Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

ANALISA VEKTOR

A. PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat

Analisa vektor merupakan pelajaran matematika yang jauh lebih


baik diajarkan oleh para matematikawan daripada insiyur. Kenyataanya,
banyak mahasiswa tingkat tiga atau empat bidang elektroteknik (ada
kecenderungan) tidak mempunyai waktu untuk mengambil pelajara
analisa vektor, walaupun mungkin sekali sebagian besar konsep vektor
elemeter dan operasinya telah diperkenalkan dalam pelajaran matematika
pada tingkat sebelumnya. Konsep dasar tersebut serta operasinya dibahas
dalam bab ini, dan waktu yang disediakan untuk pembahasannya
disesuaikan dengan latar belakang mahasiswa yang bersangkutan.
Memang mungkin untuk mempelajari listrik dan magnet tanpa
memakai analisa vektor, dan sebagian mahasiswa elektroteknik telah
melakukannya dalam mata pelajaran elektroteknik lainnya atau fisika
dasar. Kalau pelajaran dasar ini kita lanjutkan sedikit, kita akan
berhadapan dengan persamaan yang panjang yang terdiri dari suku-suku
yang kelihatan sama saja.
Analisa vektor merupakan cara menulis “Steno” untuk bahasa
matematis. Di dalamnya terdapat symbol, aturan baru, dan hal yang sukar
dimengerti seperti yang biasanya terdapat dalam bidang yang baru
dipelajari, jadi perlu konsentrasi, perhatian dan latihan. Soal latihan yang
terdapat dalam bagian akhir pembahasan ini harus dipandang sebagian
lengkap (integral) yang harus dikerjakan. Setiap bagian pembahasan

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 1
selanjutnya akan sangat mudah jika mahasiswa telah memahami pelajaran
sebelumnya secara benar. Tentu saja cara “membaca” seperti ini
memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi kelak keuntungannya akan
sangat terasa.
Pada bagian ini akan dibicarakan beberapa aturan-aturan mengenai
vektor. Dasar operasi vektor tersebut secara bebas bisa diaplikasikan
untuk sistem koordinat kartesian, tabung dan bola. Dengan pemahaman
yang baik mengenai prinsip dsara vector maka memudahkan kita untuk
merubah suatu sistem koordinat tertentu menjadi bentuk system koordinat
yang lain. Demikan halnya medan scalar dan vektor akan didefinisikan
untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep medan
magnetik dan medan listrik yang merupakan elemen-elemen dasar dari
elektromagnetik.

2. Tujuan Instruksional Umum


Setelah perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami
konsep dasar Vektor dalam system koordinat kartesian, tabung dan
bola.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini, secara khusus mahasiswa diharapkan
dapat:
- Menulis dan mengenal Notasi Vektor
- Melakukan operasi Aljabar Vektor
- Mampu mengenal dan menjelaskan system-sistem koordinat
- Memahami/Menghitung Volume diferensial , elemen-elemen
permukaan garis.
- Menjelaskan tentang Medan Vektor
- Memahami dan melakukan Transformasi Sistem koordinat.

B. PENYAJIAN

1.1 Notasi Vektor

Vektor dalam matematika dan fisika adalah obyek geometri yang


memiliki besar dan arah. Vektor jika digambar dilambangkan dengan
tanda panah (→). Besar vektor proporsional dengan panjang panah dan
arahnya bertepatan dengan arah panah. Vektor dapat melambangkan
perpindahan dari titik A ke B. Vektor berperan penting dalam fisika:

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


2 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
posisi, kecepatan dan percepatan obyek yang bergerak dan gaya
dideskripsikan sebagai vektor.
Untuk membedakan vektor (besaran yang mempunyai besar dan
arah) dari skalar (besaran yang hanya mempunyai besar) vektor
dituliskan dengan memakai simbol huruf yang ditebalkan atau dengan
memakai tanda anak panah diatas. Suatu vektor satuan, yakni dengan
vektor harga absolut (atau magnitude atau panjang) satu, dalam buku
ini akan selalu dinyatakan dengan huruf kecil yang ditebalkan atau
dengan menggunakan tanda topi diatas. Vektor satuan dalam vektor A
dapat ditentukan dengan membagi vector A dengan nilai absolutnya.

𝑨 𝐴⃗ 𝑨
𝒂𝑨 = 𝑎̂𝐴 = |𝑨| = |𝑨| atau 𝐴
dimana |A| = A = √𝐴. 𝐴

Dengan mempergunakan vektor satuan ax , ay , az sepanjang sumbu


x, y, dan z dari sistem koordinat kartesian, maka sebarang vektor dapat
kita tulis dalam bentuk komponen :

𝑨 = 𝐴𝑥 𝒂𝒙 + 𝐴𝑦 𝒂𝒚 + 𝐴𝑧 𝒂𝒛
atau 𝐴⃗ = 𝐴𝑥 𝑎̂𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎̂𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎̂𝑧

Skalar merupakan besaran yang dapat dinyatakan dengan sebuah


bilangan nyata. Simbol x, y dan z yang kita pakai dalam aljabar dasar ialah
scalar, dan besaran yang dinyatakannya adalah scalar. Jadi kita
membicarakan sebuah benda yang jatuh sejarak L dalam waktu t, atau
temperature T pada suatu titik dalam sebuah mangkuk sup yang
koordinatnya x, y dan z, maka besaran L, t, T, x, y dan z semaunya
merupakan scalar. Besaran scalar lainnya ialah massa, kerapatan, tekanan
(tetapi bukan gaya), volume, dan hambatan volume. Tegangan juga
merupakan scalar, meskipun cara untuk menyatakan tegangan yang
berbentuk sinus dapat memakai bilangan kompleks (scalar kompleks), atau
fasor, yang memerlukan dua bilangan nyata untuk menyatakannya,
misalnya amplitude dan sudut fasa, atau bagian nyata dan bagian khayal.

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 3
Gambar 1.1 (a) Vektor-vektor komponen x, y dan z dari vector r. (b)
vector-vektor satuan dari system koordinat kartesian, yang besarnya satu
satuan dan arahnya sesuai dengan arah pertambahannya masing-masing
peubah (variable). (c) vector RPQ sama dengan selisih vector rQ - rP

Besaran Vektor (kuantitas vector) mempunyai besaran dan arah


dalam ruang. Dalam pembahasan ini hanya akan dibahas ruang 2 dan 3
dimensi saja, tetapi kita tahu bahwa vector dapat didefinisikan dalam ruang
yang berdimensi n dalam pemakaiannya yang lebih lanjut . Gaya,
kecepatan, percepatan dan garis lurus yang menghubungkan kutub positif
dan negative sebauh baterai merupakan contoh vector. Masing-masing
kuantitas tersebut dikarakterisasi dengan besar dan arahnya.
Selanjutnya kita akan banyak membahas mengenai medan scalar
dan vector. Sebuah medan (skalar atau vector) dapat didefinisikan secara
matematis sebagai fungsi vector yang menghubungan suatu titik asal
dengan sembarang titik dalam ruang. Biasanya kita dapat mengaitkan efek
fisis dengan medan, misalnya gaya pada jarum kompas dengan medan

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


4 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
magnetic bumi, atau gerak partikel asap dalam sebuah medan dengan
vector kecepatan udara dalam suatu daerah dari sebuah ruang. Perhatikan
bahwa konsep medan selalu dihubungkan dengan suatu daerah ruang.
Mdena scalar dan medan vector keduanya terdapat dalam kenyataan .
temperature dalam semangkuk sup dan kerapatan pada tiap titik di dalam
bumi merupakan contoh medan scalar. Medan gravitasi dan medan
magnetic bumi, gradient, tegangan pada sebuah kawat, dan gradient
temperature pada ujung sebuah solder merupakan contoh medan vector.
Nilai besaran medan pada umumnya berubah terhadap waktu dan
kedudukan dalam ruang.

1.2 Aljabar Vektor


Setelah mendefinisikan vector dan medan vector, kita dapat
melanjutkan dengan mendefinisikan aritmatika vector dan aljabar vector,
dan kemudian kalkulus vector. Beberapa aturannya akan serupa dengan
aljabar scalar, beberapa lagi akan berlainan sedikit, dan yang lainnya akan
baru sama sekali asing. Hal ini memang terjadi, karena vector menyatakan
informasi yang lebih banyak daripada scalar, dan perkalian dua buah
vector misalnya akan lebih rumit dari pada perkalian scalar.

1. Vektor Vektor dapat dijumlahkan dan dikurangkan

⃗⃗ = (𝐴𝑥 𝑎̂𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎̂𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎̂𝑧 ) ± (𝐵𝑥 𝑏̂𝑥 + 𝐵𝑦 𝑏̂𝑦 + 𝐶𝑧 𝑐̂𝑧 )


𝐴⃗ ± 𝐵

= (𝐴𝑥 𝑎̂𝑥 ± 𝐵𝑥 𝑏̂𝑥 ) + (𝐴𝑦 𝑎̂𝑦 ± 𝐵𝑦 𝑏̂𝑦 ) + (𝐴𝑧 𝑎̂𝑧 ± 𝐶𝑧 𝑐̂𝑧 )

Gambar 1. 2 Penjumlahan Vektor secara grafis

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 5
2. Dengan penerapan hukum hukum asosiatif, distributif, dan
komutatif.

𝐴⃗ + (𝐵⃗⃗ + 𝐶⃗) = (𝐴⃗ + 𝐵⃗⃗) + 𝐶⃗


k(𝐴⃗+ 𝐵 ⃗⃗) = k𝐴⃗ + k𝐵 ⃗⃗
(k1 + k2) 𝐴⃗ = k1𝐴⃗ + k2𝐴⃗
𝐴⃗ + 𝐵
⃗⃗ =𝐵 ⃗⃗ + 𝐴⃗

3. Hasil kali titik/dot product (atau hasil kali skalar) dua vektor dapat
didefinisikan sebagai.
𝐴⃗ • 𝐵⃗⃗ = AB cos Ө
Dimana Ө adalah sudut terkecil antara vektor A dan B. Dari bentuk
komponen dapat ditunjukan bahwa khususnya, 𝐴⃗ • 𝐵 ⃗⃗ = Ax Bx +
A y B y + Az B z
𝐴⃗ • 𝐴⃗ = |A|2 = 𝐴2𝑥 + 𝐴2𝑦 + 𝐴2𝑧

Gambar 1.3 Perkalian titik dari dua buah vektor

4. Hasil kali silang/Cross Product (atau hasil kali vektor) dua vektor
didefinisikan sebagai.
𝐴⃗ x 𝐵
⃗⃗ = (AB sin Ө) 𝑎̂𝑛

Dimana Ө adalah sudut terkecil antara vektor A dan B, dan


𝑎̂𝑛 adalah vektor satuan yang arahnya normal terhadap bidang
yang dibuat oleh vector A dan B dimana keduanya berpangkal pada
titik yang sama. Hukum komutatif tidak berlaku pada hasil kali
silang : bahkan sebaliknya.

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


6 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
𝐴⃗ x 𝐵 ⃗⃗ 𝑥 𝐴⃗
⃗⃗ = - 𝐵

Dengan menguraikan hasil kali silang dalam bentuk


komponen memberikan
⃗⃗ = (𝐴𝑥 𝑎̂𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎̂𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎̂𝑧 )𝑋(𝐵𝑥 𝑏̂𝑥 + 𝐵𝑦 𝑏̂𝑦 + 𝐵𝑧 𝑐̂𝑧 )
𝐴⃗ 𝑋 𝐵

= (Ay Bz - Az By) 𝑎̂𝑥 + (Az Bx - Ax Bz) 𝑎̂𝑦 + (Ax By - Ay Bx) 𝑎̂𝑥

Atau bias diekspresikan sebagai suatu determinan

𝑎̂𝑥 𝑎̂𝑦 𝑎̂𝑧


𝐴⃗ 𝑋 𝐵
⃗⃗ = |𝐴𝑥 𝐴𝑦 𝐴𝑧 |
𝐵𝑥 𝐵𝑦 𝐵𝑧

(a) (b)

Gambar 1.4 (a) Arah putar kanan A x B dengan arah putaran ke bawah (b)
Aturan tangan kanan dengan arah normal A x B yang mengarah ke atas

1.3 Sistem-sistem Koordinat

Suatu permasalahan simetri silindris atau simetri bola dapat saja


dirumuskan dan diselesaikan dalam sistem koordinat kartesian. Namun,
solusi ini tidak dapat mengungkapkan sifat sinetr tadi lagi pula dalam
banyak hal dia akan menjadi terlalu rumit. Sebab itulah, di samping sistem
koordinat kartesian dalam buku ajar ini akan kita pakai pula sistim
koordinat silindris dan sistim koordinat bola. Ketiga sistem koordinat itu

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 7
akan kita telaah bersama untuk mengilustrasikan kesamaan dan
perbedaanya.
Titik P dinyatakan oleh tiga koordinat (x, y, z) dalam koordinat
kartesian dalam koordinat silindris (r, ϕ, z) dan dalam sistem koordinat
bola ( r, θ, ϕ) seperti tampak pada gambar 1.5 urutan menuliskan
koordinat-koordinat itu penting dan harus diikuti secara konsisten. Sudut
misalnya, adalah sudut yang sama tapi dalam urutan ketiga koordinat bola.
Simbol r yang sama dipakai baik dalam koordinat silindris r menyatakan
jarak titik terhadap sumbu z, sedangkan dalam koordinat bola r
menunjukan terhadap titik asal. Perihal r yang mana biasanya akan jelas
terlihat dalam konteks persoalanya.

x z
P(r, ϕ, z)
P(x, y, z)
z

z y
r
Y x ϕ
(a) Kartesian (b) Silinder
x

P(r, θ, ϕ)

Y
(c) Bola

Gambar 1.5 Sistem-sistem Koordinat (a) Kartesian dengan dengan


komponen x, y, dan z (b) Tabung/Silindris dengan komponen r, ϕ dan z ,
(c) Bola dengan komponen r, θ dan ϕ

Suatu titik juga didefinisikan sebagai perpotongan antara 3


permukaan ortogonal seperti tampak pada gambar 1.6 dalam koordinat
kartesian, permukaan itu adalah bidang datar tak terhingga x = konstan y,
Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA
8 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
= konstan, dan z = konstan. Dalam koordinat silindris z = konstan adalah
permukaan yang sama seperti di koordinat kartesian = konstanta adalah
(separuh) bidang datar yang berbataskan sumbu z ; r = konstan adalah
suatu silnder tegak berpenampang lingkaran. Ketiga permukaan ini
ortogonal.

(b) Tabu
(a) Karte ng
sian

(c) Bola

Gambar 1. 6 Perpotongan antara tiga buah permukaan ortogonal (a)


Kartesian dengan permukaan x, y, dan z (b) Tabung/Silindris dengan
permukaan r, ϕ dan z , (c) Bola dengan permukaan r, θ dan ϕ

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 9
Perpotongan menentukan kedudukan P. Dalam koordinat bola ∅ =
konstan adalah (separuh) bidang datar yang sama seperti di koordinat
silindris, r = konstan adalah permukaan bola yang berpusat di titik asal Ө
= konstan adalah suatu kerucut lingkaran yang tegak berporos sumbu z dan
berpuncak pada titik asal perhatikan pula bahwa Ө terbatas pada daerah.

(a)

Gambar 1.7 Vektor satuan dari masing-masing benttuk koordinat


(a) Kartesian (b) Tabung dan (c) Bola)

Gambar 1-7 memperlihatkan 3 vektor satuan di titik P. Dalam


sistem kartesian ketiganya mempunyai arah yang tetap, tak tergantunng
pada kedudukan P. Namun tidak demikian halnya pada kedudukan sistem

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


10 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
yang lain (kecuali az) setiap vektor satuan adalah normal terhadap
permukaan koordinatnya dan dalam arah kemana koordinat tersebut
membesar. Perhatikan pula bahwa ketiga sistem ini bersifat tangan kanan/

𝑎̂𝑥 𝑋 ̂𝑎𝑦 = 𝑎̂𝑧 ; 𝑎̂𝑟 𝑋 ̂𝑎∅ = 𝑎̂𝑧 ; 𝑎̂𝑟 𝑋 ̂𝑎𝜃 = 𝑎̂∅

bentuk komponen vektor A dalam ketiga sistem itu adalah.


A = Ax 𝑎̂𝑥 + Ay ̂𝑎𝑦 + Az ̂𝑎𝑧 (kartesian)
A = Ar 𝑎̂𝑟 + 𝐴∅ 𝑎̂∅ + Az ̂𝑎𝑧 (silindris)
A = Ar 𝑎̂𝑟 + 𝐴𝜃 ̂𝑎𝜃 + 𝐴∅ 𝑎̂∅ (bola)

Patut dicatat bahwa komponen Az , Ar , 𝐴∅ dan sebagainya pada umumya


bukan konstanta, melainkan lebih sering berupa fungsi dari koordinat
koordinat dalam sistem tadi.

1.4 Volume Diferensial, Elemen-Elemen Permukaan dan Garis

Kalau koordinat titik P dikembangkan pada (x + dx, y + dy, z + dz)


atau ( r + dr, ∅ = d∅, z + dz) atau (r + dr , 𝜃 + d 𝜃, ∅ + d 𝜃). Berbentuklah
volume diferensial dv dalam masing-masing sistem seperti ditunjukan
pada gambar 1-5.
Dari gambar 1.8 dapat pula dibaca luas elemen elemen permukaan
yang membatasi volume dferensial tadi. Sebagai contoh, elemen
permukaan diferensial yang tegak lurus pada ar adalah.

Elemen garis diferensial dl adalah diagonal yang melalui P. maka

𝑑𝑙 2 = 𝑑𝑥 2 + 𝑑𝑦 2 + 𝑑𝑧 2 (𝐾𝑎𝑟𝑡𝑒𝑠𝑖𝑎𝑛)
2 2 2 2 2
𝑑𝑙 = 𝑑𝑟 + 𝑟 𝑑𝜙 + 𝑑𝑧 (Silidris)
𝑑𝑙 2 = 𝑑𝑟 2 + 𝑟 2 𝑑𝜃 2 + 𝑟 2 𝑟 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝜙 2 (𝐵𝑜𝑙𝑎)

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 11
(a) volume kartesian = dx dy dz

(b) Volume Silindris dv = r dr dφ dz

(c) Volume Bola dv = r2 sin θ dr dθ dφ

Gambar 1. 8 Volume diffrensial masing-masing system koordinat

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


12 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
1.5 Medan Vektor

Ungkapan vektor dalam teori elektromagnetik pada umumnya


adalah koefisien vektor satuan yang mengandung fungsi koordinat
koordinatnya. Oleh karena itu , ia akan berubah nlai dan arahnya dari satu
titik ke titik lain dalam daerah yang ditinjau.
Pandang misalnya vektor : E = - xax + yay

Gambar 1.8 Medan Vektor E = - xax + yay

Nilai nilai x dan y disubstitusikan ke dalam ungkapan tersebut


untuk memberikan E pada tempat tempat yang berbeda. Setelah dicoba
beberapa titik, polanya menjad jelas gambar 1.8 menunjukan medan tadi
di samping itu , suatu medan vektor dapat berubah dengan waktu. Maka
sujatu medan berdimensi dua seperti tadi dapat diberi perubahan waktu
misalnya :

E = (-xax + yay) sin 𝜔𝑡


E = (-xax + yay) ejwt

Medan listrik dan magnet dalam bab-bab terakhir dari buku ini
semuanya berubah dengan waktu. Dan seperti sudah di harapkan medan-
medan itu akan didefinisikan dan diintegrasikan terhadap waktu. Namun

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 13
kedua operasi itu akan berjalan biasa saja dan jarang menyebabkan
kerusakan besar.

1.6 TRANSFORMASI
Vektor atau medan vektor di dalam suatu persoalan secara fisik
memang ada, sedangkan sistem koordinat yang dipakai untuk
mengungkapkannya hanyalah suatu kerangka acuan belaka. Suatu pilihan
sistem koordinat yang sedari mula tepat, seringkali dapat meghasilkan
solusi persoalan dengan lebih cepat dan langsung, di samping
menghasilkan pernyataan akhir yang mengungkapkan simetri yang
dipunyai. Namun, sewaktu-waktu kita akan mentransformasikan medan
vektor dari satu sistem koordinat ke sistem koordinat lainnya.

Gambar 1.9 Hubungan antara peubah kartesian x, y, z dan peubah


koordinat kartesian 𝜌 , ∅ dan z ( pada literatur lain 𝜌 ditulis juga sebagai r).

Perubah dalam koordinat kartesian dan koordinat tabung dapat


dihubungkan satu sama lain. Dengan mengacu pada gambar 1.9 Kita lihat
bahwa

𝑥 = 𝜌 cos ∅
𝑦 = 𝜌 sin ∅
𝑧= 𝑧
Dari sudut pandang yang lain, kita dapat menyatakan peubah koordinat
tabung dalam x, y, dan z.

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


14 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
𝜌 = √𝑥 2 + 𝑦 2 (𝜌 ≥ 0)
𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1
𝑥
𝑧= 𝑧
Kita selalu mengambil peubah 𝜌, yang positif atau nol, jadi kita hanya
mengambil harga yang positif waktu menarik nilai akar-nya. Harga sudut
yang tepat ditentukan dengan memeriksa tanda x dan y. jadi jika x = -3,
dan y = 4, kita dapatkan bahwa titiknya terletak dalam kuadran kedua,
sehingga 𝜌 = 5 dan ∅ = 126,9 0. Untuk x =3 dan y = -4, kita dapatkan ∅
= -53,1 0 atau 306,9 0.
Untuk mendapatkan-masing-masing komponen sebuah vector, kita
ingat pada pembahasan perkalian titik yang menyatakan bahwa
komponennya dapat dicari dengan mengambil perkalian titik antara vector
tersebut dengan vector atuan falam arah yang di inginkan. Jadi, untuk
transformasi koordinat tabung ke koordinat kartesian sebagai berikut;

telah kita ketahui bentuk umum dari sebuah vektor dalam koordinat
kartesian A = Ax 𝑎̂𝑥 + Ay ̂𝑎𝑦 + Az ̂𝑎𝑧 , jadi, Untuk prinsip perkalian
titik/dot product yang menghasilkan sebuah scalar,
𝐴𝑟 = 𝐴⃗ ∙ 𝑎
̂𝑟 ; 𝐴∅ = 𝐴⃗ ∙ 𝑎
̂∅
Dengan menguraikan perkalian titik tersebut, kita dapatkan

𝐴𝑟 = (Ax 𝑎̂𝑥 + Ay ̂𝑎𝑦 + Az ̂𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎


̂𝑟 = 𝐴𝑥 𝑎̂𝑥 ∙ 𝑎̂𝑟 + 𝐴𝑦 𝑎̂𝑦 ∙ 𝑎
̂𝑟
𝐴∅ = (Ax 𝑎̂𝑥 + Ay ̂𝑎𝑦 + Az ̂𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎
̂∅ = 𝐴𝑥 𝑎̂𝑥 ∙ 𝑎̂∅ + 𝐴𝑦 𝑎̂𝑦 ∙ 𝑎
̂∅
dan
𝐴𝑧 = (Ax 𝑎̂𝑥 + Ay ̂𝑎𝑦 + Az ̂𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎
̂𝑧 = 𝐴𝑧 𝑎̂𝑧 ∙ 𝑎
̂𝑧 = 𝐴𝑧

Karena 𝑎̂𝑧 ∙ 𝑎
̂𝑟 dan 𝑎̂𝑧 ∙ 𝑎
̂∅ adalah nol.

Supaya dapat menyelesaikan transformasi komponen, perlu diketahui


perkalian titik 𝑎̂𝑥 ∙ 𝑎
̂,𝑟 ̂
𝑎𝑦 ∙ 𝑎
̂,𝑟 ̂
𝑎𝑥 ∙ 𝑎
̂∅ dan 𝑎̂𝑦 ∙ 𝑎
̂.∅ Dengan memakai
definisi perkalian titik bahwa karena kita mempersoalkan vektor satuan,
hasilnya ialah kosinus sudut antara dua vektor satua tersebut. Dengan
mengacu pada gambar diatas dan berpikir, kita dapatkan bahwa sudut
antara 𝑎̂𝑥 dan 𝑎
̂𝑟 ialah ∅, jadi 𝑎̂𝑥 ∙ 𝑎
̂𝑟 = cos ∅, dan sudut antara ̂𝑎𝑦 dan
𝑎
̂adalah
𝑟
0
90 - ∅, jadi ̂𝑎𝑦 ∙ 𝑎̂𝑟 = cos(900 − ∅) = sin ∅. Perkalian sudut

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 15
yang lain didapatkan dengan cara serupa, dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel 1.1

Tabel 1.1 Perkalian titik dan vektor


satuan dalam koordinat tabung/silindris
dan koordinat kartesian

̂𝒓
𝒂 ̂𝛟
𝒂 ̂𝐳
𝒂
̂𝒙
𝒂 cos ϕ - sin ϕ 0
̂𝒚
𝒂 sin ϕ cos ϕ 0
̂𝒛
𝒂 0 0 1

Sedangkan untuk transformasi skalar/perkalian titik dari sistem koordinat


kartesian ke koordinat bola dapat dilakukan dengan memperhatikan
gambar 1 .9 Yang menghubungkan kedua himpunan peubah :

𝑥 = 𝑟 sin 𝜃 cos ∅
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 sin ∅
𝑧 = 𝑟 cos 𝜃
Transformasi sebaliknya didapat melalui hubungan :
𝑟 = √𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 (𝑟 ≥ 0)
𝑧
𝜃 = 𝑐𝑜𝑠 −1 (00 ≤ 𝜃 ≤ 1800 )
2 2
√𝑥 + 𝑦 + 𝑧 2
𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1
𝑥

Peubah jejari r selalu positif atau nol, 𝜃 bergerak antara 00 sampai 1800 .
Letak sudut tersebut ditentukan dalam kuadrannya sesuai dengan hanya x,
y, dan z.
Transformasi vektor memerlukan harga perkalian vektor satuan
dalam koordinat kartesian dengan vektor satuan dalam koordinat bola.
Kita lakukan perkalian ini dengan melihat gambar 1.9 dan dengan
pengetahuan geometri. Karena perkalian titik antara vektor satuan dalam
koordinat bola dengan vektor satuan dalam koordinat kartesian
menghasilkan komponen vektor satuan bola dalam arah vektor satuan
kartesian, maka perkalian dengan az menghasilkan :

𝑎̂𝑥 ∙ 𝑎̂𝑟 = cos 𝜃

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


16 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
𝑎̂𝑧 ∙ 𝑎̂𝜃 = −sin 𝜃
𝑎̂𝑧 ∙ 𝑎̂∅ = 0

Perkalian titik dengan 𝑎̂𝑥 dan 𝑎̂𝑦 dapat dilakukan dengan


memproyeksikan vektor satuan bola dalam bidang xy kemudian
memproyeksikannya ke sumbu yang dikehendaki. Misalkan, 𝑎̂𝑟 ∙ 𝑎̂𝑥
didapat dengan memproyeksikan 𝑎̂𝑟 dalam bidang xy menghasilkan sin 𝜃,
kemudian memproyeksikan sin 𝜃 ke sumbu x, sehingga hasilnya ialah
sin 𝜃 cos ∅. Perkalian titik lainnya didapat dengan cara yang serupa
tersebut dan diperlihatkan dalam tabel 1.2.

Tabel 1.2 Perkalian titik dan vektor


satuan dalam koordinat bola dan
koordinat kartesian

̂𝒓
𝒂 𝒂̂𝜽 ̂∅
𝒂
̂𝒙
𝒂 sin ϴ cos ϕ cos ϴ cos ϕ - sin ϕ
̂𝒚
𝒂 sin ϴ sin ϕ cos ϴ sin ϕ cos ϕ
̂𝒛
𝒂 cos ϴ sin ϴ 0

CONTOH 1. Perhatikan dari persamaan umum koordinat bola


A = Ar 𝑎̂𝑟 + 𝐴𝜃 ̂𝑎𝜃 + 𝐴∅ 𝑎̂∅ dan untuk vektor ;

A = 5 r 𝑎̂𝑟 + 2 sin ф ̂𝑎𝜃 + 2 cos 𝜃 𝑎̂∅

dalam koordinat bola. Variabel r, θ, ɸ dapat diubah menjadi variabel


kartesian dengan mengacu pada Gambar 1-2 dan menerapkan trigonometri
dasar. Maka
𝑧 𝑦
r = √𝑥 2 + 𝑦 2 ; cos θ= ; tan ɸ = 𝑥
√𝑥 2 +𝑦 2 +𝑧 2

Demikian pula komponen-komponen koordinat bola dari medan vektor A


dapat dituliskan dalam x, y, dan z :
2𝑦 2𝑧
A = 5√𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 𝑎̂𝑟 + ̂𝑎𝜃 + 𝑎̂∅
√𝑥 2 +𝑦 2 √𝑥 2 +𝑦 2 +𝑍 2

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 17
Vektor satuan 𝑎̂𝑟 , ̂𝑎𝜃 , 𝑎̂∅ juga dapat ditransformasikan ke dalam
ekivalensi kartesiannya, lagi dengan mengacu pada Gambar 1.7 dan
menerapkan trigonometri dasar. Maka
𝑥 𝑦 𝑧
𝑎̂𝑟 = 2 2 2 𝑎̂𝑥 + 2 2 2 𝑎̂𝑦 + 2 2 2 𝑎̂𝑧
√𝑥 +𝑦 +𝑧 √𝑥 +𝑦 +𝑧 √𝑥 +𝑦 +𝑧

𝑥𝑧 𝑥𝑧 √𝑥 2 +𝑦 2
̂𝑎𝜃 = 𝑎̂ +
2 𝑥
𝑎̂ +
2 𝑦
𝑎̂𝑧
√𝑥 2 +𝑦 2 +𝑧 2 √𝑥 2 +𝑦 √𝑥 2 +𝑦2 +𝑧 2 √𝑥 2 +𝑦 √𝑥 2 +𝑦2 +𝑧 2

−𝑦 𝑥
𝑎̂∅ = 𝑎̂𝑥 + 𝑎̂𝑦
√𝑥 2 +𝑦2 √𝑥 2 +𝑦2

Dengan mengkombinasikannya kita peroleh


2𝑥𝑦𝑧 2𝑦𝑧
A = (5𝑥 + − ) 𝑎̂𝑥
√𝑥 2 +𝑦2 +𝑧 2 (𝑥 2 +𝑦 2 ) √𝑥 2 +𝑦2 +𝑧 2 √𝑥 2 +𝑦 2
2𝑥𝑦𝑧 2𝑦𝑧
+(5𝑥 + + ) 𝑎̂𝑦
(𝑥 2 +𝑦2 ) √𝑥 2 +𝑦 2 +𝑧 2 √𝑥 2 +𝑦2 +𝑧 2 √𝑥 2 +𝑦 2
2𝑦
+(5𝑧 − 2 2 2 ) 𝑎̂𝑦
√𝑥 +𝑦 +𝑧

C. PENUTUP

1. Rangkuman

 Analisa vektor merupakan cara menulis “Steno” untuk bahasa


matematis. Di dalamnya terdapat symbol, aturan baru, dan hal
yang sukar dimengerti seperti yang biasanya terdapat dalam
bidang yang baru dipelajari, jadi perlu konsentrasi, perhatian
dan latihan.
 Vektor dalam matematika dan fisika adalah obyek geometri
yang memiliki besar dan arah. Vektor jika digambar
dilambangkan dengan tanda panah (→). Besar vektor
proporsional dengan panjang panah dan arahnya bertepatan
dengan arah panah. Vektor dapat melambangkan perpindahan
dari titik A ke B.
 Skalar merupakan besaran yang dapat dinyatakan dengan
sebuah bilangan nyata. Simbol x, y dan z yang kita pakai dalam
aljabar dasar ialah scalar, dan besaran yang dinyatakannya
adalah scalar.

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


18 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
 Vektor Vektor dapat dijumlahkan dan dikurangkan

⃗⃗ = (𝐴𝑥 𝑎̂𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎̂𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎̂𝑧 ) ± (𝐵𝑥 𝑏̂𝑥 + 𝐵𝑦 𝑏̂𝑦 + 𝐶𝑧 𝑐̂𝑧 )


𝐴⃗ ± 𝐵

 Dengan penerapan hukum hukum asosiatif, distributif, dan


komutatif.

𝐴⃗ + (𝐵⃗⃗ + 𝐶⃗) = (𝐴⃗ + 𝐵⃗⃗) + 𝐶⃗


k(𝐴⃗+ 𝐵 ⃗⃗) = k𝐴⃗ + k𝐵 ⃗⃗
(k1 + k2) 𝐴⃗ = k1𝐴⃗ + k2𝐴⃗
𝐴⃗ + 𝐵
⃗⃗ =𝐵 ⃗⃗ + 𝐴⃗

 Hasil kali titik/dot product (atau hasil kali skalar) dua vektor dapat
didefinisikan sebagai.
𝐴⃗ • 𝐵⃗⃗ = AB cos Ө
Dimana Ө adalah sudut terkecil antara vektor A dan B. Dari bentuk
komponen dapat ditunjukan bahwa khususnya, 𝐴⃗ • 𝐵 ⃗⃗ = Ax Bx +
A y B y + Az B z
𝐴⃗ • 𝐴⃗ = |A|2 = 𝐴2𝑥 + 𝐴2𝑦 + 𝐴2𝑧

 Hasil kali silang/Cross Product (atau hasil kali vektor) dua vektor
didefinisikan sebagai.
𝐴⃗ x 𝐵
⃗⃗ = (AB sin Ө) 𝑎̂𝑛

Dimana Ө adalah sudut terkecil antara vektor A dan B, dan


𝑎̂𝑛 adalah vektor satuan yang arahnya normal terhadap bidang
yang dibuat oleh vector A dan B dimana keduanya berpangkal pada
titik yang sama. Hukum komutatif tidak berlaku pada hasil kali
silang : bahkan sebaliknya.

𝐴⃗ x 𝐵 ⃗⃗ 𝑥 𝐴⃗
⃗⃗ = - 𝐵
 Ungkapan vektor dalam teori elektromagnetik pada umumnya
adalah koefisien vektor satuan yang mengandung fungsi
koordinat koordinatnya. Oleh karena itu , ia akan berubah nlai
dan arahnya dari satu titik ke titik lain dalam daerah yang
ditinjau.

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 19
 Vektor atau medan vektor di dalam suatu persoalan secara fisik
memang ada, sedangkan sistem koordinat yang dipakai untuk
mengungkapkannya hanyalah suatu kerangka acuan belaka.
Suatu pilihan sistem koordinat yang sedari mula tepat,
seringkali dapat meghasilkan solusi persoalan dengan lebih
cepat dan langsung, di samping menghasilkan pernyataan akhir
yang mengungkapkan simetri yang dipunyai.
 Transformasi skalar/perkalian titik dari sistem koordinat
kartesian ke koordinat bola dapat dilakukan dengan
memperhatikan gambar 1 .9 Yang menghubungkan kedua
himpunan peubah :
𝑥 = 𝑟 sin 𝜃 cos ∅
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 sin ∅
𝑧 = 𝑟 cos 𝜃

Tabel 1.1 Perkalian titik dan vektor


satuan dalam koordinat tabung/silindris
dan koordinat kartesian

̂𝒓
𝒂 ̂𝛟
𝒂 ̂𝐳
𝒂
̂𝒙
𝒂 cos ϕ - sin ϕ 0
̂𝒚
𝒂 sin ϕ cos ϕ 0
̂𝒛
𝒂 0 0 1

 Transformasi skalar/perkalian titik dari sistem koordinat kartesian


ke koordinat bola dapat dilakukan dengan memperhatikan gambar
1 .9 Yang menghubungkan kedua himpunan peubah :

𝑥 = 𝑟 sin 𝜃 cos ∅
𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 sin ∅
𝑧 = 𝑟 cos 𝜃
 Transformasi vektor memerlukan harga perkalian vektor satuan
dalam koordinat kartesian dengan vektor satuan dalam koordinat
bola.

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


20 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
Tabel 1.2 Perkalian titik dan vektor
satuan dalam koordinat bola dan
koordinat kartesian

̂𝒓
𝒂 𝒂̂𝜽 ̂∅
𝒂
̂𝒙
𝒂 sin ϴ cos ϕ cos ϴ cos ϕ - sin ϕ
̂𝒚
𝒂 sin ϴ sin ϕ cos ϴ sin ϕ cos ϕ
̂𝒛
𝒂 cos ϴ sin ϴ 0

2. Tes Formatif

1. Tunjukkan bahwa vektor yang ditarik dari M (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) ke


N(𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) adalah (𝑥2 − 𝑥1 )𝑎𝑥 + (𝑦2 − 𝑦1 )𝑎𝑦 + (𝑧2 − 𝑧1 )𝑎𝑧 ?

2. Dapatkan vektor A yang ditarik dari (2, -4, 1) ke (0, -2, 0) dalam
koordinat kartesian, pula vektor satuan yang searah dengan A.

Jawaban :
A = 𝟐𝒂𝒙 + 2𝒂𝒚 − 𝒂𝒛 ;
2 2 1
𝑎𝐴 = − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑦 − 𝑎𝑧
3 3 3

3. Hitunglah jarak dari (5,3𝜋/2,0) 𝑘𝑒 (5, 𝜋/2,0) jika koordinat-


koordinat ini adalah silindris.
4. Tunjukkan bahwa A . B=𝐴𝑥 𝐵𝑥 + 𝐴𝑦 𝐵𝑦 + 𝐴𝑧 𝐵𝑧 dan Nyatakan hasil-
kali titik itu dalam bentuk komponen.
5. Diberikan A = 2𝑎𝑥 + 4𝑎𝑦 − 3𝑎𝑧 ; 𝐵 = 𝑎𝑥 − 𝑎𝑦
tentukan A . B dan A x B
Jawaban : A . B =−2
A x B = −3𝒂𝒙 − 3𝒂𝒙 − 6𝒂𝒛

6. Buktikan bahwa A = 4𝑎𝑥 − 2𝑎𝑦 − 𝑎𝑧 𝑑𝑎𝑛𝐵 = 𝑎𝑥 + 4𝑎𝑦 − 4𝑎𝑧 tegak


lurus sesamanya.
7. Diberikan 𝐴⃗ = 2𝑎̂𝑥 + 4𝑎̂𝑦 ; 𝐵 ⃗⃗ = 6𝑎̂𝑦 − 4𝑎̂𝑧 , dapatkan sudut
terkecil antara kedua vektor tadi dengan menggunakan ( a ) hasil-kali
silang, (b) hasil-kali titik.
Jawaban : (a) 𝐴⃗ 𝑋 𝐵
⃗⃗ → 41,90 ; (b ) 𝐴⃗ ∗ 𝐵
⃗⃗ → 41,90

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 21
8. Diberikan 𝐹⃗ = (𝑦 − 1)𝑎̂𝑥 + 2𝑥𝑎̂𝑦 carilah vektor 𝐹⃗ di (2, 2, 1)
⃗⃗ di mana 𝐵
dan proyeksinya pada vektor 𝐵 ⃗⃗ =5𝑎̂𝑥 − 𝑎̂𝑦 + 2𝑎̂𝑧

1
Jawaban : Vektor 𝐹⃗ (2, 2, 1) = 𝑎̂𝑥 + 4𝑎̂𝑦 ; Proyeksinya pada vektor 𝐵
⃗⃗⃗⃗ =
√30

8. Diberikan 𝐴⃗ = 𝑎̂𝑥 + 4𝑎̂𝑦 ; 𝐵


⃗⃗ = 𝑎̂𝑥 + 2𝑎̂𝑧 ; 𝐶⃗ = 2𝑎
̂ 𝑦 + 𝑎̂𝑧
𝑐𝑎𝑟𝑖𝑙𝑎ℎ (𝑨𝒙𝑩) 𝑥 𝑪 dan bandingkanlah dengan A x (B x C).
Jawaban : (𝑨𝒙𝑩) 𝑥 𝑪 = 2𝒂𝒙 − 2𝒂𝒚 − 𝒂𝑧 dan A x (B x C) = = −2𝒂𝒚 + 4𝒂𝒛

9. Nyatakan vektor satuan yang mengarah ke titik asal dari suatu titik
sembarang pada bidang datar z = - 5 ?
−𝑎𝑥𝑥 −𝑦𝑎𝑦 +5𝑎𝑧
Jawaban : 𝑎𝑅 = 2 2
√𝑥 +𝑦 +25

10. Turunkanlah persamaan volume suatu bola dengan jari-jari ɑ dari


ungkapan volume diferensial.
4
Jawaban : 𝑣 = 3 𝜋𝑎3

11. Gunakan sistem koordinat silindris untuk memperoleh luas permukaan


melengkung dari suatu silinder tegak di mana r = 2 m, h = 5 m, dan 30
dan 300 ≤ ∅ ≥ 1200 (lihat Gambar)

Jawab : A =5𝜋 𝑚2

12. Transformasikan
𝑥2
A = 𝑦𝑎2 + 𝑥𝑎𝑦 + 𝑎𝑧
√𝑥 2 +𝑦2
Dari koordinat kartesian ke koordinat silindris ?

Jawab : A = 2𝑟𝑠𝑖𝑛 ∅ 𝑐𝑜𝑠∅𝑎𝑟 + (𝑟𝑐𝑜𝑠 2 ∅ − 𝑟 𝑠𝑖𝑛2 ∅) + 𝑟 𝑐𝑜𝑠 2 ∅𝑎𝑧

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


22 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
13. Suatu vektor yang panjangnya 10 dari titik (5, 5𝜋/4,0)dalam koordinat
silidris mengarah ke titik asal. Nyatakan vektor itu dalam koordinat
kartesian.
10 10
Jawab : A = 𝑎𝑥 + 𝑎𝑦
√2 √2

3. Tindak Lanjut
Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi mahasiswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran, bias mencocokkan jawaban mahasisw
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir buku
materi ini

Gunakan rumus di bawah ini untuk melihat tingkat penguasaan


mahasiswa :

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat Penguasaan = X 100 %
Jumlah Soal

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – Pendidikan Teknik Elektro FATEK UNIMA


BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN 23
DAFTAR PUSTAKA

1. William H. Hayt, Jr. 1989. Elektromagnetika Teknologi edisi


kelima. Erlangga: Jakarta
2. Edminister, Joseph A. 1993. Teori dan Soal-Soal
Elektromagnetia. Erlanga: Jakarta
3. Magdy F. Iskandar. 1992. Electromagnetic Field & Waves.
Prentise Hall: New Jersey
4. BO THIDÉ. 2000. Electromagnetic Field Theory.
www.plasma.uu.se/CED
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_(spasial), diaksen April
2013

Janne Deivy Ticoh, ST, MT – PTE FATEK UNIMA


24 BUKU AJAR Mata Kuliah TEORI MEDAN
25

Anda mungkin juga menyukai