Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN

KEPERAWATAN
RUANG NUSA INDAH RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya

Oleh:

RATIH EMASIA PUTRI


NIM. PO.62.20.1.16.156

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN
KELAS REGULER III
TAHUN 2019
Konsep Management Keperawatan
A. Pengertian Managemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan
dan pelayanan keperawatan. Manajemen keperawatan dapat
didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan.
Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.

B. Fungsi-Fungsi Managemen Keperawatan


Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya
untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-
fungsi yang jelas mengenai manajemen. Fungsi manajemen pertama
sekali diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencaanaan,
organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian.
Akhirnya, fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai
proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
ketenagaan, pengarahan, pengawasan.

C. Prinsip-Prinsip Managemen Keperawatan


Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen
keperawatan untuk memberikan perawatan kepada pasien. Prinsip-prinsip
manajemen keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen keperawatan adalah perencanaan
2. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
3. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan
4. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan
manajer perawat
5. Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian
tujuan sosial
6. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian
7. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau
tingkat sosial, disiplin.
8. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari
lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi
9. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan
10. Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin
11. Manajemen keperawatan memotivasi
12. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif
13. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.

D. Proses Managemen Keperawatan

1. Perencanaan kegiatan keperawatan

Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen.


Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan.

Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong


pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus
mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek
serta melakukan perubahan.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan.


Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai
tujuan.

Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci


semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan,
pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan
perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar
masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi.
Pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan,
perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan.

Prinsip-prinsip organisasi saling ketergantungan dan dinamis.


Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan yang meransang
dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian
adalah :

a. Prinsip rantai komando

Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk


memuaskan anggota efektif secara ekonomi dan berhasil dalam
mencapai tujuan. Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah.
Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar, dengan
garis manajer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung
perawat pelaksana.

b. Prinsip kesatuan komando

Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang


perawat pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana.
Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip
prinsip kesatuan komando ini.
c. Prinsip rentang komando

Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat


mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi.
Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan yang diperlukan
untuk perawat. Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan
untuk menghindari terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus
lebih banyak mengkoordinasikan.

3. Pengarahan

Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer


berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik,
kerja sama, dan negosiasi.

Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan


menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan
efisien mencapai tujuan. Pengarahan yang efektif akan
meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan
manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan. Motivasi
sering disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan,
bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan.

4. Pengendalian

Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari


manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan,
pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan.

Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana,


proses, dan sumber daya yang secara efektif mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Selama fase pengendalian, kinerja diukur
menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil
untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja. Fungsi
pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien
dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program.

Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya


lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan
program. Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager
keperawatan dalam menjalankan fungsi adalah :

a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan


hasilnya mudah diukur.
b. Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
c. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.

E. Bentuk Pengorganisasian
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada
suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita
mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu
perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian,
sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian pengorganisasian
sebagai berikut:
1. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism
(organisme) yang merupakan sebuah enititas dengan bagian-bagian
yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu
sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.
2. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan
tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah
ditetapkan.
3. T. Hani handoko(1999): sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu
yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat
terspesialisasikan.
4. Kamus lengkap bahasa Indonesia: Pengorganisasian adalah
merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur.

Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk


merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur
bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan organisasi dengan efisien.

Unsur-Unsur Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang,
ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak
berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan
sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur
organisasi secara terperinci dapat di jabarkan sebagai berikut:
1. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata
lembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel.
Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga
organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur
pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam
organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja
sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non
management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga
yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama
merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan.
Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan.
Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi,
anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu
peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa
materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung,
bangunan, kantor).
5. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan
sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur
lingkunga adalah:
a. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak
langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi,
karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah
komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.
Wilayah operasi dibedakan menjadi :
 Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam
kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan
organisasi.
 Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah
teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
 Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang,
badan-badan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan
dengan organisasi.
 Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua
urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan
kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu
yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya
keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi,
klimatologi), flora dan fauna.

Struktur Organisasi Keperawatan

Kepala Ruangan

KATIM KATIM KATIM

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Peran-Peran Dalam Pengorganisasian Keperawatan


1. Peran kepala ruang
Dalam tahap :
a. Pengkajian : mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajemen.
b. Perencanaan : fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan
 Menunjuk Ketua tim
 Mengikuti serah terima klien
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien
 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
 Merencanakan logistik ruangan/fasilitas ruangan
 Melakukan pendokumentasian
c. Implementasi
 fungsi pengorganisasian
- Merumuskan sistem penugasan
- Menjelaskan rincian tugas ketua tim
- Menjelaskan tentang kendali diruang rawat
- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan di ruang
rawat
- Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
- Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
 Fungsi pengarahan :
- Memberikan pengarahan kepada ketua TIM
- Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap anggota Tim
- Memberi pujian kepada anggota Tim yang melaksanakan
tugas dengan baik
- Membimbing bawahan
- Meningkatkan kolaborasi dengan anggota Tim
- Melakukan supervisi
- Memberikan informasi tentang hal-hal berhu ungan dengan
pelayanan keperawatan di ruangan
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi
 Fungsi pengendalian :
- Mengevaluasi kinerja ketua Tim
- Memberikan umpan balik pada kinerja ketua Tim
- Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tindak
lanjut
- Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2. Peran Ketua Tim dalam tahap
a. Pengkajian : mengumpukan data kesehatan klien
b. Perencanaan :
 Fungsi perencanaan dan ketenagaan:
- Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas
- Bersama karu melaksanakan pembagian tugas
- Menyusun rencana asuhan keperawatan
- Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan
- Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
- Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
- Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
c. Implementasi
 Fungsi pengorganisasian:
- Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
- Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien
- Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan
- Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan
bersama tim kesehatan lain
- Mengatur waktu istirahat anggota tim
- Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota
tim
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
 Fungsi pengarahan:
- Memberikan pengarahan kepada anggota tim
- Memberikan bimbingan pada anggota tim
- Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep
- Mengawasi proses pemberian askep
- Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan
- Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi:
 Fungsi pengendalian:
- Mengevaluasi asuhan keperawatan
- Memberikan umpan balik pada pelaksana
- Memperhatikan aspek legal dan etik
- Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
3. Peran pelaksana dalam tahap
a. Pengkajian : mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri untuk
melaksanakan suhan keperawatan.
b. Perencanaan:
 Fungsi perebncanaan dan ketenagaan:
- Bersama Karu mengadakan serah terima tugaas
- Menerima pembagian tugas dari katim
- Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan
- Mengikuti ronde keperawatan
- Menerima klien baru
c. Implementasi
Fungsi pengorganisasian:
- Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim
- Menerima pembagian tugas
- Melaksanakan tugas yang diberikan oleh katim
- Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan
lain
- Menyesuiakan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya
- Melaksanakan asuhan keperawatan
- Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang
dilaksanakan.
Fungsi pengarahan:
 Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
 Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan
melaksanakan askep dengan etik dan legal
 Memehami pemahaman yang telah dicapai
 Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi
Fungsi pengendalian: Menyiapkan menunjukkan bahan yang
diperlukan untuk proses evaluasi serta ikut mengevaluasi
kondisi pasien.
F. Model Praktik Keperawatan Profesional (Mpkp)

Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model


praktek keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya
dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit
Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain. Menurut
Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan
kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu:

a. Model praktek Keperawatan Profesional III


Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua
profesional dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan
berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan
penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis.
b. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai
kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada
perawat primer.Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian
keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.
c. Model Praktek Keperawatan Profesional I
Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan,
metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan.
Metode yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode
keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer.
d. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal
pengembangan yang akan menuju profesional I.

MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu:

a. MPKP I
MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3
keperawatan tetapi Kepala Ruangan (Karu) dan Ketua Tim
(Katim) mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan.
b. MPKP II
MPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3
Keperawatan dan mayoritas Sarjana Ners keperawatan, sudah
memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.
c. MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners
keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa
dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.

G. Metode Primary Team


Peran Karu, Perawat primer dan perawat asosiat dalam MPKP(metode
primary team) yang dilaksanakan di ruangan.
1. Peran Kepala Ruang
- Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
- Orientasi dan merencanakan karyawan baru
- Menyusun jadual dinas
- Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)
- Evaluasi kerja
- Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan staf
2. Peran Perawat Primer
- Menerima pasien
- Mengkaji kebutuhan pasien untuk asuhan
- Membuat tujuan
- Membuat rencana keperawatan
- Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana asuhan
kepada PA yang menjadi anggota timnya.
- Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas bersama
PA yang menjadi anggota timnya.
- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
- Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan
keperawatan.
- Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
maupun perawat lain
- Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
- Menerima dan menyesuaikan rencana
- Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
- Melakukan pendokumentasian (catatan perkembangan, catatan
tindakan keperawatan)
3. Peran Perawat Asosiat
- Mengikuti konferens untuk menerima penjelasan tentang
asuhan yang direncanakan oleh PP.
- Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh PP
- Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP
tentang klien untuk keperluan asuahan keperawatan selanjutnya.
- Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam
catatan tindakan keperawatan.
-
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik


KeperawatanProfesional. Jakarta : Salemba Medika

Momay, Sarlota Y dkk. 2014. “Pengaruh Kinerja Perawat dan Pengorganisasian


Terhadap Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Menggunakan
Metode Tim di RSI Faisal Makassar dalam Jurnal ilmiah kesehatan
Diagnosis Vol.5
No.4”(online)http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/downl
oad/59/17/ diunduh 13 September 2017

http://ibnu22ma.blogspot.com/2018/02/laporan-pendahuluan-peran-dan-fungsi.html

https://dokumen.tips/download/link/lp-manajemen

Anda mungkin juga menyukai