PENGERTIAN Suatu tata cara / aturan untuk dapat masuk ke kamar bedah
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk dapat masuk ke kamar
TUJUAN
bedah
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
A. Pasien
1. Memakai baju khusus untuk operasi
2. Memakai topi
3. Tidak boleh memakai perhiasan, make up, gigi palsu, kaca mata,dll
B. Petugas
1. Memakai baju dan celana khusus kamar bedah, topi dan masker
Baju dan celana luar harus dilepas dan ganti dengan baju dan
celana khusus kamar bedah
Celana tidak boleh menyentuh lantai
Pakai topi dan masker yang telah di sediakan
Topi harus menutupi semua rambut di kepala
Masker harus menutupi hidung dan mulut, dipakai untuk satu
PROSEDUR
kali pemakaian, bila masker lembab segera ganti
Tali di ikat cukup kuat
2. Petugas yang bekerja di kamar bedah mengganti pakaiannya
dengan pakaian khusus kamar bedah. Pakai sandal khusus yang
telah disediakan
3. Semua petugas memahami tentang adanya ketentuan pembagian
area kamar operasi dengan segala konsekuensinya dan memahami
ketentuan tersebut
4. Petugas melakukan cuci tangan sebelum masuk kamar operasi atau
sebelum dan setelah melakukan aktivitas
5. Petugas yang masuk kamar operasi ( maksimal 7 orang ) pada saat
operasi berlangsung
BAGIAN TERKAIT Kamar operasi, ruang perawatan,
SERAH TERIMA PASIEN OPERASI
No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
RSMR/SPO/KBD/002
B 1/3
B. PERSIAPAN PETUGAS
Perawat melakukan pembersihan tangan sesuai prosedur
Penandaan sisi operasi adalah tindakan yang dilakukan oleh dokter operator
PENGERTIAN untuk memberikan tanda garis lurus ( ) ± 2-5 cm pada sisi yang
akan dilakukan tindakan operasi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan pemberian
TUJUAN tanda pada sisi operasi sehingga mencegah terjadinya KTD (salah sisi
operasi )pada pasien operasi
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
1. Lakukan identifikasi pasien sesuai dengan SPO identifikasi pasien
2. Lakukan asesmen lengkap pada pasien sesaui dengan SPO asesmen
bedah
3. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang hasil
asesmen/pemeriksaan dan rencana tindakan yang akan diambil
sesuai dengan SPO KIE rumah sakit
4. Berikan inform consent kepada pasien dan atau keluarga untuk
mendapatkan persetujuan tindakan / operasi sesuai dengan asesmen
yang ditemukan sesuai dengan SPO Inform Consent
5. Setelah pasien setuju untuk dilakukan tindakan operasi, lakukan
konfirmasi pada pasien dan atau keluarga sisi mana yang sakit dan
PROSEDUR
yang akan dilakukan operasi
6. Berikan informasi tindakan dan tujuan kepada pasien dan atau
keluarga bahwa akan dilakukan penandaan sisi yang akan dioperasi,
dengan menggunakan spidol permanen/marker
7. jika kedua belah pihak telah sepakat tentang sisi yang akan dioperasi
, segera lakukan penandaan dengan menggunakan spidol permanen
dengan tanda garis lurus( ) ± 5 cm tepat pada sisi
yang akan dioperasi
8. Dokumentasikan penandaan sisi operasi pada lembar penandaan sisi
operasi ( RM. 9 ) dengan tanda garis lurus pada gambar sesuai
dengan jenis kelamin pasien
PENANDAAN SISI / LOKASI OPERASI
Suatu kegiatan pengumpulan data / kajian data status fisik pasien guna
PENGERTIAN
merencanakan tindakan anestesi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan assesmen pra
TUJUAN
anestesi dan sedasi
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
1. Dokter anestesi melakukan cuci tangan
2. Dokter anestesi setiap pagi melakukan kunjungan ke pasien yang
akan di operasi pada hari itu di dampingi oleh perawat ruangan
3. Perawat ruang mengantar dokter anestesi ke tiap kamar pasien
4. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur
5. Dokter anestesi mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
6. Perawat ruang menjaga privacy pasien dengan menutup tirai atau
mengenakan selimut
7. Dokter anestesi melakukan pemeriksaan fisik umum serta
mempelajari status dan mengkaji pemeriksaan penunjang ( laborat,
foto rongen dan penunjang lainya)
8. Dokter anestesi melakukan anamnesa kepada pasien dan atau
keluagga bila pasien masih anak atau pasien yang sudah tua
PROSEDUR mengenai riwayat medis, pengobatan yang pernah dijalani, serta
kebiasaan pasien.
9. Dokter anestesi menanyakan apakah ada riwayat alergi baik dari
obat maupun makanan.
10. Dokter anestesi menentukan ASA
11. Dokter anestesi menegakan dan memberi penjelasan rencana
tindakan sedasi / anestesi yang akan dilakukan.
12. Dokter anestesi menita konsultasi ke spesialis lain jika pasien
didapati problem kesehatan yang mengganggu prosedur sedasi /
anestesi sehingga pasien dapat di rencanakan untuk pembiusan
yang aman
13. Dokter anestesi memberikan premedikasi jenis obat dan waktu
premedikasi diberikan.
ASSESMEN PRA SEDASI DAN PRA ANESTESI
14. Dokter anestesi menambahkan jika ada persiapan khusus yang perlu
pada berikan pada pasien sebelum dilakukan sedasi atau anestesi.
15. Perawat merapikan pasien
PROSEDUR 16. Dokter anestesi dan perawat melakukan cuci tangan
17. Dokter melakukan dokumentasi hasil assesmen pada lembar
formulir pengkajian pra sedasi dan pra anestesi serta
menandatanganinya
BAGIAN TERKAIT Ruang Perawatan, ICU, HDN, VK, Radiologi, Endoskopi
ASSESMEN PRA INDUKSI
Suatu kegiatan pengumpulan data / kajian data status fisik pasien yang
PENGERTIAN
dilakukan oleh dokter operator guna merencanakan tindakan bedah
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan visite pra
TUJUAN
bedah.
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
1. Dokter bedah melakukan cuci tangan
2. Dokter bedah melakukan kunjungan ke pasien yang akan di operasi
di dampingi oleh perawat ruangan
3. Perawat ruang mengantar dokter bedah ke tiap kamar pasien
4. Perawat melakukan prosedur identifikasi pasien
5. Dokter bedah mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
6. Perawat ruang menjaga privacy pasien dengan menutup tirai atau
mengenakan selimut
7. Dokter bedah melakukan pemeriksaan fisik umum pasien
8. Dokter membuat permintaan pemeriksaan/ standing order pada
pasien :
a. STANDING ORDER OPERASI ELEKTIF PADA ANAK ≤
PROSEDUR 18 TAHUN
1) Puasa minimal 6 – 8 jam untuk makanan padat, 4 jam untuk
susu dan untuk air bening (air putih / teh) 3 jam sebelum
operasi
2) Laboratorium
1) Darah Rutin
2) Waktu pembekuan dan perdarahan (PT dan APTT)
3) Untuk kasus operasi besar / khusus (Pasien dengan adanya
kelainan-kelainan bawaan)
a) Laboratorium Darah Rutin
b) Waktu pembekuan dan perdarahan (PT dan APTT)
c) Ureum creatinin k/p
d) Elektrolit k/p
VISITE PRA BEDAH
B. Prosedur
PROSEDUR SIGN IN
1. Perawat sirkuler memastikan doketr anestesi hadir di samping
pasien
2. Perawat sirkuler mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
pada pasien dan atau keluarga
3. Perawat sirkuler melakukan identifikasi pasien sesuai dengan
prosedur identifikasi pasien
PELAKSANAAN DAFTAR TILIK KESELAMATAN PASIEN
OPERASI SEBELUM INDUKSI ANESTESI (SIGN IN) SEBELUM
INSISI( TIME OUT) DAN SEBELUM MENINGGALKAN KAMAR
OPERASI (SIGN OUT)
No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
RSMR/SPO/KBD/009
A 2/4
TIME OUT
1. Perawat sirkuler mempersilahkan seluruh anggota tim
memperkenalkan diri dan peran masing-masing
2. Perawat melakukan konfirmasi identitas pasien, prosedur, sisi dan
lokasi yang akan dioperasi
3. Perawat menanyakan pada dokter bedah apakah antibiotic
profilaksis sudah diberikan 60 menit sebelumnya
PELAKSANAAN DAFTAR TILIK KESELAMATAN PASIEN
OPERASI SEBELUM INDUKSI ANESTESI (SIGN IN) SEBELUM
INSISI( TIME OUT) DAN SEBELUM MENINGGALKAN KAMAR
OPERASI (SIGN OUT)
No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
RSMR/SPO/KBD/009
A 3/4
SIGN OUT
B. Prosedur
SIGN IN
1. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri pada pasien
dan atau keluarga
2. Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SPO
identifikasi pasien
3. Perawat menegaskan prosedur/tindakan yang akan dilakukan dan
PROSEDUR menanyakan pada pasien dan atau keluarga apakah sudah mendapat
penje;lasan tindakan yang akan dilakukan dan memeriksa surat
persetujuanyang sudah ada dan meminta konfirmasi apakah pasien
dan atau keluarga menandatangani lembar perstujuan.
4. Perawat menanyakan kepada pasien dan atau keluarga dan
memeriksa adanya tanda (site marked) pada sisi yang akan
dioperasi. Perawat member tanda (√) pada kotak YA bila sudah
ditandai, dan pada kotak hasil imaging panoramic untuk kasus
pembedahan gigi. Pada kolom tidak, apabila memang sisi yang
akan dioperasi tidak bias untuk di tandai
5. Parewat menanyakan kepada pasien dan atau keluarga apakah ada
riwayat alergi. Perawat member tanda (√) pada kotak YA bila ada
dan tiliskan jenis alerginya.
DAFTAR TILIK KESELAMATAN PASIEN OPERASI DI LUAR
KAMAR OPERASI ( SIGN IN, TIME OUT DAN SIGN OUT)
No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
RSMR/SPO/KBD/010
A 1/3
TIME OUT
1. Perawat mempersilahkan seluruh anggota tim memperkenalkan diri
dan peran masing-masing. Perawat member tanda (√) pada kotak
YA jika sudah dilakukan
2. Perawat melakukan konfirmasi identitas pasien, prosedur, sisi dan
lokasi yang akan dioperasi. Perawat member tanda (√) pada kotak
YA jika sudah benar pasien, benar sisi, dan benar prosedur yang
akan dilakukan.
3. Perawat menanyakan kepada dokter bedah langkah apa yang
dilakukan untuk antisipasi kejadian kritis ?, berapa lama tindakan
operasinya?, apakah perlu dipersiapkan darah?. Jika memang tidak
ada resiko, dokter bedah operator menjawab : ini hanya prosedur
rutin, dengan durasi tindakan ….. menit / jam
4. Perawat melakukan konfirmasi kepada instrumentator apakah
peralatan sudah steril? Lengkap ?, apakah ada peralatan yang perlu
mendapat perhatian khusus / bermasalah?. Instrumentator cukup
menjawab : alat steril 9dengan memperhatikan indicator sterilitas
alat), alat berfungsi baik
5. Perawat melakukan verifikasi jumlah instrumen kassa / kasssa besar
PROSEDUR
/ deppers yang akan dipakai, perawat menuliskan jumlah yang
disebutkanpada kolom pre operasi instrument dan kassa.
6. Perawat sirkuler bertanya apakah imaging / hasil rongen perlu
/sudah dipasang.
7. Perawat sirkuler memberikan tanda tangan pada bagian bawah
kolom time out
SIGN OUT
1. Perawat mempersilahkan dr Bedah untuk menyebutkan nama prosedur
tindakan yang dilakukan
2. Perawat melakukan konfirmasi pada operator bahwa instrumen,
kassa/sponge, dan jumlah jarum sudah dihitung dan lengkap,
3. Perawat menegaskan bahan spesimen sudah diberi label sesaui dengan
SPO pelabelan spesimen dan asal jaringan
4. Perawat memastikan apakah ada alat yang bermasalah saat operasi
5. Perawat menanyakan kepada dr Bedah apakah ada hal-hal khusus
yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada perawatan post operasi
6. Perawat , dan Operator membubuhkan tanda tangan pada bagian
bawah kolom sign out
BAGIAN TERKAIT Klinik bedah, IGD, Klinik Gigi
GENERAL ANESTESI
Suatu tindakan untuk memberikan pembiusan total kepada pasien yang akan
PENGERTIAN
dioperasi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan induksi
TUJUAN
anestesi
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
KEBIJAKAN
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 004/SK/DIRUT/I/2013 tentang
pengaturan hak dan kewajiban pasien
Persiapan alat :
Mesin anestesi telah di cek sikuit-sirkuitnya telah terpasang dengan
benar
Alat-alat pemantau (monitor pasien, stetoskop, oxymetri,dll
Alat pengisap lender
Alat-alat pengakses intravena (Turniket, cairan infuse, canul iv
berbagai ukuran)
Gas anestesi O2 dan N2O
Obat-obatan anestesi
Obat-obat emergency
Alat –alat untuk managemen jalan napas (Pipa endotracheal
berbagai ukuran, laringoscop dengan berbagai ukuran bilahnya,
PROSEDUR
sungkup muka, spuit, forceps magill, plester, gunting, pelican, dll)
Tempat sampah
Persiapan pasien :
Posisi pasien tidur terlentang / supinasi
Persiapan petugas :
APD ( topi, masker, sarung tangan, gogel, alas kaki)
Prosedur
1. Petugas anestesi melakukan prosedur identifikasi pasien
2. Petugas anestesi melakukan prosedur cuci tangan
3. Petugas anestesi mengenakan APD
4. Petugas anestesi menjaga privacy pasien dengan memasangkan
selimut
GENERAL ANESTESI
Suatu tehnik anestesi regional yang hanya meliputi daerah perut ke bawah
PENGERTIAN (perut sampai ujung jari kaki) dengan pasien tetap sadar tanpa merasakan
nyeri / sakit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan spinal
TUJUAN
anestesi
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
A. Persiapan alat :
1. Jarum spinal 25 G – 29 G
2. Obat anestesi
3. Cairan desinfektan, kasa, forcep, plester
4. Tempat sampah
5. APD (sarung tangan, topi, masker)
B. Persiapan pasien :
1. Posisi pasien duduk atau tidur miring
2. Indikasi pada pasien :
Bedah :
- Operasi ekstimitas bawah
- Operasi Abdomen bawah meluputi hernia , usus halus distal,
apendiks, rektosigmoid ,anus rectum dan genital
PROSEDUR
- Operasi urologi meliputi : kandung kemih, ureter distal,
prostate, uretra
Obstetri
- Persalinan pervagina (ILA)
- Sectio sesaria
Prosedur diagnostik dan terapeutik yang nyeri
3. Kontra Indikasi
a. Absolut
- Pasien menolak
- Infeksi kulit dekat tempat suntikan
- Terapi antikoagulan
- Hipovolemik dan syok
- Penyakit perdarahan
PENATALAKSANAAN ANESTESI SPINAL
- Terapi bloker
- Septikkemia
- Curah jantung terbatas
- Tekanan intrakranial tinggi
b. Relatif
- Terapi MAO inhibitor
- Penyakit neurologi aktif
- Iskenik jantung
- Skoliosis
- Laminektomi luas
C. Persiapan petugas :
APD : sarung tangan steril, topi/penutup kepala dan masker bedah
D. Prosedur :
1. Petugas anestesi melakukan identifikasi pasien
PROSEDUR 2. Petugas anestesi melakukan prosedur cuci tangan
3. Petugas anestesi memberikan preload cairan pada pasien
menggunakan infus kristaloid atau koloid 10 ml/ kg BB
sebelum tindakan anestesi spinal di mulai.
4. Petugas anestesi mengatur posisi pasien duduk atau
berbaring miring ke lateral diatas meja operasi yang
horisontal dengan kolumna vertebialis fleksi maskimal dan
dengan memperhatikan/ menjaga privacy pasien
5. Petugas anestesi melakukan desinfeksi dengan cairan anti
septic pada daerah yang akan dilakukan tusukan yaitu pada
celah vertebra III– IV atau IV-V secara median atau
paramedian menggunakan jarum spinal 25 G - 29 G , arah
jarum ke sefalad membentuk sudut 80 derajat sebagai
lanmark adalah garis yang menghubungkan kedua krista
illiaka yang setinggi vertebra lumbal IV, Keluarnya cairan
serebra spinal yang jernih dan bebas darah menunjukkan
bahwa ujung jarum spinal berada dalam ruang subarachnoid,
larutan anestetik disuntikan dengan kecepatan 1 ml/ 5 detik.
PENATALAKSANAAN ANESTESI SPINAL
III. Prosedur
1. Petugas anestesi melakukan identifikasi pasien sesuai
dengan SPO identifikasi
2. Petugas anestesi mengenakan APD
3. Petugas anestesi melakukan cuci tangan
4. Petugas anestesi menjaga privasi pasien
5. Petugas anestesi menyiapkan peralatan dan obat
SEDASI SEDANG
BAGIAN TERKAIT Ruang tindakan, VK, Radiologi, ICU, UGD, ruang operasi
SEDASI DALAM
BAGIAN TERKAIT Ruang tindakan, VK, Radiologi, ICU, UGD, ruang operasi
MONITORING PASIEN INTRA DAN POST SEDASI
b. Anak 1 – 12 tahun
Mesin yang digunakan Mendray dan Elithec
PROSEDUR Pengukuran meliputi tekanan darah, nadi, SaO2, EKG
monitor
Menggunakan manset anak
c. Dewasa
Mesin yang digunakan Mendray dan Elithec
Pengukuran meliputi tekanan darah, nadi, SaO2, EKG
monitor
Menggunakan manset dewasa
2. Petugas anestesi mengatur frkuensi pengukuran monitor tiap 5
menit dan mendokumentasikan hasil monitoring tiap 15 menit
Serah terima pasien dari kamar operasi ke RR adalah proses hand over
PENGERTIAN
pasien dari petugas anestesi dan perawat asisten kepada perawat RR
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan serah terima
TUJUAN
pasien dari kamar operasi ke RR
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
1. Perawat sirkuler menuliskan chek list serah terima pasien post operasi
ke RR : tanggal, jam serah terima, jenis operasi, nama dokter operator
dan nama dokter anestesi. Kemudian menyerahkan chek list tersebut
kepada perawat anestesi dan berawat bedah secara bergantian untuk
melengkapi chek list tersebut.
2. Perawat ( tim bedah) bersama-sama memindahkan pasien dari meja
operasi ke tempat tidur. Petugas anestesi bertanggung jawab dalam
proses pemindahan ini dan turut mengawasi selama transport ke RR.
3. Petugas anestesi bersama perawat RR mengelola pasien dengan
memberi terapi oksigen ( nasal canul, masker, dll ), dan pasang monitor
saturasi O2, tensi meter. Atur posisi pasien (supin, miring), perhatikan
infus (lokasi, jenis dan tetesannya).
4. Petugas anestesi melakukan hand over dengan petugas RR disertai
PROSEDUR komunikasi secara verbal dan melenkapi chek list : jenis anestesi, jam
operasi selesai, kesadaran, pernafasan, hemodinamik, tanda vital,
pemberian obat analgetik dan antibiotic serta kelengkapan formulir
yang berhubungan dengan anestesi : surat persetujuan anestesi,
Formulir pra anestesi dan laporan anestesi.
5. Perawat asisten bergantian melakukan hand over dengan perawat RR,
melengkapi chek lis dengan menberi tanda √ pada kolom Ya atau
Tidak jika pasien terpasang : drain,catheter, hasil operasi dan
pemeriksaan jaringan, pemasangan protese dan sebutkan jenisnya.
Perkiraan perdarahan. Sertakan juga kelengkapan formulir yang
berhubungan dengan pembedahan, hasil pemeriksaan penunjang dan
lain-lain.
6. Perawat anestesi , perawat asisten dan perawat RR membubuhkan
tanda tangan dan nama terang pada lembar chek list tersebut.
BAGIAN TERKAIT Petugas ruang pulih
MONITORING DAN SCORE PEMINDAHAN PASIEN DARI
RUANG PULIH
b. Bromage score
- Dilakukan pada pasien dengan anestesi regional
- Penilaian : Gerakan penuh dari tungkai, Tidak mampu
ekstensi tungkai, Tidak mampu fleksi lutut, Tidak mampu
fleksi pergelangan kaki.
- Score ≤ 3 pada kolom keluar pasien boleh pindah ruang
PROSEDUR 6. Dokter anestesi menandatangani pernyataan nota post bedah
anestesi jika pasien telah memenuhi criteria skor penentuan keluar
dari ruang pulih pada tanggal dan jam yang telah ditentukan.
7. Perawat RR dan Perawat ruang melakukan serah terima pasien
sesuai dengan SPO serah terima pasien operasi
8. Perawat RR dan perawat ruang membubuhkan nama dan tanda
tangan pada form pemantauan pasien di ruang pulih.
BAGIAN TERKAIT Petugas perawatan, ODC, ICU, HDN
PASIEN POST OPERASI MASUK ICU / HDN
Suatu keadaan kegawatan atau kurang stabilnya kondisi pasien yang telah
PENGERTIAN selesai menjalani operasi sehingga perlu mendapatkan perawatan yang lebih
intensif di ruang ICU / HDN
PENGERTIAN Memberikan pelayanan pasien post operasi yang meninggal di kamar bedah
b. Persiapan alat
- Set instrument exterpasi / set WT HT disesuaikan dengan
tindakanya
- Meja instrument steril
c. Persiapan petugas
- APD : masker bedah, topi, sarung tangan steril, celemek, sandal /
sepatu
d. Persiapan pasien
- Posisi pasien tidur supine atau sesuai daerah yang akan dilakukan
tindakan
e. Prosedur
1. Perawat bedah menyiapkan alkes, set operasi, meja instrumen,
kamar operasi sedangkan instrumen disiapkan ½ jam sebelum
operasi dimulai
2. Perawat bedah melakukan persiapan pre operasi : check, apakah
sudah lengkap (tanda tangan surat izin operasi)
PROSEDUR 3. Pasien dibawa masuk ke kamar yang telah ditentukan
4. Perawat mengatur posisi pasien, jaga privacy pasien
5. Tim bedah melakukan persiapan untuk operasi, cuci tangan (Hand
Washing Surgery) dan mengeringkan tangan dengan handuk steril
dan sarung tangan steril.
6. Perawat instrumen melakukan persiapan alat steril antara lain:
- Menghitung jumlah kasa operasi steril
- Menghitung jarum operasi
- Menyiapkan benang operasi
- Menyiapkan instrumen lainnya
7. Perawat sirkuler menuangkan bethadine dan cairan NaCl 0,9 %
pada tempat yang telah disediakan
8. Perawat melakukan desinfeksi pada daerah yang akan dilakukan
operasi dengan bethadine solution
9. Perawat instrumen melakukan drapping, couter disambungkan ke
mesin couter yang sudah diset.
10. Tim bedah menempatkan diri sesuai peranya
11. Operasi berjalan sesuai dengan kebiasaan dokter operator
12. Selesai operasi luka operasi dibersihkan olesi luka dengan betadin
dan ditutup dengan menggunakan sofratule / kasa steri dan hipafik
Persiapan alat :
Gunting
Plester
Tempat sempah
NaCL
Lap / kasa
Persiapan pasien
Mengelola bahan dan tempat untuk jaringan atau cairan tubuh setelah di
PENGERTIAN
lakukan operasi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mengelola jaringan hasil
TUJUAN
operasi
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
Persiapan alat :
2 buah plastic pembungkus (ukuran disesuaikan dengan besar
kecilnya jaringan)
Cairan Formalin 10%
Stiker identitas pasien
Persiapan petugas
APD (topi, masker, sarung tangan)
Prosedur :
1. Perawat sirkuler melakukan prosedur cuci tangan
2. Perawat sirkuler mengenakan APD
3. Perawat instrumen memberikan hasil operasi kepada perawat sirkuler,
a. Untuk jaringan :
Masukan jaringan tersebut dalam kantong plastik yang sesuai
PROSEDUR ukuranya kemudian beri cairan formalin 10% sampai seluruh
jaringan terendam, bungkus/ ikat dengan rapat, masukan kedalam
kantong plastic kedua yang sudah di tempeli stiker identitas pasien
dan tulis tanggal operasinya.
b. Untuk jaringan potong beku (FS)
Tempatkan pada mangkok steril langsung kirim ke laborat, formulir
pemeriksaan telah di isi dan ditanda tangani oleh operator sebelum
operasi dimulai karena tindakan sudah direncanakan sebelumnya.
c. Untuk bahan cair ( pleura, asites, pus )
Tempatkan pada botol steril, tutup rapat, tempeli stiker identitas
tulis tanggal operasi pasien kemudian masukan dalan kantong
plastic sesuai ukuran dan tutup kantong plastic dengan rapat
MENGELOLA JARINGAN HASIL OPERASI
Prosedur
1. Petugas RR akan menyiapkan lembar permintaan pemeriksaan
laborat PA.
2. Petugas RR mengisi formulir permintaan pemeriksaan PA dengan
tulis nama pasien, jenis kelamin, umur, alamat ruang, kelas, no RM,
no PA bila pernah dilakukan pemeriksaan. Nama dokter operator,
bagian/spesialisasinya, cara memperoleh jaringan, fiksasi dan
PROSEDUR lokasi.
3. Dokter operator selesai operasi melengkapi formulir tersebut
dengan menuliskan diagnosis klinik dan keterangan klinik.
4. Dokter menandatangani formulir permintaan pemeriksaan PA
tersebut
5. Petugas RR mencatat semua specimen / hasil operasi pada buku
penunjukan hasil operasi antara lain : identitas pasien, ruang,
diagnose, tindakan, dokter operator, nama petugas yang
menyerahkan dan nama keluarga pasien yang menerima,
keterangan
6. Petugas RR akan menunjukan specimen hasil operasi sesuai dengan
prosedur
Prosedur
a. Serah terima kepada pasien / keluarga
1. Petugas RR mencatat semua specimen / hasil operasi pada buku
penunjukan hasil operasi antara lain : identitas pasien, ruang,
diagnose, tindakan, dokter operator, nama petugas yang
menyerahkan dan nama keluarga pasien yang menerima,
PROSEDUR keterangan
2. Petugas ruang pulih memananggil keluarga pasien dan identifikasi
apakah yang datang betul keluarganya dengan menanyakan nama
pasien, alamat, tindakan operasinya dan hubungan dalam keluarga
sebagai apa, jika sudah betul berikan specimen pada keluarga
serta memintakan tanda tangan dan nama terang pada buku
penunjukan hasil operasi dan jelaskan bahwa specimen boleh di
bawa pulang, tulis pulang pada kolom keterangan.
Jika specimen dilakukan pemeriksaan PA jelaskan bahwa jaringan
tidak boleh di bawa pulang karena akan dilakukan pemeriksaan di
laborat, hasilnya kurang lebih satu minggu, tulis PA pada kolom
keterangan.
3. Petugas RR mengumpulkan jaringan yang telah ditunjukan kepada
keluarga dalam keranjang untuk disatukan dengan yang lainya
SERAH TERIMA SPECIMEN / HASIL OPERASI
Suatu tata cara memakai jas operasi steril sebagai persiapan scrub nurse
PENGERTIAN sebelum tindakan pembedahan dan melepas jas operasi setelah tindakan
pembedahan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memakai dan melepas jas
TUJUAN
operasi
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
Persiapan alat :
Jas operasi steril
Ember tempat jas kotor
Prosedur :
a. Memakai jas steril
1. Perawat instrument mengambil jas, buka lipatan jas dengan
cara melepas bagian bagian yang terjepit tangan dan perhatikan
jangan sampai terkontaminasi
2. Tangan kiri tetap memegang bagian leher jas dan masukan
tangan kanan ke lubang lengan jas kanan, diikuti dengan
PROSEDUR tangan kiri masuk ke lubang lengan kiri jangan biarkan tangan
melewati manset jas ketika melakukan tehnik sarung tangan
tertutup.
3. Perawat sirkuler berdiri di belakangnya untuk membantu
mengikatkan tali jas dengan menarik lehar jas dari bagian
sebelah dalam dan selanjutnya ikat semua tali bagian belakang,
buka ikatan tali pinggang dan berikan salah satu ujung tali
tersebut kepada sirkuler dengan menggunakan forcep steril
perawat sirkuler menerima tali tsb dan memberikan /
mendekatkan ke sisi yang lain untuk selanjutnya tali diikat oleh
tim yang memakai jas operasi.
CARA MEMAKAI DAN MELEPAS JAS OPERASI
b. Metode terbuka
1. Ulurkan tangan sampai keluar dari manset jas
2. Buka bungkus kertas dengan menggunakan kedua tangan,
sehingga kertas tidak tertutup rapat dan bila kurang hati-hati
akan mengkontaminasi sarung tangan
3. Angkat sarung tangan dengan memegang tepi manset yang
terlipat, daerah ini merupakan bagian dalam sarung tangan,
pertahankan sarung tangan yang terlipat 3 inci itu jauhilah dari
kemasan
4. Sisipkan tangan kita kedalam sarung tangan dan dengan hati-
hati masukan jari-jari lalu tarik manset sarung tangan secara
bertahap disekelilingnya sehingga lipatan manset yang 3 inci itu
tetap dipertahankan. Usahakan untuk menarik manset sarung
tangan sampai menutupi manset jubah.
5. Angkat sarung tangan kedua dari kemasan dangan cara
memegang tepi manset oleh kedua tangan letakan jari-jari
tangan pertama (yang telah memakai sarung tangan) dibawah
lipatan manset yang berukuran 3 inci itu dan masukan tangan
PROSEDUR kedua seperti cara ke 4
6. Balik lipatan manset diatas manset jubah sehuingga tampak sisi
sarung tangan steril.
Prinsip metode terbuka :
Jika tidak ada lipatan manset yang berukuran 3 inci maka
tidak ada tepi yang cukup untuk mempertahankan sterilitas
Jika manset menggulung keluar akan menyentuh kulit atau
manset sarung tangan terjulur kebawah manset jas maka
sarung tangan menjadi tidak steril
BAGIAN TERKAIT Kamar bedah, IGD, Klinik Rawat Jalan, Ruang Perawatan
MENGATUR POSISI PASIEN DI MEJA OPERASI
Mengatur posisi pasien di meja operasi adalah tindakan logis dan rasional
PENGERTIAN agar pasien bebas dari cedera dan memberi keamanan pada pasien selama
pembedahan dan area operasi dapat terekspos secara adekuat
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mengatur posisi pasien di
TUJUAN
atas meja operasi
Keputusan Direktur RS mardi Rahayu No : 060/SK/DIRUT/XI/2014
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi bedah dan CSSD RS Mardi Rahayu
Persiapan Petugas :
1. Perawat sirkulasi melihat prosedur operasi yang akan dilaksanakan
2. Perawat sirkulasi mengetahui pengaturan berbagai jenis posisi pasien
3. Perawat sirkulasi mengetahui cara kerja meja operasi secara mekanik
serta dapat melindungi dan meletakan posisi tubuh pasien dengan aman
Prosedur pengamanan :
1. Perawat sirkuler mengidentifikasi lokasi operasi secara tepat
2. Perawat sirkuler memastikan :
- Meja operasi telah terkunci pada saat pasien pindah dari dan ke
meja operasi pada saat pasien ada diatasnya
- Jika papan tangan digunakan harus dijaga jangan sampai
hiperekstensi
- Pada pasien yang sudah tua harus dipindahkan dengan hati hati
agar system sirkulasi tidak terganaggu
MENGATUR POSISI PASIEN DI MEJA OPERASI
- Jika pasien berbaring pada punggung tumit dan tungkai tidak boleh
di silangkan sebab akan menekan pembuluh darah dan syaraf
- Jika pasien pada posisi tengkurap penekanan pada dada harus
dikurangi untuk mencegah penekanan pembuluh darah
- Jika pasien pada posisi tengkurap penekanan pada dada harus
dikurangi untuk memperlancar pernafasan
PROSEDUR
- Bantuan yang adekuat pada saat mengangkat pasien, untuk
mencegah posisi jatuh
- Posisi pasien tidak boleh menekan selang-selang yang terpasang
seperti selang infuse, cateter dan lain-lain
- Pasien tidak boleh dipindahkan tanpa seijin ahli anestesi
Draping adalah proses menutup daerah diluar area operasi atau membatasi
PENGERTIAN
daerah operasi dengan menggunakan linen steril
Pemeriksaan A ttest
- Persiapan alat : attest
- Petugas sterilisasi memasukkan attest pada autoclave basah maupun
kering.
- Setelah steril , petugas sterilisasi menyerahkan attest pada petugas
PROSEDUR laboratorium mikrobiologi.
- Petugas laboratorium membawa sampel yang di dapat ke
laborat mikro untuk di identifikasi jenis kumanya
- Petugas laborat akan mengirimkan hasil pemeriksaan ke kamar
bedah untuk di tindak lanjuti.