Lampiran II Permentan No.19 Tahun 2011 PDF
Lampiran II Permentan No.19 Tahun 2011 PDF
NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2011
TANGGAL : 29 Maret 2011
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
1. SISTEM
PERIZINAN
DAN
MANAJEMEN
PERKEBUNAN
277
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
masyarakat
dalam rangka
go public.
Khusus untuk
Provinsi Papua
luas
maksimum
provinsi dua
kali provinsi
lainnya.
d. Bagi
perusahaan
perkebunan
dengan luas
areal tertentu
(≥ 25 ha) dan
atau kapasitas
pengolahan
kelapa sawit
tertentu (≥ 5
ton TBS/jam)
wajib memiliki
Izin Usaha
Perkebunan
/IUP (> 1.000
ha dan harus
memiliki PKS),
memiliki IUP-B
bagi pelaku
usaha
budidaya (25
ha – 1.000 ha)
, dan IUP-P
bagi pelaku
usaha
Pengolahan
(harus
didukung 20%
bahan baku
dari kebun
sendiri).
e. Izin Lokasi dan
IUP
278
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
merupakan
salah satu
persyaratan
bagi
perusahaan
untuk
mengajukan
permohonan
HGU.
1.2 Pembangunan
kebun untuk
masyarakat
sekitar
1.3. Lokasi
Perkebunan
e. Bagi
perusahaan
perkebunan
yang
memperoleh
hak atas
tanah
sebelum
tahun 1960
(Undang-
Undang
Pokok
Agraria),
cukup
menunjukkan
HGU yang
terakhir.
f. Melaporkan
perkembanga
n perolehan
hak atas
tanah dan
penggunaann
ya.
1.4 Tumpang Tindih
dengan Usaha
Pertambangan
282
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
283
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
c. Biaya
reklamasi
lahan menjadi
beban pihak
pengusaha
pertambanga
n.
1.5. Sengketa Lahan
dan Kompensasi
286
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
oleh karyawan
kebun;
l. Identifikasi
jenis pelatihan
yang
diperlukan oleh
perusahaan.
2. PENERAPAN
PEDOMAN
TEKNIS
BUDIDAYA DAN
PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT.
2.1.3 Perbenihan
2.1.7 Pengendalian
Organisme
Pengganggu
Tanaman (OPT)
2.1.8 Pemanenan
2.2.1 Pengangkutan
Buah.
298
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
Pengelola pabrik 1. Tersedia SOP a. SOP
memastikan penerimaan dan penerimaan
bahwa TBS yang pemeriksaan/ sortasi dan
diterima sesuai TBS pemeriksaan /
sortasi TBS
dengan 2. Tersedia Rekaman
juga harus
persyaratan penerimaan TBS
mencakup :
yang telah yang sesuai dan tidak
ditetapkan. sesuai dengan - Kriteria
persyaratan. sortasi buah
yang
diterima
- pengaturan
terhadap
TBS /
brondolan
yang tidak
memenuhi
syarat.
b. Kriteria TBS
yang diterima
di PABRIK
harus dibuat
terbuka.
c. Penetapan
harga
pembelian TBS
mengikuti
ketentuan yang
berlaku, dan
tersedia
rekapitulasi
ketetapan
harga TBS dari
instansi yang
berwenang.
d. Kesesuaian
pelaksanaan
penerimaan /
sortasi
penerimaan
TBS dengan
SOP yang ada.
2.2.3 Pengolahan
TBS.
Pengelola pabrik
299
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
harus 1. Tersedia SOP atau a. Harus ada
merencanakan instruksi kerja yang perencanaan
dan diperlukan baik untuk produksi.
melaksanakan proses pengolahan b. Peralatan dan
maupun proses
pengolahan TBS mesin-mesin
pemantauan dan
melalui produksi harus
pengukuran kualitas
penerapan dirawat dan
CPO.
praktek dikendalikan
2. Tersedia informasi untuk
pengelolaan /
yang menguraikan mencapai
pengolahan spesifikasi / standar kesesuaian
terbaik hasil olahan. produk dan
(GHP/GMP). efisiensi.
3. Tersedia Rekaman
pelaksanaan c. Peralatan
pengolahan. pabrik kelapa
sawit harus
dipelihara
untuk
menjamin
proses
pengolahan
TBS dapat
memenuhi
kualitas hasil
yang
diharapkan.
d. Harus
ditetapkan dan
diterapkan
sistem/ cara
identifikasi
produk yang
mampu telusur
untuk
menjamin
ketelusuran
rantai suplai
(hanya bagi
pabrik yang
menerapkan
supply chain
certification/
sertifikasi rantai
suplai).
2.2.4 Pengelolaan
limbah.
300
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
2.2.7 Pemanfaatan
limbah.
3. PENGELOLAAN
DAN
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN.
Untuk industri
yang tidak
melakukan Land
Aplication wajib:
a. Memantau
limbah cair
setiap bulan.
306
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
b. Melaporkan per
tiga bulan
sekali hasil
pemantauan
limbah cair, per
enam bulan
emisi udara
dan ambien
kepada
PEMDA
dengan
tembusan KLH;
Pengelola Limbah
B3 di pabrik harus
melakukan hal
sebagai berikut:
a. Melaporkan
tiga bulan
sekali
pengelolaan
limbah B3 di
Industri CPO-
nya;
b. Mengirimkan
jenis LB3 yang
dihasilkan ke
pihak ketiga
yang berizin;
c. Membuat
logbook/neraca
(catatan keluar
masuk limbah)
untuk LB3 yang
dihasilkan,
dikelola lanjut
dan yang
tersimpan di
TPS LB3;
d. Melaporkan
neraca LB3
307
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
dan manifest
pengiriman LB3
secara berkala
setiap 3 (tiga)
bulan sekali
kepada KNLH
cc. Pemda
Provinsi dan
Pemda
Kab/Kota;
Pengelola
perkebunan 1. Tersedia SOP a. Melakukan
harus melakukan pencegahan dan pelatihan
pencegahan dan penanggulangan penanggulanga
penanggulangan kebakaran n kebakaran
kebakaran. secara periodik
2. Tersedia SDM yang
mampu mencegah b. Melakukan
dan menangani pemantauan
kebakaran. dan
pencegahan
3. Tersedia sarana dan
kebakaran
prasarana
serta
pengendalian/penang
melaporkan
gulangan kebakaran;
hasilnya secara
4. Memiliki organisasi berkala
dan sistem tanggap (minimal 6 bln
darurat; sekali) kepada
5. Tersedia Rekaman Gubernur,
pelaksanaan Bupati/
pencegahan dan Walikota dan
penanggulangan instansi terkait.
kebakaran, c. Melakukan
pemantauan penanggulanga
kebakaran dan n bila terjadi
pelaporannya. kebakaran.
3.4. Pelestarian
biodiversity
312
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
b. Dilakukan
penanaman
tanaman yang
berfungsi
sebagai
penahan erosi
pada
sempadan
sungai.
c. Apabila di
kawasan
sempadan
sungai sudah
ditanami
kelapa sawit
dan sudah
menghasilkan
(>4 tahun),
maka perlu
dilakukan
program
rehabilitasi
pada saat
peremajaan
(replanting).
4. TANGGUNG
JAWAB
TERHADAP
PEKERJA.
4.3. Penggunaan
Pekerja Anak
dan Diskriminasi
pekerja (Suku,
Ras, Gender dan
Agama)
4.4. Pembentukan
Serikat Pekerja.
5. TANGGUNG
JAWAB SOSIAL
DAN
KOMUNITAS
6. PEMBERDAYAA
N KEGIATAN
EKONOMI
MASYARAKAT
6.1. Pengembangan
Usaha Lokal
319
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
7. PENINGKATAN
USAHA
SECARA
BERKELANJUT
AN
c. Pelaksanaan
tindakan
korektif maupun
preventif
sebagai tindak
lanjut terhadap
adanya ketidak
sesuaian
terhadap
pengembangan
perkebunan
320
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
kelapa sawit
berkelanjutan.
MENTERI PERTANIAN
ttd
SUSWONO
321