Anda di halaman 1dari 20

BUKU PANDUAN SKILL LAB

FK UNISSULA

Semester :5
Modul : Tumbuh Kembang
LBM :2
Topik ketrampilan : Tata Cara Pemberian Imunisasi

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mahasiswa mengerti tentang dasar teori dan pentingnya imunisasi.
 Mahasiswa mampu melakukan imunisasi dengan cara yang legeartis.
 Mahasiswa mampu melakukan edukasi imunisasi.

B. RENCANA PEMBELAJARAN
Waktu Skill 100 menit
Tugas Instruktur 50 menit pertama Instruktur memandu mahasiswa cara
melakukan imunisasi dan menerangkan jenis imunisasi
40 menit berikutnya mengarahkan mahasiswa melakukan
imunisasi
10 menit terakhir instruktur memberikan feedback
terhadap peragaan skill imunisasi mahasiswa
Tugas Mahasiswa 50 menit pertama mahasiswa memperhatikan instruktur
memeragakan cara melakukan imunisasi dan
menerangkan jenis imunisasi
40 menit berikutnya mahasiswa memeragakan
melakukan imunisasi
10 menit terakhir mahasiswa memperhatikan feedback
peragaan skill imunisasi mahasiswa

31
C. DASAR TEORI
Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan mengikuti tatacara sebagai berikut :
1. Memberitahukan secara rinci tentang risiko imunisasi dan risiko apabila
tidak divaksinasi.
2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila
terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan, dan member informasi dimana
tempat pelayanan seandainya hal itu terjadi.
3. Baca kembali leaflet vaksin yang akan diberikan, tinjau kembali apakah ada
indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan.
4. Jangan lupa mendapat persetujuan orang tua.
5. Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum
melakukan imunisasi.
6. Periksa kembali apakah penerima vaksin dalam keadaan sehat dan berikan
antipiretik bila diperlukan.
7. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan
dengan baik.
8. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan,
periksa tanggal kadaluwarsa dan catat hal-hal istimewa, misalnya adanya
perubahan warna yang menunjukkan adanya kerusakan.
9. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula
vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal (Catch up vaccination)
bila diperlukan.
10. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai pemilihan
jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan dan posisi bayi/anak
penerima vaksin.
11. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut :
 Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh
apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi
ikutan yang lebih berat.
 Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis
termasuk nomer batch dan jenis vaksin atau merk dagang vaksin.

32
 Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas
Kesehatan bidang pemberantasan penyakit menular (P2M).
 Periksa status imnunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan
vaksinasi untuk mengejar ketinggalan, bila diperlukan.

Penyimpanan
 Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan
potensinya.
 Instruksi pada lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harus
disertakan.
 Vaksin harus didinginkan pada temperature 2 – 8 0C dan tidak membeku.
 Sejumlah vaksin menjadi tidak aktif bila beku (DPT, Hib, Hep-B, Hep-A ).

Pengenceran
 Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dn
digunakan dalam periode waktu tertentu.
 Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap tanda – tanda
kerusakan (warna dan kejernihan).
 Perlu diperhatikan vaksin campak yang telah diencerkan cepat mengalami
perubahan pada suhu kamar.
 Dianjurkan menggunakan jarum no 21 yang steril untuk mengencerkan,
dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm untuk penyuntikan vaksin.

Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan.

Pemberian suntikan
 Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular (IM) atau
subkutan (SC) dalam.
 Vaksin OPV diberikan oral, BCG dibberikan dengan suntikan intradermal.

33
 Bila petugas kesehatan kurang berpengalaman memberikan suntikan
subkutan dalam dianjurkan memberikan intramuskular.

Tehnik Dasar dan ukuran Jarum.


 Semua petugas harus memahami teknik dasar dan petunjuk keamanan
pemberian vaksin.
 Pada tiap suntikan harus digunakan tabung suntikan dan jarum baru, sekali
pakai dan steril.
 Jarum suntik dan tabung suntik harus dibuang dalam tempat tertutup yang
diberi tanda/label tidak mudah robek dan bocor, untuk menghindari luka
tusuk atau pemakaian ulang.
 Tempat pembuangan jarum suntik bekas harus dijauhkan dari jangkauan
anak-anak.
 Sebagian besar vaksin harus disuntikkan ke dalam otot.
 Standar jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25 mm, tetapi ada
perkecualian lain dalam beberapa hal seperti berikut :
- Pada bayi kurang bulan, umur dua bulan atau yang lebih muda dan
bayi – bayi kecil, dapat pula dipakai jarum ukuran 26 dengan
panjang 16 mm.
- Untuk suntikan subkutan pada lengan atas, dipakai jarum ukuran 25
dengan panjang 16 mm, untuk bayi-bayi kecil dipakai jarum ukuran
27 dengan panjang 12 mm
- Untuk suntikan intramuskular pada orang dewasa yang sangat
gemuk dipakai jarum ukuran 23 dengan panjang 38 mm.
- Untuk suntikan intradermal pada BCG dipakai jarum ukuran 25-27
dengan panjang 10 mm.

Arah Sudut Jarum pada Suntikan Intramuskular.


 Jarum suntik harus disuntikkan dengan sudut 600 – 900 kedalam otot vastus
lateralis atau otot deltoid.

34
 Untuk otot vastus lateralis , jarum harus diarahkan ke arah lutut dan untuk
deltoid jarum diarahkan ke pundak.
 Kerusakan saraf dan pembuluh vascular dapat terjadi apabila suntikan
diarahkan pada sudut 900 .
 Pada suntikan dengan sudut jarum 600 akan mengalami hambatan ringan
pada waktu jarum masuk kedalam otot .

Tempat suntikan yang dianjurkan


 Lokasi tempat penyuntikan vaksin yang sampai sekarang dianjurkan untuk
bayi dan anak berusia di bawah 12 bulan adalah paha anterolateral
 Tidak dianjurkan penyuntikan daerah gluteal karena untuk menghindari
kerusakan saraf iskhiasdika (nervus Ischiadikus), masa otot lebih tebal
sehingga dengan suntikan IM dengan tidak sengaja menghasilkan suntikan
subkutan dengan reaksi local yang lebih berat.
 Suntikan intradermal dianjurkan daerah insersio otot deltoid (lengan atas),
bila diatas puncak pundak memberi risiko terjadinya keloid.

Posisi Anak dan lokasi suntikan Vastus lateralis


 Vastus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian
anterolateral paha. Vaksin harus disuntikkan kedalam batas antara
sepertiga otot bagian atas dan tengah yang merupakan bagian yang paling
tebal dan padat
 Jarum harus membuat sudut 450 – 600 terhadap permukaan kulit , dengan
jarum kearah lutut.
 Anak atau bayi diletakkan diatas meja periksa, dapat dipegang oleh orang
tua/pengasuh atau posisi setengah tidur pada pangkuan orang tua atau
pengasuhnya. Celana/popok bayi harus dibuka bila menutupi otot vastus
lateralis sebagai lokasi suntikan, bila tidak demikian vaksin akan
disuntikkan terlalu bawah didaerah paha. Kedua tangan dipegang
menyilang pelvis bayi dan paha dipegang dengan tangan antara jempol dan

35
jari-jari. Posisi ini akan mengurangi hambatan dalam proses penyuntikan
dan membuatnya lebih lancar.

Lokasi suntikan pada vastus lateralis adalah sebagai berikut :


 Apabila bayi berada diatas tempat tidur atau meja , bayi ditidurkan
terlentang.
 Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut.
 Cari trochanter mayor femur dan condylus lateralis dengan cara palpasi.
 Tarik garis yang menghubungkan kedua tempat diatas, tempat suntikan
vaksin ialah batas sepertiga bagian atas dan tengah pada garis tersebut
(bila tungkai bawah sedikit, maka lekukan yang dibuat oleh traktus
iliotibialis menyebabkan garis bagian distal lebih jelas).
 Supaya vaksin yang disuntikkan masuk kedalam otot pada batas antara
sepertiga bagian atas dan tengah, jarum ditusukkan satu jari diatas batas
tersebut.

Deltoid, Posisi Anak dan lokasi suntikan.


 Posisi seorang anak yang paling nyaman untuk suntikan didaerah deltoid
ialah duduk diatas pengkuan ibu atau pengasuhnya.
 Lengan yang akan disuntik dipegang menempel pada tubuh bayi, sementara
lengan lainnya diletakkan dibelakang tubuh orang tua atau pengasuh.
 Lokasi deltoid yang benar adalah penting supaya vaksinasi berlangsung
aman dan berhasil.
 Posisi yang salah akan menghasilkan suntikan subkutan yang tidak benar
dan meningkatkan risiko penetrasi saraf.
 Lokasi yang paling baik adalah pada tengah otot, yaitu separuh antara
akromion dan insersi pada tengah humerus. Jarum suntik ditusukkan
membuat sudut 450 – 600 mengarah pada akromion. Bila bagian bawah
deltoid yang disuntik, ada risiko trauma saraf radialis karena saraf tersebut
melingkar dan muncul dari otot trisep.

36
Pengambilan vaksin dari botol
 Untuk vaksin yang diambil menembus tutup karet atau yang telah
dilarutkan, harus memakai jarum baru.
 Apabila vaksin telah diambil dari vial yang terbuka, dapat dipakai jarum
yang sama.
 Jarum atau semprit yang telah digunakan menyuntik seseorang tidak boleh
digunakan untuk mengambil vaksin dari botol vaksin karena risiko
kontaminasi silang.

Pedoman Penyuntikan subkutan


 Arah jarum 450 terhadap kulit.
 Cubit tebal untuk suntikan subkutan.
 Aspirasi sebelum vaksin disuntikkan.
 Untuk suntikan multiple diberikan pada ekstremitas berbeda.

Tabel 1. Pedoman penyuntikan subkutan

Umur Tempat Ukuran Jarum


Bayi (0-12 bln) Paha anterolateral Ukuran 23-25
Panjang 16-19 mm
1-3 tahun Paha daerah anterolateral / daerah Ukuran 23-25
lateral lengan atas Panjang 16-19 mm
> 3 tahun Dareah lateral lengan atas Ukuran 16-19
Panjang 16-19 mm
* Penyuntikan subkutan untuk imunisasi MMR,varisela,Hib.

Penyuntikan intramuscular
 Pakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
 Suntik dengan arah jarum 60-900, lakukan dengan cepat.
 Tekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk saat
jarum ditusukkan.
 Aspirasi semprit sebelum vaksinasi disuntikkan, untuk meyakinkan tidak
masuk kedalam vena. Apabila terdapat darah, buang dan ulangi dengan
suntikan baru.

37
 Untuk pemberian vaksin dengan lebih dari satu suntikan dapat diberikan
pada bagian ekstremitas berbeda.
Tabel 2. Pedoman penyuntikan intramuscular.

Umur Tempat Ukuran Jarum


Bayi (0-12 bln) Otot vastus lateralis pada daerah Ukuran 22-25
anterolateral Panjang 22-25 mm
1-3 tahun Otot vastus lateralis pada paha Ukuran 22-25
daerah anterolateral sampai masa Panjang 16-32 mm
otot deltoid cukup besar(pada (panjang 16 mm
umumnya umur 3 th) untuk di deltoid
umur 12-15 bulan)

> 3 tahun Otot deltoid dibawah akromion Ukuran 22-25


Panjang 25-32 mm
* Penyuntikan intramuscular untuk DTP,DT,TT,Hib, Hep-A dan B, influenza.

Pemberian dua atau lebih vaksin pada hari yang sama


 Pemberian vaksin-vaksin yang berbeda pada umur yang sesuai, boleh
diberikan pada hari yang sama.
 Vaksin inactivated dan vaksin virus hidup, khususnya vaksin yang
dianjurkan dalam jadwal imunisasi, pada umumnya dapat diberikan pada
lokasi yang berbeda pada saat hari kunjungan yang sama. Misalnya pada
kesempatan yang sama dapat diberikan vaksin-vaksin DPT,Hib,Hep-B dan
Polio.
 Jadi vaksin yang berbeda dapat diberikan pada seseorang pada hari yang
sama, harus disuntikkan pada lokasi yang berbeda dengan menggunakan
semprit yang berbeda.

Penjelasan Kepada Orangtua mengenai imunisasi


 Penjelasan tentang manfaat dan risiko vaksinasi disampaikan dengan
empati
 Bukan dengan cara menghakimi (nonjudgmental approach)
 Gunakan istilah awam dan sederhana

38
 Di Amerika, Australia : belum ada ketentuan pasien atau keluarganya harus
menanda tangani pernyataan mengerti dan menyetujui
 Di Indonesia (Permenkes no. 585 /1989 ttg Persetujuan Tindakan Medik)
pernyataan tertulis hanya untuk tindakan diagnostik atau terapeutik ,
vaksinasi belum perlu pernyataan tertulis
 Boleh meminta tanda tangan dari orangtua atau pengasuh bahwa telah
diberikan informasi, dimengerti dan menyetujui vaksinasi

Keadaan bayi / anak sebelum imunisasi :


Orang tua atau pengasuh bayi/anak dianjurkan mengingat dan memberitahukan
secara lisan atau melalui daftar isian tentang hal – hal yang berkaitan dengan
indikasi kontra atau risiko kejadian ikutan paska imunisasi tersebut dibawah ini:
1. Pernah mengalami kejadian ikutan paska imunisasi yang berat
(memerlukan pengobatan khusus atau perlu perawatan di rumah sakit).
2. Alergi terhadap bahan yang juga terdapat didalam vaksin misalnya
neomisin
3. Sedang mendapat pengobatan steroid jangka panjang, radioterapi atau
kemoterapi.
4. Menderita sakit yang menurunkan imunitas (leukemia, HIV/AIDS)
5. Menderita penyakit susunan saraf pusat, dll

Pemberian Parasetamol sebelum dan sesudah imunisasi


Kepada orang tua atau pengantar diberitahukan bahwa 30 menit sebelum
imunisasi DTP/DT, MMR, Hib, Hep-B, dianjurkan pemberian parasetamol 15
mg/kgbb kepada bayi/anak untuk mengurangi ketidaknyamanan paska vaksinasi.
Kemudian dilanjutkan setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, maksimal 6 kali dalam 24
jam. Jika keluhan masih berlanjut diminta segera kembali ke dokter.

Penyediaan vaksin dan alat-alat


 Vaksin & pelarut khusus
 Termos, ice-packed, es batu

39
 Peralatan vaksinasi (cuci tangan, pemotong ampul, alat suntik sekali pakai,
kapas alkohol, plester, kotak limbah)
 Alat penanganan kedaruratan
 adrenalin,
 kortikosteroid,
 oksigen
 selang dan cairan infus,
 Pencatatan : buku KIA,KMS,blangko, dll

Gambar 1. Teknik pemberian imunisasi

Gambar 2. Cara melakukan injeksi intradermal, subkutan, dan intramuskular

40
Gambar 3. Posisi anak yang baik untuk imunisasi

41
Gambar 4. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun (IDAI, 2017)

31
D. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
 Manekin bayi
 Spuit 1 mL
 Spuit BCG 0,5 ml
 Termos es

b. Bahan
 Kapas hangat
 Vial campak, BCG, Pentavalen
 Vial Adrenaline

E. PROSEDUR IMUNISASI
a. Imunisasi Subkutan (Contoh: Campak)
1. Posisikan anak duduk di atas pangkuan ibu/pengasuh
2. Lengan KIRI yang akan disuntik menempel pada tubuh bayi,
sementara lengan lainnya diletakkan di belakang tubuh orang
tua/pengasuh
3. Lokasi injeksi: deltoid SINISTRA (yang paling baik pada tengah
otot, yaitu di antara acromion dan insersi muskulus deltoideus
pada tengah humerus)
4. Ambil vaksin campak dengan dosis 0,5 mL dengan spuit 1 mL
5. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
6. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
7. Cubit tebal pada titik deltoid
8. Jarum suntik ditusukkan dengan sudut 45°-60ᵒ ke arah acromion
9. Dorong piston spuit, kemudian segera tarik jarum
10. Usap lokasi bekas suntikan dengan kapas kering dan bersih

31
b. Imunisasi Intramuskuler (Contoh: Hepatitis B, DPT)
1. Posisikan anak duduk di atas pangkuan ibu/pengasuh
2. Paha yang akan disuntik dilekatkan dengan paha lain. Lengan sisi
yang sama dengan paha yang akan disuntik menempel pada
lengan pengasuh, lengan lainnya diletakkan di belakang tubuh
orang tua/pengasuh.
3. Lokasi injeksi: vastus lateralis (yang paling baik 1/3
superiolateral femur)
4. Ambil vaksin DPT dengan dosis 0,5 mL dengan spuit 1 mL
5. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
6. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
7. Regangkan titik injeksi dengan ibu jari dan telunjuk
8. Jarum suntik ditusukkan dengan sudut 90°
9. Dorong piston spuit, kemudian segera tarik jarum
10. Usap lokasi bekas suntikan dengan kapas kering dan bersih

c. Imunisasi Intradermal (Contoh: BCG)


1. Posisikan anak duduk di atas pangkuan ibu/pengasuh
2. Lengan KANAN yang akan disuntik menempel pada tubuh bayi,
sementara lengan lainnya diletakkan di belakang tubuh orang
tua/pengasuh
3. Lokasi injeksi: deltoid DEXTRA (yang paling baik pada tengah
otot, yaitu di antara acromion dan insersi muskulus deltoideus
pada tengah humerus)
4. Ambil vaksin BCG dengan dosis 0,05 mL dengan spuit BCG
5. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
6. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
7. Regangkan kulit pada titik deltoid
8. Jarum suntik ditusukkan dengan sudut 10ᵒ-15° 32ke arah
acromion
9. Dorong piston spuit, kemudian segera 32arik jarum
10. Usap lokasi bekas suntikan dengan kapas kering dan bersih

32
F. Check List
Imunisasi Subkutan
Dilakukan
Kurang Tidak
No. Aspek Penilaian dengan
benar dilakukan
benar
2 1 0
PERSIAPAN
1. Pastikan imunisasi yang akan
diberikan sesuai dengan jadwal
2. Tanyakan apakah bayi sedang sakit /
tidak?
3. Cek jenis vaksin apakah sudah sesuai
4. Cek VVM (vaksin vial monitor);
(Bila vaksin sudah expired lakukan uji
kocok pada vaksin)
5. Catat nomor batch vial vaksin di kartu
6. Cuci tangan sebelum dan setelah
melakukan prosedur pemberian
imunisasi
PROSEDUR PENYUNTIKAN
1. Posisikan anak duduk di atas
pangkuan ibu/pengasuh
2. Lengan yang akan disuntik menempel
pada tubuh bayi, sementara lengan
lainnya diletakkan di belakang tubuh
orang tua/pengasuh
3. Lokasi injeksi: deltoid (yang paling
baik pada tengah otot, yaitu di antara
acromion dan insersi muskulus
deltoideus pada tengah humerus)
4. Ambil vaksin campak dengan dosis
0,5 mL dengan spuit 1 mL

33
(Sebelumnya usap tutup vial dengan
alcohol swab)
5. Masukan kembali vial vaksin ke dalam
box pendingin
6. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
7. Ganti jarum sesuai dengan usia bayi /
anak
8. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
9. Cubit tebal pada titik deltoid
10. Jarum suntik ditusukkan dengan
sudut 45°-60ᵒ ke arah acromion
11. Dorong piston spuit, kemudian segera
tarik jarum
12. Usap lokasi bekas suntikan dengan
kapas kering dan bersih

34
Imunisasi Intramuskuler
Dilakukan
Kurang Tidak
No. Aspek Penilaian dengan
benar dilakukan
benar
2 1 0
PERSIAPAN
1. Pastikan imunisasi yang akan
diberikan sesuai dengan jadwal
2. Tanyakan apakah bayi sedang sakit /
tidak?
3. Cek jenis vaksin apakah sudah sesuai
4. Cek VVM (vaksin vial monitor);
(Bila vaksin sudah expired lakukan uji
kocok pada vaksin)
5. Catat nomor batch vial vaksin di kartu
6. Cuci tangan sebelum dan setelah
melakukan prosedur pemberian
imunisasi
PROSEDUR PENYUNTIKAN
1. Posisikan anak duduk di atas
pangkuan ibu/pengasuh
2. Paha yang akan disuntik dilekatkan
dengan paha lain. Lengan sisi yang
sama dengan paha yang akan disuntik
menempel pada lengan pengasuh,
lengan lainnya diletakkan di belakang
tubuh orang tua/pengasuh.
3. Lokasi injeksi: vastus lateralis (yang
paling baik 1/3 superiolateral femur)
4. Ambil vaksin Pentavalen (DTwP, Hep
B, HiB) dengan dosis 0,5 mL dengan
spuit 1 mL

35
(Sebelumnya usap tutup vial dengan
alcohol swab)
5. Masukan kembali vial vaksin ke dalam
box pendingin
6. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
7. Ganti jarum sesuai dengan usia bayi /
anak
8. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
9. Regangkan titik injeksi dengan ibu jari
dan telunjuk
10. Jarum suntik ditusukkan dengan
sudut 90°
11. Dorong piston spuit, kemudian segera
tarik jarum
12. Usap lokasi bekas suntikan dengan
kapas kering dan bersih

36
Imunisasi Intradermal
Dilakukan
Kurang Tidak
No. Aspek Penilaian dengan
benar dilakukan
benar
2 1 0
PERSIAPAN
1. Pastikan imunisasi yang akan
diberikan sesuai dengan jadwal
2. Tanyakan apakah bayi sedang sakit /
tidak?
3. Cek jenis vaksin apakah sudah sesuai
4. Cek VVM (vaksin vial monitor);
(Bila vaksin sudah expired lakukan uji
kocok pada vaksin)
5. Catat nomor batch vial vaksin di kartu
6. Cuci tangan sebelum dan setelah
melakukan prosedur pemberian
imunisasi
PROSEDUR PENYUNTIKAN
1. Posisikan anak duduk di atas
pangkuan ibu/pengasuh
2. Lengan KANAN yang akan disuntik
menempel pada tubuh bayi,
sementara lengan lainnya diletakkan
di belakang tubuh orang
tua/pengasuh
3. Lokasi injeksi: deltoid dextra (yang
paling baik pada tengah otot, yaitu di
antara acromion dan insersi muskulus
deltoideus pada tengah humerus)
4. Ambil vaksin BCG dengan dosis 0,05
mL dengan spuit 1 mL

37
(Sebelumnya usap tutup vial dengan
alcohol swab)
5. Masukan kembali vial vaksin ke dalam
box pendingin
6. Aspirasi sebelum vaksin diinjeksikan
7. Ganti jarum sesuai dengan usia bayi /
anak
8. Usap titik injeksi dengan kapas hangat
9. Regangkan kulit pada titik deltoid
10. Jarum suntik ditusukkan dengan
sudut 10°-15ᵒ ke arah acromion
11. Dorong piston spuit, kemudian segera
tarik jarum
12. Usap lokasi bekas suntikan dengan
kapas kering dan bersih

38

Anda mungkin juga menyukai