencabutan izin praktek.
Pasal 52
1. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan, bentuk pelanggaran dan penerapan sanksinya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 51 ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh
Menteri.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XI
PEMUSNAHAN
Pasal 53
1. Pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal:
a. berhubungan dengan tindak pidana;
b. diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan/atau tidak dapat digunakan
dalam proses produksi psikotropika;
c. kadaluwarsa;
d. tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/atau untuk kepentingan
ilmu pengetahuan.
2. Pemusnahan psikotropika sebagaimana dimaksud:
a. pada ayat (1) butir a dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pejabat yang mewakili departemen
yang bertanggung jawab di bidang kesehatan, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan
sesuai dengan Hukum Acara Pidana yang berlaku, dan ditambah pejabat dari instansi terkait dengan
tempat terungkapnya tindak pidan tersebut, dalam waktu tujuh hari setelah mendapat kekuatan hukum
tetap;
b. pada ayat (1) butir a, khusus golongan I, wajib dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
dilakukan penyitaan; dan
c. pada ayat (1) butir b, butir c, dan butir d dilakukan oleh Pemerintah, orang, atau badan yang
bertanggung jawab atas produksi dan/atau peredaran psikotropika, sarana kesehatan tertentu, serta
lembaga pendidikan dan/atau lembaga penelitian dengan disaksikan oleh pejabat departemen yang
bertanggung jawab di bidang kesehatan, dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah mendapat kepastian
sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut.
3. Setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan berita acara.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemusnahan psikotropika ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
BAB XII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 54
1. Masyarakat memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu
mewujudkan upaya pencegahan penyalahgunaan psikotropika sesuai dengan undang-undang ini dan
peraturan pelaksanaannya.
2. Masyarakat wajib melaporkan kepada pihak yang berwenang bila mengetahui tentang psikotropika
yang disalahgunakan dan/atau dimiliki secara tidak sah.
3. Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) perlu mendapatkan jaminan keamanan dan
perlindungan dari pihak yang berwenang.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XIII
PENYIDIKAN
Pasal 55
Selain yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209), penyidik
polisi negara Republik Indonesia dapat:
a. melakukan teknik penyidikan penyerahan yang diawasi dan teknik pembelian terselubung;
b. membuka atau memeriksa setiap barang kiriman melalui pos atau alat-alat perhubungan lainnya
yang diduga mempunyai hubungan dengan perkara yang menyangkut psikotropika yang sedang dalam
penyidikan;
c. menyadap pembicaraan melalui telepon dan/atau alat telekomunikasi elektronika lainnya yang
dilakukan oleh orang yang dicurigai atau diduga keras membicarakan masalah yang berhubungan
dengan tindak pidana psikotropika. Jangka waktu penyadapan berlangsung untuk paling lama 30 (tiga
puluh) hari.
Pasal 56
1. Selain penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia, kepada pejabat pegawai negeri sipil
tertentu diberi wewnang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini.
2. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang tindak pidana di bidang
psikotropika;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana di bidang
psikotropika;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan tindak
pidana di bidang psikotropika;
d. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam perkara tindak pidana di
bidang psikotropika;
e. melakukan penyimpanan dan pengamanan terhadap barang bukti yang disita dalam perkara tindak
pidana di bidang psikotropika;
f. melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak pidana di bidang
psikotropika;
g. membuka atau memeriksa setiap barang kiriman melalui pos atau alat-alat perhubungan lainnya
yang diduga mempunyai hubungan dengan perkara yang menyangkut psikotropika yang sedang dalam
penyidikan;
h. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang
psikotropika;
i. menetapkan saat dimulainya dan dihentikannya penyidikan.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur
dalam perundang-undangan yang berlaku, terutama mengenai tata cara penyidikan ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 57
1. Di depan pengadilan, sanksi dan/ orang lain dalam perkara psikotropika yang sedang dalam
pemeriksaan, dilarang menyebut nama, alamat, atau hal-hal yang memberikan kemungkinan dapat
terungkap identitas pelapor.
2. Pada saat pemeriksaan di sidang pengadilan akan dimulai, hakim memberikan peringatan terlebih
dahulu kepda saksi dan/ orang lain yang bersangkutan dengan perkara tindak pidana psikotropika,
untuk tidak menyebut identitas pelapor, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 58
Perkara psikotropika termasuk perkara yang lebih didahulukan dari pada perkara yang lain intuk
diajukan ke pengadilan guna pemeriksaan dan penyelesaian secepatnya.
BAB XIV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 59
1. Barang siapa:
a. menggunakan psikotropika golongan I selain dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); atau
b. memproduksi dan/atau menggunakan dalam proses produksi psikotropika golongan I sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6; atau
c. mengedarkan psikotropika golongan I tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 12 ayat (3); atau
d. mengimpor psikotropika golongan I selain kepentingan ilmu pengetahuan; atau
e. secara tanpa hak milik, menyimpan dan/ atau membawa psikotropika golongan I.
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun, paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara terorganisasi dipidana
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama 20 (dua puluh)
tahun dan denda sebesar Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
3. Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka disamping dipidananya pelaku
tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah).
Pasal 60
1. Barang siapa:
a. memproduksi psikotropika selain yang ditetapkan dalam ketentuan Pasal 5; atau
b. memproduksi atau mengedarkan psikotropika dalam benruk obat yang tidak memenuhi standar dan/
atau persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7; atau
c. memproduksi atau mengedarkan psikotropika yang berupa obat ayng tidak terdaftar pada
departemen yang bertanggung jawab dibidang kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2. Barangsiapa menyalurkan psikotropika selain yang ditetapkan dalam Pasal 12 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
3. Barangsiapa menerima penyaluran psikotropika selain ditetapkan dalam Pasal 12 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.60.000.000,00
(enam puluh juta rupiah).
4. Barangsiapa menyerahkan psikotropika selain yang ditetapkan dalam Pasal 14 ayat (1), pasal 14
ayat (2), pasal 14 ayat (3), Pasal 14 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan dipidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
5. Barangsiapa menerima penyerahan psikotropika yang ditetapkan dalam Pasal 14 ayat (3), Pasal 14
ayat (4) , dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Apabila yang menerima penyerahan itu pengguna, maka dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) bulan.
Pasal 61
1. Barangsiapa:
a. mengekspor atau mengimpor psikotropika selain yang ditantukan dalam Pasal 16, atau
b. mengekspor atau mengimpor psikotropika tanpa surat persetujuan ekspor atau surat persetujuan
impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17; atau
c. melaksanakan pengangkutan ekspor atau impor psikotropika tanpa dilengkapi dengan surat
persetujuan ekspor atau surat persetujuan impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) dan
Pasal 22 ayat (4);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Barangsiapa tidak menyerahkan surat persetujuan ekspor kepada orang yang bertanggung jawab
atau pengangkutan ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dan Pasal 22 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Pasal 62
Barangsiapa yang secara tanpa hak, memiliki, menyimpan dan/ atau membawa psikotropika dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 63
1. Barangsiapa:
a. melakukan pengangkutan psikotropika tanpa dilengkapi dokumen pengangkutan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10; atau
b. melakukan perubahan negara tujuan ekspor yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24; atau
c. melakukan pengemasan kembali psikotropika tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25;
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
60.000.000,00 (enam juta rupiah).
2. Barangsiapa:
a. tidak mencantumkan label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29; atau
b. mencantumkan tulisan berupa keterangan dalam label yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1); atau
c. mengiklankan psikotropika selain yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1);
atau
d. melakukan pemusnahan psikotropika tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 ayat (2) atau Pasal 53 ayat (3);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 64
Barangsiapa:
a. menghalang-halangi penderita sindroma ketergantuan untuk menjalani pengobatan dan/ atau
perawatan pada fasilitas rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37; atau
b. menyelenggarakan fasilitas rehabilitas yang tidak memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
39 ayat (3);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp.
20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Pasal 65
Barangsiapa tidak melaporkan adanya penyalahgunaan dan/ atau pemilikan psikotropika secara tidak
sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Pasal 66
Saksi dan orang lain yang bersangkutan dengan perkara psikotropika yang sedang dalam pemeriksaan
disidang pengadilan yang menyebut nama, alamat atau hal-hal yang dapat terungkapnya identitas
pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama
1 (satu) tahun.
Pasal 67
1. Kepada warga negara asing yang melakukan tindak pidana psikotropika dan telah selesai menjalani
hukuman pidana dengan putusan pengadilan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini dilakukan pengusiran ke luar wilayah Republik Indonesia.
2. Warga negara asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat kembali ke Indonesia setelah
jangka waktu tertentu sesuai dengan putusan pengadilan.
Pasal 68
Tindak pidana di bidang psikotropika sebagaimana diatur dalam undang-undang ini adalah kejahatan.
Pasal 69
Percobaan atau perbantuan untuk melakukan tindak pidana psikotropika sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini dipidana sama dengan jika tindak pidana tersebut dilakukan.
Pasal 70
Jika tindak pidana psikotropika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 63,
dan Pasal 64 dilakukan oleh korporasi, maka disamping dipidananya pelaku tindak pidana tersebut
dan dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa pencabutan ijin usaha.
Pasal 71
1. Barangsiapa bersekongkol atau sepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, menyuruh
turut melakukan, menganjurkan dan mengorganisasikan suatu tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60, Pasal 61, Pasal 62, atau Pasal 63 dipidana sebagai permufakatan jahat.
2. Pelaku tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan ditambah sepertiga
pidana yang berlaku untuk tindak pidana tersebut.
Pasal 72
Jika tindak pidana Psikotropika dilakukan dengan menggunakan anak yang belum berumur 18
(delapan belas) tahun dan belum menikah atau orang yang dibawah pengampuan atau ketika
melakukan tindak pidana belum lewat dua tahun sejak selesai menjalani seluruhnya atau sebagian
pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya, ancaman pidana ditambah sepertiga pidanya yang berlaku
untuk tindak pidana tersebut.
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 73
Semua peraturan perundang-undangan yang mengatur psikotropika masih tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan undang-undang
ini.
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 74
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundang Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 11 Maret 1997
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Maret 1997
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd

TRATEGI YANG PERNAH DITERAPKAN


Sosialisasi Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba
Konseling / Pelayanan Khususnya Pelajar dan Mahasiswa Baik yang Berisiko Terhadap
Penyalahgunaan Narkoba
Menyusun dan Menetapkan Kebijakan baik secara preventif maupun represif.
Pembentukan Kader Anti-Narkoba di segala Unsur Masyarakat.
STRATEGI YANG PALING EFEKTIF
strategi komunikasi informasi dan edukasi terhadap pengguna dan non-pengguna dari
institut/organisasi terkait.
STRATEGI YANG PERLU DITERAPKAN
Pendidikan Sejak Dini Tentang Bahaya Narkoba
Fasilitas Layanan / Kegiatan Intervensi Bagi Sekolah / Kampus
RENCANA KEGIATAN YANG MUNGKIN DILAKUKAN BERSAMA
Gathering Rutin untuk Korban Narkoba
KUNCI POKOK
Adanya kesadaran bersama bahwa Penyalahgunaan Narkoba dapat merusak dan mengancam
kehidupan masyarakat , bangsa dan negara
Perlu disadari bahwa anak-anak dan generasi muda menjadi sasaran utama
Adanya komitmen yang kuat dari seluruh komponen bangsa untuk melakukan upaya
Pencegahan, Pemberantasan dan Peredaran Narkoba
Masalah keluarga adalah aib keluarga, tetapi merupakan masalah nasional yang menjadi
tanggung jawab bersama yang harus ditanggulangi secara terpadu, terkoodinir, dan
berkelanjutan secara serius
Semua kompinen bangsa harus merasa terpanggil untuk melakukan upaya Pencegahan dan
Pemberantasan terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba dan melakukannya
dengan iklas sebagai suatu ibadah
FROM KELOMPOK HEROIN
Full transcript

 Home
 News Update
 Dunia Islam
 Kehamilan
 Kesehatan
 Parenting

Home » BahayaNarkoba » Cara Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Cara Pencegahan Penyalahgunaan


Narkoba
News Farras
1 Comment
BahayaNarkoba
Cara tips menghindari penyalahgunaan narkotika di masa sekarang ini perlu diketahui pula
oleh kita dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang begitu
marak.

Bahaya narkoba bagi pelajar dan remaja begitu sangat memprihatinkan. Walaupun sudah
banyak gembong dan pengedar narkotika yang ditangkap dan di penjara, tetapi peredaran
narkoba sepertinya susah untuk dicegah dan ditanggulangi.

Membutuhkan kerjasama yang serius dan baik dari pemerintah serta aparat dan kita sebagai
masyarakat yang dalam rangka penanggulangan dan pencegahan Bahaya Narkotika
Narkoba ini.

Tips Cara Mencegah Penggunaan Narkoba

Faktor penyebab resiko menggunakan narkoba di kalangan remaja dan anak-anak sekolah
maupun pemuda adalah pertama kali hanya sekedar ingin mencoba karena pergaulan
lingkungan yang kurang baik dan contoh dari teman-temannya.
Rasa ingin mencoba narkotika ini lah adalah pintu masuk pertama dan penyebab kalangan
muda terjerumus dalam pengaruh dampak negatif penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang ini yang membahayakan kesehatan pada nantinya.

Baca informasi terkait dengan hal ini pada artikel [ Dampak Akibat Pengaruh Narkotika
Narkoba Bagi Kesehatan ].

Berikut beberapa tips menghindari narkoba yang dilansir dari website resmi BNN antara
lain adalah sebagai berikut :

1. Jangan pernah untuk mencoba-coba menggunakan narkotika, kecuali atas dasar


pertimbangan medis atau dokter.
2. Mengetahui akan berbagai macam dampak buruk narkoba.
3. Memilih pergaulan yang baik dan jauhi pergaulan yang bisa mengantarkan kita pada
penyalahgunaan narkotika.
4. Memiliki kegiatan-kegiatan yang positif, berolahraga atau pun mengikuti kegiatan
kegiatan organisasi yang memberikan pengaruh positif baik kepada kita.
5. Selalu ingatkan bahwawasannya ancaman hukuman untuk penyalah guna Narkoba,
apalagi bagi pengedar Narkoba adalah Lembaga Pemasyarakatan.
6. Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran malam-malam. Bersantailah
dengan keluarga, berkaraoke, piknik, makan bersama, masak bersama, beres-beres
bersama nonton bersama keluarga.
7. Bila mempunyai masalah maka cari jalan keluar yang baik dan jangan jadikan
narkoba sebagai jalan pelarian.

Langkah Mencegah Penyalahgunaan Narkotika

Ada beberapa cara kiat tips pencegahan dan menghindari penggunaan dan penyalahgunaan
Narkotika dan Obat Berbahaya serta NAPZA Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif seperti
dilansir dari website BNN antara lain :

Memberikan Menanamkan Sejak Dini Akan Arti Makna Hidup Sehat

Bila seseorang telah terjerumus pada penggunaan narkoba maka akan sulit untuk melepas
dari jeratan narkotika ini. Membutuhkan waktu kesabaran ketekunan dan rehabilitasi yang
baik dan tepat pada korban-korban narkotika.

Contoh perilaku orang tua dalam kehidupan sehari-hari dalam mempraktekkan hidup sehat
juga perlu dilakukan. Orang tua seyogyanya menjadi role-model bagi anak-anak mereka,
harus memberikan contoh yang baik bila ingin anaknya berperilaku baik.

Sering kali kita sebagai orang tua lupa bahwa anak kita belajar dari tingkah laku dan perilaku
kita yang mereka lihat dan perhatikan setiap harinya dari bayi sampai remaja.

Anak-anak kita belajar, meniru, dari orang yang sehariannya berada paling dekat dengan
mereka. Maka seharusnya kita tidak merokok atau minum minuman beralkohol bila kita tidak
mau anak-anak kita meniru kita atau bahkan mencoba-coba dan menyalahgunakan narkoba.
Informasi Yang Benar Tentang Bahaya Narkoba

Memberikan informasi dan pengetahuan yang benar dan jelas mengenai bahaya
penyalahgunaan narkoba ini kepada anak-anak generasi muda kita sebelum anak-anak
mengetahui dari teman-temannya yang bisa jadi memberikan pengertian yang salah atau
malah sebaliknya.

Seharusnya pemberian informasi yang akurat dan jelas harus juga diberikan oleh sekolah-
sekolah sebagai salah satu sub-kurikulum yang wajib diikuti oleh setiap anak. Informasi
mengenai jenis-jenis narkoba. Dampak bila menggunakannya, dampaknya bagi organ-organ
tubuh kita serta dampak dari segi hukumnya bila tertangkap memiliki, menggunakan atau
mengedarkan narkoba, Penyakit yang dapat diderita sebagai akibat pemakaian narkoba.

Peduli Pada Lingkungan Sekitar

Orang tua selalu tanggap lingkunga di rumah mereka sendri, di mana anak-anak mereka
tumbuh. Orang tua harus selalu sadar akan perubahan-perubahan kecil dari perilaku sang
anak.

Perubahan-perubahan masa puber dan peralihan anak menjadi remaja, remaja menjadi
dewasa, tidak sama dengan perubahan perilaku seorang anak yang mulai ter ekspos pada
narkoba, atau yang sudah terpengaruh akibat dampak kecanduan narkoba.

Orangtua juga perlu waspada dan mengetahui akan ciri tanda anak mulai menggunakan
narkoba sehingga bisa secara lebih dini diobati dan direhabilitasi secepatnya.

Bekerjasama Dengan Lingkungan Rumah

Kita sebaiknya bekerjasama dengan lingkungan rumah kita seperti dengan ketua RT, RW,
dsb. Terutama dengan tetangga yang mempunyai anak seusia atau yang lebih tua dari anak
kita. Menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga selalu mendatangkan kenyamanan
dan keamanan bagi kita.

Kita bisa membuat sistem pemantauan keamanan bersama tetangga lainnya yang juga
melibatkan ketua RT untuk memantau keamanan umum dan memantau bila ada anak-anak di
RT kita yang disinyalir menggunkan narkoba. Bila sistem yang dibangun bersama para
tetangga itu kuat, dijamin gejala-gejala penyalahgunaan narkoba di pemukiman kita akan
terdeteksi dan dapat tertanggulangi dengan cepat dan baik

Menjalin Hubungan Interpersonal Yang Baik

Hubungan interpersonal yang baik dengan pasangan dan juga dengan anak-anak kita, akan
memungkinkan kita melihat gejala-gejala awal pemakaian narkoba pada anak-anak kita.
Kedekatan hubungan batin dengan orang tua akan membuat anak merasa nyaman dan aman,
menjadi benteng bagi keselamatan mereka dalam mengarungi kehidupan mereka nanti.

Bila orang tua sering ribut, cekcok, maka itu bisa memengaruhi sang anak secara psikologis.
Kegalauan ini bisa memancingnya untuk mencoba narkoba dengan berbagai macam alasan
yang dicarinya sendiri.

Misalnya supaya diperhatikan, sikap masa bodoh terhadap hidupnya, untuk mengatasi
kemarahan, ketidaksenagan, atau kesedihan yang timbul dari melihat ora

FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Penyebab penyalahgunaan narkoba ini biasanya berasal dari faktor Individu, faktor social
budaya dan juga dari faktor lainnya. Tapi yang paling utama terjadinya penyalahgunaan
narkoba tentu karena banyak tersedia di mana-mana baik di pemukiman, di rumah sekolah,
kampus, di jalanan, di warung-warung kecil dan lain sebaginya, meskipun ini dengan cara
ilegal dan sembunyi-sembunyi dari faktor-faktor penyebab yang terjadi berasal :

1. Dari faktor Individu ini sangat dominan terjadi dari aspek kepribadian, yaitu yang
menyangkut pada :
- Tingkah laku anti social seperti; kepribadian ingin melanggar, sifat memberontak, melawan
apa saja yang berbau otoritas, menolak nilai-nilai yang tradisional, mudah kecewa dan sifat
tidak sabar.
- Kecemasan dan depresi, ini banyak terjadi pada orang yang tidak dapat menyelesaikan
kesulitan hidupnya sehingga timbul depresi dan akan berakibat pada penyalahgunaan
narkoba.
- Pengetahuan yang kurang tentang napza akan mengakibatkan orang berfikir positif terhadap
penggunaanya, sehingga akan mengakibatkan penyalahgunaan narkoba.
- Ketrampilan berkomunikasi dengan teman sebaya sangat berpengaruh pada penyalahgunaan
narkoba. Pada Orang/anak yang kurang trampil berkomunikasi juga akan menyebabkan tidak
dapat menolak/menghindar jika ada orang yang menawarkan untuk memcoba sesuatu
(narkoba), sehingga akan mengakibatkan pada penyalahgunaan narkoba.
2. Dari Faktor Sosial budaya antara lain berasal:
- Dari kondisi keluarga; Hubungan keluarga yang kurang harmonis sehingga, Orang tua
meninggal dls. Akan menyebabkan kurang nyamannya kondisi di dalam rumah.
- Dari pengaruh teman kelompok sebaya ; Keinginan untuk mencoba biasanya datang dari
pengaruh teman, disamping rasa takut seseorang/anak untuk tidak diterima dalam
kelompoknya akan menyebabkan orang/anak mencari kompensasi ke penyalahgunaan
narkoba.
- Dari kondisi di Sekolah; Kurang ketatnya peraturan sekolah tentang tata tertib penggunaan
narkoba, sistem control yang kurang ketat akan menyebabkan orang/anak mencari
kompensasi ke penyalahgunaan narkoba.
3. Dari Faktor Lain yaitu berasal dari :
- Pengaruh iklan; Promosi iklan yang berlebihan atau kurang jelas tentang khasiat suatu obat,
akan menyebabkan orang/anak mencari kompensasi ke penyalahgunaan narkoba.
- Kehidupan modern; kehidupan modern yang lebih mengarah pada banyaknya tuntutan
hidup, bisa menyebabkan stress yang pada akhirnya akan menyebabkan orang/anak mencari
kompensasi ke penyalahgunaan narkoba.

Ada tahap-tahap dari penyalahgunaan narkoba yaitu akan diawali dari tahap; Coba-coba,
sosial/rekreasi, situasional dan akhirnya sampai pada tahap ketergantungan, dan dampak dari
penyalahgunaan narkoba ini bukan hanya pada kondisi Fisik dan kondisi Psikologik saja
tetapi juga berdampak besar pada kondisi sosial-ekonomi .

UPAYA DAN STRATEGI PENCEGAHAN PENGGUNAAN NARKOBA

Upaya yang paling baik dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba tentunya adalah
melalui upaya pencegahan yang dilakukan kepada manusia sebagai calon pengguna dan
pengadaan narkoba serta pemasarannya. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain
melalui :

1. Pencegahan primer (Primary Prevention );


Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang belum mengenal Narkoba serta komponen
masyarakat yang berpotensi dapat mencegah penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :
- Penyuluhan tentang bahaya narkoba.
- Penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba.
- Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya.
2. Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention );
Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang coba-coba menyalahgunakan Narkoba
serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar berhenti dari
penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :
- Deteksi dini anak yang menyalahgunaan narkoba
- Konseling
- Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah
- Penerangan dan Pendidikan pengembangan individu
- (life skills) antara lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menolak tekanan
orang lain dan ketrampilan mengambil keputusan dengan baik.
3. Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention );
Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang menggunakan narkoba dan yang
pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat
membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan membantu bekas korban naroba
untuk dapat menghindari
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :
- Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok
lingkungannya
- Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna agar mereka tidak terjerat
untuk kembali sebagai pengguna narkoba.
Selain pencegahan yang telah disebutkan, maka wahana yang paling berpotensi untuk dapat
menghindari penyalahgunaan narkoba adalah dari lingkungan keluarga.
Ada Beberapa strategi sederhana yang dapat dilakukan orang tua dalam upaya pencegahan
narkoba diantaranya yaitu:
1. Orang tua harus memiliki pengetahuan secara jelas tentang narkoba , agar dapat
memberikan pengetahuan dan pembekalan pada anak tentang ganasnya narkoba dan
bagaimana cara menghindarinya.
2. Hindari kepercayaan diri yang berlebihan bahwa anaknya adalah anak yang sempurna dan
tidak punya masalah, ini perlu dilakukan agar secepatnya dapat mendeteksi dini bila ada
perobahan yang tidak lazim pada anaknya.
3. Jangan segan mengawasi dan mencari penyebab terjadinya perubahan tingkah dan perilaku
pada anaknya.
4. Cek secara berkala kondisi kamar ( bila anak memiliki kamar pribadi ), pakaian yang habis
dipakai (isi kantong, aroma pakaian, dls) tas sekolah dan atribut lainnya. (dalam
melakukannya perlu strategi yang baik agar tidak menimbulkan konflik dengan anaknya).
5. Orang tua sebaiknya dapat menjadi model dan contoh yang baik bagi anaknya serta
sekaligus juga dapat berperan sebagai sahabatnya. ( agar anaknya tidak segan mencurahkan
segala isi hati, pendapat dan permasalahan yang dihadapinya).
6. Menerapkan dan membudayakan delapan fungsi keluarga di dalam kehidupan sehari-hari
keluarga. Agar muncul rasa nyaman pada anak ketika berada di lingkungan keluarganya.

Catatan ini hanyalah sebagian dari apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar secepatnya
dapat mendeteksi dini perubahan perilaku anaknya khususnya yang menjurus pada penyalah
gunaan dan penggunaan Narkoba. Penulis berfikir pasti ada strategi sederhana lain yang
dimilki keluarga yang juga dapat digunakan dalam upaya pencegahan tersebut. (Penulis :
Endang Sutarti, SE)

Sumber Bacaan :
a. Pusat Dukungan Pencegahan BNN , Modul pelatihan bagi fasilitator penyuluh Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba, , Jakarta 2005
b. KPA Nasional, Mengenal dan Menanggulangi HIV/AIDS, Jakarta 2006

Revolusi Kependudukan Menyambut Era Pasar Terbuka ASEAN Selamatkan Anak Dengan
Pengasuhan, Bimbingan, Pendidikan, dan Pendampingan

Post Terkait
BKKBN Luncurkan Videotron dan Radio Streaming

13 Januari 2017

Rekonsiliasi Laporan Keuangan dan BMN Semester II Tahun Anggaran 2016

11 Januari 2017

Profil Kepala BKKBN


BKKBN Links


Facebook
Twitter
Streaming

Anda mungkin juga menyukai