Anda di halaman 1dari 31

“PEMANFATAAN KULIT BATANG MATOA SEBAGAI BUSA

EARPHONE GUNA MENCEGAH RADANG FURNUKEL DARI


BAKTERI Staphylococcus aureus”

Disusun oleh:
1. Muh. Rafli Junaidi
2. Nurfadila Yusdal
3. Jaysti Alfitri Ramadani Kine

LEMBAGA PENELITIAN MAHASISWA PENALARAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
LPM PENALARAN UNM
TAHUN 2018
iii
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi maha
penyayang sebagai sang pencipta yang tidak ada duanya. Dialah Allah yang
menciptakan manusia dengan berbagai macam bentuk, sifat, perilaku, dan
pemikiran yang berbeda-beda. Atas berkat ridho-Nya karya tulis ini dapat selesai.
Salam dan taslim kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai pembawa
kebenaran bagi kita semua.
Karya tulis ini hadir dengan tujuan yang mulia yaitu untuk memberi
jawaban atas permasalahan yang dihadapi dalam bidang sains yang mengambil
energi terbarukan. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk mengikuti Lomba Karya
Tulis Ilmiah tingkat Nasional Biology Open Day 2017. Penulis menyadari bahwa
karya tulis ini masih jauh dari kata kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pihak yang telah
membantu penyusunan karya tulis ini. Atas berkat bantuan dari Ibunda dosen
pembimbing Suriati Eka Putri, S.Si., M.Si., yang rela meluangkan waktunya
sampai pada tahap akhir membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini. Hal
ini juga tidak berarti apa-apa tanpa dukungan moril dan materil dari orang tua dan
motivasi dari teman-teman serta kata-kata semangat dari para sahabat. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Makassar, 18 September 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................................. vi
ABSTRAK........................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang.......................................................................................... 1
Rumusan Masalah...................................................................................... 4
Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
Masalah Penelitian..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
Sel Volta..................................................................................................... 5
Larutan Elektrolit....................................................................................... 7
Air Laut..................................................................................................... 8
Energi Listrik............................................................................................. 10
BAB III METODE PENULISAN......................................................................... 12
Jenis Penulisan........................................................................................... 12
Kerangka Berpikir..................................................................................... 12
Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 12
Pengolahan Data........................................................................................ 12
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS................................................................... 14
Analisis...................................................................................................... 14
Sintesis....................................................................................................... 16
BAB V PENUTUP................................................................................................ 19
Simpulan.................................................................................................... 19
Saran.......................................................................................................... 19

v
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perhitungan Komponen H2O dan NaCl...................................................15

vi
ABSTRAK
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR LAUT (PLTAL) BERBASIS
SELVOLTA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DI DAERAH
PESISIR
Oleh:
Faathir Almur, Wahyudin, dan Nurul Qalbi
Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Negeri Makassar

Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan pemanfaatan


air laut sebagai sumber energi listrik alternatif di daerah pesisir berdasarkan
prinsip kerja sel volta. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini karena
ketersediaan energi di Indonesia masih sangat kurang terutama sumber energi
listrik yang belum dapat dinikmati sebagian besar penduduk Indonesia
terkhususnya di daerah yang jauh dari perkotaan. Meskipun pemerintah telah
memberikan bantuan berupa subsidi khusus bahan bakar minyak yang digunakan
sebagai sumber energi listrik melalui genset, ternyata belum mampu mengatasi
ketersediaan energi di daerah pesisir. Keterbatasan genset yang hanya dapat
menghasilkan listrik dalam jangka waktu tertentu dan akses menuju daerah pesisir
menjadi kendala sehingga energi listrik di daerah pesisir belum memadai. Laut
yang menjadi sumber kehidupan di daerah pesisir memiliki potensi sebagai
sumber energi listrik dengan memanfaatkan kandungan Natrium Klorida (NaCl)
yang terkandung dalam air laut. Potensi air laut sebagai sumber energi listrik
ditinjau dari jumlah kandungan Natrium Klorida (NaCl) yang tinggi dan oleh air
diuraikan menjadi ion Na+ dan Cl-. Ion-ion ini dapat digunakan sebagai sumber
energi listrik melalui prinsip sel volta yaitu pengonversian energi dari energi
kimia yang dihasilkan melalui reaksi kimia secara spontan menjadi energi listrik.
Kata kunci: Energi Listrik, Air Laut, Natrium Klorida, Sel Volta

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap orang untuk
beraktivitas. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tapi dapat diubah
dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain (Astra, 2010). Ketersediaan
energi merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi bagi setiap negara demi
keberlangsungan pembangunan dan ekonomi. Kebutuhan energi meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di suatu negara. Menurut BPS
(2016) jumlah penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yakni pada
tahun 2010-2015 sebesar 1,38%. Dewasa ini, para peneliti telah melakukan
berbagai penelitian mengenai pemanfaatan energi terbarukan untuk
mengembangkan energi alternatif yang dapat menggantikan energi yang
berasal dari fosil binatang purba dengan kelangkaan dan keterbatasan yang
dimiliki sumber energi tersebut. Bahan bakar minyak yang berasal dari fosil
binatang purba menjadi sumber utama penghasil energi di masa sekarang.
Bahan bakar minyak memiliki jumlah yang terbatas mengingat sumber energi
tersebut telah dieksploitasi selama beberapa dekade sebelumnya oleh setiap
negara termasuk Indonesia sehingga dibutuhkan energi alternatif untuk
menggantikan energi fosil.
Bahan bakar minyak yang paling banyak digunakan di daerah pesisir
adalah solar dikarenakan sebagian penduduk di daerah pesisir bermata
pencaharian sebagai nelayan dan solar merupakan bahan bakar yang digunakan
untuk menghidupkan generator set pada saat melaut. Namun, keberdaan solar
saat ini sangat terbatas, sehingga menyebabkan harga solar mahal. Hal tersebut
dapat merugikan nelayan yang memiliki pendapat cukup rendah (Fariya, 2015).
Sehingga dibutuhkan energi alternatif yang dapat menggantikan energi fosil
yang persediaannya semakin menurun dan diikuti dengan upaya penghematan
energi yang bersumber dari fosil binatang purba.
Energi yang banyak dimanfaatkan oleh nelayan dan penduduk di daerah
pesisir adalah energi listrik mengingat energi listrik digunakan oleh nelayan
2

untuk kebutuhan penerangan pada saat melaut dan penerangan bagi nelayan
tambak. Energi listrik dewasa ini belum dapat dinikmati oleh sebagian orang,
terkhususnya yang bertempat tingal jauh dari daerah perkotaan yaitu daerah
pesisir terutama di wilayah pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau jaringan
listrik nasional (Yuniningsih, 2011). Upaya pemerintah adalah dengan
memberikan bantuan berupa subsidi khusus bahan bakar minyak yang
digunakan sebagai sumber energi listrik yaitu solar melalui genset (Fariya,
2015). Namun, hanya sebagian orang yang memiliki genset mengingat bahwa
mata pencaharian masyarakat daerah pesisir adalah nelayan dan memiliki
perekonomian yang berkecukupan. Melihat hal tersebut, perlunya diberikan
solusi pemenuhan energi untuk wilayah pesisir.
Wilayah perairan Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
listrik terutama lautan mengingat lautan memiliki kandungan garam yang baik
dan dapat dijadikan sebagai sumber larutan elektrolit di daerah pesisir. Air laut
mengandung Natrium Klorida yang dapat digunakan sebagai bahan penghasil
listrik. Natrium Klorida (NaCl) yang terkandung dalam air laut dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik melalui prinsip sel volta.
Natrium Klorida (NaCl) terdekomposisi oleh air menjadi Na+ dan Clˉ.
Keberadaan partikel bebas, dapat menghasilkan listrik. Muculnya arus listrik
oleh muatan bebas dapat digunakan sebagai sumber energi listrik (Fariya,
2015). Proses elektrokimia membutuhkan media penghantar untuk
menghantarkan listrik berupa larutan yang menjadi tempat serah terima
elektron. Larutan elektrolit dapat berupa larutan yang bersifat asam kuat, basa
kuat, dan garam. Larutan elektolit kuat merupakan larutan yang dapat
mengandung ion-ion terlarut yang dapat menghantarkan arus listrik sangat baik
sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang
dihasilkan relatif besar (Harahap, 2016).
Potensi yang dimiliki oleh wilayah pesisir yakni berdekatan dengan
laut, letak geografis daerah pesisir dapat dimanfaatkan mengingat laut
memiliki kandungan garam yang banyak dan berlimpah. Air laut merupakan
campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-
garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak
3

terlarut. Air laut mengandung senyawa NaCl yang tinggi dan oleh H 2O
diuraikan menjadi Na+ dan Clˉ berupa ion-ion dan dapat digunakan sebagai
sumber energi listrik melalui prinsip sel elektrokimia yaitu sel volta
(Kuwahara, 2001).
Menurut Harahap (2016) elektroda berperan penting dalam perpindahan
elektron yang terjadi pada sebuah penghantar listrik. Elektroda terdiri dari
elektroda positif dan elektroda negatif. Suatu elektroda hanya dapat
dikategorikan sebagai elektroda positif dan negatif apabila telah terjadi reaksi
redoks pada sistemnya. Reaksi redoks merupakan reaksi yang terdiri dari reaksi
reduksi dan reaksi oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Reaksi reduksi
terjadi penagkapan elektron sedangkan pada reaksi oksidasi terjadi pelepasan
elektron pada media penghantar. Penelitian Alesandro volta disebutkan bahwa
jika suatu deretan zat dimasukkan ke larutan asam atau garam maka akan
melepaskan muatan-muatan listrik. Berdasarkan hal tersebut dicelupkan dua
logam yang termasuk deret volta dengan potensial reduksi yang berbeda seperti
ujung kabel dan dihubungkan dari zat asam ke multimeter, sehingga multimeter
tersebut akan menunjukkan besar tegangan listrik ataupun arus yang diperoleh
dari percobaan tersebut (Kholida, 2015).
Menurut Hendri (2015) reaksi kimia spontan yang akan diubah menjadi
energi listrik. Elektron yang dikirim ke anoda, elektron tersebut mengalir
melalui sebuah rangkaian listrik menuju katoda, di mana elektron tersebut
mengurangi akseptor elektron terminal. Energi listrik tersebut diperoleh
melalui pergerakan elektron dari katoda menuju anoda disebabkan adanya
perbedaan potensial reduksi. Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda yang
dalam hal ini berlawanan arah dengan jalur elektron. Dua buah elektroda yang
memiliki potensial reduksi yang berbeda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit
yang dalam hal ini adalah air laut yang mengandung garam yaitu senyawa
Natrium klorida (NaCl) (Hendri, 2015).
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan diatas, bahwa air laut
yang banyak mengandung garam dapat dijadikan sebagai sumber energi
alternatif yaitu energi listrik melalui prinsip sel volta guna mengurangi
4

penggunaan energi fosil dan memanfaatkan potensi daerah pesisir sebagai


daerah yang berdekatan dengan laut. Berdasarkan teori-teori yang telah ada
mengenai proses pengubahan bentuk energi dari energi kimia menjadi energi
listrik dan didukung oleh data mengenai kekurangan jumlah energi dan
peningkatan kebutuhan akan energi di zaman sekarang serta dalam rangka
pemanfaatan potensi daerah pesisir yang memiliki sumber daya alam yang
belum tereksploitasi, maka penulis berinisiatif untuk memanfaatkan potensi
daerah pesisir dengan menggunakan air laut yang mengandung garam sebagai
sumber energi listrik terbarukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan karya tulis ilmiah ini, maka rumusan
masalah penulisan karya tulis ilmiah ini adalah, bagaimana air laut yang
mengandung Natrium Klorida dapat dijadikan sumber energi alternatif di
daerah pesisir?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, penulisan karya ilmiah ini
bertujuan untuk menjadikan Natrium Klorida (NaCl) sebagai energi listrik
alternatif yang dapat mengurangi beban ekonomi penduduk di daerah pesisir
berdasarkan prinsip kerja sel volta.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoretis
Penulisan karya tulis ilmiah ini mampu memberikan informasi mengenai
potensi air laut sebagai larutan elektrolit berupa garam untuk menciptakan
energi terbarukan berbasis sel volta.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Melalui penulisan karya tulis ilmiah ini dapat memberikan solusi bagi
penyediaan energi di Indonesia sehingga kebutuhan energi di Indonesia
dapat terpenuhi.
b. Bagi Masyarakat
5

Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai pemecahan


masalah terhadap keterbatasan energi di daerah pesisir yang kekurang
energi listrik. Energi listrik yang berupa energi terbarukan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber penerangan di malam hari khususnya bagi
golongan masyarakat menengah ke bawah.
c. Bagi Peneliti
Penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai dasar berpikir kritis untuk
memberikan solusi pembuatan energi terbarukan serta sebagai gambaran
untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sel Volta
Sel volta merupakan suatu sistem dengan dua buah konduktor yang
saling terhubung melalui larutan dengan konsentrasi pembawa muatan positif
dan negatif tidak seimbang, maka suatu jenis pembawa muatan akan terkumpul
pada satu konduktor dan lainnya akan terkumpul pada konduktor lainnya,
sehingga di kedua ujung konduktor tersebut terdapat beda potensial (Fadli,
2012). Reaksi kimia dalam sel volta bersifat spontan dan menghasilkan arus
listrik. Dalam sel volta terdapat dua kutub dimana katoda merupakan kutub
positif dan anoda merupakan kutub negatif. Rangkaian alat yang menghasilkan
arus listrik dari reaksi kimia disebut sel volta. Reaksi kimia tersebut hanya
6

terjadi pada reaksi redoks yang berlangsung spontan (Fariya, 2015).


Pengaplikasian konsep sel volta diantaranya dalam kinerja aki, baterai, dan sel
kering. Proses pengoksidaan dalam sel volta merupakan satu tindak balas
pengoksidaan melalui kaidah elektrokimia dan telah banyak digunakan dalam
pembuatan bahan api dan sintesis bahan organik maupun anorganik.
Menurut Harahap (2016) sel volta dapat dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu sel volta primer merupakan sel volta yang tidak dapat diperbarui (sekali
pakai) dan bersifat tidak dapat balik (irreversible) contohnya baterai kering. Sel
volta sekunder merupakan sel volta yang dapat diperbarui (sekali pakai) dan
bersifat dapat balik (reversible) ke keadaan semula contohnya baterai aki. Sel
volta bahan bakar (full cell) adalah sel volta yang tidak dapat diperbarui tetapi
tidak habis contohnya sel campuran bahan bakar pesawat luar angkasa.
Bahan yang digunakan sebagai sistem yang menghubungkan antara dua
konduktor merupakan larutan elektrolit. Elektrolit merupakan suatu zat yang
larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi
konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik.
Elektrolit bias berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya.
Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa, atau garam. Beberapa gas tertentu
dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu
tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan
garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen
polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai
contoh NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yaitu garam dapur
(Fariya, 2015).
Sistem sel volta, dibutuhkan dua buah konduktor sebagai pembawa
muatan positif dan negatif. Potensial sel yang dihasilkan oleh suatu elektroda
dengan elektroda hidrogen disebut dengan potensial elektroda. Elektroda yang
lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan terhadap elektroda hidrogen
mempunyai potensial elektroda bertanda positif, sedangkan elektroda yang
lebih sukar mengalami reduksi diberi tanda negatif (Bundjali, 2011). Potensial
sel merupakan ukuran daya dorong elektron dalam suatu sel dengan satuan
7

volt dan jumlah potensial dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi
oksidasi. Perbedaan harga potensial dari kedua elektroda dalam sel volta
memberikan harga potensial sel (Fariya, 2015). Suatu sel galvani atau sel volta
dengan menggunakan larutan ionnya hanya dapat digunakan untuk satu
elektroda. Larutan ZnSO4 hanya bisa digunakan dengan elektroda Zn, MgSO4
dengan elektroda Mg dan FeSO4 dengan elektroda Fe (Bundjali, 2011).
Bahan yang digunakan sebagai sistem mengandung garam dari logam.
Garam yang mudah larut dan anion dari garam tersebut tidak mudah tereduksi
yaitu Natrium Klorida. Walaupun anion pada Natrium Klorida tidak ikut secara
langsung dalam proses terjadinya pelapisan, tetapi jika menempel pada
permukaan katoda akan mengalami gangguan. Aktivitas dari ion logam
ditentukan oleh konsentrasi dari garam logamnya, derajat disosiasi, dan
konsentrasi komponen lain yang ada di dalam rendaman, apabila konsentrasi
logamnya tidak mencukupi untuk diendapkan, akan terbentuk endapan yang
terbakar pada rapat arus yang relatif rendah (Fariya, 2015).

B. Larutan Elektrolit
Elektrolit merupakan media penghantar atau tempat terjadinya serah
tereima elektron dalam sel volta dan suatu zat yang larut dan terurai menjadi
ion-ion. Larutan elektrolit dapat diperoleh melalui hasil sintesis maupun bahan-
bahan organik. Terkhusus bagi bahan organik, ragam sayuran maupun buah-
buahan telah berhasil didemonstrasikan dan berperan baik sebagai elektrolit
pada sistem sel volta (Fadli, 2015).
Larutan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit
kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan bukan elektrolit . Larutan elektrolit
kuat merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut yang dapat
mengantarkan arus listrik sangat baik sehingga proses serah terima elektron
berlangsung cepat dan energi yang dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan
elektrolit lemah merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut
cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam proses serah terima elektron
relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses
8

elektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan bukan elektrolit, proses serah terima
elektron tidak terjadi (Harahap, 2016).
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-
ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan
atom-atom yang bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau
berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau
garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi
tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik
dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang
berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikata ion
merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah
satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi larutan elektrolit
dalam bentuk larutan dan lelehan (Fariya, 2015).

C. Air Laut
Laut menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana
awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih karena panasnya bumi
pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi
oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya
pelapukan yang terjadi menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air
laut menjadi asin seperti sekarang ini. Secara perlahan-lahan, jumlah karbon
dioksida yang ada di atmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut
dan bereaksi dengan ion karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah
sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan
mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut dibumi
juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya
terendam air mulai kering. Proses pelapukan terus berlanjut menyebabkan air
laut semakin asin (Kuwahara, 2001).
Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar wilayahnya
merupakan perairan. Potensi energi yang dihasilkan laut sangat besar karena
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.000 pulau dan garis
pantai sepanjang 81.000 km, terdiri dari laut dalam, laut dangkal dan sekitar
9

9.000 pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau arus listrik. Menurut Lubis
(2007) Energi yang dihasilkan dari laut ada empat macam yaitu energi panas
laut, energi pasang surut, energi gelombang, energi arus laut. Prinsip kerja
masing-masing:
1. Energi panas laut yaitu dengan menggunakan beda temperatur antara
temperatur di permukaan laut dan temperatur di dasar laut.
2. Energi pasang surut dengan menggunakan beda ketinggian antara laut
pasang terbesar dan laut surut terkecil.
3. Energi gelombang adalah dengan menggunakan besar ketinggian
gelombang dan panjang gelombang.
4. Energi arus laut prinsip kerjanya persis sama dengan turbin angin
menggunakan turbin akan dihasilkan energi listrik.
Potensi energi panas laut di Indonesia bisa menghasilkan daya sekitar 240.000
MW, tetapi secara teknologi, pembangkit listrik tenaga laut belum
dikembangkan dan dikuasai sedangkan untuk energi pasang surut dan energi
gelombang masih sulit diprediksi karena masih banyak ragam penelitian yang
belum dapat didata secara rinci.
Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan
samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5%
material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut bahan-bahan organik
dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh
96,5% air murni. Air laut mengandung senyawa NaCl yang tinggi dan oleh air
diuraikan menjadi Na+ dan Clˉ. Partikel dengan muatan bebas itu, maka
timbul arus listrik (Kuwahara, 2001). Natrium Klorida (NaCl) yang terkandung
dalam air laut dalam jumlah banyak dapat dimanfaatkan sebagai larutan
elektrolit pada sistem sel volta.

D. Energi Listrik
Energi listrik merupakan energi yang sangat bermanfaat, tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa manusia dewasa ini telah demikian besar tingkat
ketergantungannya terhadap energi listrik. Sehingga energi listrik bagi
kebutuhan hidup manusia dewasa ini sudah hampir setara dengan oksigen.
Bahkan ukuran kemajuan suatu negara dapat diukur dari tingkat konsumsi
10

energi listriknya. Listrik merupakan kebutuhan mutlak bagi umat manusia.


Listrik berfungsi untuk menjalankan roda perekonomian dalam suatu negara.
Setiap manusia memiliki alat-alat elektronik yang membutuhkan energi listrik
untuk dapat membuatnya berfungsi. Teknologi pengembangan dan
pemanfaatan energi telah memegang peranan penting pada kehidupan dalam
aspek sosial dan ekonomi baik skala kecil hingga skala besar (Syahputra,
2016).
Kebutuhan energi di kota biasanya dibangun pembangkit-pembangkit
listrik dengan berbagai sumber penggerak turbinnya seperti PLN, PLTU,
PLTD, PLTA. Dewasa ini energi kimia merupakan energi yang banyak
digunakan dalam pembangkit listrik. Energi kimia dalam bahan bakar fosil
diubah menjadi energi panas, mekanik, atau listrik melalui pembakaran (Astra,
2010).
Energi listrik yang dihasilkan melalui bahan bakar fosil semakin lama
menimbulkan persoalan yang menyulitkan, sehingga para ahli melakukan
terobosan-terobosan baru dalam pengembangan energi terbarukan untuk
membangkitkan listrik diantaranya energi air, angin, surya, ombak laut,
biomassa, dan lain-lain. Cara yang paling aman, ekonomis, dan mudah untuk
mengirimkan energi yaitu melalui energi listrik. Energi listrik dapat secara
kontinyu dikirimkan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan jarak
berjauhan dalam suatu sistem tenaga listrik (Syahputra, 2016).
11

BAB III
METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan
Jenis penulisan dalam karya tulis ini adalah kajian pustaka. Data yang
diperoleh disajikan secara deskriptif terkait pemanfaatan air laut sebagai
sumber energi listrik berbasis sel volta di daerah pesisir. Adapun sumber
literatur dalam karya tulis ini dari buku-buku, jurnal, dan prosiding seminar.

B. Kerangka Berpikir
Penulisan karya tulis ilmiah ini didasarkan karena tingginya kelangkaan
energi terutamanya energi listrik di daerah pesisir. Dari permasalahan tersebut,
penulis memberikan suatu solusi dengan memanfaatkan sumber daya alam
yang tersedia di daerah pesisir yaitu air laut yang dapat menghasilkan energi
listrik melalui sistem sel volta. Penulisan dilakukan melalui metode studi
12

pustaka dari artikel-artikel terkait mengenai kelangkaan energi listrik, potensi


air laut, dan metode-metode yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik
melalui air laut dengan berbasis sel volta. Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan kita suatu solusi dan pengetahuan baru berdasarkan metode studi
pustakan mengenai sumber energi alternatif. Solusi yang diperoleh sekiranya
dapat dijadikan bahan pertimbangan dan dapat diaplikasikan agar dapat
menjadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang
bermukim di daerah pesisir dengan segala keterbatasannya terkhusus mengenai
sumber energi listriknya.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dimulai dengan
mengumpulkan referensi-referensi yang relevan dengan persoalan yang
diangkat. Yakni mengenai permasalahan mengenai keterbatasan akses energi
listrik di daerah pesisir dan upaya pengadaan energi terbarukan sebagai bentuk
penanganan keterbatasan energi. Setelah pengumpulan data maka dilakukan
pengkajian literatur kemudian memilah informasi yang relevan dengan
persoalan yang akan dibahas.

D. Pengolahan Data
Berdasarkan data informasi yang telah dirampungkan, selanjutnya
dilakukan analisis data. Sehingga dihasilkan data yang dapat menunjang dalam
pembahasan dengan diramu secara deskrptif dan ditarik kesimpulan.
Penyelesaian masalah dituangkan dalam sintesis berdasarkan analisis yang
dikumpulkan.
13

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Analisis
Energi yang banyak dimanfaatkna oleh nelayan dan penduduk di daerah
pesisir adalah energi listrik mengingat energi listrik digunakan oleh nelayan
untuk kebutuhan penerangan pada saat melaut dan penerangan bagi nelayan
tambak. Energi listrik dewasa ini belum dapat dinikmati oleh sebagian orang,
terkhususnya yang bertempat tinggal jauh dari daerah perkotaan yaitu di daerah
pesisir terutama di wilayah pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau jaringan
listrik nasional (Yuniningsih, 2011).
Energi listrik merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap manusia, hampir
seluruh aktifitas manusia bergantung pada energi listrik. Tingginya permintaan
akan energi listrik oleh masyarakat, tentunya sumber energi juga harus
ditingkatkan. Energi listrik dapat dihasilkan melalui konversi energi fosil,
panas bumi, nuklir, surya, angin yang dibuat dalam skala besar. Energi fosil
merupakan salah satu sumber energi yang digunakan untuk menghasilkan
14

energi listrik. Pemakaian minyak bumi cenderung meningkat dari tahun ke


tahun. Hal ini menyebabkan cadangan energi fosil semakin hari semakin
berkurang. Karena kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa energi
fosil akan habis jika dikonsumsi terus menerus (Fariya, 2015). Disamping itu
energi fosil memiliki dampak yang sangat besar terhadap lingkungan melalui
emisi gas. Gas-gas yang dihasilkan cukup berbahaya bagi kesehatan manusia
bahkan dapat menyebabkan kematian apabila berada di atas standar baku mutu.
Solusi selama ini dalam menghadapi permasalahan tersebut yaitu
mengganti solar dengan biodiesel. Adanya biodiesel tidak memberikan solusi
yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan energi di daerah pesisir karena harganya
tidak jauh berbeda dengan solar yaitu sekitar Rp 5.000 per liter dan
keberadannya yang dikhususkan untuk kendaraan bermotor. Terbatasnya
keberdaan solar dan biodiesel menyebabkan penduduk di daerah pesisir
menggunakan minyak tanah sebagai sumber penerangan atau sebagai bahan
untuk menghidupkan generator set. Sementara itu, keberadaan minyak tanah
sangat terbatas dan harganya relatif lebih mahal yaitu sekitar Rp 6.000 per liter
(Fariya, 2015). Oleh sebab itu dibutuhkan energi alternative yang memiliki
kelimpahan di alam dan dapat meminimalisir pemanasan global yang
disebabkan oleh emisi gas untuk dapat digunakan sebagai sumber energi listrik
di daerah pesisir.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan energi
fosil dengan mendorong pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa
mengurangi penggunaan energi yang benar-benar diperlukan. Upaya
penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan berbagai sumber energi dalam
rangka optimasi penyediaan energi dan diiringi dengan penelitian mengenai
sumber energi baru agar dapat meningkatkan cadangan energi untuk
dimanfaatkan dan menghasilkan energi listrik (Lubis, 2007). Sementara itu,
daerah pesisir memiliki keuntungan dikarenakan letak geografisnya. Potensi
yang dimiliki oleh wilayah pesisir yakni berdekatan dengan laut, letak
geografis daerah pesisir dapat dimanfaatkan mengingat laut memiliki
kandungan garam yang banyak dan berlimpah. Air laut merupakan campuran
dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-
15

gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Garam yang
terkandung dalam air laut adalah senyawa NaCl yang tinggi dan oleh air
diuraikan menjadi Na+ dan Cl- berupa ion-ion dan dapat digunakan sebagai
sumber energi listrik melalui prinsip sel elektrokimia yaitu sel volta
(Kuwahara, 2001). Adapun analisis tegangan listrik yang dapat dihasilkan
dalam 100 gram air laut adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Perhitungan komponen H2O dan NaCl
Komponen Fraksi Massa BM (Berat Mol
Massa (g) Molekul)
H2O 96,5% 96,5 18 5,361
NaCl 3,5% 3,5 58,5 0,0598
(Fariya,2015)
Rapat massa NaCl = 2,163
Rapat massa H2O = 1
ρ NaCl = Rapat massa NaCl/Rapat massa H2O
= 2,163
= 2.163 gr/ml
ρ NaCl = m/V
V = m/ρ NaCl
= 3,5/2,163 = 1,618 mL
Anoda + Katoda = Reaksi total
Pb Pb + 2e Eo = + 0,1265 volt
Cl2 + 2e 2Cl- Eo = + 1,3595 volt
Pb + Cl2 PbCl2 Eo sel = 1,4860 volt
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh hasil bahwa Pembangkit
Listrik Tenaga Air Laut menghasilkan potensial sebesar 1,486 volt per 100
gram air laut. Jadi, dengan 100 gram air laut dapat menghidupkan alat
elektronik sebesar 1,486 volt melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air Laut ini
dengan perbandingan yang berlaku (Fariya, 2015).

B. Sintesis
Berdasarkan analisis permasalahan energi di Indonesia, maka penulis
menawarkan sebuah solusi terhadap keterbatasan akses dan pemenuhan
kebutuhan energi listrik di daerah pesisir dengan PLTAL (Pembangkit Listrik
16

Tenaga Air Laut) sebagai seumber energi terbarukan terkhususnya di daerah


pesisir.
1. Bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Laut
Pembangkit Listrik Tenaga Air Laut pada penulisan karya tulis
ilmiah ini dirancang dalam bentuk sederhana. Pembangkit dibuat
menyerupai sebuah bangunan dengan atap untuk mencegah kontaminasi
sistem oleh gangguan dari luar seperti cahaya matahari yang dapat
menyebabkan penguapan sehingga memengaruhi energi listrik yang
dihasilkan. PLTAL memiliki sebuah kolam penampungan dengan bentuk
lingkaran yang digunakan untuk menampung air laut dengan jumlah volume
keseluruhan penampung adalah 27 m³. Kolam penampungan dimodifikasi
sedemikian rupa dengan kumpulan elektroda timbal didalamnya. Elektroda
timbal ditempatkan di dalam penampungan dengan jarak yang saling
berdekatan tetapi tidak bersentuhan satu sama lain. Elektroda positif dan
negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling menyentuh dengan
adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator. Hal ini untuk
memaksimalkan energi listrik yang dihasilkan. Air laut akan dialirkan ke
dalam kolam penampungan menggunakan pompa air melalui pipa yang
dihubungkan ke laut. Air laut akan mengalir secara terus menerus pada
kolam penampungan sehingga sistemnya akan berlangsung secara terus
menerus. Arus listrik yang dihasilkan dari reaksi yang terjadi akan dialirkan
melalui kawat tembaga yang terhunung dengan elekroda positif dan negatif.
Arus listrik yang dihasilkan dapat langsung digunakan untuk kebutuhan
energi listrik di daerah pesisir.

2. 3Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air Laut


a. Air laut masuk dan mengalir ke dalam kolam yang telah dimodifikasi
khusus dengan dua kumpulan pelat elektroda timbal dengan bantuan
mesin pompa.
b. Ion dari garam NaCl yang terkandung dalam air laut terurai menjadi ion
natrium dan ion klorida.
c. Terjadi reaksi pada anoda dan katoda yaitu lempengan timbal (Pb). Ion
negatif dari garam akan mengoksidasi elektroda Pb.
17

d. Timbul perbedaan potensial antara elektroda Pb dengan larutan NaCl.


e. Timbul arus listrik.
f. Arus listrik dialirkan menuju tempat penyimpanan energi.
g. Energi listrik dialirkan ke rumah-rumah di daerah pesisir.
3. Reaksi Kimia yang Terjadi
Pembankit Listrik Tenaga Air Laut (PLTAL) bekerja berdasarkan
prinsip elektrokimia dan Natrium klorida (NaCl) sebagai bahan utama untuk
menghasilkan energi listrik. Molekul Natrium klorida (NaCl) pecah menjadi
ion Na+ yang bermuatan positif dan ion Clˉ yang bermuatan negatif. Tiap
ion Clˉ yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom
timbal murni (Pb) menjadi Timbal (II) klorida (PbCl2) sambil melepaskan
dua elektron. Sedangkan ion natrium tidak mengalami reaksi karena
termasuk golongan alkali I. Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari
PbCl2 dan memberikan elektron itu pada timbal murni, yang mengakibatkan
adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut
terjadi secara simultan, reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut:
Anoda : Pb Pb²+ + 2e
Katoda : Cl2 + 2e 2Clˉ
Reaksi total : Pb + Cl2 PbCl2
Reaksi kimia diatas menunjukkan terbentuknya Timbal klorida
(PbCl2) selama penggunaan. Perbedaan potensial antara elektroda Pb dengan
larutan NaCl dalam sel elektrokimia memberikan harga potensial sel. Pada
rangkaian elektroda, elektron mengalir dari larutan NaCl menuju elektroda
Pb. Kenyataan ini menunjukkan bahwa Pb mudah teroksidasi atau lebih
mudah melepaselektron. Perbedaan kecenderungan teroksidasi ini akan
menghasilkan perbedaan rapat muatan antara elektroda Pb dan larutan NaCl.
Perbedaan rapat muatan ini menyebabkan beda potensial listrik antara Pb
dan NaCl yang mendorong elektron mengalir sehingga menghasilkan arus
listrik.
4. Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Air Laut
Adapun manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Air Laut ini adalah:
a. Pembangkit listrik energi terbarukan yang hemat biaya.
18

b. Mengurangi dampak pencemaran lingkungan melalui energi ramah


lingkungan.
c. Memberikan alternatif solusi permasalahan krisis energi di daerah
pesisir.
d. Memenuhi kebutuhan energi listrik bagi masyarakat miskin di daerah
pesisir.

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Air laut dapat dijadikan sebagai sumber bahan utama pembangkit listrik
energi terbarukan berbasis sel volta. Air laut pada sistem sel volta berfungsi
sebagai larutan elektrolit yang berfungsi sebagai media penghantar atau tempat
terjadinya serah terima elektron dalam sel volta. Air laut merupakan kumpulan
air asin yang mengandung garam-garaman dengan penyusun yaitu 96,5% air
murni dan 3,5% material lainnya garam. Adanya partikel garam tersebut akan
merangsang terjadinya reaksi kimia secara spontan dalam sel volta yang akan
diubah menjadi energi listrik. Reaksi tersebut terjadi karena adanya perbedaan
potensial reduksi pada kedua elektroda sehingga menyebabkan terjadinya
reaksi redoks yang melepaskan elektron dan menghasilkan arus listrik. Listrik
yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber energi di daerah pesisir.

B. Saran
Adapun saran yang diajukan pada penulisan karya tulis ini adalah:
1. Bagi penulis, sebaiknya dapat membuat desain Pembangkit Listrik Tenaga
Air Laut (PLTAL) sehingga pembaca dapat lebih memahami karya tulis
ilmiah yang dibuat.
19

2. Bagi pemerintah, sebaiknya dapat membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air


Laut (PLTAL) dalam skala besar agar dapat menunjang kesejahteraan
penduduk di daerah pesisir.
3. Bagi masyarakat, sebaiknya dapat memlihara lingkungan sekitar
terkhususnya bagi masyarakat di daerah pesisir agar sumber energi yaitu air
laut tidak tercemari dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan Pembangkit
Listrik Tenaga Air Laut (PLTAL).
DAFTAR PUSTAKA

Astra, I Made. 2010. Energi dan Dampaknya terhadap Lingkungan. Jurnal


Meteorologi dan Geofisika. Vol 11 (2): 131-139.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Statistik Peningkatan Jumlah Penduduk di
Indonesia Tahun 2010-2015. BPS. Jakarta.
Bundjali, Bunbun. 2011. Sel Galvani Menggunakan Floral Foam. Di dalam: Zahro
Siti Roehanatun. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran
dan Sains. Bandung, 22-23 Juni 2011. Bandung: Institut Teknologi
Bandung. Halaman 1-4.
Fadli, Ulfa Mahfudli., Budi Legowo dan Budi Purnama. 2012. Demonstrasi Sel
Volta Buah Nanas (Ananas Comosus L. Merr). Indonesia Journal of
Applied Physiscs. Vol 2 (2): 176.
Fariya, Siti dan Sri Rejeki. 2015. Seacell (Sea Water Electrochemical Cell)
Pemanfaatan Elektrolit Air Laut Menjadi Cadangan Sumber Energi Listrik
Terbarukan sebagai Penerangan pada Sampan. Jurnal Sain dan Teknologi
Vol 10 (1): 44-58.
Harahap, Muhammad Ridwan. 2016. Sel Elektrokimia: Karakteristik dan
Aplikasi. Circuit. 2 (1): 177-180.
Hendri, Yasni Novi., Gusnedi dan Ratnawulan. 2015. Pengaruh Jenis Kulit Pisang
dan Variasi Waktu Fermentasi terhadap Kelistrikan dari Sel Accu dengan
Menggunakan Larutan Kulit Pisang. Pillar of Physiscs. Vol 6 (1): 5.
Kholida, Hana dan Pujayanto. 2015. Hubungan Kuat Arus Listrik dengan
Keasaman Buah Jeruk dan Mangga. Jurnal Fisika SNFPF. Vol 6 (1).
Kuwahara. 2001. Geologi Laut. Jakarta: Erlangga.
Lubis, Abubakar. 2007. Energi Terbarukan dalam Pembangunan Berkelanjutan.
Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 8 (2): 155-162.
Sugiyono, Agus. 2000. Prospek Penggunaan Teknologi Bersih untuk Pembangkit
Listrik dengan Bahan Bakar Batubara di Indonesia. Jurnal Teknologi dan
Lingkungan. Vol 1 (1): 90-95.
Syahputra, Ramadoni. 2016. Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik. Yogyakarta:
LP3M UNY.
Trimulyono, Andi dan Berlian Arswendo A. 2012. Perancangan Turbin Arus Laut
untuk Daerah Pesisir Pantai Tipe Kobold dengan Bilah Hlift dan Naca
0018 yang Dimodifikasi dengan Computational Fluid Dynamic (CFD).
KAPAL. Vol 9 (3): 147-156.

viii
Yuniningsih, Ai dan Achmad Masduki. 2011. Potensi Energi Arus Laut untuk
Pembangkit Tenaga Listrik di Kawasan Pesisir Flores Timur, NTT. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 3 (1): 13-25.

ix
RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri Penulis

1. Nama Lengkap Faathir Almur

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Program Studi Pendidikan Kimia

4. NIM 1613040020

5. Tempat Tanggal Lahir Garege, 12 Agustus 1998

6. Email faathiralmurrr@gmail.com

7. No. Telepon/HP 082293251533

8. Pengalaman Organisasi Sekretaris Umum Remaja Masjid Nurut


Tarbiyah SMA Negeri 5 Makassar

Riwayat Pendidikan

Perguruan
SD SMP SMA
Tinggi

1 SMA Universitas
Nama SD Negeri SMP Negeri
Negeri 5 Negeri
Institusi Tamalanrea 30 Makassar
Makassar Makassar

2 Jurusan - - IPA Kimia

3 Tahun 2016-
2004-2010 2010-2013 2013-2016
Masuk-Lulus Sekarang

RIWAYAT HIDUP

x
Identitas Diri Penulis

1. Nama Lengkap Wahyudin

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Program Studi Pendidikan Kimia

4. NIM 1613041012

5. Tempat Tanggal Lahir Tolitoli, 20 Juni 1998

6. Email wahyudinmukti1@gmail.com

7. No. Telepon/HP 082291484061

8. Pengalaman Organisasi LPM Penalaran UNM

Riwayat Pendidikan

Perguruan
SD SMP SMA
Tinggi

1 SD Negeri SMA Universitas


Nama SMP Negeri
2 Labuan Negeri 1 Negeri
Institusi 3 Tolitoli
Lobo Tolitoli Makassar

2 Jurusan - - IPA Kimia

3 Tahun Masuk-
2004-2010 2010-2013 2013-2016 2016-Sekarang
Lulus

RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri Penulis

xi
1. Nama Lengkap Nurul Qalbi

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Studi Pendidikan Kimia

4. NIM 1613040006

5. Tempat Tanggal Lahir Batumenteng, 28 Juni 1998

6. Email Nurulqalbi852@yahoo.co.id

7. No. Telepon/HP 082393360576

8. Pengalaman Organisasi LPM Penalaran UNM


BKMK HMK FMIPA UNM

Riwayat Pendidikan

Perguruan
SD SMP SMA
Tinggi

1 SMPN 4 SMA Universitas


Nama SD INPRES
Parigi Satap Muhammadiyah Negeri
Institusi Batumenteng
Batumenteng Makassar Makassar

2 Jurusan - - IPA Kimia

3 Tahun
2016-
Masuk- 2004-2010 2010-2013 2013-2016
Sekarang
Lulus

xii

Anda mungkin juga menyukai