Anda di halaman 1dari 8

BUNGA TUNGGAL DAN BUNGA MAJEMUK

A. BUNGA TUNGGAL
1. Pengertian Bunga
Bunga adalah jasa dari simpanan atau pinjaman yang dibayarkan pada akhir suatu jangka
waktu yang ditentukan atas persetujuan bersama.
Contoh:
Seorang pedagang meminjam uang di bank sebesar Rp. 1.000.000,00 dengan perjanjian
bahwa uang tersebut harus dikembalikan dalam jangka waktu satu tahun dengan uang
pengembalian sebesar Rp. 1.200.000,00.
Uang sebesar Rp 1.000.000,00 disebut modal sedangkan uang yang merupakan
kelebihannya, yaitu Rp 200.000,00 disebut bunga atau jasa.
Jika besarnya bunga dibandingkan dengan jumlah modal simpanan atau pinjaman
dinyatakan dalam persen, makanya nilainya disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan
dalam p %.
2. Persen di atas seratus dan di bawah seratus
a. Persen di atas seratus
Persen di atas seratus adalah bentuk pecahan yang selisih antara pembilang dan
penyebutnya sama dengan seratus. Secara umum ditulis:
p
, dikatakan bunganya P% di atas seratus
100  p
Untuk menentukan p % di atas seratus dari modal M dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:
1) Dengan perhitungan biasa

p
M
100  p

2) Dengan jumlah deret geometri turun tak hingga


p p p
2 3
p 100 100 100 p  p   p 
         ...
100  p 100  p p  P  100  100   100 
1 1  
100 100  100 
p
 Suku pertama a =
100
p
 Rasio r = 
100

Contoh:
Tentukan 5 % diatas 100 dari modal sebesar Rp. 200.000,- ?
5
 Cara pertama, dengan rumus  200.000  9.523,81
100  5
 Cara kedua, dengan deret geometri turun
5% x 200000 = 10000 (–)
5% x 10000 = 500 (+)
5% x 500 = 25 (–)
5% x 25 = 1,25 (+)
5% x 1,25 = 0,0625
9523,8125
Sampai hasil perkalian kurang dari 1, kemudian hasilnya dihitung diperoleh
Rp. 9523,8125
Jadi 5 % diatas 100 dari modal sebesar Rp. 200.000,00 adalah Rp. 9523,8125
b. Persen di bawah seratus
Persen di bawah seratus adalah bentuk pecahan yang jumlah antara pembilang dan
penyebutnya sama dengan seratus. Secara umum ditulis:
p
, dikatakan bunganya p % dibawah seratus
100  p
Untuk menentukan p % di atas seratus dari modal M dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:
1) Dengan perhitungan biasa

p
M
100  p

2) Dengan jumlah deret geometri turun tak hingga


p p
2 3 4
p 100 100 p  p   p   p 
          ...
100  p 100  p 1  p 100  100   100   100 
100 100
p
 Suku pertama a =
100
p
 Rasio r =
100
Contoh:
Tentukan 5 % dibawah 100 dari modal sebesar Rp. 200.000,- adalah
Penyelesaian:
 Cara pertama dengan rumus
5
 200.000  10.526,32
100  5
 Cara kedua dengan deret geometri turun
5% x 200000 = 10000 (+)
5% x 10000 = 500 (+)
5% x 500 = 25 (+)
5% x 25 = 1,25 (+)
5% x 1,25 = 0,0625
10526,3125
Sampai hasil perkalian kurang dari 1, kemudian hasilnya dihitung diperoleh
Rp. 10526,3125
Jadi 5 % diatas 100 dari modal sebesar Rp. 200.000,00 adalah Rp. 10526,3125

3. Pengertian Bunga Tunggal


Bunga tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang
tidak mempengaruhi besarnya modal (besarnya modal tetap).
Besarnya bunga berbanding senilai dengan persentase dan lama waktunya dan umumnya
berbanding senilai pula dengan besarnya modal.
Jika modal sebesar M dibungakan dengan bunga p % setahun maka:
a. Setelah t tahun, besarnya bunga:
p
I M t
100
b. Setelah t bulan, besarnya bunga:
p t
I M 
100 12
c. Setelah t hari, besarnya bunga:
- Jika satu tahun 360 hari, maka:
p t
I M 
100 360
- Jika satu tahun 365 hari, maka:
p t
I M 
100 365
- Jika satu tahun 366 hari (tahun kabisat), maka:
p t
I M 
100 366

4. Metode Perhitungan Bunga Tunggal


a. Metode pembagi tetap
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah menentukan rumus untuk mencari besarnya
bunga dari modal sebesar M dengan suku bunga p % setahun dalam jangka waktu
t hari yang dirumuskan sebagai berikut:
p t
I M 
100 360
M .t P
 
100 360
M .t 360
 :
100 P
M .t 360
Bentuk disebut angka bunga dan disebut pembagi tetap, maka rumus
100 P
angka bunga
bunga tunggal di atas menjadi: I 
pembagi tetap
Jika beberapa modal (M1, M2, M3, …)dibungakan atas dasar bunga yang sama, maka
untuk menghitung jumlah bunga dari modal-modal tersebut adalah:
jumlah angka bunga
Jumlah bunga 
pembagi tetap
Contoh:

b. Metode persen yang sebanding


Metode persen yang sebanding digunakan jika suku bunga bukan merupakan
pembagi habis 360, sebab dengan metode ini satu tahun dihitung 360 hari. Untuk
soal seperti tersebut di atas maka langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
a). Hitung besarnya bunga berdasarkan persentase terdekat dengan suku bunga
merupakan pembagi habis 360.
b). Kemudian hitung besarnya bunga yang dimaksud dengan menggunakan persen
yang sebanding.
Contoh:

c. Metode persen yang seukuran


Metode ini digunakan jikaditentukan 1 tahun = 365 hari. Satu-satunya pembagi tetap
360
yang bulat adalah jika bunganya 5% setahun dan pembagi tetapnya   73
5
5 t
I M 
100 360
M .t 5
 
100 365
M .t 1
 :
100 73
M .t 100
 :
10.000 73
100 1 1 1
Bilangan  1  
73 3 30 300
M .t  1 1 1 
Jadi, besarnya bunga 5% sebanding dengan 1    
10.000  3 30 300 
Contoh:

5. Perbedaan Bunga dengan Diskonto


Diskonto adalah bunga yang dibayarkan pada permulaan penerimaan pinjaman.
Jika nilai diskonto = D,
Jumlah uang yang diterima saat meminjam = Nilai Tunai (NT)
Jumlah uang yang harus dikembalikan = Nilai Akhir (NA),
maka D = NA – NT
Untuk menentukan besarnya diskonto, dapat digunakan 2 macam cara sebagai berikut:
a. Diskonto dari Nilai Akhir
P t
D  NA 
100 h
Keterangan:
D = diskonto
P = suku bunga diskonto
NA = nilai akhir
t = waktu pinjaman
k = 1, 12, 360
b. Diskonto dari Nilai Tunai
P
D  NA, NA  NT  D
100
P
D  ( NT  D )
100
P P
D NT  D
100 100
P P
 D D NT
100 100
 P  P
 D 1   NT
 100  100
 100  p  P
 D  NT
 100  100
P
D 100 NT
 100  P 
 
 100 
P  100 
D   NT
100  100  P 
P
D NT
100  P

P
D  NT
100  P
Contoh:

LATIHAN 1
1. Adelia meminjam uang sebesar Rp. 800.000,- dan harus mengembalikan setelah satu bulan
sebesar Rp. 1.000.000,-. Berapa persen perbulankah bunga tunggal atas hutang Adelia?
2. Jika besar bunga tunggal sebuah pinjaman perbulan adalah 8 %, berapa jumlah uang yang
harus dikembalikan Bagus jika ia meminjam Rp. 1.000.000,- dan dikembalikan setelah 10
bulan?
3. Canda harus mengembalikan pinjamannya setelah 6 bulan sebesar Rp. 800.000,- Jika pada
pinjaman tersebut berlaku bunga tunggal 3 % perbulan, berapakah hutang Canda
sebenarnya.
4. Hitunglah:
a. 5 % diatas 100 dari modal sebesar Rp. 3.150.000,-
b. 4 % diatas 100 dari modal sebesar Rp. 6.240.000,-
c. 5 % dibawah 100 dari modal sebesar Rp. 6.650.000,-
d. 4 % dibawah 100 dari modal sebesar Rp. 5.280.000,-
5. Daniel akan menerima uang sebesar Rp. 1.728.000,- setelah dikurangi 20 % dibawah
seratusnya. Tentukan besar uang yang diterima Daniel.

B. BUNGA MAJEMUK
1. Pengertian dan Konsep Bunga Majemuk
Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu, misalnya
satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p % kali modal
yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal awal
untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya bunga pada setiap
periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga), maka dikatakan modal
tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
2. Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sedangkan bunga
majemuk dihitung berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan dengan bunga.
3. Perhitungan Nilai Akhir Modal
a. Dengan menggunakan rumus
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar p % setahun
selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah:
 Setelah satu tahun
P
M1  M  M
100
 P 
 M 1  
 100 
 Setelah dua tahun
 P  P  P 
M 2  M 1   M 1  
 100  100  100 

 P  P 
 M 1  1  
 100  100 
2
 P 
 M 1  
 100 
 Setelah n tahun

n
 P 
M n  M 1  
 100 
Contoh:

b. Dengan masa bunga pecahan


Untuk menghitung nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan, digunakan langkah
sebagai berikut:
1. Hitunglah dulu nilai akhir dari modal berdasarkan masa bunga majemuk yang
terdekat
2. Sisa masa bunga yang belum dihitung, digunakan untuk menghitung bunga
berdasarkan bunga tunggal dari nilai akhir pada 1
n a 
M a  M 1  i  1  i 
n
b  b 
Contoh:

4. Perhitungan nilai tunai modal


a. Rumus nilai tunai
n
 P 
Rumus nilai akhir bunga majemuk adalah M n  M 1   ,
 100 
Mn
rumus tersebut dapat diubah menjadi: M  n
 P 
1  
 100 
M = modal mula-mula atau nilai tunai (NT)
Mn = modal setelah n jangka waktu, selanjutnya ditulis M
M
sehingga, NT  n
 P 
1  
 100 
n
 P 
Jadi, NT  M 1  
 100 
Contoh:

b. Nilai tunai modal dengan daftar bunga


Contoh:

c. Nilai tunai modal dengan masa bunga pecahan


Dari rumus nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan, dapat dibentuk rumus
nilai tunai modal dengan masa bunga pecahan sebagai berikut:
n a 
M a  M 1  i  1  i 
n
b  b 
M a
n
Diubah menjadi: M  b

1  i n 1  a i 
 b 
a
Jika M = nilai tunai yang ditulis NT dan M a = modal setelah n  periode yang
n b
b

ditulis M, maka rumus di atas berubah menjadi:


M
NT 
1  i n 1  a i 
 b 
Contoh:
LATIHAN 2
1. Carilah nilai akhir modal besarnya Rp 200.000,- yang diperbungakan dengan bunga
majemuk 10 % tiap semester selama 1 tahun 3 bulan.
2. Hitunglah nilai tunai dari Rp 16.900,- yang harus dibayar 2 tahun kemudian dengan bunga
majemuk 30 % setahun.
3. Uang sebesar Rp 100.000 diperbungakan dengan bunga majemuk 3 ½ % setiap triwulan.
Setelah berapa lamakah uang itu diperbungakan, agar supaya uang itu jumlahnya menjadi
Rp 198.978,88.
4. Modal sebesar Rp 50.000,- disimpan dengan bunga majemuk 10 % tiap catur wulan.
Hitunglah nilai akhir modal itu setelah satu tahun.
5. Hitung nilai akhir modal yang besarnya Rp 20.000,- diperbungakan selama 1 tahun 3 bulan
atas dasar bunga majemuk 20 % tiap setengah tahun.
6. Hitunglah nilai tunai dari Rp 185.900,- yang harus dibayarkan 2 tahun 4 bulan kemudian,
dengan bunga majemuk 30 % setahun.
7. Hitung nilai tunai uang Rp 200.000,- yang harus dibayar 8 tahun 2 bulan kemudian, apabila
dasar bunga majemuk 4 % setiap semester.
8. Carilah nilai tunai dari Rp 250.000,- yang harus dibayar 5 tahun 2 bulan kemudian dengan
bunga majemuk 2 1/2 % tiap triwulan.

Anda mungkin juga menyukai