Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI LEASING OLEH LESSOR

SERTA
PENYAJIAN DAN ANALISIS TRANSAKSI LEASING

OLEH :

KELOMPOK 14

NAMA KELOMPOK :

1. NI KADEK AYU PADMA YANTI (19)


2. NI LUH PUTU TRISNA WIDI ARI (25)
3. NI MADE SUKMAWATI (30)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2018-2019
1. AKUNTANSI LEASING OLEH LESSOR

A. Akuntansi Untuk Sewa Guna Operasi – Lessor


Akuntansi untuk leasing operasi bagi lessor sama dengan lessee. Lessor mengaku
pembayaran sebagai pendapatan ketika pembayaran diterima. Jika ada variasi penting dalam
persyaratan pembayaran, maka diperlukan ayat jurnal untuk mencerminkan pola garis lurus
atas pengakuan pandapatan. Biaya langsung pertama yang dikeluarkan akan ditangguhkan
dan kemudian diamortisasi selama periode lease, sehingga ditandingkan dengan pendapatan
sewa

B. Akuntansi Untuk Sewa Guna Modal – Lessor


Akuntansi untuk lease pembiayaan langsung bagi lessor sangat mirip dengan akuntansi
untuk lease modal oleh lessee. Dalam praktik piutang biasanya oleh lessor akan dicatat
sebesar jumlah kotor pembayaran lease minimum disertai dengan perkiraan pengimbang
untuk pendapatan bunga yang diterima dimuka, dan bukan sebesar jumlah yang berlaku untuk
lessee.

Lessor juga meraih manfaat dari Meleasing hartanya ketimbang menjualnya.


Keunggulan keunggulan Lease bagi si Lessor meliputi yang berikut:

1. Meningkatkan Penjualan.
Dengan menawarkan produknya melalui Leasing kepada pelanggan potensial,
pabrik atau penyalur dapat meningkatkan penjualannya dalam jumlah besar. Seperti
diatas para pelanggan mungkin tidak mau atau tidak mampu membeli harta tersebut.
2. Keringanan Pajak.
Banyak ketentuan pajak yang memberikan keringanan bagi pemilik harta.
Contoh :
Sebelum Tax Reform Act tahun 1986, Undang-undang pajak memberikan kredit
pajak investasi yang memperbolehkan pemilik harta mengkreditkannya ke hutang pajak
penghasilan entah pada periode berjalan ataupun pada periode mendatang dengan
ketentuan bahwa harta tersebut tetap dimilikinya, Jika seorang Lessor menjual aktiva
tersebut, maka keringanan pajak itu ikut bersama barangnya, tetapi perjanjian Lease
dapat menetapkan siapa yang akan memperoleh manfaat tersebut. Keluwesan ini
membuat kredit pajak menjadi unsur penting dalam negosiasi Lease.

3. Kelangsungan Hubungan Dengan Lease.


Apabila harta dijual, pembeli kerap kali tidak mengadakan transaksi lagi dengan
penjualnya. Akan tetapi dalam situasi Leasing, Lessor dan Lesse tetap berhubungan
selama periode tertentu, dan hubungan bisnis jangka panjang kerap kali dapat dibina
melalui Leasing.

4. Nilai Sisa Dipertahankan.


Dalam banyak perjanjian Lease, Lessor beruntung dari kondisi ekonomi yang
membuat nilai residu yang besar pada ahir periode Lease. Lessor dapat Me-Lease aktiva
itu kembali kepada Lease lain atau menjualnya dan memperoleh keuntungan pada saat itu
juga. Banyak Lessor telah menikmati laba yang besar dari kenaikan nilai residu yang
tidak diperkirakan.
Contoh :
Tanggal 1 April 2010 Andi melakukan transaksi finance lease sebuah Truk senilai
Rp90.000.000,00 nilai residu aset diperkirakan sebesar Rp. 20.000.000,00 jangka waktu
sewa selama 6 tahun dengan tingkat bunga sebesar 12 % per tahun. Umur ekonomis
aktiva 8 tahun. Metode penyusutan garis lurus.
Perhitungan :
Nilai aktiva : Rp. 90.000.000 nilai sewa per bulan Rp. 90.000.000 / 72 bulan
Jangka waktu sewa : 6 tahun =Rp 1.250.000
Tingkat bunga 12 % per tahun Bunga = Rp. 90.000.000 X 12/100
Umur ekonomis 8 tahun = Rp. 10.800.000 per tahun = Rp. 900.000 per bulan
Penyusutan = _ HP-NR = Rp. 90.000.000-Rp.20.000.000
UE 72 bulan
= Rp.973.00

 Lessee
1 April 2010 Jurnal pada awal perjanjian
Aset lease Rp. 90.000.000
Utang lease Rp. 90.000.000
1 April 2010 Saat pembayaran sewa pertama
Utang lease Rp. 1.250.000
Beban bunga Rp. 900.000
Kas bank Rp. 2.150.000
30 April 2010 Pengakuan penyusutan aset
Beban Depresiasi Aset Lease Rp. 973.000
Akumulasi Depresiasi aset lease Rp. 973.000

 Lessor
1 April 2010 Jurnal pada awal perjanjian
Piutang sewa pembiayaan Rp. 90.000.000
Aset sewa pembiayaan Rp. 90.000.000
1 April 2010 Saat pembayaran sewa pertama
Kas bank Rp. 2.150.000
Piutang Sewa pembiayaan Rp. 1.250.000
Pendapatan Bunga Sewa pembiayaan Rp 900.000
2. PENYAJIAN DAN ANALISIS TRANSAKSI LEASING
 Contoh penerapan metode capital lease adalah sebagai berikut:
Lessor company dan Lessee Company menandatangani sebuah perjanjian lease
tertanggal 1 Januari 2000 yang menetapkan bahwa Lessor Company menyewakan peralatan
kepada Lessee.

Company dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Masa lease adalah lima tahun dan perjanjian tidak dapat dibatalkan dengan mengharuskan
pembayaran sewa sebesar Rp 25.981
2. Peralatan tersebut mempunyai nilai wajar sebesar Rp. 100.000 estimasi umur ekonomis lima
tahun dan tidak ada nilai residu
3. Lessee Company membayar semua biaya pelaksanaan langsung kepada pihak ketiga kecuali
pajak harta sebesar Rp 2000 per tahun yang termasuk dalam pembayaran tahunan kepada lessor
Lease tersebut tidak memuat hak opsi pembaharuan dan peralatan akan kembali pada lessor
company pada saat selesainya lease.
4. Tingkat bunga pinjaman tambahan (incremental borrowing rate) Lessee Company adalah
sebesar 11% tahun. Apabila tingkat bunga tidak diketahui maka tingkat bunga yang digunakan
harus ditentukan oleh lessee.
5. Lessee Company menyusutkan peralatan yang disewa dengan menggunakan metode garis
lurus.
6. Lessor Company menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat hasil pengembalian
atas investasinya sebesar 10% per tahun, fakta ini diketahui oleh Lessee Company.

7. Dalam hal adanya ketentuan lain yang dipersyaratkan oleh Lessor Company maka lessee harus
menerapkannya.
Penyajiannya :

 Pengujian atas klasifikasi lease berdasarkan perjanjian lease diatas adalah:


Masa lease lima tahun, sama dengan estimasi umur ekonomis peralatan yang lamanya
lima tahun, memenuhi pengujian 75%. Nilai sekarang pembayaran lease minimum Rp 100.000
melebihi 90% dari nilai wajar harta (Rp 100.000)

Nilai yang dikapitalisasi : (25.981 ± 2.000) x Nilai pembayaran sekarang anuitas selama 5
periode pada tingkat diskonto 10% :

Rp 25.981 x 4,16986 = Rp 100.000

 Pencatatan akuntansi Capital Lease oleh Lessee Company


Jurnal untuk mencatat peralatan yang disewa guna usaha pada awal sewa guna usaha
Peralatan Sewa Guna Usaha Rp 100.000
Kewajiban Sewa Guna Usaha Rp 100.000
Bila terdapat hak opsi dalam bentuk simpanan jaminan atau kas untuk membeli peralatan
yang disewa pada akhir masa lease adalah :
Simpanan jaminan xx
Kas xx

 Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran lease pertama tanggal 1 Januari 2000 adalah
:
Beban pajak Rp 2.000
Kewajiban Sewa Guna Usaha Rp 23.981
Kas Rp 25.981
Tanggal 31 Desember 2000 jurnal untuk mencatat beban bunga adalah Beban Bunga
Rp 7.602
Berikut disajikan skedul pembayaran sewa guna usaha Lease Company selama lima
tahun dengan tingkat bunga 10%

Tanggal Pembayaran Biaya pajak Biaya bunga Penurunan Kewajiban


lease tahunan kewajiban lease
lease
1/1/2000 - - - - 100.000
1/1/2000 25.981 2.000 - 23.981 76.019
1/1/2001 25.981 2.000 7.602 16.379 59.640
1/1/2002 25.981 2.000 5.964 18.017 41.623
1/1/2003 25.981 2.000 4.162 19.819 21.801
1/1/2004 25.981 2.000 2.180 21.801 -
jumlah 129.905 10.000 19.908 100.000 -

 Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran sewa guna usaha tangal 1


Januari 2001 adalah :

Beban pajak Rp 2.000


Beban Bunga Rp 7.602
Kewajiban Sewa Guna Usaha Rp 16.379
Kas Rp 25.981

 Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan peralatan sewa guna usaha selama lima tahun
dengan metode garis lurus tanggal 31 Desember 2000 adalah :

Beban penyusutan aktiva SGU Rp 20.000


Akm.penyusutan aktiva SGU Rp20.000
 Ayat jurnal untuk mencatat berakhirnya masa lease apabila terdapat hak opsi adalah:

Peralatan xxx
Akm.Penyusutan Peralatan xxx
Peralatan Sewa Guna Usaha xxx
(Peralatan sewa guna usaha yang dibeli pada akhir masa sewa guna usaha harus dicatat oleh
perusahaan sebesar nilai buku)
DAFTAR ISI

https://dokumen.tips/documents/akuntansi-leasing-oleh-lessor.html

https://www.scribd.com/doc/193423763/Akuntansi-Leasing-Oleh-Lessor

Anda mungkin juga menyukai