Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA

Disusun oleh :

Muhammad Sidik (PO.62.20.1.16.154)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


D IV KEPERAWATAN REGULER III
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata Pelajaran : Gerontik
Pokok Bahasan : Gangguan Tidur Pada Lansia
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian tidur
b. Pengertian gangguan tidur
c. Penyebab gangguan tidur
d. Tanda dan gejala gangguan tidur
e. Macam-macam gangguan tidur
f. Cara mengatasi gangguan tidur pada lansia
Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : 21 Mei 2018
Waktu : 1 x 45menit

I. Latar belakang
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
oleh setiap manusia sebagai makhluk biopsikososial, dimana tidur dapat
memulihkan tingkat aktifitas normal dan keseimbangan normal dari berbagai
bagian sistem saraf pusat. Apabila seseorang mengalami gangguan tidur
dapat menimbulkan dua efek fisiologik yaitu : efek pada sistem saraf dan
efek pada struktur tubuh lainnya. Efek pada sistem saraf dapat mengacaukan
fungsi tubuh maupun organ tubuh itu sendiri. Secara tidak langsung
kekurangan tidur akan mempengaruhi sistem saraf pusat.
Gangguan tidur ini sering dikaitkan dengan gangguan fungsi
pikiran yang progresif dan kadang-kadang bahkan dapat menimbulkan
perilaku abnormal dari sistem saraf. Gangguan tidur yang berkepanjangan
dapat menyebabkan kelambahan berfikir, mudah tersinggung atau bahkan
menjadi psikotik. Gangguan tidur ini sering dialami oleh orang dewasa dan
lansia yang disebabkan oleh berbagai hal seperti stress dan cemas. Untuk itu
perlu penanganan secara komprehensif.
Oleh karena itu dalam praktek keperawatan Gerontik, akan
melakukan penyuluhan mengenai gangguan tidur yang ditujukan pada
pengunjung Posyandu lansia.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan pengunjung
posyandu lansia mampu memahami gangguan tidur dan upaya
penanganannya.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
1. Pengertian tidur
2. Pengertian gangguan tidur
3. Penyebab gangguan tidur
4. Tanda dan gejala gangguan tidur
5. Macam-macam gangguan tidur
6. Cara mengatasi gangguan tidur pada lansia

IV. Materi (terlampir)

V. Metoda
Ceramah dan tanya jawab

VI. Alat dan Media


1. Lembar balik
X. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Lansia
1. 5 menit Pembukaan
- Memberi salam - Menja
- Memperkenalkan diri wab Salam
- Mende
- Menjelaskan kontrak, ngarkan dan
waktu, topik dan tujuan memperhatikan
penyuluhan - Mende
ngarkan dan
memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanan
- Apersepsi - Menge
mukakan pendapat
- Mengkaji pengetahuan - Menge
pengunjung tentang tidur mukakan pendapat
- Memberi reinforcement - Mende
positif ngarkan dan
memperhatikan
- Menjelaskan pengertian - Mende
tidur ngarkan dan
memperhatikan
- Mengkaji pengetahuan - Menge
pengunjung tentang gangguan mukakan pendapat
tidur/insomnia - Mende
- Memberi reinforcement ngarkan dan
positif memperhatikan
- Mende
- Menjelaskan pengertian ngarkan dan
gangguan tidur / insomnia memperhatikan
- Mengkaji pengetahuan - Menge
pengunjung tentang penyebab mukakan pendapat
gangguan tidur / insomnia
- Memberi reinforcement - Mende
positif ngarkan dan
memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mende
penyebab gangguan tidur / ngarkan dan
Insomnia memperhatikan
- Mengkaji pengetahuan - Menge
pengunjung tenatang tanda dan mukakan pendapat
gejala gangguan tidur / Insomnia
- Memberi reinforcement - Mende
positif ngarkan dan
memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mende
tanda dan gejala gangguan tidur / ngarkan dan
Insomnia memperhatikan
- Mengkaji pengetahuan - Mengu
pengunjung tentang macam- ngkapkan pendapat
macam gangguan tidur/ Insomnia
- Memberi reinforcement - Mende
positif ngarkan dan
memperhatikan
- Menjelaskan macam- - Mende
macam gangguan tidur / Insomnia ngarkan dan
memperhatikan
- Mengkaji pengetahuan - Mende
pengunjung tentang cara mengatasi ngarkan dan
gangguan tidur / Insomnia memperhatikan
- Memberi reinforcement
positif - Mende
ngarkan dan
- Menjelaskan cara memperhatikan
mengatasi gangguan tidur/insomnia - Mende
- Memberi kesempatan ngarkan dan
pada pengunjung untuk bertanya memperhatikan
- Menjawab pertanyaan. - Menga
jukan pertanyaan
- Mende
ngarkan dan
memperhatikan

10 menit - Bersama pengunjung - Bersa


menyimpul-kan materi penyuluhan ma pengunjung
menyimpulkan
materi penyuluhan
- Melakukan evaluasi - Menja
wab pertanyaan
- Menutup penyuluhan - Menja
dan memberikan salam wab salam

VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Pengunjung menyepakati kontrak yang telah disepakati, dan
tersedianya media penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Pengunjung berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising
dan pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Hasil
Pengunjung mampu menyebutkan :
- Pengertian tidur dengan bahasa sendiri
- Penyebab gangguan tidur dengan bahasa sendiri
- Tanda dan gejala gangguan tidur dengan bahasa sendiri
- Macam-macam gangguan tidur dengan bahasa sendiri
- Cara mengatasi gangguan tidur dengan bahasa sendiri
IX. Pengorganisasian
1. Pembimbing : Ns.Aida Kusnaningsih, M.Kep., Sp.Kep.Mat
2. Pelaksana
a. Leader : Nurul Fitria Oktaviani
b. Co Leader : Raupini
c. Fasilitator : Muhammad Sidik
d. Observer : Ratih Emasia Putri
3. Tugas Pelaksana
a. Leader : Pemimpin dan penanggung jawab secara umum
terhadap jalannya penyuluhan bertugas membuka acara
penyuluhan dan memperhatikan kelancaran
penyuluhan.
b. Co Leader : Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan mengevaluasi
hasil penyuluhan
c. Observer : Mengamati kegiatan penyuluhan apakah telah sesuai
dengan yang direncanakan serta segala faktor
pendukung ataupun faktor pengganggu jalannya
penyuluhan.
d. Fasilitator : Memfasilitasi pengunjung untuk berpartisipasi aktif.
X. Setting Tempat

L CL PK

P P P P PA

P P P P

P P P P

P P F P P

Keterangan :

L = Leader
CL = Co Leader
O = Observer
P = Pengunjung
F = Fasilitator
PK = Pembimbing klinik
PA = Pembimbing Akademi
Materi
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA

A. Pengertian
Tidur adalah kondisi tidak sadar dan bekerjanya otot yang terjadi
secara periodik, dengan kata lain adanya hubungan dengan lingkungan
dalam kondisi tidur, kecuali oleh suatu stimulus.
Gangguan tidur merupakan suatu kondisi yang jika tidak diobati,
secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang
mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut;
insomnia; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga di
tengah malam; atau rasa mengantuk yang berlebihandi siang hari (Naylor
dan Aldrich, 1994).
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk pada lansia
dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi.
Dampak fisiologi meliputipenurunan aktifitas sehari-hari, rasa lelah,
lemah, proses penyembuhan lambat, daya tahan tubuh menurun,
ketidakstabilan tannda vital (Briones et al,1996). Sedangkan dampak
psikologis meliputi perubahan pada suasana kejiwaan, cemas, tidak
konsentrasi, koping tidak efektif, dan lesu (Lanywati,2001).
Akibat gangguan tidur, depirivasi tidur, dan rasa ngantuk yaitu
penurunan produktivitas, penurunan performa kognitif, peningkatan
kemungkinan kecelakaan, resiko morbiditas, dan mortalitas yang tinggi,
dan penurunan kualitas hidup. Selain itu, muncul juga ketidakbahagiaan,
dicekam kesepian dan yang terpenitng mengakibatkan penyakit-penyakit
degeneratif yang sudah diderita mengalami eksaserbasi akut, perburukan
dan menjadi tidak terkontrol.

B. Penyebab
1. Kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan tidur:
a. Gangguan pada jantung seperti gagal jantung dan iskemia pada
pembuluh koroner
b. Stroke, kondisi degenerative, demensia, gangguan tidur karena
gangguan CNS
c. Hipotiroid, menopause, siklus menstruasi, kehamilan, dan
hipogonadism
d. Gangguan paru obstruktif, asma, Pickwikian sindrom (Obstructive
sleep apnea syndrome).
e. Penyakit muntahan cairan lambung
f. Gangguan pada darah
g. Penggunaan obat seperti dekongestan, koritokosteroid, dan
bronkodilator
h. Kondisi lainnya seperti Demam, nyeri dan infeksi
2. Kondisi psikologis yang dapat menyebabkan gangguan tidur:
a. Depresi dapat menyebabkan gangguan dalam REM (rapid eye
movement)
b. Sindrom Post Trauma
c. Obat-obatan psikotropika
d. Pikiran yang membebani atau stress
e. Tegang-cemas
3. Kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan tidur :
a. Kejadian yang mengancam nyawa atau kejadian yang memiliki
stress tinggi
b. Gangguan siklus tidur akibat waktu kerja yang tidak tetap (malam
dan pagi)
c. Lingkungan yang bising, dingin, ataupun terlalu panas.

C. Tanda dan Gejala


Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam
hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan.
Gangguan tidur bisa dialami dengan berbagai cara:
1. sulit untuk tidur
2. tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap
tidur (sering bangun)
3. bangun terlalu awal

Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala insomnia. Gejala yang
dialami waktu siang hari adalah:
1. Mengantuk
2. Resah
3. Sulit berkonsentrasi
4. Sulit mengingat
5. Gampang tersinggung

Berdasarkan dugaan etiologinya, gangguan tidur dibagi menjadi


empat kelompok yaitu, gangguan tidur primer, gangguan tidur akibat
gangguan mental lain, gangguan tidur akibat kondisi medik umum, dan
gangguan tidur yang diinduksi oleh zat. Gangguan tidur-bangun dapat
disebabkan oleh perubahan fisiologis misalnya pada proses penuaan
normal. Riwayat tentang masalah tidur, higiene tidur saat ini, riwayat obat
yang digunakan, laporan pasangan, catatan tidur, serta polisomnogram
malam hari perlu dievaluasi pada lansia yang mengeluh gangguan tidur.
Keluhan gangguan tidur yang sering diutarakan oleh lansia yaitu insomnia,
gangguan ritme tidur,dan apnea tidur.

Selama penuaan, pola tidur mengalami perubahan-perubahan yang


khas yang membedakannya dari orang-orang yang lebih muda. Perubahan-
perubahan tersebut mencakup kelatenan tidur terbangun pada dini hari,
dan peningkatn jumlah tidur siang. Jumlah waktu yang dihabiskan untuk
tidur yang lebih dalam juga menurun. Terdapat suatu hubungan antara
peningkatan terbangun selama tidur dengan jumlah total waktu yang
dihabiskan untuk terjaga di malam hari. Hal tersebut tampak sedbagai
pengaturan tidur sirkadian yang efektif.
Di antara lansia yang sehat, beberapa diantaranya mengalami
gejala-gejala yang terkait dengan perubahan tidur dan distribusi tidur serta
perilaku terjaga. Namun, banyak juga lansia yang mengalami berbagai
masalah medis dan psikososial yang mengalami gangguan tidur. Kondisi-
kondisi tersebut antara lain:
1. Penyakit psikiatrik, terutama depresi.
2. Penyakit Alzheimer dan penyakit degeneratif neuro lainnya.
3. Penyakit Kardiovaskuler dan perawatan pasca operasi bedah jantung.
4. Inkompetensi jalan napas atas.
5. Penyakit paru.
6. Sindrom nyeri.
7. Penyakit Prostatik.
8. Endokrinopati.

D. Macam-macam Gangguan Tidur


Tiga keluhan atau gangguan utama dalam memulai dan mempertahankan
tidur banyak terjadi di kalangan lansia.
1. Insomnia
Insomnia adalah ketakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan
untuk melakukannya. Lansia rentan terhadap insomnia karena adanya
perubahan pola tidur, biasanya menyerang tahap 4 (tidur dalam).
Keluhan insomnia mencakup ketidak mampuan untuk kembali
tertidur, sering terbangun, ketidakmampuan untuk kembali tidur dan
terbangun pada dini hari. Karena insomnia merupakan gejala, maka
perhatian harus diberikan pada faktor-faktor biologis, emosional, dan
medis yang berperan, juga pada kebiasaan tidur yang buruk. Insomnia
terdiri dari tiga jenis:
a. Jangka pendek: Berakhir beberapa minggu dan muncul akibat
pengalaman stress yang bersifat sementara seperti kehilangan orang
yang dicintai, tekanan di tempat kerja, atau takut kehilangan
pekerjaan. Biasanya kondisi ini dapat hilang tanpa intervensi medis
setelah orang tersebut beradaptasi terhadap stressor.
b. Sementara: Episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang
disebabkan oleh perubahan-perubahan lingkungan seperti jet Lag,
kontruksi bangunan yang bising, atau pengalaman yang
menimbulkan ansietas.
c. Kronis: Berlangsung selama 3 minggu atau seumur hidup. Kondisi
ini dapat disebabkan oleh kebiasaan tidur yang buruk, masalah
psikologis, penggunaan obat tidur berlebihan, penggunaan alkohol
berlebihan, gangguan jadwal tidur bangun, dan masalah kesehatan
lainnya. Empat puluh persen insomnia kronis disebabkan oleh
masalah fisik seperti apnea tidur, sindrom kaki gelisah, atau nyeri
kronis karena artritis. Insomnia kronis biasanya memerlukan
intervensia psikiatrik atau medis.

2. Hipersomnia
Hipersomnia dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam periode 24
jam, dengan keluhan tidur berlebihan. Penyebab hiperinsomnia masih
bersifat sspekulatif tetapi dapat berhubungan dengan ketidakefektifan,
gaya hiduo yang membosankan, atau depresi. Orang tersebut dapat
menunjukkan mengantuk di siang hari yang persisten, mengalami
“serangan tidur”, tampak mabuk atau komatose, atau mengalami
mengantuk pascaensefalitik. Keluhan keletihan, kelemahan, dan
kesulitan mengingat atau belajar merupakan hal yang sering terjadi.
3. Apne Tidur
Apnea Tidur adalah berhentinya pernapasan selama tidur. Gangguan
ini di identifikasi dengan gejala “mendengkur, berhentinya pernapasan
minimal 10 detik, dan rasa kantuk di siang hari yang luar biasa.
Selama tidur, pernapasan dapat berhenti paling banyak 300 kali, dan
episode apnea dapat berakhir dari 10 sampai 90 detik. Pria dewasa
dengan riwayat mendengkur yang keras dan intermiten, yang juga
obesitas dengan leher yang pendek dan besar biasanya beresiko
mengalami apnea tidur. Gejala apnea tidur antara lain adalah:
1) Dengkuran yang keras dan periodik.
2) Aktivitas malam hari yang tidak biasa, seperti duduk tegak,

berjalan dalam tidur, terjatuh dari tempat tidur.


3) Gangguan tidur dengan seringnya terbangun di malam hari

(noctural waking).
4) Perubahan memori.
5) Depresi.
6) Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari.
7) Nokturia.
8) Sakit kepala di pagi hari.
9) Ortopnea akibat apnea tidur.
Pengobatan yang spesifik untuk apnea tidur melibatkan penurunan
berat badan, dengan penatalaksanaan medis atau pembedahan untuk
membuang penumpukan jaringan di area faring. Pasien dapat
dianjurkan untuk menghindari alkohol dan obat-obatan yang dapat
memengaruhi respons terbangun dan untuk menggunakan bantal
tambahan atau tidur di kursi. Semua tindakan tersebut dapat
membantu mengurangi kemungkinan komplikasi yang disebabkan
oleh apnea.

E. Cara Mengatasi Gangguan Tidur pada Lansia


1. Perbaiki gaya hidup
Menjalani pola makan yang bergizi, menjaga berat badan ideal
menghindari rokok dan berolahraga secara rutin dapat membantu tidur
di malam hari menjadi lebih pulas. Selain itu, hindari juga konsumsi
minuman mengandung kafein (seperti teh atau kopi) di sore hari agar
tidak susah tidur di malam hari.
Jika orang tua atau kerabat Anda yang berumur lansia ingin minum
teh atau kopi, berikan saran agar meminumnya di pagi hari atau
sebelum jam makan siang.
2. Perhatikan posisi tidur
Pastikan bantal yang digunakan untuk tidur sudah cukup nyaman.
Terkadang pada kondisi tertentu seperti pada orang dengan gagal
jantung membutuhkan beberapa tumpuk bantal agar tidak sesak saat
tidur. Bisa jadi, keluhan sulit tidur disebabkan oleh bantal atau posisi
tidur yang tidak tepat.
Jadi, jangan disepelekan perihal posisi tidur. Sebab posisi tidur
yang salah dapat berisiko munculnya suatu gangguan yang serius.
3. Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman
Seringkali penyebab utama seseorang sulit tidur adalah lingkungan
atau suasana sekitar yang kurang mendukung. Gunakan tempat tidur
hanya untuk tidur (kecuali lansia tidak dapat bangun dari tempat
tidur), bukan sebagai tempat kerja atau makan.
Menonton TV, mengecek gawai atau menatap layar laptop sebelum
tidur juga bisa menjadi penyebab susah tidur. Matikan lampu, gunakan
piyama yang nyaman, atur suhu kamar lansia agar tidak terlalu panas
atau dingin. Anda juga boleh meletakkan aromaterapi di kamar untuk
membuat lebih rileks dan nyaman.
4. Jangan sepelekan kebiasaan mendengkur
Terkadang kebiasaan mendengkur tak hanya membuat orang yang
berada di sebelahnya ikut susah tidur, namun juga kerap kali dapat
membuat terbangun di malam hari dan sulit untuk kembali tidur.
Meski tidak selalu disebabkan oleh hal yang serius, namun
mendengkur bisa menjadi pertanda adanya OSAS (obstructive sleep
apnea syndrome) atau adanya sumbatan di jalan napas.
5. Ajak lansia menceritakan masalahnya
Salah satu penyebab dari seseorang (termasuk lansia) untuk sulit
tidur adalah kecemasan, kesedihan atau berbagai pikiran negatif yang
berkecamuk sebelum tidur.
Merupakan hal yang wajar jika seseorang mengalami stres ketika
menghadapi masalah yang berat seperti perceraian atau ditinggal
pasangan hidup untuk selamanya. Namun jika tidak mendapatkan
perhatian, kondisi tersebut dapat berujung depresi dan membuat lansia
sulit tidur.
Ajaklah ia berbagi cerita atau masalah yang sedang dihadapinya.
Anda juga bisa meminta bantuan profesional dari psikolog atau
psikiater untuk menanganinya.
6. Atasi kondisi medis tertentu
Sulit tidur atau insomnia yang menyerang lansia dapat disebabkan
oleh kondisi medis yang dialami atau pengobatan tertentu yang sedang
dijalani. Beberapa kondisi seperti diabetes, asma atau penyakit jantung
seringkali membuat seseorang mengalami gangguan tidur. Jadi,
pastikan penyakit lansia tertangani dan terkontrol dengan baik.

REFERENSI

Stockslager, Jaime L. 2007 . Buku Saku Gerontik edisi: 2 . Jakarta : EGC.

Stanley M, Patricia GB. 2006 . Buku Ajar Keperawatan Gerontik . Jakarta : EGC.
Darmojo, Boedhi, dan Martono, Hadi. 2000. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut), Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Setiabudhi, T. 1997. Gangguan Pola Tidur pada Usia Lanjut. Jakarta: Dalam
Cermin Dunia Kedokteran.

SKM, Hardiwinoto, Stiabudi, Tony. 2005. Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

http://repository.unair.ac.id/29669/2/BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai