Anda di halaman 1dari 187

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI

PENJUMLAHAN TEKNIK MENYIMPAN DENGAN ALAT PERAGA


KANTONG BILANGAN PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas di SDIP Darul Musthofa Petukangan Selatan


Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh

RAHMATUN NISA
1113018300017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M/ 1441 H
LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI


PENJUMLAHAN TEKNIK MENYIMPAN DENGAN ALAT PERAGA
KANTONG BILANGAN PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh
Rahmatun Nisa
1113018300017

Mengetahui,
Pembimbing

Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom


NIP. 19690924 199903 2 003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020M/1441H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi


Penjumlahan Teknik Menyimpan dengan Alat Peraga Kantong Bilangan pada
Siswa Kelas II SD Islam Plus Darul Musthofa disusun oleh Rahmatun Nisa
dengan NIM. 1113018300017, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Mei 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom


NIP. 19690924 199903 2 003
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rahmatun Nisa
NIM : 1113018300017
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Alamat : Jl. H. Daiman, Gg. H. Risin, Rt. 005/04 Kereo Selatan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep
Operasi Penjumlahan Teknik Menyimpan dengan Alat Peraga Kantong
Bilangan pada Siswa Kelas II SD Islam Plus Darul Musthofa adalah benar hasil
karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama : Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom
NIP : 19690924 199903 2 003
Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Mei 2020

Rahmatun Nisa
NIM. 1113018300017
ABSTRAK

Rahmatun Nisa, NIM 1113018300017. Upaya Meningkatkan Pemahaman


Konsep Operasi Penjumlahan Teknik Menyimpan dengan Alat Peraga
Kantong Bilangan pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep operasi


penjumlahan teknik menyimpan dengan alat peraga kantong bilangan. Kantong
bilangan adalah sebuah alat peraga yang dibuat dari gelas aqua dan sedotan dengan
warna berbeda. Kantong bilangan digunakan untuk operasi hitung matematika,
dalam penelitian ini digunakan untuk penjumlahan teknik menyimpan. Metode
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas
II SDIP Darul Musthofa Petukangan Selatan tahun pelajaran 2017/2018. Instrumen
tes pemahaman konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan pada penelitian ini
berupa tes (esai). Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus. Indikator yang
digunakan adalah penerjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa alat peraga kantong bilangan dapat meningkatkan pemahaman
konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
siklus I yang menunjukkan indikator translation sebesar 86%, interpretation
sebesar 77%, dan ekstrapolation sebesar 73%. Sedangkan pada siklus II, indikator
translation sebesar 91%, interpretation sebesar 82%, dan ekstrapolation sebesar
85%. Sehingga, persentase hasil rata-rata indikator pemahaman konsep pada siklus
I sebesar 78,6% yang meningkat pada siklus II menjadi 86%. Berdasarkan hasil
penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga kantong bilangan dapat
meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan.

Kata Kunci: Alat Peraga, Pemahaman Konsep, Penjumlahan Teknik Menyimpan,


Kantong Bilangan.

i
ABSTRACT

Rahmatun Nisa, NIM 1113018300017. Efforts to Improve Understanding of


the Operational Concepts of Addition of Saving Techniques with Number
Pouch Props to Second (2nd) Grade Elementary School Students. A paper of
Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta.

This study aims to understanding of the operational concepts of addition of saving


techniques with Number pouch props. Number pouch is a props made from aqua
glass and straws of different colors. Number pouch was used for mathematical
calculation operations, in this study used for the addition of saving techniques. The
method used was Classroom Action Research (CAR) with the subject of second
(2nd) grade of SDIP Darul Musthofa South Petukangan year of 2017/2018. The
instrument of understanding of the operational concepts of addition of saving
techniques in this study is a test (essay) . The study was conducted in two cycles.
The used indicators were translation, interpretation, and extrapolation. The results
showed that the Number pouch props could improve the understanding of the
operational concepts of addition of saving techniques. This can be seen from the
activities of the first cycle which showed an indicator of translation was 86%,
interpretation was 77%, and ekstrapolation was 73%. While ini cycle II, indicator
of translation was 91%, interpretation was 82%, dan ekstrapolation was 85%. Thus,
the percentage of the average result of concept understanding indicators in cycle I
was 78.6%, which increased in cycle II to 86%. Based on these results, it can be
concluded that the number pouch props can improve the understanding of the
operational concepts of addition of saving techniques with Number pouch props.

Keywords: Props, Concept Understanding, Addition of Saving Techniques,


Number Pouches.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat, karunia, nikmat islam, nikmat iman, serta nikmat sehat yang berlimpah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriring salam tak lupa
selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW serta pengikutnya
hingga zaman keilmuan seperti sekarang ini.

Selama masa penyusunan skripsi tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Atas bimbingan, fasilitas, dan bantuan yang diberikan dalam
penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Asep Ediana Latip, M. Pd, selaku Ketua Program Studi PGMI FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Jafar Sanusi, M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan, saran, serta bimbingan.
4. Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
skripsi ini, yang telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga serta
pikirannya disela-sela kesibukan yang cukup padat kepada penulis selama
proses penyelesaian skripsi.
5. Dr. Lia Kurniawati, M.Pd dan Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd selaku dosen
penguji pada sidang munaqasah yang telah memberikan bimbingan , saran, serta
arahan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak
terhingga kepada penulis selama menjadi mahasiswi PGMI.
7. Kepala SDIP Darul Musthofa, dewan guru khususnya wali kelas II B, serta
siswa siswi yang telah bekerja sama selama melaksanakan penelitian.

iii
8. Teristimewa dan penghargaan yang spesial penulis persembahkan kepada
kedua orang tua penulis Bapak Jamaludin dan Ibu Murtapiah, serta adik penulis
Hikmah Nur Aida. Penulis ucapkan banyak terima kasih atas kasih sayang, doa,
dukungan secara materi maupun non materi, dan semangat yang selalu
diberikan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan untuknya.
Amin.
9. Keluarga Besarku khususnya Alm. H. Yusuf (La Familia) yang tak henti-
hentinya mendoakan, memberikan dukungan, semangat, dan motivasi dalam
menyelesaikan pendidikan S1 ini.
10. Seluruh kawan-kawan seperjuangan PGMI 2013, khususnya teman-teman MB2
dan sahabat-sahabatku tercinta yaitu, Septi Indriasari, Geby Nita Sari, Siti
Rahmawati, Rosinta, Siti Ayu Maimunah, dan Widiya Astuti yang telah
memberikan semangat, doa, canda tawa serta membantu penulis selama
menempuh studi S1 di FITK UIN Jakarta. Semoga persahabatan dan tali
silaturahmi kita selalu terjalin dengan baik.
11. Sahabat-sahabatku semasa SMA yaitu, Fadhilah Nur Sakinah, Desty Aryani,
Firdha Elfanisa, Rukyati Khairun Nisa, dan Nurul Rohmah yang senantiasa
memberikan semangat, saran, doa serta canda dan tawa di setiap kesempatan.

Hanya untaian doa yang dapat penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga


semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini selalu
dalam lindungan dan karunia-Nya dalam menjalankan segala aktivitas. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, Mei 2020
Penulis

Rahmatun Nisa

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .......................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
E. Tujuan Hasil Penelitian .................................................................................. 7
F. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 8
A. Kajian Teori.................................................................................................... 8
1. Pembelajaran Matematika MI/SD ............................................................... 8
2. Pemahaman Konsep .................................................................................. 10
3. Kemampuan Berpikir Anak Usia MI/SD .................................................. 13
4. Media Pembelajaran dan Alat Peraga Kantong Bilangan ......................... 14
a. Media Pembelajaran ............................................................................ 14
b. Alat Peraga .......................................................................................... 15
c. Alat Peraga Kantong Bilangan ............................................................ 17
5. Operasi Penjumlahan Teknik Menyimpan ................................................ 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................................... 22
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 24
D. Hipotesis Tindakan....................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 26

v
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................................... 26
C. Subjek Penelitian .......................................................................................... 28
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................................. 29
E. Tahapan Intervensi Tindakan ....................................................................... 29
F. Data dan Sumber Data.................................................................................. 32
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 32
H. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 33
I. Hasil Intervensi yang Diharapkan ................................................................ 35
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ...................................................... 36
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ................................................. 37
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ................. 40
A. Deskripsi Data .............................................................................................. 40
1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I ............................................. 40
2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II............................................ 51
B. Analisis Data ................................................................................................ 60
1. Pemahaman Konsep Penjumlahan Teknik Menyimpan Siswa………...60
2. Temuan Essensial………………………………………………………72
C. Pembahasan .................................................................................................. 73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN ...................... 78
A. Kesimpulan................................................................................................... 78
B. Implikasi ....................................................................................................... 78
C. Saran-saran ................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 83

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Konsep.................. 34

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Kantong Bilangan
Siklus I………………………………………………………………...49
Tabel 4.2 Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I……………………….50

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Kantong Bilangan
Siklus II……………………………………………………………..…59

Tabel 4.4 Rata-rata Skor Instrumen Penelitian Siklus I pada Setiap Pertemuan...60

Tabel 4.5 Rata-rata Skor Instrumen Penelitian Siklus I pada Setiap Pertemuan...61

Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Skor Siswa Pada Siklus I dan II………………………61

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh Penyelesaian Penjumlahan Menyimpan Siswa ....................... 4


Gambar 1.2 Alat Peraga Kantong Bilangan ............................................................ 5
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................ ……………24
Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin .................................................................... 27
Gambar 4.1 Siswa Melakukan Penjumlahan Satu Kali Teknik Menyimpan Dua
Bilangan Dua Angka dengan Kantong Bilangan ............................. 42
Gambar 4.2 Siswa Berkelompok Melakukan Penjumlahan Satu Kali Teknik
Menyimpan Bilangan Dua dan Tiga Angka dengan Kantong
Bilangan ........................................................................................... 44
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Penjumlahan Satu Kali Teknik Menyimpan
Dua Bilangan Tiga Angka dengan Kantong Bilangan ..................... 46
Gambar 4.4 Kegiatan Tes Pemahaman Konsep Siklus I...................................... 47
Gambar 4.5 Guru Menjelaskan Penjumlahan Dua Kali Teknik Menyimpan Dua
Bilangan Dua Angka dengan Kantong Bilangan ............................. 53
Gambar 4.6 Siswa Secara Berkelompok Melakukan Penjumlahan Dua Kali
Teknik Menyimpan Bilangan Dua dan Tiga Angka dengan
Kantong Bilangan............................................................................. 54
Gambar 4.7 Siswa Melakukan Penjumlahan Dua Kali Teknik Menyimpan Dua
Bilangan Tiga Angka dengan Kantong Bilangan............................. 56
Gambar 4.8 Kegiatan Tes Pemahaman Konsep Siklus II ..................................... 57
Gambar 4.9 Jawaban Siswa yang Sudah Memahami Indikator Translation
Siklus I............................................................................................. 63
Gambar 4.10 Jawaban Siswa yang Belum Memahami Indikator Translation
Siklus I ............................................................................................ 63
Gambar 4.11 Jawaban Siswa yang Sudah Memahami Indikator Translation
Siklus II ......................................................................................... 64
Gambar 4.12 Jawaban Siswa yang Sudah Memahami Indikator Interpretation
Siklus I........................................................................................... 66

viii
Gambar 4.13 Jawaban Siswa yang Belum Memahami Indikator Interpretation
Siklus I ............................................................................................ 66
Gambar 4.14 Jawaban Siswa yang Sudah Memahami Indikator Interpretation
Siklus II........................................................................................... 67
Gambar 4.15 Jawaban Siswa yang Sudah Memahami Indikator Ekstrapolation
Siklus I ............................................................................................ 69
Gambar 4.16 Jawaban Siswa yang Belum Memahami Indikator Ekstrapolation
Siklus I ............................................................................................ 70
Gambar 4.17 Jawaban Siswa yang Sudah Memahami Indikator Ekstrapolation
Siklus II ......................................................................................... 70

ix
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Teknik Menyimpan


……………………………………………………………………………………62
Diagram 4.2 Peningkatan Pada Indikator Translation…………………………...65
Diagram 4.3 Peningkatan Pada Indikator Interpretation ...................................... 68
Diagram 4.4 Peningkatan Pada Indikator Ekstrapolation... .................................. 71

x
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai
peran penting dalam pendidikan adalah matematika. Matematika diperlukan
sebagai dasar untuk mempelajari matematika lanjut dan mata pelajaran lain.
Selain itu, matematika juga menjadi kajian yang penting karena bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Landasan dasar dalam mempelajari matematika yaitu melalui pemahaman
konsep. NCTM (National Council of Teachers Mathematics) merumuskan
bahwa salah satu prinsip matematika sekolah yaitu, prinsip pembelajaran
dimana siswa harus mempelajari matematika melalui pemahaman serta secara
aktif membangun pengetahuan baru.1
Hal ini juga sejalan dengan salah satu tujuan pembelajaran matematika
seperti yang dijelaskan di dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 20 tahun 2006 tentang Standar Isi adalah
supaya siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2
Dalam memahami sebuah konsep, manusia mengalami proses berpikir. Perintah
berpikir juga banyak termaktub di dalam ayat-ayat Al-Qur’an, salah satunya
dalam Q.S. Al-Hasyr [59]: 21 sebagai berikut:3
“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu
akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir."
Di penghujung ayat di atas, Allah memerintahkan hamba-hambaNya
untuk berpikir. Karena dengan berpikir, maka akan terbuka berbagai macam

1 Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 11.
2 Ibid, h. 16.
3 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka), h. 548.

1
2

ilmu, menerangkan kepada seseorang jalan kebaikan dan keburukan,


mendorongnya berakhlak mulia dan mencegahnya dari akhlak yang buruk.
Secara teori, pemahaman konsep menurut Bloom memiliki tiga kategori
yakni penerjemahan (translation) misalnya dari lambang ke arti, penafsiran
(interpretation), dan ekstrapolasi (extrapolation) yaitu menyimpulkam dari
sesuatu yang telah diketahui.4 Pemahaman konseptual lebih ditekankan dalam
pembelajaran matematika daripada penguasaan prosedural karena akan
membangun aktivitas dan kreativitas siswa. Pembelajaran matematika
merupakan proses membangun pemahaman siswa tentang fakta, konsep,
prinsip, dan skill sesuai dengan kemampuannya.5 Siswa tidak akan terbatas pada
suatu prosedur saja ketika mereka dihadapkan pada suatu permasalahan.
Pemahaman tentang konsep di balik suatu masalah itu mampu mendukung
penemuan strategi atau prosedur penyelesaian masalah yang variatif. 6
Matematika dikatakan sebagai disiplin ilmu yang bersifat abstrak karena
konsep, pengertian, dan definisi yang ada didalamnya terdiri atas idea atau
gagasan-gagasan yang bersifat abstrak atau tidak nyata.7 Obyek matematika
yang bersifat abstrak merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi siswa
dalam mempelajari matematika. Tidak hanya siswa, guru pun juga mengalami
kendala dalam mengajarkan matematika terkait sifatnya yang abstrak tersebut. 8
Oleh karena itu, diperlukan cara yang efektif untuk menjembatani antara tahap
berpikir anak usia MI/SD yang masih dalam operasional konkret dan
matematika yang bersifat abstrak.9
Siswa MI/SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13
tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret.
Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses

4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 157.
5 Ali Hamzah, dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014). h. 259.
6 Wijaya. loc. cit.
7 Suhendra, dkk., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), h. 7.5.
8 Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika , (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 3.
9 Esti Yuli Widayanti, dkk., Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: Aprinta, 2009), h. 1-9.
3

berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat


dengan objek yang bersifat konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. 10

Salah satu materi pembelajaran yang diajarkan di MI/SD yaitu


penjumlahan. Penjumlahan adalah suatu proses untuk menemukan jumlah dua
bilangan atau lebih. Pada kelas rendah, khususnya kelas II MI/SD, penjumlahan
yang diajarkan yaitu penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan penjumlahan
dengan teknik menyimpan. Pada penjumlahan teknik menyimpan ini seringkali
siswa meletakkan bilangan pada nilai tempat yang salah, misalnya bilangan
satuan yang seharusnya disimpan pada tempat puluhan langsung ditulis dan
tidak dijumlahkan dengan bilangan puluhan yang lain. Permasalahan tersebut
juga ditemukan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wiwik
Handayani mengungkapkan bahwa siswa kurang menguasai teknik tersebut,
seringkali lupa menyimpan hasil penjumlahan yang hasilnya lebih dari sepuluh,
ke nilai tempat bilangan berikutnya. 11

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di SDIP Darul


Musthofa Petukangan Selatan pada siswa kelas II, dari 22 siswa terdapat 17
siswa yang nilainya masih dibawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) sekolah yaitu 71. Dengan diberikan soal tentang penjumlahan teknik
menyimpan seperti 227 + 148 diperoleh hasil 375, masih banyak siswa yang
belum memahami letak nilai penyimpanannya, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.1. Seringkali siswa salah dalam menjumlahnya hasilnya. Selain itu,
berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, dalam menyampaikan materi
pelajaran guru belum menggunakan metode yang variatif karena metode yang
digunakan setiap harinya hanya metode ceramah. Guru juga jarang
menggunakan media atau alat peraga dalam pembelajaran. Padahal menurut
Jean Piage, siswa kelas II berada pada fase operasional konkret sehingga
menjadi penting untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan

10 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2007), h. 1.
11 Wiwik Handayani, “Peningkatan Pemahaman Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan

Menggunakan Alat Peraga Kantong Nilai Tempat Bilangan di Kelas II Semester I Tahun 2012/2013
SD Negeri Bajomulyo Kecamatan Juwana”, Skripsi pada Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2012, h. 3-4.
4

menggunakan alat peraga. Penggunaaan alat peraga diharapkan dapat


membantu siswa dalam memahami konsep operasi penjumahan dengan teknik
menyimpan.
227
148 +
3615

Gambar 1.1
Contoh Penyelesaian Penjumlahan Teknik Menyimpan
yang Dikerjakan Siswa.
Penjumlahan teknik menyimpan dikatakan bukan materi yang terlalu
sulit, tetapi dalam pembelajaran matematika setiap konsep yang abstrak yang
baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan
bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir
dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya
pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan
atau fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Selain itu, Brunner
juga mengatakan dalam teorinya bahwa dalam proses belajar siswa sebaiknya
diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat
peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola
yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya. Apabila dalam proses
perumusan dari penyusunan ide-ide tersebut disertai bantuan benda-benda
konkret, maka siswa akan lebih mudah mengingat ide-ide yang dipelajarinya
itu. Dalam tahap ini siswa akan memperoleh penguatan yang diakibatkan
interaksinya dengan benda-benda konkret yang dimanipulasinya.
Melihat kondisi tersebut diatas, pada dasarnya dibutuhkan benda-benda
konkret yang dapat membantu siswa di tahap awal untuk mengerti sebuah
konsep. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dan kasus yang ditemukan,
maka diperlukan sebuah usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
konsep penjumlahan teknik menyimpan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan
untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan alat peraga kantong bilangan.
Kantong bilangan merupakan alat peraga yang sangat sederhana,
5

menggambarkan secara konkret proses perhitungan penjumlahan dengan teknik


menyimpan, siswa dapat menerapkan secara langsung pengoperasiannya, tidak
berbahaya, serta mudah dalam pembuatannya. Bahan-bahan yang digunakan
dalam membuat alat peraga tersebut antara lain, kertas karton, kardus bekas,
lem tembak, gelas aqua dan sedotan. Tahap membuatnya yaitu, kardus dilapisi
karton agar terlihat menarik, lalu gelas aqua yang berfungsi sebagai kantong
bilangan direkatkan menggunakan lem tembak ke kardus tersebut agar lebih
kuat daan tidak mudah copot, kemudian setiap sedotan dipotong menjadi tiga
bagian. Alat peraga kantong bilangan tersebut dapat dilihat seperti pada
Gambar 1.2 berikut ini.

Gambar 1.2
Alat Peraga Kantong Bilangan
Melalui penggunaan alat peraga kantong bilangan, diharapkan siswa
menjadi semangat dan antusias terhadap materi pembelajaran dalam operasi
penjumlahan dengan teknik menyimpan. Dengan demikian, proses
pembelajaran akan lebih bermakna dan menarik.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tindakan kelas
yang berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap konsep operasi penjumlahan
dengan teknik menyimpan dengan judul sebagai berikut: “Upaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Penjumlahan Teknik
Menyimpan dengan Alat Peraga Kantong Bilangan pada Siswa Kelas II
Sekolah Dasar.”
6

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi area penelitiannya sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa terhadap konsep operasi penjumlahan dengan teknik
menyimpan masih rendah.
2. Guru kurang menggunakan metode yang variatif dalam pembelajaran
sehingga siswa belajar dengan metode yang sama setiap harinya.
3. Media/alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sangat jarang digunakan.
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan pemahaman konsep operasi
penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan menggunakan alat peraga
kantong bilangan. Penelitian ini juga dibatasi pada tingkat SDIP Darul
Musthofa Petukangan Selatan Kelas II Tahun Ajaran 2017/2018.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian berpegang pada teori pemahaman konsep menurut pendapat
Bloom, yaitu: penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation), dan
ekstrapolasi (extrapolation).
2. Materi pelajaran matematika yang digunakan adalah materi matematika
kelas II SD yaitu operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan.
3. Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga kantong
bilangan. Alat peraga tersebut jumlahnya hanya satu dan hanya digunakan
oleh guru.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran menggunakan alat peraga kantong
bilangan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada operasi
penjumlahan teknik menyimpan?
7

2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa pada operasi


penjumlahan teknik menyimpan dengan penggunaan alat peraga kantong
bilangan?
E. Tujuan Hasil Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk meningkatan pemahaman konsep pada operasi
penjumlahan teknik menyimpan dengan alat peraga kantong bilangan pada
siswa kelas II SD Islam Plus Darul Musthofa Petukangan Selatan.

F. Manfaat Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai referensi mengenai
penggunaan alat peraga kantong bilangan untuk meningkatkan pemahaman
konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan pada siswa kelas II MI/SD.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam memahami
konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan dengan menggunakan
alat peraga kantong bilangan.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan
menambah wawasan dalam menentukan media/alat peraga yang sesuai
dengan materi pelajaran.
c. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan mengenai pengembangan
pengajaran yang lebih baik lagi serta memiliki tenaga pengajar yang
unggul, sehingga menunjang keberhasilan belajar mengajar di sekola
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika MI/SD
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai
upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui
berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke
arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. 12 Gagne dan Briggs
mengartikan pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan membantu
proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar dalam diri siswa.13
Pembelajaran merupakan proses dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau
murid. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses belajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa-
siswi, serta kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan atau pemahaman yang baik terhadap materi
pelajaran.14
Belajar matematika seperti yang diungkapkan oleh Brunner yaitu
belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur abstrak yang terdapat
di dalam matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-
konsep dan struktur-struktur matematika. Siswa-siswi akan lebih mudah
mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah
diketahui siswa-siswi tersebut. Karena untuk mempelajari suatu materi

12 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4.


13 Suhendra, dkk., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika , (Jakarta:
Universitas Terbuka), h. 1.26.
14 Esti Yuli Widayanti, dkk., Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: Aprinta 2009), h. 1.6-1.7.

8
9

matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari siswa-siswi itu
akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut. 15
Pembelajaran matematika merupakan proses membangun pemahaman
siswa tentang fakta, konsep, prinsip, dan skill sesuai dengan
kemampuannya. Guru menyampaikan materi, siswa dengan potensinya
masing-masing mengkontruksi pengertiannya tentang fakta, konsep, prinsip
dan skill serta problem solving.16 Selain itu, seorang guru matematika juga
harus berusaha untuk “mengurangi” sifat keabstrakan objek matematika
sehingga memudahkan siswa dalam menangkap pelajaran matematika di
sekolah. Di jenjang sekolah dasar tingkat kekonkretan harus lebih banyak
dibanding jenjang sekolah yang lebih tinggi. 17
Tujuan pembelajaran matematika sebagaimana yang tercantum di
dalam lampiran Permendiknas bertujuan supaya siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:18
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

15 Ibid., h. 1.9.
16 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014), h. 259.
17 Kusrini, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

2014), h. 1.25.
18 Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 16.
10

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,


yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika dalam penelitian ini yaitu suatu proses interaksi antara guru dan
siswa yang berisi serangkaian kegiatan sehingga siswa mampu membangun
pemahaman tentang konsep penjumlahan teknik menyimpan. Tujuan dari
pembelajaran matematika dalam penelitian ini adalah supaya siswa
memiliki kemampuan dalam memahami konsep matematika, memecahkan
masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan.

2. Pemahaman Konsep
Istilah pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai proses, perbuatan memahami atau memahamkan.19 Pemahaman
(comprehension) menurut Bloom adalah jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi
pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain.20 Bloom juga menjelaskan bahwa
pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:21
a. Penerjemaham (translation), yaitu menerjemahkan konsepsi abstrak
menjadi suatu model, misalnya dari lambang ke arti. Kata kerja
operasional yang digunakan adalah menerjemahkan, mengubah,
mengilustrasikan, memberi definisi, dan menjelaskan kembali.
b. Penafsiran (interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan
memahami ide utama suatu komunikasi, misalnya diberikan suatu
diagram, tabel, grafik atau gambar-gambar dan ditafsirkan. Kata kerja

19 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2013), h. 998.
20 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 21.
21 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV Alfabeta, 2011), h. 157.
11

operasional yang digunakan adalah menginterpretasikan, membedakan,


menjelaskan, dan menggambarkan.
c. Ekstrapolasi (extrapolation), yaitu menyimpulkan sesuatu yang telah
diketahui. Kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk mengukur
kemampuan ini adalah memperhitungkan, menduga, menyimpulkan,
meramalkan, membedakan, menentukan, dan mengisi.
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek.22 Konsep
berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang
membatasi suatu konsep. Dengan adanya definisi orang dapat membuat
ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang didefinisikan. Contoh
tentang konsep sebagai berikut.23
a. Dalam matematika terdapat konsep yang amat penting yaitu “fungsi”,
“variabel”, dan “konstanta.”
b. “Segitiga” adalah suatu konsep. Dengan konsep itu kita dapat
membedakan mana yang merupakan contoh segitiga dan mana yang
bukan segitiga.
c. “Bilangan prima” merupakan konsep, karena dengan konsep itu, kita
dapat membedakan mana yang merupakan bilangan prima dan mana
yang merupakan bilangan prima.
Belajar konsep merupakan hal yang paling mendasar dalam proses
belajar matematika, oleh karena itu seorang guru dalam mengajarkan
sebuah konsep harus beracuan pada sebuah tujuan yang harus dicapai.
Konsep matematika yang sangat kompleks cukup sulit bahkan tidak bisa
dipahami, apabila konsep yang lebih sederhana belum bisa dipahami dan
dicerna oleh siswa.24

22 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan


Tinggi Depdiknas, 2000) h. 14
23 Widayanti, dkk., op. cit, h. 1.7.
24 Almira Amir, “Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika”,

Vol. 3, 2015, h. 16-17.


12

Menurut Heruman, konsep-konsep pada kurikulum matematika


MI/SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep
dasar, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Berikut ini adalah
pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep
matematika;25
a. Penanaman Konsep Dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru
matematika. Dalam kegiatan konsep dasar, media atau alat peraga
diharapkan dapat membantu kemampuan pola pikir siswa.
b. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam
suatu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di
semester atau kelas sebelumnya.
c. Pembinaan Keterampilan, yaitu bertujuan agar siswa lebih terampil
dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai kemampuan yang
berkenaan dengan memahami ide-ide matematika yang menyeluruh dan
fungsional.26 Menurut Suhendra, pemahaman konsep meliputi pemahaman
konsep, operasi, dan relasi. Seseorang dikatakan memahami konsep
matematika apabila ia telah mampu melakukan beberapa hal di bawah ini,
antara lain:27
a. Menemukan (kembali) suatu konsep yang sebelumnya belum diketahui
berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang telah diketahui
dan dipahami sebelumnya,
b. Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan cara dan
kalimat sendiri namun tetap memenuhi ketentuan berkenaan dengan ide
atau gagasan konsep tersebut,
c. Mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan suatu konsep dengan
cara-cara yang tepat,
d. Memberikan contoh (dan bukan contoh) atau ilustrasi yang berkaitan
dengan suatu konsep guna memperjelas konsep tersebut.

25 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012, h. 2-3.
26 Karunia Eka Lestari dan Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung:

Refika Aditama, 2015). h. 81.


27 Suhendra, dkk., op. cit, h. 7.21.
13

Adapun indikator kemampuan pemahaman konsep matematis


menurut Kilpatrik sebagai berikut:28
a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari;
b. Mengklasifikasi objek-objek berdasarkan konsep matematika;
c. Menerapkan konsep secara algoritma;
d. Memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang dipelajari;
e. Menyajikan konsep dalam berbagai representasi; dan
f. Mengaitkan berbagai konsep matematika secara internal atau eksternal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pemahaman konsep memiliki
makna sebagai kemampuan mengerti tentang materi yang disampaikan dan
menerjemahkan serta menyimpulkan sesuatu yang telah diketahui. Dalam
penelitian ini, pemahaman konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan
adalah siswa mampu menerjemahamkan konsep abstrak menjadi suatu
model, memahami ide suatu komunikasi serta menyimpulkan sesuatu yang
telah diketahui. Dapat disimpulkan pula bahwa indikator-indikator
pemahaman konsep yang sesuai dengan penelitian ini adalah indikator
menurut Bloom, yakni penerjemahan (translation), penafsiran
(interpretation), dan ekstrapolasi (ekstrapolation).

3. Kemampuan Berpikir Anak Usia MI/SD


Anak pada umumnya memiliki karakteristik khusus yang berbeda
dengan orang dewasa bahkan mereka berbeda antara yang satu dengan
lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut juga dapat dilihat dari cara berfikir,
bertindak, bekerja, dan lain sebagainya.29 Piage mengklasifikasikan
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu:30
1. Tahap sensory-motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 0-2 tahun.
2. Tahap pra-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 2-7 tahun.
3. Tahap concerte-operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun.
4. Tahap formal-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang
terjadi pada usia 11-15 tahun.

28 Lestari dan Yudhanegara, loc. cit.


29 Widayanti, dkk., op. cit., h. 1-8.
30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 66
14

Anak-anak MI/SD adalah anak yang pada umumnya berada pada


kisaran usia 6 atau 7 tahun, sampai 11 atau 12 tahun. Sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif anak menurut Piage, anak dalam usia tersebut masih
berada dalam tahap operasional konkret, artinya bahwa siswa-siswi MI/SD
belum bisa berfikir formal dan abstrak. Pada tahap ini, anak-anak dapat
memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkret. Oleh karena
itu, dalam pembelajaran matematika guru harus memperhatikan
karakteristik dan perbedaan-perbedaan tersebut untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran matematika di MI/SD. 31

4. Media Pembelajaran dan Alat Peraga Kantong Bilangan


a. Media Pembelajaran
Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”. 32
AECT (Association for Educational Communication and Technology)
mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses
penyaluran informasi. Peran media pengajaran merupakan perantara untuk
memudahkan proses belajar-mengajar agar tercapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisien. Perantara komunikasi antara seorang guru dan
murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar
guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah. 33
Menurut Sudjana dan Rivai dalam Rostina, ada enam fungsi pokok
media pembelajaran dalam belajar mengajar.34
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
2. Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
situasi mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan oleh seorang guru.

31 Widayanti, dkk. loc. cit.


32 Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika , (Bandung:
Alfabeta, 2014), h. 4.
33 Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan, Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT, (Yogyakarta,

Skripta Media Creative, 2012) h. 124.


34 Sundayana, op. cit., h. 8.
15

3. Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan


pelajaran.
4. Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini
dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih
menarik perhatian siswa.
5. Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat
membantu siswa dalam menangkap perhatian yang disampaikan oleh
guru.
6. Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar
mengajar.
Selain fungsi-sungsi yang telah diuraikan di atas, media pembelajaran
juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:35
1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang
dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung
kepada siswa bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui
pemanfaatan media pembelajaran.
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke
dalam lingkungan belajar.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk membantu
menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Alat Peraga
Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran maka alat
mempunyai fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. 36 Pada
kegiatan belajar mengajar guru harus mampu menjelaskan konsep kepada
siswanya dan ini dibantu dengan alat peraga, karena dengan bantuan alat
peraga yang sesuai dengan topik pembahasan maka siswa akan lebih mudah
memahami.37 Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya
dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila

35 Asep Herry Hernawan, Media Pembelajaran, (Bandung: UPI Press, 2008)


36 Pupuh Fathurrohman, dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2011), h. 15.
37 Hamzah dan Muhlisrarini, op. cit., h.115.
16

hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja; dan sumber belajar
disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau
kegiatan. Ali dalam Rostina mengatakan bahwa alat peraga adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran,
perasaan dan perhatian dan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
proses belajar. Menurut Russefendi alat peraga adalah alat yang
menerangkan atau mewujudkan konsep matematika, sedangkan pengertian
alat peraga matematika menurut Pramudhono adalah benda konkret yang
dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu
menanamkan atau mengembangkan konsep matematika. 38
Russefendi dalam Rostina mengemukakan beberapa persyaratan alat
peraga antara lain:39
1. Tahan lama.
2. Bentuk dan warnanya menarik.
3. Sederhana dan mudah dikelola.
4. Ukurannya sesuai.
5. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar,
atau diagram.
6. Sesuai dengan konsep matematika.
7. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya.
8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir
abstrak bagi siswa.
9. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat
peraga.
10. Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak).
Selain persyaratan di atas, adapun tujuan dari penggunaan alat peraga,
antara lain:40
1. Mengembangkan kemampuan berpikir matematika secara kreatif. Bagi
sebagian anak, matematika tampak seperti suatu sistem yang kaku,
padahal sesungguhnya matematika memiliki banyak cara untuk
mengembangkan kreativitas.

38Sundayana, op. cit., h. 7.


39Ibid, hal. 18.
40 Sitiatava Rizema Putra, Berbagai Alat Bantu untuk Memudahkan Belajar Matematika,

(Yogyakarta: DIVA Press, 2012). h. 21-22.


17

2. Mengembangkan sikap menguntungkan, yaitu berpikir secara


matematis. Biasanya, seorang guru akan membuat suasana
pembelajaran matematika di kelas sedemikian rupa, sehingga siswa
dapat menyukai pelajaran tersebut.
3. Menunjang matematika di luar kelas, yaitu dengan menunjukkan
penerapan matematika dalam keadaan sebenarnya. Sehingga, siswa
dapat menghubungkan pengalaman belajar dengan pengalaman-
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memberikan motivasi dan memudahkan abstraksi siswa. Dengan alat
peraga, siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman-pengalaman
baru yang menyenangkan, sehingga dapat menghubungkannya dengan
matematika yang bersifat abstrak.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga
adalah alat bantu yang digunakan didalam proses belajar mengajar yang
dapat diamati melalui panca indera agar proses pembelajaran dapat tercapai
dengan baik dan efektif.

c. Alat Peraga Kantong Bilangan


Kantong bilangan merupakan suatu alat sederhana yang ditujukan
untuk mempermudah siswa dalam memahami materi operasi hitung dalam
matematika. Alat peraga ini terbuat dari gelas aqua dan sedotan. Gelas aqua
tersebut digunakan sebagai kantong bilangan yang menjadi penentu nilai
suatu bilangan. Sedangkan sedotan digunakan sebagai penentu jumlah suatu
bilangan. Apabila satu sedotan diletakkan pada kantong yang bernilai
ratusan, maka nilai satu sedotan tersebut adalah seratus. Begitu juga apabila
sedotan tersebut diletakkan pada kantong nilai tempat puluhan dan
seterusnya. Alat peraga ini dapat membantu siswa dalam mengkonkretkan
konsep penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Heruman menjelaskan bahwa kantong bilangan dibuat berbentuk
kantong-kantong sebagai tempat penyimpanan dan menempel pada
selembar kain atau kertas. Kantong tersebut menyimbolkan nilai tempat
18

pada suatu bilangan. Sedangkan sedotan sendiri digunakan sebagai pengisi


kantong-kantong yang tersedia sebagai indikator jumlah bilangan yang akan
dihitung. Kantong bilangan dirancang untuk memudahkan siswa dalam
pembelajaran matematika, khususnya pada penjumlahan.41
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kantong
bilangan adalah sebuah alat peraga matematika yang berbentuk kantong-
kantong yang menunjukkan nilai tempat suatu bilangan. Kantong bilangan
merupakan alat peraga matematika yang dapat digunakan untuk
mengerjakan operasi penjumlahan, baik tanpa atau dengan teknik
menyimpan. Dengan menggunakan kantong bilangan sebagai alat peraga
matematika pada materi penjumlahan teknik menyimpan dapat
mempermudah siswa dalam menguasai konsep serta mempermudah guru
dalam menyampaikan materi penjumlahan teknik menyimpan.
1) Fungsi Alat Peraga Kantong Bilangan
Kantong bilangan berfungsi sebagai penentu nilai tempat suatu
bilangan, yaitu satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan. Dengan adanya
pengelompokkan nilai suatu bilangan, maka memudahkan siswa dalam
melakukan operasi hitung baik penjumlahan maupun pengurangan.
Heruman juga menyebutkan fungsi penggunaan kantong bilangan sebagai
berikut:42
a) Sebagai media dalam pembelajaran matematika, khususnya pada
materi operasi hitung matematika.
b) Sebagai salah satu sumber belajar matematika pada operasi
bilangan.
c) Sebagai motivasi belajar bagi siswa karena ditampilkan dengan
media yang sederhana tetapi menarik.

41 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2007), h. 8.
42 Ibid, h. 15.
19

2) Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga Kantong Bilangan


Kelebihan dari kantong bilangan adalah dapat mengkonkretkan konsep
yang dipelajari, sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam penggunaannya. Untuk mengantisipasi kekurangan
tersebut, guru perlu mengefektifkan waktu pada saat proses pembelajaran
berlangsung.43
3) Alat Peraga Kantong Bilangan yang Digunakan
a) Alat dan Bahan yang Diperlukan
1. Gelas aqua, kertas karton, lem tembak, spidol, tali rapia.
2. Sedotan dengan tiga warna berbeda.
Untuk lebih jelasnya, gambar alat peraga kantong bilangan, dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
tempat
menyimpan

Ratusan Puluhan Satuan


Hasil yang
diperoleh

Gambar 2.1
Alat Peraga Pantong Bilangan
Sedotan berwarna merah bernilai satuan
Sedotan berwarna kuning bernilai puluhan
Sedotan berwarna hijau bernilai ratusan

43 Martianty Nalole, “Meningkatkan Keterampilan Siswa pada Pengurangan Bilangan Cacah dengan
Teknik Meminjam Melalui Media Kantong Bilangan di Kelas II SDN Pauwo Kecamatan Kabila
Kabupaten Bone Bolango”, Jurnal Inovasi, Vol. 8, 2011, h.1180-1181.
20

Setiap 10 sedotan merah ditukar dengan satu sedotan hijau untuk


menyatakan satu puluhan.

Setiap 10 sedotan hijau ditukar dengan satu sedotan kuning untuk


menyatakan satu ratusan.
b) Langkah-Langkah Peragaan
Misalnya akan dicari hasil penjumlahan dari bilangan berikut ini:
176
45 +
…….
Simpan 10 = 1 ratusan
pada saku penyimpanan simpan 10 = 1 ratusan

Tempat
penyimpanan

Ratusan Puluhan Satuan

Hasil yang
diperoleh

1) Masukkan sedotan sesuai warna yang telah ditentukan pada


kantong bilangan sesuai dengan bilangan yang dikehendaki,
yaitu 1 ratusan, 7 puluhan, dan 6 satuan untuk bilangan 176.
2) Masukkan 4 puluhan dan 5 satuan untuk bilangan 25.
21

3) Siswa diperintahkan untuk menyebut bilangan yang ditunjukkan


oleh jumlah sedotan pada saku-saku bilangan.
4) Siswa kemudian menggabungkan sedotan sesuai dengan nilai
tempatnya. Gabungkan satuan dengan satuan terlebih dahulu,
sehingga akan diperoleh sedotan sebanyak 11. Selanjutnya, dari
11 sedotan tersebut diambil 10 sedotan kemudian ditukar dengan
sedotan yang bernilai 1 puluhan, yang kemudian disimpan pada
saku penyimpanan puluhan. Sisanya, masukkan pada saku hasil
satuan.
5) Untuk hasil puluhan, gabungkan sedotan pada saku
penyimpanan dan pada dua saku puluhan, hasil yang didapat
adalah 12. Selanjutnya, dari 12 sedotan tersebut diambil 10
sedotan kemudian ditukar dengan sedotan yang bernilai 1
ratusan. Sisanya, masukkan pada saku hasil puluhan.
6) Hitunglah jumlah sedotan pada saku hasil.
7) Siswa kemudian menuliskan hasil yang diperoleh pada jawaban.

5. Operasi Penjumlahan Teknik Menyimpan


Terdapat beberapa sifat penting yang berlaku pada suatu operasi
hitung. Operasi hitung yang dimaksud adalah penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Pengerjaan operasi penjumlahan antara dua
bilangan atau lebih sudah sangat biasa dikenali, bukan saja di bangku
sekolah tetapi juga mungkin di dalam kehidupan sehari-hari sebelum anak
mengenal sekolah.44 Penjumlahan merupakan keseluruhan dalam istilah-
istilah bagian dan pengurangan merupakan bagian yang hilang. Pemahaman
yang baik mengenai operasi bisa mendasari hubungan antara penambahan
dan pengurangan sehingga pengurangan bisa dipahami secara natural

44 Tia
Purniati, Matematika, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,
2009), h. 9.
22

dengan menguasai penjumlahan. Sebagai contoh 12 - 5 adalah 7 karena 5 +


7 sama dengan 12. 45
Operasi penjumlahan ada dua yaitu penjumlahan tanpa teknik
menyimpan dan penjumlahan dengan teknik menyimpan. Penjumlahan
dengan teknik menyimpan diartikan sebagai penambahan dua bilangan atau
lebih menjadi satu yang dilambangkan dengan a dan b antara himpunan
yang mempunyai anggota sebanyak dengan himpunan sebanyak b anggota,
dengan langkah menjumlahkan satuan dengan satuan dan puluhan dengan
puluhan. Hasil dari penjumlahan satuan dengan satuan ditambahkan dengan
hasil dari penjumlahan puluhan dengan puluhan. Cara lain yang dapat
digunakan dengan mengubah bilangan yang akan dijumlahkan dengan
bilangan penjumlah dalam bentuk panjang, kemudian langkah selanjutnya
menjumlahkan dari belakang yaitu satuan dengan satuan dan hasil dari
penjumlahannya ditambahkan dengan puluhan dengan puluhan.46

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kajian
hasil penelitian yang sesuai dengan apa yang akan peneliti lakukan diantaranya
yaitu:
Wiwik Handayani dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
Pemahaman Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Menggunakan Alat
Peraga Kantong Nilai Tempat Bilangan di Kelas II Semester I Tahun
2012/2013 SD Negeri Bajomulyo Kecamatan Juwana.” Hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemahaman belajar penjumlahan.
Adapun peningkatan hasil pembelajaran dapat dilihat dari perolehan nilai siswa
yang meningkat pada tiap siklusnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah mengkaji pemahaman penjumlahan dengan teknik

45 John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah , (Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama, 2008), h.150.
46 Diah Putri Lestari, dkk., Deskripsi Kesulitan Belajar pada Operasi Penjumlahan dengan Teknik

Menyimpan Siswa Kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012, 2012,
h. 2-3 (www.jurnal.fkip.uns.ac.id).
23

menyimpan dan penggunaan alat peraga kantong nilai tempat bilangan.


Perbedaan pada penelitian ini yaitu materi penjumlahan sampai dengan dua kali
teknik menyimpan. 47

Penelitian kedua oleh Sulistyowati dalam skripsinya yang berjudul


“Meningkatkan Pemahaman Konsep Tentang Pokok Bahasan Penjumlahan
dan Pengurangan Pecahan Melalui Pemanfaatan Alat Peraga dan Lembar
Kerja pada Siswa Kelas IV SD Wonosari 02 Semarang Tahun Ajaran
2006/2007”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa melalui
pemanfaatan alat peraga dan lembar kerja siswa dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan
pecahan. Pada siklus I hasil rata-rata yang diperoleh sebesar 67% dan pada
siklus II meningkat menjadi 85%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah mengkaji penggunaan alat peraga dan pemahaman
konsep pada siswa.48
Penelitian ketiga yakni oleh Murtinem dalam skripsinya yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Kertasinduyasa 03
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes dalam Pokok Bahasan Penjumlahan
Teknik Menyimpan Melalui Alat Peraga Kantong Nilai Plastik Transparan.”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar menjadi
lebih meningkat jika dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, kemampuan
siswa dalam penjumlahan teknik menyimpan juga dapat meningkat. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah mengkaji tentang
materi penjumlahan teknik menyimpan dan penggunaan alat peraga.49
Berdasarkan ketiga referensi yang dianggap relevan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan menggunakan media/alat peraga dalam proses

47Handayani, op. cit., h. 56.


48 Sulistyowati, “Meningkatkan Pemahaman Konsep Tentang Pokok Bahasan Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan Melalui Pemanfaatan Alat Peraga dan Lembar Kerja pada Siswa Kelas IV
SD Wonosari 02 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang,
2007.
49 Murtinem, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Kertasinduyasa 03

Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes dalam Pokok Bahasan Penjumlahan Teknik Menyimpan
Melalui Alat Peraga Kantong Nilai Plastik Transparan.”, Skripsi pada Universitas Negeri
Semarang, 2006.
24

pembelajaran maka akan menarik minat serta keaktifan siswa dalam belajar,
sehingga siswa dapat memahami konsep dengan baik. Penelitian ini memiliki
tujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi penjumlahan
teknik menyimpan dengan menggunakan alat peraga berupa kantong bilangan.

C. Kerangka Berpikir

Rendahnya
Penggunaan
Pemahaman Lembar kerja
Alat Peraga
Konsep Siswa siswa dan tes uji
Kantong
Pada Penjumlahan pemahaman
Bilangan
Teknik
Menyimpan

Pemahaman
Konsep
Meningkat

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis, dapat disusun kerangka berpikir penerapan


alat peraga kantong bilangan dalam pembelajaran penjumlahan teknik
menyimpan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran
Matematika kelas II SD Islam Plus Darul Musthofa Kel. Petukangan Selatan
Kec. Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan. Kerangka berpikir pada penelitian ini
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Pemahaman konsep siswa yang masih rendah dalam pembelajaran di
kelas, terutama pada materi penjumlahan teknik menyimpan akan memberi
dampak berkelanjutan terhadap materi yang akan diajarkan selanjutnya.
Pembelajaran yang belum variatif dapat membuat materi yang disampaikan
oleh guru menjadi tidak bisa dipahami dengan mudah oleh siswa. Siswa yang
masih dalam tahap operasional konkret akan lebih mudah memahami suatu
konsep yang abstrak dengan bantuan media/alat peraga. Alat peraga kantong
bilangan menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan dalam pembelajaran
25

matematika, khususnya pada materi penjumlahan teknik menyimpan. Alat


peraga ini dapat membantu siswa dalam mengkonkretkan operasi hitung dalam
pembelajaran matematika sehingga dapat mempermudah siswa dalam
memahami konsep penjumlahan teknik menyimpan.

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dan permasalahan penelitian
yang dirumuskan maka diajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan alat peraga kantong bilangan, maka akan meningkatkan
pemahaman konsep siswa kelas II SDIP Darul Musthofa pada materi operasi
penjumlahan teknik menyimpan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Plus Darul Musthofa
yang beralamat di Jl. Sabar I No. 27 Kel. Petukangan Selatan Kec.
Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan. Peneliti melakukan penelitian di kelas II
dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran 2017/2018.

B. Metode dan Desain Penelitian


Dengan merujuk pada permasalahan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas atau yang biasa dikenal dengan Classroom Action Research
(CAR), yaitu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui
refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh
dari tindakan tersebut.50
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti merencanakan penelitian
dengan desain siklus penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Pelaksanaan
penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-
menerus.51 Model Kurt Lewin ini didesain dalam bentuk satu siklus yang terdiri
dari empat tahapan yaitu (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan
tindakan (action), (3) observasi/ pengamatan (observing), dan (4) refleksi
(reflecting). Desain PTK model Kurt Lewin digambarkan seperti pada bagan
berikut ini.52

50 Wina Sanjaya, Peneltian Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), h. 149.
51 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 49.
52 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 26-27.

26
27

Bagan
Siklus PTK Model Kurt Lewin

Planning Acting

Reflecting Observing

Gambar 3.1
Model PTK Menurut Kurt Lewin

Berdasarkan model yang dikemukakan Kurt Lewin, dalam penelitian ini


peneliti menggunakan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat
kegiatan:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan ini disusun berdasarkan identifikasi masalah yang terlihat dari
hasil observasi pendahuluan. Sebelum dilakukan perlakuan kepada siswa,
peneliti melakukan observasi pendahuluan untuk mengamati situasi dan
kondisi awal siswa, cara guru mengajar dan proses pembelajaran. Hal ini
agar peneliti mengetahui akar permasalahan dan mencari bentuk tindakan
yang tepat untuk memberikan solusi terhadap suatu permasalahan. Adapun
beberapa perencanaan yang dilakukan yang berkaitan dengan permasalahan
pemahaman konsep siswa pada materi penjumlahan teknik menyimpan
adalah sebagai berikut:
a. Peneliti merumuskan tindakan sebagai solusi dengan alat peraga
kantong bilangan
b. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai
dengan tindakan
c. Peneliti membuat instrumen-instrumen penilaian tes akhir siklus dan
non tes.
28

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)


Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menggunakan langkah-
langkah yang sudah direncanakan, jika terdapat kekurangan akan diperbaiki
pada siklus berikutnya. Tindakan-tindakan yang akan dilakukan sebagai
berikut:
a. Peneliti bertindak sebagai pelaku tindakan, dan guru kelas sebagai
observer
b. Peneliti melakukan skenario pembelajaran yang telah direncanakan
yaitu menggunakan alat peraga kantong bilangan.
c. Materi yang akan disampaikan pada siklus pertama adalah penjumlahan
satu kali teknik menyimpan dan penjumlahan dua kali teknik
menyimpan pada siklus dua. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan.
3. Observasi (observing)
Tahap ketiga ini dilakukan selama tahap pelaksanaan tindakan. Peneliti
dibantu oleh observer mengamati aktivitas dan respon siswa terhadap
pembelajaran menggunakan lembar observasi dan observer mengamati
siswa menggunakan lembar catatan lapangan. Selain itu, observasi berupa
kegiatan mengamati, mencatat dan mendokumentasikan segala aktivitas
siswa selama proses pembelajaran.
4. Refleksi (reflecting)
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan
tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis
bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui kegiatan yang
dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu perbaikan.
Refleksi ini dilakukan untuk memperoleh masukan bagi rencana tindakan
siklus selanjutnya.

C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II
SD Islam Plus Darul Musthofa Petukangan Selatan yang berjumlah 22 siswa
pada tahun ajaran 2017/2018. Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti
29

bertindak sebagai guru yang menyampaikan materi dengan menggunakan alat


peraga kantong bilangan dan guru kelas bertindak sebagai observer yang
mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru/peneliti
selama proses pembelajaran berlangsung.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana
utama, maka pada pra penelitian, dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran matematika di kelas II, kemudian dibuat perencanaan tindakan
yang akan dilakukan di kelas tempat mengajar. Pengamatan dilakukan secara
langsung untuk mengetahui apa yang perlu ditingkatkan di kelas tersebut.
Dilakukan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan dan pembuatan
laporan pelaksanaan dan observasi yang dibantu oleh guru kelas II.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Prosedur penelitian ini berlangsung minimal dua siklus. Hal ini bertujuan
untuk melihat peningkatan pemahaman konsep siswa. Tahapan-tahapan
penelitian diantaranya: tahapan penelitian dimulai dari tahapan prapenelitian,
perencanaan yang sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan, tindakan
dalam penelitian, pengamatan yang dilaksanakan bersamaan dengan tindakan,
dan refleksi pada siklus I. Tahapan-tahapan intervensi siklus pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Kegiatan Pra penelitian
a. Observasi ke SD Islam Plus Darul Musthofa Petukangan Selatan
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Wawancara dengan wali kelas II
d. Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas
e. Melakukan diagnose mengenai timbulnya permasalahan
f. Membuat instrumen dan perencanaan tindakan
g. Mensosialisasikan hasil observasi kepada guru kelas (observer).
30

2. Prosedur Kegiatan pada Siklus I


a. Tahap Perencanaan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) pada setiap pertemuan
4) Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
5) Menyiapkan tes akhir siklus I
6) Menentukan indikator keberhasilan siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga kantong
bilangan
2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
a) Pembelajaran 1 (penjumlahan satu kali menyimpan dua bilangan
dua angka)
b) Pembelajaran 2 (penjumlahan satu kali menyimpan tiga angka
dan dua angka)
c) Pembelajaran 3 (penjumlahan satu kali menyimpan dua bilangan
tiga angka)
3) Memberikan tes akhir siklus I
4) Mewawancarai siswa pasca siklus I.
c. Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan
dimana peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dan guru saat proses
jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi siswa dan guru
serta mendokumentasikan kegiatan alat peraga kantong bilangan.
d. Tahap Refleksi
1) Menuliskan masalah-masalah pada siklus I kemudian menentukan
tingkat keberhasilan
2) Menentukan langkah untuk siklus berikutnya berdasarkan hasil
pembelajaran pada siklus I.
31

3. Prosedur Kegiatan pada Siklus II


a. Tahap Perencanaan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) pada setiap pertemuan
4) Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
5) Menyiapkan tes akhir siklus II
6) Menentukan indikator keberhasilan siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga kantong
bilangan
2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
a) Pembelajaran 1 (penjumlahan dua kali menyimpan dua bilangan
dua angka)
b) Pembelajaran 2 (penjumlahan dua kali menyimpan tiga angka
dan dua angka)
c) Pembelajaran 3 (penjumlahan dua kali menyimpan dua bilangan
tiga angka)
3) Memberikan tes akhir siklus II
4) Mewawancarai siswa pasca siklus II.
c. Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan
dimana peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dan guru saat proses
jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi siswa dan guru
serta mendokumentasikan kegiatan alat peraga kantong bilangan.
d. Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan siklus II
yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya. Bila
permasalahan terselesaikan, maka penelitian tindakan kelas ini selesai.
Tetapi bila permasalahan belum selesai, maka penelitian ini dilanjutkan
ke penelitian selanjutnya
32

F. Data dan Sumber Data


Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari persentase hasil aktivitas
belajar siswa dan aktivitas mengajar guru saat proses pembelajaran, hasil
observasi catatan lapangan, hasil pedoman wawancara siswa, dan hasil
dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil tes setiap akhir
siklus.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas II,
dan wali kelas yang sekaligus sebagai observer.

G. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tes
Tes yang dilakukan sesudah pembelajaran pada akhir siklus untuk
mengetahui tingkatan pemahaman siswa setelah menggunakan alat peraga
kantong bilangan. Tes dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
kemampuan pemahaman siswa dengan digunakannya alat peraga kantong
bilangan.
2. Non Tes
a. Observasi guru
Observasi guru ini dilakukan untuk mengamati respon siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kantong bilangan,
memperhatikan keaktifan siswa di setiap berlangsung pembelajaran,
memberikan tes dalam siklus 1 keingintahuan peneliti berhasil atau tidaknya
melakukan penelitian pada siklus 2 serta mengetahui kekurangan dalam
proses pembelajaran.
33

b. Observasi siswa
Observasi siswa dilakukan untuk menerima respon guru mengenai
penggunaan alat peraga kantong bilangan dalam materi penjumlahan teknik
menyimpan, memberikan tes dalam siklus 1 keingintahuan peneliti berhasil
atau tidaknya melakukan penelitian pada siklus 2.
c. Catatan lapangan
Catatan lapangan ini digunakan untuk mengetahui keadaan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran. Catatan lapangan berisi tentang proses
belajar dikelas, interaksi guru dengan siswa, suasana kelas, dan aspek lain
yang perlu dicatat.
d. Wawancara
Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan untuk mengetahui respon
guru dan siswa terhadap kegiatan tindakan kelas pada setiap siklus yang
sekaligus untuk mengetahui gambaran umum proses pembelajaran dan
masalah-masalah pada tindakan setiap siklus. Wawancara setelah tindakan
dilakukan untuk mengetahui penggunaan alat peraga kantong bilangan
terhadap peningkatan kemampuan pemahaman siswa. Wawancara
dilakukan kepada guru kelas dan siswa.
e. Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini berupa foto hasil kegiatan proses
pembelajaran matematika yang berlangsung pada setiap siklus dengan
menggunakan alat peraga kantong bilangan.

H. Instrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan. Instrumen
tes tersebut diantaranya tes akhir siklus. Instrumen non tes diantaranya lembar
observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan antara lain:
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal essay.
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika pada siswa
34

peneliti menggunakan indikator pemahaman konsep. Adapun indikator


yang akan diukur dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa

Indikator
Bentuk Butir
No. Pemahaman Indikator Pencapaian
Soal Soal/Siklus
Konsep

Mengubah bentuk 1/I


penjumlahan dari gambar
Penerjemahan ke dalam bentuk simbol
1. Esai
(translation) Mengubah bentuk 1/II
penjumlahan dari simbol
ke dalam bentuk gambar

Menyelesaikan
penjumlahan dengan satu 2 (a, b, c)/I
kali menyimpan
Penafsiran
2. Esai
(interpretation) Menyelesaikan
penjumlahan dengan dua 2 (a, b, c)/II
kali menyimpan

Menyimpulkan soal cerita


penjumlahan dengan satu
3/I
kali menyimpan dalam
Ekstrapolasi kehidupan sehari-hari
3. Esai
(extrapolation) Menyimpulkan soal cerita
penjumlahan dengan dua
3/II
kali menyimpan dalam
kehidupan sehari-hari

2. Instrumen Non Tes


a. Lembar pedoman observasi
Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman
observasi aktivitas siswa dan pedoman observasi aktivtas guru.
35

Pedoman observasi aktivitas guru digunakan untuk mengamati proses


pembelajaran peneliti, sedangkan pedoman observasi siswa digunakan
untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
b. Lembar pedoman wawancara
Wawancara terhadap siswa yang digunakan berupa butir-butir
pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan dan respon
siswa terhadap implementasi alat peraga kantong bilangan selama
proses pembelajaran matematika.
c. Lembar catatan lapangan
Lembar catatan lapangan berupa catatan guru yang digunakan untuk
mencatat kejadian-kejadian penting yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Bentuk kejadian ini berupa aktivitas siswa
dan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran
berlangsung.
d. Alat dokumentasi
Alat dokumentasi ini berupa kamera untuk mendokumentasikan
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk
menunjang hasil data yang didapat selama penelitian.

I. Hasil Intervensi yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini yaitu adanya
peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap materi penjumlahan teknik
menyimpan pada mata pelajaran matematika di kelas II SD Islam Plus Darul
Musthafa. Penelitian ini dinyatakan berhasil dah perlu dihentikan saat siswa
berhasil mencapai ketuntasan belajar sebanyak 75% pada tes uji pemahaman
yang diberikan.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi


Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang obyektif, sahih, dan handal
dalam penelitian ini digunakan teknik member check dan triangulasi, yaitu:
36

1. Memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang


diperoleh selama informasi dari narasumber.
2. Menggali dari data sumber yang sama dengan menggunakan cara yang
berbeda. Dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang
tingkat kemampuan pemahaman siswa dilakukan dengan mengobservasi
siswa.
3. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh tentang
tingkat kemampuan pemahaman siswa dilakukan dengan hasil tes siswa.
4. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejanggalan-
kejanggalannya, keasliannya maupun kelengkapannya.
5. Mengulang pengolahan data dan analisis data yang sudah terkumpul.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
instrumen yakni dengan menggunakan berbagai jenis alat atau isntrumen.
Data yang sudah terkumpul berupa hasil kerja siswa, hasil wawancara, hasil
observasi, dan hasil belajar siswa semua dianalisis menggunakan analisis
deskriptif.
Selain itu juga dilakukan pengecekan kembali data yang telah terkumpul
apakah terjadi kesalahan atau tidak. Mengulang pengelolaan serta analisis
data yang sudah terkumpul agar kevalidan data bisa dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itu untuk menjaga kevalidan data, hal yang harus dilakukan
adalah melakukan pengujian (uji validitas) kevalidan instrumen-instrumen tes
sebelum diberikan. Uji validitas yang dilakukan adalah face validity (validitas
muka).
Face vaidity (validitas lahir atau tampang) merujuk pada dua arti berikut
ini:53
1. Menyangkut pengukuran atribut yang konkret. Sebagai contoh: peneliti
akan mengukur tingkat melek huruf petani-petani di desa, maka mereka
disuruh membaca. Apabila kemahiran mengetik yang akan diukur, maka
jumlah kata yang diketik permenit itulah yang akan dianalisis.

53 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 188.
37

2. Menyangkut penilaian dari para ahli maupun konsumen alat ukur tersebut.
Sebagai contoh, peneliti menyusun skala tentang partisipasi, kemudian
ditunjukkan kepada sejumlah ahli. Apabila para ahli berpendapat unsur
skala itu memang mengukur partisipasi, skala tersebut dikatakan memiliki
validitas tampang.

Untuk mengukur validitas ini, peneliti mengkonsultasikan semua


instrumen-instrumen kepada ahli dalam bidang yang bersangkutan. Dalam hal
ini, yang dimaksud adalah dosen pembimbing yang merupakan pakar dalam
evaluasi pendidikan matematika serta peran guru matematika yang
merangkap sebagai guru kelas.

K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data


Proses analisis data pada penelitian tindakan mengandung beberapa langkah
yang saling terkait, yaitu menghimpun data, menampilkan data, melakukan
koding, mereduksi data, melakukan verifikasi, dan interpretasi untuk menuju
pada kesimpulan.54
Setelah data terkumpul, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah untuk
menganalisis data tersebut. Menganalisis data merupakan suatu cara yang
digunakan penelitian untuk mengurai data yang diperoleh agar dapat dipahami
bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui
hasil penelitian.

1. Data kuantitatif
Data disini adalah data hasil tes siswa yang dianalisis dari setiap siklus yang
telah dilakukan. Kemampuan siswa dalam meningkatkan pemahaman
konsep penjumlahan teknik menyimpan dapat dilihat dengan perhitungan
skor rata-rata kemampuan peningkatan konsep penjumlahan teknik
menyimpan, kemudian kemampuan peningkatan konsep penjumlahan

54 M. Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan


Pengembangannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), cet. II, h. 73.
38

teknik menyimpan ini dianalisis perindikator, dan nilai tiap indikator


pemahaman konsep dihitung menggunakan rumus:
𝑅
𝑆= × 100
𝑁
Keterangan:
S = nilai yang diharapkan
R = jumlah skor dari item (soal yang dijawab benar)
N = skor maksimum dari tes
2. Data kualitatif
a. Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian
dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:55
𝑓
𝑝= × 100%
𝑁
Keterangan:
P = angka persentase
f = frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan
dan memberikan angket kepada siswa. Wawancara dengan guru
dilakukan pada tahap pra penelitian dan angket diberikan setelah
pelaksanaan seluruh siklus. Data hasil wawancara dan angket
dideskripsikan dalam bentuk kalimat yang kemudian disusun dalam
bentuk rangkuman hasil wawancara. Data ini bertujuan untuk
menguatkan hasil temuan pengolahan tes.

55 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 43.
39

c. Catatan lapangan
Data hasil catatan lapangan dianalisis kemudian disusun dalam bentuk
deskritif tentang kejadian-kejadian penting selama proses pembelajaran.
Data ini dapat menunjang data yang lainnya.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2017 sampai dengan 12 April 2018.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Plus Darul Musthofa pada siswa kelas
II B yang berjumlah 22 orang, terdiri dari 12 siswa dan 10 siswi. Pelaksanaan
penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari
3 pertemuan pembelajaran dan 1 kali pertemuan tes. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I


Tindakan pada pembelajaran siklus I merupakan langkah awal yang
sangat penting, karena hasil dari pembeelajaran siklus I akan dijadikan
refleksi untuk melakukan siklus selanjutnya. Pada siklus I, peneliti
menyiapkan perencanaan sebelum melakukan tindakan. Adapun langkah-
langkah kegiatan siklus I sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini guru membuat perencanaan sebelum dilaksanakannya
tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian, yaitu lembar observasi siswa, lembar observasi guru, catatan
lapangan, lembar kerja siswa, dan lembar tes siklus I pada akhir siklus dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) selama 3 kali pertemuan yang masing-masing
pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Mata pelajaran yang
tertuang pada RPP adalah mata pelajaran matematika dengan menggunakan
alat peraga kantong bilangan dalam upaya meningkatkan pemahaman
konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan. Selanjutnya menyusun
materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu, pada

40
41

pertemuan pertama mengenai penjumlahan satu kali menyimpan dua


bilangan dua angka, pada pertemuan kedua mengenai penjumlahan satu kali
menyimpan bilangan tiga angka dan dua angka, sedangkan pada pertemuan
ketiga mengenai penjumlahan satu kali menyimpan dua bilangan tiga angka.
Materi tersebut sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD) dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Guru
menyiapkan perlengkapan alat peraga kantong bilangan yang terdiri dari
beberapa gelas aqua, sedotan berwarna merah, kuning, dan hijau, dan
lembar kerja siswa (LKS).

b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak empat kali
pertemuan, tiga kali pertemuan untuk proses pembelajaran dari tanggal 27
Maret 2018 sampai dengan 2 April 2018 dan satu pertemuan untuk tes akhir
siklus I pada tanggal 3 April 2018 dengan alokasi waktu masing-masing
tindakan dan tes adalah 2 x 30 menit (2 jam pembelajaran).

1) Siklus I Pertemuan I/Selasa, 27 Maret 2018


Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Selasa, 27 Maret 2018 yang berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam
pelajaran) yang dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 10.30
WIB. Materi yang disampaikan pada pertemuan ini adalah pengenalan
terhadap alat peraga kantong bilangan dalam penjumlahan satu kali
menyimpan dua bilangan dua angka.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
siswa serta mengabsen daftar hadir siswa. Setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa dan mengondisikan siswa untuk menerima pembelajaran
dengan memberikan ice breaking yang menarik agar siswa bersemangat
dalam menerima pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pun dimulai.
Sebelum mengenalkan kantong bilangan, guru terlebih dahulu melakukan
tanya jawab kepada siswa mengenai operasi penjumlahan, “Apakah kalian
42

sudah mempelajari penjumlahan tanpa menyimpan?”, secara bersamaan


mereka menjawab, “Sudah Bu..”. Guru bertanya lagi dan mereview
mengenai pemahaman siswa pada materi penjumlahan tanpa menyimpan,
ternyata semua siswa sudah paham. Selanjutnya, guru mengenalkan alat
peraga kantong bilangan kepada siswa. Alat peraga tersebut digantung di
papan tulis agar siswa dapat menyimak penjelasan guru dengan baik. Selain
itu, guru juga menyediakan sedotan berwarna merah, kuning, dan hijau
sebagai penentu jumlah bilangan. Sedotan dengan jumlah banyak tersebut
diletakkan sesuai warnanya di meja guru. Kemudian guru menjelaskan cara
menggunakan kantong bilangan khususnya pada materi penjumlahan satu
kali teknik menyimpan dua bilangan dua angka.

Gambar 4.1
Guru Meminta Perwakilan Siswa Melakukan Penjumlahan
Satu Kali Teknik Menyimpan Dua Bilangan Dua Angka
dengan Kantong Bilangan

Pada tahap menjelaskan cara menggunakan kantong bilangan, guru


meminta perwakilan siswa secara bergantian melakukan penjumlahan satu
kali menyimpan dua bilangan dua angka dengan kantong bilangan. Hampir
semua siswa mengacungkan tangan dan berkata, “Saya Bu..”, sehingga hal
itu menyebabkan suasana kelas menjadi ramai dan kurang kondusif. Guru
pun menerapkan aturan bagi siswa yang tertib selama pembelajaran akan
mendapat 3 poin tambahan seperti yang sudah diterapkan di kelas tersebut,
43

sedangkan bagi siswa yang tidak tertib maka akan dikurangi 3 poin. Setelah
kelas kembali kondusif, guru membimbing siswa menggunakan kantong
bilangan dalam menyelesaikan penjumlahan tersebut. Kemudian setelah
mendengarkan penjelasan mengenai prosedur penggunaan kantong
bilangan, guru memberikan kantong bilangan dan lembar kerja siswa (LKS)
kepada semua siswa. Pada LKS tersebut, siswa diminta mengerjakan
penjumlahan dengan menggunakan kantong bilangan.
Guru berkeliling kelas membimbing siswa yang masih terlihat bingung
dan belum paham cara menggunakan kantong bilangan. Setelah diberi
waktu untuk mengerjakan LKS, siswa mengumpulkan LKS tersebut kepada
guru. Guru bertanya kepada siswa mengenai pemahaman penjumlahan satu
kali menyimpan dua bilangan dua angka dengan menggunakan kantong
bilangan. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila ada hal-hal yang belum dipahami. Pada kegiatan penutup, guru dan
siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan memberi tahu materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya. Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran dan mengucapkan salam.
2) Siklus I Pertemuan II/Kamis, 29 Maret 2018
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Kamis, 29 Maret 2018 yang berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam
pelajaran) yang dimulai pukul 10.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB.
Materi untuk pertemuan ini adalah penggunaan alat peraga kantong
bilangan dalam penjumlahan satu kali menyimpan bilangan tiga angka dan
dua angka.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
siswa serta mengabsen daftar hadir siswa. Setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa dan mengondisikan siswa untuk menerima pembelajaran
dengan memberikan ice breaking yang menarik agar siswa bersemangat
dalam menerima pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan kembali mengenai pemahaman siswa tentang penjumlahan
44

menyimpan menggunakan kantong bilangan. Beberapa siswa berkata,


“Saya masih bingung Bu..”, guru meminta siswa yang tidak paham untuk
maju ke depan dan mencoba mempraktikkan cara menggunakan kantong
bilangan dengan bimbingan guru. Setelah itu guru menjelaskan kembali
cara menggunakan kantong bilangan, kali ini materi yang dipelajari adalah
penjumlahan satu kali menyimpan bilangan dua angka dan tiga angka.

Gambar 4.2
Siswa Secara Berkelompok Melakukan Penjumlahan Satu Kali
Teknik Menyimpan Bilangan Dua dan Tiga Angka dengan
Kantong Bilangan

Kegiatan selanjutnya, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan


cara berhitung 1 sampai 5. Siswa yang mempunyai nomor sama diminta
untuk berkumpul menjadi satu kelompok. Kemudian setiap kelompok
diberikan LKS dan kantong bilangan. Guru memberi waktu kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi mengerjakan LKS tersebut dengan kantong
bilangan. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, guru memperhatikan dan
membimbing jalannya diskusi kelompok. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan, guru menunjuk masing-masing satu nomor dari setiap
kelompok untuk mempresentasikan jawabannya menggunakan kantong
bilangan. Siswa yang lain menyimak presentasi temannya sambil
memeriksa jawaban pada LKS yang sudah dikerjakan. Setelah perwakilan
dari masing-masing kelompok mempresentasikan jawabannya, siswa
45

diminta mengumpulkan LKS. Guru bertanya kagi kepada siswa mengenai


pemahamannya dalam menjumlahkan bilangan satu kali menyimpan
dengan kantong bilangan.
Pada kegiatan akhir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini.
Namun belum ada siswa yang berani untuk memberikan kesimpulan
sehingga membuat kesimpulan masih dalam bimbingan guru. Selanjutnya
guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa dan
mengucap salam.

3) Siklus I Pertemuan III/Senin, 2 April 2018


Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Senin, 2 April 2018 yang berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam pelajaran)
yang dimulai pukul 10.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB. Materi
untuk pertemuan ini adalah penggunaan alat peraga kantong bilangan dalam
penjumlahan satu kali menyimpan dua bilangan tiga angka.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
siswa serta mengabsen daftar hadir siswa. Setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa dan mengondisikan siswa untuk menerima pembelajaran
dengan memberikan ice breaking yang menarik agar siswa bersemangat
dalam menerima pembelajaran. Pembelajaran pun dimulai. Guru
melakukan apersepsi dengan menanyakan kembali pemahaman siswa
mengenai penjumlahan satu kali menyimpan dengan kantong bilangan.
Sebagian besar siswa menjawab sudah paham cara menggunakan kantong
bilangan pada penjumlahan satu kali menyimpan. Siswa yang belum paham
kemudian diminta maju untuk mencoba mempraktikkan cara menggunakan
kantong bilangan. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3. Agar
siswa semakin paham, percobaan tersebut diikuti dengan penjelasan dari
guru.
46

Gambar 4.3
Siswa Melakukan Penjumlahan Satu Kali Teknik Menyimpan
Dua Bilangan Tiga Angka dengan Kantong Bilangan

Setelah siswa paham, guru memberikan LKS, kantong bilangan serta


beberapa sedotan dengan warna tiga warna berbeda kepada siswa. Pada saat
mengerjakan LKS, guru berkeliling kelas membantu siswa jika masih ada
yang merasa kesulitan. Ada seorang siswa yang bertanya mengenai soal
cerita pada LKS tersebut, “Bu bagaimana cara menyelesaikan soal ini?”,
guru pun menjelaskan bahwa siswa terlebih dahulu harus menghitung
penjumlahan pada soal tersebut lalu membuat kesimpulan dengan membuat
kalimat seperti: jadi, jumlah jagung Pak Tani yang berhasil dipanen adalah
150 buah. Kegiatan selanjutnya setelah siswa selesai mengerjakan LKS,
guru bersama siswa mengevaluasi jawaban dari pertanyaan yang terdapat di
LKS. Guru melakukan konfirmasi kegiatan pembelajaran dengan bertanya,
“Apakah sekarang kalian sudah paham cara menggunakan kantong
bilangan dalam penjumlahan satu kali menyimpan?” secara bersamaan
siswa menjawab, “Sudah Bu..”. Guru menjelaskan bahwa materi yang akan
dipelajari berikutnya adalah penjumlahan dua kali menyimpan.
Pembelajaran diakhiri dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam.
47

4) Siklus I Pertemuan IV/Selasa, 3 April 2018


Pada pertemuan ini dilakukannya tes siklus I untuk siswa, tes siklus I ini
diikuti oleh seluruh siswa, yaitu sebanyak 22 siswa. Diadakannya tes siklus
I dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui kemampuan pemahaman
konsep pada siswa kelas II B. Tes siklus I sebanyak 5 (lima) butir soal untuk
mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa. Pertemuan ini
berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam pembelajaran).

Gambar 4.4
Kegiatan Tes Pemahaman Konsep Siklus I

Pelaksanaan tes siklus I seperti yang terlihat pada Gambar 4.4 berjalan
dengan lancar, kondisi kelas pada saat itu juga berlangsung cukup kondusif.
Namun demikian, ada beberapa siswa yang tidak paham dengan soalnya,
tetapi setelah dijelaskan oleh peneliti, siswa tersebut dapat memahaminya.
Secara keseluruhan proses pada tes siklus I berlangsung dengan baik dan
tertib.
Kegiatan penutup, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan lembar
jawabannya di meja guru. Namun terdapat beberapa siswa yang
mengerjakannya melebihi waktu yang telah ditentukan, sehingga guru pun
membimbing siswa tersebut untuk menyelesaikannya. Selanjutnya guru
menutup pembelajaran dengan mengucap lafadz hamdalah dan salam.
48

c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan siklus I
berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas II B selaku observer
dalam penelitian yang mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas
pengajar dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan
lembar observasi aktivitas mengajar guru yang terdiri dari 10 item
pernyataan di setiap lembar instrumen.
Pada saat siklus I pertemuan pertama yang membahas materi
penjumlahan satu kali menyimpan dua bilangan dua angka dengan
menggunakan kantong bilangan, terdapat beberapa siswa yang masih
kurang paham cara menggunakan kantong bilangan. Beberapa siswa tidak
teliti dan terburu-buru ketika menghitung jumlah sedotan yang menyatakan
jumlah bilangan. Suasana kelas juga menjadi tidak kondusif ketika guru
meminta perwakilan siswa mencoba menggunakan kantong bilangan.
Namun demikian, siswa tetap terlihat antusias ketika guru menjelaskan cara
menggunakan kantong bilangan dalam penjumlahan satu kali teknik
menyimpan.
Pada pertemuan kedua dan ketiga siswa semakin mengerti cara
menggunakan kantong bilangan dalam penjumlahan satu kali menyimpan.
Walaupun masih ada beberapa siswa yang terlihat bingung dan belum
paham, guru memberikan bimbingan sampai siswa tersebut memahaminya.
Pada akhir siklus I pertemuan keempat, guru memberikan siswa soal tes
siklus I yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan
pemahaman konsep penjumlahan teknik menyimpan dengan menggunakan
alat peraga kantong bilangan. Kemudian pada Tabel 4.1 dicantumkan
persentase hasil belajar siswa berdasarkan nilai tes akhir siklus I yang
dikerjakan oleh siswa.
49

Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Kantong Bilangan
Siklus I

Statistik Nilai
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 68
Persentase rata-rata nilai siswa 80%
Jumlah siswa yang tuntas 16
Jumlah siswa yang belum tuntas 6

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai


nilai persentase 80% yang menandakan bahwa siswa telah memahami
konsep penjumlahan teknik menyimpan dengan baik. Didapat hasil
ketuntasan belajar selama siklus I sebesar 73%, yang berarti 16 orang siswa
mencapai nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu 71. Hasil belajar menjadi
tolak ukur bahwa siswa telah memahami konsep penjumlahan teknik
menyimpan yang dipelajari selama tiga kali pertemuan menggunakan alat
peraga kantong bilangan. Semakin tinggi persentase yang diraih, semakin
besar pula peningkatan pemahaman konsep penjumlahan teknik
menyimpan yang dimiliki siswa. Hasil ini dikatakan optimal namun masih
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat pemahaman
konsep penjumlahan teknik menyimpan yang diterima siswa.

d. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan pada pertemuan keempat pada hari Selasa,
3 April 2018. Refleksi tersebut dilakukan sebagai pengamatan akan
keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu
meningkatkan pemahaman siswa pada materi penjumlahan satu kali
menyimpan dalam proses pembelajaran. Apabila hasil analisis siklus I
sudah menunjukkan indikator pemahaman konsep siswa, maka penelitian
50

dihentikan. Tetapi apabila indikator pemahaman konsep siswa tersebut


belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Pada siklus I, guru kurang memberikan apersepsi karena guru harus
menyiapkan alat peraga kantong bilangan sehingga guru kehabisan waktu
untuk melakukan kegiatan apersepsi. Kurangnya interaksi antara guru dan
siswa dalam pembelajaran sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk
bertanya atau mengeluarkan pendapat. Siswa tidak tertib saat pembelajaran
berlangsung serta terdapat beberapa siswa yang belum memahami dengan
benar cara menggunakan kantong bilangan. Hasil refleksi tersebut dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I

No. Kekurangan/ Kendala Perencanaan Perbaikan Siklus I


Guru lebih mempersiapkan diri
Guru kurang memberikan dalam pembelajaran dan
1. apersepsi dalam memberikan ice breaking agar
pembelajaran siswa bertambah semangat dan
tertarik mengikuti pembelajaran.
Guru kurang memfasilitasi Guru memberikan kesempatan
2. siswa untuk bertanya atau kepada siswa untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat mengelurkan pendapat
Siswa tidak tertib saat Guru menerapkan sistem poin
3. menggunakan alat peraga dalam pembelajaran agar siswa
kantong bilangan lebih tertib.
Beberapa siswa belum
Guru meminta siswa untuk
memahami cara
4. mempraktikkan cara
menggunakan kantong
menggunakan kantong bilangan
bilangan

Berdasarkan hasil refleksi yang tertera, pada siklus II guru sebaiknya


melakukan beberapa apersepsi yang menarik sehingga siswa lebih
51

bersemangat dalam belajar. Guru juga dapat menerapkan aturan dalam


pembelajaran, misalnya dengan sistem poin atau reward lainnya bagi siswa
yang tertib. Selain itu guru juga harus banyak melakukan interaksi kepada
murid dan membimbing siswa yang belum paham menggunakan kantong
bilangan secara benar.
2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil refleksi dari
tindakan pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus I menyatakan bahwa rata-
rata yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan, sehingga
tindakan pembelajaran siklus II perlu dilakukan. Adapun langkah-langkah
kegiatan siklus II sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini guru membuat perencanaan sebelum dilaksanakannya
tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian, yaitu lembar observasi siswa, lembar observasi guru, catatan
lapangan, lembar kerja siswa, dan lembar tes siklus I pada akhir siklus dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) selama 3 kali pertemuan yang masing-masing
pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Mata pelajaran yang
tertuang pada RPP adalah mata pelajaran matematika dengan menggunakan
alat peraga kantong bilangan dalam upaya meningkatkan pemahaman
konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan. Selanjutnya menyusun
materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu, pada
pertemuan pertama mengenai penjumlahan satu kali menyimpan dua
bilangan dua angka, pada pertemuan kedua mengenai penjumlahan satu kali
menyimpan bilangan tiga angka dan dua angka, sedangkan pada pertemuan
ketiga mengenai penjumlahan satu kali menyimpan dua bilangan tiga angka.
Materi tersebut sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD) dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).Guru
menyiapkan perlengkapan alat peraga kantong bilangan yang terdiri dari
52

beberapa gelas aqua, sedotan berwarna merah, kuning, dan hijau, dan
lembar kerja siswa (LKS).

b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak empat kali
pertemuan, tiga kali pertemuan untuk proses pembelajaran dari tanggal 5
April 2018 sampai dengan 10 April 2018 dan satu pertemuan untuk tes akhir
siklus II pada tanggal 12 April 2018 dengan alokasi waktu masing-masing
tindakan dan tes adalah 2 x 30 menit (2 jam pembelajaran).
1) Siklus II Pertemuan V/Kamis, 5 April 2018
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kelima dilaksanakan pada hari
Kamis, 5 April 2018 yang berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam
pelajaran) yang dimulai pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB.
Materi untuk pertemuan ini adalah penggunaan alat peraga kantong
bilangan dalam penjumlahan dua kali menyimpan dua bilangan dua angka.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
siswa serta mengabsen daftar hadir siswa. Setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa dan mengondisikan siswa untuk menerima pembelajaran
dengan memberikan ice breaking yang menarik agar siswa bersemangat
dalam menerima pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan apersepsi
dengan menggali pemahaman siswa mengenai materi sebelumnya tentang
penjumlahan satu kali menyimpan. Guru memberi penjelasan kembali
tentang penjumlahan teknik menyimpan dan penggunaan kantong bilangan.
Kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Pada Gambar 4.5 saat memberikan penjelasan, guru meminta siswa
yang belum terlalu paham penjumlahan dua kali menyimpan dua bilangan
dua angka untuk melakukan percobaan dengan menggunakan kantong
bilangan. Pada pertemuan ini suasana kelas lebih kondusif dibanding
pertemuan sebelumnya ketika siswa saling berlomba-lomba maju
memperagakan cara menggunakan kantong bilangan. Setelah kegiatan
tersebut, guru membagikan LKS, kantong bilangan dan sedotan. Pada saat
53

mengerjakan, ada beberapa siswa yang tidak tertib. Guru pun mengingatkan
bahwa apabila ada yang tidak tertib maka akan dikurangi 3 poin. Kelas pun
kembali kondusif. Guru berkeliling membimbing siswa yang masih terlihat
kesulitan. Siswa juga sudah mulai terbiasa bertanya jika ada yang tidak
dimengerti.

Gambar 4.5
Guru Menjelaskan Penjumlahan Dua Kali Teknik Menyimpan Dua
Bilangan Dua Angka dengan Kantong Bilangan

Setelah selesai mengerjakan, LKS pun dikumpulkan. Guru melakukan


konfirmasi kepada siswa dengan menanyakan materi yang baru saja
dipelajari dan meminta seorang perwakilan siswa untuk membuat
kesimpulan. Kemudian guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar
dan menutup pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa serta
mengucapkan salam.

2) Tahap Siklus II Pertemuan VI/Senin, 9 April 2018


Pelaksanaan pembelajaran pertemuan keenam dilaksanakan pada hari
Senin, 9 April 2018 yang berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam pelajaran)
yang dimulai pukul 10.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB. Materi
untuk pertemuan ini adalah penggunaan alat peraga kantong bilangan dalam
penjumlahan dua kali menyimpan bilangan tiga angka dan dua angka.
54

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar


siswa serta mengabsen daftar hadir siswa. Setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa dan mengondisikan siswa untuk menerima pembelajaran
dengan memberikan ice breaking yang menarik agar siswa bersemangat
dalam menerima pembelajaran. Selanjutnya seperti biasa guru memberikan
apersepsi kepada siswa dengan menanyakan pemahaman siswa pada materi
di pertemuan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya adalah guru menjelaskan
penggunaan kantong bilangan pada penjumlahan dua kali menyimpan
bilangan dua angka dan tiga angka. Siswa menyimak penjelasan guru
dengan baik, walaupun masih ada satu-dua orang yang sibuk sendiri dengan
aktivitasnya.
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa diminta kembali
berkumpul dengan kelompoknya. Siswa berkumpul dengan teman
kelompoknya yang memiliki nomor seperti sama sudah diterapkan pada
pertemuan kedua. Guru pun memberikan LKS dan kantong bilangan serta
sedotan kepada setiap kelompok. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan
LKS dengan berdiskusi bersama kelompoknya. Kegiatan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.6 di bawah ini.

Gambar 4.6
Siswa Secara Berkelompok Melakukan Penjumlahan Dua Kali
Teknik Menyimpan Bilangan Dua dan Tiga Angka dengan
Kantong Bilangan
55

Guru seperti biasa memberi bimbingan kepada siswa/kelompok yang


masih mengalami kesulitan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan
LKS, guru menunjuk masing-masing satu nomor yang berbeda dari setiap
kelompok untuk mempresentasikan jawabannya. Hampir semua siswa
menyimak presentasi temannya dengan cukup baik, walaupun masih ada
beberapa siswa yang mengobrol dengan teman kelompoknya. Setelah
semua perwakilan kelompok mempresentasikan jawaban, guru meminta
perwakilan setiap kelompok untuk mengumpulkan LKS. Guru melakukan
konfirmasi seperti biasa dengan bertanya kepada siswa mengenai hal-hal
yang belum dipahami pada pertemuan kali ini. Guru juga memberi tahu
materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan berpesan agar
siswa tetap rajin belajar. Kemudian pembelajaran ditutup guru dengan
mengajak siswa berdoa dan mengucapkan salam.

3) Siklus II Pertemuan VII/Selasa, 10 April 2018


Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketujuh dilaksanakan pada hari
Selasa, 10 April 2018 yang berlangsung selama 2 x 30 menit (2 jam
pelajaran) yang dimulai pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB.
Materi untuk pertemuan ini adalah penggunaan alat peraga kantong
bilangan dalam penjumlahan dua kali menyimpan dua bilangan dua angka.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
siswa serta mengabsen daftar hadir siswa. Setelah itu guru mengajak siswa
untuk berdoa dan mengondisikan siswa untuk menerima pembelajaran
dengan memberikan ice breaking yang menarik agar siswa bersemangat
dalam menerima pembelajaran. Pertemuan ketujuh ini merupakan
pembelajaran terakhir siswa dalam menggunakan kantong bilangan.
Pembelajaran dimulai oleh guru dengan menanyakan kembali pemahaman
siswa pada materi yang sudah diajarkan di pertemuan sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan oleh guru dengan membacakan
sebuah soal cerita yang berhubungan dengan penjumlahan dua kali
56

menyimpan. Kegiatan tersebut diterapkan agar siswa semakin paham


mengenai operasi penjumlahan menyimpan sehingga mampu
menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan penjumlahan
menyimpan pada kehidupan sehari-hari. Selesai membacakan soal cerita,
guru bertanya, “Bagaimana cara menyelesaikan soal cerita ini?, adakah
yang ingin membantu ibu menyelesaikan soal cerita ini dengan kantong
bilangan?”, semua siswa pun mengacungkan tangan dan menjawab, “Saya
Bu.. saya saja”. Guru memilih beberapa perwakilan siswa yang belum
pernah maju untuk mencoba menyelesaikan soal cerita tersebut dengan
kantong bilangan. Siswa yang ditunjuk mempraktikannya dengan baik dan
sudah tidak dibimbing oleh guru lagi. Hal tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.7 di bawah ini.

Gambar 4.7
Siswa Melakukan Penjumlahan Dua Kali Teknik Menyimpan
Dua Bilangan Tiga Angka dengan Kantong Bilangan

Setelah siswa yang ditunjuk berhasil menyelesaikan soal cerita dengan


kantong bilangan, guru menjelaskan kembali mengenai penjumlahan dua
kali menyimpan pada dua bilangan tiga angka. Agar siswa semakin paham
pada operasi penjumlahan dua kali menyimpan, guru memberikan LKS
kepada siswa secara individu. Siswa mengerjakan LKS dengan tenang dan
57

tertib. Walaupun tidak ada siswa yang mengalami kesulitan saat


mengerjakan LKS, guru tetap berkeliling kelas memeriksa pekerjaan siswa.
Banyak siswa yang selesai mengerjakan LKS sebelum waktu yang
ditentukan habis. Selanjutnya guru bersama siswa mengevaluasi jawaban
LKS. Guru bertanya lagi apakah masih ada siswa yang tidak mengerti cara
menggunakan kantong bilangan dan cara menyelesaikan penjumlahan baik
penjumlahan satu kali teknik menyimpan maupun penjumlahan dua kali
teknik menyimpan. Ternyata semua siswa sudah paham. Guru menutup
pembelajaran dengan berpesan kepada siswa agar rajin mengulang pelajaran
di rumah karena pertemuan selanjutnya akan diadakan tes kedua. Setelah itu
guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri pembelajaran dan
mengucapkan salam.

4) Siklus II Pertemuan VIII/Kamis, 12 April 2018


Pada pertemuan terakhir, dilaksanakan tes akhir siklus II yaitu tes
pemahaman konsep siswa. Tujuannya untuk mengetahui peningkatan
kemampuan pemahaman konsep siswa dari siklus I ke siklus II.

Gambar 4.8
Kegiatan Tes Pemahaman Konsep Siklus II

Pada pelaksanaan tes siklus II ini semua siswa hadir dengan posisi yang
sudah teratur. Peneliti langsung membagikan soal tes akhir siklus II yang
58

berjumlah 5 butir soal. Siswa diberikan waktu dua jam pelajaran untuk
menyelesaikannya. Berbeda dengan tes akhir siklus I yang dilaksanakan
pada tanggal 3 April 2018 yang terlihat siswa masih kebingungan dengan
soal tes akhir siklus tersebut. Pada tes akhir siklus II yang dilaksanakan pada
tanggal 12 April 2018 siswa tampak lebih tenang dalam mengerjakan soal
tersebut. Sebelum bel berbunyi, beberapa siswa tampak telah
menyelesaikan tes akhir siklus II. Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan lembar jawaban tes akhir siklus II. Selanjutnya guru
bersama siswa menutup pembelajaran dengan mengucapkan lafadz
hamdalah dan salam.

c. Tahap Observasi
Tahap ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan sama seperti
tahap observasi yang dilakukan pada siklus I. Observasi dilakukan oleh
observer, dimana guru kelas II B berperan sebagai observer dalam penelitian
ini yang mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas pengajar dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar observasi
aktivitas mengajar guru. Namun tugas observer pada tahap observasi di
siklus II hanya menitik beratkan pada pembelajaran yang belum tercapai di
siklus I.
Proses pelaksanaan tindakan siklus II yang dilaksanakan berjalan
sesuai yang diharapkan. Pada aktivitas mengajar guru sudah mengalami
peningkatan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas
mengajar guru pada siklus II, yaitu siswa semakin paham cara menggunakan
kantong bilangan karena siswa yang belum paham terlibat langsung dalam
menggunakan kantong bilangan. Siswa semakin tertib dan antusias dalam
proses pembelajaran karena diberlakukannya sistem poin. Selain itu siswa
juga semakin berani dalam bertanya maupun mengeluarkan pendapat
karena difasilitasi oleh guru. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tes
pemahaman siklus II yang dilakukan setelah pemberian tindakan pada siswa
mengenai konsep penjumlahan teknik menyimpan dengan menggunakan
59

alat peraga kantong bilangan. Berikut adalah hasil tes pemahaman siklus II
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Kantong Bilangan
Siklus II

Statistik Nilai
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Persentase rata-rata nilai siswa 86,6%
Jumlah siswa yang tuntas 21
Jumlah siswa yang belum tuntas 1

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat adanya peningkatan hasil belajar


siswa. Rata-rata nilai siswa pada tes akhir siklus II mencapai 86,6%
sedangkan pada tes akhir siklus I hanya mencapai 80%. Selain itu pada tes
akhir siklus II jumlah persentase siswa yang mencapai nilai KKM juga
meningkat. Dari 22 jumlah siswa sebanyak 21 siswa memperoleh nilai
diatas KKM dan hanya 1 orang siswa yang masih belum mencapai nilai
KKM. Sedangkan pada tes akhir siklus I, dari 22 jumlah siswa, hanya 18
siswa yang mencapai nilai KKM dan masih ada 4 siswa yang belum
mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II telah mencapai
indikator keberhasilan yang diharapkan yakni meningkatnya pemahaman
konsep siswa yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan pada pertemuan kedelapan pada hari
Kamis, 12 April 2018. Tahap tindakan refleksi pada siklus II mengambil
dan mengelola data keseluruhan yang terjadi pada tindakan siklus I, baik
berupa data pada saat proses pembelajaran yang terjadi pada siklus II
maupun data peningkatan setiap indikator pemahaman konsep penjumlahan
teknik menyimpan yang dilakukan pada akhir siklus I. Dari data-data
tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran serta
60

adanya peningkatan pada pemahaman konsep penjumlahan teknik


menyimpan untuk setiap indikatornya. Pada siklus II semua indikator
mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, peneliti tidak
melanjutkan penelitian pada siklus selanjutnya.

B. Analisis Data
1. Pemahaman Konsep Penjumlahan Teknik Menyimpan Siswa
Untuk mengetahui pemahaman konsep penjumlahan teknik menyimpan
siswa yang dibangun pada saat pembelajaran matematika dengan menggunakan
alat peraga kantong bilangan akan dilakukan penskoran pada instrumen
penelitian yaitu LKS dan Tes Uji Pemahaman yang dikerjakan siswa serta
ketuntasan belajar siswa.
Tabel 4.4
Rata-rata Skor Instrumen Penelitian Siklus I Pada Setiap Pertemuan

Pertemuan Ke- Rata-rata Tes Uji Jumlah Siswa

1 2 3 (%) Pemahaman yang Tuntas

76, 5 80, 5 82,5 79,8% 80% 16

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata pemahaman


konsep penjumlahan teknik menyimpan siswa pada pembelajaran matematika
di kelas II pada siklus I mengalami peningkatan di setiap pertemuannya, dengan
rincian sebagai berikut: Pada pertemuan I didapatkan rata-rata hasil nilai LKS
sebesar 76,5, pada pertemuan 2 sebesar 80,5, pada pertemuan 3 sebesar 82,5
dan pada tes uji pemahaman siklus I sebesar 80%. Persentase rata-rata
keseluruhan skor LKS sebesar 79,8% diikuti dengan rata-rata tes uji
pemahaman siklus I sebesar 80% telah melewati KKM yang telah ditetapkan
oleh SD Islam Plus Darul Musthofa yaitu 71. Sementara jumlah siswa yang
tuntas atau telah melewati nilai KKM adalah 16 orang siswa. Pada siklus II,
didapatkan hasil yang sama dengan siklus I yang menunjukkan bahwa terjadi
61

peningkatan rata-rata skor LKS dan tes uji pemahaman seperti yang dilihat pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Rata-rata Skor Instrumen Penelitian Siklus II Pada Setiap Pertemuan

Pertemuan Ke- Rata-rata Tes Uji Jumlah Siswa


1 2 3 (%) Pemahaman yang Tuntas
78,5 84,5 88,5 83,8% 86,6% 21

Pada pertemuan 1, didapatkan rata-rata skor LKS sebesar 78,5, diikuti


dengan pertemuan 2 sebesar 84,5 dan pertemuan 3 sebesar 88,5, dengan
persentase rata-rata keseluruhan sebesar 83,8%. Sementara hasil rata-rata tes uji
pemahaman siklus II sebesar 86,6%. Rata-rata tersebut telah melewati KKM
yang ditetapkan oleh SD Islam Plus Darul Musthofa yaitu 71. Jumlah siswa
yang tuntas atau berhasil melewati KKM sebesar 21 orang. Hasil rata-rata skor
instrumen kedua siklus dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6
Hasil Rata-rata Skor Siswa Pada Siklus I dan II
Siklus I Siklus II
Instrumen Rata-rata Instrumen Rata-rata
LKS 79,8% LKS 83,8%
Tes Uji Tes Uji
80% 86,6%
Pemahaman Pemahaman
Rata-rata Rata-rata
Keseluruhan % 79,9% Keseluruhan % 85, 2%

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor LKS dan tes
pemahaman. Pada siklus I persentase rata-rata sebesar 79,9%, kemudian pada
siklus II meningkat menjadi 85,2%. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 18 orang, sementara pada siklus II jumlah siswa yang tuntas dalam
mengerjakan instrumen penelitian meningkat menjadi 21 orang siswa. Dapat
disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konsep penjumlahan teknik menyimpan
62

siswa kelas II SD Islam Plus Darul Musthofa meningkat di setiap siklus. Hasil
rata-rata skor LKS dan tes uji pemahaman telah melewati KKM yang ditetapkan
SD Islam Plus Darul Musthofa, serta ketuntasan belajar yang telah melewati
angka 75% menjadi tolak ukur yang menandakan peningkatan pemahaman
konsep penjumlahan teknik menyimpan siswa kelas II SD Islam Plus Darul
Musthofa pada penelitian ini. Diagram peningkatan persentase pemahaman
konsep dapat dilihat pada Diagram 4.1

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN


TEKNIK MENYIMPAN SISWA KELAS II SDIP DARUL
MUSTHAFA
90% 85.2%
79.9%
80%

70%

59.0%
60%

50%
Pra Penelitian Siklus I Siklus II

Diagram 4.1
Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Teknik Menyimpan
Siswa Kelas II SDIP Darul Musthafa
Berikut adalah analisis data dari setiap indikator pemahaman konsep pada
penelitian ini.
a. Translation (Penerjemahan)
Teknik ukur yang digunakan pada indikator ini dilakukan secara tulisan.
Siswa diminta untuk menghitung jumlah objek yang tertera, menuliskan jumlah
bilangan dan bentuk penjumlahan bersusun pendek pada lembar LKS.
Pada masa pra penelitian, sebanyak 32% siswa belum dapat menghitung dan
menuliskan jumlah objek ke dalam bentuk bilangan serta menyusunnya menjadi
penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun pendek . Siswa masih
belum tepat saat menuliskan posisi tempat bilangannya. Pada tes akhir siklus I,
sebanyak 86% siswa menunjukkan pemahamannya terhadap indikator
translation. Siswa sudah dapat menghitung jumlah objek yang tertera,
63

menuliskan jumlah bilangan dan bentuk penjumlahan bersusun pendek dengan


tepat seperti yang tertera pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9
Jawaban dari Siswa yang Sudah Memahami Indikator Translation
pada Siklus I

Sebanyak 14% siswa masih belum memahami indikator translation yang telah
dipelajari di kelas. Dapat dilihat pada Gambar 4.10 jawaban dari siswa yang
masih salah dalam menghitung objek dan kurang tepat menuliskan posisi
tempat bilangan.

Gambar 4.10
Jawaban dari Siswa yang Belum Memahami Indikator Translation
pada Siklus I
64

Pada tes akhir siklus II, siswa diminta untuk mengubah angka menjadi objek
yang sesuai dengan jumlah bilangan yang tertera pada pertanyaan. Sebanyak
91% siswa menjawab dengan benar seperti yang terdapat pada Gambar 4.11
berikut ini.

Gambar 4.11
Jawaban dari Siswa yang Sudah Memahami Indikator Translation
pada Siklus II

Selama siklus II berlangsung, siswa diajak untuk bertanya jawab tentang


penjumlahan dengan teknik menyimpan, terutama dalam menempatkan
bilangan sesuai dengan nilai bilangannya yaitu ratusan, puluhan, dan satuan.
Selain itu guru juga menghampiri satu persatu siswa dan menanyakan sejauh
mana mereka mengetahui penjumlahan teknik menyimpan. Saat menggunakan
alat peraga kantong bilangan pun peneliti banyak memberikan petunjuk kepada
siswa agar mereka memahami sendiri seperti apa penjumlahan teknik
menyimpan itu. Kegiatan-kegiatan tersebut diyakini memberikan pengaruh
besar terhadap kemampuan siswa memahami penjumlahan dengan teknik
menyimpan. Peningkatan pada indikator translation ini dapat dilihat pada
diagram berikut ini.
65

PENINGKATAN PADA INDIKATOR TRANSLATION


100%

91%
90% 86%

80%

70% 68%

60%

50%
Pra Penelitian Siklus I Siklus II

Diagram 4.2
Peningkatan Pada Indikator Translation

Pada Diagram 4.2 ditampilkan persentase kemampuan siswa saat pra


penelitian pada indikator translation sebesar 68%, kemudian setelah diberikan
tindakan pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 86%, sementara pada siklus
II kembali meningkat menjadi 89%. Berdasarkan Diagram 4.2 serta analisis
yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa alat peraga kantong bilangan
dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dengan teknik
menyimpan pada indikator translation.

b. Interpretation (Penafsiran)
Pada indikator ini, siswa diminta untuk mengerjakan latihan penjumlahan
dengan teknik menyimpan. Saat siswa mengerjakan latihan pra penelitian,
sebanyak 42% siswa belum dapat menjawab latihan penjumlahan teknik
menyimpan dengan tepat. Sementara pada tes pemahaman siklus I, sebanyak
77% atau 17 orang siswa sudah menjawab soal dengan tepat dan mandiri, 5
orang siswa masih membutuhkan bimbingan dari guru. Berikut adalah
perbandingan gambar untuk jawaban yang benar dan jawaban yang belum tepat
saat tes akhir siklus I dilaksanakan.
66

Gambar 4.12
Jawaban dari Siswa yang Sudah Memahami Indikator Interpretation
pada Siklus I

Gambar 4.13
Jawaban dari Siswa yang Belum Memahami Indikator Interpretation
pada Siklus I
67

Gambar 4.14
Jawaban dari Siswa yang Sudah Memahami Indikator Interpretation
pada Siklus II

Berdasarkan dari evaluasi pada tes pemahaman siklus I, guru memberikan


sesi tanya jawab mengenai materi yang kurang dimengerti siswa. Selain itu,
guru juga memberikan bimbingan lebih kepada siswa yang masih kurang paham
untuk maju menyelesaikan penjumlahan teknik menyimpan menggunakan alat
peraga kantong bilangan, yang akhirnya memberi peningkatan pada tes akhir
siklus II. Sebanyak 82% atau 18 orang siswa mampu mengerjakan tes akhir
siklus II secara mandiri tanpa bertanya dan dibimbing oleh guru. Hal ini
mengindikasikan bahwa siswa telah memahami pertanyaan dan dapat
menerapkan konsep yang telah dipelajari pada latihan yang dikerjakan. Adapun
18% atau 4 orang sisanya masih membutuhkan bimbingan guru karena saat
belajar kurang memperhatikan penjelasan guru.
68

Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan peningkatan untuk indikator


interpretation.

PENINGKATAN PADA INDIKATOR INTERPRETATION


90%

82%

80% 77%

70%

60% 58%

50%
Pra Penelitian Siklus I Siklus II

Diagram 4. 3
Peningkatan Pada Indikator Interpretation

Pada Diagram 4.3, persentase kemampuan siswa dalam mengerjakan


penjumlahan dengan teknik menyimpan saat pra penelitian sebesar 58%.
Setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan pada kemampuan
siswa dalam mengerjakan penjumlahan teknik menyimpan menjadi 77%.
Peningkatan selanjutnya ditunjukkan pada hasil akhir siklus II yaitu sebesar
82%. Diagram tersebut menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga kantong
bilangan dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan teknik
menyimpan, khususnya pada indikator interpretation.

c. Ekstrapolation (Ekstrapolasi)
Pada indikator ekstrapolation ini, siswa diminta untuk menyelesaikan soal
cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada materi penjumlahan
teknik menyimpan dengan cara bersusun pendek. Saat mengerjakan latihan pra
penelitian, hanya 52% siswa yang mampu menyelesaikan soal tersebut dengan
langkah langkah yang benar. Sisanya hanya menyelesaikan penjumlahan
69

bersusun pendek tanpa mengisi langkah diketahui, ditanya, dan tidak membuat
kesimpulan dari soal cerita. Setelah mendapat penjelasan dari guru, pada tes
akhir siklus I siswa mulai menunjukkan pemahamannya pada indikator ini yaitu
sebesar 73%, sedangkan siswa yang lainnya masih perlu dibimbing dan
dijelaskan lebih detail oleh guru. Siswa yang sudah dapat menyelesaikan soal
cerita dengan langkah-langkah yang benar dapat dilihat pada Gambar 4.16
berikut ini.

Gambar 4.15
Jawaban dari Siswa yang Sudah Memahami Indikator Ekstrapolation
pada Siklus I

Sebanyak 27% siswa masih belum memahami indikator ekstrapolation


dengan langkah yang tepat. Dapat dilihat pada Gambar 4.17 jawaban dari siswa
yang sudah benar saat menghitung jumlah bilangan, namun pada langkah
“ditanya” dan “diketahui” masih terdapat penempatan kalimat yang salah.
Selain itu, siswa juga tidak menuliskan kalimat kesimpulan pada soal cerita
tersebut.
70

Gambar 4.16
Jawaban dari Siswa yang Belum Memahami Indikator Ekstrapolation
pada Siklus I

Pada tes akhir siklus II, siswa diminta untuk menyelesaikan soal cerita
dengan dua kali menyimpan. Sebanyak 18 orang siswa sudah mampu
menyelesaikan penjumlahan soal cerita dengan langkah-langkah yang benar
seperti pada Gambar 4.18 berikut ini.

Gambar 4.17
Jawaban dari Siswa yang Sudah Memahami Indikator Ekstrapolation
pada Siklus II
71

Berdasarkan data dan gambar di atas, maka didapatkan persentase sebesar


82% siswa yang sudah mampu mengerjakan tes akhir siklus II secara mandiri.
Hal ini mengindikasikan bahwa siswa telah memahami pertanyaan dan dapat
menerapkan konsep yang telah dipelajari pada latihan yang dikerjakan. Berikut
ini adalah diagram yang menunjukkan peningkatan pada indikator
esktrapolation.

PENINGKATAN PADA INDIKATOR EKSTRAPOLATION


90%

82%
80%
73%

70%

60%

52%
50%

40%
Pra Penelitian Siklus I Siklus II

Diagram 4. 4
Peningkatan Pada Indikator Ekstrapolation

Pada Diagram 4.4 ditampilkan persentase kemampuan siswa saat pra


penelitian pada indikator ekstrapolation sebesar 52%. Setelah diberi tindakan
pada siklus I, terjadi peningkatan sebesar 73%. Peningkatan selanjutnya
ditunjukkan pada hasil akhir siklus II yaitu sebesar 82%. Berdasarkan Diagram
4.4 serta analisis yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa alat peraga
kantong bilangan dapat meningkatkan konsep operasi penjumlahan teknik
menyimpan pada indikator ekstrapolation.
72

2. Temuan Essensial
Peneliti akan memaparkan tentang temuan essensial yang ditemukan
selama penelitian di kelas II B SDIP Darul Musthofa berlangsung, baik di
siklus I maupun siklus II.
a. Temuan Essensial Siklus I
1) Pada siklus I proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
kantong bilangan masih belum begitu efektif dan kondusif. Siswa
terlihat bingung dan mengalami kesulitan selama menggunakan
kantong bilangan. Siswa juga masih banyak yang belum tertib.
Walaupun demikian, siswa terlihat semangat dan antusias ketika
guru meminta beberapa perwakilan siswa untuk maju
memperagakan cara menggunakan kantong bilangan. Untuk
membuat suasana kelas menjadi kondusif, guru memberikan aturan
yang berlaku untuk individu. Siswa yang tertib dan rapi selama
pembelajaran berlangsung akan mendapatkan 3 poin dan sebaliknya
jika siswa tidak tertib dan rapi akan dikurangi 3 poin.
2) Meski di siklus I proses pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga kantong bilangan masih mengalami beberapa kendala,
namun kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
mengalami peningkatan sebelum dilakukannya tindakan. Hal ini
disebabkan karena siswa turut berperan aktif dalam pembalajaran.
Pada saat guru menjelaskan, siswa selalu diminta mencoba
menyelesaikan operasi penjumlahan menyimpan dengan alat peraga
kantong bilangan. Dengan begitu, pemahaman siswa terhadap
penjumlahan menyimpan semakin menguat.
b. Temuan Essensial Siklus II
1) Pada siklus II pembelajaran dengan menggunakan kantong bilangan
sudah baik dan kondusif. Secara keseluruhan siswa sudah mulai
tertib dan sudah memahami dengan baik cara menggunakan kantong
bilangan sehingga tidak lagi dibimbing oleh guru.
73

2) Kemampuan pemahaman konsep pada siklus II pun mengalami


peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siklus II yang
menunjukkan peningkatan pada setiap indikatornya.
Dari hasil pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertemuan
pada siklus I guru masih mengalami kendala dalam melaksanakan
pembelajaran, namun pada siklus II sudah tidak ada lagi kendala. Hal ini
dikarenakan siswa sudah memahami dengan baik cara menggunakan
kantong bilangan pada operasi penjumlahan teknik menyimpan.
Kemampuan pemahaman konsep pun meningkat dengan baik dari siklus
I ke siklus II. Dengan menggunakan alat peraga kantong bilangan, siswa
dapat memahami konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan dengan
lebih aktif dan lebih antusias sehingga pembelajaran pun menjadi lebih
menyenangkan.

C. Pembahasan
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga
kantong bilangan, sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep
operasi penjumlahan teknik menyimpan. Teknik pemeriksaan keterpercayaan
yang digunakan untuk mengetahui bagaimana penggunaan alat peraga kantong
bilangan dalam meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan teknik
menyimpan siswa adalah teknik triangulasi yaitu pengumpulan data dari sumber
yang sama dengan menggunakan metode sebanyak dua siklus yang masing-
masing siklus terdiri dari empat tahapan yang saling berkesinambungan. Tahap
tersebut antara lain tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi.
Berdasarkan hasil analisis/refleksi diketahui bahwa pada siklus I hasil
penelitian belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni
peningkatan pemahaman konsep yang ditandai dengan hasil belajar, serta
kemampuan siswa mengoperasikan penjumlahan teknik menyimpan. Dengan
demikian, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan
74

perbaikan-perbaikan baik dari segi guru dalam mengajar maupun dari segi
siswa dalam belajar.
Pada siklus I diperoleh rata-rata skor pemahaman konsep sebesar 79,9%.
Hasil perolehan tersebut memenuhi target yang ditentukan, namun masih
diperlukan perbaikan supaya siswa lebih memahami konsep penjumlahan
teknik menyimpan. Guru pun melakukan beberapa perubahan metode mengajar
dengan melakukan tanya jawab, meminta siswa yang belum paham untuk
mengerjakan penjumlahan teknik menyimpan menggunakan kantong bilangan,
menerapkan sistem poin bagi siswa yang tidak tertib, dan memberikan motivasi
serta mendorong siswa untuk mengeluarkan pendapatnya.
Hasil refleksi tersebut diterapkan pada tindakan di siklus berikutnya
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa agar tercapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada penelitian ini. Dari hasil
tindakan yang diberikan pada siklus II ini hasil yang diperoleh menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Persentase rata-rata skor pemahaman konsep
menjadi 85,2%. Pemahaman konsep yang meningkat memiliki korelasi dengan
peningkatan hasil belajar siswa, yang berhasil ditunjukkan pada penelitian ini,
melalui alat peraga kantong bilangan, pemahaman konsep operasi penjumlahan
teknik menyimpan siswa meningkat dan siswa pun berhasil mengerjakan LKS
dan tes uji pemahaman dengan hasil belajar yang melampaui KKM.
Dari hasil ini peneliti berpendapat sama oleh para ahli bahwa hakikat
pembelajaran matematika MI/SD adalah usaha yang dilakukan oleh guru
kepada siswa MI/SD untuk membangun pemahaman terhadap matematika.
Proses pembangunan pemahaman inilah yang lebih penting dari pada hasil
belajar sebab pemahaman akan lebih bermakna kepada materi yang dipelajari. 56
Pemahaman seperti yang dijelaskan oleh Bloom adalah kemampuan untuk
mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan memaknai
arti dari bahan maupun materi yang dipelajari.57 Bloom juga menambahkan
bahwa pemahaman dibedakan menjadi tiga kategori yakni penerjemahan

56 Esti Yuli Widayanti, dkk., Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: Aprinta, 2009), h. 1-9.
57 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 157.
75

(translation), penafsiran (interpretation), dan ekstrapolasi (ekstrapolation).


Pada penelitian ini, pencapaian indikator translation yaitu memahami
penjumlahan dengan satu kali menyimpan dan dua kali menyimpan, pencapaian
pada indikator interpretation yaitu mengubah bentuk penjumlahan dari bentuk
gambar ke dalam bentuk simbol atau sebaliknya, sedangkan pencapaian pada
indikator ekstrapolation yitu menerapkan penjumlahan satu kali menyimpan
dan dua kali menyimpan dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep-konsep abstrak
yang dilakukan melalui proses penghitungan dan pengukuran dan dinyatakan
dengan angka-angka atau simbol-simbol serta memiliki hubungan yang logis.
Konsep dalam matematika merupakan ide atau gagasan yang dimungkinkan
untuk mengelompokkan (obyek) ke dalam contoh dan bukan contoh yang
merupakan sifat atau ciri yang ada dan umumnya mewakili sebuah pemikiran. 58
Pemahaman konsep adalah salah satu kecakapakan atau kemahiran
matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu
dengan menunjukkan pemahaman konsep nmatematika yang dipelajarinya,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep algoritma
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Siswa yang
sudah mampu menerjemahkan, menafsirkan, serta mengektrapolasi dapat
dikatakan bahwa ia telah memahami suatu konsep matematika.
Beberapa penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah
siswa kurang memahami konsep-konsep matematika dan kurang mampu
memecahkan persoalan matematika. Siswa yang menguasai konsep matematika
dengan baik, akan memperoleh jalan untuk memecahkan persoalan matematika,
dan sebaliknya. Dalam kegiatan pembelajaran, banyak siswa mengalami
kesulitan menyelesaikan soal matematika, salah satunya yang paling mendasar
adalah ketika menerapkan operasi perhitungan bilangan. Hal ini disebabkan
karena siswa tidak memahami konsep perhitungan bilangan dengan baik dan

58 Almira Amir, “Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Mate matika”,
Vol. 3, 2015, h. 15-16.
76

benar.59 Padahal konsep-konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan pada


umumnya siswa berpikir dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak.
Optimalisasi pembelajaran matematika di MI/SD perlu dilakukan, agar
siswa dapat memahami konsep-konsep dasar matematika. Salah satu konsep
dasar matematika yang perlu dipelajari siswa adalah penjumlahan bilangan
cacah dengan teknik menyimpan. Oleh karena itu, untuk memahami konsep
penjumlahan dengan teknik menyimpan, tidak terlepas dari peran guru sebagai
pendidik yang mampu menciptakan kondisi belajar yang menarik perhatian
siswa untuk belajar.60 Piage menyatakan bahwa siswa usia MI/SD berada pada
tahap operasional konkret. Artinya, pada usia tersebut kemampuan dalam
proses berpikirnya masih terikat dengan objek yang bersifat konkret yang dapat
ditangkap oleh panca indera. Siswa SD yang masih terikat dengan objek
konkret, tentunya memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang
dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat
dipahami dan dimengerti oleh siswa. 61 Harus kita akui bahwa media/alat peraga
memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran
yang menggunakan media/alat peraga yang tepat, akan memberikan hasil yang
optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan perlunya suatu media/alat peraga
konkret yang dapat merangsang perhatian siswa untuk belajar sehingga dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi penjumlahan teknik
menyimpan dapat dipahami dan bermakna. Salah satu pembelajaran yang dapat
digunakan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi
penjumlahan teknik menyimpan adalah alat peraga kantong bilangan.
Penggunaan kantong bilangan dalam pembelajaran berhitung khususnya
pada materi penjumlahan dengan teknik menyimpan memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya siswa lebih memahami materi yang disajikan, karena

59 Ibid, h. 14.
60Martianty Nalole, “Meningkatkan Keterampilan Siswa pada Pengurangan Bilangan Cacah dengan
Teknik Meminjam Melalui Media Kantong Bilangan di Kelas II SDN Pauwo Kecamatan Kabila
Kabupaten Bone Bolango”, Jurnal Inovasi, Vol. 8, 2011, h.1176.
61 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 1-2.


77

mereka dilibatkan secara langsung melakukan penjumlahan dalam proses


pembelajaran. Dalam proses pembelajaran penjumlahan dengan teknik
menyimpan melalui alat peraga kantong bilangan, siswa akan lebih tertarik
karena dapat melihat langsung peragaan yang dilakukan guru serta
mempraktikannya. Dengan demikian maka penggunaan alat peraga kantong
bilangan akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi
penjumlahan teknik menyimpan.
Berdasarkan grafik dan teori tersebut ditunjukkan bahwa adanya
peningkatan pemahaman konsep siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
dimulai dari kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II. Hal
tersebut menandakan keberhasilan penelitian berupa meningkatnya pemahaman
konsep siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan digunakannya alat peraga
kantong bilangan pada mata pelajaran matematika terhadap siswa kelas II SD
Islam Plus Darul Musthofa.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan
alat peraga kantong bilangan melalui dua siklus terhadap mata pelajaran
matematika materi penjumlahan dengan teknik menyimpan kepada siswa kelas
II SD Islam Plus Darul Musthofa Kelurahan Petukangan Selatan Kecamatan
Pesanggrahan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran menggunakan alat peraga kantong bilangan dapat
meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan menyimpan. Siswa
memahami penjumlahan teknik menyimpan melalui kantong bilangan,
dimana pada kantong bilangan tersebut terdapat kantong bernilai ratusan,
puluhan, dan satuan. Pemahaman siswa semakin menguat melalui
permainan-permainan yang mengharuskan siswa untuk menghitung
bilangan menggunakan sedotan berwarna hijau yang bernilai satuan, kuning
bernilai puluhan, dan merah bernilai satuan.
2. Hasil akhir penelitian menunjukkan persentase hasil rata-rata skor
instrument penelitian pada siklus I sebesar 79,9% yang meningkat pada
siklus II menjadi 85,2%.
Dengan demikian, penggunaan alat peraga kantong bilangan pada mata
pelajaran matematika materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dapat
meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan teknik menyimpan
siswa.

B. Implikasi
Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian yang sudah dijabarkan pada Bab
IV, maka implikasi dari hasil-hasil tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Dengan meningkatnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam
kegiatan pembelajaran melalui penggunaan alat peraga kantong bilangan,

78
79

maka dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru
untuk memilih dan menerapkan penggunaan alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman dalam mengajar.
2. Kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
dapat membuat siswa lebih antusias dan mampu berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

C. Saran
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kegiatan penelitian, peneliti
memberikan saran agar guru sebaiknya menerapkan aturan untuk
mengondusifkan siswa yang tidak tertib selama proses pembelajaran
berlangsung. Siswa sebaiknya lebih teliti dalam menghitung jumlah sedotan
agar tidak salah dalam menjumlahkan bilangan.. Diharapkan alat peraga
kantong bilangan ini bisa digunakan terus dalam pembelajaran penjumlahan
teknik menyimpan. Alangkah baiknya guru menyiapkan alat peraga ini sesuai
dengan jumlah murid atau kelompok agar pembelajaran lebih maksimal.
Namun tidak menutup kemungkinan jika ada alat peraga yang dianggap lebih
baik lagi dari kantong bilangan bisa guru gunakan dalam pembelajaran. Selain
itu, penggunaan alat peraga kantong bilangan dalam pembelajaran matematika
dapat juga diterapkan dalam materi yang lainnya seperti pengurangan dengan
teknik meminjam.
80

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Almira. Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran


Matematika, Jurnal Logaritma, 3, 2015.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

----------------- dan Setiyawan, Adi. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT,


Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2012.

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka, 2013.

Fathurrohman, Pupuh. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama,


2011.

Hamzah, Ali., dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran


Matematika. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014.

Handayani, Wiwik. “Peningkatan Pemahaman Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan


Menggunakan Alat Peraga Kantong Nilai Tempat Bilangan di Kelas II Semester I
Tahun 2012/2013 SD Negeri Bajomulyo Kecamatan Juwana”, Skripsi pada
Universitas Muhammadiyah Surakarta: 2012.

Hernawan, Asep Herry., dkk. Media Pembelajaran. Bandung: UPI Press, 2008.

Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2007.

-----------. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2012.

Kusrini, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka, 2014.

Lestari, Diah Putri, dkk. “Deskripsi Kesulitan Belajar pada Operasi Penjumlahan
dengan Teknik Menyimpan Siswa Kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan
81

Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012”, www.jurnal.fkip.uns.ac.id, 15


November 2017.
Lestari, Karunia Eka., dan Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung: Refika Aditama, 2015.

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta:


Rineka Cipta, 2010.

Murtinem, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Kertasinduyasa 03
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes dalam Pokok Bahasan Penjumlahan
Teknik Menyimpan Melalui Alat Peraga Kantong Nilai Plastik Transparan.”,
Skripsi pada Universitas Negeri Semarang: 2006.

Nalole, Martianty. Meningkatkan Keterampilan Siswa pada Pengurangan Bilangan


Cacah dengan Teknik Meminjam Melalui Media Kantong Bilangan di Kelas
II SDN Pauwo Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Jurnal
Inovasi, Vol. 8, 2011.

Purniati, Tia. Matematika. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam


Departemen Agama RI, 2009.

Putra, Sitiatava Rizema. Berbagai Alat Bantu untuk Memudahkan Belajar


Matematika. Yogyakarta: DIVA Press, 2012.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,


2013.

------------------. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,


2011.

Soedjadi, R. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Depdiknas, 2000.
82

Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


2003.

Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Jakarta:


Universitas Terbuka, 2007.

Sulistyowati, “Meningkatkan Pemahaman Konsep Tentang Pokok Bahasan Penjumlahan


dan Pengurangan Pecahan Melalui Pemanfaatan Alat Peraga dan Lembar Kerja
pada Siswa Kelas IV SD Wonosari 02 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”,
Skripsi pada Universitas Negeri Semarang: 2007.

Sukardi, M. Metodologi Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan


Pengembangannya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.

Sundayana, Rostina. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.


Bandung: Alfabeta, 2014.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.

Tampubolon, Saur. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga, 2013.

Walle, John A. Van de. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama, 2008.

Widayanti, Esti Yuli., dkk. Pembelajaran Matematika MI. Surabaya: Apinta, 2009.

Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.


83

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 4 Lembar Hasil Wawancara Guru
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan III
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan IV
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan V
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan VI
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa I
Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa II
Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa III
Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa IV
Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa V
Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa VI
Lampiran 17 Lembar Wawancara Siswa Pada Pra Penelitian
Lampiran 18 Lembar Respon Siswa
Lampiran 19 Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Konsep Penjumlahan Teknik
Menyimpan
Lampiran 20 Lembar Soal Pra Penelitian
Lampiran 21 Lembar Soal Tes Akhir Siklus I
Lampiran 22 Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I
Lampiran 23 Lembar Soal Tes Akhir Siklus II
Lampiran 24 Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II
Lampiran 25 Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lampiran 26 Lembar Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 27 Lembar Catatan Lapangan
84

Lampiran 28 Instrumen Face Validity


Lampiran 29 Hasil Penilaian Pra Penelitian
Lampiran 30 Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 31 Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 32 Hasil Penilaian Tes Pemahaman Konsep
Lampiran 33 Dokumentasi
Lampiran 34 Uji Referensi
Lampiran 35 Biodata Penulis
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

Jakarta, April 2018


Lampiran 4

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU

Nama Sekolah : SD Islam Plus Darul Musthofa


Alamat Sekolah : Jl. Sabar I No. 27 Kel. Petukangan
Selatan Kec. Pesanggrahan, Jakarta
Selatan
No Pertanyaan Jawaban

Untuk kelas 1 dan 4


Apa kurikulum yang digunakan
menggunakan K13, sedangkan
1 di SD Islam Plus Darul
kelas 2,3,5, dan 6 masih
Musthofa?
menggunakan KTSP.

Kalau saya lihat, anak-anak


Apakah menurut Ibu siswa cukup antusias walau beberapa
2 antusias terhadap pembelajaran masih ada yang kurang
matematika? bersemangat dalam
memperhatikan pelajaran.

Bagaimana pembelajaran yang Cukup kondusif, tetapi


3
belangsung di kelas? terkadang juga ramai.

Apakah terjadi kesulitan atau Selama proses KBM pasti ada


kendala dalam proses KBM saja kesulitan yang dihadapi,
4 pada mata pelajaran biasanya ada siswa lambat dalam
matematika, baik untuk guru memahami materi yang
maupun siswa? diajarkan guru.

5 Berapakah nilai Kriteria Di sekolah ini KKM matematika


Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 71.
untuk mata pelajaran
matematika?

Apakah nilai siswa sudah Ada yang sudah tetapi ada juga
6
mencapai KKM? yang belum mencapai KKM.

Biasanya saya lebih sering


Apa metode pembelajaran yang
menyampaikan pembelajaran
7 biasa Ibu gunakan dalam proses
dengan metode penjelasan
pembelajaran matematika?
(ceramah).

Apakah Ibu sering Dalam proses KBM mata


menggunakan media/alat peraga pelajaran matematika jarang
8
dalam proses pembelajaran sekali menggunakan media/alat
matematika? peraga.

Apakah siswa berperan aktif Hanya beberapa siswa saja yang


9 dalam proses KBM pada mata suka bertanya-jawab dalam
pelajaran matematika? pembelajaran matematika.

Apakah Ibu pernah Belum pernah. Biasanya saya


menggunakan media/alat peraga hanya menjelaskan materi
10 dalam menyampaikan materi tersebut dengan metode ceramah
penjumlahan teknik sambil menjelaskan di papan
menyimpan? tulis.
Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Islam Plus Darul Musthofa


Kelas/Semester : II (Dua) /II (Dua)
Pertemuan ke : 1(Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 JP (2×30 menit)

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

B. Kompetensi Dasar
1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.4.1 Memahami penjumlahan satu kali teknik menyimpan menggunakan
kantong bilangan
1.4.2 Mengubah penjumlahan satu kali teknik menyimpan dari bentuk gambar
ke dalam bentuk simbol
1.4.3 Menjumlahkan dua bilangan dua angka dengan satu kali teknik
menyimpan

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan kantong bilangan, siswa dapat memahami
penjumlahan satu kali teknik menyimpan dengan benar
2. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengubah penjumlahan satu kali
teknik menyimpan dari bentuk gambar ke dalam bentuk simbol dengan tepat
3. Dengan berlatih soal menggunakan kantong bilangan, siswa dapat
menjumlahkan dua bilangan dua angka dengan satu kali teknik menyimpan
dengan benar

E. Materi Pembelajaran
Materi pokok : Penjumlahan dengan teknik menyimpan sampai bilangan
500
Sub materi : Penjumlahan satu kali teknik menyimpan (dua bilangan dua
angka)
Satu kali teknik menyimpan penjumlahan dua bilangan dua angka
Perhatikan contoh berikut

28 + 17 = ….
Cara 1
Bersusun panjang
28 = 20 + 8
17 = 10 + 7 +
= 30 + 15
= 30 + 10 + 5
= 40 + 5
= 45
Cara 2
Bersusun pendek
1 simpanan
2 8
1 7 +
4 5 tahap 1
satuannya 8 + 7 = 15. Tulis 5 simpan 1
tahap 2
puluhannya 2 + 1 + 1 (simpanan) = 4
Jadi 28 + 17 = 45
F. Strategi, Model, dan Metode Pembelajaran
Tanya jawab, demonstrasi, worksheet (penugasan)

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Tahap
Deskripsi Kegiatan Waktu

- Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar


Kegiatan
siswa serta mengabsen daftar kehadiran siswa
Awal 5 menit
- Guru mengajak siswa untuk berdoa
- Guru mengondisikan siswa untuk menerima
pembelajaran (berupa ice breaking)
Apersepsi:
- Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai operasi
penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan
penjumlahan dengan teknik menyimpan
Eksplorasi:
- Guru memperkenalkan alat peraga kantong bilangan
- Guru menjelaskan cara menggunakan kantong
bilangan pada penjumlahan satu kali teknik
Kegiatan 50
menyimpan
Inti menit
- Guru meminta beberapa siswa melakukan percobaan
penjumlahan satu kali teknik menyimpan dengan
menggunakan kantong bilangan
Elaborasi:
- Guru memberikan LKS kepada setiap siswa
- Siswa mengerjakan LKS menggunakan kantong
bilangan
Konfirmasi :
- Guru bertanya kepada siswa mengenai pemahaman
penjumlahan satu kali teknik menyimpan dengan
kantong bilangan
- Guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar
Kegiatan serta menyampaikan pesan-pesan yang bernilai positif
5 menit
Penutup dengan bijak.
- Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran dan mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Tulis (Soal Latihan)
2. Aspek yang dinilai : Kognitif (Pengetahuan)
3. Bentuk tes : Essay

I. Sumber, Alat/ Media Pembelajaran


- Alat peraga kantong bilangan
- Buku matematika kelas 2 SD

Mengetahui Jakarta, 27 Maret 2018


Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Islam Plus Darul Musthofa


Kelas/Semester : II (Dua) /II (Dua)
Pertemuan ke : 2 (Dua)
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 JP (2×30 menit)

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

B. Kompetensi Dasar
1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.4.1 Melakukan penjumlahan satu kali teknik menyimpan menggunakan
kantong bilangan
1.4.2 Menjumlahkan bilangan tiga angka dan dua angka dalam satu kali teknik
menyimpan

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan kantong bilangan, siswa dapat melakukan
penjumlahan satu kali teknik menyimpan dengan benar
2. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menjumlahkan bilangan tiga angka
dan dua angka dalam satu kali teknik menyimpan dengan tepat
E. Materi Pembelajaran
Materi pokok : Penjumlahan dengan teknik menyimpan sampai bilangan
500
Sub materi : Penjumlahan satu kali teknik menyimpan
Satu kali teknik menyimpan penjumlahan bilangan tiga angka dan dua
angka
Perhatikan contoh berikut
245 + 83 = ….

1 simpanan
2 4 5
8 3 +
3 2 8 tahap 1
satuannya 5 + 3 = 8
tahap 2
puluhannya 4 + 8 = 12. Tulis 2 simpan 1
tahap 3
jumlahkan ratusannya 2 + 1 (simpanan) = 3

F. Strategi, Model, Dan Metode Pembelajaran


NHT (Numbered Head Together), worksheet (penugasan)

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Tahap
Deskripsi Kegiatan Waktu

- Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar


Kegiatan
siswa serta mengabsen daftar kehadiran siswa
Awal 5 menit
- Guru mengajak siswa untuk berdoa
- Guru mengondisikan siswa untuk menerima
pembelajaran (berupa ice breaking)
Apersepsi:

- Guru menanyakan kembali pemahaman siswa


mengenai penjumlahan satu kali teknik menyimpan
dengan kantong bilangan
- Guru membimbing siswa yang belum memahami
penggunaan kantong bilangan
Eksplorasi:
- Guru menjelaskan penggunaan kantong bilangan pada

Kegiatan operasi penjumlahan satu kali menyimpan bilangan 50


Inti dua angka dan tiga angka menit
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
Elaborasi:
- Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan LKS
- Guru menunjuk masing-masing satu nomor dari setiap
kelompok dan mempresentasikan jawabannya
Konfirmasi :

- Guru bertanya kepada siswa mengenai pemahaman


penjumlahan satu kali teknik menyimpan dengan
kantong bilangan
- Guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar
Kegiatan serta menyampaikan pesan-pesan yang bernilai positif
5 menit
Penutup dengan bijak.
- Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran dan mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Tulis (Soal Latihan)
2. Aspek yang dinilai : Kognitif (Pengetahuan)
3. Bentuk tes : Essay
I. Sumber, Alat/ Media Pembelajaran
- Alat peraga kantong bilangan
- Buku matematika kelas 2 SD

Mengetahui Jakarta, 29 Maret 2018


Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Islam Plus Darul Musthofa


Kelas/Semester : II (Dua) /II (Dua)
Pertemuan ke : 3 (Tiga)
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 JP (2×30 menit)

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

B. Kompetensi Dasar
1.5. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.4.1 Menjumlahkan dua bilangan tiga angka dalam satu kali teknik
menyimpan
1.4.2 Mengoperasikan penjumlahan satu kali teknik menyimpan dalam bentuk
soal cerita

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berlatih soal, siswa dapat menjumlahkan dua bilangan tiga angka
dalam satu kali teknik menyimpan dengan benar
2. Dengan pemecahan masalah, siswa dapat mengoperasikan penjumlahan
satu kali teknik menyimpan dalam bentuk soal cerita dengan tepat
E. Materi Pembelajaran
Materi pokok : Penjumlahan dengan teknik menyimpan sampai bilangan
500
Sub materi : Penjumlahan satu kali teknik menyimpan
Satu kali teknik menyimpan penjumlahan dua bilangan tiga angka
Perhatikan contoh berikut

124 + 256 = ….

1 simpanan
1 2 4
2 5 6 +
3 8 0 tahap 1
satuannya 4 + 6 = 10. Tulis 0 dan simpan 1
tahap 2
puluhannya 2 + 5 + 1 (simpanan) = 8

tahap 3
jumlahkan ratusannya 1 + 2 = 3

F. Strategi, Model, Dan Metode Pembelajaran


PBL (Problem Based Learning), demonstrasi, worksheet (penugasan)

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Tahap
Deskripsi Kegiatan Waktu

- Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar


Kegiatan
siswa serta mengabsen daftar kehadiran siswa
Awal 5 menit
- Guru mengajak siswa untuk berdoa
- Guru mengondisikan siswa untuk menerima
pembelajaran (berupa ice breaking)
Apersepsi:
- Guru menanyakan kembali pemahaman siswa
mengenai penjumlahan satu kali teknik menyimpan
dengan kantong bilangan
- Guru membimbing siswa yang belum memahami
penggunaan kantong bilangan
Eksplorasi:
- Guru menjelaskan penggunaan kantong bilangan pada
operasi penjumlahan satu kali menyimpan bilangan
dua bilangan tiga angka
- Guru meminta beberapa siswa mempraktekkan
Kegiatan penggunaan kantong bilangan pada operasi 50
Inti penjumlahan satu kali menyimpan bilangan dua menit
bilangan tiga angka
Elaborasi:
- Siswa mengerjakan LKS secara individu
- Guru membimbing dan membantu siswa mengerjakan
LKS
Konfirmasi :

- Guru dan siswa mengevaluasi kembali jawaban dari


pertanyaan yang terdapat di LKS
- Guru bertanya kepada siswa mengenai pemahaman
penjumlahan satu kali teknik menyimpan dengan
kantong bilangan
- Guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar
Kegiatan serta menyampaikan pesan-pesan yang bernilai positif
5 menit
Penutup dengan bijak.
- Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran dan mengucapkan salam
H. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Tulis (Soal Latihan)
2. Aspek yang dinilai : Kognitif (Pengetahuan)
3. Bentuk tes : Essay

I. Sumber, Alat/ Media Pembelajaran


- Alat peraga kantong bilangan
- Buku matematika kelas 2 SD

Mengetahui Jakarta, 2 April 2018


Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Islam Plus Darul Musthofa


Kelas/Semester : II (Dua) /II (Dua)
Pertemuan ke : 4 (Empat)
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 JP (2×30 menit)

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

B. Kompetensi Dasar
1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.4.1 Memahami penjumlahan dua kali teknik menyimpan menggunakan
kantong bilangan
1.4.2 Mengubah penjumlahan dua kali teknik menyimpan dari bentuk simbol
ke dalam bentuk gambar
1.4.3 Menjumlahkan dua bilangan dua angka dengan dua kali teknik
menyimpan

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan kantong bilangan, siswa dapat memahami
penjumlahan dua kali teknik menyimpan dengan benar
2. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mengubah
penjumlahan dua kali teknik menyimpan dari bentuk simbol ke dalam
bentuk gambar dengan tepat
3. Dengan berlatih soal menggunakan kantong bilangan, siswa dapat
menjumlahkan dua bilangan dua angka dengan dua kali teknik menyimpan
dengan baik

E. Materi Pembelajaran
Materi pokok : Penjumlahan dengan teknik menyimpan sampai bilangan
500
Sub materi : Penjumlahan dua kali teknik menyimpan
Dua kali teknik menyimpan penjumlahan dua bilangan dua angka
Perhatikan contoh berikut
87 + 25 = ….
Cara 1
Bersusun panjang
87 = 80 + 7
25 = 20 + 5 +
= 100 + 12
= 100 + 10 + 2
= 100 + 10 + 2
= 112
Cara 2
Bersusun pendek
1 1 simpanan
8 7
4 5 +
1 3 2 tahap 1
satuannya 7 + 5 = 12. Tulis 2 simpan 1
tahap 2
puluhannya 8 + 4 + 1 (simpanan) = 13. Tulis 1 simpan 3
tahap 3
tulis 1 (simpanan) sebagai ratusan.
Jadi 87 + 45 = 13
F. Strategi, Model, dan Metode Pembelajaran
Tanya jawab, demonstrasi, worksheet (penugasan)

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Tahap
Deskripsi Kegiatan Waktu

- Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar


Kegiatan
siswa serta mengabsen daftar kehadiran siswa
Awal 5 menit
- Guru mengajak siswa untuk berdoa
- Guru mengondisikan siswa untuk menerima
pembelajaran (berupa ice breaking)
Apersepsi:
- Guru menggali pemahaman siswa mengenai materi
sebelumnya tentang penjumlahan satu kali teknik
menyimpan dengan mengajukan pertanyaan
- Guru memberi penjelasan kembali tentang
penjumlahan teknik menyimpan dan penggunaan
kantong bilangan
Eksplorasi:
Kegiatan - Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga 50
Inti kantong bilangan pada penjumlahan satu kali teknik menit

menyimpan
- Guru meminta beberapa siswa melakukan percobaan
penjumlahan dua kali teknik menyimpan dengan
menggunakan alat peraga kantong bilangan
Elaborasi:
- Guru membagikan LKS kepada siswa
- Siswa mengerjakan LKS menggunakan kantong
bilangan
Konfirmasi :

- Guru bertanya kepada siswa mengenai pemahaman


penjumlahan dua kali teknik menyimpan dengan
kantong bilangan
- Guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar
Kegiatan serta menyampaikan pesan-pesan yang bernilai positif
5 menit
Penutup dengan bijak.
- Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran dan mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Tulis (Soal Latihan)
2. Aspek yang dinilai : Kognitif (Pengetahuan)
3. Bentuk tes : Essay

I. Sumber, Alat/ Media Pembelajaran


- Alat peraga kantong bilangan
- Buku matematika kelas 2 SD
Mengetahui Jakarta, 5 April 2018
Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Islam Plus Darul Musthofa


Kelas/Semester : II (Dua) /II (Dua)
Pertemuan ke : 5 (Lima)
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 JP (2×30 menit)

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

B. Kompetensi Dasar
1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.4.1 Melakukan penjumlahan dua kali teknik menyimpan menggunakan
kantong bilangan
1.4.2 Menjumlahkan bilangan tiga angka dan dua angka dalam dua kali teknik
menyimpan

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan kantong bilangan, siswa dapat melakukan
penjumlahan dua kali teknik menyimpan menggunakan kantong bilangan
dengan benar
2. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menjumlahkan bilangan tiga angka
dan dua angka dalam dua kali teknik menyimpan dengan tepat
E. Materi Pembelajaran
Materi pokok : Penjumlahan dengan teknik menyimpan sampai bilangan
500
Sub materi : Penjumlahan dua kali teknik menyimpan
Dua kali teknik menyimpan penjumlahan bilangan tiga angka dan dua angka
378 + 45 = ….
1 1 simpanan
3 7 8
4 5 +
4 2 3 tahap 1
satuannya 8 + 5 = 13. Tulis 3 simpan 1
tahap 2
puluhannya 7 + 4 + 1 (simpanan) = 12. Tulis 2 simpan 1
tahap 3
jumlahkan ratusannya 3 + 1 (simpanan) = 4

F. Strategi, Model, Dan Metode Pembelajaran


NHT (Numbered Head Together), worksheet (penugasan)

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Tahap
Deskripsi Kegiatan Waktu

- Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar


Kegiatan
siswa serta mengabsen daftar kehadiran siswa
Awal 5 menit
- Guru mengajak siswa untuk berdoa
- Guru mengondisikan siswa untuk menerima
pembelajaran (berupa ice breaking)
Kegiatan 50
Inti Apersepsi: menit
- Guru menanyakan kembali pemahaman siswa
mengenai penjumlahan dua kali menyimpan dengan
kantong bilangan
- Guru membimbing siswa yang belum memahami
penggunaan kantong bilangan
Eksplorasi:
- Guru menjelaskan penggunaan kantong bilangan pada
operasi penjumlahan dua kali menyimpan bilangan
dua angka dan tiga angka
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
Elaborasi:
- Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan LKS
- Guru menunjuk masing-masing satu nomor dari setiap
kelompok dan mempresentasikan jawabannya
Konfirmasi :

- Guru bertanya kepada siswa mengenai pemahaman


penjumlahan dua kali teknik menyimpan dengan
kantong bilangan
- Guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar
Kegiatan serta menyampaikan pesan-pesan yang bernilai positif
5 menit
Penutup dengan bijak
- Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran dan mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Tulis (Soal Latihan)
2. Aspek yang dinilai : Kognitif (Pengetahuan)
3. Bentuk tes : Essay

I. Sumber, Alat/ Media Pembelajaran


- Alat peraga kantong bilangan
- Buku matematika kelas 2 SD
Mengetahui Jakarta, 9 April2018
Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Islam Plus Darul Musthofa


Kelas/Semester : II (Dua) /II (Dua)
Pertemuan ke : 6 (Enam)
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 JP (2×30 menit)

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

B. Kompetensi Dasar
1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.4.1 Menjumlahkan dua bilangan tiga angka dalam dua kali teknik menyimpan
1.4.2 Mengoperasikan penjumlahan dua kali teknik menyimpan dalam bentuk
soal cerita

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berlatih soal, siswa dapat menjumlahkan dua bilangan tiga angka
dalam dua kali teknik menyimpan dengan benar
2. Dengan pemecahan masalah, siswa dapat mengoperasikan penjumlahan
dua kali teknik menyimpan dalam bentuk soal cerita dengan tepat

E. Materi Pembelajaran
Materi pokok : Penjumlahan dengan teknik menyimpan sampai bilangan
500
Sub materi : Penjumlahan dua kali teknik menyimpan
Dua kali teknik menyimpan penjumlahan dua bilangan tiga angka
Perhatikan contoh berikut
287 + 144 = ….
1 1 simpanan
2 8 7
1 4 4 +
4 3 1 tahap 1
satuannya 7 + 4 = 11. Tulis 1 simpan
tahap 2
puluhannya 8 + 4 + 1 (simpanan) = 3
tahap 3
jumlahkan ratusannya 2 + 1 + 1 (simpanan) = 4

F. Strategi, Model, Dan Metode Pembelajaran


PBL (Problem Based Learning), demonstrasi, worksheet (penugasan)

G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Tahap
Deskripsi Kegiatan Waktu

- Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar


Kegiatan
siswa serta mengabsen daftar kehadiran siswa
Awal 5 menit
- Guru mengajak siswa untuk berdoa
- Guru mengondisikan siswa untuk menerima
pembelajaran (berupa ice breaking)
Apersepsi:
Kegiatan - Guru menanyakan kembali pemahaman siswa 50
Inti mengenai penjumlahan dua kali teknik menyimpan menit

dengan kantong bilangan


- Guru membimbing siswa yang belum memahami
penggunaan kantong bilangan
Eksplorasi:
- Guru menjelaskan penggunaan kantong bilangan pada
operasi penjumlahan dua kali menyimpan bilangan
dua bilangan tiga angka
- Guru meminta beberapa siswa mempraktekkan
penggunaan kantong bilangan pada operasi
penjumlahan dua kali menyimpan bilangan dua
bilangan tiga angka
Elaborasi:
- Siswa mengerjakan LKS secara individu
- Guru membimbing dan membantu siswa mengerjakan
LKS
Konfirmasi :

- Guru dan siswa mengevaluasi kembali jawaban dari


pertanyaan yang terdapat di LKS
- Guru bertanya kepada siswa mengenai pemahaman
penjumlahan dua kali teknik menyimpan dengan
kantong bilangan
- Guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar
Kegiatan serta menyampaikan pesan-pesan yang bernilai positif
5 menit
Penutup dengan bijak.
- Guru mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran dan mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes Tulis (Soal Latihan)
2. Aspek yang dinilai : Kognitif (Pengetahuan)
3. Bentuk tes : Essay
I. Sumber, Alat/ Media Pembelajaran
- Alat peraga kantong bilangan
- Buku matematika kelas 2 SD

Mengetahui Jakarta, 10 April 2018


Lampiran 11

LEMBAR KERJA SISWA


PERTEMUAN 1

Nilai
Nama : ______________________

Kelas : ______________________

Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan

2. Isilah kegiatan-kegiatan yang ada pada lembar kerjamu dengan

memperhatikan instruksi kegiatan yang telah diberikan

3. Kerjakan dengan cermat dan teliti

Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat memahami penjumlahan satu kali teknik menyimpan

menggunakan kantong bilangan dengan baik

b. Siswa dapat mengubah penjumlahan satu kali teknik menyimpan

dari bentuk gambar ke dalam bentuk simbol

c. Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan dua angka dengan satu

kali teknik menyimpan dengan benar

Penerjemahan

Pada langkah pertama, kalian akan diajarkan cara menggunakan kantong

bilangan pada penjumlahan satu kali teknik menyimpan (dua bilangan dua

angka)
Siapkan kantong
bilangan

Ingat! Sedotan merah bernilai satu


ratusan, sedotan kuning bernilai satu
puluhan, dan sedotan hijau bernilai satu
satuan.

Masukkan sedotan sesuai dengan bilangan dan nilai

tempatnya. Misalnya 3 puluhan, 4 satuan dan 2 puluhan, 8

satuan.

Tempat
penyimpanan

Ratusan Puluhan Satuan

Hasil yang
diperoleh
Gabungan jumlah bilangan satuan dengan satuan terlebih

dahulu. Jika sedotan hijau sudah lebih dari 10, tukarkan

dengan 1 sedotan kuning.

sedotan hijau ditukar sedotan kuning sisa

Letakkan sisa sedotan hijau pada hasil satuan, lalu simpan

sedotan kuning pada tempat penyimpanan puluhan.

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
Ratusan Puluhan Satuan diperoleh
Gabungkan semua sedotan kuning, dan letakkan pada hasil

puluhan. Hitung hasil yang kamu peroleh.

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
diperoleh
Ratusan Puluhan Satuan

Penafsiran

Pada langkah kedua, kalian akan mengubah bentuk penjumlahan dari gambar

ke dalam bentuk simbol


Bacalah cerita di
bawah ini dengan
seksama 

Raka dan Dito akan bermain bermain kelereng.

Raka dan Dito membawa sejumlah kelereng.

Ayo, kita hitung jumlah kelereng milik mereka!


Kelereng Raka Kelereng Dito

………… + …………
Penjumlahan di atas akan lebih mudah dikerjakan jika ditulis dengan cara

bersusun pendek, yaitu:

……………

…………… +

Ekstrapolasi
Pada tahap ketiga, kalian akan berlatih menjumlahkan dua bilangan dua

angka satu kali teknik menyimpan dengan kantong bilangan 


Lampiran 12

LEMBAR KERJA SISWA


PERTEMUAN 2

Nilai
Nama : ______________________

Kelas : ______________________

Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan

2. Isilah kegiatan-kegiatan yang ada pada lembar kerjamu dengan

memperhatikan instruksi kegiatan yang telah diberikan

3. Kerjakan dengan cermat dan teliti

Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat melakukan penjumlahan satu kali teknik menyimpan

dengan benar

b. Siswa dapat menjumlahkan bilangan tiga angka dan dua angka

dengan satu kali teknik menyimpan dengan tepat

Penerjemahan

Pada langkah pertama, kalian akan diajarkan cara menggunakan kantong

bilangan pada penjumlahan satu kali teknik menyimpan (bilangan tiga

angka dan dua angka)


Siapkan kantong
bilangannya yaa 

Masukkan sedotan sesuai dengan bilangan dan nilai

tempatnya. Misalnya 2 ratusan, 4 puluhan, 5 satuan dan 8

puluhan, 3 satuan.

Tempat
penyimpanan

Ratusan Puluhan Satuan

Hasil yang
diperoleh

Jumlahkan sedotan hijau dan taruh di saku hasil. Jika

sedotan kuning sudah lebih dari 10, tukarkan dengan 1

sedotan merah.
sedotan hijau ditukar sedotan kuning sisa

Letakkan sisa sedotan kuning pada saku hasil, lalu simpan

sedotan merah pada tempat penyimpanan ratusan.

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
Ratusan Puluhan Satuan diperoleh

Gabungkan sedotan merah dan letakkan pada hasil

ratusan. Hitung hasil yang kamu peroleh.


Tempat
penyimpanan

Hasil yang
diperoleh
Ratusan Puluhan Satuan

Ekstrapolasi
Pada tahap ini, kalian akan berlatih menjumlahkan bilangan tiga angka

dan dua angka dengan satu kali teknik menyimpan dengan kantong

bilangan

Buatlah kelompok bersama teman-temanmu yang beranggotakan 4

orang. Tulis nama dan anggota kelompokmu di bawah ini:

Nama Kelompok:
Anggota:
1.

2.

3.

4.
Setelah berkumpul dengan kelompokmu, kerjakan soal di bawah ini

bersama teman kelompokmu menggunakan kantong bilangan. Kerjakan

dengan teliti yaa 


Lampiran 13

LEMBAR KERJA SISWA


PERTEMUAN 3

Nilai
Nama : ______________________

Kelas : ______________________

Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan

2. Isilah kegiatan-kegiatan yang ada pada lembar kerjamu dengan

memperhatikan instruksi kegiatan yang telah diberikan

3. Kerjakan dengan cermat dan teliti

Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan tiga angka dalam satu

kali teknik menyimpan dengan benar

b. Siswa dapat mengoperasikan penjumlahan satu kali teknik

menyimpan dalam bentuk soal cerita dengan tepat

Penerjemahan
Pada langkah pertama, kalian akan diajarkan cara menggunakan kantong
bilangan pada penjumlahan satu kali teknik menyimpan (dua bilangan tiga
angka)

Siapkan kembali
kantong
bilanganmu yaa 
Masukkan sedotan sesuai dengan bilangan dan nilai

tempatnya. Misalnya 1 ratusan, 2 puluhan, 5 satuan

dan 2 ratusan, 5 puluhan, 6 satuan.

Tempat
penyimpanan

Ratusan Puluhan Satuan

Hasil yang
diperoleh

Jumlahkan sedotan hijau dan tukar jika sudah lebih

dari 10.

sedotan hijau ditukar sedotan kuning sisa

Letakkan sisa sedotan hijau pada saku hasil, lalu simpan

sedotan kuning pada tempat penyimpanan puluhan.


Tempat
penyimpanan

Hasil yang
Ratusan Puluhan Satuan diperoleh

Gabungkan sedotan kuning dan merah lalu letakkan pada

saku hasil. Hitung hasil yang kamu peroleh.

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
diperoleh
Ratusan Puluhan Satuan
Ekstrapolasi

Pada tahap kedua, kalian akan berlatih menjumlahkan dua bilangan tiga
angka dalam satu kali menyimpan dan mengoperasikan penjumlahan satu
kali teknik menyimpan dalam bentuk soal cerita dengan kantong
bilangan

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan teliti, teman-


teman 

Selesaikan soal cerita di bawah ini dengan benar!

Di dalam keranjang ada 227 buah wortel

Lalu ditambah 57 buah wortel

Berapa wortel yang ada di keranjang sekarang?

Jawab: ___________________________

_________________________________

_________________________________
Badu mempunyai 136 ekor merpati

Badu membeli lagi 36 ekor merpati

Berapa jumlah merpati Badu sekarang?

Jawab: ___________________________

_________________________________

_________________________________

Nenek membeli 227 tomat

Kakek membeli 19 tomat

Berapa jumlah tomat mereka?

Jawab: ___________________________

_________________________________

_________________________________

Ada 435 pohon tebu di kebun

Paman menanam lagi 39 pohon

Berapa jumlah pohon tebu di kebun?

Jawab: ___________________________

_________________________________

_________________________________
Lampiran 14

LEMBAR KERJA SISWA


PERTEMUAN 4

Nilai
Nama : ______________________

Kelas : ______________________

Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan

2. Isilah kegiatan-kegiatan yang ada pada lembar kerjamu dengan

memperhatikan instruksi kegiatan yang telah diberikan

3. Kerjakan dengan cermat dan teliti

Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat memahami penjumlahan dua kali teknik menyimpan

menggunakan kantong bilangan dengan baik

b. Siswa dapat mengubah penjumlahan dua kali teknik menyimpan

dari bentuk simbol ke dalam bentuk gambar

c. Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan dua angka dengan dua

kali teknik menyimpan dengan benar

Penerjemahan

Pada langkah pertama, kalian akan diajarkan cara menggunakan kantong

bilangan pada penjumlahan dua kali teknik menyimpan (dua bilangan dua

angka)
Apakah kamu sudah paham cara menggunakan kantong

bilangan dalam penjumlahan satu kali menyimpan?

sekarang saatnya kamu menggunakan kantong

bilangan untuk penjumlahan dua kali menyimpan. Ikuti


petunjuk di bawah ini yaa 

Masukkan sedotan sesuai dengan bilangan dan nilai

tempatnya. Misalnya 6 puluhan, 7 satuan dan 5 puluhan, 4

satuan.

Tempat
penyimpanan

Ratusan Puluhan Satuan

Hasil yang
diperoleh

Gabungan jumlah bilangan satuan dengan satuan terlebih

dahulu. Jika sedotan hijau sudah lebih dari 10, tukarkan

dengan 1 sedotan kuning.


sedotan hijau ditukar sedotan kuning sisa

Letakkan sisa sedotan hijau pada hasil satuan, lalu simpan

sedotan kuning pada tempat penyimpanan puluhan.

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
Ratusan Puluhan Satuan diperoleh

Gabungan semua sedotan kuning. Jika sudah lebih dari 10,

tukarkan dengan 1 sedotan merah.

Sedotan kuning ditukar sedotan merah sisa


Simpan sedotan merah pada tempat penyimpanan ratusan

dan hitung hasil yang kamu peroleh.

Tempat
penyimpa

Hasil yang
diperoleh
Ratusan Puluhan Satuan

Penafsiran

Pada langkah kedua, kalian akan mengubah bentuk penjumlahan dari

bentuk simbol ke dalam bentuk gambar

Bacalah cerita di
bawah ini dengan
seksama 

Pada hari kamis, kelereng Pak Hasan laku 56 butir.

Hari jum’at laku 54 kelereng.

Berapa jumlah kelereng Pak Hasan yang terjual?


Gambarlah kelereng tersebut sesuai dengan jumlah bilangannya!

+
Ekstrapolasi

Pada tahap ketiga, kalian akan berlatih menjumlahkan dua bilangan dua

angka dua kali teknik menyimpan dengan kantong

bilangan

Latihan Soal

Sekarang saatnya kamu mengerjakan latihan di bawah ini agar kamu

lebih paham. Kerjakan dengan teliti ya!

6 7 9 8 8 9

6 7 + 4 5 + 7 6 +

…………… …………… ……………

7 8 9 9

4 6 + 6 9 +

…………… ……………
Lampiran 15

LEMBAR KERJA SISWA


PERTEMUAN 5

Nilai
Nama : ______________________

Kelas : ______________________

Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan

2. Isilah kegiatan-kegiatan yang ada pada lembar kerjamu dengan

memperhatikan instruksi kegiatan yang telah diberikan

3. Kerjakan dengan cermat dan teliti

Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat melakukan penjumlahan dua kali teknik menyimpan

dengan benar

b. Siswa dapat menjumlahkan bilangan tiga angka dan dua angka

dengan dua kali teknik menyimpan dengan tepat

Penerjemahan

Pada langkah pertama, kalian akan diajarkan cara menggunakan kantong

bilangan pada penjumlahan dua kali teknik menyimpan (bilangan tiga

angka dan dua angka)


Siapkan kembali
kantong
bilanganmu 

Masukkan sedotan sesuai dengan bilangan dan nilai

tempatnya. Misalnya 3 ratusan, 7 puluhan, 8 satuan dan 4

puluhan, 5 satuan.

Tempat
penyimpanan

Ratusan Puluhan Satuan

Hasil yang
diperoleh

Jumlahkan sedotan hijau, jika sudah lebih dari 10

tukarkan dengan 1 sedotan kuning. Simpan sedotan

kuning pada tempat penyimpanan dan letakkan sisa

sedotan hijau pada hasil satuan.


sedotan hijau ditukar sedotan kuning sisa

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
Ratusan Puluhan Satuan diperoleh

Gabungkan sedotan kuning, dan tukar lagi dengan 1 sedotan

merah jika sudah lebih dari 10. Letakkan sedotan merah

pada saku ratusan dan sedotan kuning pada hasil puluhan.

Sedotan kuning ditukar sedotan merah sisa


Tempat
penyimpan

Hasil yang
Ratusan Puluhan Satuan diperoleh

Gabungan semua sedotan merah, letakkan pada hasil

ratusan. Hitung hasil yang kamu peroleh

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
diperoleh
Ratusan Puluhan Satuan
Ekstrapolasi

Pada tahap ini, kalian akan berlatih menjumlahkan bilangan tiga angka
dan dua angka dengan dua kali teknik menyimpan dengan kantong
bilangan
Berkumpulah kembali bersama teman-teman kelompokmu. Jangan lupa,

tulis kembali nama dan anggota kelompokmu di bawah ini:

Nama Kelompok:
Anggota:
1.

2.

3.

4.

Setelah berkumpul dengan kelompokmu, kerjakan soal di bawah ini

bersama teman kelompokmu menggunakan kantong bilangan. Kerjakan

dengan teliti yaa 

1 6 9
1 6 9
1 6 9 8 4 +
1 6 9
8 4 +
8 4 + ………………
8 4 +
………………
………………
………………
Lampiran 16
LEMBAR KERJA SISWA
PERTEMUAN 6

Nilai
Nama : ______________________

Kelas : ______________________

Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan

2. Isilah kegiatan-kegiatan yang ada pada lembar kerjamu dengan

memperhatikan instruksi kegiatan yang telah diberikan

3. Kerjakan dengan cermat dan teliti

Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan tiga angka dalam dua

kali teknik menyimpan dengan benar

b. Siswa dapat mengoperasikan penjumlahan dua kali teknik

menyimpan dalam bentuk soal cerita dengan tepat

Penerjemahan

Pada tahap pertama, kalian akan diajarkan cara menggunakan kantong

bilangan pada penjumlahan dua kali teknik menyimpan (dua bilangan tiga

angka)
Siapkan lagi
kantong
bilanganmu 

Masukkan sedotan sesuai dengan bilangan dan nilai

tempatnya. Misalnya 2 ratusan, 8 puluhan, 7 satuan dan 1

ratusan, 4 puluhan, 4 satuan.

Tempat
penyimpanan

Ratusan Puluhan Satuan

Hasil yang
diperoleh

Jumlahkan sedotan hijau, jika sudah lebih dari 10

tukarkan dengan 1 sedotan kuning. Simpan sedotan

kuning pada tempat penyimpanan dan letakkan sisa

sedotan hijau pada hasil satuan.


sedotan hijau ditukar sedotan kuning sisa

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
Ratusan Puluhan Satuan diperoleh

Gabungkan sedotan kuning, dan tukar lagi dengan 1 sedotan

merah jika sudah lebih dari 10. Letakkan sedotan merah

pada saku ratusan dan sedotan kuning pada hasil puluhan.

Sedotan kuning ditukar sedotan merah sisa


Tempat
penyimpana

Hasil yang
Ratusan Puluhan Satuan diperoleh

Gabungan semua sedotan merah, letakkan pada hasil

ratusan. Hitung hasil yang kamu peroleh

Tempat
penyimpanan

Hasil yang
diperoleh
Ratusan Puluhan Satuan
Ekstrapolasi

Pada tahap ini, kalian akan berlatih menjumlahkan dua bilangan tiga
angka dengan dua kali menyimpan dan mengoperasikan penjumlahan dua
kali teknik menyimpan dalam bentuk soal cerita dengan kantong bilangan

Agar kamu lebih memahami penjumlahan dua kali


menyimpan, kerjakan soal di bawah ini dengan teliti 

2 7 7 2 8 5

1 6 5 + 2 2 5 +

………………… ………………

1 5 9 3 7 4

1 9 3 + 1 2 6 +

………………… ……………

Selesaikan soal cerita di bawah ini dengan benar!

Ayah menangkap 169 ekor ikan

Ayah membeli lagi 45 ekor ikan.

Berapa jumlah ikan ayah sekarang?

Jawab: ___________________________

_________________________________

_________________________________
Ada 85 buah mangga di pohon

Seminggu kemudian, berbuah lagi 67 buah mangga

Berapa buah mangga yang ada di pohon tersebut?

Jawab: ___________________________

_________________________________

_________________________________

Ibu membuat 292 kue

Bibi membuat 48 kue

Berapa jumlah kue keduanya?

Jawab: ___________________________

_________________________________

_________________________________

Ina menggambar 175 bunga

Sherly juga menggambar 125 bunga

Berapa jumlah gambar bunga mereka berdua?

Jawab: ___________________________

_________________________________

_________________________________
Lampiran 17

LEMBAR WAWANCARA SISWA PADA PRA PENELITIAN

Nama Siswa : Maureen Alfadya Ramadhani


Kelas : 2B

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang kamu pilih!


No. Pertanyaan Ya Tidak

Apakah kamu memahami operasi penjumlahan


1 √
teknik menyimpan?

Apakah kamu merasa kesulitan belajar operasi


2 √
penjumlahan teknik menyimpan?

Apakah guru sering menggunakan media/alat


3 peraga dalam menyampaikan pembelajaran √
matematika?

Apakah kamu senang jika mempelajari


4 √
matematika menggunakan media/alat peraga?

Apakah kamu pernah menggunakan alat peraga


5 kantong bilangan dalam pembelajaran √
matematika?

Jakarta, 03 April 2018


Lampiran 18
LEMBAR RESPON SISWA

Nama Siswa : Maureen Alfadya Ramadhani


Kelas : 2B

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang kamu pilih!


No. Pertanyaan Ya Tidak

Apakah menurutmu lebih menyenangkan belajar


1 √
matematika menggunakan kantong bilangan?

Apakah menurutmu kantong bilangan itu


2 √
menarik?

Apakah kamu memahami operasi penjumlahan


3 √
teknik menyimpan?

Apakah menurutmu menggunakan kantong


4 √
bilangan itu sulit?

Jakarta, 03 April 2018


Lampiran 19
Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Konsep
Penjumlahan Teknik Menyimpan Siklus I

Indikator
Bentuk
No. Pemahaman Indikator Pencapaian Butir Soal
Soal
Konsep
Mengubah bentuk
Penerjemahan
1. penjumlahan dari gambar Esai 1
(Translation)
ke dalam bentuk simbol
Menyelesaikan
Penafsiran
2. penjumlahan dengan satu Esai 2 (a, b, c, d)
(Interpretation)
kali menyimpan
Menyimpulkan soal cerita
Ekstrapolasi penjumlahan dengan satu
3. Esai 3
(Extrapolation) kali menyimpan dalam
kehidupan sehari-hari

Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Konsep


Penjumlahan Teknik Menyimpan Siklus II

Indikator
No. Pemahaman Indikator Pencapaian Bentuk Soal Butir Soal
Konsep
Mengubah bentuk
Penerjemahan
1. penjumlahan dari simbol Esai 1
(Translation)
ke dalam bentuk gambar
Menyelesaikan
Penafsiran
2. penjumlahan dengan dua Esai 2 (a, b, c, d)
(Interpretation)
kali menyimpan
Menyimpulkan soal cerita
Ekstrapolasi penjumlahan dengan dua
3. Esai 3
(Extrapolation) kali menyimpan dalam
kehidupan sehari-hari
Lampiran 20
LEMBAR SOAL PRA PENELITIAN
Lampiran 21
Lampiran 22
KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS I

1. 2 8 + 14 = 42
Penjumlahan di atas jika ditulis dengan cara bersusun pendek menjadi :
28
14 +
4 2
2. a.
Langkah-langkah melakukan penjumlahan menyimpan:
58 + 25 = ….
a. Jumlahkan bilangan satuan
8 + 5 = 13 simpan 3
sisa 1*
b. Jumlahkan bilangan puluhan
1* + 5 + 2 = 8
c. Letakkan setiap bilangan pada posisinya
8 puluhan + 3 satuan = 83

b.
Langkah-langkah melakukan penjumlahan menyimpan:
67 + 19 = ….
a. Jumlahkan bilangan satuan
7 + 9 = 16 simpan 6
sisa 1*
b. Jumlahkan bilangan puluhan
1* + 6 + 1 = 8
c. Letakkan setiap bilangan pada posisinya
8 puluhan + 6 satuan = 86
c. Langkah-langkah melakukan penjumlahan menyimpan:
219+ 236 = ……
a. Jumlahkan bilangan satuan
9 + 6 = 15 simpan 5
sisa 1*
b. Jumlahkan bilangan puluhan
1* + 1 + 3 = 5
c. Jumlahkan bilangan ratusan
2+2=4
d. Letakkan setiap bilangan pada posisinya
4 ratusan + 5 puluhan + 5 satuan = 455

3. Diketahui : - ada 243 pasien anak-anak


- 218 pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit
Ditanya : Berapa jumlah pasien demam berdarah di rumah sakit tersebut?
Jawab :
2 4 3
2 1 8 +
4 6 1
Jadi, pasien yang dirawat di rumah sakit adalah 461 orang
Lampiran 23
Lampiran 24
KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS II

1.

+
2. a.
Langkah-langkah melakukan penjumlahan menyimpan:
186+ 45 = ….
a. Jumlahkan bilangan satuan
6 + 5 = 11 simpan 1
sisa 1*
b. Jumlahkan bilangan puluhan
1* + 8 + 4 = 13 simpan 3
sisa 1*
c. Jumlahkan bilangan ratusan
1* + 1 = 2
d. Letakkan setiap bilangan pada posisinya
2 ratusan + 3 puluhan + 1 satuan = 231
Langkah-langkah melakukan penjumlahan menyimpan:
b. 269 + 54 = ….
a. Jumlahkan bilangan satuan
9 + 4 = 13 simpan 3
sisa 1*
b. Jumlahkan bilangan puluhan
1* + 6 + 5 = 12 simpan 2
sisa 1*
c. Jumlahkan bilangan ratusan
1* + 2 = 3
d. Letakkan setiap bilangan pada posisinya
3 ratusan + 2 puluhan + 3 satuan = 323

c. Langkah-langkah melakukan penjumlahan menyimpan:


268 + 145 = ….
a. Jumlahkan bilangan satuan
8 + 5 = 13 simpan 3
sisa 1*
b. Jumlahkan bilangan puluhan
1* + 6 + 4 = 11 simpan 1
sisa 1*
c. Jumlahkan bilangan ratusan
1* + 2 + 1 = 4
d. Letakkan setiap bilangan pada posisinya
4 ratusan + 1 puluhan + 3 satuan = 413
3. Diketahui : - Pak Heru mengangkut 374 batu bata
- Mengangkut lagi 126 batu bata
Ditanya : Berapa batu bata yang diangkut Pak Heru?
Jawab :
3 7 4
1 2 6 +
5 0 0
Jadi, jumlah batu bata yang diangkut Pak Heru sebanyak 500 buah.
Lampiran 25
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KANTONG BILANGAN
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Skala
No Uraian Kegiatan
SB B C K SK
Menyiapkan alat peraga dan media yang
1 √
diperlukan
Mengenalkan nama alat peraga yang
2 √
digunakan kepada siswa
Menjelaskan kepada siswa cara
3 √
menggunakan alat peraga kantong bilangan
4 Menyampaikan materi secara jelas √
Membimbing siswa menggunakan alat
5 √
peraga kantong bilangan
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
6 √
bertanya
7 Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan √
Membimbing siswa menyimpulkan
8 √
pembelajaran
9 Memberikan tes tulis disetiap akhir siklus √
10 Mengevaluasi hasil belajar siswa √

Jakarta, April 2018


Observer,
Lampiran 26
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KANTONG BILANGAN
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Skala
No Uraian Kegiatan
SB B C K SK
1 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
2 Siswa dapat mengajukan pertanyaan √
3 Siswa menanggapi penjelasan guru √
Siswa berminat dan antusias saat mengikuti
4 √
pelajaran
Siswa memahami cara penggunaan kantong
5 √
bilangan dengan baik
Siswa memahami cara menyelesaikan
6 penjumlahan teknik menyimpan dengan √
kantong bilangan
Siswa memahami cara menyelesaikan
7 penjumlahan teknik menyimpan tanpa √
kantong bilangan
Siswa merasa senang mengikuti pelajaran
8 √
matematika menggunakan kantong bilangan
Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
9 √
guru
Siswa dapat membuat rangkuman dengan
10 √
baik

Jakarta, April 2018


Observer,
Lampiran 27
LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/tanggal :
Siklus/ Pertemuan ke- :

Tahapan Aktivitas

Pendahuluan

Eksplorasi

Elaborasi

Konfirmasi

Penutup

Jakarta, April 2018


Peneliti,

Rahmatun Nisa
1113018300017
Lampiran 28
INSTRUMEN FACE VALIDITY

NO INSTRUMEN REKOMENDASI/PERBAIKAN/KOMENTAR

1 LEMBAR TES Sudah Valid

LEMBAR
OBSERVASI
2
AKTIVITAS Sudah Valid
BELAJAR SISWA

LEMBAR
OBSERVASI
3 Sudah Valid
AKTIVITAS
MENGAJAR

LEMBAR
4 WAWANCARA
SISWA Sudah Valid

LEMBAR
5 CATATAN
Sudah Valid
LAPANGAN

Jakarta, Januari 2018


INSTRUMEN FACE VALIDITY

NO INSTRUMEN REKOMENDASI/PERBAIKAN/KOMENTAR

1 LEMBAR TES
Sudah Valid
LEMBAR
OBSERVASI
2 AKTIVITAS Sudah Valid
BELAJAR
SISWA
LEMBAR
OBSERVASI
3 Sudah Valid
AKTIVITAS
MENGAJAR
LEMBAR
4 WAWANCARA
Sudah Valid
SISWA
LEMBAR
5 CATATAN
Sudah Valid
LAPANGAN

Jakarta, Januari 2018


Dosen Pembimbing

Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom


NIP. 19690924 199903 2 003
Lampiran 29

HASIL PENILAIAN PRA PENELITIAN

Nilai
No. Nama Siswa
Translation Interpretation Ekstrapolation
1. Abraar 67 25 33
2. Alea Calysta Valerigeya 100 100 67
3. Anindya Agfi Sasikirana 67 50 33
4. Fa’iq Fawaz Miqbal 67 50 33
5. Habibullah Asshauqi 100 100 67
6. Keisha Abriana Rinenggo 33 25 33
7. Kivilia Ashifa Sutenja 100 50 100
8. Maureen Alfadya Ramadhani 33 25 67
9. Monique Sasya Adline 67 50 33
10. M. Akbar Aditya Warman 67 25 67
11. Muhammad Alif Al-Azka 100 50 100
12. Muhammad Azra Arafah 100 50 33
13. Muhammad Faris Azmi 67 25 33
14. Muhammad Heikki Djunaedy 100 100 100
15. Muhammad Rafie Rabbani 67 67 33
16. Muhammad Zufar Ramadhan 33 50 67
17. Naura Malaeka Riyadi 67 100 33
18. Raka Athaya Daim Sopian 33 50 33
19. Rasya Athar Anandya Fatih 67 100 100
20. Vany Aisyah Ridwan 33 50 33
21. Willy Nadzwa Siswanto 100 75 33
22. Zuhaira Millati 33 25 33
Jumlah 1501 1267 1133
Rata-rata 68,2 57,5 51,5
Rata-rata Keseluruhan (%) 59,0%
Lampiran 30

HASIL PENILAIAN (LEMBAR KERJA SISWA) LKS SIKLUS I

Nilai
No. Nama Siswa
P1 P2 P3
1. Abraar 78 80 85
2. Alea Calysta Valerigeya 82 85 90
3. Anindya Agfi Sasikirana 78 85 85
4. Fa’iq Fawaz Miqbal 84 90 85
5. Habibullah Asshauqi 90 85 82
6. Keisha Abriana Rinenggo 70 78 80
7. Kivilia Ashifa Sutenja 68 72 78
8. Maureen Alfadya Ramadhani 72 78 80
9. Monique Sasya Adline 78 80 82
10. Muhammad Akbar Aditya Warman 78 80 84
11. Muhammad Alif Al-Azka 64 65 70
12. Muhammad Azra Arafah 55 70 75
13. Muhammad Faris Azmi 86 85 88
14. Muhammad Heikki Djunaedy 90 90 90
15. Muhammad Rafie Rabbani 80 83 80
16. Muhammad Zufar Ramadhan 55 70 83
17. Naura Malaeka Riyadi 85 88 85
18. Raka Athaya Daim Sopian 68 76 80
19. Rasya Athar Anandya Fatih 84 88 90
20. Vany Aisyah Ridwan 88 90 88
21. Willy Nadzwa Siswanto 78 80 80
22. Zuhaira Millati 72 73 75
Jumlah 1683 1771 1815
Rata-rata 76,5 80,5 82,5
Rata-rata Keseluruhan (%) 79,8%

Ket:
P1 = Pertemuan ke-1
P2 = Pertemuan ke-2
P3 = Pertemuan ke-3
Lampiran 31

HASIL PENILAIAN (LEMBAR KERJA SISWA) LKS SIKLUS II

Nilai
No. Nama Siswa
P1 P2 P3
1. Abraar 70 78 88
2. Alea Calysta Valerigeya 80 88 90
3. Anindya Agfi Sasikirana 85 90 95
4. Fa’iq Fawaz Miqbal 80 85 85
5. Habibullah Asshauqi 88 90 92
6. Keisha Abriana Rinenggo 75 80 88
7. Kivilia Ashifa Sutenja 65 72 82
8. Maureen Alfadya Ramadhani 78 80 85
9. Monique Sasya Adline 80 85 90
10. Muhammad Akbar Aditya Warman 80 88 92
11. Muhammad Alif Al-Azka 68 78 80
12. Muhammad Azra Arafah 65 78 80
13. Muhammad Faris Azmi 83 85 90
14. Muhammad Heikki Djunaedy 80 88 90
15. Muhammad Rafie Rabbani 85 90 95
16. Muhammad Zufar Ramadhan 65 78 80
17. Naura Malaeka Riyadi 85 90 95
18. Raka Athaya Daim Sopian 75 80 88
19. Rasya Athar Anandya Fatih 86 88 90
20. Vany Aisyah Ridwan 90 90 92
21. Willy Nadzwa Siswanto 86 90 90
22. Zuhaira Millati 78 88 90
Jumlah 1727 1859 1947
Rata-rata 78,5 84,5 88,5
Rata-rata Keseluruhan (%) 83,8%

Ket:
P1 = Pertemuan ke-1
P2 = Pertemuan ke-2
P3 = Pertemuan ke-3
Lampiran 32

HASIL PENILAIAN TES PEMAHAMAN KONSEP

Nilai
No. Nama Siswa
Siklus I Siklus II
1. Abraar 86 90
2. Alea Calysta Valerigeya 76 80
3. Anindya Agfi Sasikirana 82 88
4. Fa’iq Fawaz Miqbal 90 92
5. Habibullah Asshauqi 88 92
6. Keisha Abriana Rinenggo 78 86
7. Kivilia Ashifa Sutenja 70 76
8. Maureen Alfadya Ramadhani 82 86
9. Monique Sasya Adline 78 86
10. Muhammad Akbar Aditya Warman 86 96
11. Muhammad Alif Al-Azka 76 82
12. Muhammad Azra Arafah 70 78
13. Muhammad Faris Azmi 80 82
14. Muhammad Heikki Djunaedy 92 98
15. Muhammad Rafie Rabbani 90 96
16. Muhammad Zufar Ramadhan 68 70
17. Naura Malaeka Riyadi 70 78
18. Raka Athaya Daim Sopian 70 80
19. Rasya Athar Anandya Fatih 90 94
20. Vany Aisyah Ridwan 100 100
21. Willy Nadzwa Siswanto 64 86
22. Zuhaira Millati 74 90
Jumlah 1760 1906
Rata-rata (%) 80% 86,6%
Lampiran 33

DOKUMENTASI
Lampiran 34
UJI REFERENSI

Nama : Rahmatun Nisa


NIM : 1113018300017
Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi
Penjumlahan Teknik Menyimpan dengan Alat Peraga
Kantong Bilangan pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar

No. Pengarang dan Judul Buku Paraf

Almira Amir, Pemahaman Konsep dan Pemecahan


1. Masalah dalam Pembelajaran Matematika, (Jurnal
Logaritma, 3, 2015), h. 14-17
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:
2.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 21
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
3. Bahasa Edisi Keempat, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 2013), h. 998
Pupuh Fathurrohman, dan Sobry Sutikno Strategi
4. Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama,
2011), h. 15
Ali Hamzah, dan Muhlisrarini. Perencanaan dan
5. Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014), h. 115, 259
Asep Herry Hernawan, dkk. Media Pembelajaran,
6.
(Bandung: UPI Press, 2008)
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah
7. Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 1-2, 8,
11, 15
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah
8.
Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 2-3

Kusrini, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika,


9. (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h.
1.25
Diah Putri Lestari, dkk. “Deskripsi Kesulitan Belajar
pada Operasi Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan
10. Siswa Kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen
Tahun Ajaran 2011/2012”, www.jurnal.fkip.uns.ac.id,
(15 November 2017) h. 2-3
Karunia Eka Lestari, dan Ridwan Yudhanegara.
11. Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika
Aditama, 2015), h. 81
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung:
12.
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 4
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan
13. Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
188
Martianty Nalole, Meningkatkan Keterampilan Siswa
pada Pengurangan Bilangan Cacah dengan Teknik
Meminjam Melalui Media Kantong Bilangan di Kelas
14.
II SDN Pauwo Kecamatan Kabila Kabupaten Bone
Bolango, (Jurnal Inovasi, Vol. 8, 2011) h. 1176, 1180-
1181
Tia Purniati, Matematika, (Jakarta: Direktorat Jenderal
15.
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 9
Siti atava Rizema Putra, Berbagai Alat Bantu untuk
16. Memudahkan Belajar Matematika, (Yogyakarta:
DIVA Press, 2012), h. 21-22
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,
17.
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 157
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
18.
Kencana Prenada Media Grup, 2013), h. 149
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
19.
Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 49
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia,
20. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Depdiknas, 2000), h. 14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik
21. Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003),
h. 43
Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan
22. Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), h. 7.5, 1.26, 7.21
M. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan
23. Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 73
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam
24. Pembelajaran Matematika, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 4-5, 8-7, 18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.
25.
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 66
Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas,
26
(Jakarta: Erlangga, 2013), h. 26-27
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan
27. Menengah, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,
2008), h. 150
Esti Yuli Widayanti, dkk. Pembelajaran Matematika
28.
MI, (Surabaya: Apinta, 2009), h. 1.6-1.9
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik,
29
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 11, 16
Zainal Arifin, dan Adhi Setiyawan, Pengembangan
30 Pembelajaran Aktif dengan ICT, (Yogyakarta: Skripta
Media Creative, 2012), h. 124
Wiwik Handayani, “Peningkatan Pemahaman
Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan
Menggunakan Alat Peraga Kantong Nilai Tempat
31
Bilangan di Kelas II Semester I Tahun 2012/2013 SD
Negeri Bajomulyo Kecamatan Juwana”, skripsi pada
Universitas Muhammadiyah Surakarta: 2012.
Murtinem, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas III SDN Kertasinduyasa 03 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes dalam Pokok Bahasan Penjumlahan
32
Teknik Menyimpan Melalui Alat Peraga
Kantong Nilai Plastik Transparan.”, skripsi pada
Universitas Negeri Semarang: 2006.
Sulistyowati, “Meningkatkan Pemahaman Konsep
Tentang Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan
Pecahan Melalui Pemanfaatan Alat Peraga dan Lembar
33
Kerja pada Siswa Kelas IV SD
Wonosari 02 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”,
skripsi pada Universitas Negeri Semarang: 2007.

Jakarta, Mei 2020


Dose n Pembimbing

Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom


NIP. 19690924 199903 2 003
Lampiran 35
BIODATA PENULIS

Rahmatun Nisa, anak pertama dari dua bersaudara. Lahir di


Tangerang, 12 April 1995, dari pasangan Bapak Jamaludin
dan Ibu Murtapiah. Bertempat tinggal di Jl. H. Daiman Gang
H. Risin RT 005/04 nomor 72 Kereo Selatan, Tangerang,
Banten. Penulis mengawali pendidikannya di MIN 09 Jakarta
Selatan dan lulus tahun 2007. Melanjutkan ke MTsN 32
Jakarta Selatan dan lulus tahun 2010. Kemudian melanjutkan
ke MAN 19 Jakarta Selatan dan lulus tahun 2013. Selanjutnya,
penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan Strata 1 (S1) ke Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah melalui jalur SBMPTN tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai