Anda di halaman 1dari 46

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2011
TANGGAL : 29 Maret 2011

PERSYARATAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN


INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO)

Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
1. SISTEM
PERIZINAN
DAN
MANAJEMEN
PERKEBUNAN

1.1. Perizinan dan 1. Telah memiliki Izin a. Izin Lokasi dari


sertifikat. Lokasi dari pejabat Gubernur/Bup
Pengelola yang berwenang ati sesuai
perkebunan kecuali kebun-kebun kewenanganny
harus konversi hak barat a untuk areal
memperoleh (erfpahct); APL dan
perizinan serta kesepakatan
2. Telah memiliki
sertifikat tanah. dengan
perizinan yang
masyarakat/M
sesuai seperti: IUP,
asyarakat
IUP-B, IUP-P, SPUP,
Hukum
ITUP,
Adat/ulayat
Izin/Persetujuan
tentang
Prinsip.
kesepakatan
3. Telah memiliki hak penggunaanny
atas tanah/dalam a, besarnya
proses, sertifikat kompensasi
yang sesuai, seperti : serta hak dan
HGU, HGB, Hak kewajiban
Pakai (HP), atau masing-
konversi hak barat masing pihak.
(erfpahct). Telah memiliki
HGU bagi
perusahaan
yang lahannya
merupakan
konversi hak
barat
(erfpahct).
b. Izin lokasi
276
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
yang terletak
dikawasan
HPK harus
terlebih dahulu
mendapatkan
pelepasan
kawasan hutan
dari Menteri
Kehutanan.
c. Izin lokasi
untuk
perkebunan
kelapa sawit
maksimum
untuk satu
perusahaan
adalah
100.000 ha
untuk
Indonesia.
Pembatasan
luas areal
tersebut tidak
berlaku bagi
koperasi
usaha
perkebunan,
perusahaan
perkebunan
yang sebagian
besar
sahamnya
dikuasai oleh
negara baik
Pemerintah,
Provinsi atau
Kabupaten/Kot
a atau
Perusahaan
Perkebunan
yang
sahamnya
dimiliki oleh

277
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
masyarakat
dalam rangka
go public.
Khusus untuk
Provinsi Papua
luas
maksimum
provinsi dua
kali provinsi
lainnya.
d. Bagi
perusahaan
perkebunan
dengan luas
areal tertentu
(≥ 25 ha) dan
atau kapasitas
pengolahan
kelapa sawit
tertentu (≥ 5
ton TBS/jam)
wajib memiliki
Izin Usaha
Perkebunan
/IUP (> 1.000
ha dan harus
memiliki PKS),
memiliki IUP-B
bagi pelaku
usaha
budidaya (25
ha – 1.000 ha)
, dan IUP-P
bagi pelaku
usaha
Pengolahan
(harus
didukung 20%
bahan baku
dari kebun
sendiri).
e. Izin Lokasi dan
IUP
278
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
merupakan
salah satu
persyaratan
bagi
perusahaan
untuk
mengajukan
permohonan
HGU.

1.2 Pembangunan
kebun untuk
masyarakat
sekitar

Perusahaan 1. Dokumen kerjasama a. Kewajiban


perkebunan perusahaan dengan membangun
yang memiliki masyarakat sekitar kebun untuk
IUP atau IUP-B kebun untuk masyarakat
wajib pembangunan sekitar paling
membangun kebun masyarakat rendah 20%
kebun untuk paling rendah 20% hanya untuk
masyarakat dari total areal kebun perusahaan
sekitar paling yang diusahakan; yang
rendah seluas 2. Laporan
memperoleh
20% dari total perkembangan
IUP dan IUP-
luas areal kebun B
realisasi
yang diusahakan pembangunan berdasarkan
Permentan
kebun masyarakat
Nomor 26
Tahun 2007;
b. Pembanguna
n kebun
masyarakat
dapat
dilakukan
antara lain
melalui pola
kredit, hibah
atau bagi
hasil;
c. Pembanguna
n kebun untuk
279
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
masyarakat
dilakukan
bersamaan
dengan
pembangunan
kebun yang
diusahakan
oleh
perusahaan;
d. Rencana
pembangunan
kebun
masyarakat
harus
diketahui oleh
Bupati/walikot
a

1.3. Lokasi
Perkebunan

Pengelola 1. Rencana tataruang a. Bagi


perkebunan sesuai dengan perusahaan
harus ketentuan yang yang berlokasi
memastikan berlaku atau di
bahwa ketentuan lainnya provinsi/kabup
penggunaan yang ditentukan oleh aten yang
lahan pemerintah daerah belum
perkebunan setempat. menetapkan
telah sesuai 2. Dokumen Izin Lokasi
RUTWP/
dengan Rencana perusahaan yang RUTWK,
Umum dikeluarkan oleh
dapat
Tataruang instansi yang
menggunakan
Wilayah Provinsi berwenang;
Rencana
(RUTWP) atau Umum Tata
Rencana Umum 3. Keputusan Menteri Ruang yang
Tataruang Kehutanan bagi berlaku.
Wilayah lahan yang
b. Tanah yang
Kabupaten/Kota memerlukan
dapat ditunjuk
(RUTWK) sesuai Pelepasan Kawasan
dalam Izin
dengan Hutan atau
Lokasi adalah
perundangan memerlukan
tanah yang
yang berlaku Perubahan
menurut
280
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
atau kebijakan Peruntukan dan Tataruang
lain yang sesuai Fungsi Kawasan Wilayah yang
dengan Hutan berlaku
ketetapan yang diperuntukkan
4. Rekaman perolehan
ditentukan oleh bagi
hak atas tanah
pemerintah atau penggunaan
pemerintah 5. Peta lokasi yang sesuai
setempat. kebun/topografi/jenis dengan
tanah. rencana
pengembanga
n wilayah
tersebut yang
akan
dilaksanakan
oleh suatu
perusahaan.
c. Perusahaan
pemegang
Izin Lokasi
wajib
menghormati
kepentingan
pihak pihak
lain atas
tanah yang
belum
dibebaskan,
tidak menutup
atau
mengurangi
aksesibilitas
dan
melindungi
kepentingan
umum.
d. Bagi lahan
yang berasal
dari Kawasan
Hutan yaitu
Hutan
Produksi
Konversi
(HPK)
281
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
diperlukan
persetujuan
dari Menteri
Kehutan serta
perusahaan
perkebunan
kelapa sawit
telah
memenuhi
kewajiban
tukar menukar
kawasan
sesuai
ketentuan
yang berlaku.

e. Bagi
perusahaan
perkebunan
yang
memperoleh
hak atas
tanah
sebelum
tahun 1960
(Undang-
Undang
Pokok
Agraria),
cukup
menunjukkan
HGU yang
terakhir.
f. Melaporkan
perkembanga
n perolehan
hak atas
tanah dan
penggunaann
ya.
1.4 Tumpang Tindih
dengan Usaha
Pertambangan
282
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria

Pengelola usaha 1. Tersedia a. Pengusaha


Perkebunan kesepakatan pertambanga
apabila di dalam bersama antara n mineral
areal pemegang hak atas dan/atau
perkebunannya tanah (pengusaha batubara yang
terdapat Izin perkebunan) dengan memperoleh
Usaha pengusaha Izin Lokasi
Pertambangan pertambangan Pertambanga
harus tentang besarnya n pada areal
diselesaikan kompensasi Izin Lokasi
sesuai dengan Usaha
2. Kesanggupan
ketentuan yang Perkebunan,
Pengusaha
berlaku. Pertambangan
harus
mendapat izin
secara tertulis untuk
dari
mengembalikan
pemegang
tanah bekas
hak atas
tambang seperti
tanah.
kondisi semula
(tanah lapisan b. Apabila usaha
bawah di bawah dan pertambanga
lapisan atas berada n telah selesai
di atas) tanpa dan usaha
menimbulkan perkebunan
dampak erosi dan masih
kerusakan lahan dan berjalan,
lingkungan maka lahan
tersebut wajib
dikembalikan
untuk usaha
perkebunan
dan reklamasi
lahan harus
sesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku
agar lahan
tersebut tetap
produktif
untuk usaha
perkebunan
kelapa sawit.

283
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
c. Biaya
reklamasi
lahan menjadi
beban pihak
pengusaha
pertambanga
n.
1.5. Sengketa Lahan
dan Kompensasi

Pengelola 1. Tersedia mekanisme a. Sengketa


perkebunan penyelesaian lahan dengan
harus sengketa lahan yang masyarakat
memastikan terdokumentasi. sekitar kebun
bahwa lahan 2. Tersedia peta lokasi /petani
perkebunan lahan yang diselesaikan
yang digunakan disengketakan. secara
bebas dari status musyawarah/
sengketa 3. Tersedia salinan mufakat.
dengan perjanjian yang telah
b. Penetapan
masyarakat/peta disepakati.
besarnya
ni disekitarnya. 4. Tersedia rekaman kompensasi
Apabila terdapat progres musyawarah dan lamanya
sengketa maka untuk penyelesaian penggunaan
harus sengketa disimpan. lahan
diselesaikan masyarakat
secara untuk usaha
musyawarah perkebunan
untuk dilakukan
mendapatkan secara
kesepakatan musyawarah.
sesuai dengan
peraturan c. Apabila
perundangan penyelesaian
dan /atau sengketa
ketentuan adat lahan melalui
yang berlaku musyawarah
namun bila tidak tidak
terjadi menemui
kesepakatan kesepakatan,
maka maka lahan
penyelesaian yang
sengketa lahan disengketakan
harus
284
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
harus diselesaikan
menempuh jalur melalui jalur
hukum. hukum/penga
dilan negeri.
1.6. Bentuk Badan
Hukum
Perkebunan Telah memiliki dokumen Bentuk badan
kelapa sawit yang sah tentang hukum antara lain:
yang dikelola bentuk badan hukum a. Perseroan
harus berbentuk akta notaris Terbatas;
mempunyai yang disahkan oleh
bentuk badan Menteri Hukum dan Hak b. Yayasan;
hukum yang Asasi Manusia (dh. c. Koperasi.
jelas sesuai Menkumham).
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku.
1.7. Manajemen
Perkebunan

Perkebunan 1. Perusahaan telah a. Visi dan Misi


harus memiliki memiliki Visi dan Misi menjadi
perencanaan untuk memproduksi komitmen
jangka panjang minyak sawit lestari. perusahaan
untuk dari pimpinan
2. Memiliki SOP untuk
memproduksi tertinggi dan
praktek budidaya dan
minyak sawit seluruh
pengolahan hasil
lestari. karyawan;
perkebunan.
b. Tersedia
3. Memiliki struktur
rencana kerja
organisasi dan uraian
jangka pendek
tugas yang jelas bagi
dan jangka
setiap unit dan
panjang
pelaksana.
pembangunan
4. Memiliki perkebunan;
perencanaan untuk
c. Tersedia hasil
menjamin
audit neraca
berlangsungnya
keuangan
usaha perkebunan.
perusahaan
5. Memiliki sistem oleh akuntan
manajemen publik;
Keuangan
285
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
Perusahaan dan d. Tersedia
keamanan ekonomi laporan
dan keuangan yang tahunan yang
terjamin dalam secara lengkap
jangka panjang. menjelaskan
6. Memiliki Sistem kegiatan
Manajemen Sumber perusahaan;
Daya Manusia e. Tersedia
(SDM). informasi
tentang
kewajiban
pembayaran
pajak;
f. Tersedia SOP
perekrutan
karyawan;
g. Tersedia
sistem
penggajian
dan pemberian
insentif;
h. Memiliki sistem
jenjang karier
dan penilaian
prestasi kerja;
i. Tersedia
peraturan
perusahaan
tentang hak
dan kewajiban
karyawan ;
j. Tersedia
peraturan dan
sarana
keselamatan
dan kesehatan
kerja (K3) ;
k. Rekaman
pelatihan yang
telah diikuti

286
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
oleh karyawan
kebun;
l. Identifikasi
jenis pelatihan
yang
diperlukan oleh
perusahaan.

1.8. Rencana dan 1. Rekaman rencana a. Realisasi


realisasi dan realisasi pemanfaatan
pembangunan pemanfaatan lahan lahan sesuai
kebun dan (HGU, HGB, HP, dll) dengan
pabrik untuk pembangunan peruntukannya
perkebunan (untuk
(pembangunan tanaman
kebun, pabrik, kelapa sawit)
kantor, perumahan dan waktu
karyawan, dan yang diberikan;
sarana pendukung b. Realisasi
lainnya). pemanfaatan
2. Rekaman rencana lahan sesuai
dan realisasi dengan izin
kapasitas pabrik yang
kelapa sawit. dikeluarkan
(HGU, HGB,
HP dll).
c. Tersedia
pabrik
pengolahan
kelapa sawit
(PKS) dan
kapasitasnya ;
d. Tersedia
bahan baku
pabrik sesuai
kapasitas
Pabrik/Mill.

1.9. Pemberian 1. Tersedianya a. Jenis


informasi kepada mekanisme informasi yang
instansi terkait pemberian informasi; bersifat
sesuai ketentuan rahasia adalah
287
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
yang berlaku kerahasiaan
2. Tersedia rekaman
dan pemangku dagang atau
pemberian informasi
kepentingan bilamana
kepada instansi
lainnya pengungkapan
terkait;
terkecuali informasi
menyangkut hal 3. Daftar jenis tersebut akan
yang patut informasi/data yang berdampak
dirahasiakan dapat diperoleh oleh negatif
pemangku terhadap
kepentingan lainnya; lingkungan
4. Rekaman permintaan dan sosial;
informasi oleh b. Sebelum
pemangku dimulai
kepentingan lainnya; kegiatan
5. Rekaman tanggapan perusahaan
terhadap permintaan dan Surat
informasi Keputusan
ditandatangani
oleh
Bupati/Walikot
a diadakan
rapat
koordinasi
disertai
konsultasi
dengan
masyarakat
pemegang hak
atas tanah
dalam lokasi
yang dimohon
antara lain:
1) Penyebarlu
asan
informasi
mengenai
rencana
pembangun
an
perkebunan
, ruang
lingkup dan
dampaknya
288
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
, rencana
perolehan
dan
penyelesaia
n perolehan
tanah;
2) Informasi
mengenai
rencana
pengemban
gan dan
penyelesaia
n masalah
yang
ditemui;
3)
Pengumpul
an
informasi
untuk
memperole
h data
sosial dan
lingkungan;
4) Peranserta
masyarakat
serta
alternatif
bentuk dan
besarnya
ganti rugi
tanah.

2. PENERAPAN
PEDOMAN
TEKNIS
BUDIDAYA DAN
PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT.

2.1. Penerapan 1. Tersedia SOP a. SOP


289
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
pedoman teknis pembukaan lahan pembukaan
budidaya lahan harus
2. Tersedia rekaman
mencakup :
pembukaan lahan
2.1.1 Pembukaan - Pembukaan
lahan lahan tanpa
Pembukaan bakar
lahan yang - Sudah
memenuhi memperhati
kaidah-kaidah kan kaidah-
konservasi tanah kaidah
dan air konservasi
tanah dan
air;
b. Dokumentasi
kegiatan
pembukaan
lahan tanpa
pembakaran
sejak tahun
2004 tidak
diperkenankan.
c. Pembukaan
lahan dilakukan
berdasarkan
hasil
AMDAL/UKL-
UPL.
d. Pada lahan
dengan
kemiringan di
atas 40% tidak
dilakukan
pembukaan
lahan.
e. Pembuatan
sistem
drainase,
terasering,
penanaman
tanaman
penutup tanah
(cover crops)
untuk
290
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
meminimalisir
erosi dan
kerusakan/degr
adasi tanah.

2.1.2 Konservasi 1. Tersedia rekaman a. Perusahaan


Terhadap pengelolaan air dan harus
Sumber dan pemeliharaan sumber menggunakan
Kualitas Air air. air secara
efisien.
2. Tersedia program
pemantauan kualitas b. Perusahaan
air permukaan yang menjaga air
dimanfaatkan oleh buangan tidak
masyarakat sekitar terkontaminasi
perkebunan. limbah
sehingga tidak
3. Tersedia rekaman
menimbulkan
penggunaan air untuk
pabrik kelapa sawit. dampak negatif
terhadap
pengguna air
lainnya.
c. Perusahaan
melakukan
pengujian mutu
air di
laboratorium
secara berkala.
d. Perusahaan
harus
melakukan
upaya untuk
menghindari
terjadinya erosi
pada
sempadan
sungai di lokasi
perkebunan;
e. Perusahaan
harus
melindungi/mel
estarikan
sumber air
291
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
yang ada di
areal
perkebunan.

2.1.3 Perbenihan

Pengelola 1. Tersedia SOP Prosedur atau


perkebunan perbenihan. instruksi
dalam kerja/SOP
2. Tersedia rekaman
asal benih yang pelaksanaan
menghasilkan
proses
benih unggul digunakan.
perbenihan harus
bermutu harus 3. Tersedia dapat menjamin :
mengacu rekaman/dokumentas
kepada a. Benih yang
i pelaksanaan
peraturan digunakan
perbenihan.
sejak tahun
perundang- 4. Tersedia 1997
undangan yang rekaman/dokumen merupakan
berlaku dan penanganan benih bina
baku teknis benih/bibit yang tidak yang berasal
perbenihan. memenuhi dari sumber
persyaratan. benih yang
telah
mendapat
pengakuan
dari
pemerintah
dan
bersertifikat
dari instansi
yang
berwenang.
b. Umur dan
kualitas benih
yang
disalurkan
sesuai
ketentuan
teknis.
c. Penanganan
terhadap benih
yang tidak
memenuhi
persyaratan
dituangkan
dalam Berita
292
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
Acara.
2.1.4 Penanaman
pada lahan
mineral

Pengelola 1. Tersedia SOP a. SOP atau


penanaman yang instruksi kerja
perkebunan
mengacu kepada penanaman
harus melakukan Pedoman Teknis harus
penanaman Pembangunan Kebun mencakup :
sesuai baku Kelapa Sawit di lahan
teknis - Pengaturan
mineral dan/atau jumlah
lahan gambut. tanaman
2. Tersedia rekaman dan jarak
pelaksanaan tanaman
penanaman; sesuai
dengan
kondisi
lapangan
dan praktek
budidaya
perkebunan
terbaik.
- Adanya
tanaman
penutup
tanah
dan/atau
tanaman
sela.
- Pembuatan
terasering
untuk lahan
miring.
b. Rencana dan
realisasi
penanaman.
2.1.5 Penanaman
pada Lahan
Gambut

Penanaman 1. Tersedia SOP SOP atau


kelapa sawit /instruksi kerja instruksi kerja
pada lahan untuk penanaman penanaman harus
mencakup :
gambut dapat pada lahan gambut
293
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
dilakukan dan mengacu a. Penanaman
dengan kepada ketentuan dilakukan pada
memperhatikan yang berlaku. lahan gambut
karakteristik berbentuk
2. Rekaman
lahan gambut hamparan
pelaksanaan
sehingga tidak dengan
penanaman
menimbulkan kedalaman < 3
tanaman
kerusakan fungsi m dan proporsi
terdokumentasi.
lingkungan mencakup 70%
dari total areal;
Lapisan tanah
mineral
dibawah
gambut bukan
pasir kuarsa
atau tanah
sulfat masam
dan pada lahan
gambut dengan
tingkat
kematangan
matang
(saprik).
b. Pengaturan
jumlah
tanaman dan
jarak tanaman
sesuai dengan
kondisi
lapangan dan
praktek
budidaya
perkebunan
terbaik.
c. Adanya
tanaman
penutup tanah.
d. Pengaturan
tinggi air tanah
(water level)
antara 50 – 60
cm untuk
menghambat
emisi karbon
dari lahan
294
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
gambut

2.1.6 Pemeliharaan 1. Tersedia SOP Pemeliharaan


tanaman pemeliharaan tanaman
tanaman yang mencakup
mengacu kepada kegiatan:
Pedoman Teknis - Mempertahank
Pembangunan Kebun an jumlah
Kelapa Sawit. tanaman
sesuai standar;
2. Tersedia
rekaman/dokumen - Pemeliharaan
pelaksanaan terasering dan
pemeliharaan tinggi muka air
tanaman. (drainase);
- Pemeliharaan
piringan;
- Pemeliharaan
tanaman
penutup tanah
(cover crop).
- Sanitasi kebun
dan
penyiangan
gulma;
- Pemupukan
berdasarkan
hasil analisa
tanah dan
daun.

2.1.7 Pengendalian
Organisme
Pengganggu
Tanaman (OPT)

Pengelola 1. Tersedia SOP SOP dan instruksi


perkebunan pengamatan dan kerja
harus pengendalian OPT. pengendalian
menerapkan OPT harus dapat
2. Tersedia SOP
sistem menjamin bahwa :
penanganan limbah
Pengendalian pestisida. a. Pengendalian
Hama Terpadu
3. Tersedia rekaman OPT
(PHT) sesuai
295
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
Pedoman pelaksanaan dilakukan
Teknis. pengamatan dan secara
pengendalian OPT; terpadu
(pengendalian
4. Tersedia rekaman
hama
jenis pestisida
terpadu/PHT),
(sintetik dan nabati)
dan agens pengendali yaitu
memadukan
hayati (parasitoid,
predator, feromon, berbagai
teknik
agens hayati, dll.)
pengendalian
yang digunakan.
secara
5. Tersedia rekaman mekanis,
jenis tanaman inang biologis, fisik
musuh alami OPT. dan kimiawi.
b. Diterapkan
sistem
peringatan
dini (Early
Warning
Sistem /
EWS) melalui
pengamatan
OPT secara
berkala;
c. Pestisida
yang
digunakan
telah terdaftar
di Komisi
Pestisida
Kementerian
Pertanian.
d. Penanganan
limbah
pestisida
dilakukan
sesuai
petunjuk
teknis untuk
meminimalisir
dampak
negatif
296
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
terhadap
lingkungan;
e. Tersedia
sarana
pengendalian
sesuai SOP
atau instruksi
kerja.
f. Tersedia
tenaga (regu)
pengendali
yang sudah
terlatih.
g. Tersedia
gudang
penyimpanan
alat dan
bahan
pengendali
OPT.

2.1.8 Pemanenan

Pengelola 1. Tersedia SOP a. SOP dan


perkebunan pelaksanaan instruksi kerja
melakukan pemanenan. pelaksanaan
panen tepat pemanenan
2. Tersedia rekaman
waktu dan harus
pelaksanaan
dengan cara mencakup :
pemanenan.
yang benar. - Penyiapan
tenaga
kerja,
peralatan
dan sarana
penunjangn
ya.
- Penetapan
kriteria
matang
panen dan
putaran
panen.
b. Kesesuaian
297
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
pelaksanaan
pemanenan
dengan SOP
yang ada.
2.2. Penerapan
pedoman teknis
pengolahan hasil
perkebunan.

2.2.1 Pengangkutan
Buah.

Pengelola 1. Tersedia SOP untuk a. SOP / Instruksi


perkebunan pengangkutan TBS. kerja
harus pengangkutan
2. Tersedia Rekaman
memastikan buah berisikan
pelaksanaan
bahwa TBS yang ketentuan
pengangkutan TBS;
dipanen harus sebagai
segera diangkut berikut:
ke tempat - Ketersediaan
pengolahan alat
untuk transportasi
menghindari serta sarana
penurunan pendukungn
kualitas. ya.
- Buah harus
terjaga dari
kerusakan,
kontaminasi,
kehilangan,
terjadinya
fermentasi
- Ketepatan
waktu
sampai di
tempat
pengolahan.
b. Kesesuaian
pelaksanaan
pengangkutan
TBS dengan
SOP yang ada.
2.2.2 Penerimaan TBS
di PABRIK

298
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
Pengelola pabrik 1. Tersedia SOP a. SOP
memastikan penerimaan dan penerimaan
bahwa TBS yang pemeriksaan/ sortasi dan
diterima sesuai TBS pemeriksaan /
sortasi TBS
dengan 2. Tersedia Rekaman
juga harus
persyaratan penerimaan TBS
mencakup :
yang telah yang sesuai dan tidak
ditetapkan. sesuai dengan - Kriteria
persyaratan. sortasi buah
yang
diterima
- pengaturan
terhadap
TBS /
brondolan
yang tidak
memenuhi
syarat.
b. Kriteria TBS
yang diterima
di PABRIK
harus dibuat
terbuka.
c. Penetapan
harga
pembelian TBS
mengikuti
ketentuan yang
berlaku, dan
tersedia
rekapitulasi
ketetapan
harga TBS dari
instansi yang
berwenang.
d. Kesesuaian
pelaksanaan
penerimaan /
sortasi
penerimaan
TBS dengan
SOP yang ada.
2.2.3 Pengolahan
TBS.

Pengelola pabrik
299
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
harus 1. Tersedia SOP atau a. Harus ada
merencanakan instruksi kerja yang perencanaan
dan diperlukan baik untuk produksi.
melaksanakan proses pengolahan b. Peralatan dan
maupun proses
pengolahan TBS mesin-mesin
pemantauan dan
melalui produksi harus
pengukuran kualitas
penerapan dirawat dan
CPO.
praktek dikendalikan
2. Tersedia informasi untuk
pengelolaan /
yang menguraikan mencapai
pengolahan spesifikasi / standar kesesuaian
terbaik hasil olahan. produk dan
(GHP/GMP). efisiensi.
3. Tersedia Rekaman
pelaksanaan c. Peralatan
pengolahan. pabrik kelapa
sawit harus
dipelihara
untuk
menjamin
proses
pengolahan
TBS dapat
memenuhi
kualitas hasil
yang
diharapkan.
d. Harus
ditetapkan dan
diterapkan
sistem/ cara
identifikasi
produk yang
mampu telusur
untuk
menjamin
ketelusuran
rantai suplai
(hanya bagi
pabrik yang
menerapkan
supply chain
certification/
sertifikasi rantai
suplai).

2.2.4 Pengelolaan
limbah.
300
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria

Pengelola pabrik 1. Tersedia instruksi Prosedur dan


memastikan kerja / SOP petunjuk teknis
bahwa limbah mengenai pengelolaan
pabrik kelapa pengelolaan limbah limbah antara lain
sawit dikelola (cair dan udara). mencakup tentang
sesuai dengan :
2. Rekaman mengenai
ketentuan yang pengukuran kualitas a. Pengukuran
berlaku.
limbah cair. kualitas limbah
cair di outlet
3. Rekaman mengenai
Instalasi
pengukuran kualitas
Pengolahan Air
udara (emisi dan
Limbah (IPAL)
ambient)
sesuai
4. Rekaman pelaporan ketentuan yang
pemantauan berlaku;
pengelolaan limbah
b. Pengukuran
kepada instansi yang
kualitas udara
berwenang
emisi dari
terdokumentasi.
semua sumber
5. Tersedia surat izin emisi dan
pembuangan air udara ambien
limbah dari instansi sesuai
terkait ketentuan yang
berlaku
c. Melaporkan per
tiga bulan hasil
pengukuran air
limbah setiap
bulan
d. Melaporkan per
enam bulan
hasil
pengukuran
udara emisi
dan udara
ambien
e. Untuk
mengurangi
emisi Gas
Rumah Kaca
khususnya gas
301
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
metan dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
Metan
Trapping;
f. Untuk
mengetahui
bahwa kualitas
limbah sudah
tidak
berbahaya bagi
lingkungan dan
dapat dibuang
ke sungai,
pada kolam
terakhir
perusahaan
sering
memelihara
berbagai
beberapa jenis
ikan di kolam
tersebut.
2.2.5 Pengelolaan
Limbah B3

Limbah B3 a. Tersedia instruksi Pengelola Limbah


merupakan kerja / SOP mengenai B3 di pabrik harus
limbah yang pengelolaan limbah melakukan hal
mengandung B3; sbb:
bahan
berbahaya dan b. Limbah B3 termasuk a. Melaporkan
atau beracun kemasan pestisida, oli tiga bulan
yang karena sifat bekas dan lain lain sekali
dan dibuang sesuai pengelolaan
konsentrasinya peraturan perundang limbah B3 di
dan atau undangan yang Industri CPO-
jumlahnya dapat berlaku; nya;
mencemarkan
dan atau c. Rekaman b. Mengirimkan
merusak penanganan limbah jenis LB3 yang
lingkungan B3 terdokumentasi dihasilkan ke
hidup, oleh pihak ketiga
d. Tersedia surat izin
yang berizin;
302
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
karena itu harus penyimpanan c. Membuat
dilakukan upaya dan/atau
optimal agar logbook/neraca
pemanfaatan limbah
kualitas (catatan keluar
B3 dari instansi
lingkungan masuk limbah)
terkait
kembali kepada untuk LB3 yang
fungsi semula. dihasilkan,
dikelola lanjut
dan yang
tersimpan di
TPS LB3;
d. Melaporkan
neraca LB3
dan manifest
pengiriman LB3
secara berkala
setiap 3 (tiga)
bulan sekali
kepada KNLH
cc. Pemda
Provinsi dan
Pemda
Kab/Kota;

2.2.6 Gangguan dari


Sumber yang
tidak Bergerak

Gangguan 1. Tersedia . Pedoman


sumber yang SOP/instruksi kerja teknis
tidak bergerak untuk menangani pengendalian
berupa baku gangguan sumber dari sumber
tingkat
tidak bergerak sesuai gangguan tidak
kebisingan, baku
dengan pedoman bergerak
tingkat getaran,
baku tingkat yang yang diterbitkan ditetapkan oleh
kebauan dan dari instansi yang instansi yang
baku tingkat tekait; terkait;
gangguan . Baku tingkat
2. Laporan hasil
lainnya gangguan dari
pengukuran baku
ditetapkan sumber tidak
tingkat gangguan dari
dengan bergerak setiap
sumber yang tidak
mempertimbang 5 (lima) ditinjau
bergerak kepada
303
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
kan aspek instansi yang terkait; kembali
kenyamanan
terhadap 3. Rekaman
manusia penanganan
dan/atau aspek gangguan dari
keselamatan sumber tidak
sarana fisik serta bergerak
kelestarian terdokumentasi.
bangunan.

2.2.7 Pemanfaatan
limbah.

Pengelola 1. Tersedia SOP a. Pengelola


Perkebunan/Pab pemanfaatan limbah. perkebunan/
rik harus pabrik dapat
2. Tersedia surat izin
memanfaatkan memanfaatkan
pemanfaatan limbah
limbah untuk limbah antara
cair untuk Land
meningkatkan lain:
Application (LA) dari
efisiensi dan instansi terkait. 1) Pemanfaata
mengurangi
n limbah
dampak 3. Tersedia Rekaman
padat
lingkungan. pemanfaatan limbah
padat dan cair. berupa
serat
cangkang
dan janjang
kosong
untuk
bahan
bakar;
2) Pemanfaata
n
tandan/janj
ang kosong
untuk
pupuk
organik;
3) Pemanfaata
n Land
Application
sesuai
dengan
ketentuan
304
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
yang
berlaku.
b. Penyimpanan
limbah di pabrik
tidak boleh
menimbulkan
pencemaran
lingkungan
atau
menyebabkan
terjadinya
kebakaran
pabrik.
c. Tersedia
perhitungan
pengurangan
emisi bila
menggunakan
bahan bakar
terbarukan
termasuk
biomassa
dibandingkan
dengan bahan
bakar minyak
bumi;
d. Pemanfaatan
limbah cair
harus
dilaporkan
kepada instansi
yang
berwenang.

3. PENGELOLAAN
DAN
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN.

3.1. Kewajiban 1. Memiliki IPAL Untuk industri


pengelola kebun (Instalasi Pengolahan kelapa sawit yang
yang memiliki Air Limbah); melakukan Land
305
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
pabrik Aplication wajib :
2. Memiliki izin
pemanfaatan limbah a. Memantau
Pengelola cair dari instansi limbah cair,
perkebunan berwenang bagi yang kualitas tanah
yang memiliki melakukan LA (Land dan kualitas air
pabrik harus Aplication). tanah sesuai
melaksanakan ketentuan yang
kewajiban 3. Memiliki izin dari
berlaku;
pengelolaan dan Pemerintah Daerah
pemantauan untuk pembuangan b. Melaporkan per
lingkungan limbah cair ke badan tiga bulan hasil
sesuai ketentuan air. pemantauan air
yang berlaku. limbah yang
4. Memiliki izin dari KLH
dilakukan
untuk pabrik yang
setiap bulan;
membuang limbah
melaporkan
cairnya ke laut.
pengukuran air
5. Tersedia rekaman tanah, sumur
terkait kegiatan (1 s/d pantau setiap 6
4). bulan sekali;
dan
pengukuran
kualitas tanah 1
tahun sekali.
c. Melaporkan
kualitas udara
emisi dari
semua sumber
emisi dan
ambient setiap
6 bulan sekali
kepada
PEMDA
dengan
tembusan KLH;

Untuk industri
yang tidak
melakukan Land
Aplication wajib:
a. Memantau
limbah cair
setiap bulan.
306
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
b. Melaporkan per
tiga bulan
sekali hasil
pemantauan
limbah cair, per
enam bulan
emisi udara
dan ambien
kepada
PEMDA
dengan
tembusan KLH;

Pengelola Limbah
B3 di pabrik harus
melakukan hal
sebagai berikut:
a. Melaporkan
tiga bulan
sekali
pengelolaan
limbah B3 di
Industri CPO-
nya;
b. Mengirimkan
jenis LB3 yang
dihasilkan ke
pihak ketiga
yang berizin;
c. Membuat
logbook/neraca
(catatan keluar
masuk limbah)
untuk LB3 yang
dihasilkan,
dikelola lanjut
dan yang
tersimpan di
TPS LB3;
d. Melaporkan
neraca LB3
307
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
dan manifest
pengiriman LB3
secara berkala
setiap 3 (tiga)
bulan sekali
kepada KNLH
cc. Pemda
Provinsi dan
Pemda
Kab/Kota;

3.2. Kewajiban terkait


analisa dampak
lingkungan
AMDAL,UKL dan
UPL.

Pengelola 1. Memiliki dokumen a. Pelaku usaha


perkebunan AMDAL bagi pelaku perkebunan
harus usaha perkebunan kelapa sawit
melaksanakan kelapa sawit yang sebelum
kewajibannya mengelola lahan > melakukan
terkait AMDAL, 3.000 ha. usahanya wajib
UKL dan UPL 2. Memiliki dokumen membuat
sesuai ketentuan UKL/UPL bagi pelaku dokumen
perundang- usaha perkebunan lingkungan
undangan yang kelapa sawit yang (AMDAL,
berlaku. UKL/UPL).
mengelola lahan <
3.000 ha b. Pelaku usaha
perkebunan
3. Tersedia Rekaman
terkait pelaksanaan kelapa sawit
penerapan hasil yang telah
AMDAL,UKL/UPL beroperasi
termasuk laporan wajib
menerapkan
kepada instansi yang
hasil AMDAL,
berwenang.
UKL/UPL;
c. Melaporkan
hasil
pemantauan
dan
pengelolaan
308
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
lingkungan
secara rutin
kepada instansi
yang
berwenang.

3.3. Pencegahan dan


penanggulangan
kebakaran.

Pengelola
perkebunan 1. Tersedia SOP a. Melakukan
harus melakukan pencegahan dan pelatihan
pencegahan dan penanggulangan penanggulanga
penanggulangan kebakaran n kebakaran
kebakaran. secara periodik
2. Tersedia SDM yang
mampu mencegah b. Melakukan
dan menangani pemantauan
kebakaran. dan
pencegahan
3. Tersedia sarana dan
kebakaran
prasarana
serta
pengendalian/penang
melaporkan
gulangan kebakaran;
hasilnya secara
4. Memiliki organisasi berkala
dan sistem tanggap (minimal 6 bln
darurat; sekali) kepada
5. Tersedia Rekaman Gubernur,
pelaksanaan Bupati/
pencegahan dan Walikota dan
penanggulangan instansi terkait.
kebakaran, c. Melakukan
pemantauan penanggulanga
kebakaran dan n bila terjadi
pelaporannya. kebakaran.

3.4. Pelestarian
biodiversity

Pengelola 1. Tersedia SOP a. Pengelola


perkebunan identifikasi perkebunan
harus menjaga Perlindungan flora melaksanakan
dan melestarikan dan fauna di sosialisasi
309
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
keaneka lingkungan kepada
ragaman hayati perkebunan; masyarakat
pada areal yang tentang
2. Memiliki daftar flora
dikelola sesuai pentingnya
dan fauna di kebun
dengan ijin keaneka
dan sekitar kebun,
usaha ragaman hayati
sebelum dan sesudah
perkebunannya. dan upaya
dimulainya usaha
pelestariannya.
perkebunan.
b. Dilakukan
3. Tersedia Rekaman
pendataan
sosialisasi.
terhadap flora
dan fauna di
kebun dan
sekitar kebun;
c. Upaya-upaya
perusahaan
untuk
konservasi
flora dan fauna
(antara lain
dengan buffer
zone,
pembuatan
poster, papan
peringatan, dll).

3.5 Identifikasi dan


perlindungan
kawasan yang
mempunyai nilai
konservasi tinggi

Pengelola 1. Tersedia hasil a. Dilakukan


perkebunan identifikasi kawasan inventarisasi
harus melakukan yang mempunyai nilai kawasan yang
identifikasi konservasi tinggi mempunyai
kawasan yang nilai konservasi
2. Tersedia peta kebun
mempunyai nilai tinggi di sekitar
yang menunjukkan
konservasi tinggi kebun.
lokasi kawasan yang
yang merupakan mempunyai nilai b. Sosialisasi
kawasan yang konservasi tinggi. kawasan yang
mempunyai
mempunyai
310
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
fungsi utama nilai konservasi
3. Rekaman identifikasi
melindungi tinggi kepada
dan sosialisasi
kelestarian karyawan dan
kawasan yang
lingkungan hidup masyarakat/pet
mempunyai nilai
yang mencakup ani di sekitar
konservasi tinggi.
sumber alam, kebun.
sumber daya
buatan dan nilai
sejarah serta
budaya bangsa
dengan tidak
membuka untuk
usaha
perkebunan
kelapa sawit.

3.6. Mitigasi Emisi


Gas Rumah
Kaca (GRK)

Pengelola usaha 1. Tersedia Petunjuk a. Dilakukan


perkebunan Teknis/SOP Mitigasi inventarisasi
harus GRK; sumber emisi
mengidentifikasi 2. Tersedia inventarisasi GRK;
sumber emisi sumber emisi GRK; b. Sosialisasi
GRK. 3. Tersedia rekaman upaya-upaya
tahapan alih fungsi pengurangan
lahan (land use emisi GRK
trajectory); (metan
trapping,
4. Tersedia rekaman
pengaturan
usaha pengurangan
tata air pada
emisi GRK;
lahan gambut,
5. Tersedia Rekaman pengelolaan
pelaksanaan mitigasi. pemupukan
yang tepat, dll)
dan cara
perhitungannya
.
c. Melakukan
pemanfaatan
limbah padat
(serat,
311
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
cangkang, dll)
untuk bahan
bakar boiler
dan
perhitungan
efisiensi
penggunaan
bahan bakar
fosil.
d. Memiliki bukti
penggunaan
lahan minimal
2 tahun
sebelum
dilakukan
pembukaan
lahan untuk
usaha
perkebunan
dan bukti
penanaman.
3.7. Konservasi
kawasan dengan
potensi erosi
tinggi.

Pengelola 1. Tersedia SOP SOP konservasi


perkebunan konservasi kawasan kawasan dengan
harus melakukan dengan potensi erosi potensi erosi
koservasi lahan tinggi termasuk tinggi termasuk
dan menghindari sempadan sungai. sempadan sungai
erosi sesuai harus dapat
2. Tersedia peta kebun
ketentuan yang menjamin, bahwa
dan topografi serta
berlaku. :
lokasi penyebaran
sungai. a. Kawasan
dengan potensi
3. Tersedia Rekaman
erosi tinggi
pelaksanaan
antara lain
konservasi kawasan
adalah daerah
dengan potensi erosi
sempadan
tinggi.
sungai yang
tidak lagi
ditanami
kelapa sawit.

312
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
b. Dilakukan
penanaman
tanaman yang
berfungsi
sebagai
penahan erosi
pada
sempadan
sungai.
c. Apabila di
kawasan
sempadan
sungai sudah
ditanami
kelapa sawit
dan sudah
menghasilkan
(>4 tahun),
maka perlu
dilakukan
program
rehabilitasi
pada saat
peremajaan
(replanting).
4. TANGGUNG
JAWAB
TERHADAP
PEKERJA.

4.1. Sistem 1. Tersedianya a. Perlu dilakukan


Manajemen Dokumentasi SMK3 pelatihan dan
Keselamatan yang ditetapkan oleh kampanye
dan Kesehatan yang berwenang. mengenai K3
Kerja (SMK3). 2. Telah terbentuk b. Dilakukan
organisasi SMK3 identifikasi
Pengelola yang didukung oleh bahaya,
perkebunan sarana dan penilaian dan
wajib prasarananya. pengendalian
menerapkan resiko
3. Tersedia asuransi
Sistem kecelakaan.
kecelakaan kerja
Manajemen (Jamsostek). c. Dilakukan
Keselamatan pemeriksaan
4. Rekaman penerapan
dan Kesehatan kesehatan
SMK3 termasuk
Kerja ( SMK3 ) secara berkala
pelaporannya.
bagi pekerja
313
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
dengan resiko
kecelakaan
kerja tinggi.
d. Riwayat
kejadian
kecelakaan /
cidera harus
disimpan
e. Adanya
pelaporan
penerapan
SMK3 secara
periodik
kepada
Kementerian
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
sesuai
ketentuan yang
berlaku.
4.2. Kesejahteraan
dan peningkatan
kemampuan
pekerja / buruh.

Pengelola 1. Diterapkannya a. Upah minimum


perkebunan peraturan tentang yang
harus Upah Minimum. dibayarkan
memperhatikan sesuai dengan
2. Mempunyai sistem
kesejahteraan UMR daerah
penggajian baku
pekerja dan bersangkutan.
yang ditetapkan.
meningkatkan b. Daftar
kemampuannya. 3. Tersedia sarana dan
karyawan yang
prasarana untuk
mengikuti
kesejahteraan
program
pekerja (perumahan,
Jamsostek;
poliklinik, sarana
ibadah, sarana c. Daftar
pendidikan dan kebutuhan dan
sarana olahraga) rencana
pelatihan
4. Tersedia kebijakan
karyawan;
perusahaan untuk
mengikutsertakan d. Daftar
karyawan dalam karyawan yang
314
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
program jaminan telah mengikuti
sosial pelatihan;
ketenagakerjaan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
5. Tersedia program
pelatihan untuk
peningkatan
kemampuan
karyawan.
6. Tersedia Rekaman
pelaksanaan yang
berkaitan dengan
kesejahteraan dan
peningkatan
kemampuan
pekerja.

4.3. Penggunaan
Pekerja Anak
dan Diskriminasi
pekerja (Suku,
Ras, Gender dan
Agama)

Pengelola 1. Perusahaan memiliki a. SOP


perkebunan kebijakan tentang penerimaan
tidak boleh persyaratan umur pekerja/pegaw
mempekerjakan pekerja sesuai ai,
anak di bawah dengan peraturan b. Tidak terdapat
umur dan perundangan yang pekerja di
melakukan berlaku bawah umur
diskriminasi. 2. Perusahaan memiliki yang
kebijakan tentang ditentukan
peluang dan c. Perusahaan
perlakuan yang wajib menjaga
sama untuk keamanan
mendapat dan
kesempatan kerja. kenyamanan
3. Tersedia Rekaman bekerja
daftar karyawan.
315
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
4. Tersedia mekanisme
penyampaian
pengaduan dan
keluhan pekerja.
5. Tersedia Rekaman
pengaduan dan
keluhan pekerja.

4.4. Pembentukan
Serikat Pekerja.

Pengelola 1. Perusahaan memiliki a. Perusahaan


perkebunan peraturan terkait memfasilitasi
harus dengan keberadaan terbentuknya
memfasilitasi serikat pekerja. serikat pekerja
terbentuknya 2. Memiliki daftar b. Perusahaan
Serikat Pekerja pekerja yang memberikan
dalam rangka menjadi anggota pembinaan
memperjuangka serikat pekerja. kepada serikat
n hak-hak pekerja
karyawan / 3. Tersedia Rekaman
buruh. pertemuan- c. Perusahaan
pertemuan baik memberikan
antara perusahaan fasilitas untuk
dengan serikat kegiatan
pekerja maupun serikat pekerja
intern serikat.

4.5. Perusahaan 1. Tersedia Kebijakan a. Perusahaan


mendorong dan perusahaan dalam memfasilitasi
memfasilitasi pembentukan terbentuknya
pembentukan koperasi; koperasi
koperasi pekerja karyawan
2. Tersedia Akte
pendirian koperasi b. Perusahaan
karyawan memberikan
pembinaan
kepada
koperasi
karyawan
sampai
terbentuknya
316
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
badan hukum
koperasi
karyawan
c. Perusahaan
memberikan
fasilitas untuk
kegiatan
koperasi
karyawan
d. Koperasi
karyawan
melakukan
RAT
e. Koperasi
karyawan
mempunyai
aktifitas yang
nyata
f. Daftar
karyawan
yang menjadi
anggota
koperasi

5. TANGGUNG
JAWAB SOSIAL
DAN
KOMUNITAS

5.1. Tanggung jawab 1. Tersedia komitmen a. Meningkatkan


sosial dan tanggung jawab kualitas
lingkungan sosial dan kehidupan
kemasyarakatan lingkungan dan
kemasyarakatan lingkungan
Pengelola sesuai dengan yang
perkebunan norma yang berlaku bermanfaat
harus memiliki di masyarakat baik bagi
komitmen sosial, setempat. perseroan
kemasyarakatan sendiri,
2. Tersedia Rekaman
dan komunitas
realisasi komitmen
pengembangan setempat
tanggung jawab
potensi kearifan maupun
317
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
lokal. sosial dan masyarakat
lingkungan pada
kemasyarakatan. umumnya;
b. Ikut
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
sekitar
dengan
melakukan
kemitraan.
c. Melakukan
pembangunan
di sekitar
kebun antara
lain melalui
berbagai
kegiatan
seperti
pendidikan,
kesehatan,
infrastruktur,
pertanian,
usaha mikro
dan kecil, olah
raga,
kesenian,
keagamaan,
sosial
ekonomi dll.
5.2. Pemberdayaan
Masyarakat
Adat/ Penduduk
Asli

Pengelola 1. Memiliki program a. Berperan


perkebunan untuk peningkatan dalam
berperan dalam kesejahteraan memberdayak
mensejahteraka masyarakat adat an penduduk
n masyarakat (penduduk asli). asli
adat/ penduduk (indegenous
2. Memiliki program
asli. people)
untuk
mempertahankan b. Memberikan
318
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
kearifan lokal. kesempatan
kerja kepada
3. Tersedia Rekaman
masyarakat
realisasi program
adat/pendudu
bersama masyarakat
k asli.
adat/ penduduk asli.

6. PEMBERDAYAA
N KEGIATAN
EKONOMI
MASYARAKAT

6.1. Pengembangan
Usaha Lokal

Pengelola Tersedia Rekaman Perusahaan harus


perkebunan transaksi lokal termasuk membina
memprioritaskan pembelian lokal, masyarakat di
untuk memberi penggunaan kontraktor sekitar kebun
peluang lokal, dll. yang memiliki
pembelian / potensi untuk
pengadaan dapat memenuhi
barang dan jasa persyaratan /
kepada kriteria sebagai
masyarakat di pemasok / suplier.
sekitar kebun. Jenis kerjasama
dalam
pengembangan
kegiatan ekonomi
masyarakat
antara lain:
penyediaan
sarana produksi,
transportasi, dan
jasa lainnya.

319
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria

7. PENINGKATAN
USAHA
SECARA
BERKELANJUT
AN

Pengelola Tersedia rekaman hasil Pengelola


perkebunan dan penerapan perkebunan
pabrik harus perbaikan/peningkatan melakukan
terus menerus yang dilakukan. perbaikan /
meningkatkan peningkatan
kinerja (sosial, secara
ekonomi dan berkelanjutan
lingkungan) melalui :
dengan a. Perbaikan /
mengembangka peningkatan
n dan sebagai tindak
mengimplement lanjut
asikan rencana keputusan-
aksi yang keputusan dari
mendukung tinjauan
peningkatan manajemen.
produksi
berkelanjutan. b. Penerapan
teknologi baru
hasil penelitian
baik intern
maupun dari
luar.

c. Pelaksanaan
tindakan
korektif maupun
preventif
sebagai tindak
lanjut terhadap
adanya ketidak
sesuaian
terhadap
pengembangan
perkebunan
320
Prinsip dan
No Indikator Panduan
Kriteria
kelapa sawit
berkelanjutan.

MENTERI PERTANIAN

ttd

SUSWONO

321

Anda mungkin juga menyukai