Anda di halaman 1dari 32

IMAJINASI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL HOTS PADA MATERI TRIGONOMETRI DI MA


TERPADU AL ANWAR TRENGGALEK

PROPOSAL TESIS

Diajukan kepada Pascasarjana S2 UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung


sebagai Persyaratan Penyusunan Tesis

Oleh
EVA RIZKIYANTI
NIM.12851221009

PROGRAM MAGISTER TADRIS MATEMATIKA


PASCASARJANA
UIN SAYYID ALI RAHMATULLOH TULUNGAGUNG
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta taufik-Nya sehingga proposal tesis ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam tidak lupa dihaturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad
SAW yang diharapkan syafaatnya diakhirat kelak. Aamiin
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan partisipasinya kepada penulis sehingga tersusunlah proposal ini, yaitu
kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberikan izin untuk mengikuti studi di UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Prof. Dr. Akhyak, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
3. Civitas akademika UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan proposal tesis ini.
Dengan penuh harap semoga jasa dan kebaikan mereka diterima Allah SWT
dan tercatat sebagai amal shalih. Karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca
dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif sebagai jalan untuk
melaksanakan pengembangan dan perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan
mendapat ridha Allah SWT. Aamiin.

Tulungagung, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
A. KONTEKS PENELITIAN 1
B. FOKUS DAN PERTANYAAN PENELITIAN 6
C. TUJUAN PENELITIAN 7
D. KEGUNAAN PENELITIAN 7
E. PENEGASAN ISTILAH 9
1. Secara Konseptual 9
2. Secara Operasional 10
F. KAJIAN PUSTAKA 11
1. Hakikat Matematika 11
2. Imajinasi 14
3. Imajinasi Matematis 15
4. Soal HOTS 17
5. Materi Trigonometri 18
G. PENELITIAN TERDAHULU 18
H. KERANGKA TEORITIK PENELITIAN 20
I. METODE PENELITIAN 20
1. Rancangan Penelitian 21
2. Kehadiran Peneliti 21
3. Lokasi Penelitian 21
4. Sumber Data 22
5. Instrumen Pengumpulan Data 22
6. Analisisa Data 23
7. Pengecekan Keabsahan Temuan 24
8. Tahap-Tahap Penelitian 25
J. SISTEMATIKA PEMBAHASAN 27
K. KERANGKA PEMBAHASAN SEMENTARA 27
L. DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA 28

iii
A. KONTEKS PENELITIAN
Matematika merupakan hal yang sangat pokok dalam dunia pendidikan
maupun dalam kehidupan nyata. Mata pelajaran matematika merupakan salah
satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada seluruh jenjang pendidikan
formal.1 Di dalam pelajaran matematika berisi kumpulan ide-ide abstrak
sehingga pembelajaran membutuhkan pemikiran yang lebih tinggi. Salah satu
karakteristik matematika yakni memiliki objek kajian yang abstrak. Konsep
merupakan ide (abstrak) yang memungkinkan seseorang untuk
mengelompokkan atau menggolongkan suatu objek, sehingga objek itu
termasuk contoh konsep atau bukan konsep. Suatu konsep dipelajari melalui
definisi. Definisi merupakan suatu ungkapan yang membatasi konsep. Melalui
definisi orang dapat menggambarkan/mengilustrasikan, membuat skema, atau
membuat simbol dari konsep tersebut. Dalam memahami konsep-konsep
matematika, aktivitas mental yang tinggi terdiri dari logika, berpikir, dan
berimajinasi.2 Tiga kegiatan ini sesuai dengan objek matematika yang bersifat
abstrak karena merupakan objek mental atau pikiran.
Menurut De Morgan menyatakan bahwa kekuatan penemuan
matematika yang bergerak bukanlah akal melainkan imajinasi.3 Imajinasi
merupakan dasar pemikiran figuratif yang memungkinkan seseorang untuk
memecahkan masalahtanpa tindakan praktis.4 Dengan imajinasi otak manusia
dapat dikatakan komputer yang canggih. Imajinasi tidak hanya digunakan
untuk membantu seseorang mendapatkan pengetahuan baru dengan

1
Ziyana Endah Khairun Nisa’ and Sugiman, “Kemampuan Imajinasi Matematis Siswa SLB
Tunarungu dengan Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Alat Peraga Manipulatif,”
PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4 (2021), 455-462
2
N A Nurcahyono, D Suryadi, and S Prabawanto, “Analysis of Students’ Mathematical
Imagination Ability in Solving Problems,” Journal of Physics, Conference Series 1179 (2019), 1-6
3
Novi Andri Nurcahyono, and others, “Complications of Students in Eliciting Mathematical
Imagination,” Association for Computing Machinery, (2019), 140-144
4
A.G. Ganiev, S.N. Tashev, “The Role of “Imagination” in the Process of “Creative Thinking”
Developing Students’ “Imagination” and “Creative Thinking” Skills in Teaching Physics,” Annals of
R.S.C.B., 25. 2 (2021), 633 - 642

2
menggunakan pengetahuan yang ada, tetapi juga untuk mentransfer dari satu
bidang ke bidang lain dan menggunakan kesimpulan untuk memecahkan
masalah yang baru.
Jenis imajinasi tertentu yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
matematika disebut dengan imajinasi matematis.5 kebutuhan imajinasi
matematis dimunculkan agar siswa lebih mudah memahami materi matematika
yang abstrak. Imajinasi merupakan bentuk transisi berpikir matematis, dari
dunia nyata ke dunia simbol. Dalam hal ini imajinasi adalah kemampuan
pikiran yang berfungsi untuk membentuk suatu gambaran atau ide-ide tertentu.
Jadi imajinasi matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan pikiran untuk
membentuk ide-ide dalam memecahkan masalah matematika.6 Asumsi dasar
adalah ketika siswa dalam menghadapi masalah matematika, imajinasi
matematis dapat membantu pemikiran siswa dalam menemukan ide-ide solusi
untuk memecahkan masalah.
Menurut wibowo dan as’ari ada tiga jenis imajinasi matematis siswa
dalam menyelesaikan masalah matematika, yaitu imajinasi matematis sensorik,
imajinasi matematis kreatif, dan imajinasi matematis rekreatif.7 Imajinasi
matematis sensorik dapat dilihat melalui munculnya masalah rangsang berbasis
persepsi siswa pada materi. Imajinasi matematis kreatif diwujudkan melalui
munculnya ide-ide yang relevan atau tidak relevan dalam memecahkan
masalah. Imajinasi matematis yang rekreatif diwujudkan melalui munculnya
generalisasi ide pemecahan masalah matematika. Ketiga jenis imajinasi
matematis tersebut terjadi ketika siswa sedang memecahkan masalah

5
Novi Andri Nurcahyono, and others, “Sequence Indicators of Junior High School Students’
Mathematical Imagination Abilities,” International Journal Of Education, Information Technology And
Others (IJEIT), 3.1 (2020), 75-86
6
Teguh Wibowo, and others,” Characteristics of Students Sensory Mathematical Imagination
in Solving Mathematics Problem,” International Electronic Journal Of Mathematics Education, 12.3
(2017), 609-619
7
Teguh Wibowo, and others, “The Stages of Student Mathematical Imagination in Solving
Mathematical Problems,” International Education Studies, 10.7 (2017), 48-58

3
matematika. Imajinasi matematis juga diukur dengan perwujutan. Baik gerak
tubuh dan ucapan sebagai manifestasi imajinasi siswa dalam memecahkan
masalah matematika itu sendiri.8 Aktivitas motorik atau gerakan tubuh dapat
memicu imajinasi matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika,
terutama pada soal Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Soal HOTS ialah soal yang melibatkan bagian kognitif C4 analisis, C5
evaluasi, dan C6 kreasi. Setiawati mengatakan bahwa soal HOTS merupakan
soal yang berada pada ranah dimensi berpikir menganalisis, mengevaluasi serta
mencitpa.9 Soal HOTS melibatkan masalah nyata, melalui nalar serta logika
siswa diharapkan mampu memecahkan masalah tersebut soal HOTS sebagai
soal yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan kreatif untuk menjawab soal.
Soal HOTS dapat disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda, essai dan lain-
lainnya.10 Soal HOTS dapat diorientasikan pada tiap mata pelajaran. Khususnya
mata pelajaran trigonometri matematika.
Materi trigonometri merupakan salah satu materi yang sangat penting
dalam matematika di tingkat MA, karena selain digunakan dalam pelajaran
matematika itu sendiri, trigonometri sering digunakan sebagai penunjang pada
mata pelajaran lain, seperti Fisika, Geografi dan Astronomi.11 Materi
trigonometri juga harus dikuasai oleh siswa karena sering muncul dalam soal-
soal UN dan SBMPTN, terutama soal cerita tipe HOTS.12

8
Dwijayanti, IK Budayasa, and TYE Siswono, “student mathematical imagination
instruments:construction, cultural adaptation and validity,” International Conference Mathematics,
Science and Education, conf Series 983 (2018), 1-7
9
Putu Manik Sugiari Saraswati, dan Gusti Ngurah Sastra Agustika, “Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Mata Pelajaran Matematika,” Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar, 4.2 (2020), 257-269
10
Irfan Yusuf, dan Sri Wahyu Widyaningsih, “Profil Kemampuan Mahasiswa Dalam
Menyelesaikan Soal Hots Di Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Papua,” Jurnal Komunikasi
Pendidikan, 2.1 (2018), 42-49
11
Syafruddin Kaliky, dan Fahrul Juhaevah, “Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas
X SMA Dalam Menyelesaikan Masalah Identitas Trigonometri Ditinjau Dari Gander,” Jurnal
Matematika Dan Pembelajaran, 6.2 (2018), 111-126
12
Maya Mulyani, Dedi Muhtadi, “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Trigonometri Tipe Higher Order Thinking Skill Ditinjau Dari Gender,” JPPM 12.1 (2019), 1-16

4
Berdasarkan observasi di MA Terpadu Al Anwar, banyak siswa-siswi
yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi dan sudah beberapa kali
berhasil memenangkan olimpiade, baik dalam ranah kabupaten maupun
nasional. MA Terpadu Al Anwar adalah sekolah swasta yang bergabung
dengan yayasan pondok pesantren. di mana siswa-siswinya harus membagi
waktunya belajar pelajaran formal dan pelajaran pesantren. Sehingga siswa-
siswi MA Terpadu Al Anwar sudah terbiasa dengan soal HOTS dalam
mengerjakan olimpiade menggunakan imajinasi matematis yang berbeda-beda
pula.
Imajinasi matematis sebagai bahan penelitian berdasarkan dengan
observasi langsung yang dilakukan di MA Terpadu Al Anwar Trenggalek.
Dalam hal ini diberikan soal dengan materi trigonometri. Adapun instrumen
yang digunakan berdasarkan penelitian sebelumnya tentang imajinasi
matematis. Berdasarkan hal tersebut ditemukan beberapa proses imajinasi
matematis yang ditulis oleh salah satu siswa didalam lembar kerjanya yag
diberikan. Dalam hal ini akan di abstraksikan kedalam pernyataan yang lebih
jelas.

Gambar 1.1 hasil Gambar 2.1 proses imajinasi siswa


Pekerjaan siswa

5
Dari gambar diatas dapat subjek melakukan imajinasi matematis
sensorik dengan mempersepsikan dalam menyelesaikan soal HOTS.
Munculnya imajinasi matematis sensorik subjek dapat dikatakan identik, yaitu
subjek mulai membaca soal kemudian mengulanginya dan menggerakkan jari-
jarinya untuk memahami maksud dari soal tersebut. Setelah membaca
pertanyaan dan mengulanginya, subjek menggali informasi dari pertanyaan
tersebut. Dalam proses menggali informasi, subjek melakukannya dengan cara
memisalkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Muir, Beswick & Williamson
bahwa dalam pemecahan masalah diperlukan keterampilan untuk
menginterpretasikan informasi dalam pertanyaan.13 Dalam upaya menggali
informasi, subjek menggerakkan jari-jarinya di atas meja. Kegiatan ini
menunjukkan subjek menggunakan keterampilan berpikir untuk memahami
tujuan pertanyaan. Aktivitas motorik ini dapat memicu imajinasi matematis
siswa dalam memecahkan masalah. Hal tersebut memperkuat pendapat
Nemirovsky & Ferrara yang mengatakan bahwa imajinasi matematis
melibatkan aktivitas gerak tubuh (motorik sensorik) untuk mengembangkan
inovasi siswa dalam memecahkan masalah matematika.14 sampai pada akhirnya
menemukan jawaban dengan benar.
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil judul “Imajinasi
Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Pada Materi Trigonometri
di MA Terpadu Al Anwar”

B. FOKUS DAN PERTANYAAN PENELITIAN


Berdasarkan konteks penelitian, maka fokus dan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:

13
Teguh Wibowo, and others,” Characteristics of Students Sensory Mathematical
Imagination..., 617
14
Teguh Wibowo, and others, “The Stages of Student Mathematical Imagination in Solving
Mathematical..., 52

6
1. Bagaimana Proses Imajinasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan soal
HOTS Pada Materi Trigonometri di MA terpadu Al-anwar Trenggalek ?
2. Bagaimana karakteristik imajinasi matematis siswa Dalam Menyelesaikan
soal HOTS Pada Materi Trigonometri di MA terpadu Al-anwar
Trenggalek?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan fokus dan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Proses Imajinasi Matematis Siswa Dalam
Menyelesaikan soal HOTS Pada Materi Trigonometri di MA terpadu Al-
anwar Trenggalek.
2. Untuk mengetahui karakteristik imajinasi matematis siswa Dalam
Menyelesaikan soal HOTS Pada Materi Trigonometri di MA terpadu Al-
anwar Trenggalek.

D. KEGUNAAN PENELITIAN
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika yang ditinjau dari
beberapa Aspek berikut.
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada semua
pihak yang membaca, karena dengan mengetahuai imajinasi matematis
siswa dalam menyelesaikan soal HOTS, maka pembaca dapat menemukan
formula-formula baru dalam menyelesaikan soal HOTS dengan imajinasi
yang berbeda-beda. Sehingga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi dalam pembelajaran matematika, selain itu mengembangkan
kreativitas dalam persoalan-persoalan yang mendatang, khususnya dalam

7
bidang pendidikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika,
dan juga sebagai sumber masukan yang positif serta menambah khazanah
bacaan ilmiah untuk penelitian selanjudnya
2. Secara Praktis

Manfaat dari penelitian yang dapat digunakan dalam kehidupan


sehari-hari secara langsung. Adapun kegunaan praktis antara lain:

a. Bagi sekolah
1. Sebagai bahan acuan penelitian
2. Sebagai pengembangan pengetahuan dan wawasan dalam dunia
pendidikan khususnya pendidikan matematika
b. Bagi guru
1. Evaluasi proses pembelajaran dengan memperhatikan imajinasi
masing-masing peserta didik
2. Memberikan gambaran kepada guru dalam memilih suatu srtategi
pembelajaran yang sesuai dengan imajinasi siswa.
3. Dapat dijadikan acuan dalam mengambil sola HOTS untuk
mengukur pengetahuan siswa.
c. Bagi siswa
1. Memudahkan siswa dalam mengetahui karakteristik imajinasi
matematisnya
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar matematika
dikelas
3. Membentuk karakter dan asumsi siswa dalam meningkatkan belajar
matematika
d. Bagi peneliti selanjudnya
1. Sebagai acuan dan pustaka bagi peneliti selanjudnya terkait
imajinasi matematis siswa

8
2. Sebagai gambaran tentang imajinasi matematis siswa dalam
menyelesaikan soal HOTS
E. PENEGASAN ISTILAH

Menghindari adanya kesalahan dalam menafsirkan judul proposal tesis


ini, maka penulis memberikan penegasan istilah atau pengertian pada istilah-
istilah dalam judul tersebut.

1. Secara Konseptual
a. Imajinasi
Imajinasi adalah kemampuan mental lebih tinggi yang
melibatkan proses pemikiran yang diarahkan secara sadar dan dasar dari
semua kegiatan kreatif, baik dalam seni maupun sains.15
b. Imajinasi matematis
Menurut Nemirovsky dan Ferrera tentang Imajinasi
menunjukkan bahwa imajinasi matematis dalam daya kognitif siswa
tentu melibatkan aktivitas gerakan (gerakan tangan, ucapan, dan
aktifitas lain dari sensor motorik) pada pembelajaran sehingga sangat
penting dalam mengembangkan kreativitas dan ivovasi siswa dalam
dalam memecahkan masalah matematika.16
c. Soal HOTS

Soal dengan HOTS adalah soal yang menuntut kemampuan


berfikir tingkat tinggi dan melibatkan proses bernalar, sehingga dapat

15
Novi Andri Nurcahyono dan Eka Novarina, “Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kurikulum 2013 Berdasarkan Indikator Kemampuan Imajinasi Matematis Siswa,” JKPM (Jurnal Kajian
Pendidikan Matematika, 6.1 (2020), 121-130
16
Yusriza Firdausi Romdhianaa, dan Sugiman, “Kemampuan Imajinasi Matematis Siswa
Tunanetra SMPLB pada Pembelajaran Joyfull Learning Berbantuan Media Audio Geobraille,” PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional Matematika 4 (2021), 446-454

9
mengasah kemampuan berfikir kritik, logis, reflektif, metakognitif dan
kreatif.17

d. Materi trigonometri
Trigonometri adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometri.18 Sehingga
trigonometri menjadi cabang ilmu pengetahuan yang harus dipelajari.
2. Secara Operasional
a. Imajinasi
Imajinasi merupakan kekuatan dasar siswa dalam berfikir dan
memecahkan masalah matematika pada soal HOTS konsep
trigonometri.
b. Imajinasi matematis
Imajinasi matematis yang dimaksud peneliti bagaimana siswa
berimajinasi menemukan strategi baru dalam menyelesaikan masalah
matematika. Terdapat tiga jenis yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini yaitu imajinasi sensorik, imajinasi kreatif dan imajinasi
rekreatif, ketika menyelesaikan soal HOTS tipe C4 pada materi konsep
trigonometri.
c. Soal HOTS
Soal HOTS ialah soal yang melibatkan bagian kognitif C4
analisis, C5 evaluasi, dan C6 kreasi. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan soal HOTS bagian kognitif C4 analisis dengan bentuk
soal uraian pada materi konsep trigonometri.

17
Betha Kurnia Suryapuspitarini, Wardono, Kartono, “Analisis Soal-Soal Matematika Tipe
Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Kurikulum 2013 Untuk Mendukung Kemampuan Literasi
Siswa,” PRISMA. Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1 (2018), 876-884
18
Toto Subroto, “Analisis Hambatan Belajar Pada Materi Trigonometri Dalam Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa”, Indomath (Indonesia Mathematics Education), 1.2, (2018), 109-120

10
d. Materi trigonometri
Pada materi trigonometri peneliti menggunakan konsep
trigonometri sub bab identitas trigonometri, dimana bentuk soal C4
yaitu menganalisis seperti mencari 𝑎 sin 𝜃 + b cos 𝜃 ataupun mencari
cos 𝛼 − sin 𝛼 .

F. KAJIAN PUSTAKA
1. Matematika
Berbicara hakikat sesuatu merupakan sebuah aktivitas yang
membutuhkan analisis yang mendalam dan komprehensip (keseluruhan), maka
dari itu untuk membicarakan hakikat matematika tidak hanya mengenal
sejarahnya saja atau arti matematika menurut bahasa tetapi juga mempelajari
struktur dan perkembangan matematika itu sendiri.19 Sehingga untuk
mendeskripsikan sangat tergantung dari sudut pandang mana yang diambil.
Maka tidak ada definisi matematika yang tunggal dan disepakati oleh seluruh
ahli matematika.20
Dari segi bahasa, istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman),
mathematique (Prancis), matematico (Italia), matematiceski (Rusia), atau
mathematick/wiskunde (Belanda), berasal dari perkataan latin mathematica,
yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike, yang berarti
relating to learning yang memiliki akar kata mathema yang berarti pengetahuan
atau ilmu dan berhubungan erat dengan sebuah kata lain yang serupa, yaitu
mathanein yang mengandung arti belajar atau berfikir.21 Dapat disimpulan
bahwa matematika didapat dari kegiatan berfikir yang terbentuk dari
pengalaman manusia secara empiris. Sebagaimana Hyde & Bizard
“mathematics is a way of thinking and understanding our lives and our world.

19
Fahrurrozi, dan Syukrul Hamdi, Metode Pembelajaran Matematika, (Nusa Tenggara Barat:
Universitas Hamzanwadi Press, (2017), hal. 1
20
Ibid.
21
Ibid.

11
It is a set of tools, a pair of glasses that we can use”.22 Dapat diartikan bahwa
matematika merupakan sebuah proses cara berfikir dan memahami kehidupan
serta dunia.23 matematika merupakan set alat, sepasang kacamata yang dapat
manusia gunakan untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Matematika adalah sebuah proses cara berfikir dan memahami
kehidupan serta dunia.24 Selain itu, dahniar menjelaskan pula bahwa
matematika merupakan bahasa simbol yang berlaku secara universal. Supaya
konsep matematika mudah dipahami oleh semua orang dan dapat dimanipulasi
dengan mudah maka dapat digunakan bahasa matematika atau disebut notasi
matematika.25
Dan beberapa ahli matematika juga mendefinisi matematika dari sudut
pandang mereka masing-masing :
1. Ruseffendi berpendapat bahwa matematika adalah bahasa simbol; ilmu
deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang
pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat
dan akhirnya ke dalil.26
2. Reys berpendapat bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan
hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu
alat.27
3. Kline berpendapat bahwa matematika bukan pengetahuan menyendiri yang
dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu

22
Isro’atun, et. all., Pembelajaran Matematika dan Sains secara Integratif melalui Situation-
Based Learning, (Jawa Barat: UPI Sumedang Press, 2020), hal. 1
23
Ibid.
24
Ibid.
25
Ibid, hal. 2
26
Ruseffendi, E.T, Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk Guru dan SPG,
(Bandung : Tarsito, 1988), hal. 23
27
Reys, dkk, Dasar-Dasar Matematika Matematika, (Jakarta: Bumi Aksara,1984), hal

12
terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial.28
4. James berpendapat bahwa matematika adalah ilmu tentang logika,
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan lainnya.29

Hakikat Matematika secara singkat dapat diwakili oleh beberara


karakteristik matematika berikut ini:30

a. Keterkaitan erat antara belajar matematika dengan pola bernalar, belajar


matematika harus dengan bernalar dan bernalar hanya dapat dihayati
dengan belajar matematika
b. Teori matematika dirancang dan dikembangkan dengan pola berfikir
induktif dan deduktif menggunakan berbagai teknik dan manipulasi
matematika.
c. Banyak teori matematika yang muncul karena dipicu oleh kebutuhan akan
pemecahan masalah dalam situasi nyata. Aspek teori dan penerapannya
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya definisi matematika begitu


luas dan tidak dapat diartikan hanya dengan satu definisi saja. Tetapi memiliki
keserupaan inti dari beberapa pendapat ahli matematika yaitu bahwa
matematika adalah kegiatan berfikir melalui pengalaman empiris dan dituliskan
dalam bentuk simbol-silmbol, pola, dan bahasa matematika atau disebut notasi
matematika agar dapat memecahkan permasalahan social.

28
Morris Kline, Why Jonhny Can’t Add: The Failure of The New Math, (New York : Vintage
Books, 1973), hal 5
29
James dan James, Van, Mathematic Dictionary, Nosrand Riendhold, (1976), hal 8
30
Koko Martono, et. all.,Matematika dan Kecakapan Hidup untuk SMA Kelas XI untuk
Program IPA, (Jakarta: Geneca, 2007), hal. 8

13
2. Imajinasi

Definisi imajinasi menurut KBBI adalah daya pikir untuk


membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan,
karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman
seseorang.31 Secara khusus imajinasi adalah prasyarat utama dan tak
terpisahkan dari semua pengetahuan, tidak ada yang bias diketahui tentang
dunia kecuali dunia ini pertama kali dibentuk dan diubah oleh kekuatan sintetis
imajinasi.32 Imajinasi terlalu sering dilihat sebagai sesuatu yang periferal ke inti
pendidikan, sesuatu yang diurus dengan memberikan waktu kepada siswa untuk
mengekspresikan diri dalam seni, sementara pekerjaan mendidik yang tepat
berlangsung dalam sains dan matematika. Tapi imajinasi adalah pusat
pendidikan yang penting untuk mata pelajaran apa pun, matematika dan sains
tidak kurang dari sejarah dan sastra. Imajinasi dapat menjadi pekerja keras
utama dari pembelajaran dan pengajaran yang efektif jika kita
memasangkannya pada tugas-tugas utama pendidikan.33

Imajinasi matematika menunjukkan bahwa imajinasi matematika dan


perwakilan kognisi siswa melibatkan aktivitas gerakan (isyarat tangan, ucapan,
dan aktivitas lainnya dari motor indera) pada pembelajaran sangat penting
dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa dalam memcahkan
masalah matematika. Definisi imajinasi dalam The Oxford Dictionary of
Philosophy menyebutkan bahwa imajiasi merupakan kemampuan untuk
menciptakan dan melatih situasi yang mungkin, untuk menggabungkan
pengetahuan dengan cara yang tidak biasa, atau untuk menciptakan eksperimen

31
Ziyana Endah Khairun Nisa’ and Sugiman, “Kemampuan Imajinasi Matematis Siswa SLB
Tunarungu dengan Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Alat Peraga Manipulatif,”
PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4 (2021), 455-462
32
Sean Blenkinsop, “The Imagination in Education: Extending the Boundaries of Theory and
Practice”, (Inggris, British Library, 2009), hal.6
33
Jarrett Wilker, “Using Imagination In The Math Classrom” College Of Education, Vol. 39.2.
15-18

14
pemikiran. Menurut De Morgan menyatakan bahwa kekuatan penemuan
matematika yang bergerak bukanlah akal melainkan imajinasi.34 Imajinasi
merupakan dasar pemikiran figuratif yang memungkinkan seseorang untuk
memecahkan masalah tanpa tindakan praktis.35 Berdasarkan pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa imajinasi adalah kemampuan berpikir untuk
membentuk gambaran atau ide tentang apa yang belum diketahui sebelumnya,
menjadi seolah-olah tampak nyata.

3. Imajinasi Matematis
imajinasi matematis merupakan kemampuan berpikir untuk membentuk
gagasan dalam memecahkan masalah matematika. Menurut Nemirovsky dan
Ferrara dalam penelitiannya yang berjudul ”Mathematical Imagination and
Embodied Cognition” menjelaskan bahwa imajinasi matematis dan
representatif kognisi siswa melibatkan aktivitas gerakan (isyarat tangan,
ucapan, dan aktivitas lainnya dari sensori motor) pada pembelajaran dan hal
tersebut sangat penting untuk dikembangkan karena dapat meningkatkan
kreativitas dan inovasi siswa dalam memecahkan masalah siswa.36 Menurut
wibowo dan as’ari ada tiga jenis imajinasi matematis siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika, yaitu imajinasi matematis sensorik,
imajinasi matematis kreatif, dan imajinasi matematis rekreatif.37
Imajinasi matematis sensorik dapat dilihat melalui munculnya masalah
rangsang berbasis persepsi siswa pada materi. Imajinasi matematis kreatif
diwujudkan melalui munculnya ide-ide yang relevan atau tidak relevan dalam

34
Novi Andri Nurcahyono, and others, “Complications of Students in Eliciting Mathematical...,
hal 140-144
35
A.G. Ganiev, S.N. Tashev, “The Role of “Imagination” in the Process of “..., hal 633 - 642
36
Teguh Wibowo, and others,” Characteristics of Students Sensory Mathematical ..., hal. 609
37
Teguh Wibowo, and others, “The Stages of Student Mathematical ..., hal 49

15
memecahkan masalah. Imajinasi kreatif atau Creative Imagination (CI)
memiliki enam indikator:38
1. Eksplorasi mengacu pada kemampuan individu untuk terus mengeksplorasi
hal-hal yang tidak diketahui atau baru.
2. Kebaruan mengacu pada kemampuan individu untuk memunculkan ide
yang tidak konvensional atau ide yang berbeda dari yang tradisional.
3. Produktivitas mengacu pada kemampuan individu untuk terus
menghasilkan konten imajinasi yang kaya.
4. Sensibilitas mengacu pada emosi sensitif yang dimiliki individu untuk
konten imajinasi.
5. Intuisi mengacu pada kemampuan individu untuk mengasosiasikan
informasi yang berbeda dalam sekejap dan muncul dengan isi imajinasi.
6. Konsentrasi mengacu pada kemampuan individu untuk terus menerus
berkonsentrasi sehingga dapat terbentuk imajinasi.

Imajinasi matematis rekreatif diwujudkan melalui munculnya


generalisasi ide pemecahan masalah matematika. Ketiga jenis imajinasi
matematis tersebut terjadi ketika siswa sedang memecahkan masalah
matematika. Imajinasi matematis juga diukur dengan perwujutan. Baik gerak
tubuh dan ucapan sebagai manifestasi imajinasi siswa dalam memecahkan
masalah matematika itu sendiri.39 Indikator untuk mengukur imajinasi
matematis adalah sebagai berikut:40

a. Eksplorasi adalah kemampuan untuk mengeksplorasi yang tidak diketahui.


b. Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide

38
Yuling Hsu, “The Comparison of Mediating Models for Stimulating Imagination with
Psychological and Environmental Factors”, International Journal of Learning, Teaching and Educational
Research Vol. 12. 3, (2015), 13-27
39
Dwijayanti, IK Budayasa, and TYE Siswono, “student mathematical imagination
instruments..., hal.7
40
Novi Andri Nurcahyono, and others, “Sequence Indicators of Junior..., hal. 75

16
c. Intuisi adalah kemampuan untuk menghasilkan asosiasi langsung dengan
target
d. Efektivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang efektif
untuk tujuan yang diinginkan.
e. Transformasi adalah kemampuan untuk melakukan tugas dengan
mengubah pengetahuan di berbagai bidang dari belajar
f. Elaborasi adalah kemampuan untuk mencari perbaikan dengan
memformalkan ide-ide.
g. Kristalisasi adalah kemampuan mengungkapkan ide-ide abstrak dengan
menggunakan contoh-contoh nyata.
h. Kepekaan adalah kemampuan untuk membangkitkan perasaan selama
proses penciptaan.
i. Kebaruan adalah kemampuan untuk menciptakan ide-ide yang tidak biasa.
4. Soal HOTS
Soal HOTS ialah soal yang melibatkan bagian kognitif C4 analisis, C5
evaluasi, dan C6 kreasi. Setiawati mengatakan bahwa soal HOTS merupakan
soal yang berada pada ranah dimensi berpikir menganalisis, mengevaluasi serta
mencitpa.41 Soal HOTS melibatkan masalah nyata, melalui nalar serta logika
siswa diharapkan mampu memecahkan masalah tersebut soal HOTS sebagai
soal yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan kreatif untuk menjawab soal.
Soal HOTS dapat disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda, essai dan lain-
lainnya.42 Soal HOTS dapat diorientasikan pada tiap mata pelajaran. Khususnya
mata pelajaran trigonometri matematika.

41
Putu Manik Sugiari Saraswati, dan Gusti Ngurah Sastra Agustika, “Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Mata Pelajaran Matematika,” Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar, 4.2 (2020), 257-269
42
Irfan Yusuf, dan Sri Wahyu Widyaningsih, “Profil Kemampuan Mahasiswa ..., hal. 45

17
5. Materi Trigonometri
Trigonometri merupakan salah satu materi yang sangat penting dalam
matematika di tingkat MA, karena selain digunakan dalam pelajaran
matematika itu sendiri, Trigonometri sering digunakan sebagai penunjang pada
mata pelajaran lain, seperti Fisika, Geografi dan Astronomi.43 Dalam materi
trigonometri terdapat beberapa subbab yaitu Perbandingan trigonometri,
Identitas trigonometri, Grafik fungsi trigonometri, Persamaan trigonometri,
Pertidaksamaan trigonometri, Pemakaian trigonometri, Limit fungsi
trigonometri, Relasi inversi dan Teorema de moivre.44

G. PENELITIAN TERDAHULU
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama, Judul Deskripsi
Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang
Ziyana Endah Khairun Nisa’ dan Sugiman mendeskripsikan Mendeskripsikan
(2021) imajinasi matematis siswa imajinasi matematis
“Kemampuan Imajinasi Matematis Siswa SLB tunarungu melalui siswa MA terpadu Al
SLB Tunarungu dengan Penerapan Model model discovery learning Anwar dalam
Discovery Learning Berbantuan Alat berbantuan alat peraga menyelesaikan soal
Peraga Manipulatif” manipulatif HOTS.

Yusriza Firdausi Romdhianaa dan menganalisis peningkatan Menganalisis


Sugiman (2021) imajinasi matematis siswa imajinasi matematis
“Kemampuan Imajinasi Matematis Siswa tunanetra di SLB-A siswa dalam
Tunanetra SMPLB pada Pembelajaran Wantuwirawan Salatiga, menyelesaikan soal
Joyfull Learning Berbantuan Media Jawa Tengah, Indonesia HOTS pada materi
Audio Geobraille” setelah dilakukan trigonometri di MA
pembelajaran Terpadu Al Anwar
menggunakan strategi trenggalek
joyfull learning dengan

43
Syafruddin Kaliky, dan Fahrul Juhaevah, “Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas
X SMA Dalam Menyelesaikan Masalah Identitas Trigonometri Ditinjau Dari Gander,” Jurnal
Matematika Dan Pembelajaran, 6.2 (2018), 111-126
44
Suryawati, “Trigonometri”, (Aceh: Syiah Kuala University Press, 2017) hal. 1

18
bantuan media Audio
Geobraille

Teguh Wibowo (2017) mendeskripsikan tahapan Mendeskripsikan


“The Stages of Student Mathematical imajinasi matematis siswa imajinasi matematis
Imagination in Solving Mathematical dalam menyelesaikan siswa dalam
Problems” masalah matematika. menyelesaikan soal
HOTS.

Novi Andri Nurcahyono dan Eka Menganalisis rancangan Menganalisis


Novarina (2020) pelaksanaan pembelajaran imajinasi matematis
“Analisis Rencana Pelaksanaan kurikulum 2013 siswa dalam
Pembelajaran Kurikulum 2013 berdasarkan indicator menyelesaikan soal
Berdasarkan Indikator Kemampuan kemampuan imajinasi HOTS pada materi
Imajinasi Matematis Siswa” matematis siswa trigonometri

Novi Andri Nurcahyono (2020) mengetahui tingkat Mengetahui proses


“Sequence Indicators of Junior High kemampuan imajinasi imajinasi matematis,
School Students’ Mathematical matematis, terlebih kemudian
Imagination Abilities” dahulu perlu disusun mengkategorikan
indikator kemampuan sesuai karakteristik
imajinasi matematis imajinasi matematis
berdasarkan urutan yaitu imajinasi
kemunculannya dari yang sensorik, kreatif dan
paling awal rekreatif.

Teguh Wibowoa , Akbar Sutawidjajab , Menganalisis Menganalisis


Abdur Rahman As’aric , I Made karakteristik imajinasi imajinasi matematis
Sulandrad (2017) sensorik matematis siswa siswa dalam
“Characteristics of Students Sensory dalam menyelesaikan menyelesaikan soal
Mathematical Imagination in Solving masalah matematika. HOTS.
Mathematics Problem”

19
H. KERANGKA TEORITIK PENELITIAN

Bagan 2.1 Kerangka Teoritik Penelitian

I. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
diawali dengan berpikir deduktif. Dimana maksud dari Penelitian kualitatif
untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada subjek penelitian.
Pemahaman diperoleh melalui analisis yang berkaitan dengan subjek
penelitian. Penelitian ini meneliti tentang imajinasi matematis siswa dalam
menyelesaikan soal HOTS pada materi trigonometri di MA Terpadu Al Anwar,
sehingga menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan atau tulisan, perilaku siswa

20
yang terlihat, dan beberapa informasi lainnya. Data yang didapatkan kemudian
dianalisis dan ditarik kesimpulannya.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah penelitian yang digunakan untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam suatu situasi dan memberikan makna pada suatu
yang terlibat. Penelitian ini menganalisis imajinasi matematis siswa dalam
menyelesaikan soal HOTS pada materi trigonometri di MA Terpadu Al Anwar,
kemudian menjelaskan bagaimana proses imajinasi matematis siswa sesuai
hasil tes yang dilakukan. Selanjutnya dari hasil tes tersebut, siswa
diwawancarai tentang langkah-langkah pengerjaan soal tes untuk mendapatkan
informasi yang lebih mendalam tentang proses imajinasi matematis siswa.
Akhirnya peneliti dapat menggolongkan imajinasi matematis siswa sesuai
dengan 3 komponen imajinasi matematis siswa, yaitu imajinasi matematis
sensorik, kreatif dan rekreatif.
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti sangatlah penting, sebab dalam penelitian kualitatif
yang menjadi instrumen atau alat penelitian utama (pokok) adalah peneliti itu
sendiri. Peneliti dalam kualitatif sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
C. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih yaitu MA Terpadu Al Anwar Trenggalek,
dari segi sosialnya termasuk dalam kategori bording school, peneliti
memandang bahwa MA Terpadu Al Anwar Trenggalek merupakan sekolah
yang menjadi sorotan publik tentunya karena masyarakat akan berpandangan
bahwa pesert didik yang sekolah disana tidak hanya belajar terkait pelajaran
umum saja melainkan juga dibekali pelajaran agama oleh sebab itu faktor ini

21
tentunya menjadi salah satu pengaruh akan kemampuan siswanya dalam
belajar, bagi peneliti sekolah sekelas ini menjadi hal unik dikarenakan
kemampuan siswa tidak hanya terfokus pada materi umum saja, melainkan juga
mendalami materi agama nya.
Sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan di MA Terpadu Al Anwar,
yang menyatakan siswa melakukan proses imajinasi dalam menyelesaikan soal
HOTS, maka peneliti ingin mengetahui lebih mendalam tentang proses
imajinasi matematis siswa.
D. Data dan Sumber Data
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis proses
imajinasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi
trigonometri, maka sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Yaitu:
1. Data hasil tes pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi
trigonometri untuk mengetahui imajinasi matematis siswa.
2. Data hasil wawancara siswa berupa pertanyaan dan jawaban siswa untuk
melihat jalannya proses imajinasi matematis siswa dalam perolehan
jawaban yang dilakukan dalama menyelesaikan soal HOTS. Sehingga dari
proses wawancara dapat dilihat proses imajinasi matematis siswa.
Dalam penelitian ini, untuk melihat subjek menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu teknik menentukan sampel dengan suatu
pertimbangan tertentu. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
MA Terpadu Al Anwar Trenggalek. Dalam menentukan subjek dengan
menyelesaikan soal HOTS kemudian peneliti mengambil 6 siswa untuk
melakukan wawancara untuk menganalisis imajinasi matematis siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data, hal ini
dilakukan untuk memperoleh data berupa langkah-langkah prosedural secara
tertulis dari penyelesaian soal, serta penjabaran langsung mengenai prosedur

22
yang digunakan siswa pada imajinasi matematis, dan yang kemudian akan
didukung dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti.
Teknik-teknik yang digunakan yaitu:
1. Observasi
Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebelum penelitian dan ketika
penelitian, observasi sebelum penelitian dilakukan untuk mempersiapkan dan
merencanakan kegiatan penelitian dengan sebaik-sebaiknya, sedangkan ketika
penelitian dilakukan untuk melihat proses imajinasi matematis siswa dalam
menyelesaikan soal HOTS pada konsep trigonometri.
2. Tes
Dalam penelitian ini peneliti memberikan tiga soal HOTS bentuk uraian
yang melibatkan bagian kognitif C4 yaitu analisis untuk mengumpulkan
informasi tentang imajinasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
pada konsep trigonometri.
3. Wawancara
Pada penelitian ini dilakukan wawancara secara mendalam kepada 6
siswa yang telah terpilih untuk menggali informasi terkait imajinasi matematis.
Metode wawancara yang digunakan untuk memperoleh data yaitu semi
terstruktur. Hasil dari wawancara ini sangat menentukan untuk
mendeskripsikan imajinasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
konsep trigonometri. Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan alat
perekam suara untuk mempermudah dalam melakukan pengumpulan data.
F. Analisa Data
1. Reduksi data
reduksi data merupakan suatu kegiatan memilah, memusatkan
perhatian pada penyerdehanaan pengabstrakan dan transformasi data
mentah yang didapat dari catatan-catatan penting dilapangan. Reduksi
data dimulai dari awal kegiatan sampai dilanjutkan selama kegiatan
pengumpulan data dilaksanakan. Tahap reduksi data penelitian ini adalah:

23
a. Mengoreksi hasil tes yang dikerjakan siswa.
b. Hasil pekerjaan siswa yang berupa data mentah tersebut
ditransformasikan pada catatan sebagai bahan untuk wawancara.
c. Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang lebih
baik kemudian ditransformasikan ke dalam catatan.
2. Penyajian data
Pada penyajian data ini berupa hasil pekerjaan siswa yang disusun
menurut urutan obyek penelitian dengan bentuk narasi agar mudah
mengambil keputusan dan menarik kesimpulan. Kegiatan ini menunjukkan
kumpulan data atau informasi yang terorganisasi dan terkategori yang
memungkinkan penarikan suatu kesimpulan dan tindakan. Bentuk penyajian
data dalam penelitian ini meliputi:
a) Penyajian hasil pekerjaan siswa yaitu tes
b) Penyajian hasil wawancara
3. Penarikan kesimpulan
Pada tahap penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan siswa berupa tes dengan hasil wawancara
sehingga dapat ditarik kesimpulan bagaimana proses imajinasi matematis
siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi trigonometri di MA
Terpadu Al Anwar Trenggalek.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Setelah analisis data, peneliti wajib melakukan pengecekan keabsahan
data untuk memastikan data yang sudah dianalisis valid. Sehingga untuk
menetapkan keabsahan data, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Ketekunan/keajekan pengamatan
Ketekunan/keajekan pengamatan berarti peneliti melakukan
pengamatan dengan lebih cermat dan kesinambungan. Hal ini dilakukan
peneliti dengan cara meneliti data tersebut dengan rinci, terus menerus,
sistematis, dan cermat agar diperoleh data yang akurat, valid, pasti dan

24
terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan. Dan juga peneliti membaca
berbagai referensi buku ataupun hasil penelitian yanga lain untuk dapat
meningkatkan wawasan peneliti sehingga dengan membaca berbagai
referensi akan semakin luas dan tajam wawasan yang dikuasai, dengan itu
saat menganalisis data peneliti dapat memeriksa data dengan benar atau
tidak, dapat dipercaya atau tidak.
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Jenis triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi Teknik atau metode. Triangulasi Teknik untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi teknik dilakukan
peneliti dengan membandingkan dan mengecek derajat kebenaran suatu
informasi yang diperoleh dari data hasil observasi, data hasil tes tertulis dan
data hasil wawancara untuk sumber data yang sama.
H. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:
1) Tahap pendahuluan,
2) Tahap perencanaan,
3) Tahap pelaksanaan dan observasi,
4) Tahap analisis.
Uraian masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
1) Tahap pendahuluan
Pada tahap pendahuluan, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
a) Melakukan dialog dengan kepala MA Terpadu Al Anwar Trenggalek
tentang penelitian akan dilakukan.
b) Melakukan dialog dengan salah satu guru matematika kelas X MA
Terpadu Al Anwar Trenggalek tentang penelitian yang akan dilakukan.

25
c) Kosultasi dengan dosen pembimbing.
2) Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
a) Menyiapkan materi yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
b) Menyiapkan instrumen tes yang menampung indikator kemampuan
penalaran analogi matematis yang sudah teruji validitasnya.
c) Menyiapkan pedoman wawancara untuk menindaklanjuti penggalian
data dari instrumen tes.
d) Menyiapkan buku catatan hasil wawancara.
e) Menyiapkan peralatan untuk dokumentasi.
3) Tahap pelaksanaan dan observasi
Pelaksanaan yang dimaksudkan adalah melaksanakan penelitian pada
materi bangun ruang sisi datar. Rencana dalam proses penelitian adalah
sebagai berikut:
a) Mengadakan tes.
b) Melaksanakan analisis evaluasi spontan terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
c) Melakukan wawancara.
4) Tahap analisis
Instrumen yang dipakai adalah :
a) Soal tes
b) Wawancara,
Catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara
obyektif yang tidak dapat terekam dalam hasil tes seperti proses
penalaran analogi matematis anak didik selama penelitian
berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat
dipakai sebagai bahan dalam penelitian. Kegiatan yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah:

26
1) Menganalisis hasil pekerjaan siswa
2) Menganalisis hasil wawancara.

J. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk mempermudah dalam memahami tesis, maka peneliti
memandang perlu menggunakan sistematika sebagai berikut : Bagian awal
terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul. Bagian Utama (Inti) terdiri
dari tiga bab antara lain : BAB I Pendahuluan : (a) Konteks Penelitian, (b)
Fokus Penelitian, (c) Tujuan Penelitian, (d) Kegunaan Penelitian, (e) Penegasan
Istilah, (f) Sistematika Penelitian. BAB II Landasan Teori : (a) Imajinasi, (b)
Imajinasi Matematis, (c) Soal HOTS, (d) Materi Trigonometri, (e) Peneliti
Terdahulu, (f) Kerangka Berpikir. BAB III Metode Penelitian : (a) Rancangan
Penelitian (b) Lokasi dan Subjek Penelitian, (c) Kehadiran Peneliti, (d) Data
dan Sumber Data, (e) Teknik Pengumpulan Data, (f) Teknik Analisis Data, (g)
Pengecekan keabsahan data, (i) Tahap-Tahap Penelitian.

K. KERANGKA PEMBAHASAN SEMENTARA

Rancangan daftar isi sebagai acuan penulisan tesis sebagai berikut.


Halaman Judul
Persetujuan
Pengesahan
Pernyataan Keaslian
Motto
Persembahan
Prakata
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lambang dan Singkatan
Daftar Lampiran
Abstrak
Daftar Isi

27
BAB I : PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Penegaran Istilah

BAB II : KAJIAN PUSTAKA


A. Hakikat Matematika
B. Imajinasi
C. Imajinasi Matematis
D. Soal HOTS
E. Materi Trigonometri
F. Penelitian Terdahulu
G. Paradigma Penelitian

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Analisa Data
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
H. Tahap-Tahap Penelitian

L. DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA

Blenkinsop, Sean. 2009. The Imagination in Education: Extending the Boundaries


of Theory and Practice. Inggris: British Library. 6
Dwijayanti, IK Budayasa, and TYE Siswono. (2018). “student mathematical
imagination instruments:construction, cultural adaptation and validity.”
International Conference Mathematics, Science and Education. conf Series
983 .1-7
Fahrurrozi, dan Syukrul Hamdi. (2017). Metode Pembelajaran Matematika, Nusa
Tenggara Barat: Universitas Hamzanwadi Press. 1
Ganiev,A.G, S.N. Tashev. (2021). “The Role of “Imagination” in the Process of
“Creative Thinking” Developing Students’ “Imagination” and “Creative
Thinking” Skills in Teaching Physics.” Annals of R.S.C.B. 25. 2 . 633 – 642

28
Hsu, Yuling. (2015). “The Comparison of Mediating Models for Stimulating
Imagination with Psychological and Environmental Factors”. International
Journal of Learning, Teaching and Educational Research Vol. 12. 3. 13-27
Isro’atun, et. all. 2020. Pembelajaran Matematika dan Sains secara Integratif
melalui Situation-Based Learning. Jawa Barat: UPI Sumedang Press . 1
James dan James, Van. 1976. Mathematic Dictionary. Nosrand Riendhold.
Kline, Morris. 1973. Why Jonhny Can’t Add: The Failure of The New Math. New
York : Vintage Books.
Mulyani, Maya Dedi Muhtadi. (2019). “Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Trigonometri Tipe Higher Order Thinking Skill
Ditinjau Dari Gender.” JPPM 12.1. 1-16
Nisa’, Ziyana Endah Khairun and Sugiman. (2021). “Kemampuan Imajinasi
Matematis Siswa SLB Tunarungu dengan Penerapan Model Discovery
Learning Berbantuan Alat Peraga Manipulatif”. PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika. 4. 455-462
Nurcahyono, N A, D Suryadi, and S Prabawanto. (2019). “Analysis of Students’
Mathematical Imagination Ability in Solving Problems.” Journal of Physics,
Conference Series 1179. 1-6
Nurcahyono, Novi Andri, and others. (2019). “Complications of Students in
Eliciting Mathematical Imagination.” Association for Computing
Machinery.140-144
Nurcahyono, Novi Andri dan Eka Novarina. (2020). “Analisis Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Berdasarkan Indikator
Kemampuan Imajinasi Matematis Siswa.” JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan
Matematika. 6.1. 121-130
Nurcahyono, Novi Andri and others. (2020). “Sequence Indicators of Junior High
School Students’ Mathematical Imagination Abilities.” International
Journal Of Education, Information Technology And Others (IJEIT). 3.1. 75-
86
Reys, dkk. (1984). Dasar-Dasar Matematika Matematika. Jakarta: Bumi Aksara.
Romdhianaa, Yusriza Firdausi, dan Sugiman. (2021).“Kemampuan Imajinasi
Matematis Siswa Tunanetra SMPLB pada Pembelajaran Joyfull Learning
Berbantuan Media Audio Geobraille.” PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika. 4. 446-454
Ruseffendi, E.T. (1988). Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk
Guru dan SPG, Bandung : Tarsito.

29
Saraswati, Putu Manik Sugiari, Gusti Ngurah Sastra Agustika. (2020).
“Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Menyelesaikan Soal HOTS
Mata Pelajaran Matematika.” Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. 4.2 . 257-269
Subroto, Toto. (2018). “Analisis Hambatan Belajar Pada Materi Trigonometri
Dalam Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa.” Indomath (Indonesia
Mathematics Education). 1.2.109-120
Suryapuspitarini, Betha Kurnia, Wardono dan Kartono. (2018). “Analisis Soal-Soal
Matematika Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Kurikulum
2013 Untuk Mendukung Kemampuan Literasi Siswa.” PRISMA. Prosiding
Seminar Nasional Matematika. 1 . 876-884
Syafruddin Kaliky, dan Fahrul Juhaevah. (2018). “Analisis Kemampuan Berfikir
Kritis Siswa Kelas X SMA Dalam Menyelesaikan Masalah Identitas
Trigonometri Ditinjau Dari Gander,” Jurnal Matematika Dan
Pembelajaran. 6.2 .111-126
Wibowo, Teguh and others. (2017). ” Characteristics of Students Sensory
Mathematical Imagination in Solving Mathematics Problem.” International
Electronic Journal Of Mathematics Education. 12.3. 609-619
Wibowo, Teguh and others. (2017).“The Stages of Student Mathematical
Imagination in Solving Mathematical Problems,” International Education
Studies, 10.7 . 48-58
Wilker, Jarrett. “Using Imagination In The Math Classrom” College Of Education.
Vol. 39.2. 15-18
Yusuf, Irfan dan Sri Wahyu Widyaningsih. (2018). “Profil Kemampuan
Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Hots Di Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Papua.” Jurnal Komunikasi Pendidikan. 2.1. 42-49

30

Anda mungkin juga menyukai