Tumor Adneksa
Tumor Adneksa
Total Heroscopy Abdominal (THA) dan tanpa Bilateral Salpingo Oporectomy (BSO) adalah penanganan
yang sangat umum dilakukan pada tumor/ kanker ginekologi.
b. Radio terapi.
Radiasi ulang intra cervical saat prabedah untuk mengecilkan tumor
sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat dilakukan pembedahan. (Sarwono prawirohardjo,
2007)
9. Pencegahan
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan
pencegahan dengan cara :
1) Identitas klien yaitu: nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke berapa, lamanya perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, dan
diagnosa medic.
2) Identitas suami
1) Sirkulasi
Gejala: Hipertensi (respon terhadap nyeri / ansietas), Takikardi (respon stres, hipovolemia)
2) Integritas ego
Gejala: perasaan cemas, takut, marah, apatis, factor-faktor sters multiple misalnya: financial hubungan
gaya hidup
3) Eliminasi
4) Nyeri/kenyamanan
Gejala: berdenyut, nyeri tekan, makin nyeri bila berdiri atau bergerak Tanda: melindungi bagian yang
sakit
5) Keamanan
Gejala: plester dan balutan, defisiensi immune ( resiko infeksi sistemik dan penundaan penyembuhan)
6) Aktivitas
7) Factor pendukung
Tingkat pengetahuan/pendididkan klien dan keluarga tentang penyakit, pencegahan, pengobatan dan
perawatannya.
c. Data psikologis
Pada klien dengan tumor adneksa biasanya di temukan adanya cemas sebelum dan sesudah operasi.
Disini dijelaskan tentang pola emosional serta pola interaksi, perasaan-
perasaan klien selama dirawat dan pembedahan yang dialami.
d. Data social
e. Data spiritual
f. Data penunjang
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik
klien serta respon terhadap masalah actual dan resiko tinggi.
Menurut Marilyn E, Doenges, 2000, diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien dengan
gangguan sistem reproduksi “tumor adneksa” adalah:
b. Gangguan pola eliminasi (BAB) berhubungan dengan bedah abdomen, kelemahan otot abdomen
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan persepsi yang salah tentang keadaannya., kurang
pemajanan informasi tentang penyakitnya.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah prediskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari klien dan yang h
arus dilakukan oleh perawat. Tindakan atau intervensi keperawatan dipilih untuk membantu klien
dalam mencapai hasil yang diharapkan dan tujuan pemulangan (Marilyn E. Doenges, 2000)
Adapun intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan sistem reproduksi tumor adneksa Marilyn
E. Doenges, 2000, adalah sebagai berikut:
a. Nyeri
Tujuan : klien mengatakan bahwa rasa sakit telah terkontrol/dihilangkan dengan kriteria tampak
santai, dan dapat beristirahat/tidur.
Tabel 1. Diagnosa 1
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri, misal lokasi, frekuensi, durasi, dan 1. Informasi dapat
intervensi nyeri memberikan data untuk
menerapkan intervensi selanjutnya.
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bising usus perhatikan 1. Indikasi adanya/perbaikan
distensi abdomen, adanya mual/mual. uleus, mempengaruhi pilihan
intervensi.
2. Bantu pasien untuk duduk pada tepi 2. Ambulasi dini membantu
tempat tidur dan berjalan merangsang fungsi intestina
dan mengembalikan pestaltik.
Intervensi Rasional
1. Kaji kemampuan fungsional dan alasan
1. Mengidentifikasi
ketidakseimbangan kebutuhan/tingkat intervensi yang
dibutuhkan
2. Lengkapi partisipasi dalam 2. Meningkatkan kemandirian dan
perawatan diri dan aktifitas kepercayaan diri.
3. Bantu dalam memindahkan dan ambulasi
3. Mencegah terjadinya kecelakaan
bila dibutuhkan. seperti jatuh dan cedera.
d. Personal hygiene
Berhubungan dengan
: depresi, putus asa, kehilangan mobilitas, ketidakmampuan general, ketidakseimbangan perc
eptual/kognetif.
Data penunjang : ketidakmampuan mengatasi penampilan yang tidak terpelihara
Tujuan : klien mendemonstrasikan perubahan tekhnik/gaya hidup untuk
memenuhi kebutuhan diri dengan kriteria menunjukan aktifitas perawatan diri alam tingkat
kemampua pribadi
Tabel 4. Diagnosa 4
Intervensi Rasional
1. Motivasi perawatan diri, bekerja dengan kemampuan yang 1. Melakuakn untuk dirinya
sekarang sendiri akan meningkatkan
perasaan harga diri,
kegagalan apat
menyebabkan keputusasaan
2. berikan keramas dan sediakan bantu dengan perawatan kuku dan depresi.
3. Motivasi dorong/bantu dengan perawatan mulut/gigi setiap 2. Membantu
hari. mempertahankan
penampilan
3. Mengurangi resiko
penyakit
gusi/kehilangangigi.
e. Kecemasan
Berhubungan dengan
:perubahan pada status kesehatan,peran fungsi, pola interaksi, status social ekonomi,
lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi perubahan yang baru, kehilangan teman/orang
yang terdekat.
Data penunjang :ketakutan, tidak dapat beristirahat, pertanyaan yang berulang-
ulang, mondar-
mandir, aktivitas yang tidak bertujuan, insomnia, tingkah laku bervariasi (tampil sangat gembir
a, menarik diri, kuatir, ketakutan,), ketegangan wajah, gemetar.
Tujuan :klien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat yang dapat
diatasi dengan kriteria tampak rileks.
Tabel 5.Diagnosa 5
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat ansietas dan 1. Identifikasi masalah spesifik
diskusikan penyebabnya bila mungkin akan meningkatkan kemampuan
individu untuk menghadapinya
denga n lebih realities.
2. Berikan waktu untuk 2. Selalu berada dengan cara ini akan
mendengar pasien mengenai masalah dan membuat pasien merasa diterima,
dorongan ekspresi perasaan yang benar, mulai mengakui dan berhadapan
misalnya: rasa marah, ragu, takut, dan dengan lebih realities.
sendiri.
3. Kembangkan hubungan pasien/perawat 3. Hubungan yang saling
mempercayai diantara pasien/orang
terdekat/staf akan meningkatkan
perawatan dukungan yang optimal
f. Kurang pengetahuan
Berhubungan dengan : tidak mengenal sumber informasi
Data penunjang : pertanyaan, permintaan informasi
Tujuan : klien menyatakan pemahaman kondisi
Table 6.Diagnosa 6
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Identifikasi pengetahuan yang
dimiliki klien
2. Diskusikan dengan lengkap masalah 2. Factor fisik, emosi, dan sosial
yang diantisipasi selama penyembuhan dapat mempunyai pengaruh
kumulatif, yang dapat
memperlambat penyembuahan.
3. Tinjau ulang efek pembedahan dan
harapan pada masa yang aka datang 3. Memberikan dasar pengetahuan
Table 7. diagnosa 7
Intervensi Rasional
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan atau tindakan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi yang telah direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus
mengetahui berbagai hal, di antaranya bahaya fisik dan perlindungan
pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan serta pemahaman tentang hak-hak
klien (Aziz Alimul H, 2006 ).
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana kepeawatan yang telah dibuat berdasakan
masalah keperawatan yang telah ditemukan dalam kasus dengan menuliskan waktu pelaksanaan dan
respon klien (Marilynn E. Doenges, 2000).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara menilai sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan telah tercapai atau sebaliknya. Dalam mengevaluasi proses keperawatan, perawat
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan memahami dalam menggambarkan intervensi.
Kriteria evaluasi menurut Marilynn E. Donges, 2000, sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
dipaparkan diatas antara lain adalah:
g. Mengidentifikasi factor-faktor resiko individu dan intervensi untuk mengurangi potensial infeksi