Anda di halaman 1dari 6

PENGALAMAN ISTRI DALAM PEMENUHAN SEKSUALITAS SUAMI DENGAN GAGAL

GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Siti Muniroh, Joni Haryanto, Ika Yuni Widyawati


Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Sitimuniroh52@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Gagal Ginjal Kronik adalah penyakit dimana ginjal mengalami kerusakan yang
progresif dan irreversible. Salah satu terapi pengganti ginjal adalah hemodialisis. Permasalahan
akibat penyakit gagal ginjal kronik dengan hemodialisis diantaranya masalah seksualitas. Masalah
seksualitas belum mendapatkan perhatian dari pemberi pelayanan kesehatan dan klien atau pasangan
hemodialisis jarang melaporkan masalah seksualitas kepada petugas kesehatan. Perlu digali
bagaimanakah pengalaman istri dalam pemenuhan seksualitas suami dengan gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe penelitian
studi kasus Intrinsik. Partisipan berjumlah 5 orang yang memenuhi kriteria penelitian. Instrumen
penelitian berupa panduan wawancara terstruktur. Peneliti juga menggunakan metode observasi
dengan cara melakukan pencatatan. Hasil: Hasil penelitian ini mengidentifikasi tujuh tema.
Pengetahuan istri tentang seksualitas, pengetahuan istri tentang perubahan akibat penyakit gagal ginjal
kronik, respon terhadap penampilan, perasaan dan gejolak emosional yang dirasakan, upaya yang
dilakukan untuk memenuhi seksualitas, pola aktifitas seksual, dukungan dan harapan untuk klien
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Diskusi: Klien dengan gagal ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis membutuhkan pemenuhan seksualitas. Istri harus memahami tentang cara dan
upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi seksualitas. Diperlukan kerja sama antara klien, istri dan
petugas kesehatan untuk memberikan edukasi kepada istri supaya dapat memenuhi seksualitas kepada
klien sehingga kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

Kata kunci: pengalaman istri, seksualitas, gagal ginjal kronis, hemodialisis

ABSTRACT

Introduction: Chronic renal failure is a disease in which the kidneys are being damaged progressive
and irreversible. One of renal replacement therapy are hemodialysis. One of problems due to chronic
kidney disease by hemodialysis is sexuality. This problem have not been getting attention by health
care providers. and clients or couples hemodialysis rarely report sexual problems to health workers.
Explored how the experience of sexuality husband wife in compliance with chronic kidney disease
undergoing hemodialysis. Methods: This study used a qualitative approach to the type of instrinsic
case study. Participants of 5 people who met the study criteria. The research instrument is a
structured interview guide. The researchers also used the method of observation by way of taking
notes. Results: The results of this study identified seven themes. Wife of knowledge about sexuality,
wife of knowledge about the changes due to chronic renal disease, response to the appearance,
feelings and emotional turmoil that is felt, the efforts made to meet sexuality, sexual activity patterns,
support and hope for clients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis.
Discussions: Clients with chronic renal failure undergoing hemodialysis requires fulfilling sexuality.
The wife must understand how and efforts should be made to meet sexuality. Cooperation is needed
between the client, his wife and health workers to give education in order to meet the wife of sexuality
to the client so that the quality of life for the better.

Keywords: wife’s experience, sexuality, chronic kidney disease, hemodialysis


PENDAHULUAN dengan hemodialisis. Bagi suami merasa
rendah diri, merasa kejantanannya menurun,
Gagal Ginjal Kronik (GGK) disebut frustasi, mudah marah, mudah tersinggung,
juga penyakit ginjal tahap akhir/End Stage stres, depresi, bahkan menghindar bila diajak
Renal Disease (ESRD) merupakan melakukan hubungan seksual oleh
kerusakan fungsi Ginjal yang progresif pasangannya. Permasalahan-permasalahan ini
ditandai juga dengan penurunan Laju dapat berpengaruh terhadap keharmonisan
Filtrasi Glomerulus (LFG) dan peningkatan dalam pernikahan. Respon istri dari
kadar kreatinin dalam darah, yang permasalahan-permasalahan tersebut adalah
umumnya berakhir pada gagal ginjal menerima atau menolaknya. Berdasarkan
ireversibel (Sudoyo 2009). Menurut National penelitian yang dilakukan oleh Rosyanti
Kidney Foundation (NKF) menjelaskan CKD (2012) bahwa klien yang menjalani
sebagai kerusakan ginjal atau filtrasi hemodialisis merasa tidak terima dan takut
glomerulus rate (GFR) kurang dari akan kematian, perasaan tidak berdaya dan
60mL/min/1.73 m2 selama lebih dari 3 bulan merasa hidup tidak berguna karena
(Black & Hawks 2009). ketidakmampuan memberikan nafkah lahir
Di Indonesia, berdasarkan data dari dan batin sehingga klien merasa kasihan serta
IRR (Indonesia Renal Registry) (PERNEFRI meminta maaf dan menyarankan pasangan
2011) didapatkan bahwa klien gagal ginjal untuk menikah lagi. Meskipun demikian,
aktif sebesar 6.951 klien dan klien gagal ginjal istrinya tetap menyayangi, bertahan dan
baru sebesar 15.353 klien, hal ini memilih tetap hidup membina rumah
menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah klien tangganya bersama-sama. Kisah nyata respon
gagal ginjal mengalami peningkatan. Di penolakan yang dilakukan oleh istri adalah
Kabupaten Jombang sampai dengan meninggalkan suaminya dengan mencari
September tahun 2015 terdapat 148 klien yang pasangan lain.
menjalani hemodialisis dengan pertambahan Bayer (2006) dalam Sutyarso (2011)
klien baru setiap bulan sekitar 15 – 18 klien. salah satu kajian mengenai sikap dan
Beberapa klien tidak datang kembali untuk pandangan kaum wanita tentang pentingnya
melakukan tindakan hemodialisis dikarenakan fungsi seksual yang cukup menarik untuk
klien meninggal dunia, pindah ke unit diulas adalah survei yang diprakarsai oleh
hemodialisis rumah sakit lain dan adanya Bayer Healthcare. Hasilnya, responden
kebijakan yang berkaitan dengan jumlah mengakui bahwa kegiatan seksual adalah
tindakan hemodialisis. sesuatu yang penting atau sangat penting
Hemodialisis merupakan suatu terapi bagi mereka. Alasan mereka berpendapat
yang bertujuan untuk mengeluarkan sisa bahwa seksual penting, maka respons yang
metabolisme dan cairan yang berlebih di muncul adalah responden mengaku seksual
dalam tubuh, jadi hanya menggantikan fungsi penting untuk memperkuat dan
ginjal sebagian saja. Proses dialisis ini akan meningkatkan kualitas hubungan dengan
dilakukan seumur hidup klien (Suwitra 2006). pasangan, merasa bahwa seksual bertalian
Selama proses menjalani terapi hemodialisis dengan kebanggaan diri, merasa memiliki
banyak masalah yang dialami oleh klien, baik daya tarik dan merasa lebih percaya diri,
masalah biologis maupun masalah psikososial membuat dirinya lebih sehat. Berdasarkan
yang muncul dalam kehidupan klien. Individu data-data yang ditampilkan dijelaskan bahwa
dengan hemodialisis jangka panjang sering kaum wanita menempatkan kepuasan
merasa khawatir akan kondisi sakitnya yang seksual sebagai sesuatu yang penting bagi
tidak dapat diramalkan dan gangguan dalam hidup mereka. Dengan demikian kaum
kehidupannya. Mereka biasanya menghadapi wanita menyadari bahwa kualitas fungsi
masalah finansial, kesulitan mempertahankan seksualnya sebagai bagian tak terpisahkan
pekerjaan, dorongan seksual yang menghilang dari kualitas hidupnya, khususnya dalam
dan impotensi, depresi akibat sakit kronis dan bidang kesehatan jiwa dan raga (rohani
ketakutan terhadap kematian. (Smeltzer & dan jasmani). Artinya, kualitas fisik dan
Bare 2004). psikologis seorang wanita tidak bisa
Banyak permasalahan yang timbul disebut baik bila fungsi seksualnya
antara suami istri yang berawal dari masalah terganggu.
seksualitas akibat penyakit gagal ginjal kronik Seksualitas merupakan penilaian
seseorang terhadap diri mereka dan bagaimana porno. Sehingga isu yang terkait dengan
mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut seksualitas tidak dipandang sebagai hal yang
kepada orang lain melalui tindakan yang tepat untuk dibahas dalam diskusi publik
dilakukannya mencakup: 1) penampilan (Roqib 2007).
seperti isyarat gerak tubuh dan cara Intervensi masalah seksual yang
berpakaian, 2) perasaan dan emosi, 3) belum banyak dilakukan oleh profesi
keinginan dan ketertarikan terhadap aktivitas kesehatan dapat disebabkan karena
seksual, 4) fantasi dan ekspresi yang kurangnya pemahaman dalam mengenali
dihubungkan dengan persepsi individu perubahan seksual yang dialami klien serta
terhadap fungsi seksual seperti sentuhan, adanya ketidaknyamanan yang dialami oleh
perbendaharaan kata, 5) identitas diri, 6) nilai, profesi kesehatan dalam menangani masalah
7) pengalaman, 8) peran sosial dan keluarga seksual. Hal tersebut menyebabkan masalah
serta hubungan dengan orang terdekat (Potter tentang seks dan seksualitas ini jarang tergali
& Perry 2005, Stewart 2006, Kozier et al secara mendalam pada lingkungan pelayanan
2010). kesehatan. Banyak profesional kesehatan
Makna seksualitas mencakup lebih mengaku malu dan tidak nyaman dalam
dari tindakan seks secara fisik, dan diakui menangani masalah seksualitas (Katz 2006).
menjadi konsep yang rumit dan subyektif Beberapa studi telah menemukan bahwa
yang berubah dari waktu ke waktu. Hal klien hemodialisis jarang melaporkan
tersebut harus dipahami dari perspektif masalah seksualitas kepada para profesional
masing-masing individu (Krozy 2004). di bidang kesehatan dengan alasan malu,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan takut dan adanya keraguan jika keluhan
Rosyanti (2012) tentang makna dan mereka tidak mendapat respon yang baik
pengalaman seksualitas klien gagal ginjal (Arslan & Ege 2009).
terminal yang menjalani hemodialisis Para profesional di bidang kesehatan
didapatkan hasil bahwa masing-masing dan klien seharusnya sama-sama
individu dalam memberikan makna mendiskusikan masalah seks karena sangat
seksualitas untuk memenuhi kebutuhan penting dan relevan yang tujuannya untuk
seksual berbeda-beda mulai dari hanya pengembangan nilai yang efektif dan
melakukan sentuhan fisik sampai hubungan intervensi yang terkait mengenai masalah
seksual. Namun sampai saat ini tentang seksualitas. Sebagai perawat yang bekerja di
makna dan pengalaman dari pasangan dalam unit hemodialisa serta penyedia layanan yang
memenuhi seksualitas klien gagal ginjal berfokus pada pelayanan secara holistik
kronik yang menjalani hemodialisis belum seharusnya memiliki kemampuan untuk
pernah tergali. mengenali respon yang ditimbulkan pasien,
Komunikasi dengan pasangan pengkajian yang dilakukan serta memiliki
adalah langkah awal dalam penanganan tanggung jawab untuk memberikan perawatan
masalah seksual, karena masalah seksual kesehatan seksual yang efektif bagi pasien.
bukanlah masalah klien sendiri tetapi juga Seksualitas merupakan bagian yang
terkait dengan pasangan. Komunikasi seks mendasar serta penting dalam kehidupan
bisa sangat sulit terkait dengan perasaan manusia dan merupakan salah satu kebutuhan
malu, atau rasa takut jika pasangan anda dasar manusia yang harus terpenuhi, jika
tersinggung. Indonesia merupakan Negara kebutuhan seksualitas tidak terpenuhi maka
dengan seksual menjadi tertutup dan akan terjadi perubahan yang dapat
pembicaraan yang berkenaan dengan masalah mempengaruhi perkembangan identitas
seks dalam masyarakat masih dianggap individu dan kesehatan serta akan
sesuatu yang tabu dan perlu dihindari (Hidir mempengaruhi kualitas hidupnya. Akan tetapi
2007). Pembicaraan seks dalam pendangan jika kebutuhan seksualitas terpenuhi maka
masyarakat selalu dimaknai dalam arti yang akan meningkatkan kualitas hidup yang akan
sempit, hanya seputar perilaku seksual yang berdampak pada kesehatan fisiknya, keadaan
mengarah kepada persetubuhan atau mentalnya, hubungan sosial dan
reproduksi saja. Oleh karena sifatnya yang lingkungannya menjadi lebih baik.
sensitif dan relatif inilah, maka pembicaraan Berdasarkan uraian dan fenomena
seks menjadi tabu dan terkesan selalu diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
mengarah pada konteks yang disebut dengan pengalaman istri dalam pemenuhan seksualitas
suami dengan gagal gagal ginjal kronis yang Phenomenological Analysis (IPA). Proses
menjalani hemodialisis. keabsahan penelitian merupakan validitas dan
reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Validasi
METODE data merupakan bentuk Credibility.
Dependability dilakukan dengan melibatkan
Penelitian ini menggunakan pembimbing penelitian atau pakar penelaahan
pendekatan kualitatif. Tipe penelitian yang data. Proses eksternal reviewer dilakukan
digunakan tipe studi kasus instrinsik. Tipe dengan pembimbing selama kurang lebih 1
penelitian studi kasus intrinsik dilakukan bulan (8 pertemuan). Prinsip confirmability
karena ketertarikan terhadap suatu kasus, tidak dilakukan peneliti dengan cara mendiskusikan
bertujuan untuk menghasilkan konsep-konsep hasil penelitian yang telah didapatkan kepada
dan teori ataupun tidak ada upaya ahli dalam penelitian ini adalah pembimbing.
menggeneralisasi. Proses Transferability ini dilaksanakan setelah
Unit analisis dalam penelitian ini penelitian berakhir.
adalah pengungkapan atau pemaparan Penelitian ini sudah mendapatkan
pengalaman istri dalam pemenuhan seksualitas keterangan lolos etik dari komisi etik
1) nilai, 2) identitas diri, 3) penampilan, 4) penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan
perasaan dan emosi, 5) fantasi dan ekspresi Universitas Airlangga Surabaya.
yang dihubungkan dengan persepsi individu
terhadap fungsi seksual seperti sentuhan, HASIL DAN PEMBAHASAN
perbendaharaan kata, 6) keinginan dan
ketertarikan terhadap aktivitas seksual, 7) Peneliti mengidentifikasi tujuh tema
pengalaman, 8) peran sosial dan keluarga serta sebagai hasil penelitian. Kategori nilai dapat
hubungan dengan orang terdekat. digambarkan dengan tema 1 pengetahuan istri
Partisipan dalam penelitian ini adalah tentang seksualitas. Kategori identitas diri
istri dari klien yang menjalani hemodialisis di dapat dijabarkan dengan tema 2 pengetahuan
RSUD Jombang. Kriteria partisipan dalam istri tentang perubahan akibat penyakit gagal
penelitian ini adalah: usia 18-40 tahun, suami ginjal kronik. Kategori penampilan dapat
telah menjalani hemodialisis minimal 1 tahun, dijelaskan dengan tema 3 respon terhadap
suami berusia 18-40 tahun, frekuensi penampilan. Kategori perasaan dan emosi
hemodialisis 2 kali dalam seminggu selama 4 dapat digambarkan dengan tema 4 perasaan
jam, berada di wilayah Kabupaten Jombang. dan gejolak emosional yang dirasakan.
Jumlah partisipan 5 orang. Kategori fantasi dan ekspresi yang
Metode pengumpulan data yang dihubungkan dengan persepsi individu
digunakan adalah wawancara mendalam terhadap fungsi seksual dapat dijabarkan
(indepth interview) yang dilengkapi dengan dalam tema 5 upaya yang dilakukan untuk
catatan lapangan (field note). Instrumen dalam memenuhi seksualitas. Kategori keinginan dan
penelitian ini adalah a) instrumen utama ketertarikan terhadap aktifitas seksual dapat
adalah peneliti sendiri. b) catatan dijelaskan dalam tema 6 pola aktifitas seksual.
lapangan/field note (mencatat data yang Kategori peran sosial dan keluarga serta
didapatkan ketika wawancara) : seperti hubungan dengan orang terdekat dapat
ekspresi partisipan dan lainnya, c) pedoman digambarkan dalam tema 7 dukungan dan
wawancara, d) MP4 (voice recorder). harapan untuk klien gagal ginjal kronik yang
Peneliti melakukan uji coba instrumen menjalani hemodialisis.
untuk melatih peneliti dalam meningkatkan
ketrampilan wawancara kepada 2 orang SIMPULAN DAN SARAN
partisipan.Peneliti melakukan uji coba MP4
dengan mengecek volume, jarak antara Klien dengan gagal ginjal kronis yang
peneliti dengan partisipan, dan mendengarkan menjalani hemodialisis masih membutuhkan
kualitas suara hasil uji coba. Peneliti juga pemenuhan seksualitas. Istri harus memahami
melakukan uji coba dalam melakukan tentang cara dan upaya yang harus dilakukan
wawancara dan field note, kualitas pertanyaan, untuk memenuhi seksualitas pasangannya.
dan kualitas hasil rekaman. Diperlukan kerja sama antara klien, istri dan
Teknik analisis data dalam petugas kesehatan untuk memberikan edukasi
penelitian ini menggunakan Interpretative kepada istri supaya dapat memenuhi
seksualitas kepada klien sehingga kualitas Pangkahila, W 2007, Seks yang
hidupnya menjadi lebih baik. Membahagiakan: Menciptakan
Keharmonisan Suami Isteri, PT.
DAFTAR PUSTAKA Kompas Media Nusantara, Jakarta.
Arslan, SY & Ege, E 2009, 'Sexual PERNEFRI 2011, '4th Report of Indonesia
Experiences of woman exposed to Renal Registry: Profil Pasien
hemodialysis treatment', Sexual Hemodialisa di Indonesia'.
Disability Journal, pp. 27, 215-221. Potter, PA & Perry, AG 2005, Buku Ajar
Baradero, M 2008, Seri Asuhan Keperawatan: Fundamental Keperawatan: Konsep,
Klien Gangguan Ginjal, EGC, Jakarta. Proses, dan Praktik (Fundamental of
Black, JM & Hawks, JH 2009, Medical Nursing: Concepts, Process, and
Surgical Nursing: Clinical Practice (Alih Bahasa: Yasmin Asih).
Management for Positive Outcomes, Edisi 4 Volume 1, EGC, Jakarta.
8th Edition, Elseiver, Saunders. Roqib, M 2007, 'Seks Bebas dalam Cermin
Harkness, DJ 2000, 'Women's Experience of Budaya Jawa: Pandangan Kearifan
Hemodialysis and Sexuality: Lokal terhadap Perilaku Free Sex'.
Qualitative Study', Simanjuntak, BN, Tendean, L & Wantouw, B
www.proquest.com/pqdweb. 2013, 'Pengaruh Penyakit Ginjal
Diperoleh 14 Oktober 2015. Kronik Terhadap Disfungsi Ereksi
Ignatavicius, DD, & Workman, L 2006, Pria', Bagian Biologi Fakultas
Medical Surgical Nursing, Critical Kedokteran, Universitas Sam
Thinking for Collaborative Care, Ratulangi, Manado.
Elsevier Saunders. Smith, JA, Paul, F, Larkin & Michael 2009,
Irawati, D 2011, 'Studi Fenomenologi: Interpretative phenomenological
Pengalaman Disfungsi Seksual Pasien analyisis: Theory, method and
Penyakit Ginjal Kronik Tahap Akhir research, Sage, Los Angeles, London,
yang Menjalani Hemodialisa di New Delhi, Singapore, Washington.
Rumah Sakit Islam Jakarta', Tesis. Soykan, A, Boztas, H, Kutlay, S, Ince, E,
Katz, A 2006, 'What have my kidneys got to Nergizoglu, G, Dilekoz, AY &
do with my sex life', American Berkuson, O 2005, 'Do Sexual
Journal Nursing, pp. 81-83. Dysfunctions Get Better During
Kozier, B, Erb, G, Berman, A & Snyder, SJ Dialysis? Result of a Six-Month
2010, Buku Ajar Fundamental Prospective Follow Upstudy from
Keperawatan: Konsep, Proses & Turkey', International Journal of
Praktik (Fundamental of Nursing: Impotence Research, pp. 17, 359-363.
Concepts, Process, and Practice). Alih Stewart, M 2006, 'Narrative literature review;
Bahasa: Wahyuningsih, E. ; Yulianti, Sexual Dysfunction in the Patient on
D. ; Yuningsih, Y. ; Lusyana, A. Edisi Hemodialysis', Nephrology Nursing
7. Volume 2 , EGC, Jakarta. Journal, pp. 33 (6), 631-642.
Kralik, D, Koch, T & Telford, K 2001, Streubert, HJ & Carpenter, DR 2003,
'Construction of Sexuality for Midlife Qualitative Research in Nursing:
Women Living with Chronic Ilness. Advancing the Humanistic Imperative.
Issues and Innovations in Nursing 3rd ed., Lippincott, Philadelphia.
Practice', pp. 35 (2). 180-187. Stuart, GW 2002, Pocket guide to Psychiatric
Krozy, RE 2004, Sexual Disorder. Psychiatric nursing , 5th edn, Mosby. Inc,
Nursing. (3th Ed), Lippincott, Missouri.
Philadelphia. Sudoyo, W 2009, Buku Ajar Penyakit Dalam
Muttaqin, A 2011, Asuhan Keperawatan Jilid II Edisi V, Pusat Penerbitan Ilmu
Sistem Perkemihan, Salemba Medika, Penyakit Dalam FKUI, Jakarta.
Jakarta. Sunanto, A, Rompas, S & Pondaag, L 2015,
Newton, SE 1999, 'Sexual Dysfunction in men 'Hubungan Penyakit Ginjal Kronik
on Chronic Hemodialysis: a dengan Disfungsi Seksual pada Pasien
Rehabilitation Nursing Concern', di Irina C RSUP Prof. Dr. R. D.
Rehabilitation Nursing Journal, pp. 24 Kandou Manado', ejournal
(1), 24-27.
Keperawatan: Volume 3 Nomor 2 Mei
2015.
Suwitra, K 2006, 'Penyakit Ginjal Kronik', in
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Departemen Penyakit Dalam FK UI,
Jakarta.
Thomas, N 2008, Renal Nursing (3rd Edition),
Elsevier, London.
Tobing, NL 2006, Seks Tuntunan bagi Pria,
PT. Eex Media Komputindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai