FK UNISSULA
Semester :5
Modul : Tumbuh Kembang
LBM :2
Topik ketrampilan : Tata Cara Pemberian Imunisasi
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mengerti tentang dasar teori dan pentingnya imunisasi.
Mahasiswa mampu melakukan imunisasi dengan cara yang legeartis.
Mahasiswa mampu melakukan edukasi imunisasi.
B. RENCANA PEMBELAJARAN
Waktu Skill 100 menit
Tugas Instruktur 50 menit pertama Instruktur memandu mahasiswa cara
melakukan imunisasi dan menerangkan jenis imunisasi
40 menit berikutnya mengarahkan mahasiswa melakukan
imunisasi
10 menit terakhir instruktur memberikan feedback
terhadap peragaan skill imunisasi mahasiswa
Tugas Mahasiswa 50 menit pertama mahasiswa memperhatikan instruktur
memeragakan cara melakukan imunisasi dan
menerangkan jenis imunisasi
40 menit berikutnya mahasiswa memeragakan
melakukan imunisasi
10 menit terakhir mahasiswa memperhatikan feedback
peragaan skill imunisasi mahasiswa
31
C. DASAR TEORI
Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan mengikuti tatacara sebagai berikut :
1. Memberitahukan secara rinci tentang risiko imunisasi dan risiko apabila
tidak divaksinasi.
2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila
terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan, dan member informasi dimana
tempat pelayanan seandainya hal itu terjadi.
3. Baca kembali leaflet vaksin yang akan diberikan, tinjau kembali apakah ada
indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan.
4. Jangan lupa mendapat persetujuan orang tua.
5. Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum
melakukan imunisasi.
6. Periksa kembali apakah penerima vaksin dalam keadaan sehat dan berikan
antipiretik bila diperlukan.
7. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan
dengan baik.
8. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan,
periksa tanggal kadaluwarsa dan catat hal-hal istimewa, misalnya adanya
perubahan warna yang menunjukkan adanya kerusakan.
9. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula
vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal (Catch up vaccination)
bila diperlukan.
10. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai pemilihan
jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan dan posisi bayi/anak
penerima vaksin.
11. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut :
Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh
apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi
ikutan yang lebih berat.
Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis
termasuk nomer batch dan jenis vaksin atau merk dagang vaksin.
32
Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas
Kesehatan bidang pemberantasan penyakit menular (P2M).
Periksa status imnunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan
vaksinasi untuk mengejar ketinggalan, bila diperlukan.
Penyimpanan
Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan
potensinya.
Instruksi pada lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harus
disertakan.
Vaksin harus didinginkan pada temperature 2 – 8 0C dan tidak membeku.
Sejumlah vaksin menjadi tidak aktif bila beku (DPT, Hib, Hep-B, Hep-A ).
Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dn
digunakan dalam periode waktu tertentu.
Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap tanda – tanda
kerusakan (warna dan kejernihan).
Perlu diperhatikan vaksin campak yang telah diencerkan cepat mengalami
perubahan pada suhu kamar.
Dianjurkan menggunakan jarum no 21 yang steril untuk mengencerkan,
dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm untuk penyuntikan vaksin.
Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan.
Pemberian suntikan
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular (IM) atau
subkutan (SC) dalam.
Vaksin OPV diberikan oral, BCG dibberikan dengan suntikan intradermal.
33
Bila petugas kesehatan kurang berpengalaman memberikan suntikan
subkutan dalam dianjurkan memberikan intramuskular.
34
Untuk otot vastus lateralis , jarum harus diarahkan ke arah lutut dan untuk
deltoid jarum diarahkan ke pundak.
Kerusakan saraf dan pembuluh vascular dapat terjadi apabila suntikan
diarahkan pada sudut 900 .
Pada suntikan dengan sudut jarum 600 akan mengalami hambatan ringan
pada waktu jarum masuk kedalam otot .
35
jari-jari. Posisi ini akan mengurangi hambatan dalam proses penyuntikan
dan membuatnya lebih lancar.
36
Pengambilan vaksin dari botol
Untuk vaksin yang diambil menembus tutup karet atau yang telah
dilarutkan, harus memakai jarum baru.
Apabila vaksin telah diambil dari vial yang terbuka, dapat dipakai jarum
yang sama.
Jarum atau semprit yang telah digunakan menyuntik seseorang tidak boleh
digunakan untuk mengambil vaksin dari botol vaksin karena risiko
kontaminasi silang.
Penyuntikan intramuscular
Pakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
Suntik dengan arah jarum 60-900, lakukan dengan cepat.
Tekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk saat
jarum ditusukkan.
Aspirasi semprit sebelum vaksinasi disuntikkan, untuk meyakinkan tidak
masuk kedalam vena. Apabila terdapat darah, buang dan ulangi dengan
suntikan baru.
37
Untuk pemberian vaksin dengan lebih dari satu suntikan dapat diberikan
pada bagian ekstremitas berbeda.
Tabel 2. Pedoman penyuntikan intramuscular.
38
Di Amerika, Australia : belum ada ketentuan pasien atau keluarganya harus
menanda tangani pernyataan mengerti dan menyetujui
Di Indonesia (Permenkes no. 585 /1989 ttg Persetujuan Tindakan Medik)
pernyataan tertulis hanya untuk tindakan diagnostik atau terapeutik ,
vaksinasi belum perlu pernyataan tertulis
Boleh meminta tanda tangan dari orangtua atau pengasuh bahwa telah
diberikan informasi, dimengerti dan menyetujui vaksinasi
39
Peralatan vaksinasi (cuci tangan, pemotong ampul, alat suntik sekali pakai,
kapas alkohol, plester, kotak limbah)
Alat penanganan kedaruratan
adrenalin,
kortikosteroid,
oksigen
selang dan cairan infus,
Pencatatan : buku KIA,KMS,blangko, dll
40
Gambar 3. Posisi anak yang baik untuk imunisasi
41
Gambar 4. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun (IDAI, 2017)
31
D. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Manekin bayi
Spuit 1 mL
Spuit BCG 0,5 ml
Termos es
b. Bahan
Kapas hangat
Vial campak, BCG, Pentavalen
Vial Adrenaline
E. PROSEDUR IMUNISASI
a. Imunisasi Subkutan (Contoh: Campak)
1. Posisikan anak duduk di atas pangkuan ibu/pengasuh
2. Lengan KIRI yang akan disuntik menempel pada tubuh bayi,
sementara lengan lainnya diletakkan di belakang tubuh orang
tua/pengasuh
3. Lokasi injeksi: deltoid SINISTRA (yang paling baik pada tengah
otot, yaitu di antara acromion dan insersi muskulus deltoideus
pada tengah humerus)
4. Ambil vaksin campak dengan dosis 0,5 mL dengan spuit 1 mL
5. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
6. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
7. Cubit tebal pada titik deltoid
8. Jarum suntik ditusukkan dengan sudut 45°-60ᵒ ke arah acromion
9. Dorong piston spuit, kemudian segera tarik jarum
10. Usap lokasi bekas suntikan dengan kapas kering dan bersih
31
b. Imunisasi Intramuskuler (Contoh: Hepatitis B, DPT)
1. Posisikan anak duduk di atas pangkuan ibu/pengasuh
2. Paha yang akan disuntik dilekatkan dengan paha lain. Lengan sisi
yang sama dengan paha yang akan disuntik menempel pada
lengan pengasuh, lengan lainnya diletakkan di belakang tubuh
orang tua/pengasuh.
3. Lokasi injeksi: vastus lateralis (yang paling baik 1/3
superiolateral femur)
4. Ambil vaksin DPT dengan dosis 0,5 mL dengan spuit 1 mL
5. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
6. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
7. Regangkan titik injeksi dengan ibu jari dan telunjuk
8. Jarum suntik ditusukkan dengan sudut 90°
9. Dorong piston spuit, kemudian segera tarik jarum
10. Usap lokasi bekas suntikan dengan kapas kering dan bersih
32
F. Check List
Imunisasi Subkutan
Dilakukan
Kurang Tidak
No. Aspek Penilaian dengan
benar dilakukan
benar
2 1 0
PERSIAPAN
1. Pastikan imunisasi yang akan
diberikan sesuai dengan jadwal
2. Tanyakan apakah bayi sedang sakit /
tidak?
3. Cek jenis vaksin apakah sudah sesuai
4. Cek VVM (vaksin vial monitor);
(Bila vaksin sudah expired lakukan uji
kocok pada vaksin)
5. Catat nomor batch vial vaksin di kartu
6. Cuci tangan sebelum dan setelah
melakukan prosedur pemberian
imunisasi
PROSEDUR PENYUNTIKAN
1. Posisikan anak duduk di atas
pangkuan ibu/pengasuh
2. Lengan yang akan disuntik menempel
pada tubuh bayi, sementara lengan
lainnya diletakkan di belakang tubuh
orang tua/pengasuh
3. Lokasi injeksi: deltoid (yang paling
baik pada tengah otot, yaitu di antara
acromion dan insersi muskulus
deltoideus pada tengah humerus)
4. Ambil vaksin campak dengan dosis
0,5 mL dengan spuit 1 mL
33
(Sebelumnya usap tutup vial dengan
alcohol swab)
5. Masukan kembali vial vaksin ke dalam
box pendingin
6. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
7. Ganti jarum sesuai dengan usia bayi /
anak
8. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
9. Cubit tebal pada titik deltoid
10. Jarum suntik ditusukkan dengan
sudut 45°-60ᵒ ke arah acromion
11. Dorong piston spuit, kemudian segera
tarik jarum
12. Usap lokasi bekas suntikan dengan
kapas kering dan bersih
34
Imunisasi Intramuskuler
Dilakukan
Kurang Tidak
No. Aspek Penilaian dengan
benar dilakukan
benar
2 1 0
PERSIAPAN
1. Pastikan imunisasi yang akan
diberikan sesuai dengan jadwal
2. Tanyakan apakah bayi sedang sakit /
tidak?
3. Cek jenis vaksin apakah sudah sesuai
4. Cek VVM (vaksin vial monitor);
(Bila vaksin sudah expired lakukan uji
kocok pada vaksin)
5. Catat nomor batch vial vaksin di kartu
6. Cuci tangan sebelum dan setelah
melakukan prosedur pemberian
imunisasi
PROSEDUR PENYUNTIKAN
1. Posisikan anak duduk di atas
pangkuan ibu/pengasuh
2. Paha yang akan disuntik dilekatkan
dengan paha lain. Lengan sisi yang
sama dengan paha yang akan disuntik
menempel pada lengan pengasuh,
lengan lainnya diletakkan di belakang
tubuh orang tua/pengasuh.
3. Lokasi injeksi: vastus lateralis (yang
paling baik 1/3 superiolateral femur)
4. Ambil vaksin Pentavalen (DTwP, Hep
B, HiB) dengan dosis 0,5 mL dengan
spuit 1 mL
35
(Sebelumnya usap tutup vial dengan
alcohol swab)
5. Masukan kembali vial vaksin ke dalam
box pendingin
6. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
7. Ganti jarum sesuai dengan usia bayi /
anak
8. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
9. Regangkan titik injeksi dengan ibu jari
dan telunjuk
10. Jarum suntik ditusukkan dengan
sudut 90°
11. Dorong piston spuit, kemudian segera
tarik jarum
12. Usap lokasi bekas suntikan dengan
kapas kering dan bersih
36
Imunisasi Intradermal
Dilakukan
Kurang Tidak
No. Aspek Penilaian dengan
benar dilakukan
benar
2 1 0
PERSIAPAN
1. Pastikan imunisasi yang akan
diberikan sesuai dengan jadwal
2. Tanyakan apakah bayi sedang sakit /
tidak?
3. Cek jenis vaksin apakah sudah sesuai
4. Cek VVM (vaksin vial monitor);
(Bila vaksin sudah expired lakukan uji
kocok pada vaksin)
5. Catat nomor batch vial vaksin di kartu
6. Cuci tangan sebelum dan setelah
melakukan prosedur pemberian
imunisasi
PROSEDUR PENYUNTIKAN
1. Posisikan anak duduk di atas
pangkuan ibu/pengasuh
2. Lengan KANAN yang akan disuntik
menempel pada tubuh bayi,
sementara lengan lainnya diletakkan
di belakang tubuh orang
tua/pengasuh
3. Lokasi injeksi: deltoid dextra (yang
paling baik pada tengah otot, yaitu di
antara acromion dan insersi muskulus
deltoideus pada tengah humerus)
4. Ambil vaksin BCG dengan dosis 0,05
mL dengan spuit 1 mL
37
(Sebelumnya usap tutup vial dengan
alcohol swab)
5. Masukan kembali vial vaksin ke dalam
box pendingin
6. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
7. Ganti jarum sesuai dengan usia bayi /
anak
8. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
9. Regangkan kulit pada titik deltoid
10. Jarum suntik ditusukkan dengan
sudut 10°-15ᵒ ke arah acromion
11. Dorong piston spuit, kemudian segera
tarik jarum
12. Usap lokasi bekas suntikan dengan
kapas kering dan bersih
38