Anda di halaman 1dari 2

SAINTIS: BERBUDAYA ACTIVE, BERJIWA NASIONALIS

PRISCILLA INEZ GERARD

NIM: 1311837110

Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan
yang pesat. Proses dari perkembangan ini tidak pernah stagnan. Ketiadaan stagnasi ini
menunjukkan bahwa tren penelitian dan pengembangan bukannya menurun, tetapi konstan,
bahkan justru naik. Oleh sebab itu, jurusan ilmu murni sudah mulai tidak lagi dipandang sebelah
mata. Banyak orang berbondong-bondong untuk menekuni ilmu murni demi mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjadi saintis yang handal.

Namun, meningkatnya jumlah saintis di Indonesia belum disertai suatu kesadaran dalam
berbangsa dan bernegara. Masih banyak ditemukan saintis yang lebih memilih untuk
melanjutkan kiprahnya di luar negeri. Harapan bahwa mereka akan memberi kontribusi secara
langsung dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di Indonesia semakin
mengecil. Padahal, kontribusi mereka, bila disalurkan kepada negara, akan sangat berimbas
positif terhadap kemajuan bangsa ini.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya rasa nasionalisme dalam diri saintis-saintis Indonesia.
Di dalam bukunya, Suprayogi menjelaskan bahwa nasionalisme bangsa Indonesia adalah
memiliki sikap yang positif yaitu mendorong terwujudnya negara Republik Indonesia yang
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sedangkan menurut L. Stoddard, nasionalisme adalah suatu
kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa
kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa. Maka, dalam kata
lain, nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu bentuk rasa kepedulian dan kecintaan terhadap
negara dan keinginan memajukannya dengan karsa bersama.

Kurangnya rasa nasionalisme ini banyak disebabkan dari dalam diri. Dewasa ini, saintis-
saintis acapkali cenderung memiliki orientasi terhadap materi, atau money-oriented. Terutama
bagi mereka yang melanjutkan studi di luar negeri. Banyak dari mereka yang memilih untuk
menetap dan tidak kembali. Terlebih bila alat-alat pendukung lebih lengkap di luar daripada di
dalam negeri.
Tetapi tidak selalu karena ego. Kerap juga kita temukan negara ini kurang mengapresiasi
karya dan usaha dari para saintis. Akhirnya,

Untuk kembali mengimplikasikan nasionalisme da

Anda mungkin juga menyukai