100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan14 halaman
Dokumen tersebut berisi profil empat indikator mutu terkait layanan farmasi di rumah sakit, yaitu waktu tunggu pengambilan obat rawat jalan dan rawat inap, serta persentase kejadian kesalahan pemberian obat. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk memantau kualitas layanan farmasi agar memenuhi standar pelayanan kesehatan dan menjamin keselamatan pasien.
Dokumen tersebut berisi profil empat indikator mutu terkait layanan farmasi di rumah sakit, yaitu waktu tunggu pengambilan obat rawat jalan dan rawat inap, serta persentase kejadian kesalahan pemberian obat. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk memantau kualitas layanan farmasi agar memenuhi standar pelayanan kesehatan dan menjamin keselamatan pasien.
Dokumen tersebut berisi profil empat indikator mutu terkait layanan farmasi di rumah sakit, yaitu waktu tunggu pengambilan obat rawat jalan dan rawat inap, serta persentase kejadian kesalahan pemberian obat. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk memantau kualitas layanan farmasi agar memenuhi standar pelayanan kesehatan dan menjamin keselamatan pasien.
1. WAKTU TUNGGU OBAT NON RACIKAN RAWAT JALAN 1 Judul Indikator Waktu tunggu obat non racikan Waktu tunggu obat non racikan adalah tenggang waktu mulai 2 Definisi Operasional dispensing obat (pengambilan obat, etiket dan labelling) sampai dengan penyerahan obat ke pasien dalam waktu ≤ 30 menit 3 Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Farmasi 4 Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan Efektivitas dan Efisiensi Untuk monitoring strength and weakness pelayanan Farmasi di Rawat 5 Alasan pemilihan Indikator Jalan Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat non racikan yang 6 Numenerator disurvey dalam 1 bulan di Rawat Jalan Jumlah seluruh pasien dengan resep non racikan yang disurvey dalam 7 Denominerator 1 bulan di Rawat Jalan Selisih antara waktu pengerjaan resep obat non racikan pada saat obat 8 Formula Pengukuran sudah lolos dalam telaah screening resep hingga dilakukan dispensing sampai obat diserahkan ke pasien Sensus Harian 9 Metode Pengumpulan Data 10 Cakupan data (Sample/Total) Total 11 Frekuensi pengumpulan data Harian 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang ≤ 30 menit 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Rekapitulasi Waktu Tunggu Obat Non Racikan harian di Rawat Jalan 16 Pengumpul data PIC Farmasi di Rawat Jalan 17 Publikasi Data a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP
2. WAKTU TUNGGU OBAT RACIKAN RAWAT JALAN
1 Judul Indikator Waktu tunggu obat racikan Waktu tunggu obat racikan adalah tenggang waktu mulai dispensing 2 Definisi Operasional obat (pengambilan obat, etiket dan labelling) sampai dengan penyerahan obat ke pasien dalam waktu ≤ 60 menit 3 Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Farmasi 4 Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan Efektivitas dan Efisiensi Untuk monitoring strength and weakness pelayanan Farmasi di Rawat 5 Alasan pemilihan Indikator Jalan Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan yang disurvey 6 Numenerator dalam 1 bulan di Rawat Jalan Jumlah seluruh pasien dengan resep racikan yang disurvey dalam 1 7 Denominerator bulan di Rawat Jalan Selisih antara waktu pengerjaan resep obat racikan pada saat obat 8 Formula Pengukuran sudah lolos dalam telaah screening resep hingga dilakukan dispensing sampai obat diserahkan ke pasien Sensus Harian 9 Metode Pengumpulan Data 10 Cakupan data (Sample/Total) Total 11 Frekuensi pengumpulan data Harian 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang ≤ 60 menit 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Rekapitulasi Waktu Tunggu Obat Non Racikan harian di Rawat Jalan 16 Pengumpul data PIC Farmasi di Rawat Jalan 17 Publikasi Data a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 3. WAKTU TUNGGU OBAT NON RACIKAN RAWAT INAP 1 Judul Indikator Waktu tunggu obat non racikan Waktu tunggu obat non racikan adalah tenggang waktu mulai 2 Definisi Operasional dispensing obat (pengambilan obat, etiket dan labelling) sampai dengan penyerahan obat ke pasien dalam waktu ≤ 30 menit 3 Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Farmasi 4 Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan Efektivitas dan Efisiensi Untuk monitoring strength and weakness pelayanan Farmasi di Rawat 5 Alasan pemilihan Indikator Inap Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat non racikan yang 6 Numenerator disurvey dalam 1 bulan di Rawat Inap Jumlah seluruh pasien dengan resep non racikan yang disurvey dalam 7 Denominerator 1 bulan di Rawat Inap Selisih antara waktu pengerjaan resep obat non racikan pada saat obat 8 Formula Pengukuran sudah lolos dalam telaah screening resep hingga dilakukan dispensing sampai obat diserahkan ke pasien Sensus Harian 9 Metode Pengumpulan Data 10 Cakupan data (Sample/Total) Total 11 Frekuensi pengumpulan data Harian 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang ≤ 30 menit Dasar Literatur Kepmenkes No. 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Rekapitulasi Waktu Tunggu Obat Non Racikan harian di Rawat Inap 16 Pengumpul data PIC Farmasi di Rawat Inap 17 Publikasi Data a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP
4. WAKTU TUNGGU OBAT RACIKAN RAWAT INAP
1 Judul Indikator Waktu tunggu obat racikan Waktu tunggu obat racikan adalah tenggang waktu mulai dispensing 2 Definisi Operasional obat (pengambilan obat, etiket dan labelling) sampai dengan penyerahan obat ke pasien dalam waktu ≤ 60 menit 3 Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Farmasi 4 Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan Efektivitas dan Efisiensi Untuk monitoring strength and weakness pelayanan Farmasi di Rawat 5 Alasan pemilihan Indikator Inap Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan yang disurvey 6 Numenerator dalam 1 bulan di Rawat Inap Jumlah seluruh pasien dengan resep racikan yang disurvey dalam 1 7 Denominerator bulan di Rawat Inap Selisih antara waktu pengerjaan resep obat racikan pada saat obat 8 Formula Pengukuran sudah lolos dalam telaah screening resep hingga dilakukan dispensing sampai obat diserahkan ke pasien Sensus Harian 9 Metode Pengumpulan Data 10 Cakupan data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi pengumpulan data Harian 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang ≤ 60 menit 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Rekapitulasi Waktu Tunggu Obat Non Racikan harian di Rawat Inap 16 Pengumpul data PIC Farmasi di Rawat Inap 17 Publikasi Data a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 5. PROSENTASE KEJADIAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT 1 Judul Indikator Prosentase Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Kesalahan Pemberian obat adalah terjadi kesalahan pada waktu proses penyiapan (dispensing) obat hingga penyerahan obat. Kesalahan Pemberian Obat, meliputi : 1. Jenis obat 2 Definisi Operasional 2. Dosis 3. Jumlah Obat 4. Orang atau pasien yang menerima obat 5. Penulisan etiket 3 Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan pemberian obat 4 Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan Efektivitas dan Efisiensi Untuk monitoring strength and weakness pelayanan Farmasi di Rawat 5 Alasan pemilihan Indikator Inap Jumlah seluruh resep masuk di Instalasi Farmasi yang disurvey dalam 6 Numenerator 1 bulan dibandingkan dengan kejadian kesalahan pemberian obat kepada pasien Jumlah seluruh resep yang masuk di Instalasi Farmasi baik Rawat Inap 7 Denominerator maupun Rawat Jalan dalam 1 bulan 1. Setiap Resep yang datang di Instalasi Farmasi harus ditelaah administratif, Telaah Farmasetik, Telaah Farmasi Klinis, Telaah Obat sehingga meminimalisirkan kejadian kesalahan pemberian obat (Jenis Obat, Dosis, Jumlah Obat dan Orang serta penulisan etiket). 2. Setiap ada kesalahan pemberian obat dilakukan penelusuran data 8 Formula Pengukuran (Nama Pasien, Alamat, No. Telp) ke tempat pendaftaran dan dilakukan penggantian obat yang sesuai dengan resep dokter. 3. Dilakukan dokumentasi di buku Kasus tiap ada kejadian kesalahan pemberian obat ( Jenis Obat, Dosis, Jumlah Obat, dan Orang serta penulisan etiket) dan dibukukan dalam Laporan Insiden sesuai dengan grade nya. 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Harian 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 0% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart Laporan Kejadian Kesalahan Pemberian Obat dalam Buku Kasus 15 Sumber Data selama 1 bulan 16 Pengumpul Data Seluruh Farmasi di Rawat Inap dan Rawat Jalan 17 Publikasi Data : a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 6. PROSENTASE KEJADIAN KETIDAKSESUAIAN PENULISAN RESEP DENGAN FORMULARIUM Prosentase Kejadian Ketidaksesuaian Penulisan Resep sesuai 1 Judul Indikator Formularium Formularium Rumah Sakit adalah daftar obat yang digunakan sebagai 2 Definisi Operasional acuan di Rumah Sakit dalam penulisan resep oleh dokter,dokter gigi, dan dokter spesialis. Tergambarnya prosentase ketidaksesuaian penulisan resep dengan 3 Tujuan formularium Rumah Sakit 4 Dimensi Mutu Efisiensi Untuk mengukur kepatuhan dokter dalam penulisan resep sesuai 5 Alasan pemilihan Indikator dengan daftar obat yang ada di Formularium Rumah Sakit yang sudah disepakati. Jumlah resep yang tidak sesuai Formularium Rumah Sakit terbaru 6 Numenerator dalam 1 bulan Jumlah seluruh resep yang masuk di Instalasi Farmasi baik Rawat Inap 7 Denominerator maupun Rawat Jalan dalam 1 bulan 1. Jika adanya ketidaksesuaian penulisan Resep obat dengan 8 Formula Pengukuran Formularium didokumentasikan dalam buku kasus 2. Disurvey dalam 1 bulan 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Harian 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 0% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart Laporan Ketidakesuaian Penulisan Resep dengan Formularium dalam 15 Sumber Data buku kasus 16 Pengumpul Data Seluruh Farmasi di Rawat Inap dan Rawat Jalan 17 Publikasi Data : c. Internal Notulen Rapat bulanan d. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP
7. PROSENTASE KEJADIAN KESALAHAN PENULISAN RESEP
1 Judul Indikator Prosentase Kejadian Kesalahan Penulisan Resep Kesalahan Penulisan Resep adalah penulisan resep yang dilakukan 2 Definisi Operasional oleh dokter harus mengacu pada Kebijakan umum di Rumah Sakit Umum Karsa Husada 3 Tujuan Tergambarnya prosentase kejadian kesalahan penulisan resep 4 Dimensi Mutu Efisiensi Untuk mengukur prosentase kejadian kesalahan penulisan resep sesuai 5 Alasan pemilihan Indikator dengan Kebijakan di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Jumlah seluruh resep yang disurvey dalam 1 bulan adanya kejadian 6 Numenerator kesalahan penulisan resep Seluruh jumlah resep yang masuk di Instalasi Farmasi baik Rawat Inap 7 Denominerator maupun Rawat Jalan yang disurvey dalam 1 bulan 1. Jika adanya ketidaksesuaian penulisan Resep dengan kebijakan 8 Formula Pengukuran umum dalam penulisan resep di RSU Karsa Husada 2. Disurvey dalam 1 bulan 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Harian 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 0% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Laporan Adanya Kesalahan Penulisan Resep dalam buku Kasus 16 Pengumpul Data Seluruh Farmasi di Rawat Inap dan Rawat Jalan 17 Publikasi Data : e. Internal Notulen Rapat bulanan f. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 8. PROSENTASE KEKOSONGAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 1 Judul Indikator Prosentase Kekosongan Daftar Obat Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar yang berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia 2 Definisi Operasional di unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan 3 Tujuan Tergambarnya jumlah kekosongan Obat Esensial Nasional 4 Dimensi Mutu Efisiensi Untuk mengukur prosentase Kekosongan Obat Esensial Nasioanal 5 Alasan pemilihan Indikator yang terdapat dalam Rumah Sakit Daftar obat Essensial Nasional yang mengalami kekosongan dalam 1 6 Numenerator bulan baik di Farmasi Rawat Inap maupun Rawat Jalan 7 Denominerator Jumlah seluruh daftar obat Esesnsial Nasional (DOEN) 1. Jika ditemukan Obat Esensial Nasional yang mengalami kekosongan dalam satu bulan padahal sudah dilakukan pengorderan 8 Formula Pengukuran dalam bulan tersebut. 2. Disurvey dalam satu bulan 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Bulanan 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Harian 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 0% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Laporan Adanya Kekosongan Obat Esensial dalam satu bulan. Staff Gudang dalam Monitoring Perencanaan dengan barang yang 16 Pengumpul Data datang dalam satu bulan 17 Publikasi Data : a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 9. PROSENTASE KESESUAIAN PERENCANAAN (USULAN) OBAT PATEN DENGAN PENERIMAAN Prosentase Kesesuaian Perencanaan (Usulan) Obat Paten dengan 1 Judul Indikator Penerimaan Kesesuaian perencanaan obat paten dengan penerimaan adalah jumlah 2 Definisi Operasional obat yang diterima sesuai dengan usulan obat paten dalam satu bulan. 3 Tujuan Mengevaluasi Kesesuaian Perencanaan Obat dengan Usulan 4 Dimensi Mutu Ketepatan dalam perencanaan obat Untuk mengevaluasi Ketepatan dan kesesuaian dalam perencanaan 5 Alasan pemilihan Indikator obat terhadap barang yang datang Jumlah seluruh obat yang datang (penerimaan) dibandingkan dengan 6 Numenerator jumlah keseluruhan perencanaan obat (usulan) dalam satu bulan 7 Denominerator Jumlah keseluruhan perencanaan obat (usulan) paten dalam satu bulan 1. Rekapitulasi penerimaan obat harian 2. Cross check ulang ke bagian pengadaan bila ada obat yang kurang dan sebaliknya bagian pengadaan konfirmasi ke bagian penerimaan bila obat kosong. 8 Formula Pengukuran 3. Monitoring ke bagian pengadaan, obat yang belum diterima berdasarkan perencanaan obat (usulan). 4. Membandingkan jumlah obat yang diterima dengan jumlah keseluruhan perencanaan obat (usulan) dalam 1 bulan. 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Bulanan 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 100% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart Usulan obat dalam 1 bulan dan faktur yang diterima dalam bulan 15 Sumber Data tersebut. Staff Gudang dalam Monitoring Perencanaan dengan barang yang 16 Pengumpul Data datang dalam satu bulan 17 Publikasi Data : c. Internal Notulen Rapat bulanan d. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 10. ANGKA KESESUAIAN PERENCANAAN (USULAN) OBAT GENERIK DENGAN PENERIMAAN Prosentase Kesesuaian Perencanaan (Usulan) Obat Generik dengan 1 Judul Indikator Penerimaan Kesesuaian perencanaan obat paten dengan penerimaan adalah jumlah 2 Definisi Operasional obat yang diterima sesuai dengan usulan obat Generik dalam satu bulan. 3 Tujuan Mengevaluasi Kesesuaian Perencanaan Obat dengan Usulan 4 Dimensi Mutu Ketepatan dalam perencanaan obat Untuk mengevaluasi Ketepatan dan kesesuaian dalam perencanaan 5 Alasan pemilihan Indikator obat terhadap barang yang datang Jumlah seluruh obat yang datang (penerimaan) dibandingkan dengan 6 Numenerator jumlah keseluruhan perencanaan obat (usulan) dalam satu bulan Jumlah keseluruhan perencanaan obat (usulan) Generik dalam satu 7 Denominerator bulan 1. Rekapitulasi penerimaan obat harian 2. Cross check ulang ke bagian pengadaan bila ada obat yang kurang dan sebaliknya bagian pengadaan konfirmasi ke bagian penerimaan bila obat kosong. 8 Formula Pengukuran 3. Monitoring ke bagian pengadaan, obat yang belum diterima berdasarkan perencanaan obat (usulan). 5. Membandingkan jumlah obat yang diterima dengan jumlah keseluruhan perencanaan obat (usulan) dalam 1 bulan. 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Bulanan 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 100% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart Usulan obat dalam 1 bulan dan faktur yang diterima dalam bulan 15 Sumber Data tersebut. Staff Gudang dalam Monitoring Perencanaan dengan barang yang 16 Pengumpul Data datang dalam satu bulan 17 Publikasi Data : a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 11. PROSENTASE KEPATUHAN FARMASI KLINIS DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS ASUHAN KEFARMASIAN DI RAWAT INAP Prosentase Kepatuhan Farmasi Klinis Dalam Pengisian Rekam Medis 1 Judul Indikator Asuhan Kefarmasian di Rawat inap Kegiatan Farmasi Klinis dalam Pengisian Rekam Medis Asuhan Kefarmasian di Rawat Inap meliputi : 1. Riwayat penggunaan obat 2. Rekonsilasi obat 2 Definisi Operasional 3. Konseling 4. Visite 5. Pemantauan Terapi Obat (PTO) 6. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) 7. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) atau SOAP Monitoring Asuhan Kefarmasian dalam pengisian Rekam Medis 3 Tujuan pasien Rawat Inap 4 Dimensi Mutu Kenyamanan pasien, Kepatuhan Farmasi Klinis Untuk mengevaluasi dan monitoring Farmasi Klinis dalam pengisan 5 Alasan pemilihan Indikator Rekam Medis. Jumlah Rekam Medis pasien di Rawat Inap yang dilakukan Asuhan 6 Numenerator Kefarmasian Jumlah keseluruhan pasien di rawat inap harian dalam 1 bulan untuk 7 Denominerator semua ruangan 1. Monitoring pengisian Rekam Medis pasien oleh Farmasi Klinis tiap 8 Formula Pengukuran ruangan terkait asuhan kefarmasian yang harus dilengkapi. 2. Melakukan kegiatan Farmasi Klinis disertai dengan dokumentasi. 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Harian 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang ≥ 80% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Jumlah pasien di rawat inap dan Rekam Medis pasien Staff Farmasi Klinis dalam mendokumentasikan kegiatan Asuhan 16 Pengumpul Data Kefarmasian yang sudah dilakukan terhadap pasien di ruangan rawat inap 17 Publikasi Data : a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 12. PROSENTASE KEPATUHAN FARMASI KLINIS DALAM PEMBERIAN KONSELING ASUHAN KEFARMASIAN DI RAWAT INAP Prosentase Kepatuhan Farmasi Klinis Dalam Pemberian Konseling 1 Judul Indikator Asuhan Kefarmasian di Rawat Inap Pemberian Konseling termasuk dalam kegiatan Farmasi Klinis di 2 Definisi Operasional Ruangan yang terdiri dari indikasi obat, dosis, jumlah, aturan pemakaian, cara penggunaan dan rute pemberian. Pasien berhak mengetahui obat yang diterima selama di rawat di 3 Tujuan Rumah Sakit maupun waktu pulang dari Rumah Sakit 4 Dimensi Mutu Kenyamanan pasien, kepatuhan Farmasi Klinis Untuk mengevaluasi dan monitoring Farmasi Klinis dalam pemberian 5 Alasan pemilihan Indikator konseling terhadap pasien di rawat inap secara harian Pasien yang dilakukan pemberian Konseling selama dirawat inap 6 Numenerator secara harian baik di rawat inap maupun sampai pasien pulang Jumlah keseluruhan pasien di rawat inap harian dalam satu bulan untuk 7 Denominerator semua ruangan 1. Pemberian konseling kepada pasien di rawat inap maupun yang pulang tiap ruangan oleh Farmasi Klinis atau Apoteker Rawat Inap 8 Formula Pengukuran secara harian 2. Pemberian konseling didokumentasikan dalam lembar konseling untuk pasien dan farmasi 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Harian 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang ≥ 80% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Jumlah pasien di rawat inap dan Rekam Medis pasien Staff Farmasi Klinis dalam mendokumentasikan kegiatan Asuhan 16 Pengumpul Data Kefarmasian yang sudah dilakukan terhadap pasien di ruangan rawat inap 17 Publikasi Data : a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 13. PROSENTASE KETIDAKTEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN SECARA TELAAH RESEP DAN TELAAH OBAT Prosentase Ketidaktepatan Identifikasi pasien secara telaah resep dan 1 Judul Indikator telaah obat Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah suatu keadaan dimana proses 2 Definisi Operasional identifikasi tidak benar di Farmasi Rawat Inap dan Rawat Jalan ketika proses telaah resep hingga penyerahan obat kepada pasien. Memastikan proses identifikasi pada pasien dilakukan secara tepat dan 3 Tujuan sesuai. 4 Dimensi Mutu Ketepatan Identifikasi Pasien Untuk menjamin bahwa obat yang diberikan ke pasien sesuai dengan 5 Alasan pemilihan Indikator yang di resep tertulis. Jumlah kejadian ketidaktepatan identifikasi pasien secara telaah resep 6 Numenerator dan telaah obat baik pasien di Rawat Jalan maupun Rawat Inap dalam satu bulan. Jumlah seluruh pasien (resep) yang mendapatkan pengobatan di 7 Denominerator Instalasi Farmasi baik Rawat Inap maupun Rawat Jalan dalam 1 bulan 1. Setiap pasien yang datang di Instalasi Farmasi harus dilakukan proses identifikasi paling sedikit 2 dari 3 bentuk identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medis. 2. Setiap ada ketidaktepatan identifikasi pasien dilakukan penelusuran 8 Formula Pengukuran data (Nama Pasien, Alamat, No. Telp) ke tempat pendaftaran dan dilakukan reidentifikasi sesuai data yang ada. 3. Lembar resep diidentifikasi dengan adanya bukti tanda tangan pasien/ keluarga pasien pada saat penyerahan obat. 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Harian 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 0% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart Resep baik di rawat inap maupun rawat jalan yang terdapat bukti tanda 15 Sumber Data tangan pasien/ keluaga pasien yang sudah diberi konseling dan identifikasi pasien sebelum penyerahan obat. 16 Pengumpul Data Koordinator Farmasi Rawat Inap dan Rawat Jalan 17 Publikasi Data : a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 14. PROSENTASE KEJADIAN TIDAK TERPASANGNYA LABEL PADA OBAT HIGH ALERT 1 Judul Indikator Prosentase Kejadian tidak terpasangnya Label pada obat HIGH ALERT Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang memiliki risiko lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek samping, atau 2 Definisi Operasional bahaya karena adanya rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi sehingga resiko terjadinya kesalahan. Memastikan obat high alert telah tertempel label agar aman digunakan 3 Tujuan oleh pasien sesuai kondisi obat masing-masing 4 Dimensi Mutu Peningkatan Keamanan Pada Obat High Alert Untuk mencegah dan mengurangi resiko kesalahan pemberian obat 5 Alasan pemilihan Indikator pada obat yang termasuk HIGH ALERT karena diperlukan double cross check dalam pemberian obat ke pasien. Jumlah obat yang tidak terpasang label HIGH ALERT yang dilakukan 6 Numenerator survey mingguan baik di Farmasi Rawat Inap, Farmasi Rawat Jalan, Gudang, UGD dan OK. Jumlah seluruh daftar obat HIGH ALERT sesuai dengan Panduan Obat 7 Denominerator HIGH ALERT 1. Jika adanya obat high Alert yang tidak terpasang label di Farmasi 8 Formula Pengukuran Rawat Inap, Rawat Jalan, Gudang, UGD dan OK 2. Disurvey dalam mingguan 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Mingguan 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 0% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Hasil survey mingguan 16 Pengumpul Data PIC Mutu yang melakukan survey data mingguan 17 Publikasi Data : a. Internal Notulen Rapat bulanan b. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 15. PROSENTASE KETIDAKPATUHAN STAF FARMASI DALAM MELAKUKAN KEBERSIHAN TANGAN/ HAND HYGIENE SEBELUM PERACIKAN OBAT Prosentase Ketidakpatuhan Staff Farmasi dalam melakukan 1 Judul Indikator kebersihan tangan (Hand Hygine) sebelum peracikan obat. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan dimana infeksi terkait pelayanan 2 Definisi Operasional kesehatan dapat terjadi di semua unit layanan kesehatan, termasuk ruang penyiapan obat di Farmasi Rawat Inap maupun Rawat Jalan. Untuk pencegahan dan penurunan risiko infeksi terkait pelayanan 3 Tujuan kesehatan di Instalasi Farmasi 4 Dimensi Mutu Penurunan Risiko Infeksi Untuk melatih disiplin dalam kebersihan tangan sebelum melakukan 5 Alasan pemilihan Indikator peracikan obat Staf Farmasi yang tidak melakukan kebersihan tangan/hand hygiene 6 Numenerator pada saat dispensing obat racikan baik di Rawat Inap maupun Rawat Jalan Jumlah keseluruhan pasien di rawat inap dan rawat jalan dalam satu 7 Denominerator bulan untuk resep obat racikan 1. Jika adanya petugas yang tidak melakukan kebersihan tangan sebelum penyiapan obat racikan di Farmasi Rawat Inap maupun 8 Formula Pengukuran Rawat Jalan 2. Disurvey dalam 1 bulan 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Harian 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 0% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart Laporan Jumlah Staf Farmasi yang tidak melakukan kerbersihan 15 Sumber Data tangan saat penyiapan obat racikan selama satu bulan 16 Pengumpul Data Koordinator Farmasi Rawat Inap dan Rawat Jalan 17 Publikasi Data : c. Internal Notulen Rapat bulanan d. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP 16. PROSENTASE KEJADIAN PASIEN JATUH 1 Judul Indikator Prosentase Kejadian Pasien Jatuh Pasien Jatuh di Farmasi Rawat Jalan dan Rawat Inap adalah pasien yang mengalami insiden secara tiba-tiba berpindah posisi saat pasien 2 Definisi Operasional menunggu obat selesai disiapkan, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera. Mencegah dan mengurangi resiko terjadinya pasien jatuh di Farmasi 3 Tujuan Rawat Inap dan Rawat Jalan 4 Dimensi Mutu Keselamatan Pasien 5 Alasan pemilihan Indikator Untuk menghindari terjadinya pasien jatuh di Farmasi Jumlah kejadian pasien jatuh yang disurvey dalam sebulan baik di 6 Numenerator Rawat Inap maupun Rawat Jalan. Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan pengobatan di Instalasi 7 Denominerator Farmasi baik Rawat Inap maupun Rawat Jalan dalam 1 bulan 1. Setiap ada kejadian pasien jatuh dilakukan identifikasi data (Nama Pasien, Tanggal lahir, nomor rekam medik). 8 Formula Pengukuran 2. Dilakukan dokumentasi di buku Kasus tiap ada kejadian pasien jatuh ( Nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik) dan dibukukan dalam Laporan Insiden sesuai dengan grade nya. 9 Metode Pengumpulan Data Sensus Harian 10 Cakupan Data (Sampel/Total) Total 11 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan 12 Analisa Frekuensi Data Bulanan 13 Nilai Ambang 0% 14 Metodologi analisa data Statistik : Control Chart 15 Sumber Data Laporan Kejadian Pasien Jatuh dalam Buku Kasus selama 1 bulan 16 Pengumpul Data Koordinator Farmasi Rawat Inap dan Rawat Jalan 17 Publikasi Data : e. Internal Notulen Rapat bulanan f. Eksternal Laporan ke direktur dan PMKP