Tabel 1
PT BAGUSBUDI
LAPORAN LABA0RUGI TAHUN 2015
Total Per unit
Penjualan (10.000 unit) Rp3.000.000 Rp300
Beban variabel 1.200.000 120
Margin kontribusi 1.800.000 Rp180
Beban tetap 720.000
Laba bersih Rp1.080.000
Perhatikanlah bahwa margin kontribusi per unit pada Tabel 1 adalah Rp180
dan mengandung arti bahwa setiap unit barang yang terjual memberi kontribusi
Rp180 untuk menutup beban tetap. Beban tetap total pada contoh di atas
menunjukkan jumlah Rp720.000. Dengan memperhatikan makna contribution
margin per unit, maka kita dapat dengan cepat mengetahui berapa unit barang harus
terjual agar seluruh beban tetap tadi tertutup. Agar seluruh beban tetap tertutup
tanpa memperoleh laba (disebut titik impas atau break-even point), maka jumlah
margin kontribusi total harus sebesar Rp720.000. Titik impas tercapai apabila
produk yang terjual 4.000 unit-yakni beban tetap total dibagi margin kontribusi per
unit (720.000:180). Tabel 2 menunjukkan titik impas terjadi pada penjualan 4.000
unit.
Tabel2
PT BAGUSBUDI
LAPORAN LABA0RUGI TAHUN 2015
Total Per unit
Penjualan (4.000 unit) Rp1.200.000 Rp300
Beban variabel 480.000 120
Margin kontribusi 720.000 Rp180
Beban tetap 720.000
Laba bersih Rp0
Dengan memperhatikan makna titik impas dan margin kontribusi per unit,
kita dapat menganalisis lebih lanjut bahwa setiap penjualan satu unit di atas titik
impas akan memberi laba sebesar margin kontribusi per unit tersebut. Analisis
seperti ini memudahkan manager untuk merencanakan jumlah unit yang harus
dijual di atas titik impas untuk mencapai laba tertentu.
STRUKTUR BIAYA
Struktur biaya terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Terdapat
perusahaan dengan biaya tetap tinggi, tetapi biaya variabelnya rendah. Sebaliknya
terdapat perusahaan dengan biaya tetap rendah, tetapi biaya variabelnya tinggi.
Manakah di antara perusahaan-perusahaan tersebut yang mempunyai struktur biaya
lebih baik? Pertanyaan ini tidak memunyai jawaban yang pasti, sebab kedua-duanya
mempunyai keunggulan pada kondisi-kondisi tertentu.
Struktur biaya yang baik bergantung pada banyak faktor, termasuk tren
jangka panjang dalam penjualan, fluktuasi tahunan dalam tingkat penjualan, dan
sikap manajemen terhadap risiko.
Margin kontribusi
DOL =
Laba bersih
Rp1.200.000 Rp2.400.000
DOL = Rp600.000 DOL = Rp600.000
DOL = 2 DOL = 4
Pada tingkat penjualan Rp3 juta, DOL untuk Rasanesip adalah 2 kali
sedangkan untuk GANDANENAK adalah 4 kali. DOL RASANESIP yang
besarnya 2 kali menunjukkan bahwa setiap tambahan 1 persen penjualan akan
menambah laba bersih 2 persen. Dan DOL GANDAENAK yang besarnya 4 kali
menunjukkan bahwa setiap tambahan 1 persen penjualan akan menambah laba
bersih 4 persen. Perlu diperhatikan lagi dengan seksama bahwa DOL selalu
dihitung pada tingkat penjualan tertentu. Pada contoh di atas, DOL dihitung pada
tingkat penjualan RP3 juta. Jika tingkat penjualan berada di atas titik impas,
besarnya DOL semakin kecil; sedangkan pada tingkat penjualan persis di titik
impas, besarnya DOL adalah tak terhingga.
2.3 TITIK IMPAS
Analisis biaya-volume-laba dapat digunakan, antara lain, untuk menentukan titik
impas. Oleh karena itu, analisis ini sering disebut juga analisis titik impas. Sebutan
ini sebetulnya kurang tepat karena titik impas hanya merupakan titik awal (starting
point) untuk analisis selanjutnya,
Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk menentukan titik impas, yakni (i)
pendekatan persamaan matematis, (ii) pendekatan margin kontribusi per unit, (iii)
pendekatan rasio margin kontribusi, dan (iv) pendekatan grafis.
Biaya diklasifikasi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Laba ditentukan dengan
persamaan berikut.
Contoh:
Dengan X adalah jumlah unit produk yang dijual, laba yang diperoleh dengan
menggunakan persamaan di atas adalah sebagai berikut.
Pada persamaan di atas, penjualan total adalah perkalian antara harga jual per unit
dengan volume penjualan yaitu 1.000X. Beban variabel total adalah perkalian
antara beban variabel per unit dengan volume penjualan, yakni 600X. Adapun
beban tetap total adalah konstan Rp20.000 karena tidak bergantung pada volume
penjualan. Dalam kondisi impas, laba adalah nol (0) sebagai berikut.
20.000 = 400X
X = 20.000/400
X = 50
Jumlah unit yang diperlukan untuk mendapatkan titik impas adalah 50 unit produk
dan hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut.
Margin kontribusi merupakan selisih antara harga jual dan beban variabel. Margin
kontribusi dapat digunakan untuk menutup beban tetap dan bila masih tersisa,
sisanya merupakan laba. Jika manajemen ingin mengetahui kuantitas penjualan
impas jumlah contribution margin total harus sama dengan jumlah beban tetap total.
Impas ini akan tercapai bila kuantitas penjualan sebanyak beban tetap total dibagi
margin kontribusi per unit. Formulanya sebagai berikut.
Beban Tetap
Titik Impas =
MK per unit
Dengan menggunakan data PT. Indah jaya, penjualan titik impas adalah:
Rp20.000
Titik Impas = = 50 unit
RP400
Dengan perhitungan di atas, tiap penambahan satu unit yang terjual, maka laba akan
bertambah sebesar margin kontribusi per unit produk, yaitu Rp400 sebagaimana
perhitungan berikut membuktikan.