Anda di halaman 1dari 180

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN


VISUALISASI

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Seyma Cicek
NIM 1111017000095

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul '6Meningkatkan pemahaman Konsep Matematika siswa


Melalui Pendekatan visualisasi" disusun oleh seyma cicek, NIM.
1111017000095, Jurusan pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Jllni 20 1 7

Yang Mengesahkan,

Dosen Dosen Pembimbing II

Dr.T■ a KhJis Marvati,M.Kom Gusni SatnawatioM.Pd


NIP。 196909241999032003 NIP。 197808092008012032
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Melalui Pendekatan Visualisasi disusun oleh Seyma Cicek, Nomor Induk
Mahasiswa 1111017000095, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian
Munaqasah pada tanggal 2lJuni 2017 di hadapan dewan penguji. Karena itu
penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan
Matematika.

Jakarta,2l Jluni 2017


Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Qeloelry)


Dr. Kadir, M.Pd.
NIP. 196708t2 t99402 | 00t
S ekretari s ( S ekretaris Jurus arVPro gram Studi) (UL,IoLlfL)
Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd.
NrP. 1975r20t200604 1 003
Penguji I 。2″ ι

Dr. Kadir, M.Pd. `∫

NrP. 196708t2199402 t 00t


Penguji II (f,i] o6ttl)
Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd.
NIP. 1975t20r200604 1 003

Mengetahui

82031007
ABSTRAK
Seyma Cicek (1111017000095). Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Melalui Pendekatan Visualisasi, Penelitian Tindakan Kelas di SMP
Kharisma Bangsa, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan pemahaman konsep


Matematika melalui pendekatan visualisasi. Penelitian ini dilakukan di SMP
Kharisma Bangsa, Tahun Pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam dua siklus, dimana setiap siklusnya
terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, lembar angket, lembar observasi,
dan dokumentasi.

Hasil penelitian mengungkapkan peningkatan rata-rata skor pemahaman konsep


Matematika siswa dari 74,37 pada siklus I menjadi 84,05 pada siklus II. Secara
persentase pemahaman konsep Matematika dari siklus I ke siklus II juga dapat
diindikasikan dari indikator-indikator pemahaman konsep, yang terdiri atas
indikator mampu menyatakan ulang konsep (dari 84.85% pada siklus I mejadi
85.62% pada siklus II), mampu mengklasifikasikan objek-objek sesuai konsep
(dari 67.73% pada siklus I menjadi 70.31% pada siklus II), mampu memberi
contoh dari atau menurut konsep (dari 66.41% pada siklus I menjadi 71.09% pada
siklus II), mampu menyajikan konsep (dari 77.27% pada siklus I menjadi 86.25%
pada siklus II), mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah (dari
70.45% pada siklus I menjadi 72.25% pada siklus II), dan mengembangkan syarat
perlu dan syarat cukup suatu konsep (dari 69.05% pada siklus I menjadi 72.66%
pada siklus II). Sedangkan berdasarkan translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi dari
siklus I ke siklus II mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 0.77, 5.41, dan 2.7.
Simpulan penelitian ini adalah implementasi pendekatan visualisasi meningkatkan
pemahaman konsep Matematika.

Kata kunci: Pendekatan Visualisasi, konsep pemahaman Matematika

ii
ABSTRACT
Seyma Cicek (1111017000095). Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Melalui Pendekatan Visualisasi, Penelitian Tindakan Kelas di SMP
Kharisma Bangsa, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

The objective of this research was to analyze the improvement of the students’
understanding of Mathematical concepts through visual approach. It was
conducted at SMP Kharisma Bangsa in Academic Year 2016/2017. The method
used in this research is a classroom action research in two cycles in which each
cycle comprised planning, acting, observing, and reflecting. The instruments used
were a test, questionnaire, observation sheet, and documentation.

The findings revealed that there were some improvement in relation to the mean
score of students’ understanding about Mathematical concepts from 74,37 in cycle
I to 84,05 in cycle II. In terms of percentage, the students’ improvement of their
understanding in the light of Mathematical Concepts were shown by the increased
and improved score of the indicators which consisted of the indicator to be able to
restate the concepts (from 84.85% in cycle I to 85.62% in cycle II), to be able to
classify objects in accordance with the concepts ( from 67.73% in cycle I to
70.31% in cycle II), to be able to give examples from or based on the concepts
(from 66.41% in cycle I to 71.09% in cycle II),to be able to present concepts (
from 77.27% in cycle I to 86.25% in cycle II), apply concepts or algorithm of
problem solving (from 70.45% in cycle I to 72.25% in cycle II), and develop the
needed requirement and adequate requirement of concepts (from 69.05% in cycle
I to 72.66% in cycle II). Meanwhile, based on the indicators translation,
interpretation, and extrapolation, there were some improvements simultaneously
0.77, 5.41, and 2.7s. The research arrived at a conclusion that the implementation
of the visual approach enhance the students’ understanding about Mathematical
concepts.

Kata kunci: Pendekatan Visualisasi, konsep pemahaman Matematika

iii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala
puji hanya bagiNya, Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai macam
nikmat. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, dan segenap pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan dan penulisan skripsi ini tidaklah
mudah; skripsi ini dapat terselesaikan berkat doa, dukungan, dan input-input yang
positif dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, perkenankanlah
penulis untuk menyampaikan rasa apresiasi dan terimakasihnya yang mendalam
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., ketua jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., selaku sekretaris jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom dan Ibu Gusni Satriawati, M.Pd., selaku
dosen pembimbing penulis yang dengan penuh kesabaran senantiasa
memberikan bimbingan, waktu, arahan, dan semangat dalam membimbing
penulis selama ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmunya, doanya, dan supportnya selama penulis
menjalani perkuliahan.
6. Segenap pimpinan beserta staff perpustakaan pusat dan fakultas Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak kepala SMP Kharisma Bangsa beserta jajarannya yang telah
mengizinkan penulis untuk dapat melakukan penelitian di institusi tersebut.

iv
8. Segenap guru Matematika di SMP Kharisma Bangsa yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan input dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
9. Segenap keluarga dan teman-teman yang selalu mensupport dan memberikan
motivasi serta dukungan selama penulis menyusun skripsi ini.

Terakhir, penulis menyadari.bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu input dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Akhir kata
semoga Allah membalas semua kebaikan pihak-pihak yang telah memberikan
support, doa , dan inputnya dalam penyusunan skripsi ini.

Jakarta, Juni 2017

Seyma Cicek

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i


ABSTRAK ........................................................................................................ ii
ABSTRACT ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................. 7
C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................. 7
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................. 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 8

BAB II. KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN


KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ..................... 10
A. Deskripsi Teoretik .............................................................. 10
1. Pemahaman Konsep Matematika ............................ 10
a. Pemahaman Matematika ....................................... 10
b. Pengertian Konsep Matematika ............................ 13
c. Indikator Pemahaman Konsep Matematika .......... 14
2. Pendekatan Visualisasi ............................................. 17
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ................... 17
b. Pendekatan Visualisasi ......................................... 19
c. Tahapan Pendekatan Visual .................................. 20

vi
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 21
C. Hipotesis Tindakan ............................................................ 22

CHAPTER III. RESEARCH METHODOLOGY ....................................... 23


A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 23
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ........ 23
C. Subyek Penelitian .............................................................. 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ....................... 27
E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................... 27
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................... 32
G. Data dan Sumber Data ...................................................... 33
H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 33
I. Tekhnik Pengumpulan Data .............................................. 36
J. Tekhnik Pemeriksaan Keterpacayaan ................................. 36
K. Analisis Data dan Interpretasi Data .................................. 37
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................. 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 39


A. Deskripsi Data ................................................................. 39
1. Observasi Pra Penelitian ............................................... 39
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I ................................... 41
a. Tahap Perencanaan ................................................... 41
b . Tahap Pelaksanaan .................................................. 41
1) Pertemuan Pertama .............................................. 42
2) Pertemuan Kedua ................................................. 45
3) Pertemuan Ketiga ................................................. 46
4) Pertemuan Keempat ............................................. 47
5) Pertemuan Kelima ................................................ 48
6) Pertemuan Keenam .............................................. 49
c .Tahap Observasi ........................................................ 50
d. Data Hasil Tes ........................................................... 50

vii
e . Refleksi ...................................................................... 52
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II .................................... 53
a. Tahap Perencanaan .................................................... 53
b . Tahap Pelaksanaan ................................................... 53
1) Pertemuan Ketujuh ............................................... 54
2) Pertemuan Kedelapan ........................................... 56
3) Pertemuan Kesembilan ......................................... 58
4) Pertemuan Kesepuluh ........................................... 59
5) Pertemuan Kesebelas............................................ 59
c . Tahap Observasi ....................................................... 60
d . Data Hasil Tes .......................................................... 61
e . Refleksi ..................................................................... 63
B. Pembahasan Temuan Penelitian ...................................... 64
C. Keterbatasan Penelitian .................................................... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 69


A. Kesimpulan ........................................................................ 69
B. Saran .................................................................................... 71

REFERENSI ..................................................................................................... 72
LAMPIRAN ...................................................................................................... 73

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kemampuan Matematika Berdasarkan


Benchmark Internasional .............................................................. 2
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan .................................................… 23
Table 3.2 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika . 34
Table 4.1 Data Siswa Kelas VII A ............................................................. 40
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Pemahaman Awal Matematika Siswa ......... 40
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Hasil Siklus I................................................ 50
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Hasil Siklus II .............................................. 61
Tabel 4.5 Analisis Hasil Angket Respon Siswa terhadap
Pembelajaran Matematika ........................................................... 63
Tabel 4.6 Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siklus I dan II ...... 66
Tabel 4.7 Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siklus
I dan II (berdasarkan 3 Indikator: Translasi, Interpretasi,
dan Ekstrapolasi) ......................................................................... 66

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis & Mc. Taggart ........................................ 37

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan salah satu matapelajaran sekolah yang sulit
dipahami siswa pada umumnya. Obyek kajian matematika yang sifatnya abstrak
memungkinkan siswa memahami secara mental atau pikiran yang mempelajarinya.
1
Meskipun demikian, bila sajian materi matematika dikemas sedemikian rupa
dengan pendekatan pembelajaran tertentu dan disesuaikan dengan perkembangan
inteletual siswa 2 , maka dipastikan mampu meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang akan dipelajarinya3.
Berdasarkan telaah empiris, pengalaman mengajar para guru matematika
dalam mengajarkan konsep matematika sangat sulit dipahami siswa. Dalam hal ini,
siswa sangat sulit memahami pemahaman konsep matematika bila disajikan
dalam bentuk definisi formal. Pada umumnya siswa hanya menghafal saja definisi
tanpa memahami makna dari definisi tersebut. Sebagai akibatnya siswa sulit untuk
memahami sifat-sifat dan hubungan antara sifat dari konsep-konsep matematika
tersebut.
TIMSS (Trend of International on Mathematics and Science Study)
merupakan studi internasional yang dilakukan oleh IEA (Internasional for the
Evaluation of Educational Achievement) yang secara berkala mempublikasikan
bahwa hasil yang dicapai tahun 2011 prestasi belajar siswa dari negara-negara
Asia Timur, khususnya, Cina Taipei, Singapura, dan Korea, berada pada 3 teratas
dari 45 negara peserta dengan memahami pemahaman konsep
matematikaberdasar benchmark internasional. Sedangkan prestasi belajar

1
Rachmadi Widdiharto, Diagnosis Kesulitas Belajar Matematika SMP danAlternatif
Proses Remidinya: dalam Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika, Yogyakarta:
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
Yogyakarta, 2008, hal. 16.
2
Ika Krisdiana, Davi Aprianda, & Reza Kusuma Setiansyah, Analisis Kesulitan yang
Dihadapi oleh Guru dan Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama dalam Implementasi
Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Matematika, JurnalPendidikanMatematika FPMIPA IKIP
PGRI Madiun, 2015, hal. 4.
3
Widdiharto, op. cit., hal. 5.

1
2

siswaIndonesia masih berada pada level rendah menurut benchmark internasional,


yakni berada padaperingkat 40 dari 45 negara peserta yang mengikuti TIMSS, di
bawah Malaysia dan Thailand.Lihat Tabel 1.1 berikut: 4
Tabel 1.1.
Kemampuan Matematika Berdasarkan Benchmark Internasional

Standar Internasional
Negara
Mahir Tinggi Menengah Rendah
China 49 (1.5) 73 (1.0) 88 (0.7) 96 (0.4)
Singapura 48 (2.0) 78 (1.8) 92 (1.1) 99 (0.3)
Korea 47 (1.6) 77 (0.9) 93 (0.6) 99 (0.2)
Median 3 17 46 75
Malaysia 2 (0.4) 12 (1.5) 36 (2.4) 65 (2.5)
Thailand 1 (0.2) 8 (0.7) 26 (0.7) 53 (0.8)
Indonesia 0(0.1) 2 (0.5) 15 (1.5) 43(1.9)
Keterangan : () menunjukkan standar deviasi
Tabel 1.1.menunjukkan bahwa kemampuan matematikasiswa Indonesia
masihjauh di bawah median internasional, tidak adasiswa Indonesia yang
mencapaistandarmahir, untuk level tinggihanya dicapaisebesar 2%, sedangkan
level menengah sebanyak 15%, dan secara akumulatif kemampuan matematika
siswa Indonesia mencapai level rendah sebanyak 43% siswa. Kemampuan ini
masih jauh di bawah negara tetangga Malaysia dan Thailand.
Lebih lanjut, Programme for International Student Assessment
(PISA) 5 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat bawah. Hasil ini
terlihat dari skor rata-rata internasional sebesar 500, Indonesia menduduki
peringkat 39 dari 41 negara dengan perolehan skor rata-rata 367 padatahun 2000,
peringkat 38 dari 40 negaradengan perolehan skor rata-rata 360 padatahun 2003,
peringkat 50 dari 57 negaradengan perolehan skor rata-rata 391 padatahun 2006,
dan peringkat 61 dari 65 negara dengan perolehan skor rata-rata 371 pada tahun
2009.
Rendahnya kemampuan matematika siswa perlu mendapat perhatian,
untuk itu dalam penelitian ini hendak dikaji dengan menganalisa rendahnya

4
Tim Puspendik, KemampuanMatematikaSiswa SMP Indonesia (Menurut Benchmark
Internasional TIMSS 2011), 2012, hal. 28 – 29.
5
BadanPenelitiandanPengembangan, Kemdikbud, LaporanStudiKajianPesertaDidikpadaTingkat
Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, 2013.
3

kemampuan matematika siswa tersebut. Bahwa kegiatan pembelajaran


kebanyakan guru matematika berkonsentrasi mengejar skor ujian akhir nasional
setinggi mungkin dengan memfokuskan kegiatan pembelajaran untuk melatih
siswa agar terampil menjawab soal matematika, sehingga penguasaan dan
pemahaman matematis siswa terabaikan 6 . Adapun faktor penyebab rendahnya
pemahaman siswa, salah satunya adalah dalam mengajar seringkali guru
mencontohkan suatu proses dan prosedur dalam memecahkan suatu masalah 7 .
Sementara itu siswa mendengarkan dan menonton proses eksekusi kemudian guru
memecahkan soal sendiri dan dilanjutkan dengan memberi latihan soal dengan
8
langkah penyelesaian yang serupa dengan contoh. Pembelajaran seperti itu
dinamakan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan kondisi di atas, diperlukan adanya upaya untuk
mengembangkan pemahaman konsep matematika dalam pembelajaran
matematika. Pentingnya pengembangan pemahaman konsep matematika yang
dimaksud terdapat dalam Kurikulum 2013 yang berlaku di Indonesia saat ini.
Kemampuan pemahaman matematis siswa merupakan salah satu fokus dari tujuan
Kurikulum 2013, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah. 9
Apabila kondisi tersebut tidak ditangani secara intensif oleh pengajar
(guru matematika), maka siswa akan mengalami kesulitan yang lebih fatal lagi
dalam memahami pemahaman konsep matematika. Karena untuk memahami
konsep-konsep dalam matematika siswa terlebih dahulu harus memahami dengan
baik konsep-konsep dasarnya. Sebagai contoh, bahwa “...mempelajari konsep B
yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dahulu

6
D. Dasari, Pengembangan Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Procceding National Science Education Seminar, 5 Agustus 2002, Malang : UNM.
7
Edy Tandililing, Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Serta
Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas- Melalui Strategi P4R dan Bacaan Refutation
Text., Disertasi: Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.
8
Turmudi, PembelajaranMatematika, Buku Bunga Rampai Pembelajaran MIPA,
JICAFPMIPA, 2010, hal. 11.
9
Ibid.
4

konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang tersebut akan dapat
memahami konsep B”. 10
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyebutkan
bahwa kemampuan pemahaman konsep merupakan aspek yang sangat penting
dalam prinsip pembelajaran matematika. 11 Siswa dalam belajar matematika harus
disertai dengan pemahaman, hal ini merupakan tujuan dari belajar matematika.
Siswa dapat mengembangkan dan memahami konsep matematika lebih dalam
dengan menggunakan representasi yang bermacam-macam. Kemampuan
representasi yang digunakan dalam belajar matematika seperti objek fisik,
menggambar, grafik, dan simbol, akan membantu komunikasi dan berpikir siswa.
Hal demikian sebagaimana diungkapkan dalam kajian empiris, bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara kemampuan representasi yang digunakan siswa
dengan pemahamannya. Hal ini berarti, kemampuan representasi yang digunakan
siswa menunjukkan kedalaman siswa dalam pemahamannya terhadap materi. 12
Pada pelajaran matematika yang mempunyai sifat abstrak pemahaman
konsep yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru
diperlukan pemahaman konsep dasar sebelumnya.Karena konsep-konsep
matematika tersusun secara terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep
yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling sulit dipahami. Misalnya
untuk dapat paham konsep pembagian seorang siswa harus lebih dulu paham
konsep pengurangan. Hal-hal seperti inilah yang membuat siswa menganggap
bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan tidak disukai. Karena siswa
yang kurang mampu matematika, sering mengalami kesulitan menangkap dan
memahami konsep yang benar dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar
tidak dapat berlangsung dengan baik. Contohnya untuk memahami sebuah konsep
penjumlahan dari bentuk aljabar 4a + 2a = 6a siswa dapat memisalkan bahwa
variabel dari bilangan tersebut adalah diambil dari sebuah nama mainan anak-

10
Mujiyanto. Penggunaan Media Pendidikan pada Pengajaran Matematika di Sekolah
Menengah. (diakses dari internet: http://one.indoskripsi.com/node/797, 2007) hal. 3
11
BadanPenelitiandanPengembangan, Kemdikbud.
12
Zarkis, R., &Sirotic, N. Locating irrational numbers on the number line, Proceedings of
the 27th Annual Meeting of the North American Chapter of the International Group for the
Psychology of Mathematics Education, 2005, hal. 497.
5

anak (misalnya kelereng), maka anak-anak akan memahami konsep penjumlahan


dengan pengertian yang mendalam.
Salah satu cara untuk membuat pemahaman konsep siswa dalam belajar
menjadi lebih baik adalah menggunakan pendekatan visualisasi dalam proses
pembelajaran.Kemampuan untuk memecahkan masalah adalah jantung
matematika, visualisasi merupakan inti pemecahan masalah matematika.
Visualisasi adalah kemampuan untuk melihat dan memahami situasi masalah.
Pada dasarnya siswa sangat membutuhkan pembelajaran yang menarik, inovatif,
dan mudah bisa dipahami.Guru dapat berimprovisasi. Kesulitan yang dialami
siswa dalam belajar matematika dan rendahnya hasil yang diperoleh dapat
disebabkan karena metode pembelajaran tidak sesuai dengan materi ajar dan
kemampuan peserta didik. Pembelajaran yang memaksimalkan pemahaman siswa
dapat mempengaruhi pemahaman konsep matematika.
SMP Kharisma Bangsa sebagai sekolah swasta dalam aspek pembelajaran
matematika dinilai sudah berjalan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari lulusannya
yang sebagian besar melanjutkan ke sekolah favorit. Akan tetapi, masih terdapat
suatu kekurangan dalam penyajian materi matematika disetiap pembelajarannya.
Pembelajaran matematika yang dilakukan masih bersumber dari buku teks dan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang metode pembelajarannya konvensional. Buku
teks dan LKS yang digunakan belum bisa membuat siswa aktif dan mandiri pada
proses belajarnya karena materi disajikan secara langsung tanpa melibatkan siswa
untuk menemukannya sendiri. Hal ini akan mengakibatkan kurangnya
kebermaknaan siswa dalam belajar.
Kebermaknaan dinilai sebagai suatu hal yang perlu diperhatikan dalam
belajar atau mengajarkan suatu materi, khususnya matematika. Suatu konsep
matematika harus disajikan secara urut, disamping konsep matematika sebisa
mungkin harus diberikan dengan cara mengaitkannya pada suatu keadaan nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang cukup banyak memuat hal-
hal kongkret dan nyata yang berhubungan dengan kehidupan adalah materi
himpunan.
6

Materi himpunan merupakan materi dasar dalam matematika yang


mempelajari kumpulan benda–benda yang dapat didefinisikan dengan jelas
sehingga dapat diketahui benda-benda yang termasuk dalam himpunan atau bukan.
Hal tersebut yang membuat materi himpunan erat hubungannya dengan
pengalaman dalam kehidupan sehari – hari. Oleh karenanya, materi himpunan
harus diajarkan dengan pendekatan yang memperhatikan kebermaknaan belajar
siswa dari pengalaman siswa. Sebagaimana alternatif pendekatan visualisaiyang
digunakan dalam mengajarkan materi himpunan ini, akan disajikan berdasarkan
masalah yang dekat dengan siswa dan menuntut mereka menggunakan
pengalamannya untuk memahami konsep matematika terutama yang sifatnya
abstrak.
Sebagaimana taksonomi Bloom, pemahaman konsep terbagi menjadi 3
(tiga),yaitu kemampuan translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi.Berdasarkan
diskusi dengan guru matematika kelas VII SMP Kharisma Bangsa, kemampuan
translasi beberapa siswa diindikasikan masih bingung dalam penggunaan simbol
matematika atau variabel-variabel yang digunakan, masih belum paham perkataan
dalam soal yang harus disimbolkan dalam bentuk variabel. Menurut guru
matematika kelas VII SMP Kharisma Bangsa, siswa merasa kesulitan bila
mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Dimana soal-soal
ini diindikasikan dapat mengukur kemampuan interpretasi dan ekstrapolasi siswa.
Meskipun ada siswa yang mampu menerjemahkan soal dalam simbol, tetapi siswa
tersebut belum dapat mengaplikasikan konsep yang diajarkan guru mereka
Terlihat dari hasil ujian Ujian Akhir Semester (UAS) kelas VII yang rata-ratanya
56 dan ini tidak terpenuhi standar KKM yaitu 60. Sementara siswa yang
mendapatkan nilai di atas KKM sebesar 71 siswa dari 187 siswa kelas VII. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa belum
maksimal
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa ada hubungan antara
pemahaman konsep matematika siswa dan metode pendekatan pembelajaran yang
cocok konsep-konsep tersebut. Maka penulis ingin meneliti mengenai
“Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Pendekatan
7

Visualisasi Pada Materi Himpunan di Kelas VII SMP Kharisma Bangsa Tahun
Ajaran 2016/2017”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pemahaman konsep matematika siswa relatif rendah
2. Pendekatan yang digunakan guru dalam mengajar konsep matematika belum
efektif
3. Siswa tidak mampu memahami konsep matematika terutama pada materi
himpunan yang sifatnya abstrak.
4. Masih banyaknya siswa yang kebingungan ketika menggunakan konsep
matematika.

C. Pembatasan Fokus Penelitian


Untuk memperjelas pemahaman tentang variabel-variabel yang terkait
dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan penjelasan untuk pembatasan
masalah yang ada yaitu :
1. Pemahaman konsep yang digunakan adalah teori Bloom yang terdiri atas
pengubahan (translation), pemberian arti (interpretation), pembuatan
ekstrapolasi (extrapolation).
2. Pendekatan visualisasi pada penelitian menggunakan tahapan persiapan
(kegiatan pendahuluan), tahap penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi),
tahap pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi) dan tahap penampilan hasil
(kegiatan inti pada konfirmasi).
3. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII, dengan berfokus pada
materi mengenai pengertian himpunan, notasi himpunan, penyajian himpunan,
himpunan bagian dan operasi himpunan.
8

D. Perumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan masalah yang telah dibatasi diatas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan visualisasi dapat meningkatkan pemahaman siswa
mengenai konsep matematika?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan
pendekatan visualisasi pada materi himpunan?
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaraan matematika dengan
pendekatan visualisasi pada materi himpunan?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep matematika melalui
pendekatan visualisasi.
2. Menganalisis peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang
melakukan pembelajaran dengan pendekatan visualisasi pada materi
himpunan.
3. Menganalisis aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan
pendekatan visualisasi pada materi himpunan.
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi guru
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pendekatan
visual sebagai pendekatan pembelajaran alternatif yang dapatdigunakan dalam
melakukan pembelajaran matematika, khususnya pada materi himpunan.
2. Bagi sekolah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wacana baru tentang
pembelajaran matematika.
3. Bagi siswa
Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
konsep matematika pada materi ajar kelas VII.
9

4. Bagi peneliti selanjutnya


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
meningkatkan wawasan dalam mengajar agar tujuan pembelajaraan dapat
dicapai dengan maksimal.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN
PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritik
1. Pemahaman Konsep Matematika
a. Pemahaman Matematika
Hal terpenting dalam proses mengajar adalah pencapaian tujuan
agar seseorang (individu) mampu memahami sesuatu berdasarkan
pengalaman belajarnya. Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang
sangat fundamental, karena dengan pemahaman akan dapat mencapai
pengetahuan prosedur. Secara bahasa, pemahaman diartikan sebagai
sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. 1 Lebih
lanjut secara teoritis pemahaman (comprehension) adalah bagaimana
seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates),
menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan,
memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan 2 . Dengan
pengertian lain, bahwa pemahaman digunakan untuk membuktikan bahwa
individu memahami hubungan yang sederhana diantara fakta – fakta atau
konsep. Sebagaimana pada peserta didi (siswa), pembelajaran yang telah
dilaksanakan lebih mengaktifkan untuk telibat selama proses pembelajaran
berlangsung. Interaksi antara guru dengan siswa lebih akrab sehingga guru
lebih mengenal anak didiknya dengan baik.
Beberapa ahli berpendapat pengertian dari pehamanan, Menurut
Purwanto, pemahaman adalah tingkat kemampuan yang menharapkan
siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang

1
Amran YS Chaniago. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.( Bandung: Pustaka Setia,
2002), hh. 427 – 428
2
Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
hh. 118 – 137

10
11

diketahuinya3. Sementara Mulyasa, menyatakan bahwa pemahaman adalah


kedalaman kognitif dan efektif yang dimiliki oleh individu.4 Selanjutnya
Ernawati, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemahaman
adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu
mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat
dipahami, mampu memberi interpretasi dan mampu
mengklasifikasikannya5.
Di lain pihak, Virlianti mengemukakan bahwa pemahaman adalah
konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta didik sehingga
mereka mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk
mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasi adalah
kemampuan melihat hubungan-hubungan antara berbagai faktor atau unsur
6
dalam situasi yang problematis . Dalam kesempatan yang sama,
Kurniawati membedakan dua kelompok pemahaman, yaitu:
1) Pemahaman mekanikal, instrumental, komputasional dan knowing
how to. Pemahaman jenis ini meliputi rutin, algoritmik, dan
menarapkan rumus pada kasus serupa (pemahaman induktif).
2) Pemahaman rasional, relasional, fungsional dan knowing. Pemahaman
jenis ini meliputi pembuktian kebenaran, mengaitkan satu konsep
dengan konsep lainnya, mengerjakan kegiatan matematika secara sadar,
dan memprakirakan kebenaran tanpa ragu-ragu.7
Konsep Bloom menyebut bahwa pemahaman merupakan
“kemampuan untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan

3
M. N. Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan,
(Bandung: Remaja, 1994), hal. 30.
4
E. Mulyasa, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005), hal. 65.
5
Ernawati. 2003. Menıngkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
SMU Melalui Pebelajaran Berbasis Masalah. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA
UPI (tidak dipublikasikan)
6
Virlianti, Y.2002.Analisis Pemahaman Konsep Siswa dalam Memecahkan Masalah
kontekstual pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Realistik. Skripsi Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA UPI (tidak dipublikasikan)
7
Lia Kurniawati, “Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMP” ALGORITMA jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika, 1, 2006, h. 81.
12

mampu mengimplementasikan ide tanpa harus mengaitkan dengan ide lain,


dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam” 8 . Pengetahuan
berhubungan dengan kemampuan menangkap makna suatu kosep dengan
kata-kata sendiri. 9 Sehingga siswa diharapkan dapat menerjemahkan dan
menyebut kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
Menurut Bloom, pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta,
akan tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan,
menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep10.
Siswa dapat memeahami hal yang dipelajarinya jika ia dapat mengingat dan
menafsirkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Setiap konsep yang
dimiliki siswa merupakan hasil dari pengalaman yang mereka peroleh dari
kegiatan pembelajaran kemudian menjadi dasar dalam struktur berpikir
mereka. Konsep-konsep dasar inilah yang dijadikan dasar untuk memecah
kan suatu masalah.
Berdasarkan pengertian pemahaman diatas, dapat disimpulkan
bahwa pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan
mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya.Oleh karena itu kegiatan
pembelajaran perlu menyidiakan pengalaman belajar bermakna yang
dikaitkan dengan pengetahuan awal mereka agar mereka bisa mengonstruk
hasil pemikiran mereka sendiri.

b. Pengertian Konsep Matematika


Pentingnya pemahaman konsep ditujukan untuk memudahkan siswa
dalam mempelajari suatu bidang ilmu, utamanya pada mata pelajaran
matematika.Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada
penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk
mencapai kemampuan dasar lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi dan

8
Dede Rosyada,Paradigma Pendidikan Demokratis,(Jakarta:Kencana, 2004), hal. 69.73
9
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran.(Bandung: Alfabeta, 2009), hal.157
10
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2008),
hal. 102.
13

pemecahan masalah. Penguasan konsep merupakan tingkatan hasil belajar


siswa sehingga dapat mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau
mendefinisikan bahan pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri.
Dengan kemampuan siswa menjelaskan sebagian atau mendefinisikan, maka
siswa tersebut telah memahami konsep atau prinsip dari suatu pelajaran
meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan kalimat yang tidak
sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama.
Setiap materi pembelajaran matematika berisi sejumlah konsep yang
harus disukai siswa. Pengertian konsep menurut Ruseffendi adalah suatu ide
abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau
mengelompokkan objek atau kejadian itu merupakan contoh dan bukan
contoh dari ide tersebut.11
Pendapat diatas sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdamen Nomor
506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2001 tentang rapor pernah
diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematika adalah
mampu:
1) Menyatakan ulang sebuah konsep,
2) Mengklasififikasi objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya
3) Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cuku dari suatu konsep,
6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu,
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
Selanjutnya, kriteria pemahaman konsep dalam penelitian ini atau siswa
dikatakan memahami suatu konsep apabila:
1) Mampu menyatakan ulang konsep
2) Mampu mengklasifikasikan objek-objek sesuai konsep,
3) Mampu memberikan contoh dari atau menurut konsep,
11
E.t.. Ruseffendi, 2006. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. (Bandung: Tarsito,
1998), hal. 157.
14

4) Mampu menyajikan konsep,


5) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

c. İndikator Pemahaman Konsep Matematika


Menurut Bloom pemahaman sebagai tingkatan kedua setelah
pengetahuan, hendaknya dipelajri peserta didik, kemudian diolah dan
dimaknai dengan menghubungkan pengetahuan yang lainnya. Secara garis
besar pemahaman tersebut dilandasi oleh materi yang dipelajari dengan
menghubungkan dengan materi yang lain. Terdapat tiga kategori
pemahaman sebagai indikator, yaitu:12
1) Pengubahan (translation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menerjamahkan kalimat dalam soal menjadi
bentuk kalimat lain.
2) Pemberian arti (interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk
digunakan dalam menyelesaikan soal.
3) Pembuatan ekstrapolasi (extrapolation), yaitu pemahamn yang berkaitan
dengan kemampuan siswa menerapkan konsep dalam pertihungan
matematis untuk menyelesaikan soal atau menyimpulkan dari sesuatu
yang telah diketahui.
Lebih lanjut, Richard R. Skemp membagi pemahaman menjadi dua
kategori, yaitu:
1) Pemahaman relasional, yaitu jika si siswa di samping ia sudah dapat
menentukan hasil namun ia juga harus dapat menjelaskan mengapa
hasilnya adalah seperti itu.
2) Pemahaman instrumental, yaitu jika si siswa hanya dapat menentukan
hasil namun ia tidak dapat menjelaskan mengapa hasilnya adalah
seperti itu.
Di lain pihak, Sanjaya mengemukakan bahwa pemahaman konsep
berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, seperti: mampu

12
Sagala, loc. cit.,hal.157
15

mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti,


memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasi konsep yang
sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.Sanjaya membagi
beberapa indikator pemahaman konsep diantaranya:13
1) Mampu menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah
dicapainya;
2) Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta
mengetahui perbedaan;
3) Mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau
tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut;
4) Mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur;
5) Mampu menberikan contoh dan kontra dari konsep yang dipelajari;
6) Mampu menerapkan konsep secara algoritma;
7) Mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.
Indikator di atas tersebut sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen
Nomor 506/C/Kep/PP/2004, indikator siswa memahami konsep matematika
adalah mampu:
1) Menyatakan ulang sebuah konsep;
2) Mengklasifikasikan objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya;
3) Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep;
4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi;
5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep;
6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu;
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
Sebagaimana konsep matematika, kemampuan siswa dalam memahami
diperlukan penilaian seberapa pahama konsep pembelajaran matematika yang
telah diajarkan. Penilaian perkembangan anak didik dicantumkan indikator dari

Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta:


13

Prenada Media, 2008), hal. 50.


16

kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika, Tim PPPG


Matematika menyebut indikator tersebut sebagai berikut: 14
1) Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa
untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan. Contoh:
pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan ulang maksud dari
pelajaran itu.
2) Kemampuan mengklafikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai
dengan konsep adalah kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek
menurut jenisnya berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam materi.Contoh:
siswa belajar suatu materi dimana siswa dapat mengelompokkan suatu objek
dari materi tersebut sesuai sifat-sifat yang ada pada konsep.
3) Kemampuan member contoh dan bukan contoh adalah kemampuan siswa
untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi.Contoh:
siswa dapat mengerti contoh yang benar dari suatu materi dan dapat mengerti
yang mana contoh yang tidak benar
4) Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematika adalah kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan
yang bersifat matematis.Contoh: pada saat siswa belajar di kelas, siswa
mampu mempresentasikan/memaparkan suatu materi secara berurutan.
5) Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu
konsep adalah kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat
cukup yang terkait dalam suatu konsep materi.Contoh: siswa dapat memahami
suatu materi dengan melihat syarat-syarat yang harus diperlukan/mutlak dan
yang tidak diperlukan harus dihilangkan.
6) Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu
adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan
prosedur. Contoh: dalam belajar siswa harus mampu menyelesaikan soal
dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah yang benar.

14
Dafril, A. 2011. Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Peningkatan
Pemahaman Matematika Siswa. (Palembang: Prosiding PGRI). hal 795.
17

7) Kemampuan mengklafikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah


adalah kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.Contoh:
dalam belajar siswa mampu menggunakan suatu konsep untuk memecahkan
masalah.
Dalam suatu permasalahan, siswa dikatakan memahami apabila siswa
mampu menggunakan satu, dua, atau ketiga kategori tersebut untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu, indikator pemahaman konsep
matematika yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada indikator
pemahaman konsep Bloom. Hal ini sejalan dengan pernyataan Russefendi yaitu
pencapaian pemahaman konsep dalam belajar mencerminkan domain Cognitive
Taxonomy Bloom yang meliputi translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi.15

2. Pendekatan Visualisasi
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan yang
berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif.16
Adapun pendekatan pembelajaran pada menurut Sagala bahwa,
pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru

Russefendi, loc. cit.


15

16
Sanjaya, op. cit., hal. 127.
18

dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan


instruksional tertentu.17

b. Pendekatan Visualisasi
Secara bahasa, visualisasi diartian sebagai pengungkapan suatu
gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata
dan angka), peta, grafik, dan sebagainya; proses pengubahan konsep
menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh produsen; visualisasi
juga adalah rekayasa dalam pembuatan gambar, diagram atau animasi
untuk penampilan suatu informasi. Secara umum, visualisasi dalam bentuk
gambar baik yang bersifat abstrak maupun nyata telah dikenal sejak awal
dari peradaban manusia. Contoh dari hal ini meliputi lukisan di dinding-
dinding gua dari manusia purba, bentuk huruf hiroglip Mesir, sistem
geometri Yunani, dan teknik pelukisan dari Leonardo da Vinci untuk
tujuan rekayasa dan ilmiah, dan lain-lain.
Saat ini, visualisasi telah berkembang dan banyak dipakai untuk
keperluan ilmu pengetahuan, rekayasa, visualisasi disain produk,
pendidikan, multimedia interaktif, kedokteran, dll. Pemakaian dari grafika
komputer merupakan perkembangan penting dalam dunia visualisasi,
setelah ditemukannya teknik garis perspektif pada zaman Renaissance.
Perkembangan bidang animasi juga telah membantu banyak dalam bidang
visualisasi yang lebih kompleks dan canggih.
Pengunaan visualisasi dapat di konversi data ke dalam format visual
atau tabel sehingga karakteristik dari data dan relasi diantara item data atau
atribut dapat di analisis atau dilaporkan.Visualisasi data adalah satu dari
yang teknik paling baik dan menarik untuk eksplorasi data. Manusia
memiliki kemampuan membangun yang baik untuk menganalisis sejumlah
besar informasi yang dipresentasi secara visual. Tentang visualisasi dan
berpikir visual, banyak defenisi yang dimunculkan. Banyak peneliti yang

Sagala, op. cit., hal. 68.


17
19

bekerja dengan defenisi implisit atau fleksibel, tetapi menyetujui bah-wa


fokus pada persepsi dan manipulasi gambaran visual sebagai lawan dari
infor-masi pancaindera. Ketika para peneliti berusaha mengemukakan
bukti bagaimana proses visualisasi pembelajar, kesulitan muncul dari
kebutuhan menggambarkan apakah gambaran visual berada di dalam
pikiran siswa atau di luar pikiran siswa, pada selembar kertas atau layar
komputer.
Beberapa peneliti mengkaji masalah ini, Zazkis (dalam Nemirovsky,
1997) menyatakan tindakan visual dapat terdiri dari konstruksi objek atau
kejadian pada beberapa media eksternal seperti kertas, papan tulis, atau
layar komputer dimana seseorang mengidentifikasikan objek atau proses
di dalam pikirannya. Setelah mengkaji tentang letak visualisasi, maka
dapat dibuat definisi visualisasi.Berbagai penelitian telah dilakukan dalam
mendefinisikan visualisasi. Banyak peneliti yang memerhatikan tentang
visualisasi dalam belajar matematika. Zim-mermann & Cunngingham
(1991) dan Hershkowitz (1989) mengatakan bahwa visualisasi adalah
kemampuan, proses dan produk dari kreasi, interpretasi, peng-gunaan dan
refleksi gambar, diagram, di dalam pikiran di atas kertas atau de-ngan
teknologi, dengan tujuan menggambarkan dan mengkomunikasikan
informasi, memikirkan dan mengembangkan ide-ide yang sebelumnya
tidak diketahui dan memajukan pemahaman.
Hilbert dan Vossen (1983) mengatakan dalam pembelajaran
matematika, menemukan dua kecenderungan. Di satu sisi, kecenderungan
ke arah abstraksi yang berusaha untuk mengkristalkan hubungan logis
yang melekat dalam labirin materi yang sedang dipelajari, dan untuk
mengkorelasikan materi secara sistematis dan teratur. Di sisi lain
kecendurungan ke arah pemahaman intuitif untuk menumbuhkan
pemahaman yang lebih cepat dari tujuan suatu studi.

c. Tahapan Pendekatan Visual


20

Belajar harus menggunakan indera mata melalui mengamati,


menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan
alat peraga. Seorang siswa lebih suka melihat gambar atau diagram, suka
pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video. Bagi siswa yang bergaya
belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata atau
penglihatan (visual).Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan
guru sebaiknya lebih banyak dititik beratkan pada peragaan/media, ajak
siswa ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau
dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau
menggambarkannya di papan tulis.
Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya
belajar visual misalnya lirikan mata ke atas bila berbicara dan berbicara
dengan cepat. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat
bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran.
Siswa cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas.
Siswa berpikir menggunakan gambar-gambar di otak dan belajar lebih
cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram,
buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas anak visual lebih
suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Langkah-langkah dalam pembelajaran VAK (Visual-Auditori-
Kinestetik) hampir sama dengan sintaks pada model pembelajaran SAVI
(Somatik, Auditorial, Visual, dan Intelektual). Dapat disajikan sintaks
pembelajaran VAK sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan motivasi untuk
membangkitkan minat siswa dalam belajar, memberikan perasaan
positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang kepada siswa,
dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan
siswa lebih siap dalammenerima pelajaran.
2) Tahap Penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi)
21

Pada kegiatan inti guru mengarahkan siswa untuk menemukan materi


pelajaran yang baru secara mandiri, menyenangkan,relevan,
melibatkan pancaindera, yang sesuai dengan gaya belajar VAK. Tahap
ini biasa disebut eksplorasi.
3) Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi)
Pada tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan
menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara
yang disesuaikan dengan gaya belajar VAK.
4) Tahap Penampilan Hasil (kegiatan inti pada konfirmasi)
Tahap penampilan hasil merupakan tahap seorang guru membantu
siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan meupun
keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada kegiatan belajar
sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunakan media
pembelajaran pada model pembelajaran VAK adalah media yang
digunakan harus dapat memenuhi ketiga modalitas belajar. Siswa dengan
modalitas belajar visualisasi dapat dibantu dengan media gambar,
poster,grafik, dsb.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Berikut beberapa penelitian yang relevan dijadikan sebagai komprasi:
1. Hardita Citra Hutama (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh
Pendekatan Problem Posıng Terhadap Pemahaman Konsep Matematika
Siswa” 18
Bahwa pembelajaran dengan pendekatan problem posing adalah
pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk
membentuk/mengajukan soal berdasarkan informasi atau situasi yang
diberikan. Informasi yang ada diolah dalam pikiran dan setelahdipahami
maka peserta didik akan bisa mengajukan pertanyaan. Dengan adanya

18
Hardita Citra Hutama,Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika Siswa, (Jakarta: 2014), hal. 12.
22

tugas pengajuan soal (problem posing) akan menyebabkan terbentuknya


pemahaman konsep yang lebih mantap pada diri siswa terhadap materi
yang telah diberikan. Kegiatan itu akan membuat siswa lebih aktif dan
kreatif dalam membentuk pengetahuannya dan pada akhirnya pemahaman
siswa terhadap konsep matematika siswa lebih baik lagi.
2. Konyalıoglu, S., Konyalıoglu, A., Ipek, A., Isık, A. (2003) dengan judul
penelitian “ The Role of Visuliazation Approach on Student’s Conceptual
Learning”
Tindakan visualisasi dapat terdiri dari konstruksi mental objek atau proses
yang merupakan asosiasi individu dengan objek atau peristiwa dirasakan
oleh sumber eksternal. Atau, mungkin terdiri dari konstruksi, pada
beberapa media eksternal seperti kertas benda atau peristiwa. Akibatnya,
tindakan visualisasi adalah terjemahan dari luar mental. Visualisasi bisa
menjadi metode alternatif dan sumber daya yang kuat untuk siswa
melakukan matematika, sumber daya yang dapat pada cara untuk cara
berpikir yang berbeda tentang matematika daripada berpikir linguistik dan
logico-proposisional tradisional dan manipulasi simbol aljabar tradisional.
Penggunaan pendekatan visualisasi memberikan siswa untuk melihat
kursus matematika, yang dipandang sebagai penumpukan struktur abstrak
dan konsep dari perspektif yang berbeda.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi diatas maka hipotesis penelitannya tindakan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan
pendekatan visualisasi pada materi himpunansiswa kelas VII di SMP
Kharisma Bangsa tahun ajaran 2016/2017.
H1 : Terdapat peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan
pendekatan visualisasi pada materi himpunansiswa kelas VII di SMP
Kharisma Bangsa tahun ajaran 2016/2017.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Kharisma Bangsa. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2016/2017 di kelas VII selama satu
bulan.
Tabel 3.1.
Jadwal Pelaksanaan Tindakan

Bulan
No Kegiatan
Ke-1 Ke-2 Ke-3
1. Persiapan dan perencanaan √
2. Observasi lapangan √
3. Pelaksanaan tindakan √ √
4. Analisis data √
5. Laporan hasil penelitian √

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang dilakukan oleh
para partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran
tentang: praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendir; pengertian
mengenai praktik-praktik tersebut; serta situasi-situasi dimana praktik-praktik
tersebut dilaksanakan1.
Sebelum melakukan PTK, sekiranya peneliti harus memahami prinsip-
prinsip dalam PTK, salah satu diantaranya yaitu adanya kesadaran untuk
memperbaiki kinerja dan yang dikenai tindakan merupakan masalah yang ada
dalam situasi keseharian dalam proses pembelajaran. 2 Adapun dasar PTK adalah
untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi praktik pembelajaran yang dilakukan

1
Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Indeks, 2009), hal. 63.
2
Fitrianti, Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta:
Deepublish, 2016), hal. 15.

23
24

oleh seorang guru dengan cara merencanakan, melaksanakan, merefleksikan


tindakan secara kolaboratif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, atau
masalah yang tengah dihadapi oleh guru didalam kelasnya. Karena esensi dari
PTK terletak pada tindakan dalam situasi yang mendesak (harus segera diatasi)
untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran serta mampu
memberi solusi pada masalah yang ada baik secara perorangan atau kelompok3.
PTK pada kajian penelitian ini difokuskan pada pemahaman konsep siswa
atas pembelajaran matematika dengan pendekatan visualisasi pada materi
himpunan. Peneliti lebih menekankan pada proses atau tindakan peneltian, oleh
karena itu berhasil atau tidaknya penelitian dapat dilihat dari proses tindakan
penelitian. Dalam hal ini peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu yang
menjadi pendukung sebuah proses pembelajaran agar penelitian dapat berjalan
dengan lancar sehingga penelitian tersebut dapat dikatakan berhasil.
Desain intervensi PTK atau rancangan siklus penelitian ini akan
menggunakan model Kemmis & Mc. Taggart. Adapun prosedur kerja model
Kemmis & Mc. Taggart, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai
terselesaikan refleksi dan rencana PTK berikutnya. Hanya saja komponen
acting(tindakan) dengan pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan, karena
keduanya harus dilakukan dalam waktu yang bersamaan, yaitu ketika tindakan
dilaksanakan maka begitu pula dengan observasi pun harus dilaksanakan
juga4.Lihat Gambar 3.1 berikut:

3
Suharsimi Arikunto, dkk. (PenelitianTindakanKelas, Jakarta: BumiAksara, 2012), hal.
25.
4
Ibid.
25

Gambar 3.1.
Model PTK Kemmis & Mc. Taggart5
Berikut adalah penjelasan terkait model PTK Kemmis & Mc. Taggaart
di atas :
1. Perencanaan meliputi aktivitas seperti:
a. Mengidentifikasi masalah yang di temui dalam pembelajaran di kelas,
khususnya pada mata pelajaran matematika.
b. Data yang telah di identifikasi, kemudian di analisis berdasarkan survei
di lapangan dan di simpulkan
c. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan akar masalah
yang paling dan harus segera diselsesaikan secepatnya dengan
menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan instrumen
penelitian berupa pedoman pemantau tindakan aktifitas guru, lembar
kerja siswa serta catatan lapangan yang disusun bersama kolaborator.

Anne Burns, Doing Action Research in English Language Teaching: A Guide for
5

Practitioners, (New York: Routledge, 2007), hal. 9.


26

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan
observer untuk memantau jalannya proses kegiatan pembelajaran. Pada
tahap ini rancangan pembelajaran menggunakan pendekatan visualisasi
dari tahapan persiapan (kegiatan pendahuluan), tahap penyampaian
(kegiatan inti pada eksplorasi), tahap pelatihan (kegiatan inti pada
elaborasi) dan tahap penampilan hasil (kegiatan inti pada konfirmasi)..
3. Observasi
Pada tahap ini observer melakukan monitoring terhadap tindakan yang
dilaksanakan oleh peneliti, situasi kelas dan aktifitas siswa dan guru
dengan berpedoman pada instrumen pemantau tindakan yang telah
disiapkan. Selain itu peneliti dan observer juga mencatat segala hal yang
terjadi dan diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
4. Refleksi
Pada tahapan refleksi ini, data-data yang telah diperoleh pada saat
observasi tersebut dikumpulkan kemudian dianalisis secara menyeluruh.
Setelah data tersbut dianalisis baru diadakan evaluasi dengan tujuan untuk
menyempurnakan tindakan berikutnya dan memperbaiki tindakan pada
kegiatan sebelumnya.
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I,akan dilanjutkan
lagi pada penelitian siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian
dihentikan. Namun apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka
dilanjutkan penelitian pada siklus III dengan mengacu pada hasil refleksi
siklus II.

C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kharisma
Bangsa yang berjumlah 19 siswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah
Kepala SMP Kharisma Bangsa dan rekan sejawat yang merupakan guru SMP
27

Kharisma Bangsa, sebagai observer yang secara kolaboratif membantu


melakukan penelitian dan pengamatan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pemimpin
perencanaan pelaksanaan tindakan, sekaligus pembuat laporan. Sebagai
pemimpin perencanaan tindakan dalam penelitian ini, maka pada pra
penelitian peneliti melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan
pembelajaran matematika di kelas VII SMP Kharisma Bangsa. Berdasarkan
hasil pengamatan proses dan hasil belajar ini akan diperoleh data tentang
kondisi awal siswa yang akan menjadi dasar bagi penelitian untuk membuat
rencana siklus pertama. Rencana ini merupakan hasil diskusi dan refleksi antar
peneliti dan kolaborator berdasarkan catatan lapangan yang dibuat.
Adapun posisi peneliti dalam penelitian tersebut sebagai peneliti utama
dalam penelitian. Artinya keikutsertaan peneliti dikategorikan pada peran aktif
dalam pelaksanaan pembelajaran atau tindakan. Peneliti langsung melakukan
kegiatan pembelajaran dan berusaha sebanyak mungkin mengumpulkan data
yang sesuai dengan fokus masalah yang diteliti. Dengan keterlibatan langsung
dalam proses pembelajaran atau penelitian diharapkan data yang diperoleh
lebih akurat dan terarah.

E. Tahapan Intervensi tindakan


PTK ini diawali dengan pra penelitian (survei penelitian) dan
dilanjutkan dengan tindakan melalui beberapa siklus. Mengingat penelitian ini
dibatasi oleh ruang dan waktu maka dalam penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus dan tiap siklus terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: (a) perencanaan,
(b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan dan (d) refleksi.
Adapun uraian tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pra penelitian:
a. Peneliti meminta izin ke pihak sekolah untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan memberikan surat izin penelitian.
28

b. Mengumpulkan data awal tentang kegiatan pembelajaran siswa di


kelas dengan melakukan wawancara pada guru bidang studi dan siswa.
c. Setelah mengadakan tinjauan ternyata ditemukan beberapa masalah
yaang salah satunya adalah penggunaan metode yang kurang tepat
dalam pembelajaran, sehingga berpengaruh dalam pemahaman siswa
akan materi yang diajarkan, untuk itu peneliti akan mencoba
menggunakan pendekatan visualisasi dalam upaya meningkatkan
pemahaman siswa akan menentukan nilai fungsi.
2. Siklus I:
a. Tahap perencanaan (planning)
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh, maka peneliti
merencanakan skenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum
dan tingkat kemampuan awal siswa berdasarkan hasil kesepakatan
bersama dengan observer untuk menyusun skenario pembelajaran.
Adapun skenario pembelajarannya sebagai berikut:
1) Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) pendekatan visualisasi
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai berdasar materi
himpunan
2) Merancang LKS berbasis pendekatan visualisasi yang akan
digunakan dalam proses pengamatan lapangan saat siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran
3) Menyiapkan alat dan bahan yang perlukan saat berlangsungnya
pembelajaran
4) Menyiapkan format instrumen pengamatan evaluasi dan
dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan/tindakan(acting):
1) Guru menginformasikan pembelajaran yang akan digunakan yaitu
pendekatan visualisasi
2) Guru menerapkan pembelajaran dengan pendekatan visualisasi
pada inti pembelajaran yaitu:
29

a) Siswa melakukan kegiatan mengamati, memeriksa menyelidiki,


dan memahami apa yang terdapat pada gambar, diagram, kartu
latihan pada situasi baru yang terdapat pada Lembar Kerja
Siswa (LKS) sekitar 1-5 menit.
b) Siswa memperoleh pertanyaan-pertanyaan awal berdasarkan
indikator yang akan dicapai.
c) Siswa merumuskan jawaban secara individu sekitar 20 menit.
d) Siswa menjawab pertanyaan dengan lisan secara langsung atau
tulisan di papan tulis.
e) Apabila jawaban siswa belum benar, guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang menarahkan siswa untuk lebih
memahaminya (pertanyaan lanjutan) kepada siswa yang
berbeda, setelah itu guru memberikan pertanyaan akhir kepada
siswa yang berbeda untuk menekankan bahwa seluruh siswa
sudah paham. Namun apabila jawaban sudah benar guru
meminta siswa untuk menanggapi atau berpendapat terhadap
jawaban yang diberikan siswa agar semua siswa terlibat dalam
kegiatan mebertahankan yang benar, setelah itu langsung
mengajuan pertanyaan akhir.
3) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
sudah dibahas.
4) Siswa diberikan tes secara individu mengenai materi yang sudah
bahas
5) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran,dengan arahan guru.
6) Siswa bersama guru melakukan refleksi.
7) Siswa mendapat tugas kerjaan rumah yang terdapat dalam buku
paket sekolah dan menyuruh siswa merangkum materi yang sudah
dipelajari.
8) Siswa mengisi angket di pertemuan akhir siklus.
c. Tahap pengamatan / observasi
30

Pada tahap ini yang lebih berperan adalah observer, yang mengamati
jalannya pelaksanaan tindakan dengan menggunakan pendekatan
visualisasi selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung yang
berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan serta catatan
lapangan.
d. Tahap analisis dan refleksi
Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil
pengamatan untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada
siklus I,dan jika nilai rata-rata siswa belum mencapai KKM, maka
penelitian tindakan akan dilanjutkan ke siklus II.

3. Siklus II:
a. Tahap perencanaan (planning):
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah diperbaiki sesuai dengan kekurangan
dan kelebihan pada siklus.Disamping itu peneliti juga menyiapkan
lembar observasi kegiatan guru dan siswa, dan lembar kerja siswa.
b. Tahap pelaksanaan tindakan:
1) Guru mengumumkan kelompok belajar siswa.
2) Guru menginformasikan pembelajaran yang akan digunakan yaitu
pendekatan visualisasi dan perbedaannya dengan siklus
sebelumnya.
3) Guru menerapkan pembelajaran dengan pendekatan visualisasi
pada inti pembelajaran yaitu:
a) Guru meminta dan membimbing siswa untuk mengamati,
memeriksa menyelidiki, dan memahami apa yang terdapat pada
gambar, diagram, kartu latihan pada situasi baru yang terdapat
pada Lembar Kerja Siswa (LKS).
b) Guru memberikan waktu (1-3 menit) kepada siswa untuk
mengamati memeriksa menyelidiki dan memahami bersama
masing-masing kelompoknya apa yang terdapat pada gambar,
31

diagram, kartu latihan pada situasi baru yang terdapat pada


Lembar Kerja Siswa (LKS).
c) Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan indikator yang akan
dicapai (pertanyaan awal) kepada seluruh siswa.Guru
memberikan beberapa waktu 15 menit agar siswa merumuskan
jawabannya bersama kelompoknya.Guru meminta dan
menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan dengan lisan
secara langsung atau tulisan di papan tulis.
d) Apabila jawaban siswa belum benar, guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang menarahkan siswa untuk lebih
memahaminya (pertanyaan lanjutan) kepada siswa yang
berbeda dan dari kelompok yang berbeda, setelah itu guru
memberikan pertanyaan akhir kepada siswa yang berbeda
lainnya untuk menekankan bahwa seluruh siswa sudah paham.
Namun apabila jawaban sudah benar guru meminta siswa dari
kelompok berbeda untuk menanggapi atau berpendapat
terhadap jawaban yang diberikan siswa agar semua siswa
terlibat dalam kegiatan mebertahankan yang benar, setelah itu
langsung mengajuan pertanyaan akhir.
4) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
sudah dibahas.
5) Siswa diberikan tes subsumatif secara individu mengenai materi
yang sudah bahas
6) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan arahan guru.
7) Siswabersama guru melakukan refleksi.
8) Siswa diberikan kerjaan rumah yang terdapat dalam buku paket
sekolah dan menyuruh siswa merangkum materi yang sudah
dipelajari
9) Guru menyediakan sebuah video animasi tentang materi yang
sudah dibahas
10) Siswa mengisi angket di pertemuan akhir siklus.
32

11) Evaluasi dan penilaian tes kemampuan pemahaman konsep siklus 2.

c. Tahap pengamatan / observasi


Pada tahap ini yang lebih berperan adalah observer, yang mengamati
jalannya pelaksanaan tindakan dengan menggunakan pendekatan
visualisasi proses kegiatan pembelajaran berlangsung yang
berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan serta catatan
lapangan.
d. Tahap analisis dan refleksi
Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil
pengamatan untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada
siklus II,jika nilai rata-rata dan pemahaman siswa belum mencapai
KKM, maka penelitian tindakan akan dilanjutkan ke siklus III dan
seterusnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan


Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dalam penelitian ini ditujukan
pada keberhasilan penggunaan pendekatan visualisasi dalam meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa.Melalui aspek proses, keberhasilan yang
diharapkan dapat dilihat jika telah tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan, metode yang digunakan telah sesuai dengan materi pembelajaran dan
rencana-rencana kegiatan yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan baik.
Aspek proses ini dapat diamati dari hasil pengisisan lembar pengamatan yang
dilakukan oleh observer.
Melalui aspek hasil, keberhasilan yang diharapkan terjadi apabila pada tiap
siklus menunjukkan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa dengan menggunakan pendekatan visualisasi. Jika nilai rata-rata siswa
belum mencapai skor perolehan rata-rata minimal 70, maka penelitian dilanjutkan
ke siklus berikutnya. Penelitian dianggap berhasil jika nilai rata – rata dan
pemahaman siswa mencapai 70 atau lebih. Sedangkan siswa dikatakan aktif jika
mencapai prosentasi aktivitas mencapai 75% dari seluruh siswa.
33

G. Data dan Sumber Data


Berikut penjelasan data dan sumber data penelitian ini:
1. Data penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas dengan menggunakan
pendekatan visualisasi yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
pemahaman konsep pembelajaran pada matematika siswa.Oleh karena itu
data yang dikumpulkan ada 2 jenis data yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
a) Data kualitatif, berupa data pemantauan tindakan (action) yaitu data
yang diperoleh untuk mengontrol kesesuaian antara pelaksanaan
tindakan dengan rencana yang dibuat sebelumnya.Adapun data
kualitatif ini diperoleh dari lembar pengamatan aktifitas guru dan
siswa selama pelaksanaan tindakan.
b) Data kuantitatif, yakni berupa data tentang skor yang diperoleh siswa
dari suatu tes pengukuran pemahaman setelah memperoleh tindakan
yang diberikan.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan
kegiatan belajar siswa selama diberi tindakan dan hasil tes pemahaman
siswa kelas VII mengenai materi himpunan.

H. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpul data yang dipergunakan untuk mendapat data
dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu:
1. Instrumen tes
Teknik tes dalam penelitian ini di maksudkan untuk mengukur berapa
besar peningkatan pemahaman siswa setelah diberi tindakan. Tes itu
sendiri merupakan salah satu kegiatan pengukuran, dimana didalamnya
34

bisa berupa pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus


dikerjakan oleh peserta didik. bentuk tes yang akan digunakan dalam
penelitian ini berupa tes tertulis, untuk mengukur pemahaman konsep
siswa dalam materi menentukan nilai fungsi dengan menggunakan
pendekatan visualisasi dalam hal ini peneliti menyiapkan 6 (enam) buah
soal essay yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Berikut penyusunan
instrumen tes berdasarkan kisi – kisi pemahaman konsep matematika:
Tabel 3.2.
Kisi – Kisi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Satuan Pendidikan : SMP Kharisma Bangsa


Kelas/Semester : VII/1
Materi : Himpunan
Durasi Waktu : 2 x 40 menit

No.
No. Dimensi Indikator Soal
Instrumen
1. Translasi
Membiasakan sikap berani
bertanya, berpendapat, mau
mendengar pendapat orang lain,
dan bekerja sama dalam kelompok
3.2.1 Menjelaskan pengertian
1
himpunan
Lihat lampiran
3.2.2 Menyajikan himpuan
1a
dengan mendaftarkan
anggotanya
2a
3.2.3 Menyajikan himpunan
dengan menyatakan sifat
2b
yang dimiliki anggotanya
3.2.4 Menyajikan himpunan
1b
dengan menuliskan notasi
pembentuk himpunan

2. Interpretasi Membiasakan sikap berani


bertanya, berpendapat, mau
LihatLampiran
mendengar pendapat orang lain,
dan bekerja sama dalam kelompok
35

No.
No. Dimensi Indikator Soal
Instrumen
3.2.5 Menjelaskan pengertian
himpunan
3.2.6 Menyajikan himpuan 1
dengan mendaftarkan
anggotanya 1a
3.2.7 Menyajikan himpunan
dengan menyatakan sifat 2a
yang dimiliki anggotanya
3.2.8 Menyajikan himpunan 2b
dengan menuliskan notasi
pembentuk himpunan 1b

3. Ekstrapolasi Membiasakan sikap berani


bertanya, berpendapat, mau
mendengar pendapat orang lain,
dan bekerja sama dalam kelompok 1
3.2.9 Menjelaskan pengertian
Lihat lampiran
himpunan 1a
3.2.10 Menyajikan himpuan
dengan mendaftarkan 2a
anggotanya
\
3.2.11 Menyajikan himpunan 2b
dengan menyatakan sifat
yang dimiliki anggotanya 1b
3.2.12 Menyajikan himpunan
dengan menuliskan notasi
pembentuk himpunan

2. İnstrumen non-tes
Teknik non tes ini digunakan untuk menjaring data pemantau (action)
yaitu data pengamatan proses pembelajaran di kelas selama diberi
tindakan.instrumen ini terdiri dari lembar observasi aktifitas guru yang
terdiri dari 11 (sebelas) butir pernyataan dan aktifitas siswa sebanyak 7
(tujuh) butir pernyataan, serta lembar catatan lapangan dan foto
dokumentasi.
3. Catatan lapangan
36

Adalah sebuah catatan yang dibuat oleh peneliti atau observer selama
pelaksanaan tindakan berlangsung, baik itu berupa kekurangan yang perlu
diperbaiki atau kelebihan yang perlu dipertahankan.

4. Dokuentasi foto kegiatan


Yaitu foto – foto kegiatan guru dan siswa ketika pelaksanaan tindakan
berlangsung.

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
mengamati proses kegiatan belajar di kelas baik itu berupa aktifitas siswa dan
guru, situasi atau kejadian selama proses pemberian tindakan berlangsung. Hal
tersebut dilakukan untuk memperoleh jawaban atas penelitian yang sedang
dilakukan. Secara rinci teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Pemahaman konsep matematika siswa akan operasi visualisasi diperoleh
dari tes hasil pembelajaran, baik setiap akhir pembelajaran atau akhir
siklus.
2. Keterampilan guru menggunakan pendekatan visualisasi dalam
penyampaian materi ajar dipeoleh melalui lembar pengamatan guru yang
dilakukan oleh observer.
3. Kegiatan yang dilakukan siswa selama diberi tindakan diperoleh melalui
lembar pengamatan siswa yang dilakukan oleh observer.
4. Data suasana kegiatan pembelajaran diperoleh dengan menggunakan
kamera foto.
5. Hal-hal yang belum terakomodasi dalam instrumen penelitian dicatat
dengan menggunakan lembar catatan lapangan, baik yang dilakukan oleh
peneliti ataupun observer.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan


Dalam memeriksa kevalidan data yang diperoleh maka digunakan
teknik triangulasi dan saturasi (penjenuhan). Triangulasi adalah
37

membandingkan persepsi sumber data/informan yang satu dengan yang lain


mengenai situasi yang sama. dan saturasi adalah suatu keadaan dimana sudah
tidak memperoleh data yang baru untuk diolah, yakni sudah tidak diperoleh
data tambahan dan waktunya peneliti untuk mengambil sebuah keputusan
berkenaan dengan data penelitian.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data


Berikut penjelasannya:
1. Analisis data
Teknik analisis data pemahaman siswa pada operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dalam penelitian ini menggunakan rumus rata-
rata sebagai berikut:

X = Jumlah skor yang diperoleh


Banyak siswa

Teknik analisis data pemantau tindakan tentang pelaksanaan pendekatan


visualisasi menggunakan prosentase sebagai berikut:

P (%) = Skor yang diperolehx 100%


Skor maksimal

2. Interpretasi hasil analisis


Setelah data dianalisis, maka peneliti dan kolaborator melakukan
interpretasi hasil analisis.Untuk data kuantitatif berupa angka-angka
pemahaman siswa disajikan dengan reduksi data, display data dan
kesimpulan hasil analisis. Analisis kuantitatif ini akan menggunakan
proporsi, dimana peneliti menentukan presentase pencapaian data antara
sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Dengan demikian peneliti dan
kolaborator membandingkan presentase pencapaian dengan kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu nilai rata-rata siswa 70.00
38

pemahaman konsep sedangkan aktivitas siswa menggunakan 75% dari


total aktivitas siswa.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Penelitian ini akan berakhir jika hasil yang diperoleh telah mancapai apa
yang diharapkan atau telah mencapai KKM, yakni rata-rata siswa 70. Jika
penelitian ini terbukti berhasil maka peneliti akan mengkomunikasikan dengan
teman sejawat bahwa pendekatan visualisasi ternyata dapat meningkatkan
pemahaman siswa khususnya pada konsep matematika kemudian agar bersama-
sama menggunakannya dalam proses pembelajaran dikelas. Namun jika ternyata
penelitian ini belum mencapai apa yang diharapkan maka peneliti akan terus
mencari temuan-temuan baru untuk melengkapi kekurangan yang ada serta tak
luput dari bantuan teman sejawat.
Setelah penelitian ini berakhir diharapkan peran serta teman-teman sejawat
untuk memberi masukan dan arahan agar penelitian ini bisa lebih baik lagi.tidak
cukup disini saja, peneliti akan tetap berusaha mencari kekurangan –kekurangan
yang ada didalam penelitian ini guna kemajuan penelitian selanjutnya untuk lebih
mancari temuan–temuan baru dalam dunia pendidikan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode pembelajaran dengan
pendekatan visialusasi dilakukan selama dua siklus dengan tiap-tiap siklus terdiri
dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakatan, pengamatan, dan refleks.
Siklus I terdiri dari empat pertemuan dan Siklus II lima pertemuan untuk
tindakatan dan satu pertemuan untuk tes kemampuan matematika siswa.
Keseluruhan tahapan penelitian ini akan dideskripsikan sebagai berikut:

1. Observasi Pra Penelitian


Observasi Pra Penelitian di SMP Kharisma Bangsa dilakukan peneliti
sebagai langkah awal dalam penelitian tindakan kelas. Dalam tahapan ini peneliti
melakukan wewancara dengan guru bidan studi matematika, mengamati proses
pembelajaran di kelas, dan melakukan tes awal kemampuan matematika siswa.
Tahap pra penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Tahapan ini
dimaksudkan agar peneliti mendapat gambaran umum mengenai kegiatan belajar,
mengajar, aktivitas siswa, dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran
matematika di sekolah tersebut, serta untuk mengetahui pemampuan matematik
awal siswa.
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menemui Kepala SMP Kharisma
Bangsa untuk meminta izin dalam melakukan penelitian pada bulan Juli 2016.
Setelah itu, peneliti menemui guru mata pelajaran matematika untuk
membicarakan kegiatan penelitian serta mewawancarai guru tersebut mengenai
proses pembelajaran dalam kelas, problematika dan kendala yang dihadapi siswa
dalam belajar matematika. Kemudian peneliti melakukan observasi dalam kelas
untuk melihat secara langsung proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan pengamatan, peneliti melihat bahwa guru mengajar hanya
munggunakan metode ceramah dan sesekali guru memberi soal untuk dikerjakan
di akhir pembelajaran. Soal-soal yang diberikan guru cenderung sama dengan

39
40

yang diajarkan. Guru jarang memberikan soal yang tingkatannya lebih tinggi guna
melatih siswa untuk berpikir kritis. Pembelajaran lebih berpusat pada guru. Siswa
jarang mengambil andil dalam proses pembelajaran serta sangat jarang dilakukan
diskusi kelompok. Hal ini terlihat jelas saat proses pembelajaran, siswa jarang
bertanya bahkan mengemukakan pendapatnya. Subjek yang diambil oleh peneliti
sebagai subjek penelitian adalah kelas VII – A. Alasan peneliti memilih kelas VII
- A adalah karena dibandingkan dengan kelas VII lainnya, Kelas VII - A memiliki
keaktifan belajar lebih rendah dan proses pembelajarannya cenderung pasif. Data
siswa kelas VII-A disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Siswa Kelas VII-A
Jenis Kelamin Jumlah Siswa Persentase
Perempuan 19 100
Laki-laki 0 0
Jumlah 19 100
Selanjutnya pada hari Jumat, tanggal 29 Juli 2016, peneliti melakukan
kegiatan penelitian yang kedua yaitu tes awal kemampuan matematika siswa kelas
VII – A. Soal yang diberikan kepada siswa adalah soal mengenai himpunan yang
telah dipelajari di kelas VII.
Berdasarkan hasil tes awal pemahaman matematika siswa, rata-rata skor yang
diperoleh kelas VII-A adalah 61.05. Hanya ada 4 dari 19 siswa yang mendapatkan
nilai ≥ 70, dengan kata lain secara persentase hanya 21.05% yang memiliki nilai
tuntas. Sementara itu, untuk statistik deskriptif pemahaman awal matematika
siswa disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Pemahaman Awal Matematika Siswa

N Valid 19

Missing 0
Mean 61.05
Median 64.00
41

a
Mode 55
Std. Deviation 7.641
Minimum 50
Maximum 72
a. Multiple modes exist. The
Tabel 4.2 smallest value is shown menunjukkan bahwa
kemampuan matematika siswa kelas VII-A masih cenderung rendah. Oleh karena
itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dikelas VII-A untuk
meningkatkan kemampuan matematika melalui pendekatan visualisasi.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I


a. Tahap Perencanaan
Persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus I adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebanyak 5
pertemuan mengunai materi himpunan yang akan dijadikan sebagai pedoman
dalam tiap-tiap pembelajaran siklus I.
2) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) 1-5.
3) Membuat jurnal harian siswa yang akan digunakan pada setiap pertemuan.
4) Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa yang akan digunakan
oleh observer.
5) Membuat insturmen tes kemampuan matematik akan digunakan pada akhir
siklus

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap penyampaian tindakan siklus I terdiri dari enam pertemuan, lima
pertemuan untuk proses pembelajaran yang dilaksanakan dari tanggal 1 Agustus
2016 sampai dengan 15 Agustus 2016 dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x
40 menit (2 jam pelajaraan) dan satu pertemuaan untuk tes akhir siklus I mengenai
materi himpunan siswa pada tanggal 18 Agustus 2016 dengan alokasi waktu 90
menit.
42

Siswa yang akan diteliti kelas VII-A berjumlah 19 siswa sehingga siswa dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3 siswa.
Setiap kelompok untuk proses pembelajaran selama siklus I berlangsung dibuat
secara mandiri oleh siswa.

Hasil pelaksanaan tindakan siklus I pada setiap pertemuannya:


1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2016 dengan sub
pokok konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran ke 5-6 dan dimulai pada pukul
09.40 akan tetapi para siswa belum siap mengikuti pelajaran, sebagian siswa
masih di luar kelas karena jam pelajaran sebelumnya adalah olah raga. Setelah
guru menegur akhirnya siswa masuk dan siap mengikuti pelajaran matematika.
Sebelum diskusi dimulai guru menginformasikan kepada siswa bahwa
pelaksanaan pembelajaran hari ini akan dilaksanakan melalui metode
pembelajaran dengan pendekatan visualisasi. Kemudian guru menjelaskan
metode pembelajaran dengan pendekatan visualisasi. Terdapat lima langkah
dalam pembelajaran ini, yaitu presentasi kelas, diskusi kelompok, kuis, skor
peningkatan individu dan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang
berprestasi. Selain itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini,
yaitu siswa dapat menentukan himpunan. Adapun pembelajaran pada pertemuan
kali ini adalah sebagai berikut:
Setelah peneliti membagikan LKS I, guru meminta siswa untuk segera
menyelesaikan tugas dengan kelompoknya. Pada pertemuan pertama ini kerja
sama antar anggota kelompok terlihat lebih baik. Hal ini dikarenakan guru selalu
mengingatkan siswa agar saling bekerja sama dan berdiskusi dengan teman satu
kelompoknya.
Guru dan peneliti berkeliling kelas untuk mengamati pelaksanaan diskusi
kelompok. Guru menghimbau siswa untuk bertanya jika siswa merasa kurang
jelas, guru juga mengimbau siswa untuk terlibat aktif dan berpartisipatif dalam
diskusi. Selama kegiatan diskusi kelompok, siswa tidak menunjukkan keributan.
43

Hanya ada beberapa siswa setelah menerima LKS tidak segera mengerjakan tugas,
melainkan mengobrol dengan teman yang lain.
Kerja sama yang terjadi antar anggota kelompok belum terlihat. Kebanyakan
siswa mengerjakan LKS secara individu. Mungkin karena ini pertama kali siswa
belajar dengan berkelompok dan menggunakan LKS, maka sebagian besar siswa
hanya mengerjakan soal berdasarkan uraian materi yang terdapat pada LKS.
Saat mengerjakan soal yang pertama dan kedua yaitu a dan b, terlihat mereka
tidak ada masalah, banyak dari jawaban mereka yang sudah benar akan tetapi
masih ada siswa yang tidak mencermati soal yang ada dalam LKS I sehingga
banyak siswa yang bertanya kepada peneliti dan guru, contohnya saja ketika siswa
akan menjawab soal yang kedua siswa ditugaskan untuk mengamati gambar yang
sudah disediakan guru gambar termasuk himpunan atau tidak.
Saat peneliti berkeliling kelas, hampir semua dari mereka bermasalah saat
mengerjakan yang keempat. Mereka kesulitan dalam mengamati gambar, tapi
setelah guru sedikit menjelaskan maka akhirnya mereka dapat menyelesaikan soal
yang kedua dengan baik. Untuk soal selanjutnya mereka tidak ada kesulitan dalam
menyelesaikannya, karena soal tersebut berhubungan dengan soal-soal
sebelumnya. Setelah siswa mengerjakan LKS I selama 20 menit ada beberapa
kelompok yang belum selesai mengerjakan LKS I padahal waktu untuk
mengerjakan LKS I sudah habis, sehingga guru terpaksa memberikan tambahan
waktu 2 menit untuk mengerjakan LKS I. Setelah selesai mengerjakan LKS I
beberapa siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, para siswa
menuliskan hasil pekerjaannya dipapan tulis. Siswa yang berhasil menyelesaikan
soal dan siswa yang presentasi berhak mendapat tanda bintang pada lembar
penghargaan yang peneliti sediakan. Kelompok B maju mengerjakan soal yang
pertama dan kedua, kelompok D maju mengerjakan soal yang ketiga dan keempat.
44

Gambar 4.1
Sample Hasil Jawaban Kelompok LKS 1
Peningkatan nilai individu belum dapat ditentukan langsung pada
pelaksanaan pembelajaran pertemuan I. Pemberian penghargaan ini diberikan
kepada kelompok yang paling aktif dalam kegiatan diskusi dan berhasil
mempersentasikan hasil diskusi kelompok dengan baik, yaitu kelompok B dan D.
Mereka mendapatkan tanda bintang sebagai penghargaan. Setelah pembelajaran
selesai guru menutup pelajaran, guru mengingatkan siswa untuk mempelajari
materi himpunan dengan menyatakan sifat yang dimiliki anggotanyasebelum
melaksanakan pembelajaran.
Pendekatan visualisasi yang pertama dan kedua yang dikerjakan oleh
kelompok B. Mereka berpendapat bahwa `gambar itu termasuk himpunan`.
Dengan adanya pendapat lain guru menanggapi perbedaan tersebut. Guru
menjelaskan bahwa jawaban kelompok C kurang benar dan jawaban dari
kelompok A lebih tepat. Setelah beberapa kelompok selesai mempresentasikan
hasil diskusinya kemudian guru bersama siswa mengumpulkan kembali jawaban
yang benar. Guru juga meminta kepada siswa untuk mencatat kesimpulan yang
telah guru sampaikan dan siswa mengumpulkan buku catatan masing-masing.
Kemudian, guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing
dan siap siap untuk akhiri pembelajaran.
45

2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2016 dengan sub pokok
bahasan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran ke 1-2 dan dimulai pada
pukul 07.30 siswa sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing akan
tetapi siswa masih sangat ramai ketika guru dan peneliti memasuki ruang kelas,
dan sebagian siswa lagi belum selesai menyapu ruang kelasnya sehingga guru dan
peneliti harus menunggu diluar sampai siswa selesai menyapu ruang kelasnya.
Setelah siswa selasai menyapu ruang kelasnya guru memasuki ruang kelas tetapi
siswa masih asyik dengan kegiatannya masing-masing dan tidak menghiraukan
guru, setelah guru menegurnya siswa menjadi tenang. Guru memulai
pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat
himpunan kosong notasinya.
Setelah peneliti membagikan LKS II, guru meminta siswa untuk segera
menyelesaikan tugas dengan kelompoknya. Siswa lebih tenang dibandingkan
dengan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini kerja sama antar
anggota kelompok terlihat lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya.
Hal ini dikarenakan guru selalu mengingatkan siswa agar saling bekerja
sama dan berdiskusi dengan teman satu kelompoknya.

Gambar 4.2
Sample Hasil Jawaban LKS II
46

Meskipun masih ada beberapa siswa yang tampak belum siap, tidak
bersemangat, bahkan sibuk bercerita dengan temannya. Proses belajar kelompok
berjalan dengan tertib. Ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS,
siswa masih malu untuk bertanya pada guru. Siswa mau bertanya kepada guru
pada saat guru mendekati kelompok mereka dan menanyakan kesulitan yang
dihadapi.
Setelah 20 menit, sebagian siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk perwakilan
dua kelompok untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Pemberian penghargaan ini diberikan kepada kelompok B dan C anggota
kelompok masing-masing berhak mendapat tanda bintang di lembar soal. Setelah
pembelajaran selesai guru menutup pelajaran.

3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2016 dengan sub
pokok bahasan Himpunan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam
pelajaran ke 3-4 dan dimulai pada pukul 09.40 akan tetapi para siswa belum siap
mengikuti pelajaran, sebagian siswa masih di luar kelas karena jam pelajaran
sebelumnya ke lab kimia dan siswa beristirahat untuk mempersiapkan pelajaran
selanjutnya. Setelah guru menegur akhirnya siswa masuk dan siap mengikuti
pelajaran matematika. Selain itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran
pada hari ini, yaitu siswa dapathimpunan bagian dari suatu himpunan dan banyak
himpunan suatu himpunan.
Setelah peneliti membagikan LKS III, guru meminta siswa untuk segera
menyelesaikan tugas dengan kelompoknya. Karena siswa kelelahan pada
pelajaran kimia guru memberikan permen agar anak semangat belajar pelajaran
berikutnya yaitu matematika. Pada pertemuan ketiga ini kerja sama antar anggota
kelompok terlihat lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Hal ini
dikarenakan guru selalu mengingatkan siswa agar saling bekerja sama dan
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya.
47

Guru dan peneliti berkeliling kelas untuk mengamati pelaksanaan diskusi


kelompok. Guru menghimbau siswa untuk bertanya kepada guru dan teman yang
lain jika siswa merasa kurang jelas, guru juga mengimbau siswa untuk terlibat
aktif dan berpartisipatif dalam diskusi dan tidak ada siswa yang ribut.
Kerja sama yang terjadi antar anggota kelompok sudah mulai terlihat.
Kebanyakan siswa mengerjakan LKS III secara individu.
Saat mengerjakan soal nomor 1 terlihat mereka tidak ada masalah karena
sudah ada gambar yang memperjelas soal yang diberikan guru, semua dari
jawaban mereka sudah benar, saat mengerjakan soal nomor 2 masih banyak siswa
yang benar tetapi masih ada siswa yang tidak mencermati keterangan ada dalam
LKSIII sehingga banyak siswa yang bertanya kepada guru. Guru mengajak dan
mengarahkan siswa untuk membantu siswa mengerjakan soal di papan tulis.
Pemberian penghargaan ini diberikan kepada kelompok yang paling aktif
dalam kegiatan diskusi dan berhasil mempersentasikan hasil diskusi kelompok
dengan baik, yaitu kelompok B dan C. Setelah pembelajaran selesai guru menutup
pelajaran, guru mengingatkan siswa agar pertemuan selanjutnya siswa sudah
berkumpul dengan kelompoknya dan siswa juga harus mempelajari materi
selanjutnya yaitu himpunan semesta.

4) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2016 dengan
sub pokok bahasan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran ke 5-6 dan
dimulai pada pukul 09.40 siswa sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-
masing akan tetapi siswa masih sangat ramai ketika guru dan peneliti memasuki
ruang kelas. Guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran, yaitu siswa dapat himpunan semesta.
Setelah peneliti membagikan LKS IV, guru meminta siswa untuk segera
menyelesaikan tugas dengan teman sebangkunya. Siswa lebih tenang
dibandingkan dengan kelompok. Pada pertemuan keempat ini kerja sama antar
48

sebangku terlihat lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Hal ini


dikarenakan guru lebih enak mengontrol siswanya.
Setelah 20 menit, sebagian siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan
hasil diskusi sesama sebangku di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk
bersama-sama untuk menjawab LKS IV. Dari pertemuan berikutnya guru
mengamati kemajuan siswa dalam mengerjakan soal dan siswa lebih memahami
lebih dalam tentang materi himpunan semesta dan anggotannya.

5) Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2016 dengan sub
pokok bahasan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran ke 1-2 dan dimulai pada
pukul 07.30 siswa sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing akan
tetapi siswa masih sangat ramai ketika guru dan peneliti memasuki ruang kelas,
dan sebagian siswa lagi belum selesai menyiapkan buku. Guru memulai
pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat
pengertian irisan, gabungan, dan kurang(selisih) dari dua himpunan.
Setelah peneliti membagikan LKS V, guru meminta siswa untuk segera
menyelesaikan tugas dengan kelompoknya. Siswa lebih tenang dibandingkan
dengan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kelima ini kerja sama antar
anggota kelompok terlihat lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Hal
ini dikarenakan guru selalu mengingatkan siswa agar saling bekerja sama dan
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya.
Proses belajar kelompok berjalan dengan tertib. Pada soal tahap awal
siswa tidak mengalami kesulitan untuk mengerjakan LKS, sedangkan soal
berikutnya siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS V, siswa masih
malu untuk bertanya pada guru. Siswa mau bertanya kepada guru pada saat guru
mendekati kelompok mereka dan menanyakan kesulitan yang dihadapi.
Setelah 20 menit, sebagian siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk perwakilan
dua kelompok untuk mengerjakan soal di papan tulis.
49

Pemberian penghargaan ini diberikan kepada kelompok C dan D anggota


kelompok masing-masing berhak mendapat tanda bintang di lembar soal. Setelah
pembelajaran selesai guru menutup pelajaran.

6) Pertemuan Keenam
Hari kamis, 18 Agustus 2016 dimulai pukul 09.40 guru membuka
pembelajaran dengan salam. Setelah guru membuka proses pembelajaran, guru
kembali mengingatkan siswa bahwa pada pertemuan kali ini akan diadakan tes
akhir siklus I. Guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis, yaitu pulpen, pensil,
penghapus. Seluruh catatan siswa juga dimasukkan ke dalam tas masing-masing,
kemudian dibantu peneliti guru membagi soal tes akhir siklus I. Sebelum siswa
memulai mengerjakan soal tes, guru mempersilahkan siswa untuk membaca soal
terlebih dahulu dan menanyakan apabila ada perintah yang tidak jelas. Karena
tidak ada satupun siswa yang bertanya, guru memberitahukan bahwa waktu yang
diberikan untuk mengerjakan soal tes adalah selama 30 menit.
Soal tes akhir siklus I terdiri dari 4 soal uraian. Guru juga mengingatkan
siswa agar mengerjakan soal tes secara individu dan tidak bekerja sama dengan
temannya. Siswa segera mengerjakan soal tes. Pada menit-menit awal, siswa
memang terlihat tenang dan mengerjakan soal tes sendiri. Tetapi selang kurang
lebih lima belas menit kemudian, siswa mulai gaduh untuk melihat pekerjaan
temannya. Guru mengingatkan kembali kepada siswa agar mengerjakan soal tes
secara individu. Saat guru dan peneliti berkeliling kelas untuk memantau siswa,
peneliti menemukan ada siswa yang sama sekali belum mengerjakan soal padahal
waktu mengerjakan sudah berlalu kurang lebih 15 menit. Ketika siswa
bersangkutan ditanya, siswa hanya tersenyum. Guru memberitahukan kepada
siswa bahwa waktu untuk mengerjakan soal tes tinggal 10 menit lagi.
Siswa kembali ramai dan saling mencocokkan jawaban. Guru dan peneliti
mengingatkan siswa agar tenang dan memeriksa kembali pekerjaannya. Selain itu,
guru mengingatkan kepada siswa untuk tidak lupa menuliskan nama dan nomor
absen mereka.
50

Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal tes telah habis. Siswa
mengumpulkan pekerjaan mereka kepada guru. Setelah semua pekerjaan siswa
terkumpul, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing dan agar siswa
tenang. Sisa waktu yang masih ada digunakan guru untuk membahas soal tes yang
baru saja dikerjakan oleh siswa, sambil menunggu bel akhir sekolah berbunyi.

c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan
pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran visualisasi.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan satu pengamat independent. Berdasarkan
hasil observasi pembelajaran sudah baik, hal ini dapat terlihat dalam lembar
observasi bahwa semua tahapan pembelajaran menggunakan metode visualisasi
sudah terlaksana, meskipun ada beberapa siswa yang bercanda dan masih ada
siswa yang memanfaatkan waktu diskusi untuk berbincang-bincang di luar materi
pelajaran sehingga pembelajaran menjadi kurang optimal. Selain itu ketika guru
bertanya kepada siswa tentang himpunan semesta dan himpunan kosong ada
beberapa siswa nampak bingung dan hanya beberapa orang siswa saja yang dapat
menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran yang telah lalu
sudah dilupakan oleh siswa tidak belajar terlebih dahulu sebelum pembelajaran
mulai.
d. Data Hasil Tes
Tes tertulis pada siklus I terdiri dari kuis I, kuis II dan tes akhir siklus I.
Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep matematika
siswa. Berikut adalah deskriptif statistik dari Tes Siklus I yang disajikan pada
Tabel 4.2 di bawah ini:
Table 4.3
Statistik Deskriptif Hasil Tes Siklus 1

N Valid 19
Missing 0
Mean 74.37
Median 72.00
51

Mode 70a
Std. Deviation 7.847
Minimum 62
Maximum 90
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown

Berdasarkan hasil kuis I nilai rata-rata siswa adalah 73,32 dengan


nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata siswa meningkat
pada kuis II menjadi 74.5, dengan nilai terendah 28 dan nilai tertinggi
100. Siswa mendapatkan nilai 100 dengan jawaban yang benar baik dalam
mendaftar anggota irisan dan gabungan himpunan A dan B, ataupun dalam
menyatakan hasil irisan dan gabungan himpunan A dan B ke diagram Venn.
Sedangkan jawaban dari siswa kurang betul sehingga mendapatkan nilai 88,
karena dalam menyatakan hasil gabungan himpunan A dan B dalam diagram
Venn menunjukkan bahwa himpunan B merupakan himpunan bagian dari A maka
jawaban tersebut kurang tepat.
Pada akhir siklus dilaksanakan tes akhir siklus I, diikuti oleh 19 siswa. Tes
akhir siklus I mengalami peningkatan dari siklus awal. Berdasarkan hasil tes
siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 74,37 meningkat dari tes awal yang rata-
ratanya hanya 61,05. Nilai terendah 62 dan nilai tertinggi 90. Sebanyak 15 siswa
atau 78,95% yang mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 70.
Hasil analisis kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
menunjukkan kemampuan siswa dalam menyatakan ulang sebuah konsep masuk
dalam kategori tinggi dengan persentase skor jawaban benar siswa sebesar
84,85%. Kemampuan untuk mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat
tertentu (sesuai dengan konsepnya) masih masuk dalam kategori cukup dengan
persentase skor jawaban benar siswa sebesar 67,73%. Kemampuan siswa dalam
memberi contoh dan non contoh dari konsep masih masuk dalam kategori cukup
dengan persentase skor jawaban benar siswa sebesar 66,41%. Kemampuan siswa
dalam menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sudah
masuk dalam kategori tinggi dengan persentase skor jawaban benar siswa sebesar
52

77,27%,. Kemampuan siswa dalam mengembangkan syarat perlu dan syarat


cukup suatu konsep masih masuk dalam kategori cukup dengan persentase skor
jawaban benar siswa sebesar 69,05%. Kemampuan siswa dalam menggunakan,
memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu sudah masuk dalam
kategori tinggi dengan persentase skor jawaban benar siswa sebesar 70,45%,
Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan
masalah masih masuk dalam kategori cukup dengan persentase skor jawaban
benar siswa sebesar 68,98%.
Sedangkan berdasarkan tiga indikator translasi, interpretasi, dan
ekstrapolasi berturut-turut persentase jawaban benar siswa adalah 84,85%., 70.47,
dan 69.75. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diindikasikan bahwa
pemahaman konsep siswa dalam hal translasi termasuk dalam kriteria sangat
tinggi, sedangkan secara berturut-turut pemahaman siswa dalam hal interpretasi
dan ekstrapolasi masih tergolong ke dalam kriteria tinggi dan cukup.
Rata-rata kelas pada saat kuis I dan kuis II lebih tinggi dibandingkan nilai
rata-rata tes akhir siklus I ini dikarenakan kuis diadakan langsung setelah
pembelajaran berlangsung jadi siswa masih ingat dengan pelajaran yang
disampaikan.

e. Refleksi
Berdasar hasil tes siklus I dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa adalah
74,37, hal ini telah terjadi peningkatan dari tes awal dengan nilai rata-rata siswa
61.05. Persentase ketuntasan belajar siswa juga telah memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 78,95%. Akan tetapi, dalam analisis hasil tes
siklus I masih ada indikator pemahaman konsep yang masih berada dalam kriteria
cukup yaitu : mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya), memberi contoh dan non contoh dari konsep,
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, mengaplikasikan
konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Hal ini dikarenakan selama siklus I pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilakukan mengalami kekurangan dan hambatan, antara lain:
53

1) Siswa sering menggunakan kesempatan diskusi untuk bercanda


dengan teman, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan tugas
tepat waktu.
2) Kerja sama dalam kelompok kurang ini dapat terlihat saat diskusi kelompok.
Hanya sebagian siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dan sebagian
siswa hanya mengikuti hasil jawaban yang diperoleh temanya.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II


a) Tahap Perencanaan
Persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus I adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebanyak 4
pertemuan mengunai materi himpunan yang akan dijadikan sebagai
pedoman dalam tiap-tiap pembelajaran siklus II.
2) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) 6-9.
3) Membuat jurnal harian siswa yang akan digunakan pada setiap
pertemuan.
4) Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa yang akan digunakan
oleh observer.
5) Membuat insturmen tes kemampuan konsep matematik akan digunakan
pada akhir siklus II.
b) Tahap Pelaksanaan
Tahap penyampaian tindakan siklus II terdiri dari lima pertemuan,empat
pertemuan untuk proses pembelajaran yang dilaksanakan dari tanggal 22 Agustus
2016 sampai dengan 8 September 2016 dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2
x 40 menit (2 jam pelajaraan) dan satu pertemuaan untuk tes akhir siklus II
mengenai materi himpunan siswa pada tanggal 12 September 2016 dengan
alokasi waktu 90 menit.
Siswa yang akan diteliti kelas VII-A berjumlah 19 siswa sehingga siswa
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3
54

siswa. Setiap kelompok untuk proses pembelajaran selama siklus II berlangsung


dibuat secara mandiri oleh siswa.
Hasil pelaksanaan tindakan siklus II pada setiap pertemuannya adalah
sebagai berikut:
1) Pertemuan Ketujuh
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 22

Agustus 2016. Sebelum pelajaran dimulai peneliti bersama guru melakukan

koordinasi mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan hari ini, tanda

pelajaran akan dimulai. Siswa-siswa segera masuk ke ruang kelas masing-masing.

Guru matematika kelas VII A juga segera masuk kelas diikuti oleh peneliti dan

observer.

Guru membuka pelajaran kemudian memeriksa kesiapan siswa dalam

mengikuti pelajaran hari ini. Siswa diberitahu tentang tujuan pembelajaran hari ini

yaitu menjelaskan pengertian komplemen dari suatu himpunan. Peneliti dan

observer membantu guru membagikan LKS 6, materi yang terdapat dalam LKS 6

adalah pengertian komplemen dari suatu himpunan. Guru menginformasikan

kepada siswa bahwa pembelajaran hari ini menggunakan media pembelajaran

visualisasi. Guru menanyakan apakah siswa sudah mengerti bagaimana media

pembelajaran visualisasi. Serentak siswa menjawab sudah,untuk itu guru tidak

menjelaskan secara rinci lagi mengenai tahapan-tahapan pembelajaran dengan

menggunakan media visualisasi.

Pada pertemuan pertama di siklus kedua ini tampak siswa sudahmulai

terbiasa dengan pembelajaran melalui metode pendekatan visualisasi. Siswa

langsungberkumpul dengan kelompok masing-masing ketika guru

mengatakanbahwa pembelajaran menggunakan media pembelajaran visualisasi.


55

Setelah peneliti membagikan LKS VI, guru meminta siswauntuksegera

menyelesaikan LKS VI dengan kelompoknya. Gurumenjelaskan bahwa waktu

yang disediakan untuk mendiskusikan LKS VI tersebut adalah 20 menit. Setelah

mendapat penjelasantersebut siswa langsung mencermati perintah dalam soal,

kemudianmendiskusikan bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tersebut.Guru

dan peneliti berkeliling untuk mengawasi jalannya diskusi.Beberapa siswa mulai

tidak segan untuk bertanya pada gurumaupunpeneliti mengenai materi dalam LKS

yang belum merekapahami. Mereka bertanya beberapa hal, termasuk menanyakan

soalyang salahpenulisan. Hal itu terjadi tidak lepas dari arahan danmotivasi yang

diberikan guru, agar siswa aktif dan berdiskusibersama kelompokmereka dalam

menyelesaikan soal yangdiberikan. Guru jugamengingatkan siswa untuk membaca

referensilain selain pada LKSagar siswa lebih memahami materi yangdipelajari.

Setelah waktu untuk mengerjakan soal LKS habis, gurumempersilahkan

kepada siswa untuk mempresentasikan hasildiskusinya di depan kelas.. Siswa dari

kelompok A dan kelompok C ke depan kelas mempersentasikan hasil diskusinya.

Setelah siswatersebut selesai menuliskan jawabannya, guru meminta siswa lain

untuk mencermati jawaban tersebut. Kemudian guru menanyakanapakah ada

jawaban lain selain yang dituliskan di papan tulis.Ternyata hampir semua

kelompok mempunyai jawaban yang sama.Setiap siswa yang telah selesai

menjelaskan jawaban di depan kelas,siswa yang lain memberi applause sebagai

penghargaan ataskeberaniannya mempresentasikan jawaban kelompok

sehinggasuasana kelas menjadi bersemangat.


56

Kurang 10 menit pelajaran akan berakhir, guru bersama siswa menekankan

kembali materi hari ini. Guru memberi waktu siswa untuk mencatat di buku

catatan masing-masing. Beberapa siswa tampak mencatat penjelasan guru dan

sisanya memperhatikan dengan seksama.

Setelah presentasi kelas selesai maka akan diberikan kuisdengan waktu 15

menit. Para siswa tidak diperkenankan bekerjasamadan saling membantu dalam

menyelesaikan kuis. Guru mengingatkan siswa bahwa jika siswa ada yang berbuat

curang dalam mengerjakan kuis ini maka siswa tersebut tidak memperoleh nilai.

Peningkatan nilai individu belum dapat ditentukan langsung pada

pelaksanaan pembelajaran pertemuan siklus I dan II.

Selanjutnya bagi kelompok yang memperoleh rata-rata skor tertinggi

dalam mengerjakan kuis I. Dari data dapat diketahui bahwa dari 4 kelompok, satu

kelompok memperoleh kreteria kelompok super yaitu kelompok C. Tetapi nilai

rata-rata skor tertinggi tetap kelompok A, B, dan D.

Setelah pembelajaran selesai guru menutup pelajaran, guru mengigatkan

siswa agar pertemuan selanjutnya siswa sudah berkumpul dengan kelompoknya

dan siswa juga harus mempelajari materi selanjutnya yaitu gabungan dari dua

himpunan dengan diagram Venn

2) Pertemuan Kedelapan
Pertemuan kedelapan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016 dengan
sub pokok bahasan konsep diagram Venn untuk irisan dan gabungan dua
himpunan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan siswa saaat sudah berkumpul
dengan kelompoknya masing-masing, akan tetapi siswa masih sangat ramai ketika
guru dan peneliti memasuki ruang kelas, dan sebagian siswa lagi belum selesai
menyapu ruang kelasnya sehingga guru dan peneliti harus menunggu di luar
57

sampai siswa selesai menyapu ruang kelasnya. Selesai mereka selesai


membersihkan ruang kelasnya, guru memasuki ruang kelas tetapi siswa masih
asyik dengan kegiatannnya masing-masing dan tidak menghiraukan guru, setelah
guru menegurnya barulah siswa menjadi tenang. Guru mulai pembelajaran dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran , yaitu siswa diharapkan dapat menjelaskan
gabungan atau irisan dua himpunan dengan diagram, Venn.
Setelah peneliti membagikan LKS VI, guru meminta siswa untuk segera
menyelesaikan tugas dengan kelompoknya. Siswa lebih tenang dibandingkan
dengan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedelapan ini, kerjasama antara
anggota kelompok terlihat lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Hal
ini dikarenakan guru selalu mengingatkan siswa agar saling bekerja sama dan
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya.
Meskipun masih ada beberapa siswa yang tampak belum siap, tidak
bersemangat, bahkan sibuk bercerita dengan temannya. Proses belajar kelompok
berjalan dengan tertib. Ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS,
siswa masih merasa malu untuk bertanya pada guru. Siswa mau bertanya kepada
guru pada saat guru mendekati kelompok mereka dan menanyakan kesulitan yang
dihadapi.
Setelah 20 menut, sebagian siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Salah satu siswa dari kelompok B
menuliskan jawabannya di papan tulis.
Peneliti memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu dan
mengingatkan siswa bahwa jika ada yang berbuat curang dalam mengerjakan kuis
ini maka siswa tersebut tidak akan memperoleh nilai. Semua siswa terdiam, tak
ada satupun siswa yang bertanya kepada guru maupun temannya saat
mengerjakan kuis. Kemudian guru dan peneliti mengawasi siswa dalam
mengerjakan kuis.
Pemberian reward diberikan kepada kelompok A dan D. Anggota setiap
kelompok tersebut berhak mendapatkan masing-masing tanda bintang di lembar
reward karena memperoleh skor rata-rata tertinggi dalam mengerjakan kuis.
Setelah pembelajaran selesai, guru menutup pelajaran. Guru mengingatkan siswa
58

agar pada pertemuan selanjutnya siswa sudah berkumpul dengan kelompoknya


dan siswa juga harus mempersiapkan dan mempelajari materi selanjutnya yaitu
mengenai selisih dan komplemen suatu himpunan dari himpunan lainnya dengan
diagram Venn.

3) Pertemuan Kesembilan
Pertemuan kesembilan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016 dengan
sub pokok bahasan konsep diagram Venn untuk irisan dan gabungan dua
himpunan. Sama seperti pada pertemuan sebelumnya, siswa diberikan LKS VIII,
dan mereka diminta untuk segera menyelesaikannya dengan kelompoknya. Pada
pertemuan ini, siswa tampak lebih tenang dibandingkan pertemuan sebelumnya
dan siswa tidak banyak menemui kesulitan. Siswa dapat menyelesaikan tugas
yang diberikan dan mengerjakannya secara berkelompok.
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, salah satu perwakilan kelompok
maju ke depan untuk melakukan presentasi yang diikuti sesi tanya jawab. Pada
pertemuan kali ini, siswa sudah semakin aktif dalam berdiskusi. Siswa terlihat
lebih aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapat.
Peneliti memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu dan
mengingatkan siswa bahwa jika ada yang berbuat curang dalam mengerjakan kuis
ini maka siswa tersebut tidak akan memperoleh nilai. Semua siswa terdiam, tak
ada satupun siswa yang bertanya kepada guru maupun temannya saat
mengerjakan kuis. Pada saat itu, guru dan peneliti mengawasi siswa dalam
mengerjakan kuis.
Pembelajaran pada pertemuan ini berjalan secara efektif dan aktivitas
belajar siswa berjalan dengan sangat aktif. Setelah pembelajaran selesai guru
menutup pelajaran dan siswa juga harus mempelajari materi selanjutnya yaitu
penggunaan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.
59

4) Pertemuan Kesepuluh
Pertemuan kesepuluh ini merupakan pertemuan terakhir di siklus II yang
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016 dengan sub pokok bahasan
menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.
Setelah peneliti membagikan LKS IX, guru meminta siswa untuk segera
menyelesaikan tugas dengan kelompoknya. Sama pada pertemuan sebelumnya
siswa dapat mengikuti pelajaran dengan tenang. Demikian pula kerja sama antar
anggota kelompok semakin baik satu sama lain.
Proses belajar kelompok berjalan dengan tertib. Ketika mengalami
kesulitan dalam mengerjakan LKSs, siswa bertanya pada guru. Siswa tidak
merasa malu lagi ketika mereka ingin bertanya kepada guru saat mereka
menemukan kesulitan.
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, salah satu kelompok maju ke
depan untuk melakukan presentasi diikuti dengan kegiatan Tanya-jawab. Ketika
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, semua anggota kelompok
cenderung ikut berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari teman-temannya.
Peneliti juga memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu dan
mengingatkan siswa bahwa jika ada yang berbuat curang dalam mengerjakan kuis
ini maka siswa tersebut tidak akan memperoleh nilai. Sebelum mengakhiri
pembelajaran, peneliti memberikan informasi bahwa pada pertemuan selanjutnya
akan diadakan tes siklus II mengenai apa yang sudah dipelajari selama 4
pertemuan sebelumnya.

5) Pertemuan Kesebelas
Pertemuan kesebelas ini dilaksanakan pada tanggal 2 September 2016. Ini
merupakan pertemuan terakhir di siklus II, dimana hari ini siswa akan
melaksanakan tes siklus II. Ketika guru memasuki kelas, siswa tampak telah siap
mengerjakan tes. Setelah guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, guru
tidak langsung membagi soal. Sebelumnya guru bertanya pada seluruh siswa
mengenai kesiapan mereka menghadapi tes.
60

Guru juga memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai


materi tes pada pertemuan ini. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh siswa,
beberapa siswa mengangkat tangan dan menayakan soal dari buku yang belum
mereka pahami. Selesai guru menjelaskan, dibantu peneliti guru membagi soal tes
siklus II yang terdiri dari 4 soal uraian kepada siswa.
Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 30 menit. Siswa
mengerjakan soal dengan tertib. Sesekali masih ada siswa yang kedapatan melirik
jawaban teman, tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena guru selalu
mengingatkan siswa untuk mengerjakan tes secara individu dan siswa pun
mengindahkan perintah guru.
Tiga puluh menit waktu untuk mengerjakan tes telah usai. Siswa meminta
tambahan waktu pada guru untuk menyelesaikan soal tes. Saat lima menit waktu
akan berakhir, guru mengingatkan siswa untuk tidak lupa menuliskan nama dan
nomor absen pada sudut kiri atas lembar jawaban, dan memeriksa jawaban
mereka. Waktu pun habis, guru meminta siswa untuk segera mengumpulkan
lembar jawabannya. Jam pelajaran yang masih tersisa, digunakan guru untuk
membahas soal tes siklus II. Sebagian besar siswa tersenyum puas karena jawaban
mereka sama seperti yang diuraikan oleh guru.
Pelajaran berakhir setelah terdengar bel panjang tanda kegiatan sekolah
usai. Guru mengingatkan siswa untuk tetap belajar di rumah dan menutup dengan
doa dan salam.
c. Tahap Observasi
 Data Hasil Obserbasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana implementasi
pembelajaran Matematika dengan media pembelajaran visualisasi. Observasi
dilakukan oleh peneliti dan satu pengamat independen. Berdasarkan hasil
observasi, pembelajaran sudah terlaksana dengan baik dan lancar. Guru
memeriksa kesiapan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Setiap saat
guru memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dan bekerja sama
dengan kelompok masing-masing. Sehingga diskusi dalam kelompok terlaksana
dengan baik, siswa lebih aktif dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan
61

sebelumnya. Selain itu, selama proses pembelajaran guru juga memotivasi siswa
untuk berasni bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti, meminta siswa
untuk teliti dalam mengerjakan soal. Siswa pun mulai tidak malu atau segan
untuk bertanya kepada guru.
Guru memantau jalannya diskusi dan presentasi, di akhir pembelajaran
guru juga tidak lupa untuk menegaskan kembali materi yang dipelajari. Dengan
demikian kegiatan pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan
visualisasi berjalan dengan baik dan membuat kegiatan belajar menjadi lebih
terarah.
d. Data Hasil Tes
Hasil tes terdiri dari hasil kuis yang dilakukan pada akhir pembelajaran,
yaitu kuis-kuis nilai tes akhir siklus II. Rata-rata nilai kuis III yang diperoleh
siswa 81.84 dengan nilai terendah 48 dan tertinggi 100. Sedangkan kuis IV
diperoleh nilai rata-rata siswa 88.79 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi
100. Tes akhir siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Hal tersebut ditandai
dengan nilai rata-rata siswa pada siklus I 74.37, pada siklus II menjadi 84.05
dengan nilai terendah 72 dan nilai tertinggi 97.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Hasil Siklus II

Nilai_Siklus_II

N Valid 19

Missing 0

Mean 84.05

Median 86.00
a
Mode 86

Std. Deviation 7.222

Minimum 72

Maximum 97

Sum 1597

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown
62

Pada siklus I banyaknya siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 15


siswa atau 78,95%, pada siklus II sebanyak 19 siswa atau 100%. Persentase rata-
rata skor jawaban benar siswa pada siklus II berada pada kriteria tinggi.
Selanjutnya, hasil analisis kemampuan pemahaman konsep Matematika
siswa menunjukkan kemampuan siswa dalam menyatakan ulang sebuah konsep
dari siklus II mengalami peningkatan, pada siklus I presentase skor jawaban benar
siswa masuk dalam kategori tinggi, sedangkan pada siklus II masuk dalam
kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 85.62%. Kemudian, kemampuan
untuk mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya) pada siklus I masih masuk dalam kategori cukup, sedangkan pada
siklus II masuk dalam kategori tinggi dengan persentase skor jawaban benar siswa
70.31%. Kemampuan siswa dalam memberi contoh dan non contoh dari konsep
pada siklus I masih masuk dalam kategori cukup, sedangkan pada siklus II masuk
dalam kategori tinggi dengan persentase jawaban benar siswa sebesar 71.09%.
Selanjutnya, kemampuan siswa dalam menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis pada siklus I sudah masuk dalam kategori tinggi,
sedangkan pada siklus II masuk kategori sangat tinggi dengan persentase skor
jawaban benar siswa sebesar 86.25%. Kemudian kemampuan siswa dalam
mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep pada siklus I masih
masuk dalam kategori cukup, sedangkan pada siklus II masuk dalam kategori
tinggi dengan persentase skor jawaban benar siswa sebesar 72.66%. Kemudian
kemampuan siswa dalam menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur
atau operasi tertentu pada siklus II sama seperti pada siklus I sudah masuk dalam
kategori tinggi 72.25%. Sedangkan pemahaman konsep dilihat dari 3 indikator
translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi secara berturut-turut adalah 85.62, 75.88,
dan 72,45. Hal ini menandakan terjadinya peningkatan dalam tiga indikator
tersebut disbanding siklus I.
63

Selanjutnya, Tabel 4.3 menyajikan hasil analisis angket respon siswa


terhadap pembelajaran Matematika dengan pendekatan visualisasi beserta criteria
di setiap aspeknya:
Tabel 4.5
Analisis Hasil Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
Aspek 1 2 3 4 5 6
Persentase 85.26% 81.58% 81.05% 75.79% 82.11% 86.84
Kriteria Sangat Sangat Sangat Baik Sangat Sangat
Baik Baik Baik Baik baik

Keterangan:
1=respon siswa terhadap belajar kelompok
2=respon siswa terhadap presentasi hasil diskusi
3=respon siswa tehadap kuis dan penghargaan kelompok
4=respon siswa dalam membangun pemahaman
5=respon siswa terhadap interaksi dalam kegiatan mengajar
6=respon siswa terhadap pembelajaran melalui pendekatan visualisasi

e. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti dengan guru setelah pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II berakhir. Dari hasil refleksi menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II telah lebih baik daripada pelaksanaan
pembelajaran siklus I. Berdasarkan data hasil observasi beberapa kekurangan
dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I telah diperbaiki, yaitu waktu yang
diberikan guru telah benar-benar dimanfaatkan oleh siswa sehingga tugas selesai
tepat waktu. Kerja sama siswa lebih bisa terjalin, ini bisa terlihat saat siswa
diskusi kelompok ada siswa yang berusaha mencari penyelesaian di buku
zambak.
Berdasarkan hasil analisis tes siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
kelas sebesar 84.05. Dalam hasil analisis hasil tes siklus II menunjukkan bahwa
semua indikator pemahaman konsep matematika berada dalam kategori tinggi dan
64

sangat tinggi sehingga berdasarkan indikator keberhasilan telah tercapai. Selain


itu, sebanyak 19 siswa pada siklus II telah memiliki nilai di atas KKM atau 100%
secara persentase, dan berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa
pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan visualisasi terlaksana
sesuai langkah-langkah yang telah direncanakan. Berdasarkan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan, maka dapat dikatakan indikator keberhasilan
telah tercapai sehingga tindakan dihentikan.

B. Pembahasan Temuan Penelitian


Pembelajaran Matematika melalui pendekatan visualisasi ini diawali
dengan presentasi kelas oleh guru, yaitu menyampaikan materi dengan jelas dan
singkat. Selanjutnya siswa secara berkelompok berdiskusi, bekerja sama, dan
saling membantu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan
baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kelompok diskusi yang digunakan
dalam penelitian ini beranggotakan 4-5 orang siswa. Kelompok dibentuk
berdasarkan hasil nilai tes awal.
Ukuran kelompok akan berpengaruh terhadap produktivitas dan efektivitas
kinerja kelompok. Jika kelompoknya terlalu kecil maka interasksi anggota
kelompok akan sangat terbatas. Sebaliknya bila ukuran kelompok itu terlalu besar
maka akan sangat sulit bagi kelompok itu berfungsi secara efektif. Siswa-siswa
yang lebih aktif dalam pembelajaran akan cenderung menguasai kelompok dan
siswa-siswa yang cenderung pendiam akan menerima apa saja yang diberikan
guru. Dalam kelompok yang lebih besar sulit bagi setiap individu untuk
menyampaikan pendapat dan mengkoordinasikannya.
Selain itu, guru selalu memonitor kinerja siswa dalam kelompok. Guru
melakukan hal tersebut agar dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam menghubungkan konsep-konsep yang mereka pelajari dengan pengalaman
yang mereka miliki. Setelah siswa selesai mendiskusikan LKS yang diberikan,
maka kegiatan selanjutnya adalah pembahasan atau presentasi oleh siswa. Siswa
menuliskan hasil diskusi kelompok di papan tulis.
65

Pada saat pelaksanaan pembahasan, guru selalu menampung alternative


jawaban yang berbeda yang diperoleh tiap kelompok. Guru juga memerintahkan
siswa untuk mencatat hasil diskusi kelas mereka jika jawaban yang diperoleh
berbeda dengan jawaban siswa sebelumnya. Saat pembahasan terhadap jawaban
dalam presentasi, guru memerintahkan siswa untuk mencermati hasil jawaban
yang ditulis di papan tulis. Setelah pembahasan selesai, guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang telah disampaikan. Hal ini melatih siswa untuk
menganalisis dan menarik kesimpulan dari berbagai pernyataan. Guru juga
menghimbau untuk mencatat kesimpulan yang didapat tersebut.
Dari hasil observasi, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dapat
berkalan dengan baik. Meskipun ada beberapa yang tidak sesuai rencana, karena
tidak semua soal pada LKS dapat dipresentasikan oleh siswa seperti yang terjadi
pada siklus I. Selama kegiatan pembelajaran, terlihat aktivitas siswa lebih
dominan dibandingkan guru. Sehingga proses pembelajaran tidak lagi cenderung
berpusat pada guru namun menjadi lebih mandiri. Belajar dengan cara diskusi
kelompok dimana kelompok terdiri dari anggota dengan tingkat akademis yang
heterogen akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama.
Biasanya siswa yang lebih pandai menjadi tempat bertanya teman yang lain.
Berdasarkan nilai kuis rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Dalam siklus I, kuis I rata-rata nilai siswa 73.32 dan kuis II
rata-ratanya 74.53. Sedangkan untuk siklus II kuis III rata-rata nilai siswa 81.84
dan kuis IV rata-rata nilai siswa 88.79. Selain itu, dalam lembar rangkuman tim
super seperti kelompok A dan C, walaupun masih ada kelompok yang
mendapatkan predikat tim sangat baik dan tim baik.
Berdasarkan nilai tes akhir siklus, terjadi peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Ketuntasan belajar siswa untuk siklus I dan siklus II juga telah melebihi
batas KKM untuk mata pelajaran Matematika, yaitu lebih dari sama dengan 70.
Berdasarkan tes yang dikerjakan siswa secara individu, tampak pula adanya
peningkatan pada masing-masing indikator pemahaman konsep Matematika siswa
dari siklus I ke siklus II. Perhitungan didasarkan atas banyaknya siswa yang
menjawab benar untuk setiap butir soal yang menunjukkan masing-masing
66

indikator pemahaman konsep Matematika. Berikut ini adalah Tabel 4.3 yang
menyajikan persentase peningkatan pemahaman konsep Matematika siswa untuk
masing-masing indikator pemahaman konsep.
Tabel 4.6
Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siklus I dan II
No. Indikator Siklus Siklus
I (%) II (%)
1. Mampu menyatakan ulang konsep 84.85 85.62
2. Mampu mengklasifikasikan objek-objek sesuai konsep. 67.73 70.31
3. Mampu memberi contoh dari atau menurut konsep. 66.41 71.09
4. Mampu menyajikan konsep. 77.27 86.25
5. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan 70.45 72.25
masalah.
6. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu 69.05 72.66
konsep.

Tabel 4.7
Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siklus I dan II
(berdasarkan 3 Indikator: Translasi, Interpretasi, dan Ekstrapolasi)
No. Indikator Siklus I Siklus II
(%) (%)
1. Translasi 84.85 85.62
2. Interpretasi 70.47 75.88
3. Ekstrapolasi 69.75 72.45

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dalam analisis hasil tes siklus I dan II dapat
dilihat bahwa terjadi peningkatan criteria pada indikator pemahaman konsep
Matematika, yaitu: menyatakan ulang sebuah konsep dari criteria tinggi menjadi
sangat tinggi, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsep) dari criteria cukup menjadi tinggi, menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis dari kriteria tinggi menjadi sangat tinggi,
67

mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah memiliki kriteria


yang sama yaitu termasuk dalam kategori tinggi, dan pemahaman konsep tentang
mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep dari kriteria cukup
menjadi tinggi. Demikian pula terjadi kenaikan dalam hal tiga indikator translasi,
interpretasi, dan ekstrapolasi seperti yang terlihat dalam Tabel 4.7 di atas.
Selanjutnya dilihat dari segi persentase ketuntasan belajar siswa dalam
satu kelas, ketuntasan belajar siswa pada siklus II lebih tinggi daripada ketuntasan
belajar siswa pada siklus I, yaitu pada siklus II sebesar 100% dan pada siklus I
sebesar 78.95%. Di samping data hasil tes siswa, berdasarkan wawancara yang
dilakukan baik dengan guru Matematika yang bersangkutan maupun dengan
siswa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika dengan pendekatan
visualisasi untuk kelas VII lebih efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran-
pembelajaran yang selama ini digunakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru Matematika yang bersangkutan, guru tersebut berpendapat bahwa
Matematika dengan pendekatan visualisasi metupakan pembelajaran yang bagus
dan efektif. Terlebih lagi dengan adanya diskusi kelompok dan presentasi yang
dilakukan oleh siswa menjadikan siswa lebih aktif. Sebagai salah satu sarana
untuk membantu siswa dalam mengungkapkan ide-idenya, sehingga siswa
menjadi lebih mandiri dan mampu bereksplorasi pula. Siswa juga menjadi lebih
berani dalam berpendapat dan berbicara di depan kelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswi kelas VII, secara umum
mengatakan bahwa mereka lebih menyukai metode pembelajaran Matematika
dengan pendekatan visualisasi. Sebagian besar mereka berpendapat bahwa
pembelajaran Matematika dengan pendekatan visualisasi menjadikan mereka
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang dibahas. Pelajaran tidak
membosankan dan tidak membuat mereka mengantuk karena mereka dituntut
untuk lebih aktif dalam diskusi maupun dalam presentasi hasil diskusi. Dalam
diskusi kelompok, mereka dapat bertukar pikiran dengan teman satu kelompok
sehingga materi pelajaran yang sedang diajarkan lebih mudah dipahami. Selain
hasil wawancara dengan siswa, berdasarkan hasil angket respon siswa
menunjukkan bahwa persentase respon siswa terhadap pembelajaran Matematika
68

dengan pendekatan visualisasi adalah 86.84s% dan termasuk ke dalam kategori


kriteria sangat baik.
Dalam analisis angket respon siswa, dapat dilihat bahwa respon siswa
dalam membangun pemahaman termasuk kedalam kriteria baik, meskipun
demikian respon siswa terhadap belajar kelompok, presentasi hasil diskusi, kuis
dan penghargaan kelompok, dan interaksi dalam kegiatan mengajar termasuk
kedalam kategori sangat baik. Hal tersebut sejalan dengan pandangan Slavin
bahwa denga belajar dalam team siswa tidak hanya meraih akademik yang baik,
tapi juga self esteem (rasa harga diri) karena mendapat pengakuan dan
penghargaan kelompok, membangun integrasi antar siswa serta meningkatnya
interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran.1

C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan memiliki
banyak kekurangan. Berbagai upaya telah dilakukan agar diperoleh hasil yang
maksimal. Namun demikian, masih terdapat hal-hal di luar kendali peneliti
sehingga penelitian ini pun memiliki beberapa keterbatasan. Hal tersebut antara
lain:
1. Jumlah sampel penelitian yang diambil sedikit sehingga generalisasi yang
diambil dalam penelitian ini kemungkinan tidak implementatif bila dilakukan
di sekolah lain.
2. Meskipun menurut penelitian ini pendekatan visual efektif dalam memahami
konsep Matematika; namun ada kemungkinan penerapan pendekatan visual ini
hanya akan efektif bagi siswa tertentu dikarenakan setiap siswa memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda, seperti tidak hanya gaya belajar visual, tapi juga
auditory dan kinestetik. Sehingga dapat dipastikan pendekatan ini hanya akan
tepat bila diterapkan pada siswa yang memiliki gaya belajar visual. Oleh
karena itu, perlu variabel lain terkait pendekatan visual seperti gaya belajar
siswa dan sebagainya perlu diselidiki pada penelitian mendatang.

Robert E. Slavin, Student Team Learning: A Practical Guide to Cooperative Learning,


1

(Washington DC: National Education Association, 1991), hh. 13-18.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka diperoleh kesimpulan bahwa sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan visualisasi untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika adalah sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan presentasi kelas dengan memberikan materi pelajaran
secara singkat.
b) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan LKS.
c) Siswa menuliskan hasil diskusi kelompok mereka di papan tulis.
d) Guru bersama siswa melakukan pembahasan alternatif jawaban yang
digunakan siswa dalam menjawab pertanyaan.
e) Guru dan siswa menyimpulkan masalah yang telah siswa diskusikan dalam
kelompoknya maupun hasil dari presentasi kelas.
f) Dilaksanakan kuis sebanyak 4 kali, kuis dikerjakan secara individu.
g) Menentukan poin kemajuan individu dengan membandingkan skor kuis
baru yang diperoleh dengan skor kuis pada pertemuan sebelumnya.
h) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang
berprestasi.
2. Pemahaman konsep matematika siswa kelas VII di SMP Kharisma Bangsa
mengalami peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran matematika dengan
pendekatan visualisasi. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa kelas VII
meningkat dari tes kemampuan awal sebesar 61.05 ke siklus I sebesar 74.37
dan siklus II sebesar 84.05 Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa
juga terlihat dari peningkatan rata-rata persentase setiap indikator pemahaman
konsep matematika dari siklus I ke siklus II yaitu sebagai berikut:
a) Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya), terjadi peningkatan sebesar 2.58%

69
70

b) Memberi contoh dan non-contoh dari konsep, ada peningkatan sebesar


4.68%.
c) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, terjadi
peningkatan sebesar 8.98%.
d) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, terjadi
peningkatan sebesar 3.61%
e) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu,
terjadi peningkatan sebesar 1.8%
f) Menyatakan ulang sebuah konsep, pada siklus I sudah masuk dalam
kategori tinggi. Selain itu dapat diketahui pula bahwa ketuntasan belajar
siswa telah memenuhi batas kriteria kelulusan minimal. Ketuntasan belajar
siswa pada siklus I sebesar 78.95% dan pada siklus II meningkat menjadi
100%.
g) Berdasarkan translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi dari siklus I ke siklus II
mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 0.77, 5.41, dan 2.7.
3. Berdasarkan hasil wawancara siswa menyukai pembelajaran matematika
dengan pendekatan visualisasi. Sebagian besar siswa berpendapat bahwa
pembelajaran matematika dengan pendekatan visualisasi menjadikan mereka
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang sedang dibahas. Pelajaran
tidak membosankan dan tidak membuat mereka ngantuk karena siswa dituntut
untuk lebih aktif dalam diskusi maupun dalam persentasi hasil diskusi.
4. Berdasarkan data hasil angket respons siswa terhadap pendekatan visualisasi,
diperoleh persentase respons siswa sebesar 86.84% (kriteria sangat baik).
Berikut persentase respons siswa pada tiap aspeknya:
a. respons siswa terhadap belajar kelompok sebesar 85.26%
b. respons siswa terhadap presentasi hasil diskusi sebesar 81.58%
c. respons siswa terhadap kuis dan penghargaan kelompok 81.05%
d. respons siswa dalam membangun pemahaman 76.57%
e. respons siswa terhadap interaksi dalam kegiatan belajar mengajar 82.11%
71

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan, selama
pelaksanaaan penelitian dengan pendekatan visualisasi yang telah dilakukan,
peneliti memberikan masukan atau saran yang perlu dipertimbangkan oleh
berbagai pihak berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan visualisasi sebagai upaya meningkatkan pemahaman
konsep matematika pada siswa kelas VII SMP Kharisma Bangsa, yaitu:
1. Kepada pihak sekolah, diharapkan agar metode belajar ini dapat menjadi
metode alternatif yang digunakan di SMP Kharisma Bangsa dan dapat
dilaksanakan secara bergantian dengan model pembelajaran yang lain. Karena
penerapan pendekatan visualisasi dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa.
2. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan
metode pembelajaran dengan pendekatan visualisasi dengan mencakup aspek
selain pemahaman konsep dan mengaplikasikannya pada materi pembelajaran
yang berbeda atau pada mata pelajaran selain matematika.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan,. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Badan Penelitiandan Pengembangan, Kemdikbud, Laporan Studi Kajian Peserta Didik


pada Tingkat Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan, 2013.

Burns, Anne. Doing Action Research in English Language Teaching: A Guide for
Practitioners. New York: Routledge, 2007.

Dasari, D. Pengembangan Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Berbasis


Kompetensi, Procceding National Science Education Seminar, 5 Agustus 2002,
Malang : UNM.

Dafril, A. 2011. Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Peningkatan


Pemahaman Matematika Siswa. (Palembang: Prosiding PGRI .

Ernawati. 2003. Menıngkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMU


Melalui Pebelajaran Berbasis Masalah. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika
FPMIPA UPI (tidak dipublikasikan).

Fitrianti. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:


Deepublish, 2016.

Krisdiana, Ika, Davi Aprianda, & Reza Kusuma Setiansyah, Analisis Kesulitan yang
Dihadapi oleh Guru dan Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama dalam
Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Matematika,
JurnalPendidikanMatematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun, 2015

Kurniawati, Lia. “Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk


Meningkatkan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMP”
ALGORITMA jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1, 2006.

Mujiyanto. Penggunaan Media Pendidikan pada Pengajaran Matematika di Sekolah


Menengah. (diakses dari internet: http://one.indoskripsi.com/node/797, 2007.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.

72
73

Purwanto, M. N. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan,


Bandung: Remaja, 1994.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta:Kencana, 2004.

Ruseffendi, E.t.. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya


dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito,
1998.

Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: kencana Prenada Media
Group, 2008

Slavin, Robert E. Student Team Learning: A Practical Guide to Cooperative Learning,


Washington DC: National Education Association, 1991.

Tandililing, Edy. Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Serta


Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas- Melalui Strategi P4R dan
Bacaan Refutation Text., Disertasi: Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.

Tim Puspendik, KemampuanMatematikaSiswa SMP Indonesia (Menurut Benchmark


Internasional TIMSS 2011), 2012.

Turmudi, PembelajaranMatematika, Buku Bunga Rampai Pembelajaran MIPA,


JICAFPMIPA, 2010.

Virlianti, Y.2002.Analisis Pemahaman Konsep Siswa dalam Memecahkan Masalah


kontekstual pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Realistik.
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI (tidak dipublikasikan)

Widdiharto, Rachmadi. Diagnosis Kesulitas Belajar Matematika SMP danAlternatif


Proses Remidinya: dalam Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP
Matematika, Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Matematika Yogyakarta, 2008.

YS Amran. Chaniago. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.( Bandung: Pustaka Setia,


2002), hh. 427 – 428
74

Zarkis, R., &Sirotic, N. Locating irrational numbers on the number line, Proceedings of
the 27th Annual Meeting of the North American Chapter of the International
Group for the Psychology of Mathematics Education, 2005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Kharisma Bangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
Materi Pokok : Himpunan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke :1

A. Standar Kompetensi :
4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemacahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar:
4.2 Memahami konsep himpunan bagian.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
4.2.1 Menjelaskan pengertian himpunan.
4.2.2 Menyajikan himpunan dengan mendaftarkan anggotanya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan individu dan kelompok,
diskusi kelompok siswa dilatih mengembangkan rasa ingin tahu, percaya
diri, interaksi yang efektif dan rasa tanggung jawab.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian himpunan.
3. Siswa dapat menyajikan himpunan dengan mendaftarkan anggotanya.
E. Materi Ajar
1. Menemukan konsep himpunan.
2. Menyajikan himpunan dengan mendaftarkan anggotanya.
F. Metode Pembelajaran:
G. Diskusi, tanya jawab, visualisasi, demonstrasi dan penugasan.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
Tahap Persiapan  Guru menyapa siswa dengan salam 10 menit
(Pendahuluan) dilanjutkan doa
 Guru mengkondisikan siswa siap belajar
 Guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran
 Siswa mendengarkan dan menanggapi
tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru
 Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang cara belajar yang akan ditempuh
dalam kelompok

1. Tahap  Siswa mengamati tayangan gambar 15 menit


misalkan tentang pengelompokan
penyamp
negara-negara yang menjadi peserta piala
aian dunia pertandingan sepak bola tahun
2010 di Afrika Selatan yang disajikan
(kegiata
dalam Gambar1.1 berikut:
n inti
pada
eksplora
si)


o
 Dengan melihat gambar di atas siswa
guru meminta siswa untuk menuliskan
informasi yang terdapat pada gambar
sesuai dengan materi yang diajarkan.
Dalam hal ini mencontohkan himpunan 15 menit
negara-negara peserta Piala Dunia 2010
2. Tahap
di Afrika Selatan, seperti:
pelatihan o Negara yang tergabung di grup A
adalah: {South Africa, Mexico,
(kegiata
Uruguay, France}
n inti o Negara yang tergabung di grup E
adalah: {Netherlands, Denmark,
pada
Japan, Cameroon}
elaborasi o Seluruh peserta tergabung di
dalam 8 group yaitu: {group A,
)
group B, group C, group D, group
E,group F, group G, group H}
o Brazil dan Portugal sama-sama
berada di group G.
o Setiap group anggotanya adalah 4
negara.
o Negara yang bertanding
seluruhnya ada 32 negara. Seluruh 15 menit
negara peserta pertandingan piala
dunia ini merupakan anggota
himpunan semesta dari himpunan
yang menjadi objek pembicaraan.
3. Tahap
 Guru memberikan permasalahan / kasus
penampi yang lain untuk memberikan tantangan,
sbb :
lan hasil
 Toko ‘Laptop Oke’ adalah sebuah toko
(kegiata yang khusus menjual
n inti  Netbook berbagai merek. Ariel sang
pemilik toko itu
pada  berencana ingin meningkatkan penjualan
konfirma dalam bulan ini. Agar
 rencananya berhasil, dia ingin tahu
si) merek laptop apa saja yang
 banyak dipakai siswa. Untuk itu, dia
memerlukan data tentang
 merek laptop yang banyak dipakai siswa.
Bantulah Ariel untuk
 menemukan data yang diperlukan khusus
di kelas kamu, dengan melakukan hal-hal
berikut:
 Sebutkan merk laptop yang dipakai oleh
seluruh siswa di kelasmu!

 Kelompokkanlah seluruh siswa di dalam


kelasmu berdasarkan merk laptop yang
dipakai.

 Berapa merk laptop yang dipakai dalam


kelasmu?

 Merk laptop apa yang paling banyak


dipakai? 5 menit
 Berdasarkan alternatif penyelesaian
masalah diatas siswa dapat
menyimpulkan definisi himpunan
sebagai berikut :
 Himpunan adalah sekumpulan objek atau 20 menit
benda yang memiliki karakteristik yang
sama atau terdefinisi dengan jelas.
 Siswa diminta menyebutkan contoh
himpunan dan bukan himpunan
 Siswa diminta membentuk kelompok
yang anggotanya terdiri dari 3-4 orang
 Guru membagikan LKS
 Seluruh anggota kelompok diberi waktu
10 menit untuk membaca buku siswa
halaman 13 - 14
 Guru mengamati siswa berdiskusi pada
masing – masing kelompok
 9.Siswa mencoba menyelesaikan LKS
dalam kelompoknya
 10.Siswa menyimpulkan hasil diskusi
dalam kelompoknya
 11.Beberapa kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya ,sedangkan kelompok yang
lain menanggapi dengan santun.

Penutup  Siswa dan guru merangkum isi 10 menit


pembelajaran yaitu tentang Definisi
Himpunan dan Penyajian Himpunan
 Memberikan Uji Kompetensi

I. Alat dan Sumber Belajar :


Alat : Netbook dan LCD
Sumber : Buku Siswa Diknas Sesuai Kurikulum 2013 halaman 4 – 10
J. Penilaian
LKS-1 (terlampir)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SatuanPendidikan : SMP KharismaBangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
MateriPokok : Himpunan
AlokasiWaktu :3x 40 menit
Pertemuanke :2

A. StandarKompetensi
4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Memahami pengertian dannotasi himpunan, serta penyajiannya.
C. Indikator
4.1.3Menyajikan himpunan dengan menyatakan sifat dan dimiki anggotanya.
4.1.4 Menjelaskan himpunan kosong dan notasinya.
Menyajikan himpunan dengan menuliskan notasi pembentuk himpunan
D. TujuanPembelajaran
1. Melaluipengamatan, tanyajawab, penugasanindividudankelompok,
diskusikelompoksiswadilatihmengembangkan rasa ingintahu, percayadiri,
interaksi yang efektifdan rasa tanggungjawab.
2. Siswadapatmenyajikanhimpunandenganmenyatakansifat yang
dimilikianggotanya.
3. Siswadapatmenyajikanhimpunandenganmenuliskannotasipembentukhimpu
nan.
E. Materi Ajar
1. Himpunan dengan menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya.
2. Himpunan dengan menuliskan notasi pembentuk himpunan.
3. Menyajikan himpunan dengan menyatakan sifat yang dimiliki
anggotanya
4. Menyajikan himpunan dengan menuliskan notasi pembentuk himpunan
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, tanyajawab, visualisasi, demonstrasi dan penugasan.
G. Langkah-LangkahPembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
Tahap Persiapan  Guru 10 menit
(Pendahuluan) menyapasiswadengansalamdilanjutkand
oa.
 Guru mengkondisikansiswasiapbelajar
 Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa tentang materi sebelumnya yaitu
pengertianhimpunan dan
himpuandenganmendaftarkananggotany
a.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.

1. Tahap  Guru mempresentasikan 1 contoh


penya
himpunan dengan menuliskan notasinya
mpaia
n dan membandingkannya dengan definisi
(kegiat himpunan yang sudah pelajari
an inti
sebelumnya. Contohnya sebagai
pada
eksplo berikut:
rasi)

 Siswa dapat memahami dan bersama-
sama membahas contoh yang diberikan.

2. Tahap  Guru memberikan contoh suatu


pelatih himpunan yang tidak memiliki
an
anggota(himpunan kosong). Contoh
(kegiat
an inti sebagai berikut:
pada
elabor
asi)


 Siswa dan guru mendiskusikan contoh-
contoh tersebut sampai siswa mampu
membedakan antara himpunan kosong
atau bukan dengan notasinya.
 Guru membagikan LKS-2 kepada
masing-masing siswa.
3. Tahap
penam  Siswa berdiskusi, saling bertukar
pilan
pendapat, dan mengemukakan gagasan
hasil
(kegiat berbeda dengan teman-teman dan guru
an inti bertindak sebagai fasilidator.
pada
 Guru mengamati dan membimbing
konfir
masi) jalannya diskusi agar setiap siswa dapat
terlibat secara aktif dalam berdiskusi
sehingga diskusi berjalan baik. Dan
memperbaiki kesalahan apabila ditemui
adanya kesalahan.
 Guru membimbing siswa dalam
memperluas pemahaman siswa terhadap
topik notasi himpunan dan himpunan
kosong.
 Guru mengkonfirmasi hasil kerja siswa
mengenai notasi himpunan dan
himpunan kosong dan melakukan tanya
jawab jika ada yang belum dipahami.

 Guru membimbing siswa untuk


Penutup menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
 Guru meminta siswa untuk mempelajari
sendiri di rumah dahulu materi yang
akan dipelajari selanjutnya yaitu notasi
himpunan dan himpunan kosong.
 Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
H. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol, netbook, LCD
Sumber: Buku Zambak

I. Penilaian
LKS-2 (terlampir)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SatuanPendidikan : SMP KharismaBangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
MateriPokok : Himpunan
AlokasiWaktuseluruhnya :2x 40 menit
Pertemuanke :3

A. StandarKompetensi
4.Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Memahami konsep himpunan bagian.
C. Indikator
4.2.1 Menuntukan himpunan bagian dari suatu himpunan.
4.2.2 Menentukan banyak himpunan bagian suatu himpunan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melaluipengamatan, tanyajawab, penugasanindividudankelompok,
diskusikelompoksiswadilatihmengembangkan rasa ingintahu, percayadiri,
interaksi yang efektifdan rasa tanggungjawab.
2. Siswadapatmenyajikanhimpunanbagian.
3. Siswadapatmenyajikanhimpunanbagian suatu himpunan.
4. Siswadapatmenyajikanbanyak himpunan bagian suatu himpunan.
5. Siswadapatmenyajikan rumus banyak himpunanbagian suatu himpunan.
E. Materi Ajar
1. Himpunan bagian dari suatu himpunan.
2. Banyak himpunan suatu himpunan.
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, tanyajawab, visualisasi, demonstrasi dan penugasan.
G. Langkah-LangkahPembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
Tahap Persiapan  Guru mengucapkansalam dan 10 menit
(Pendahuluan) mengondisikan kelas.
 Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa tentang materi sebelumnya
notasihimpunan dan himpunan
dengan menyatakan sifat dan dimiki
anggotanya.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
 Guru meminta siswa membentuk
kelompok yang masing-masing terdiri
dari 3-4 orang.
 Guru membagikan LKS-3 yang
mambahas tentang
himpunanbagiandarisuatuhimpunan
dan banyakhimpunansuatuhimpunan.

1. Tahap
penya
 Guru
mpaian
(kegiat mempresentasikanmaterihimpunanba
an inti gian dan memberikan ilustrasi atau
pada
contoh sebagai berikut:
eksplor
asi)

2. Tahap
 Guru dan siswa mendiskusikan
pelatih
an contoh tersebut dan memberikan
(kegiat memahami pada siswa terhadap
an inti
materi himpunan bagian.
pada
elabora  Guru menjelaskan cara menghitung
si) banyaknya himpunan bagian dengan
memenjukkan 1 contoh gambar,
sebagai berikut:

3. Tahap  Guru memberikan soal dalam LKS-3


penam
kepada siswa untuk mencari
pilan
hasil himpunan bagian dan banyaknya
(kegiat
an inti himpunan bagian.
pada
 Siswa menerapkan pengetahuan baru
konfir
masi) himpunan bagian dengan
menyelasikan kehidupan sehari-hari
yang relewan dalam LKS-3.
 Siswa berdiskusi saling bertukar
pendapat, dan mengemukakan
gagasan berbeda dengan teman
sekelompoknya himpunan bagian dan
banyaknya himpunan berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam LKS-3.
 Guru mengamati dan membimbing
jalannya diskusi agar setiap anggota
kelompok dapat terlibat sejara aktif
dalam berdiskusi sehingga diskusi
berjalan baik. Dan memperbaiki
kesalahan apanila ditemui adannya
kesalahan.
 Guru memberikan sebuah ilustrasi
dalam LKS-3 yang dapat mendorong
siswa berpikir untuk membuat
pertanyaan yang dapat dibuat dari
ilustrasi yang diberikan.
 Siswa membuat pertanyaan minimal
dua pertanyaan beserta jawabannya
berdasarkan ilustrasi yang diberikan.
 Guru membimbing siswa dalam
memperluas pemahaman siswa
terhadap topik himpunan bagian dan
banyaknya himpunan bagian.
 Guru mengkonfirmasi hasil kerja
siswa atau LKS-3 siswa mengenai
himpunan bagian dan banyaknya
himpunan bagian.

 Guru membimbing siswa untuk


Penutup menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
 Guru meminta siswa untuk
mempelajari sendiri di rumah dahulu
materi yang akan dipelajari
selanjutnya yaitu himpunan semesta
dan anggota himpunan semesta.
 Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, spidol, netbook, LCD, LKS
Sumber: Buku Zambak

I. Penilaian
LKS-3 (terlampir)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SatuanPendidikan : SMP KharismaBangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
MateriPokok : Himpunan
AlokasiWaktu :1 x 40 menit
Pertemuan ke :4

A. Standar Kompetensi
4.Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.2Memahami konsep himpunan bagian.
C. Indikator
4.2.3Menjelaskan pengertian himpunan semesta, serta dapat menyebutkan
anggotannya.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melaluipengamatan, tanyajawab, penugasanindividudankelompok,
diskusikelompoksiswadilatihmengembangkan rasa ingintahu, percayadiri,
interaksi yang efektifdan rasa tanggungjawab.
2. Siswadapatmenyajikan himpunan semesta, serta dapat menyebutkan
anggotannya.
.
E. Materi Ajar
1. Himpunan semesta.
2. Anggota dan bukan anggota himpunan semesta.
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, tanyajawab, visualisasi, demonstrasi dan penugasan.
G. Langkah-LangkahPembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
Tahap Persiapan  Guru mengucapkansalam dan mengondisikan 10 menit
(Pendahuluan) kelas.
 Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang materi sebelumnya himpunan bagian
dan banyaknya himpunan bagian.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS-4
dengan teman sebangku.
 Guru membagikan LKS-4 yang mambahas
tentang himpunan semesta.

1. Tahap
penya
 Guru
mpaia
n mempresentasikanmaterihimpunansemesta dan
(kegiat memberikan ilustrasi atau contoh sebagai
an inti
berikut:
pada
eksplor
asi)


 Guru dan siswa mendiskusikan contoh tersebut
dan memberikan memahami pada siswa
terhadap materi himpunan bagian.

 Guru memberikan permasalahan matematika


dalam LKS-4 kepada siswa untuk menentukkan
2. Tahap himpunan semesta.
pelatih
 Siswa menerapkan pengetahuan baru mengenai
an
(kegiat himpunan semesta dengan menyelasikan
an inti kehidupan sehari-hari yang relewan dalam
pada
LKS-4.
elabor
asi)  Siswa berdiskusi saling bertukar pendapat, dan
mengemukakan gagasan berbeda dengan teman
sekelompoknya himpunan semesta, serta dapat
menyebutkan anggotannya. berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS-4.
 Guru mengamati dan membimbing jalannya
diskusi agar setiap anggota kelompok dapat
terlibat sejara aktif dalam berdiskusi sehingga
diskusi berjalan baik. Dan memperbaiki
kesalahan apanila ditemui adannya kesalahan.
 Guru memberikan sebuah ilustrasi dalam LKS-
4 yang dapat mendorong siswa berpikir untuk
3. Tahap
penam membuat pertanyaan yang dapat dibuat dari
pilan ilustrasi yang diberikan.
hasil
 Siswa membuat pertanyaan minimal dua
(kegiat
an inti pertanyaan beserta jawabannya berdasarkan
pada ilustrasi yang diberikan.
konfir
 Guru membimbing siswa dalam memperluas
masi)
pemahaman siswa terhadap topik himpunan
semesta, serta dapat menyebutkan anggotannya.
 Siswa menuliskan kesimpulan dari hasil
pekerjaannya di kertas untuk di presentasikan di
depan kelas.
 Siswa melakukan presentasi untuk
menunjukkan presentasi untuk menunjukkan
hasil kerja kelompoknya atau memperbaiki
kesalahan.
 Guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa
mengenai himpunan semesta, serta dapat
menyebutkan anggotannya dan melakukan
tanya jawab jika ada yang belum dipahami.

 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan


Penutup materi yang telah dipelajari.

 Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri


di rumah dahulu materi yang akan dipelajari
selanjutnya yaitu pengertian irisan,gabungan,
dan kurang(selisih) dari dua himpunan.

 Guru menutup pembelajaran dengan


mengucapkan salam.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, spidol, netbook, LCD, LKS
Sumber: Buku Zambak

I. Penilaian
LKS-4 (terlampir)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SatuanPendidikan : SMP KharismaBangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
MateriPokok : Himpunan
AlokasiWaktu :4x 40 menit
Pertemuanke :5

A. Standar Kompetensi
4.Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.3Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang(selisih), dan komplemen
pada himpunan.
C. Indikator
4.2.1 Menentukanlah irisan, gabungan, dan kurang(selisih) dari dua himpunan.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melaluipengamatan, tanyajawab, penugasanindividudankelompok,
diskusikelompoksiswadilatihmengembangkan rasa ingintahu, percayadiri,
interaksi yang efektifdan rasa tanggungjawab.
2. Siswadapatmenyajikanirisan, gabungan, dan kurang(selisih) dari dua
himpunan.
.
E. Materi Ajar
1. Pengertianirisan, gabungan, dan kurang(selisih) dari dua himpunan.
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, tanyajawab, visualisasi, demonstrasidanpenugasan.
G. Langkah-LangkahPembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
Tahap Persiapan  Guru mengucapkansalam dan 10 menit
(Pendahuluan) mengondisikan kelas.
 Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang materi sebelumnya himpunan
semesta.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru meminta siswa membentuk kelompok
yang masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
 Guru membagikan LKS-5 yang mambahas
tentangpengertianirisan, gabungan, dan
kurang(selisih) dari dua himpunan.

1. Tahap
penyampai
 Guru mempresentasikan materi pengertian
an
(kegiatan irisan, gabungan, dan kurang(selisih) dari
inti pada dua himpunan dan memberikan ilustrasi atau
eksplorasi)
contoh sebagai berikut:
 Guru dan siswa mendiskusikan contoh
tersebut dan memberikan memahami pada
siswa terhadap materi himpunan bagian.
 Guru menjelaskan cara menghitung
banyaknya himpunan bagian dengan
2. Tahap
pelatihan memenjukkan 1 contoh gambar, sebagai
(kegiatan berikut:
inti pada
elaborasi)

 Guru memberikan permasalahan matematika


dalam LKS-5 kepada siswa untuk
menentukkan himpunan semesta.
 Siswa menerapkan pengetahuan baru
mengenai himpunan semesta dengan
menyelasikan kehidupan sehari-hari yang
relewan dalam LKS-5
 Siswa berdiskusi saling bertukar pendapat,
dan mengemukakan gagasan berbeda dengan
teman sekelompoknya himpunan semesta,
3. Tahap
serta dapat menyebutkan anggotannya.
penampila
n hasil berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada
(kegiatan dalam LKS-5
inti pada
 Guru mengamati dan membimbing jalannya
konfirmasi
) diskusi agar setiap anggota kelompok dapat
terlibat sejara aktif dalam berdiskusi
sehingga diskusi berjalan baik. Dan
memperbaiki kesalahan apanila ditemui
adannya kesalahan.
 Guru memberikan sebuah ilustrasi dalam
LKS-5 yang dapat mendorong siswa berpikir
untuk membuat pertanyaan yang dapat
dibuat dari ilustrasi yang diberikan.
 Siswa membuat pertanyaan minimal dua
pertanyaan beserta jawabannya berdasarkan
ilustrasi yang diberikan.
 Guru membimbing siswa dalam memperluas
pemahaman siswa terhadap topik himpunan
semesta, serta dapat menyebutkan
anggotannya.
 Siswa menuliskan kesimpulan dari hasil
pekerjaannya di kertas untuk di
presentasikan di depan kelas.
 Siswa melakukan presentasi untuk
menunjukkan presentasi untuk menunjukkan
hasil kerja kelompoknya atau memperbaiki
kesalahan.
 Guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa
mengenai himpunan semesta, serta dapat
menyebutkan anggotannya dan melakukan
tanya jawab jika ada yang belum dipahami.

 Guru membimbing siswa untuk


Penutup menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

 Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi


materi-materi yang sudah dipelajari untuk
persiapan tes formatif siklus I.

 Guru meminta siswa untuk mempelajari


sendiri di rumah dahulu materi yang akan
dipelajari selanjutnya yaitu pengertian
irisan,gabungan, dan kurang(selisih) dari dua
himpunan.

 Guru menutup pembelajaran dengan


mengucapkan salam.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, spidol, netbook, LCD, LKS
Sumber: Buku Zambak

I. Penilaian
LKS-5 (terlampir)
Kuis 1 (terlampir)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SatuanPendidikan : SMP Kharisma Bangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
MateriPokok : Himpunan
AlokasiWaktuseluruhnya :2 x 40 menit
Pertemuanke :6

A. Standar Kompetensi
4.Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.3Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang(selisih), dan komplemen
pada himpunan.
C. Indikator
4.3.2 Menjekaskan pengertian komplemen dari suatu himpunan.
4.3.3 Menentukan komplemen dari suatu himpunan.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melaluipengamatan, tanyajawab, penugasanindividudankelompok,
diskusikelompoksiswadilatihmengembangkan rasa ingintahu, percayadiri,
interaksi yang efektifdan rasa tanggungjawab.
2. Siswadapatmenjelaskan komplemen dari suatu himpunan.
3. Siswa dapat menentukan cara untuk menyelesaikan komplemen dari suatu
himpunan.
E. Materi Ajar
1. Pengertian komplemen dari suatu himpunan.
2. Cara untuk menyelesaikan komplemen dari suatu himpunan.
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, tanyajawab, visualisasi, demonstrasidanpenugasan.
G. Langkah-LangkahPembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
Tahap Persiapan  Guru mengucapkansalam dan mengondisikan 10 menit
(Pendahuluan) kelas.
 Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang materi sebelumnya yaitu
pengertianirisan,gabungan,
dankurang(selisih) dariduahimpunan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru meminta siswa membentuk kelompok
yang masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
 Guru membagikan LKS-6 yang mambahas
tentang komplemen dari suatu himpunan.

1. Tahap
penyam
 Guru
paian
(kegiata mempresentasikanmateripengertiankomplem
n inti en dari suatu
pada
himpunancarauntukmenyelesaikan
eksplor
asi) komplemen dari suatu himpunan dan
memberikan ilustrasi atau contoh sebagai
berikut:
2. Tahap
pelatiha
n
(kegiata
n inti  Guru dan siswa mendiskusikan contoh
pada
tersebut dan memberikan memahami pada
elabora
si) siswa terhadap materi himpunan bagian dan
guru menjelaskan cara menghitung
banyaknya himpunan bagian.
 Guru memberikan permasalahan matematika
dalam LKS-6 kepada siswa untuk
menentukkan himpunan semesta.
 Siswa menerapkan pengetahuan baru
mengenai pengertiankomplemen dari suatu
himpunancarauntukmenyelesaikan
komplemen dari suatu himpunandengan
menyelasikan kehidupan sehari-hari yang
relewan dalam LKS-6.
3. Tahap
penamp  Siswa berdiskusi saling bertukar pendapat,
ilan dan mengemukakan gagasan berbeda dengan
hasil
teman sekelompoknya pengertiankomplemen
(kegiata
n inti dari suatu himpunancarauntukmenyelesaikan
pada komplemen dari suatu himpunan, serta dapat
konfirm
menyebutkan anggotannya. berdasarkan
asi)
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS-
6.
 Guru mengamati dan membimbing jalannya
diskusi agar setiap anggota kelompok dapat
terlibat sejara aktif dalam berdiskusi sehingga
diskusi berjalan baik. Dan memperbaiki
kesalahan apabila ditemui adannya kesalahan.
 Guru memberikan sebuah ilustrasi dalam
LKS-6 yang dapat mendorong siswa berpikir
untuk membuat pertanyaan yang dapat dibuat
dari ilustrasi yang diberikan.
 Siswa membuat pertanyaan minimal dua
pertanyaan beserta jawabannya berdasarkan
ilustrasi yang diberikan.
 Guru membimbing siswa dalam memperluas
pemahaman siswa terhadap topik
pengertiankomplemen dari suatu
himpunancarauntukmenyelesaikan
komplemen dari suatu himpunan, serta dapat
menyebutkan anggotannya.
 Siswa menuliskan kesimpulan dari hasil
pekerjaannya untuk di presentasikan di depan
kelas.
 Siswa melakukan presentasi untuk
menunjukkan presentasi untuk menunjukkan
hasil kerja kelompoknya atau memperbaiki
kesalahan.
 Guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa
mengenai pengertiankomplemen dari suatu
himpunancarauntukmenyelesaikan
komplemen dari suatu himpunan, serta dapat
menyebutkan anggotannya dan melakukan
tanya jawab jika ada yang belum dipahami.

 Guru membimbing siswa untuk


Penutup menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

 Guru meminta siswa untuk mempelajari


sendiri di rumah dahulu materi yang akan
dipelajari selanjutnya yaitu gabungan dan
irisan dua himpunan dengan diagram Venn.

 Guru menutup pembelajaran dengan


mengucapkan salam.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, spidol, netbook, LCD, LKS
Sumber: Buku Zambak

I. Penilaian
LKS-6 (terlampir)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SatuanPendidikan : SMP KharismaBangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
MateriPokok : Himpunan
AlokasiWaktu :2 x 40 menit
Pertemuanke :7

A. Standar Kompetensi
4.Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram Venn.
C. Indikator
1. Menyajikan gabungan atau irisan dua himpunan dengan diagram Venn.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melaluipengamatan, tanya-jawab, penugasanindividudankelompok,
diskusikelompoksiswadilatihmengembangkan rasa ingintahu, percayadiri,
interaksi yang efektifdan rasa tanggung-jawab.
2. Siswadapatcara menggambar diagram Venn untuk berbagai himpunan
yaitu irisan atau gabungan dua himpunan.
E. Materi Ajar
1. Diagram Venn untuk irisan atau gabungan dua himpunan.
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, tanya-jawab, visualisasi, demonstrasidanpenugasan.
G. Langkah-LangkahPembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
Tahap  Guru mengucapkansalam dan mengondisikan 10 menit
Persiapan kelas.
(Pendahuluan)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang materi sebelumnya yaitu tentang
komplemen dari suatu himpunan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru meminta siswa membentuk kelompok yang
masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
 Guru membagikan LKS-7 yang mambahas
diagram Venn untukirisan atau gabungan dua
himpunan.

1. Tahap  Guru mempresentasikanmateridiagram Venn


penyam
untukirisanataugabunganduahimpunandan
paian
(kegiata memberikan ilustrasi atau contoh sebagai berikut:
n inti
pada
eksplora
si)
 Guru dan siswa mendiskusikan contoh tersebut
dan memberikan memahami pada siswa terhadap
materi himpunan bagian dan guru menjelaskan
cara menghitung banyaknya himpunan bagian.
2. Tahap
pelatihan
(kegiatan  Guru memberikan permasalahan matematika
inti pada
dalam LKS-7 kepada siswa untuk menentukkan
elaborasi)
himpunan semesta.
 Siswa menerapkan pengetahuan baru mengenai
pengertiankomplemen dari suatu
himpunancarauntukmenyelesaikan komplemen
dari suatu himpunandengan menyelasikan
kehidupan sehari-hari yang relewan dalam LKS-7.
 Siswa berdiskusi saling bertukar pendapat, dan
mengemukakan gagasan berbeda dengan teman
sekelompoknya pengertiankomplemen dari suatu
himpunancarauntukmenyelesaikan komplemen
dari suatu himpunan, serta dapat menyebutkan
3. Tahap anggotannya. berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
penampilan
hasil (kegiatan yang ada dalam LKS-7.
inti pada  Guru mengamati dan membimbing jalannya
konfirmasi)
diskusi agar setiap anggota kelompok dapat
terlibat sejara aktif dalam berdiskusi sehingga
diskusi berjalan baik. Dan memperbaiki kesalahan
apabila ditemui adannya kesalahan.
 Guru memberikan sebuah ilustrasi dalam LKS-7
yang dapat mendorong siswa berpikir untuk
membuat pertanyaan yang dapat dibuat dari
ilustrasi yang diberikan.
 Siswa membuat pertanyaan minimal dua
pertanyaan beserta jawabannya berdasarkan
ilustrasi yang diberikan.
 Guru membimbing siswa dalam memperluas
pemahaman siswa terhadap topik
pengertiankomplemen dari suatu
himpunancarauntukmenyelesaikan komplemen
dari suatu himpunan, serta dapat menyebutkan
anggotannya.
 Siswa menuliskan kesimpulan dari hasil
pekerjaannya untuk di presentasikan di depan
kelas.
 Siswa melakukan presentasi untuk menunjukkan
presentasi untuk menunjukkan hasil kerja
kelompoknya atau memperbaiki kesalahan.
 Guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa
mengenai pengertiankomplemen dari suatu
himpunancarauntukmenyelesaikan komplemen
dari suatu himpunan, serta dapat menyebutkan
anggotannya dan melakukan tanya jawab jika ada
yang belum dipahami.

 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan


Penutup materi yang telah dipelajari.

 Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri di


rumah dahulu materi yang akan dipelajari
selanjutnya yaitu gabungan dan irisan dua
himpunan dengan diagram Venn.
 Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, spidol, netbook, LCD, LKS
Sumber: Buku Zambak

I. Penilaian
LKS-7 (terlampir)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SatuanPendidikan : SMP KharismaBangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
MateriPokok : Himpunan
AlokasiWaktu : 3x 40 menit
Pertemuanke :8

A. Standar Kompetensi
4.Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram Venn.
C. Indikator
1. Menyajikan kurang (selisih) sesuatu himpunan dari himpunan lainnya
dengan diagram Venn.
2. Menyajikan komplemen suatu himpunan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melaluipengamatan, tanya-jawab, penugasanindividudankelompok,
diskusikelompoksiswadilatihmengembangkan rasa ingintahu, percayadiri,
interaksi yang efektifdan rasa tanggung-jawab.
2. Siswadapatcara menggambar diagram Venn untuk kurang suatu himpunan
dari himpunan lainnya.
3. Siswa dapat cara menyelasai komplemen suatu himpunan dengan diagram
Venn.
E. Materi Ajar
1. Diagram Venn untuk kurang suatu himpunan dari himpunan lainnya.
2. Komplemen suatu himpunan dengan diagram Venn.
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, tanya-jawab, visualisasi, demonstrasidanpenugasan.

G. Langkah-LangkahPembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKT
U
Tahap  Guru mengucapkansalam dan mengondisikan kelas. 10
Persiapan  Guru mengecek kehadiran siswa. menit
(Pendahuluan  Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang
) telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu
diagram Venn untukirisanataugabunganduahimpunan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru meminta siswa membentuk kelompok yang
masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
 Guru membagikan LKS-8 yang mambahas tentang
Diagram Venn
untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya dan
komplemensuatuhimpunandengan diagram Venn.

1. Tahap  Guru memberikan sebuah ilustrasi dari masalah


penya
kehidupan sehari-hari dalam LKS-8 yang dapat
mpaia
n membantu siswa menemukan diagram Venn untuk
(kegia kurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya dan
tan
komplemensuatuhimpunandengan diagram Venn.
inti
pada  Guru
eksplo mempresentasikanmatericarauntukmenyelesaikandiagr
rasi) am Venn untuk
kurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnyadan
memberikan ilustrasi atau contoh sebagai berikut:

 Denganmelihatgambar di atassiswa guru


memintasiswauntukmenuliskaninformasi yang
2. Tahap
terdapatpadagambarsesuaidenganmateri yang
pelatiha
n diajarkan. Dalamhalinimencontohkanseperti ini:
(kegiata Sadalah: {....................
n inti
pada Aadalah: {....................
elabora Badalah: {....................
si) A`adalah: {....................
B`adalah: {....................
 Berdasarkanalternatifpenyelesaianmasalahdiatassiswad
apatcara menyelasaikan diagram Venn
untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya dan
komplemensuatuhimpunandengan diagram Venn.
 Guru dan siswa mendiskusikan contoh tersebut dan
memberikan memahami pada siswa terhadap
materidiagram Venn
untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya dan
komplemensuatuhimpunandengan diagram Venn.
3. Tahap
penampilan  Guru memberikan permasalahan matematika dalam
hasil
LKS-8 kepada siswa untuk menentukkan diagram
(kegiatan
inti pada Venn untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya
konfirmasi) dan komplemensuatuhimpunandengan diagram Venn.
 Siswa menerapkan pengetahuan baru mengenai
diagram Venn
untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya dan
komplemensuatuhimpunandengan diagram
Venndengan menyelasikan kehidupan sehari-hari yang
relewan dalam LKS-8.
 Siswa berdiskusi saling bertukar pendapat, dan
mengemukakan gagasan berbeda dengan teman
sekelompoknya diagram Venn
untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya dan
komplemensuatuhimpunandengan diagram
Vennberdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam LKS-8.
 Guru mengamati dan membimbing jalannya diskusi
agar setiap anggota kelompok dapat terlibat sejara aktif
dalam berdiskusi sehingga diskusi berjalan baik. Dan
memperbaiki kesalahan apabila ditemui adannya
kesalahan.
 Guru memberikan sebuah ilustrasi dalam LKS-8 yang
dapat mendorong siswa berpikir untuk membuat
pertanyaan yang dapat dibuat dari ilustrasi yang
diberikan.
 Siswa membuat pertanyaan minimal dua pertanyaan
beserta jawabannya berdasarkan ilustrasi yang
diberikan.
 Guru membimbing siswa dalam memperluas
pemahaman siswa terhadap topikdiagram Venn
untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya dan
komplemensuatuhimpunandengan diagram.
 Siswa menuliskan kesimpulan dari hasil pekerjaannya
untuk di presentasikan di depan kelas.
 Siswa melakukan presentasi untuk menunjukkan
presentasi untuk menunjukkan hasil kerja
kelompoknya atau memperbaiki kesalahan.
 Guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa mengenai
diagram Venn
untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlainnya dan
komplemensuatuhimpunandengan diagram dan
melakukan tanya jawab jika ada yang belum dipahami.

 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi


Penutup yang telah dipelajari.

 Guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri di


rumah dahulu materi yang akan dipelajari selanjutnya
yaitu konsep himpunan dalam pemecahan masalah.

 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan


salam.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, spidol, netbook, LCD, LKS
Sumber: Buku Zambak
I. Penilaian
LKS-8 (terlampir)
Kuis 3 (terlampir)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SatuanPendidikan : SMP KharismaBangsa


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII/I
MateriPokok : Himpunan
AlokasiWaktu :2 x 40 menit
Pertemuanke :9

A. Standar Kompetensi
4.Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.
C. Indikator
1. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan diagram Venn dan konsep
himpunan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melaluipengamatan, tanya-jawab, penugasanindividudankelompok,
diskusikelompoksiswadilatihmengembangkan rasa ingintahu, percayadiri,
interaksi yang efektifdan rasa tanggung-jawab.
2. Siswadapatmenyelesaikan masalah dengan menggunakan diagram Venn
dan konsep himpunan.
E. Materi Ajar
1. Menggunakan diagram Venn untuk menyelasaikan masalah sehari-hari.
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, tanya-jawab, visualisasi, demonstrasidanpenugasan.
G. Langkah-LangkahPembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
Tahap Persiapan  Guru mengucapkansalam dan mengondisikan 10 menit
(Pendahuluan) kelas.
 Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang materi sebelumnya yaitu diagram
Venn
untukkurangsuatuhimpunandarihimpunanlain
nya dan komplemensuatuhimpunandengan
diagram Venn.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru meminta siswa membentuk kelompok
yang masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
 Guru membagikan LKS-9 yang mambahas
tentang menggunakan diagram Venn untuk
menyelasaikan masalah sehari-hari.

1. Tahap  Guru mempresentasikanmateriMenggunakan


penyamp
diagram Venn
aian
(kegiatan untukmenyelasaikanmasalahsehari-haridan
inti pada memberikan ilustrasi atau contoh sebagai
eksploras
berikut:
i)
2. Tahap
pelatihan
(kegiatan
inti pada
elaborasi)

 Guru dan siswa mendiskusikan contoh


tersebut dan memberikan memahami pada
siswa terhadap materi menggunakan diagram
Venn untukmenyelasaikanmasalahsehari-
haridan guru menjelaskan cara solusinnya
gimana.
 Guru memberikan permasalahan matematika
dalam LKS-9 kepada siswa untuk
3. Tahap menentukkan menggunakan diagram Venn
penampilan
untukmenyelasaikanmasalahsehari-hari.
hasil (kegiatan
inti pada  Siswa menerapkan pengetahuan baru
konfirmasi) mengenai menggunakan diagram Venn
untukmenyelasaikanmasalahsehari-
haridengan menyelasikan kehidupan sehari-
hari yang relewan dalam LKS-9.
 Siswa berdiskusi saling bertukar pendapat,
dan mengemukakan gagasan berbeda dengan
teman sekelompoknya menggunakan
diagram Venn
untukmenyelasaikanmasalahsehari-hari
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam LKS-9.
 Guru mengamati dan membimbing jalannya
diskusi agar setiap anggota kelompok dapat
terlibat sejara aktif dalam berdiskusi
sehingga diskusi berjalan baik. Dan
memperbaiki kesalahan apabila ditemui
adannya kesalahan.
 Guru memberikan sebuah ilustrasi dalam
LKS-9 yang dapat mendorong siswa berpikir
untuk membuat pertanyaan yang dapat dibuat
dari ilustrasi yang diberikan.
 Siswa membuat pertanyaan minimal dua
pertanyaan beserta jawabannya berdasarkan
ilustrasi yang diberikan.
 Guru membimbing siswa dalam memperluas
pemahaman siswa terhadap topik
menggunakan diagram Venn
untukmenyelasaikanmasalahsehari-hari.
 Siswa menuliskan kesimpulan dari hasil
pekerjaannya untuk di presentasikan di depan
kelas.
 Siswa melakukan presentasi untuk
menunjukkan presentasi untuk menunjukkan
hasil kerja kelompoknya atau memperbaiki
kesalahan.
 Guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa
mengenai menggunakan diagram Venn
untukmenyelasaikanmasalahsehari-haridan
melakukan tanya jawab jika ada yang belum
dipahami.

 Guru memberikan kuis kepada siswa yang


Penutup diajarkan secara individu.

 Guru membimbing siswa untuk


menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

 Guru meinta siswa untuk mempelajari lagi


materi- materi yang sudah dipelajari untuk
persiapan tes formatif siklus II.

 Guru menutup pembelajaran dengan


mengucapkan salam.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, spidol, netbook, LCD, LKS
Sumber: Buku Zambak ( PRE ALGEBRA-1 )
Buku referensi lain
I. Penilaian
LKS-9 (terlampir)
Kuis 4 (terlampir)
Kelompok

Anggota

6.......

KeIas vII
Waktu 20 menit

LEMBAR KERJA SISWA 1

Masalah-1
Di antara kelompok atau kumpulan berikut. tentukan yang termasuk himpunan dan bukan
himpunan, berikan alasan yang mendukung.

a. Kumpulan kendaraan bermotor.

b. Kelompok negara-negara di Asia Tenggara.


Kumpulan orang-orang kartun

Kumpulan provinsi di Kalimantan

e. Kumpulan warna pelangi.


Kumpulan nama-nama bunga.
3....................... 6......................

Kelas :VII
Waktu :20menit
LEMBAR KEMA SISWA2

1. 丁entukanlah hirnpunan berikut dalarn bentuk notasi pembentuk hirnpunan.

2. Nvatakaniah hilnpunan berikut dengan notasl pembentuk hirnpunan.

● A={1′ 4′ 9′ 16′ 25′ 36},


・ ヽ
B={1,8′ 27′ 64′ 125′ 216}

● E={0′ 3′ 6′ 9′ 12′ 15}

・ J={(1′ 12)′ (2′ 6)′ (3′ 4)′ 〔


4′ 3)}

● G={(1′ 24)′ (2′ 12),(3′ 8)′ (4′ 6}}


Kelompok :

Anggota : 1.............. 4......................

2....................... 5......................

3....................... 6......................

Kelas :VII
Waktu :20menit
LEMBAR KERJA SISWA 3

1. Isilah titik― titik dibattrah ini dengan tanda ⊂ atau¢

o5… ¨……………………({5},6,7,8)

● {1,2,3}… ……………… {2,3,4}


2.Dikctahui A={ち b,C}.TCnta■ lah banyalmya sclШ tt himp―n bagian daFi A dan

tuliskdall himpmall― himplman bagian tcrscbut.


Kelompok :

Anggota : 1............. 4......................

2....................... 5......................

3....................... 6......................

Kelas :VII
Waktu :20menit
LEⅣIBAR KERJA SISWA 4

1. Tentukanlah himpunan semesta dari himpunan di bawah ini.

oC={ , , }

● D={ヽ 、
11‐ , , }

● [={2,3,100,57}
o J:{lo"il"xax"2,2}

・ Q={32,74,85,96,32,41)
Kelompok

Anggota 。●
1… ……......・ ・ 0・ 0● 4

2...… .・
・・・ 0● ●●

0●●
●●
●●

3。 ....● ●
●●
●… …●
●― 6.… … … .… …… 0。

Kelas VII
Waktu 20 1Elenit

LEⅣIBAR KERJA SIS` WA5

1。 S〓={ ,6, 9 9∫ ,19 91■ }

K={1, , }
L={▲ ,,6}
N={ ,∫ ,1}
Tentukanlah:
O KUL={

O KUN={
● LUN={
● KUNUL={
● K∩ L={

O K∩ N={

O N∩ L={

● KnN∩ L={

O K― L={

● K一 N={
O N― L={… ………………………………………………………………………………………………

● L― K={… ………………………………………………………………………………………………

O N一 K={… ……………………………………………………………………………………………・

● L一 N={… ………………………………………………………………………………………………

0 (KUN)∩ L={… ………………………………………………………………………………………

● (L一 K)UN={.… ……...… …


・・・……………………………………………………………………

0 (N∩ K)一 L={… ………………………………………………………………………………………

● (K∩ L)一 N={… ………………………………………………………………………………・


・・……
Kelompok

Anggota ・
4.....・・・・
・・・
・・
・・…。

2.....● ●
●●
●●
●●
●●
0●●
●●●0● 5。 ..… .・・………・
・・・

3"".。 .“ ‐●
●●
●"●

●●
" ●
6."...… ………・
・・

Kelas Ⅶ

Waktu 20 1ne」 t

LEPIBAR KERJA SISWA 6


10S={あ っ11989 ,中 ,。 ,10,9k}
K={10, ふ, }
L〓={ ,● 98}

N=={● , 10}
Kolnplememュ ya da軋

● K` 〓{.… ………………………………………………………

・ Q` ={・ …………………………000… …………………………


●E` 〓{..・・

・・・

・ 。
・・

・・。 ・
000“・・
・・
・・ ・“
・ ・・・。
・・
・ ・・ ・。・。
・・ ・
000。・・
・・ 00・ 0000。 00

● (K∩ Q)` ={・ …・…・000000…・


・・ 0・ 。
・00… 00000000・・ ・
0000… 000・ 00・

● (KUQ)` ={・ 00。 。


。。
。。 ・
0000・ ・

・・
・・00000・・
・ ・…・ 。
・000000・・ ・
00・ 0000。・

● (K― Q)` ={・・ 。。


…………………000…・……………………
● (K∩ E)` ={.…・……………………………………………

● (KUE)` ={。 00。・ 。0000・・


・0000・ ・ ・00000000000・ 000・ 00000000000000000000

● (K― E)` ={… ………………………………………………

● (Q∩ E)` ={.…・ ・


0000000・ ・

・・・00000000000。 00000・・0000000000000000。・

● (QUE)` ={.。・ ・
0000。 。
・。
・0000000000。 00・・ 。 ・0。 00・ 。
・0000000・・
00000000・ 0。

● (Q― E)` ={.… ……………………………………………


・・

● (KUQUE)` ={。・
・000。 00000000。・

・・・
・。 。
・00・ 00000000000・ ・

・ 。
・・

U(Q∩ E

ヽコ ノ

● K` {.… …"“ ………………………0

● Q` U(K∩ E)={。 ………………………………………・

● E` U(K∩ Q)={
ru( E


ヽロ ノ
・ Q― {“ ………"… …"… ………“"

● K` U(QUE) 〓 {0。 0・ 00。 ・


・0000000。・0000000000000・ 0“・
"0000。 ・・

● Q` U(K― E)={。 ………………………………0… …


・・

● Q` U(KUE)={。 。 。 ・・

・ 000。 00。 00・

・・

00000000・・

・・
・・
・ ・000 000。

● E` U(KUQ)={・・・
。00000…・
・・
・・
・・…・
・ ・ ・…・
00000000・ 000。

● E` U(K― Q)〓 {
Kelompok

Anggota 1

5.....・
……………・

3.ぅ 。
..●
… ……… … 6.....・
…・
・・
・・・
・・●
…0

Kelas :Ⅵ I
Waktu :20 1menit
LEMBAR KERJA SISWA 7

AUB={.・・
・・
・・

・・…・。


・・
A∩ B=[.・・・
・・
・・
・・
・・
・・
・・・
・・

● l
●6

・ 2 ●/

・ ltl
つ4

A∩ B={......・・
・・


AUB={.… ……
A∩ B={
AUB={.… ………………

● 1

■ 02 ●

●10

4.

∩B={.… ………… .

UB={.....… ………・

∩C={.… ………………

UC={.… ………… .

∩ C=(.… …………・
・・…

UC={......―・
・・

・・
・・

‐ 11
●■2

5.

A∩ B={......・ ・

・・
・・
・・

・・
・・


A∩ C={...… ・


..・・
・・

・・
・¨
・・
AUC={......・ ・

・・
・・

・・…・

B∩ C={.… ...・ ・
・・
・……。
BUC=(.....… …………

6.

∩C={

UC=(

∩C={

∩D={

UD={
Kelompok

Anggota :1… … 。
。●●
。 ●
●…●
● ..。 0● 4...… ……・
・・・
・・・
・・・

2.。 .。 .0● ●
●●●●
●●
●●
●●

o● 0● 5.¨
… ..・ ……・
・・…・

3..""""● ● ●
●●
"● ― ―
6....。 ●
●●●

・・
・・●
・ ●
●…0

Kelas 3 VII

Waktu :20 mLo面 it

LEMBAR KERIA SISWA 8

1.

● A` ={..… …………………………………………

・ B` ={.… ……………………… …………… ……

O AUB` ={

O A∩ B` ={..… …………………………………………………

● A` UB={.… …………………………………………………

2 S

A` ={..… …………………………………………………

B` ={..
・ C` ={..… ……………………… …………………………

● D` ={..… …………………………………………………

● E` ={..… ……………………………………………………………・

● AUB` ={.… ……………………………………………………………………………・

O C∩ B` ={.… ……………………………………………………………………………・

O A― B` ={.… ………………………………………………………………………………

O A` ―B={.… ……………………………………………………………………………… .

0 (A― B)` ={… ……………………………………………………………………………

0 (B― A)` ={.… ……………………………………………………………………………

o (A― B` )` ={.… ……………………………………………………………………………

0 (E` ―B)` ={..

● (C― E)` ={.… ……

● (B∩ E` )` ={..

0 (EUA` )` ={.
SOAL TES KEⅣ IAMPUAN KONEKSIPIATEMATIK SEBELUM TINDAKAN

Nama:
Kelas :

l. Diketahui :

a. Kumpulan warna pelangi.


b. Kumpulan nama-nama hari.
c. Kumpulan warna bunga yang indah.
d. Kumpulan nama teman dikelasmu
yang berkaca mata.
Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan
himpunan, kecuali.

2. P: { xl x: 1 +n; ne genap }, makaxadalahbilangan

3. A= { y12.y < 13; x€Prima }, anggotahimpunanAadalah

4. Diketahui:
a. {x lx<9;xbilangznganjil }
b. {x I x<6; xbilangancacah }
c. { xIxpembentukkata"Biologi" }
d. { warna dalam spektrum warna }
Himpunan-himpunan tersebut yang ekivalen adalah....

5. A: {xlx- 1 <4;xeCacah }
B: { bilangan cacah kurang dari 4 }
C : { lima bilangan cacah pertama }
D: { bilangan asli kurang dari 4 }
I{impunaur-himpunan tersebut yang merupakan himpunan salna adalah

6. Jika A: { bilangan genap }


B: { bilangan prima }
Diagram Venn yang paling tepat untuk kedua himpunan tersebut adalah......
7. Diketahui:P: { 0,1,2,3,4,5,6\
Q: { 1,2,5 }
Pernyataan berikut benar, kecuali........

Dari diagram Venn diatas, anggota dari A U B adalah..

9.

Dari diagram Venn diatas, anggota dari A O B adalah.....

10. Dari diagram Venn diatas, anggota A' , B', (A n B ) adalah

.SeLavwat vtLen ge1ak aw.


UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SMP KELAS VII DENGAN METODE CONTENT
VALIDITY RATIO (CVR) POKOK BAHASAN HIMPUNAN

Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen tes pemahaman konsep matematik, para penilai diharapkan memberikan penilainnya
dengan memberi tanda (√) pada kolom E: Esensial (soal tersebut sangat penting untuk menukur pemahaman konsep matematik). TE:
Tidak Esensial (soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur pemahaman konsep matematik). TR : Tidak Relevan ( soal tersebut
tidak ada kaitannya dengan pemahaman konsep matematik) pada masing-masing soal yang berbentuk tes uraian di bawah ini.

NO SOAL E TE TR SARAN

1 Menurut diagram Venn di bawah ini, berapakah jumlah elemen S?

2 Berapa banyak elemen yang ada dalam himpunan huruf dalam kata
JAKARTA?

3 Diketahui A = {x | x bilangan prima kurang dari 10}. Tentukan himpunan A


menggunakan metode daftar.
4 Peraturan di sekolah kb bahwa, setiap siswa harus bergabung dengan
setidaknya satu klub. Ada 50 siswa di sekolah tersebut. 21 siswa bergabung
dengan klub Saman dan Chors. 13 siswa bergabung dengan klub Saman
dan Folklor. 7 siswa bergabung dengan klub Chors and Folklor. 5 siswa
bergabung dengan klub Saman, Chors dan Folklor. Berapa banyak siswa
yang hanya bergabung dengan satu klub?

5
A adalah himpunan bilangan genap kurang dari 5. B adalah himpunan
bilangan bulat antara 3 dan 5. Tentukan ?

6
Diketahui , , , dan , tentukan ?

7 Menurut diagram Venn di bawah ini, tentukan ?


8 Diketahui U = { 1, a, 2, b, c, 3} dan B = {a, b, c}. Tentukan B' ?

9 Jelaskan daerah yang diwarnai menggunakan notasi himpunan.

10 Yang mana merupakan aggota himpunan ?


..............................., .................................2016

Penilai
Soal Post Tes Pemahaman Konsep Matematik CVR

Nama : ..............................

Kelas : ..............................

1. Menurut diagram Venn di bawah ini, berapakah jumlah elemen S?

2. Berapa banyak elemen yang ada dalam himpunan huruf dalam kata
JAKARTA?

3. Diketahui A = {x | x bilangan prima kurang dari 10}. Express set A


menggunakan metode daftar.

4. Peraturan di sekolah kb bahwa, setiap siswa harus bergabung dengan


setidaknya satu klub. Ada 50 siswa di sekolah tersebut. 21 siswa
bergabung dengan klub Saman dan Chors. 13 siswa bergabung dengan
klub Saman dan Folklor. 7 siswa bergabung dengan klub Chors and
Folklor. 5 siswa bergabung dengan klub Saman, Chors dan Folklor.
Berapa banyak siswa yang hanya bergabung dengan satu klub?

5. A adalah himpunan bilangan genap kurang dari 5. B adalah himpunan


bilangan bulat antara 3 dan 5. Tentukan ?

6. Diketahui , , , dan , tentukan ?

7. Menurut diagram Venn di bawah ini, tentukan ?


8. Diketahui U = { 1, a, 2, b, c, 3} dan B = {a, b, c}. Tentukan B' ?

9. Jelaskan daerah yang diwarnai menggunakan notasi himpunan.

10. Yang mana merupakan aggota himpunan ?

.....Selamat mengerjakan.....
TES SIKLUS I

Nama : ................

Kelas : ................

1. Isilah titik-titik berikut dengan notasi ϵ atau ϵ .

a. x ... { a, b, x }
b. y ... { a, b, c }
c. y ... { c, d, y }
d. z ... { f, g, z }
e. g ... { g, v, z }
f. f ... { f, s, t, k}

2. Nyatakanlah himpunan berikut dengan notasi.

a. A = { 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 }
b. B = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14}
c. C = { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13}
d. D = { 2, 3, 5, 7, 11 }

3. Q adalah himpunan huruf pada kata “ ISTANBUL”. Hitunglah banyaknya


himpunan bagian dari Q.

4. Jika banyaknya himpunan bagian dari K adalah 256, berapakah banyak anggota
himpunan K ?

5. Diketahui:

K = Himpunan kelipatan 8 antara 25 dan 90.


L = Himpunan bilangan prima antara 35 dan 68.
M = Himpunan bilangan ganjil antara 26 dan 79.
Tentukanlah:
a. n (K);
b. n (L);
c. n (M).
6. Tulislah gabungan dari setiap pasangan himpunan dengan menggunakan metode
urutan.
a. A = {a, b, c, d, e, f}
B = {a, d, g, h}
b. C = {1, 3, 5, 7, 9}
D = {1, 3, 5}
c. E = {x, y, z}
F = {m, n, p, k}

7. Diketahui A = {1, 3, 5, 7, 8}, B = {3, 5, 9, 10, 11} dan C = {1, 5, 10, 11, 12}.
Tulislah setiap himpunan menggunakan metode urutan.
a. A ∩ B
b. B ∩ A
c. A ∩ A
d. B ∩ 
e. C ∩ A
f. A ∩ B ∩ C

8. Diketahui A = {huruf dalam kata ZAMBAK} dan B = {huruf dalam kata


MATEMATIKA}. Maka, tulislah himpunan semestanya.

9. Diketahui A = {1, {1,2}, {3}}. Lengkapilah pernyataan berikut dengan

10. Tulislah irisan dari setiap pasangan himpunan dengan metode urutan.
a. A ={s, e, y, m, a}
B = {t, i, a}
C = {t, u, b, a}
b. P = {1, {1}, {a, b}}
Q = { {}, {a}, {b}}
R = { {a}, {a, b}}
c. X = { {1, 2}, {1}, {2}, 1, 2, 105, { }}
Y = { }

Selamat mengerjakan
KUIS 1

Nama : ....................

Kelas : ....................

1. Diketahui

Tulislah setiap himpunannya;

2. Diketahui

Tulislah setiap himpunannya;


KUIS 2

Nama : ....................

Kelas : ....................

1.

Ubahlah notasi himpunan dibawah ini kedalam diagram Venn :

2. Ubahlah diagram Venn dibawah ini kedalam notasi himpunan :


KUIS 3

Nama : ....................

Kelas : ....................

1. Deskripsikan bagian yang diarsir menggunakan notasi sigma :

2. Diketahui

Tulislah setiap himpunannya:


KUIS 4
Nama : ....................
Kelas : ....................

1. Di sebuah kelas ada 40 siswa suka biologi dan 35 siswa suka kimia. Ada 30 siswa
yang suka biologi dan kimia.
a. Buatlah diagram Venn untuk menyatakan pernyataan tersebut.
b. Tentukanlah banyak siswa dalam kelas.

2. Di sebuah kelas ada 23 orang, 16 orang suka basket, dan 17 orang suka sepak bola.
a. Buatlah diagram Venn-nya dengan memisalkan yang suka kedua-duanya,
yaitu basket dan sepak bola adalah X.
b. Berapa orang yang suka keduanya.
Nilai Kuis Siswa

No. Siswa Kuis 1 Kuis 2 kuis 3 Kuis 4


1 A 60 87 80 90
2 B 65 65 75 85
3 C 72 85 80 90
4 D 75 60 48 87
5 E 65 62 85 87
6 F 20 28 70 85
7 G 80 70 80 90
8 H 90 88 85 90
9 I 72 84 90 95
10 J 90 75 83 95
11 K 90 90 90 100
12 L 65 65 80 90
13 M 80 75 85 85
14 N 100 90 90 100
15 O 74 65 80 50
16 P 76 100 100 98
17 Q 60 77 87 85
18 R 70 70 80 90
19 S 89 80 87 95
total 1393 1416 1555 1687

mean 73.31579 74.52632 81.84211 88.78947


min 20 28 48 50
max 100 100 100 100
Lampiran

Reliabilitas Instrumen (dengan SPSS 16)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 19 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 19 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.520 10
Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematika dengan Metode CVR

Pa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ne E T T E T T E T T E T T E T T E T T E T T E T T E T T E T T
lis E R E R E R E R E R E R E R E R E R E R
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rekapitulasi Hasil Penilaian Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematika dengan Metode
CVR

No. E TE TR N Ne N/2 (Ne- CVR Minimum Keputusan


Soal N2) Skor
1 10 0 0 10 10 5 5 1 0.62 Valid
2 9 1 0 10 9 5 4 0.8 0.62 Valid
3 9 1 0 10 9 5 4 0.8 0.62 Valid
4 10 0 0 10 10 5 5 1 0.62 Valid
5 9 0 1 10 9 5 4 0.8 0.62 Valid
6 9 1 0 10 9 5 4 0.8 0.62 Valid
7 9 1 0 10 9 5 4 0.8 0.62 Valid
8 10 0 0 10 10 5 5 1 0.62 Valid
9 9 1 0 10 9 5 4 0.8 0.62 Valid
10 9 1 0 10 9 5 4 0.8 0.62 Valid
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Materi : Siklus/Pertemuan :
Hari/Tanggal : Waktu :
No. Aspek yang Diamati Nama Siswa

1 Memperhatikan dan menyimak saat guru memberikan penjelasan


materi
2 Bertanya setelah guru menyampaikan penjelasan.
3 Mencatat materi pelajaran.
4 Mencari informasi terkait tugas yang diberikan.
5 Mengerjakan tugas yang diberikan.
6 Terlibat dalam diskusi kelompok
7 Mampu bekerjasama dalam kelompok.
8 Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari.
9 Menjelaskan hasil diskusi kelompok.
10 Menyimak dan memperhatikan ketika teman sedang
menyampaikan presentasi di depan kelas.
ANGKET SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. Identitas Responden
Nama : ………………………………………………..
Hari/Tanggal : ………………………………………………..
B. Petunjuk
1. Sebelum Kamu mengisi angket berikut ini, mohon lengkapilah data
identitas Kamu terlebih dahulu di atas.
2. Bacalah setiap pernyataan dari setiap nomor secara saksama.
3. Pilihlah salah SATU dari lima alternatif jawaban yang tersedia yang
menurut Kamu Paling Sesuai dengan diri Ananda.
4. Berilah tanda ceklis (√) atau silang (x) pada jawaban yang Ananda pilih.
5. Keterangan pilihan jawaban:

- Sangat Tidak Setuju

-  Tidak Setuju

-  Ragu-ragu

-  Setuju

-  Sangat Setuju
6. Jawaban yang Kamu berikan hanya untuk kepentingan penelitian ilmiah dan tidak akan mempengaruhi nilai pada
mata pelajaran bahasa Matematika. Oleh karena itu, jawablah dengan jujur.
7. Atas kesediaan dan partisipasinya, kami ucapkan terima kasih.

Sangat Setuju Ragu-Ragu Tidak Sangat

Setuju Setuju Tidak Setuju

No. Pernyataan

1. Aku merasa senang bila dilibatkan dalam diskusi

kelompok.

2. Aku selalu berusaha mencari informasi terkait


tugas yang diberikan.
3. Cara mengajar guruku membosankan.

4. Aku merasa berani dan tertarik untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di


depan kelas dan ini memudahkanku paham akan

pelajaran.

5. Guruku sering memberikan kuis menarik dan

reward atas prestasi siswanya.

6. Aku merasa malu ketika diminta untuk

berpartisipasi dalam diskusi kelompok.

7. Aku enggan mencari informasi terkait tugas yang

diberikan.

8. Cara mengajar guruku membuatku lebih paham

materi pelajaran.

9. Aku merasa malu ketika ditunjuk untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di

depan kelas.

10. Guruku jarang memberikan kuis menarik dan

reward atas prestasi siswanya


11. Guruku selalu memberikan siswanya kesempatan

untuk mengemukakan pendapat, ide, atau waktu

untuk bertanya.

12. Guruku tidak pernah memberikan siswanya

kesempatan untuk mengemukakan pendapat, ide,

atau waktu untuk bertanya.


Hasil Lembar Observasi Guru Siklus I

No Aspek Yang Dinilai Pertemuan Ke-


1 2 3 4 5
I Pendahuluan
a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan 2 3 3 3 3
kelas
b. Apersepsi 2 2 3 3 3
c. Menbangkitkan rasa imgin tahu siswa 3 3 2 3 3
(motivasi)
d. Mengyampaikan tujuan pembelajaran yang 2 3 3 4 4
ingin dicapai
e. Guru membagi siswa kedalam kelompok 2 2 4 4 4
II Kegiatan Inti
a. Guru memberikan latihan kepada siswa 4 4 4 4 4
dalam bentuk latihan (LKS)
b. Guru menjelasjan ketuntuan-ketuntuan 3 3 3 3 3
dalam proses pembelajaran
c. Guru memantau diskusi kelompok yang 2 3 3 3 3
sedang berlangsung
d. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk 3 3 3 3 3
menuliskan hasil kerja kelompoknya di kertas
e. Guru meminta beberapa perwakilan 2 3 3 3 3
kelompok untuk mempresantasikan hasil
diskusinya di depan kelas
f. Guru membimbing jalanya presantasi sehinga 3 3 3 3 3
tercapai sebuah kesepatakan bersama
g. Guru menjelaskan jawaban yang sebenarnya 2 3 3 3 3
pada LKS, bila siswa tidak mencapai
kesepakatan
III Penutup
a. Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran 3 3 3 3 3
b. Memberikan tugas 3 3 3 3 3
c. Menutup pelajaran 3 3 3 3 3
JUMLAH 39 44 46 48 48
Hasil Lembar Observasi Guru Siklus II

No Aspek Yang Dinilai Pertemuan ke-


1 2 3 4
I Pendahuluan
a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan 3 3 3 3
kelas
b. Apersepsi 3 3 4 4
c. Menbangkitkan rasa imgin tahu siswa (motivasi) 3 3 3 4
d. Mengyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin 4 4 4 4
dicapai
e. Guru membagi siswa kedalam kelompok 3 4 4 4
II Kegiatan Inti
a. Guru memberikan latihan kepada siswa dalam 4 4 4 4
bentuk latihan (LKS)
b. Guru menjelasjan ketuntuan-ketuntuan dalam 3 3 4 4
proses pembelajaran
c. Guru memantau diskusi kelompok yang sedang 4 4 3 3
berlangsung
d. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk 3 3 3 3
menuliskan hasil kerja kelompoknya di kertas
e. Guru meminta beberapa perwakilan kelompok 3 3 3 3
untuk mempresantasikan hasil diskusinya di
depan kelas
f. Guru membimbing jalanya presantasi sehinga 3 3 4 4
tercapai sebuah kesepatakan bersama
g. Guru menjelaskan jawaban yang sebenarnya 3 3 4 4
pada LKS, bila siswa tidak mencapai kesepakatan
III Penutup
a. Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran 3 3 4 4
b. Memberikan tugas 3 3 3 3
c. Menutup pelajaran 3 3 3 3
JUMLAH 48 49 54 55
Nilai Tes Matematika Pra Penelitian

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan


1 Amare Amodia Sandra 50 Tidak Tuntas

2 AnastasyaAzzahra 55 Tidak Tuntas


3 Catherine AzzahraHadi 50 Tidak Tuntas
4 Clara Dewi Miles 64 Tidak Tuntas
5 FahiraAdibahThalib 50 Tidak Tuntas
6 FannisaFahmi 54 Tidak Tuntas
7 Gina Ariana 72 Tuntas
8 HasyaSitiAfina 55 Tidak Tuntas
9 Laura Fouad Al Halabi 64 Tidak Tuntas
10 MaghfiraSyamilaDasha 65 Tidak Tuntas
11 Marissa AufaNursyiah 55 Tidak Tuntas
12 Medina AynurYavuz 55 Tidak Tuntas
13 Nabila Yasyfa 65 Tidak Tuntas
14 NadyaFitri Maharani 65 Tidak Tuntas
15 PuanNasyaAirin 70 Tuntas
16 RafienzaMaylla 64 Tidak Tuntas
17 Sevilla Putti Selma 65 Tidak Tuntas
18 Tiara Salsabila 70 Tuntas
19 Valda 72 Tuntas
SyakirahThalitaPutri
Nilai Tes Matematika Siklus I

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan


1 Amare Amodia Sandra 72 Tuntas

2 AnastasyaAzzahra 70 Tuntas
3 Catherine AzzahraHadi 68 Tidak Tuntas
4 Clara Dewi Miles 71 Tuntas
5 FahiraAdibahThalib 62 Tidak Tuntas
6 FannisaFahmi 66 Tidak Tuntas
7 Gina Ariana 82 Tuntas
8 HasyaSitiAfina 65 Tidak Tuntas
9 Laura Fouad Al Halabi 72 Tuntas
10 MaghfiraSyamilaDasha 70 Tuntas
11 Marissa AufaNursyiah 84 Tuntas
12 Medina AynurYavuz 70 Tuntas
13 Nabila Yasyfa 72 Tuntas
14 NadyaFitri Maharani 75 Tuntas
15 PuanNasyaAirin 90 Tuntas
16 RafienzaMaylla 88 Tuntas
17 Sevilla Putti Selma 74 Tuntas
18 Tiara Salsabila 80 Tuntas
19 Valda 82 Tuntas
SyakirahThalitaPutri
Nilai Tes Matematika Siklus II

no Nama Siswa Nilai Ketuntasan


1 Amare Amodia Sandra 74 Tuntas

2 AnastasyaAzzahra 75 Tuntas
3 Catherine AzzahraHadi 72 Tuntas
4 Clara Dewi Miles 77 Tuntas
5 FahiraAdibahThalib 75 Tuntas
6 FannisaFahmi 80 Tuntas
7 Gina Ariana 90 Tuntas
8 HasyaSitiAfina 80 Tuntas
9 Laura Fouad Al Halabi 86 Tuntas
10 MaghfiraSyamilaDasha 88 Tuntas
11 Marissa AufaNursyiah 92 Tuntas
12 Medina AynurYavuz 85 Tuntas
13 Nabila Yasyfa 86 Tuntas
14 NadyaFitri Maharani 88 Tuntas
15 PuanNasyaAirin 97 Tuntas
16 RafienzaMaylla 95 Tuntas
17 Sevilla Putti Selma 83 Tuntas
18 Tiara Salsabila 88 Tuntas
19 Valda 86 Tuntas
SyakirahThalitaPutri
Pembagian Kelompok Pada Siklus I

Kelompok I Kelompok II

1. Valda Syakirah Thalita 1. Anastasya Azzahra


Putri 2. Fannisa Fahmi
2. Puan Nasya Airin 3. Maghfira Syamila Dasha
3. Marissa Aufa Nursyiah 4. Nadya Fitri Maharani
4. Catherine Azzahra Hadi 5. Tiara Salsabila
5. Gina Ariana

Kelompok III Kelompok IV

1. Fahira Adibah Thalib 1. Clara Dewi Miles


2. Laura Fouad Al Halabi 2. Hasya Siti Afina
3. Nabila Yasyfa 3. Medina Aynur Yavuz
4. Sevilla Putti Selma 4. Rafienza Maylla
5. Amare Amodia Sandra
Pembagian Kelompok Pada Siklus II

Kelompok I Kelompok II

1. Amare Amodia Sandra 1. Fannisa Fahmi


2. Anastasya Azzahra 2. Gina Ariana
3. Catherine Azzahra Hadi 3. Hasya Siti Afina
4. Clara Dewi Miles 4. Laura Fouad Al Halabi
5. Fahira Adibah Thalib 5. Maghfira Syamila Dasha

Kelompok III Kelompok IV

1. Marissa Aufa Nursyiah 1. Rafienza Maylla


2. Medina Aynur Yavuz 2. Sevilla Putti Selma
3. Nabila Yasyfa 3. Tiara Salsabila
4. Nadya Fitri Maharani 4. Valda Syakirah Thalita Putri
5. Puan Nasya Airin
Nama Panelis Uji CVR Kemampuam Konsep Matematika

Nama Panelis Pekerjaan

Muhammad Agustiuddin, S.Pd. Guru matematika di SMP kharisma bangsa

Mafuzd Rois, S.Pd. Guru matematika di SMP kharisma bangsa

Siti Aisyah , S.Pd. Guru matematika di SMP kharisma bangsa

Desi Setyaningsih , S.Pd. Guru matematika di SMP kharisma bangsa

Yusuf Ahmadi, S.Pd. Guru matematika di SMP kharisma bangsa

Risqi Amelia, S.Pd. Guru matematika di SMP kharisma bangsa

Devi Mayang Sari, S.Pd. Guru matematika di SMP kharisma bangsa

Ahmad Yulianto, S. Pd. Guru matematika di SMP kharisma bangsa

Abidin Kaya, M.Pd


Guru matematika di SMP kharisma bangsa
[
Wardatul Hasanah, S.Pd Guru matematika di SMP pribadi bandung

Anda mungkin juga menyukai