Karburasi Baja Karbon Rendah PDF
Karburasi Baja Karbon Rendah PDF
ABSTRAK
Kata kunci : Karburasi, bubuk karbon, Barium Karbonat, waktu penahanan, spektrometer.
1.Pendahuluan
Perlakuan panas adalah suatu perlakuan yang diterapkan pada logam agar
diperoleh sifat yang diiginkan. Dengan cara pemanasan dan pendinginan dengan
kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam dalam keadaan fase padat
sebagai upaya untuk memperoleh sifat tertentu dari logam tersebut.Salah satu cara
adalah dengan menggunakan proses karburasi yaitu dengan mengeraskan
permukaannya saja. Karburasi adalah salah satu proses perlakuan panas untuk
mendapatkan kulit yang lebih keras dari sebelumnya. Adapun alasan bidang ini
disesuaikan dengan kebutuhan pada bidang industri yang semakin modern, dalam
hal ini adalah pengembangan sifat dari logam. Yang mana mempunyai kekerasan
yang baik tapi juga ulet. Dimana aplikasinya digunakan pada alat potong, alat pahat,
roda gigi atau kontruksi mesin yang sering mengalami kontak antara bahan satu
dengan bahan lainnya.
Perlakuan Panas
Pengerasan Permukaan
Dalam pemakaian suatu bagian mesin atau perkakas sering kali diperlukan
permukaan yang keras dan tahan aus dengan bagian inti yang relatif lunak dan ulet
atau tangguh. Baja yang dikeraskan dengan cara konvensional memang dapat
menghasilkan permukaan yang keras dan tahan aus, tetapi kurang ulet. Pengerasan
permukaan dimaksudkan untuk mengeraskan bagian permukaannya saja, sedang
bagian inti tetap lunak dan ulet, sehingga secara keseluruhan benda masih cukup
ulet tetapi sekarang permukaan menjadi lebih keras dan tahan aus.Untuk itu
pengerasan permukaan atau case hardening merupakan salah satu jalan keluar yang
cukup baik. Dengan pengerasan permukaan akan diperoleh permukaan yang lebih
baik dari sebelumnya. Dengan pengerasan pada permukaan akan menyebabkan
lapisan permukaan menjadi kuat atau keras dan pada lapisan permukaan itu terjadi
tegangan sisa yang berupa tegangan tekan. Karena hal tersebut maka benda kerja
menjadi lebih tahan terhadap kelelahan. Biasanya proses perlakuan panas ini
dilakukan terhadap roda gigi, pahat, cetakan (dies), alatpotong, alat pada kontruksi,
dan sebagainya.
Karburasi (Carburising)
Penambahan Karbon
Benda kerja dimasukkan ke dalam kotak yang berisi bubuk karbon dan ditutup
rapat kemudian dipanaskan pada temperatur austenit, yaitu antara 8250 C – 9250 C
selama waktu tertentu. bahan karburasi terdiri dari bubuk karbon aktif 60 %, ditambah
BaCO3 (Barium Carbonat) atau NaCO3 (Natrium Carbonat) sebanyak 40 % sebagai
energizer atau activator yang mempercepat proses karburisasi. Namun biasanya
BaCO3 yang dipakai karena lebih mudah terurai dari pada NaCO3. Sebenarnya tanpa
energizerpun dapat terjadi proses carburising karena temperatur sangat tinggi, maka
karbon teroksidasi oleh oksigen yang terperangkap dalam kotak menjadi CO 2, reaksi
dengan karbon bereaksi terus hingga didapat ;
Dengan temperatur yang semakin tinggi keseimbangan reaksi makin cenderung ke
kanan, makin banyak CO. Pada permukaan baja CO akan terurai ;
.
Dimana C yang terbentuk ini berupa atom karbon yang dapat masuk berdifusi ke
dalam fase austenit dari baja.Dengan adanya energizer proses akan lebih mudah
berlangsung karena meskipun udara yang terperangkap sedikit, tetapi energizer
menyediakan CO2 yang akan segera mulai mengaktifkan reaksi - reaksi selanjutnya.
Reaksi dekomposisi
Dengan temperatur tinggi baja mampu melarutkan banyak karbon, maka dalam waktu
singkat permukaan baja dapat menyerap karbon hingga mencapai batas jenuhnya.
Maksudnya bila
bajayang dikeras-
kan permukaannya
akan mengala-
mi pemanasanhingga
temperatur tinggi
atautemperaturauste
nit maka difusi
karbon dapat menca-
Pendinginan (Quenching)
(Dirrect Quenching)
Pendinginan tunggal (Single Quenching)
adalahpemanasan dan pendinginan dari
benda kerja setelah benda kerja tersebut di
karburasi dan
telah didinginkan pada suhu kamar.Tujuan dari
metode ini adalah untuk memperbaiki difusisitas
dari atom karbon, dan agar gradien komposisi
lebih halus.
(Single Quenching)
Sifat - sifat yang dimiliki baja karbon setelah Proses Karburasi sebagai berikut :
Transformasi fase yang terjadi pada saat pemanasan dapat dipelajari dari
diagram keseimbangan (diagram fase) besi karbida – baja. Baja karbon rendah pada
diagram fase terletak dibawah ini, termasuk dalam baja hypoutektoid. Pada temperatur
kamar baja karbon rendah terdiri dari butir – butir kristal ferit dan perlit dengan
jumlah butir ferit lebih banyak dari butir perlit. Perbandingan jumlah buntir ferit dan
perlit tersebut sesuai dengan jumlah kadar karbon yang terkandung dalam baja
karbon rendah tersebut. Semakin banyak jumlah kadar karbon semakin sedikit jumlah
butir ferit dan semakin banyak butir perlitnya.
Pada baja karbon rendah jika dipanaskan hanya sampai temperatur dibawah
temperatur krisis A1, maka belum tampak adanya perubahan struktur mikro. Dalam
struktur mikro masih terlihat butir ferit dan perlit. Tetapi bila pemanasan dilanjutkan
hingga tepat pada temperatur kritis A1, maka perlit akan mengalami reaksi eutektoid.
Dimana butir ferit dan sementit dari perlit akan bereaksi menjadi austenit.Reaksi
eutektoid pada saat pemanasan :
austenit
Difusi karbon terjadi karena atom bergerak ke dalam material secara penyisipan
(interstisi) di batas butir. Laju difusi tergantung pada jenis atom yang berdifusi, jenis atom
tempatdifusi berlangsung dan ditentukan oleh koefisien difusi. Dan koefisien difusi
tergantung pada temperatur, makin tinggi temperatur makin besar pula difusi yang
berlangsung.Jarak tempuh difusi akan tergantung pada lamanya waktu yang tersedia
untuk berlangsungnya difusi. Pada daerah suhu austenit atom – atom besi menyusun
diri menjadi bentuk kristal FCC. Dan struktur kristal FCC ini mempunyai bentuk kristal
FCC. Dan struktur kristal FCC ini mempunyai kemampuan melarutkan karbon yang
lebih besar daripada logam dengan struktur kristal BCC karena kecuali struktur kristal
FCC mempunyai kerapatan atom lebih besar daripada BCC, juga karena pengaruh
temperatur. Bila suhu atau temperatur naik, atom – atom bergerak dengan energi yang
lebih besar sehingga atom mampu untuk pindah dari tempatnya.
Jadi bila karbon ditambahkan kedalam besi, karena atom karbon sangat kecil
dibandingkan atom besi, maka atom - atom karbon akan terdistribusi pada ruangan
disela – sela antara atom – atom besi atau disebut larutan padat interstisi.Kelarutan
karbon pada proses case hardening yaitu pada temperatur pemanasan 825 0C – 925 0C
akan mencapai maksimum ditujukan oleh garis Acm. Bila kadar karbon yang dilarutkan
melebihi batasan maksimum, maka akan terbentuk fasa lain yaitu austenit + sementit
(Fe3C).
Grafik 2 - 11 : Grafik hubungan waktu dengan kedalaman difusi
Untuk mengetahui kadar karbon dari hasil difusi pada kedalaman x dapat diketahui
dengan menggunakan rumus :
Tumbuhnya perlit diawali dengan tumbuhnya inti sementit pada batas butir
austenit. Untuk tumbuhnya sementit diperlukan sejumlah besar karbon yang akan
diperoleh dari austenit sekitarnya. Sehingga austenit disekitar sementit miskin karbon
dan menjadi ferit. Perpindahan atom ini berlangsung secara difusi, oleh karena itu
memerlukan waktu yang cukup.Pada proses case hardening bila austenit didinginkan
secara cepat, maka transformasi sementit (karbida besi) tidak terjadi dan produk
transformasi austenit akan berubah menjadi fasa baru yang dikenal sebagai bainit
dan martensit. Bainit terbentuk bila austenit didinginkan dengan cepat hingga
mencapai temperatur tertentu. Transformasi bainit ini disebabkan sebagian karena
proses difusi dan sebagaian lagi karena proses tanpa difusi.
Gambar 2 – 12 : Kurva Pendinginan
Martensit dapat terjadi bila austenit didinginkan cepat sekali hingga temperatur
dibawah temperatur pembentukan bainit. Martensit terbentuk karena transformasi
tanpa difusi. Keadaan ini menimbulkan distorsi dan kekerasan yang terjadi sangat
tergantung pada kadar karbon.
Dari pengujian yang dilakukan terhadap baja karbon rendah, dengan adanya
proses perlakukan panas maka didapat hasil yaitu berupa perubahan sifat mekanis
dari benda uji.
Hasil Pengujian Kekerasan
b. Pada permukaan dan penampang benda uji setelah mengalami proses perlakuan
panas (case hardening) dengan metode karburasi (pack carburising).Pengujian
kekerasan pada permukaan spesimen dilakukan secara acak pada permukaan.
Sedangkan pada pengujian pada penampang dilakukan indentasi secara diagonal
dengan jarak yang teratur dari permukaan.Sebelum dilakukan proses perlakuan panas
benda uji dilakukan pengujian kekerasan terlebih dahulu dengan :
Pengujian kekerasan: HV
Beban : 30 kg
Pengujian dilakukan terhadap salah satu benda uji dan kekerasan antara benda uji
satu dengan lainnya sebelum pengujian dianggap sama.
2 0,667
Permukaan
3 0,770
Benda Uji
4 0,645
5 0,723
1 0,679
2 0,766
Penampang
3 0,710
Benda Uji
4 0,751
5 0,709
Difusi Karbon
2 A2 92 95 93 , 5
Keterangan : 1 μm = 1 / 1000 mm
Dari data difusi karbon tersebut dapat diketahui bahwa waktu penahanan merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap difusi karbon terhadap benda uji. Karena
dengan semakin lamanya penahanan waktu maka semakin banyak proses
penyerapan karbon yang terjadi.
Hubungan dari difusi karbon dan penahanan waktu dari data – data diatas dapat
dilihat dari grafik dibawah ini.
Kadar karbon hasil difusi pada batas maksimum difusi karbon dapat diketahui
dengan menggunakan rumus :
Karena temperatur pemanasan ketiga proses adalah sama yaitu 8750 C, maka harga
koefisien difusi karbon adalah sama :
D0 = 0 , 21 cm2 / s
Sehingga ;
D = 0 , 21 cm2 / s . exp [ - 14 , 8 ]
D = 7 , 85 . 108 cm2 / s
Tabel 4 – 10
Diffusing
Element Diffusing Through D0 cm2 / s Q cal / mol
Carbon α - iron 0 , 0079 18 . 100
Carbon γ - iron 0 , 21 33 . 800
Nickel γ - iron 0,5 66 . 000
Manganesse γ - iron 0 , 35 67 . 000
Chromium α - iron 30 . 000 82 . 000
Chromium γ - iron 18 . 000 97 . 000
Tabe 4 – 11
Kesimpulan
a. Semakin lama waktu penahan (Holding Time) maka semakin tebal difusi karbon
pada benda uji dan dengan adanya penambahan unsur karbon pada permukaan
maka kekerasan permukaan benda uji bertambah keras. Hal tersebut dapat diketahui
dengan melihat hasil perhitungan kadar karbon pada benda uji. Kadar karbon yang
tinggi membuat permukaan benda uji semakin keras dan getas.
b. Dengan pendinginan langsung dapat mempengaruhi kekerasan permukaan benda
uji, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil hasil kekerasan benda uji.
Pada proses pengerasan suatu material akan diperoleh hasil yang maksimal bila
dicapai struktur martensit. Dan struktur martensit ini hanya dapat dicapai dari fase
austenit yang didinginkan dengan cepat. Dengan pendinginan yang cepat dari
temperatur austenit nk diperoleh bentuk kristal BCC yang tergeser menjadi BCT
DAFTAR PUSTAKA
Cherly R Books, 1996, Principles of the Heat Treatment of Plain Carbon and LowAlloy
Steels,ASM International
Karl - Erik Thelning, Steel and its Heat Treatment . , Bofors Handbook, London, Cetakan
II.
Myrna Ariati dan Wahyuaji NP, Perlakuan Panas Logam , Departemen Metalurgi and
Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Wahid Suherman, Perlakuan Panas . , Fakultas Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin
Institut 10 November Surabaya.