D
I
S
U
S
U
N
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya
lah Tugas tentang Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Dosen mata kuliah KMB II. Tugas
ini dibuat dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang Laporan Pendahuluan Asuhan
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan andil terhadap pembuatan tugas ini. Kami sepenuhnya menyadari bahwa tugas ini
tidak terlepas dari sejumlah kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan saran dan tanggapan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
A. Anatomi Fisiologi
Ginjal merupakan organ berpasangan. Beratnya ± 125 gr, terletak pada posisi disebelah
lateral vertebralis torakalis bawah, beberapa cm dsebelak kanan dan kiri garis tengah. Organ ini
terbungkus oleh jaringan ikat tipis disebut kapsula renis. Disebelah anterior dipisahkan kavum
abdomen dan isinya oleh lapisan peritoneum. Disebelah posterior dilindungi oleh dinding toraks
bawah. Darah dialirkan kedalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal
melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa
darah kembali kedalam vena kava inverior. Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal
dalam nefron.
Ginjal terdiri dari bagian external (korteks), bagian internal (medulla), setiap ginjal terdiri
dari ± 1 juta nefron. Fungsi nefron adalah proses pembentuka urin dimulai dari darah mengalir
lewat glomerulus. Glomerulus yang merupakan struktur awal nefron (tersusun atas jonjot-jonjot
kapiler) mendapat darah lewat vasa aferen dan mengalir balik lewat fasa eferen. Ketika darah
berjalan melewati struktur ini, filtrasi terjadi (air dan molekul-molekul kecil akan dibiarkan
lewat, molekul besar tetap bertahan dalam aliran darah) cairan (filtrate) disaring lewat dinding
jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan memasuki tubulus ± 20% plasma lewat glomerulus disaring
dalam nefron dengan jumlah sekitar 180 liter flitrat/hari
Fungsi Ginjal
B. Pengertian
Penyakit Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua
kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. (Price & Welson, 2006)
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya
secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan
mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di glomerulus, zat-
zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan
akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran
besar akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian
ginjal yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal.
Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi dan
akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil akhir dari
proses ini adalah urin (air seni).
Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka
dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit gagal ginjal lebih sering
dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum lanjut usia .
Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang
traktus urinarius.
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni Gagal Ginjal Akut (acute renal failure =
ARF) dan Gagal Ginjal Kronik (chronic renal failure = CRF).
1. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat
kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tublar dan glomerular (Brunner & Suddarth,2000)
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu
beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum
dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.
Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak tidak dapat
lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung zat-zat yang sudah
tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai
oliguria (pengeluaran kemih <400ml/ hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).
C. Penyebab
1. Penyebab gagal ginjal akut menurut (Brunner & Suddarth,2000)
a. Kondisi Pre Renal (Hipoperfusi ginjal)
Kondisi pre renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju
filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal
adalah :
Penipisan volume
Hemoragi
Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretic,osmotic)
Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah,diare)
Gangguan efisiensi jantung
Infark miokard
Gagal jantung kongestif
Disritmia
Syok karsinogenik
Vasodilatasi
Sepsis
Anafilaksis
Medikasi antihipertensif
D. Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi dalam 3 stadium
1. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal, ditandai dengan kehilangan fungsi nefron 40-75%. Passion biasanya
tidak mempunyai gejala, karena sisa nefron yang ada dapat membawa fungsi-fungsi normal
ginjal.
2. Stadium II Insufisiensi ginjal
Kehilangan fungsi ginjal 75-90% pada tingkat ini terjadi kreatinin serum dan nitrogen urea
darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengembangkan urin pekat dan azotemia
3. Stadium III Payah gagal ginjal stadium akhir atau uremia
Tingkat renal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan ini
kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan menyolok sekalisebagai respon terhadap
GFR yang mengalami penurunan sehingga terjadi ketidakseimbangan kadar ureum nitrogen
darah dan elektrolit, pasien diindikasikan untuk dialysis.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG:
1. Stadium 1
Kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang masih normal (>90
ml/menit/1,73 m2)
2. Stadium 2
Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89 mL/menit/1,73 m2
3. Stadium 3
Kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73 m2
4. Stadium 4
Kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29 mL/menit/1,73 m2
5. Stadium 5
Kelainan ginjal dengan LFG < 15 mL/menit/1,73 m2 atau gagal ginjal terminal.
E. Patofisiologi
a) Terdapat empat tahapan terjadinya gagal ginjal akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
1. Periode Awal
Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria
2. Periode Oliguri
Pada periode ini volume urine kurang dari 400 ml/24jam, disertai dengan peningkatan
konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea,kreatinin, asam
urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya gejala uremik muncul dan
kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
3. Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap.,disertai tanda perbaikan
glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. Tanda uremik
mungkin masih ada,sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih di perlukan. Pasien
harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahapan ini, jika terjadi dehidrasi, tanda
uremik biasanya meningkat.
4. Periode Penyembuhan
Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3-12 bulan
Nilai laboratorium akan kembali normal
Namun terjadi penurunan GFR permanen 1%-3%.
F. Manifestasi Klinik
a) Manifestasi klinik Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
Hampir setiap system tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan mekanisme pengaturan
ginjal normal. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual persisten, muntah, dan
diare. Kullit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi, dan nafas mungkin berbau (sector
uremik). Manifestasi system saraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan
kejang.
1. Perubahan Haluaran Urin.
Haluaran urin sedikit, dapat mengandung darah, dan gravitasi spesifiknya rendah (1010
normalnya 1015-1025)
2. Peningkatan BUN dan Kadar Kreatinin.
Terdapat peningkatan yang tetap dalam BUN dan laju peningkatannya bergantung pada tingkat
katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal dan masukkan protein.
3. Hiperkalemia.
Pasien yang mengalami laju filtrassi glomerulus tidak mampu mengeksresikan kalium.
4. Asidosis meabolik.
Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi matan metabolic seperti sustansi jenis asam yang
dibentuk oleh proses metabolic normal.
• Kardiovaskular
1. Hipertensi
2. Pitting edema
3. Edema periorbital
4. Pembesaran vena leher
5. Friction rub perikardial
• Pulmoner
1. Krekel
2. Napas dangkal
3. Kusmaul
4. Sputum kental
• Gastrointestinal
1. Anoreksia, mual dan muntah
2. Pendarahan saluran GI
3. Ulserasi dan pendarahan pada mulut
4. Konstipasi
5. Napas berbau amonia
• Muskuloskeletal
1. Keram otot kehilangan kekuatan otot
2. Fraktur tulang
3. Foot drop
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiogram (EKG), Perubahan yang terjadi berhubungan dengan ketidakseimbangan
elektrolit dan gagal jantung.
2. Kajian foto toraks dan abdomen, Perubahan yang terjadi berhubungan dengan retensi cairan.
3. Osmolalitas serum, Lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram Retrograd, Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasonografi Ginjal, Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista, obstruksi pada
saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi Ginjal, Nefroskopi, Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan
pengangkatan tumor selektif
7. Arteriogram Ginjal, Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular
H. Penatalaksanaan Medik
1. Terapi medis pada pasien Gagal Ginjal Akut menurut (Brunner & Suddarth,2000):
Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh karena itu,
tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan kimiawi normal dan
mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan pemeliharaan fungsi ginjal dapat
terjadi.
a. Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti
hyperkalemia, pericarditis dan kejang.
b. Penanganan hyperkalemia keseimbangan cairan dan elektrolit merupkan masalah utama pada
gagal ginjal akut; hyperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan
ini.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan. Penatalaksanaan keseimbangan cairan didasarkan
pad berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan
yang hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien.
d. Pertimbangan nutrisional. Diet protein dibatasi sampai 1g/kg selama fase oligurik untuk
menurunkan pemecahan protein dan mencegah akumulasi produk akhir toksik.
e. Cairan IV dan diuretic. Aliran darah ke ginjal yang adekuat pada banyak pasien dapat
dipertahankan melalui cairan IV dan medikasi.
f. Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis berat terjadi, gas darah arteri
harus dipantau; tindakan ventilasi yang tepat harus dilakukan jika terjadi masalah pernafasan.
f. Integritas Ego
• Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
• Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.
g. Eliminasi
• Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut
• Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
• Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria.
h. Makanan / cairan
• Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan (malnutrisi).
• Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (pernapasan amonia)
• Penggunaan diuretik
• Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
• Perubahan turgor kulit/kelembaban.
• Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.
i. Neurosensori
• Sakit kepala, penglihatan kabur.
• Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan
kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
• Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi,
kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor.
• Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
• Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
j. Nyeri / kenyamanan
• Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki.
• Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah.
k. Pernapasan
• Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan banyak.
• Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.
• Batuk dengan sputum encer (edema paru).
l. Keamanan
• Kulit gatal
• Ada / berulangnya infeksi
• Pruritis
• Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien
yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal.
• Ptekie, area ekimosis pada kulit
• Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
m. Seksualitas
• Penurunan libido, amenorea, infertilitas
n. Interaksi sosial
• Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran
biasanya dalam keluarga.
o. Penyuluhan / Pembelajaran
• Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis heredeter, kalkulus
urenaria, maliganansi.
• Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.
• Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data dari pasien. Kemungkinan diagnosa
keperawatan dari orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih dan
retensi cairan serta natrium.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut.
d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, dan
rencana tindakan.
3. Intervensi
Dx
NO Tujuan dan KH Intervensi Rasional
kep
- Pemahaman meningkatkan
kerjasama pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan
(Keperawatan Medikal Bedah
edisi 8 vol 2, Brunner &
Suddart, hal 1452).
Mengungkapkan
pemahaman
tentangkondisi,
pemeriksaan diagnostic
dan rencana tindakan.
Sedikit melaporkan
perasaan gugup atau
takut.
4. Implementasi
a. Membantu Meraih Tujuan Terapi
- Mengusahakan agar orang tetap menekuni pantangan air yang sudah dipesankan.
- Mengusahakan agar orang menekuni diet tinggi karbohidrat disertai pantangan sodium,
potassium, phosphorus dan protein.
- Mengkaji lingkungan klien dan melindungi dari cedera dengan cara yang seksama.
- Mencegah perdarahan saluran cerna yang lebih hebat dengan menggunakan sikat gigi yang
berbulu halus dan pemberian antacid.
b. Mengusahakan Kenyamanan
- Mengusahakan hangat dan message otot yang kejang dari tangan dan kaki bawah.
- Menyiapkan orang yang bisa memberi kesempatan untuk membahas berbagai perasaan tentang
kronisitas dari penyakit.
- Membesarkan harapan orang dengan memberikan bantuan bagaimana caranya mengelola cara
hidup baru.
- Memberi penyuluhan tentang sifat dari CRF, rasional terapi, aturan obat-obatan dan keperluan
melanjutkan pengobatan. (Keperawatan Medikal Bedah, Barbara C. Long).
5. Evaluasi
Pertanyaan-pertanyaan yang umum yang harus diajukan pada evaluasi orang dengan kegagalan
ginjal terdiri dari yang berikut.
- Apakah terdapat gejala-gejala bertambahnya retensi cairan?
- Apakah orang dapat menguraikan tentang sifat CRF, rasional dan terapi, peraturan obat-obatan
dan gejala-gejalayang harus dilaporkan?
Daftar Pustaka
Bararah, Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan Keperawatan Edisi Ke-1. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Bararah, Taqiyyah dan Jauhar Mohammad. 2013. Asuhan Keperawatan Edisi Ke-2. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Medah Edisi Ke-8. Jakarta: EGC
http://infoaskepdengangagalginjal.blogspot.co.id/2016/01/