Anda di halaman 1dari 16

KLASIFIKASI BUNYI

Ulama fonetik membagi bunyi dalam tiga bagian berikut :

a. Konsonan (‫حروف‬/‫)صوامت‬

b. Vokal (‫حركات‬/‫)صوائت‬

c. Semi Vokal (‫)نصف الحركات‬

Pembagian ini berdasar pada pertimbangan pada karakteristik bunyi itu


sendiri, seperti kondisi pita suara ketika menuturkannya, cara lewatnya udara
dari tenggorokan mulut atau hidung dan organ bicara yang ikut andil dalam
mengartikulasikan bunyi itu.

1. KONSONAN (‫حروف‬/‫)صوامت‬
: ‫الصامت‬
‫صوت مجهور أو مهموس يحدث أثناء النطق به ر‬
‫اعتاض أو عائق يف مجرى الهواء‬
‫ ولكن بصورة ينتج‬،‫االعتاض كامال كما يف نطق صوت مثل الدال‬ ‫ر‬ ‫سواء أكان‬
1.‫عنها احتكاك مسموع‬

‫ر‬
. ‫ عند النطق به‬،‫يلتق الهواء بحجاز‬
‫الصامت هو صوت ي‬
2. ‫لك يسمع بصفة جلية‬
‫والصامت يف حاجة إىل حركة تسبقه أو تتبعه ي‬
Adapun konsonan (‫حروف‬/‫)صوامت‬, bisa bunyi letupan, bunyi geseran, bunyi
bersuara, dan bisa juga bunyi tidak bersuara. Konsonan selalu mendapatkan
hambatan di saluran udara, baik hambatan kuat ataupun lemah sehingga
mengakibatkan adanya letupan atau geseran. Termasuk konsonan semua bunyi
yang udaranya keluar dari hidung ketika di artikulasikan atau bunyi yang

1
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Mabâdi ‘Ilm al-Aswât, (Jakarta: Jakarta Press, 2006),
hlm. 75.
2
Mushthafâ Harkât, Al-Shautiyyât wa al-Fûnûlûjiyâ, (Beirût: Al-Maktabah al-‘Ashriyyah,
1998), hlm. 58.

Page 1
udaranya keluar dari samping kiri atau kanan mulut. Konsonan Arab ada 26, di
antaranya adalah :

Konsonan Arab

Letupan Geseran Sifat Lain


Td. Geseran
Makhraj Suara Suara Td. Suara Gb
Suara bersuara
Tb Tp Tb Tp Tb Tp Tb Tp Sp Ul Ns Sv
Bilabial ‫ب‬ ‫م‬ ‫و‬
Labiodental ‫ف‬
Apikointerdental ‫ذ ظ‬ ‫ث‬
Apikodental ‫ت ط د ض‬ ‫ل‬ ‫ن‬
Apikoalveolar ‫ص ز‬ ‫س‬ ‫ر‬
Apikopalatal

Mediopalatal ‫ش‬ ‫ج‬ ‫ي‬


Dorsovelar ‫ك‬ ‫غ‬ ‫خ‬
Uvular ‫ق‬
Pharyngal ‫ع‬ ‫ح‬
Glottal ‫ء‬ ‫هـ‬
Catatan:
Tidak
Td. Suara
: bersuara Gb : Gabungan
Tb : Tebal Tp : Tipis
Sp : Sampingan Ul : Berulang
Ns : Nasal Sv : Semivokal

Konsonan dapat dibagi ke dalam beberapa bagian sesuai dengan sudut pandang
pembagian. Dari tulisan pakar fonetik, ada lima sudut pandang yang sering kita
temukan dalam pembagian konsonan, yaitu sebagai berikut.

Page 2
1. Tempat di saluran udara yang mendapat pengejangan lebih kuat ketika
menuturkan suatu konsonan. Titik ini sering disebut dengan titik artikulasi
atau makhraj.
2. Organ bicara yang berfungsi menyumbat saluran udara atau mengalihkannya
(organ bicara aktif).
3. Cara pengaktifan organ bicara dalam menuturkan suatu bunyi proses ini
disebut dengan cara artikulasi.
4. Posisi pita suara, apakah dalam posisi rapat (menutup) atau posisi
berjauhan.
5. sumber arus udara.3
Untuk lebih jelas, pembagian tersebut akan dirincikan satu per satu, sebagai
berikut.
A. Pembagian Konsonan dari Sudut Pandang Makhrajnya.
Secara umum konsonan dapat dibagi ke dalam delapan makhraj utama, sebagai
berikut.
a. Konsonan Labial (‫)شفوية‬
b. Konsonan Dental (‫)أسنانية‬
c. Konsonan Alveolar (‫)لثوية‬
d. Konsonan Palatal (‫)طبقية‬.
e. Konsonan Velar (‫)حنكية‬.
f. Konsonan Uvular (‫)لهوية‬.
g. Konsonan Pharyngal (‫)حلقية‬.
h. Konsonan Glottal (‫)حنجرية‬.

Sebagian ahli fonetik Arab merinci lagi makhraj tersebut sehingga pada
akhirnya diperoleh sebelas makhraj konsonan Arab, yaitu sebagai berikut.
a. Konsonan labial (‫ )شفوية‬, terdiri dari ‫ و‬- ‫ م‬- ‫ب‬
b. Konsonan labiodental (‫ أسنانية‬- ‫ ) شفوية‬, terdiri dari ‫ف‬
c. Konsonan interdental (‫ )بي األسنانية‬, terdiri dari ‫ث ـ ذ ـ ظ‬

3
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi bahasa ‘Ilm al-Aswât al-‘Arabiyyah, (Jakarta:
AMZAH, 2010), Cet. Ke-1, hlm. 74-75.

Page 3
d. Konsonan alveodental (‫ لثوية‬- ‫ )أسنانية‬, terdiri dari ‫ت ـ ط ـ د ـ ض ـ ل ـ ن‬
e. Konsonan alveolar (‫ )لثوية‬terdiri dari ‫ز ـ ر ـ س ـ ص‬
f. Konsonan alveopalatal (‫ حنكية‬- ‫ ) لثوية‬, terdiri dari .‫ش ـ ج‬
g. Konsonan palatal (‫ )طبقية‬, terdiri dari .‫ي‬
h. Konsonan velar (‫ )حنكية‬, terdiri dari .‫ك ـ غ ـ خ‬
i. Konsonan uvular (‫ )لهوية‬terdiri dari .‫ق‬
j. Konsonan pharyngal (‫ )حلقية‬terdiri dari.‫ع ـ ح‬
k. Konsonan glottal (‫ )حنجرية‬terdiri dari .‫ء ـ هـ‬

B. Pembagian Konsonan Menurut Sudut Pandang Organ Bicara Aktif


Konsonan dari sudut pandang ini dapat dibagi ke dalam sebelas makhraj, sebagai
berikut.
a. Konsonan bilabial, yang terdiri dari ‫ و‬- ‫ م‬- ‫ب‬
b. Konsonan labiodental, yang terdiri dari ‫ف‬
c. Konsonan apikointerdental, yang terdiri dari ‫ث ـ ذ ـ ظ‬
d. Konsonan apikodental, yang terdiri dari .‫ل ـ ن ـ ت ـ ط ـ د ـ ص‬
e. Konsonan apikoalveolar, yang terdiri dari ‫ز ـ ر ـ س ـ ص‬
f. Konsonan apikopalatal, yang terdiri dari .‫ش ـ ج‬
g. Konsonan mediopalatal, yang terdiiri dari.‫ي‬
h. Konsonan dorsovelar, yang terdiri dari .‫ك ـ غ ـ خ‬
i. Konsonan uvular, yang terdiri dari.‫ق‬
j. Konsonan pharyngal, yang terdiri dari .‫ع ـ ح‬
k. Konsonan glottal, yang terdiri dari.‫ء ـ هـ‬
Pendeskripsian yang terakhir ini, tampak lebih detail dari pendeskripsian
sebelumnya. Sistem ini populer digunakan dalam pendeskripsian konsonan di
indonesia, sedangkan di Arab lebih populer pendeskripsian sebelumnya.
C. Pembagian Konsonan dari Sudut Pandang cara Pengartikulasiannya
Dari sudut pandang ini, konsonan dapat dibagi dalam tiga bagian, masing-masing
konsonan letupan, konsonan geseran, dan konsonan gabungan.

Page 4
a. Konsonan letupan (‫ )األصوات اإلنفجارية‬adalah bunyi yang ketika diartikulasikan
mendapat hambatan kuat dari organ bicara dan tidak terdapat jalan keluar
udara, baik dari hidung atau dari samping kiri dan kanan mulut sehingga
udara terkepung dibelakang organ tersebut. Kemudian organ bicara yang
menghambat tersebut membuka jalan udara dengan cepat, yang
mengakibatkan terdengarnya bunyi seperti letupan. Konsonan yang terjadi
dengan cara seperti ini disebut dengan bunyi letupan.
Konsonan letupan dalam bahasa Arab adalah
‫ب ـ تـطـدـكـقـ غـء‬
Sedangkan konsonan letupan dalam bahasa indonesia adalah p, b, t, d, k, q, g.
b. Konsonan geseran (‫ )األصوات اإلحتكاكية‬adalah bunyi yang ketika diartikulasikan
organ bicara tidak merapat kuat, tetapi memberikan peluang untuk udara
agar dapat lewat dengan leluasa di areal itu.walaupun harus mengakibatkan
terjadinya semacam getaran.
Konsonan geseran dalam bahasa Arab terdiri atas
‫ف ـ ث ـ ذ ـ ظ ـ ص ـ ش ـ ز ـ خ ـ غ ـ ح ـ ع ـ ـه‬
Sedangkan bunyi geseran dalam bahasa indonesia terdiri atas f, v, s, sy, z, kh, h.
c. Yang dimaksud dengan konsonan gabungan (‫ )األصوات المركبة‬adalah bunyi
yang ketika diartikulasikan udara yang datang dari paru-paru mendapat
hambatan kuat dari organ bicara, tetapi ketika organ bicara tersebut
memberikan kesempatan untuk lewatnya udara, hal tersebut tidak terjadi
secarra cepat sehingga tidak terjadi semacam letupan.konsonan gabungan
dalam bahasa Arab adalah .‫ج‬
Konsonan gabungan dalam bahasa indonesia adalah j dan c.
Dari sudut pandang cara pengartikulasiannya, konsonan dapat juga dibagi
tiga,yaitu konsonan oral (mulut), nasal (hidung), dan oro nasal (ghunnah).
a. Kosonan oral (‫الفموية‬ ‫)األصوات‬ adalah konsonan yang ketika
diartikulasikanrongga hidung tidak berfungsi sebagai tempat keluar udara,
akibat mundurnya langit-langit lunak dan naiknya anak lidah menutup pintu
saluran udara dari rongga mulut ke rongga hidung, sehingga udara semua

Page 5
terpaksa keluar dari rongga mulut. Di antara konsonan oral bahasa Arab
adalah
‫بـفـذـتـدـسـجـكـق‬
Sedangkan konsonan oral bahasa indonesia antara lain adalah b, f, t, s, d, z, k, g, dan
lain-lain.
b. Sedangkan konsonan hidung/nasal (‫ )األصوات األنفية‬adalah konsonan yang
ketika diartikulasikan, rongga hidung berfungsi sebagai tempat keluar udara,
akibat majunya langit-langit lunak dan turunnya anak lidah sehingga pintu
udara dari rongga mulut ke rongga hidung terbuka dan udara pun keluar
lewat rongga hidung yang terbuka tersebut.
Konsonan nasal dalam bahasa Arab adalah‫م‬ ‫ـ ن‬sedangkan konsonan nasal dalam
bahasa indonesia adalah m, n, ny, dan ng.
c. Adapun oro nasal (‫ )الغنة‬adalah konsonan yang sebagian udaranya keluar dari
rongga mulut dan sebagian yang lain keluar dari rongga hidung.
Dari sudut pandang cara pengartikulasiannya, konsonan dapat dibagi dua, yaitu
konsonan tebal dan tipis.
ّ
a. Konsonan tebal (‫ )األصوات الفخمة‬adalah konsonan yang ketika diartikulasikan,
pangkal lidah diangkat ke atas.konsonan tebal dalam bahasa Arab adalah , ‫ظ ـ‬
‫ ص ـ ط ـ ض‬ditambah dengan ‫ ل‬dalam ‫ هللا‬dan ‫ ر‬dengan syarat harus berbaris
fathah atau sebelumnya berbaris fathah atau dhammah.
b. Konsonan tipis (‫ )األصوات المرققة‬adalah konsonan yang ketika diartikulasikan,
pangkal lidah tidak di angkat ke atas.
Dari sudut pandang cara pengartikulasiannya, konsonan dapat juga dibagi dua,
masing-masing konsonan berulang dan sampingan.
a. Konsonan berulang (‫ )األصوت التكرارية‬adalah konsonan yang terjadi dengan
menutup dan membuka saluran udara berkali-kali ketikamenuturkan sebuah
konsonan, sehingga bunyi yang keluar terasa seperti terputus-putus atau
berulang-ulang.
ّ
b. Konsonan sampingan (‫الجانبية‬ ‫ )األصوات‬adalah konsonan yang terjadi dengan
penutupan saluran udara di bagian tengah rongga mulut, sehingga udara

Page 6
harus keluar dari pinggir kiri dan kanan ketika menuturkan sebuah
konsonan.

D. Pembagian Konsonan Dari Sudut Pandang Posisi Pita Suara


Dari sudut pandang ini konsonan dapat dibagi dua bagian, yaitu konsonan
bersuara dan konsonan tidak bersuara.
a. Konsonan bersuara (‫ )األصوات المجهورة‬adalah bunyi yang terjadi ketika udara
yang datang dari paru-paru disambut oleh dua pita suara dengan kondisi
bersentuhan (tidak merapat) sehingga udara tetap saja bisa keluar masuk
diantara kedua pita suara tersebut, tetapi dengan mengakibatkan terjadinya
gesekan yang teratur antara dua pita suara tersebut.
b. Konsonan tidak bersuara (‫ )األصوات المهموسة‬adalah konsonan yang terjadi
dengan tidak ada hambatan terhadap udara yang datang dari paru-paru,
karena kedua pita suara menyambutnya dengan kondisi berjauhan sehingga
udara dengan leluasa keluar masuk tanpa mengakibatkan adanya
pergesekan antara dua pita suara tersebut.
Untuk mengetahui suatu konsonan bersuara atau tidak, dapat dilakukan salah
satu dari tiga cara berikut.
a. Menutup kedua telinga dengan jari tangan, kemudian menuturkan konsonan
yang dimaksud tanpa disertai bunyi lain.
b. Meletakkan ujung jari di jakun (Apel Adam) kemudian menturkan konsonan
yang dimaksud tanpa disertai bunyi lain.
c. Meletakkan tangan di ubun-ubun, kemudian menuturkan konsonan yang
dimaksud tanpa disertai bunyi lain.
Apabila terasa ada getaran atau semacam degungan di ujung jari kita maka
konsonan itu adalah konsonan bersuara, tetapi apabila tidak ada getaran maka
konsonan itu adalah konsonan tidak bersuara.
E. Pembagian Konsonan Dari Sudut Pandang Sumber Arus Udara
Dari sudut pandang ini, konsonan dibagi ke dalam dua bagian yaitu eksplosif dan
implosif.

Page 7
a) Eksplosif adalah konsonan yang dalam pembetukannya menggunakan arus
udara pernapasan, yang datang dari paru-paru, lalu melewati saluran udara
seperti kerongkongan, lokasi pita suara, tenggorokan, rongga mulut, dan
rongga hidung.
b) Implosif adalah konsonan yang dalam pembetukan menggunakan arus udara
yang datang dari luar, kemudian dibentuk di tempat saluran udara.
Konsonan seperti ini disebut juga dengan konsonan yang dimodifikasi.
Di antara jenis-jenis modifikasi yang terjadi konsonan adalah sebagai berikut.
a) Nasalisasi (‫)التأنيف‬
4."‫فموي‬ ‫ هو يف األصل صوت‬،‫التأنيف عبارة عن "ترسب الهواء من األنف عند النطق بالصوت‬
b) Palatalisasi (‫)التغوير‬
5."‫صامت‬ ‫التغوير عبارة عن "دفع مقدم اللسان تجاه الغار عند النطق بصوت‬
c) Velarisasi (‫)اإلطباق‬
‫ حيث يصحب عند النطق بصوت صامت ارتفاع مؤخر اللسان نحو‬،‫اإلطباق عبارة عن عملية عكسية للتغوير‬
6.‫اللي‬ ‫الطبق‬
d) Labialisasi (‫)الشفتانية‬
7."‫الصوامت‬ ‫ عبارة عن "استدارة الشـفاه أثنــاء النطــق لــبعض‬،‫الشفتانية‬

2. VOKAL (‫الحركات‬/‫)صوائت‬
‫عرف األستاذ كمال محمد ر‬
‫ و هو من أبرز علماء األصوات المعارصين يف مرص‬،‫برس‬
‫أن الحركات "صوت مجهور الذي يحدث أثناء النطق به أن يمر الهواء حرا‬
‫ ودون‬،‫طليقا خالل الحلق والفم دون أن يقف يف طريقة أي عائق أو حائل‬
8."‫احتكاكا مسموعا‬ ‫أن يضيق مجرى الهواء ضيقا من شأنه أن يحدث‬

4
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Mabâdi ‘Ilm al-Aswât, (Jakarta: Jakarta Press, 2006),
hlm. 81.
5
Ibid. hlm. 82.

6
Ibid. Hlm. 82
7
Ibid.
8
Ibid. Hlm. 92

Page 8
‫ ي‬،‫ تتمت عن غتها من المصوتات بطريقة النطق‬: ‫المصوتات الصائتية‬
‫فق‬
‫ واألمواج الصوتية تحدثها يف‬، ‫عت جهاز النطق بطالقة‬‫التلفظ بها يمر الهواء ر‬
9.‫ األوتار وحدها‬،‫هذه الحالة‬

Vokal (‫حركات‬/‫)صوائت‬, adalah termasuk bunyi yang bersuara, yang terjadi dengan
penerobosan terhadap klep pita suara melalui tekanan, sedangkan dalam
pembentukannya, udara yang datang dari paru-paru tidak mendapat hambatan
di kerongkongan dan rongga mulut dan tidak mendapatkan penyempitan di
saluran udara yang mengakibatkan adanya geseran. Vokal dalam bahasa arab
adalah fathah, kasrah, dan dhamah.
Ulama linguistik modern sependapat perlunya diadakan pengkajian tentang
vokal mengingat sulitnya menuturkan vokal tersebut di berbagai bahasa, karena
banyaknya macam dan variasi vokal itu sendiri

Seorang penutur bahasa Inggris tidak bisa menuturkan vokal bahasa


Jerman dan Prancis atau sebaliknya dengan tepat. Vokal a (fathah), dan u
(dhamah) misalnya, pasti berbeda penuturannya dalam bahasa Arab, Inggris,
Jerman, Indonesia, dan bahasa-bahasa dunia lainnya. Bahkan vokal tersebut
berbeda cara menuturkannya dalam dialek-dialek bahasa yang sama.

Merupakan kenyataan bahwa vokal lebih jelas terdengar dari konsonan


dan lebih banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari, sehingga
kemungkinan terjadi salah pengucapan sangat besar. Oleh karena itu, para ulama
modern, menaruh perhatian besar terhadap vokal tersebut. Untuk itu mereka
membuat standar yang dapat membantu dan memudahkan peneliti dalam
mengidentifikasikannya ketika mengadakan pengkajian vokal dalam bahasa
asing.

1. Vokal Kardinal (Cardinal Vowel)


Diantara ulama yang menaruh perhatian besar terhadap vokal ini adalah Daniel
Jones, seorang guru besar di London University, beliau mengadakan percobaan

9
Mushthafâ Harkât, Al-Shautiyyât wa al-Fûnûlûjiyâ, (Beirût: Al-Maktabah al-‘Ashriyyah,
1998), hlm. 57.

Page 9
dan berhasil membuat sebuah standar vokal yang lebih dikenal dengan nama
ّ
vokal kardinal (‫المعيارية‬ ‫)الحركات‬.10
Dalam pembuatan standardisasi vokal ini, Daniel Jones sangat
mempertimbangkan unsur fisik sehingga dalam penentuan suatu vokal, beliau
sangat memperhatikan posisi dan bagian lidah yang bergerak pada saat
menuturkan sebuah vokal, apakah bagian depan, tengah, atau bagian belakang.
Beliau juga memperhatikan arah gerakan lidah ketika menuturkannya, apakah ke
atas atau ke bawah, beliau juga memperhatikan posisi dua bibir ketika
menuturkannya, apakah membulat, mebentang, semi membulat, atau semi
membentang.
Pada mulanya, Daniel Jones hanya berhasil membuat delapan standar vokal,
tetapi beberapa waktu kemudian beliau berhasil menambahkan standar
kesembilan.

a) Standar I (‫)المعيار األول‬

Vokal ini dapat dibentuk dengan menaikkan bagian depan lebih ke arah
langit-langit setinggi mungkin, dengan catatan bahwa udara yang keluar

10
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi bahasa ‘Ilm al-Aswât al-‘Arabiyyah, (Jakarta:
AMZAH, 2010), Cet. Ke-1, hlm. 67.

Page 10
tidak sampai menghasilkan sebuah bunyi aspirasi yang jelas. Standar I ini
menghasilkan sebuah bunyi yang diberi lambang /i/ yaitu bunyi (y). Vokal ini
dideskripsikan dengan /depan/tinggi/membentang/.

b) Standar II (‫الثان‬
‫)المعيار ي‬
Vokal ini dibentuk dengan menaikkan bagian depan lidah ke arah langit-
langit, tetapi lebih rendah dari standar I, kira-kira 1/3, sedangkan bibir
berada dalam posisi semi membentang. Standar ini menghasilkan vokal yang
diberi lambang /e/. Vokal ini dideskripsikan dengan /depan/agak tinggi/semi
membentang/.

c) Standar III(‫)المعيار الثالث‬

Vokal ini dibentuk dengan menaikkan bagian depan lidah ke arah langit-
langit, tetapi lebih rendah dari standar II, kira-kira 1/3, sedangkan bibir
berada dalam posisi semi membentang. Standar ini menghasilkan vokal yang
diberi lambang /€/. Vokal ini dideskripsikan dengan /depan/agak
rendah/semi membentang/.

d) Standar IV(‫)المعيار الرابع‬

Vokal ini dibentuk dengan menurunkan bagian depan lidah ke arah dasar
mulut serendah mungkin, sedangkan bibir berada dalam posisi netral.
Standar ini menghasilkan vokal yang diberi lambang /a/. Vokal ini
dideskripsikan dengan /depan/rendah/netral/.

e) Standar V(‫)المعيار الخامس‬

Vokal ini dibentuk dengan menurunkan bagian belakang lidah ke arah dasar
mulut serendah mungkin, sebalik standar I, sedangkan bibir berada dalam
posisi netral. Standar ini menghasilkan vokal yang diberi lambang /a/. Vokal
ini dideskripsikan dengan /belakang/rendah/netral/.

f) Standar VI(‫)المعيار السادس‬

Vokal ini dibentuk dengan cara menaikkan bagian belakang lidah ke arah
langit-langit, tetapi lebih rendah dari standar VII, kira-kira 1/3, sedangkan

Page 11
bibir berada dalam posisi semi membulat. Standar ini menghasilkan vokal
yang diberi lambang /../. vokal ini dideskripsikan dengan /belakang/agak
rendah/semi membulat/.

g) Standar VII(‫)المعيار السابع‬

Vokal ini dibentuk dengan menaikkan bagian belakang lidah ke arah langit-
langit, tetapi lebih rendah dari standar VIII, kira-kira 1/3, sedangkan bibir
berada dalam posisi semi membulat. Standar ini menghasilkan vokal yang
diberi lambang /o/. Vokal ini dideskripsikan dengan /belakang/agak
tinggi/semi membulat/.

h) Standar VIII(‫)المعيار الثامن‬

Vokal ini dibentuk dengan menaikkan bagian belakang lidah ke arah langit-
langit setinggi mungkin, dengan catatan bahwa udara yang keluar tidak
sampai menghasilkan sebuah bunyi aspirasi yang jelas. Atau dengan kata lain
bahwa apabila lidah naik sedikit lagi maka tempat keluar udara akan menjadi
sempit, sehingga akan menghasilkan sebuah bunyi, yaitu bunyi (w). Standar
ini menghasilkan sebuah bunyi yang diberi lambang /u/. Vokal ini
dideskripsikan dengan /belakang/tinggi/membulat/.

i) Standar IX(‫)المعيار التاسع‬

Vokal ini dibentuk dengan menaikkan bagian tengah lidah ke arah langit-
langit setinggi mungkin, dengan catatan bahwa udara yang keluar tidak
sampai menghasilkan sebuah bunyi aspirasi yang jelas. Adapun bagian depan
dan belakang lidah tetap pada posisi sentral (tidak tinggi dn tidak rendah),
sedangkan kedua bibir berada dalam posisi netral (tiak membentang dan
tidak membulat). Standar ini menghasilkan sebuah bunyi yang diberi
lambang /.../ vokal ini dideskripsikan dengan /sedang/sentral/netral/.

2. Klasifikasi Vokal
Dalam mengklasifikasikan vokal, para ahli fonetik biasanya mempertimbangkan
beberapa hal, diantaranya sebagai berikut.

Page 12
a. Bagian lidah yang naik melebihi dan bagian lain.
b. Tingkat ketinggian yang dihasilkan oleh lidah.
c. Posisi kedua bibir.
d. Penbentukan vokal.
Berikut akan disampaikan penjelasan dari keempat pertimbangan tersebut.
a. Bagian lidah yang naik melebihi dan bagian lain
Dengan pertimbangan ini vokal dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Vokal depan, terdiri dari standar I s.d. standar IV (i, e, €, a);
2) Vokal belakang, terdiri dari standar V s.d. standar VIII (.., .., .., ..,);
3) Vokal sentral atau netral, yaitu standar IX (..).
b. Tingkat ketinggian yang dihasilkan oleh lidah
Dengan pertimbangan ini vokal dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Vokal tinggi, terdiri dari standar I dan standar VIII (.. dan ..);
2) Vokal agak tinggi, terdiri dari standar II dan standar VII (.. dan..);
3) Vokal agak rendah, terdiri dari standar III dan standar VI (.. dan ..);
4) Vokal rendah, terdiri dari standar IV dan standar V (.. dan..).
c. Posisi Kedua Bibir
Dengan pertimbangan ini vokal dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Vokal membentang, yaitu vokal standar I (..);
2) Vokal semi membentang, yaitu vokal standar II dan standar III (.. dan..);
3) Vokal netral, yaitu vokal standar IV,V,dan IX (.. , .., dan ..);
4) Vokal agak membulat, yaitu vokal standar VI dan standar VII (.. dan..);
5) Vokal membulat, yaitu vokal standar VIII (..).
d. Penbentukan vokal
Dengan pertimbangan ini vokal dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Vokal tunggal (monoftong), yaitu semua vokal di atas (standar I s.d. IX) satu
per satu;
2) Vokal rangkap (diftong), yaitu vokal yang terjadi dengan dua unsur, ketika
hendak menuturkan sebuah vokal, lidah membuat posisi untuk menuturkan

Page 13
sebuah vokal, kemudian dalam waktu yang sangat cepat, lidah mengubah
posisi untuk menuturkan vokal lain.
Dua vokal baru dikatakan diftong jika keduanya berada dalam satu penggalan kata,
bukan dalam dua penggalan, seperti air; yang a dalam penggalan pertama
dan i dalam penggalan kedua bersama r.
Diftong dapat dibagi menjadi:
a) Diftong naik, apabila vokal kedua lebih tinggi dari yang pertama, seperti ai,
oi, ei.
b) Diftong turun, apabila vokal kedua lebih rendah dari yang pertama, seperti
ia, ea, ua, oa.
c) Diftong memusat, apabila diftong kedua sentral, seperti ie, ue.
Dalam bahasa indonessia hanya terdapat diftong naik,seperti dalam kata: sepoi-
sepoi, harimau, sampai.
Ahli fonetik Arab tidak sependapat mengenai ada tidaknya diftong dalam bahasa
Arab. Orang yang mengatakan ada diftong dalam bahasa Arab memberikan

contoh ‫( بيع قيل‬quila dan bei’a) ketika dibaca dengan imalah.


3. SEMIVOKAL
Sedangkan semi vokal (‫ )نصف الحركات‬adalah bunyi yang ketika hendak dituturkan,
organ bicara telah mengambil posisi seperti hendak menuturkan sebuah vokal
tertentu, kemudian dengan cepat organ bicara tersebut mengubah posisi seperti
akan menuturkan sebuah vokal lain, realitanya bunyi yang lahir bukan yang
pertama dan bukan yang kedua, tetapi bunyi yang lain.11
Dalam banyak sifat, bunyi ini bisa disebut dengan konsonan, karena sifatnya yang
banyak mirip dengan sifat konsonan, seperti tidak jelas terdengar, dan cepatnya
proses perubahan posisi organ bicara saat menuturkannya. Yang mirip dengan
penuturan vokal, maka ulama memberi namanya dengan semivokal.

11
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi bahasa ‘Ilm al-Aswât al-‘Arabiyyah, (Jakarta:
AMZAH, 2010), Cet. Ke-1, hlm. 85-86.

Page 14
Semivokal secara praktis adalah termasuk konsonan, di mana ia mempunyai
makhraj khusus yang merupakan titik penghambatan terhadap arus udara yang
datang dari paru-paru, dimana kedua ciri ini adalah ciri utama dari sebuah
konsonan. Akan tetapi ketika pengartikulasiannya, konsonan itu tidak sampai
sempurna, bahkan lebih mirip dengan penuturan vokal dari segi bentuk bibir
ketika mengucapkannya (membentang ketika menuturkan (y) dan membulat
ketika menuturkan (w).
Oleh karena itu, semivokal dapat disebut konsonan secara praktis dan vokal
secara realis.

Kesimpulan
❖ Ulama fonetik membagi bunyi dalam tiga bagian berikut :
a. Vokal (‫حركات‬/‫)صوائت‬
b. Konsonan (‫حروف‬/‫)صوامت‬
c. Semi Vokal (‫)نصف الحركات‬
❖ Sebagian ahli fonetik Arab merinci lagi makhraj tersebut sehingga pada
akhirnya diperoleh sebelas makhraj konsonan Arab, yaitu sebagai berikut.

Page 15
a. Konsonan labial (‫ )شفوية‬, terdiri dari ‫ و‬- ‫ م‬- ‫ب‬
b. Konsonan labiodental (‫ أسنانية‬- ‫ ) شفوية‬, terdiri dari ‫ف‬
c. Konsonan interdental (‫ )بي األسنانية‬, terdiri dari ‫ث ـ ذ ـ ظ‬
d. Konsonan alveodental (‫ لثوية‬- ‫ )أسنانية‬, terdiri dari ‫ت ـ ط ـ د ـ ض ـ ل ـ ن‬
e. Konsonan alveolar (‫ )لثوية‬terdiri dari ‫ز ـ ر ـ س ـ ص‬
f. Konsonan alveopalatal (‫ حنكية‬- ‫ ) لثوية‬, terdiri dari .‫ش ـ ج‬
g. Konsonan palatal (‫ )طبقية‬, terdiri dari .‫ي‬
h. Konsonan velar (‫ )حنكية‬, terdiri dari .‫ك ـ غ ـ خ‬
i. Konsonan uvular (‫ )لهوية‬terdiri dari .‫ق‬
j. Konsonan pharyngal (‫ )حلقية‬terdiri dari.‫ع ـ ح‬
k. Konsonan glottal (‫ )حنجرية‬terdiri dari .‫ء ـ هـ‬
❖ Sedangkan semi vokal (‫ )نصف الحركات‬adalah bunyi yang ketika hendak
dituturkan, organ bicara telah mengambil posisi seperti hendak menuturkan
sebuah vokal tertentu, kemudian dengan cepat organ bicara tersebut
mengubah posisi seperti akan menuturkan sebuah vokal lain, realitanya
bunyi yang lahir bukan yang pertama dan bukan yang kedua, tetapi bunyi
yang lain.12

12
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi bahasa ‘Ilm al-Aswât al-‘Arabiyyah, (Jakarta:
AMZAH, 2010), Cet. Ke-1, hlm. 85-86.

Page 16

Anda mungkin juga menyukai