7
KETERAMPILAN KLINIK
PEMBERIAN IMUNISASI BCG, POLIO, HEPATITIS B/DPT DAN CAMPAK
Sri Sofyani
I. PENDAHULUAN
Penyimpanan
Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan potensinya. Instruksi pada
lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harus disertakan. Aturan umum untuk sebagian besar
vaksin, bahwa vaksin harus didinginkan pada temperatur 2-8 0C dan tidak membeku. Sejumlah
vaksin (DPT, Hib, Hepatitis B, dan Hepatitis A) akan tidak aktif bila beku. Pengguna dinasehatkan
untuk melakukan konsultasi guna mendapatkan informasi khusus tentang masing masing vaksin,
karena beberapa vaksin (OPV dan vaksin Yelow Fever) dapat disimpan dalam keadaan beku.
Pengenceran
Vaksin kering yasng beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan dalam
periode waktu tertentu. Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap tanda tanda
kerusakan (warna dan kejernihan). Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak yang telah diencerkan
cepat mengalami perubahan warna pada suhu kamar. Jarum ukuran 21 yang steril dianjurkan untuk
mengencerkan dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm digunakan untuk menyuntikkan vaksin.
Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan, namun pada pemberian vaksin
secara intrakutan desinfeksi dengan alkohol tidak dilakukan
.
Pemberian Suntikan
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntukan intramuscular (IM) atau subkutan dalam.
Terdapat perkecualian pada dua jenis vaksin yaitu OPV diberikan per-oral dan BCG diberikan
dengan suntikan intradermal/intrakutan (dalam kulit).
Alasan memeilih otot vastus lateralis pada bayi & anak umur dibawah 12 bulan adalah :
Menghindari risiko kerusakan saraf iskhiadika pada suntikan daerah gluteal
Daerah deltoid pada bayi dianggap tidak cukup tebal untuk menyerap suntikan secara
adekuat.
Imunogenisitas vaksin hepatitis B dan rabies akan berkurang apabila disuntikan di daerah
gluteal.
Menghindari risiko reaksi local dan terbentuknya nodulus di tempat suntikan yang menahn.
Menghindari lapisan lemak subkutan yang tebal pada paha bagian anterior.
Cara Mencari Lokasi suntikan pada vastus lateralis adalah sebagai berikut :
Apabila bayi berada diatas tempat tidur atau meja, bayi ditidurkan terlentang
Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut
Cari trochanter mayor femur dan condilylus lateralis dengan cara palpasi
Tarik garis yang menghubungkan kedua tempat di atas, tempat suntikan vaksin ialah batas
dari bagian atas dan sepertiga tengah pada garis tersebut (bila tungkai bawah sedikit
menekuk, maka lekukan yang dibuat oleh tractus iliotibialis menyebabkan garis bagian
distal lebih panjang)
Supaya vaksin yang disuntikan masuk kedalam otot pada batas antara bagian atas dan
sepertiga tengah, jarum ditusukkan satu jari diatas batas tersebut (kearah proksimal).
Untuk mendapatkan lokasi deltoid yang baik, buka baju sehingga daerah lengan atas dari pundak
sampai ke siku terbuka. Lokasi yang paling baik adalah pada tengah otot, yaitu separuh antara
akromion dan insersi pada tengah humerus. Jarum suntik ditusukkan membuat sudut 50-60 derajat
mengarah pada akromion, bila bagian bawah deltoid yang disuntik, ada risiko trauma saraf radialis
karena saraf tersebut melingkar dan muncul dari otot trisep.
Perhatian
Penyuntikan subkutan diperuntukkan bagi imunisasi MMR, varisela, meningitis
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
Aspirasi semprit
Anak > 3 Daerah lateral lengan atas Jarum 5/8*-3/4* sebelum vaksin
tahun Semprit no.23-25 disuntikkan.
Untuk suntikan
multiple diberikan
pada bagian
ekstrimitas berbeda
Perhatian
Diperuntukkan imunisasi DPT, DT, TT, Hib, Hepatitis A & B influenza
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
Akromin
Tempat
Penyuntikan
Tempat
Penyuntikan
Lokasi penyuntikan intramuscular pada bayi (a) dan anak besar (b)
I. RUJUKAN
7. Dokumentasi
1. Catat tanggal dan jam pemberian imunisasi
2. Catat jenis-jenis imunisasi yang diberikan
VI. LEMBAR PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. PERKENALAN
1. Menyapa dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
3. Meminta persetujuan
2. PEMBERIAN IMUNISASI BCG
1. Menggergaji leher botol vaksin dengan pisau yang disediakan
2. Memasukkan plastik pengaman dari bagian atas botol vaksin.
3. Mematahkan leher botol vaksin.
4. Mengambil keseluruhan pelarut vaksin dengan spuit 5 ml,
masukkan ke botol vaksin dengan menyemprotkan ke arah
dinding botol vaksin, homogenkan larutan vaksin BCG dengan
cara menarik dan mendorong piston spuit berulang-ulang.
5. Mengambil 0,05 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
6. Membilas daerah deltoid kanan bayi dengan kapas basah (jangan
kapas alkohol).
7. Menyuntikkan secara intradermal/intrakutan di tempat tersebut,
dengan posisi lubang jarum ke arah bawah.
8. Memperhatikan adanya benjolan kecil (indurasi) yang berwarna
putih pada tempat suntikan, atau kulit daerah tempat suntikan
menjadi pucat.
3. PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
1. Membuka tutup botol vaksin, dan mengganti dengan penetes
yang sudah tersedia.
2. Membuka tutup penetes.
3. Meneteskan sebanyak 2 tetes vaksin polio ke mulut bayi.
4. PEMBERIAN IMUNISASI DPT/HEPATITIS B
1. Memakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
2. Mengocok larutan vaksin DPT/Hepatitis B hingga homogen.
I. PENDAHULUAN
MASA PERDARAHAN
Tujuan pemeriksaan:
1. Untuk menilai jumlah dan fungsi trombosit (kelainan fungsi bisa herediter
maupun yg didapat).
2. Reaksi vasokonstriksi pembuluh darah terhadap luka.
Alat : Sfigmomanometer
Cara:
1. Pasanglah ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pompalah sampai tekanan
100 mm Hg (jika tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg, pompalah sampai
tekanan ditengah-tengah nilai sistolik dan diastolik).
2. Pertahankan tekanan itu selama 10 menit
3. Lepaskan ikatan dan tunggulah sampai tanda-tanda statis darah menghilang. Statis
darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang telah dibendung tadi
mendapat lagi warna kulit seperti lengan yang tidak dibendung.
4. Carilah adanya petechiae dan hitunglah banyaknya petechiae yang timbul pada
seluas 1 inci persegi (2,5 x 2,5 cm) kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti.
Penilaian
Pandangan mengenai apa yang boleh dianggap normal sering berbeda-beda. Dinyatakan
positif jika ada 10 atau lebih petechiae pada seluas 1 inci persegi
(2,5 x 2,5 cm) maka test biasanya baru dianggap abnormal; Dikatakan juga : test itu positif
seandainya dalam lingkaran itu tidak ada petechiae, tetapi lebih jauh distal ada, percobaan
ini (yang sering dinamakan test Rumpel Leede) positif juga.
I. PENDAHULUAN
Awal kehidupan bayi baru lahir merupakan saat yang kritis dimana bayi perlu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan hidupnya yang baru. Tenaga kesehatan perlu
kompeten dalam melakukan asuhan segera setelah lahir, sejak menit-menit pertama
dilahirkan dan dalam 1 jam pertama kelahiran untuk memberikan dukungan kepada ibu
agar dapat menyusui secara dini.
NILAI 0 1 2
Napas Tidak Ada Tidak teratur Teratur
Denyut Jantung Tidak Ada <100 >100
Warna Kulit Biru atau pucat Tubuh merah jambu, Merah jambu
tangan dan kaki biru
Gerakan atau tonus otot Tidak Ada Sedikit fleksi Fleksi
Refleks (menangis) Tidak Ada Lemah atau lamban Kuat
E. Kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) antara ibu dan bayi dan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) 2,3
1. Bayi di ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu
dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti dan bayi dapat diberi topi
2. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting
sendiri
3. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam;
bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan
sampai setidaknya 1 jam
4. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke
puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat
pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi
5. Tunda memandikan bayi sedikitnya 6 jam setelah lahir, lebih baik setelah 24 jam,
bayi baru boleh mandi kalau suhu stabil
BAGAN ALUR:
ASUHAN SEGERA BAYI BARU LAHIR
PENILAIAN:
Sebelum bayi lahir:
Apakah kehamilan cukup bulan?
Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir:
Apakah bayi menangis atau berapas/tidak megap-megap?
Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
VI. RUJUKAN
Buku Saku Pelayanan kesehatan Neonatal Esensial, Kementerian Kesehatan RI, 2010
Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR/POGI-IBI-IDAI-DEPKES. Revisi 2007
Baby-Friendly Hospital Initiative: Updated and Expanded for Integrated Care. A 20
hours course for maternity staff. UNICEF-WHO. Revisi 2006
VII. Kasus:
Seorang bayi lahir di ruang bersalin secara spontan, cukup bulan, segera menangis dan
gerakan juga aktif. Berat badan lahir adalah 3200 gram dengan panjang badan 49 cm.
Dokter telah berada di ruang bersalin dan telah siap untuk melakukan asuhan bayi baru
lahir
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
PERSIAPAN SEBELUM BAYI LAHIR Ya Tidak
1. Mempersiapkan peralatan: sarung tangan steril,
kain bedong 2 helai, tetes/salep mata
antibiotik, vitamin K1 ampul, spuit 1 CC,
kapas dan alkohol
2. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir, memakai sarung tangan steril
PENILAIAN BAYI SAAT LAHIR
1. Melakukan penilaian dengan menghadapkan
bayi kepada penolong di atas perut ibu yang
sudah dilapisi kain/handuk dengan posisi
kepala lebih rendah dari badan
2. Bila segera dapat bernapas spontan dan teratur,
menangis kuat, cukup mengusap muka bayi
dari lendir dan darah dengan kain/kasa yang
bersih. Tidak dilakukan pengisapan lendir
secara rutin pada jalan napasnya.
3. Bila bayi lahir kurang bulan atau air ketuban
bercampur mekonium, atau tidak
bernapas/megap-megap, atau tonus otot buruk,
bersiaplah untuk melakukan resusitasi BBL
dengan cepat
MENGERINGKAN DAN RANGSANG TAKTIL
1. Menutup tubuh bayi dengan kain/handuk yang
kering dan hangat.
2. Mulai mengeringkan dengan mengusap kepala,
wajah, dada, dan perut dengan lembut. Gosok
punggung bayi dengan gerakan ke atas dan ke
bawah kemudian ke tangan dan kaki kecuali
telapak tangan
3. Mengganti kain/handuk yang basah dengan
kain yang bersih, kering, dan hangat.
4. Membungkus bayi mulai dari kepala dan badan
kecuali bagian tali pusat dengan selimut atau
kain bersih dan hangat
MENILAI SKOR APGAR
1. Menilai Apgar menit ke-1 dan ke-5: napas,
denyut jantung, warna kulit, tonus otot, dan
refleks.
2. Menghitung nilai APGAR
MEMOTONG DAN MERAWAT TALI PUSAT
KONTAK KULIT DENGAN KULIT DAN
INISIASI MENYUSUI DINI
1. Bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan
kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti.
Bayi dapat diberi topi
2. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk
merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting
sendiri
3. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan
kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap
biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai
setidaknya 1 jam
4. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi,
bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting
tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.
Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit
atau 1 jam lagi
MEMBERIKAN VITAMIN K1
1. Memberi vitamin K1 injeksi intra muskular
dengan dosis tunggal 1 mg di paha kiri
PENCEGAHAN INFEKSI MATA
1. Mencuci tangan terlebih dahulu
2. Buka kelopak mata dan teteskan satu tetes
sehingga jatuh pada mata. Jika memakai salep,
berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai
dari bagian mata yang paling dekat dengan
hidung bayi menuju ke bagian luar mata
3. Mengulangi untuk mata yang sebelah lagi
PENCATATAN DAN RAWAT GABUNG
1. Menimbang, mengukur serta melakukan
pencatatan dan pelaporan
2. Memasang gelang pengenal pada ibu dan bayi
3. Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi
dalam jangkauan ibu selama 24 jam
IMUNISASI HEPATITIS B PERTAMA