Program K3 RS
Program K3 RS
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Harapan Jayakarta
dapat dibuat.
Dalam memasuki era industrialisasi upaya kesehatan kerja mempunyai
peran penting dalam membangun sumber daya manusia. Sesuai dengan Undang-
undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa setiap tempat kerja
wajib menyelenggarakan kesehatan kerja. Rumah sakit adalah tempat kerja
dengan berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan
terhadap karyawan, pasien, pengunjung, dan lingkungan.
Sebagai langkah awal, program ini tentu saja masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kepada berbagai kalangan baik pengguna maupun peminat, kami
harapkan berbagai saran perbaikan untuk penyempurnaan program ini.
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pengesahan Direktur tentang Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Rumah Sakit Harapan Jayakarta.
I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
VI. SASARAN
VII. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
2
PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
RUMAH SAKIT HARAPAN JAYAKARTA
A. PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan
fasilitas medis lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor
potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan
program keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu dilaksanakan, seperti
misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah
sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern
keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient
safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja, program ini juga mengambil dari
beberapa sumber best practices yang berlaku secara Internasional, seperti
National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), The Centers
for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), The US Environmental Protection Agency (EPA),
dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari
laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41% petugas
medis mengalami kemangkiran yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja
dan injuri, dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri
lainnya. Survei yang dilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota
memperlihatkan bahwa injuri yang terbanyak adalah needle sticks injury
(63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%).
Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang
merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan
3
otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak
didapatkan dikalangan petugas rumah sakit.
B. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan di RS Harapan Jayakarta belum terekam
dengan baik.
Salah satu faktor penyebab, sering terjadi kecelakaan kerja karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga
tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang
mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir
kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan
dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Potensi bahaya di RS Harapan Jayakarta, selain penyakit-penyakit
infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan
kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya),
4
radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan
psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS Harapan Jayakarta,
para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS Harapan
Jayakarta.
RS Harapan Jayakarta adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa pelayanan kesehatan yang sedang bertumbuh dalam situasi
persaingan global sehingga membutuhkan upaya perbaikan termasuk dengan
melakukan penilaian atau evaluasi kerja.
Selama ini RS Harapan Jayakarta belum mengukur kinerja kesehatan
dan keselamatan kerja secara rapi dan terstruktur. RS Harapan Jayakarta juga
kurang menyadari pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam
meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaannya, padahal faktor tenaga
kerja adalah faktor yang paling penting untuk menjamin kelangsungan hidup
suatu perusahaan. Melihat kenyataan itulah, RS Harapan Jayakarta
membutuhkan suatu pengukuran dampak kesehatan dan keselamatan kerja
sehingga memberikan sebuah hasil penilaian terhadap produktivitas dan
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan (program) yang
berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut sehingga dapat
meningkatkan kinerja dan produktifitas perusahaan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja di Rumah Sakit Harapan Jayakarta yang
aman, sehat dan produktif untuk sumber daya rumah sakit, aman dan sehat
bagi pasien, pengunjung, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit
sehingga proses pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya kesehatan
dan keselamatan kerja rumah sakit (K3RS).
5
b. Meningkatkan profesionalisme dalam hal kesehatan dan keselamatan
kerja bagi manajemen, pelaksana dan pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 disetiap unit kerja.
d. Terlindungi pekerja dan mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
dan kecelakaan akibat kerja.
e. Pasien, pengantar atau pengunjung pasien, staf dan pekerja lain
dilingkungan rumah sakit merasa aman dan nyaman dilingkungan
rumah sakit.
f. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.
g. Peningkatan mutu, citra dan produktifitas rumah sakit.
2. Rincian Kegiatan
a. Disaster Program
1) Membuat Peraturan tentang pencegahan dan penanggulangan
bencana.
2) Melakukan pelatihan Disaster Program (Jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan) yang melibatkan semua unsur di Rumah
Sakit.
3) Mengusulkan penyediaan fasilitas: rambu – rambu penunjuk
arah lokasi pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi
bencana, pintu emergensi, denah dan gambar arah evakuasi di
setiap gedung.
b. Pencegahan, Pengendalian Kebakaran
6
1) Penambahan APAR yang mencukupi kualitas dan
kuantitasnya, terutama di ruang khusus.
2) Mengusulkan sistem alarm di Rumah Sakit.
3) Mengusulkan alat deteksi asap atau api pada tempat – tempat
yang rawan kebakaran, misalnya laboratorium, Unit Gizi,
Radiologi dan tempat perawatan Intensif.
4) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran,
banjir dan gempa.
5) Membentuk tim di masing-masing ruangan untuk pencegahan
pengendalian kebakaran.
6) Melakukan pelatihan penanganan kebakaran
c. Keamanan Pasien, Pengunjung dan Petugas
1) Melakukan koordinasi pembuatan prosedur kerja di seluruh
unit kerja yang berkaitan dengan K3.
2) Melakukan sosialisasi pedoman K3 dan distribusikan ke
seluruh ruangan.
3) Membuat denah rumah sakit tentang tempat-tempat berisiko.
4) Memberi tanda pada tempat yang berisiko.
5) Melakukan sosialisasi tempat-tempat berisiko.
6) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan
pasien (misal : pegangan di setiap tangga dan dinding termasuk
kamar mandi, tempat tidur dengan penahan pada tepinya dll ).
7) Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
8) Memantau berfungsinya genset sebagai pengganti cadangan
listrik.
9) Memantau ketersediaan air bagi pasien, pengunjung dan
petugas.
10) Melakukan pengecekan jalur evakuasi dan jalur emergensi.
11) Melakukan pengecekan APAR secara berkala setiap 3 bulan
sekali.
d. Keselamatan dan Kesehatan Pegawai
7
1) Membuat rancangan laporan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, sehingga didapatkan data mengenai hasil
pemeriksaan kesehatan pegawai.
2) Melakukan koordinasi mengenai pelaksanaan pemeriksaan
pegawai, terutama di bagian-bagian yang rawan (misal :
Laboratorium, Radiologi, unit perawatan dll ).
3) Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus
kepada semua pegawai rumah sakit serta pemeriksaan
kesehatan bagi calon pegawai rumah sakit.
4) Melakukan pemasangan gambar larangan merokok di masing-
masing ruangan dan melakukan evaluasi kepatuhan pegawai
tentang larangan merokok.
5) Melakukan monitoring kepatuhan pemakaian APD dan
evaluasinya pada masing – masing unit kerja.
6) Penyuluhan K3 dengan melihat kemungkinan bencana apa
yang terjadi disana terutama di tempat-tempat yang rawan,
misalnya Laboratorium, Radiologi, Gizi, ruang Intensif dll.
e. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
1) Melakukan koordinasi dengan panitia pengadaan jasa dan
barang berbahaya dalam pelaksanaan pengadaan barang yang
mengacu pada MSDS (Material Safety Data Sheet).
2) Menentukan dan membuat denah mengenai tempat-tempat
yang banyak terdapat bahan berbahaya dan beracun.
3) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan barang berbahaya
ke ruangan-ruangan.
4) Melakukan sosialisasi mengenai cara penanganan kontaminasi
B3.
5) Membuat rencana pelatihan penanganan apabila terjadi
kontaminasi B3.
6) Melakukan pengawasan kepatuhan penggunaan tempat
penyimpanan bahan berbahaya.
8
7) Melaksanakan dokumentasi, evaluasi dan tindak lanjut
pelatihan mengenai kontaminasi B3.
f. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
1) Membuat jadwal pemantauan
2) Melaksanakan pemantauan
3) Merekap hasil pemantauan dan laporan berkala.
4) Mendokumentasikan bukti pelaksanaan kegiatan, evaluasi dan
tindak lanjut dari program penyehatan lingkungan.
5) Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan
Pembangunan Gedung di Rumah Sakit.
g. Sanitasi Rumah Sakit
1) Melengkapi fasilitas sanitasi.
2) Melakukan koordinasi dalam pembuatan program pemeliha-
raan fasilitas sanitasi, baik dalam pembuangan limbah padat,
cair dan gas.
3) Melakukan koordinasi dengan pihak sanitasi dalam upaya
pengendalian serangga dan tikus.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi mengenai program yang
dikerjakan dalam rangka sanitasi Rumah Sakit.
h. Pengelolaan, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.
1) Melakukan koordinasi dalam penyusunan program
pemeliharaan
2) Melakukan koordinasi dalam pembuatan jadwal pemeliharaan
dan sertifikasi kelaikan peralatan.
3) Melakukan upaya adanya izin mengenai sarana prasarana yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (misal ijin penggunaan
Diesel, izin Penangkal petir, izin Tempat Penyimpanan
Sampah B3, dll ).
4) Melakukan monitor dan evaluasi terhadap sarana dan
prasarana.
9
5) Mengupayakan adanya sistem komunikasi yang sesuai
kebutuhan.
6) Membuat dan mensosialisasikan prosedur cara penggunaan
sarana komunikasi.
7) Mengupayakan adanya daftar nomor telpon internal maupun
eksternal yang terkait dengan K3.
8) Adanya ketentuan tertulis mengenai kewenangan penggunaan
sarana komunikasi.
i. Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas.
1) Melakukan koordinasi dengan Sanitasi dalam hal menyusun
program pemeliharaan terhadap fasilitas penanganan limbah
padat, cair dan gas.
2) Melakukan koordinasi dalam hal monitoring dan evaluasi
berkala penanganan limbah.
j. Pelatihan dan Pendidikan K3
1) Menyusun program tertulis mengenai pendidikan dan pelatihan
pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
dalam bidang K3.
2) Menyusun kebutuhan tenaga untuk K3.
3) Mengupayakan tersedianya tenaga untuk K3.
4) Menyusun jadwal pelaksanaan pelatihan.
5) Mengirim staf K3 atau tenaga pendukung di unit kerja dalam
pelatihan K3.
6) Mendokumentasikan kegiatan pelatihan, evaluasi dan tindak
lanjut.
7) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan.
10
2) Mengupayakan koordinasi antar unit kerja dalam pengelolaan
data tentang K3.
3) Menyusun prosedur tentang pelaksanaan evaluasi K3.
11
a. Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium
rutin, serta pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
b. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit sekurang-
kurangnya 1 tahun.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada :
a. SDM Rumah Sakit yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit
yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu;
b. SDM Rumah Sakit yang berusia di atas 40 (empat puluh) tahun
atau SDM Rumah Sakit yang wanita dan SDM Rumah Sakit yang
cacat serta SDM Rumah Sakit yang berusia muda yang mana
melakukan pekerjaan tertentu;
c. SDM Rumah Sakit yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai
gangguan-gangguan kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan khusus
sesuai dengan kebutuhan
d. Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat
keluhan-keluhan diantara SDM Rumah Sakit, atau atas pengamatan
dari Organisasi Pelaksana K3RS.
4. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan
kerja dan memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental. Yang diperlukan antara lain:
a. Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait
dengan K3;
b. Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya;
c. SPO kerja, SPO peralatan, SPO penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya;
d. Orientasi K3 di tempat kerja;
e. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.
12
5. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan
kemampuan fisik SDM Rumah Sakit:
a. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk
SDM Rumah Sakit yang dinas malam, petugas radiologi, petugas
laboratorium, petugas kesling dll;
b. Pemberian imunisasi bagi SDM Rumah Sakit;
c. Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi;
d. Pembinaan mental/rohani.
6. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM
Rumah Sakit yang menderita sakit:
a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM
Rumah Sakit;
b. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk
SDM Rumah Sakit yang terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK);
c. Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan kesehatan khusus;
d. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait.
7. Melakukan koordinasi dengan Tim / Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi mengenai penularan infeksi terhadap SDM
Rumah Sakit dan pasien:
a. Pertemuan koordinasi;
b. Pembahasan kasus;
c. Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.
8. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja :
a. Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk
mengidentifikasi jenis bahaya dan besarnya risiko;
b. Melakukan identifikasi SDM Rumah Sakit berdasarkan jenis
pekerjaannya, lama pajanan dan dosis pajanan;
c. Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan
khusus;
13
d. Melakukan tindak lanjut analisa pemeriksaan kesehatan berkala
dan khusus. (dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja,
merekomendasikan pemberian istirahat kerja);
e. Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan SDM Rumah
Sakit.
9. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang
berkaitan dengan kesehatan kerja (Pemantauan/pengukuran terhadap
faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi).
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS yang
disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di
wilayah kerja Rumah Sakit.
14
c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan lingkungan kerja.
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitarian :
Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana dan
prasarana sanitarian yang memenuhi syarat, meliputi :
a. Penyehatan makanan dan minuman;
b. Penyehatan air;
c. Penyehatan tempat pencucian;
d. Penanganan sampah dan limbah;
e. Pengendalian serangga dan tikus;
f. Sterilisasi/desinfeksi;
g. Perlindungan radiasi;
h. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja :
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan;
b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan Alat Pelindung Diri
(APD);
c. Membuat SPO peralatan keselamatan kerja dan APD;
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan
penggunaan peralatan keselamatan dan APD.
6. Pelatihan dan promosi/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua
SDM Rumah Sakit :
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh SDM
Rumah Sakit;
b. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah Sakit kepada
petugas K3 Rumah Sakit.
7. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, desain/lay out
pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait
keselamatan dan keamanan :
15
a. Melibatkan petugas K3 Rumah Sakit di dalam perencanaan,
desain/lay out pembuatan tempat kerja dan pemilihan serta
pengadaan sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja;
b. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana
dan peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai
dengan persyaratan yang berlaku dan standar keamanan dan
keselamatan.
8. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.
a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka.
b. Membuat SPO pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian
nyaris celaka (near miss) dan celaka.
9. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen Sistem Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran (MSPK).
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran;
b. Membentuk tim penanggulangan kebakaran;
c. Membuat SPO;
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran;
e. Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan
penggulangan kebakaran.
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
keselamatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan
Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.
F. SASARAN
1. Pengelola rumah sakit
a. Komitmen yang kuat demi terwujudnya kesehatan dan keselamatan
kerja rumah sakit.
b. Kebijakan yang mendukung program.
16
b. Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk
keselamatan dan keamanan.
c. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi
bencana.
d. Pekerja sehat, aman, nyaman dan terlindungi.
3. Pasien, pengunjung atau pengantar pasien
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit.
b. Mutu layanan.
4. Rekanan usaha dalam lingkungan rumah sakit
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit.
b. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi
bencana.
17
sudah ada (Formulir laporan rekapitulasi semester (6 bulan)
kesehatan kerja – Form LS4 Untuk Rumah Sakit)
c. Setiap 1 Bulan Panitia K3 melaporkan kegiatan yang dilakukan
oleh Panitia K3 di Rumah Sakit Harapan Jayakarta kepada Direktur
RS Harapan Jayakarta.
18
Lampiran
Jadwal Kegiatan Program K3 RS