Anda di halaman 1dari 62

TEKNIK PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari bab ini, Anda dihorapkan mampu:
1, Menjelaskan kegunaan deteksi dini terhadap pertumbuhan don
perkembangan pada bayi dan balita.
2. Menjelaskan parameter pertumbuhan don perkembangan yang
sering digunakan poda masa balita.
3. Memperagakan cara pengkajian pertumbuhan don perkem
bang an se sua i deng an pa rameternya .
Pendahuluan
Aspek tumbuh kembang pada masa anak merupakan suaht hat vang sangat
penting, yang sering diabaikan olch tenaga kesehatan, khususnVa di
lapangan. Biasanya penanganan Icbih banyak difokuskan pada mengatasi
penyakitnva, scmentara tumbuh kembangnya d iabaikan. Sering terjadi, sctelah
anak sembuh dari sakitma, justru timbal masalah berkaitan dengan tumbuh
kembangnya, misalnva, anak mengalami keumunduran dalam kemampuan
otonominva.
Olch karena ihr, sesuai dengan hrjuan belajar, pada bab ini akin dibahas
mengenai detetksi dini, parameter pertumbuhan dan perkembangan, serta
cara pengkajiannya.
4.1 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Instrumen yang Digunakan
Deteksi Dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara
komprehensif
amok mengetahui adanya penyimpangan pada htmbuh kembang bayi dan balita
serta untuk mcngoreksi adanya faktor risiko (Depkes, 1996). Dcngan adanya
laktor risiko yang telah diketahui, maka upaya untuk memininialkan dampak
pada anak bisa dicegah. Upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur
perkembangan anak. Dcngan demikian, dapat tercapai kondisi tumbuh kembang
yang optimal.
Kegunaan deteksi ditu adalah untuk mengetahui penyimpangan pada tumbuh
kembang bayi dan balita secara dini, sehingga upaya pencegahan,
slimttlasi, penycmbuhan, dan pemulihan dapat diberikan dengan benar
sesuai dengan indikasinya. Deteksi untuk tumbuh kembang ini mcrupakan suatu
upaya yang perlu didukung, karena mcrupakan salah sattt cara utltuk
mcmpcrsiapkan gencrasi mendatang yang berkualitas.
Pelaksanaan deteksi dini ini dapat dilakukan oleh siapa pun yang telah terampil
dan mampu mclaksanakannya, seperti tenaga profesional (dokter, psikolog,
perawat, dan tenaga kesehatan), kader, bahkan orang hta atau anggota kr.luarga
dapat diajarkan cara untuk melakukan deteksi tumbuh kembang. Upaya deteksi ini
dapat dilakukan di tempat pelavanan kesehatan, posyandu, sekolah ataupun di
lingkungan rumah tangga.
Adanya variasi pada pertumbuhan manusia merupakan masalah dalam
menentukan patokan-patokan yang akan dipakai dalam melaksanakan deteksi.
Akan tetapi, dengan cara membandingkan ukuran seorang anak pada waktu
terlenht dengan kelompok sebavanya dapat ditentukan apakah anak tersebut
tclah bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Untuk mencapai lujuan tersebut, maka sejak awal keadaan pCCIUmbUhall d<ln
perkembangan anak barns dipantau, sehingga bila ada gangguan atau
penyimpangan dapat segera dilangani dengan benar. Untuk melakukan deteksi
diperlukan sualtt instrumen unhtk mengetahui apakah anak telah bertumbuh dan
berkembang sccara normal.
Instrumen atau alai deteksi dini merupakan suatu tes skrining yang tclah
distandardisasi. Dengan melakukan tes skrining pada anak, maka dapat
diketahui adanya kelainan, sehingga dapat diranialkan keadaan htmbuh
kembang anak di kenutdian hari. Untuk skrining awal, deteksi tumbuh kembang
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang berada di puskesmas atau di
lapangan dengan menggunakan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita yang
diterbitkan oleh Depkes RI (1996). Pedoman tersebut nieliputi berbagai tes atau
penx:riksaan, yaitu;
1. Berat badan menurut tinggi badan anak (BB terhadap T[3)
2. Pengukuran lingkar kepala anak (P;.KA)
3. Kucsioner praskrining pcrkcmbangan (KI'SI')
4. Kttesianer perilaku anak prasekolah (KPAP)
5. Tes daya lihat (TDL) dan tes kesehatan mata (TKO-1) bagi anak prasekolah
6. Tes daya dengar anak (TDD)
Berbagai macam pemeriksaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
tes unhrk deteksi pertumbuhan dan tes amok deteksi perkembangan. Unhrk
pertumbuhan, tes yang dapat digunakan adalah penentuan boat badan menunrt
tinggi badan dan pengukuran lingkar kepala. Sedangkan amok perkembangan,
tes yang dapat d i laku kan adalah KPSP, KPA P, TDL, TKM, dan TDD.
Dada buku ini, cara unhrk menenhrkan penilaian dari masing-masing pemeriksaan
yang terdapat pada pedoman tersebut hanya dibahas secara umum. Untuk
pemeriksaan yang Icbih rind dapal dibaca langsung pada Pedoman Deteksi
Tumbuh Kembang Balita (Depkes RI, 1996). Pembahasan dimulai dari deteksi
perhmbuhan kemudian bare perkembangan.
4.2 Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya
SS
ebagaimana tclah dibahas pada bab scbclumnya, pertumbuhan dan
perkembangan pada dasamya Baling terkait dan sating memengaruhi. Namun
amok mengetaluri sejauh mina keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak
dan apakah hat tersebut dapat berlangsung secara normal, maka diperlukan
parameter atau patokan-patokan yang berbeda antara pertumbuhan dan
perkembangan. Dengan mengetahui patokanpatokan ini, scorang petugas dapat
melakukan deteksi terhadap keadaan anak.
Parameter unhrk pertumbuhan yang Bering digunakan, sebagaimana terdapat
dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita, adalah BB
terhadap TB dan lingkar kepala anak. Parameter tersebut mencakup ukuran
antropometri dan paling mudah dilakukan di la pangan. Selain ukuran
antropometri, parameter lain vang dapat digunakan apabila ukuran antropometri
meragukan adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan
radiologis. Berikut ini akan dibahas mengenai parameter yang dapat dipakai
amok mt:ngetahui keadaan perkembangan anak.
4.2.1 Ukuran Antropometri
Pengukuran antropometri ini dimaksudkan amok rnengetaluri ukuran-ukuran fisik
seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertenhr, seperti timbangan dan
pity pengukur (meteran). Ukuran antropometri ini dapat dikelompokkan menjadi
dua, yai ttr:
1. Tergvitung umur, yaihr basil pengukuran dibandingkan dengan
umur:,Misalnya, BB terhadap usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat
diketallui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong normal unhrk anak
seusianya.
2. Tidak tergantung umur, yaitu basil pengukuran dibandingkan dengan
pengukuran lainnya tanpa n,emperhatikan berapa umur anak vang diukur.
Vlisalnya, BB terhadap TB. Ukuran ini digunakan untuk nu:ngctahui apakah
proporsi anak tergolong normal.

Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling wring digunakan UIItUk


mentntukan kc^adaan pertumUuhan pada masa balita adalah:
1. Berat Badan
Best badan merupakan salah satu ukuran antropormctri yang terpenling
karma dipakai unhtk memeriksa kesehafan anak pada semua kekn -npok
umur.
Palo usia bcberapa hari, best badan akan nu>ngalami penurunan yang sifahlya
normal, yaitu sekitar l0°Xo dari berat badan lahir. I lal ini disrbabkan karena
keluarlya meconium dan airseni yang belum diimban};i asupan yang
mencukupi, misalnya produksi ASl yang Velum lancar. Umumnya, best badan
akan kembali mencapai boatt lahir pada hari kesepuluh.
Palo bayi what, kenaikan beraf badan normal pada triwulan I adalah sekitar
700-1000 gram/bulan, pada tricvulm 11 seki tar 500-600 gram /bulan, pada
triwulan III sekitar 3:,0-t:,0 gram/bulan, dan pada iriwulan 1 V sekitar 250-350
grim/hulas.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 hulas pcrtama
best badan akan berlambah sekitar 1 kg/hulas, SE'Imentilra pada 6 hulas
berikulnva hanya ±0,5 kg/hulas. Pada tahun kedua, kenaikannva adalah ±
0,25 kg/bUlan• Setclah 2 tahun, kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu ~~kiiar
2,3 kg/ tahun. Pada tahap adolesensia (masa remaja) akan terjadi
perlambahan best
badansecara c:epat ( ,c,,rou) fJr spurt).
Sclain dengan perkiraan terscbut, BB juga dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), }~ailu:
1) Berat badan lahir rata-rata: 3,25 kg
2) Berai badan usia 3-12 Uulan, menggunakan rumus: Umur(bulan)+9 n+9
2 2
3) Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus: (Umur (tahun) x 2) + 8 =
2n + 8 Keterangan: n adalah usia anak
Unluk menenlukan unurr anak dalam hulas, bila lebilt 15 h<u-i dibul,itkan kr
alas, sementara Vila kurang ata,u sama dengan 15 hari, dihilangkan.
tilisalnva, scat ini seorang haul berumur5 hulas 25 hari, maka bayi tersebut
diang,gap berumut. 6 hulas. Dengan demikian, bila menggunakan rumus
Behrman, BB bayi diperkirakan sebesar 7,5 kg. Sedangkan anak yang
berumur di alas sale tahun,
bila kelebihannya di alas 6 bulan dibulatkan 1 tahun, sedangkan kelebihan 6
bulan atau kurang, dihilangkan. Misalnya, bayi yang saat ini bcrumur 2 tahun 6
bulan dianggap berusia 2 tahun, schingga perkiraan berat badannva adalah
12 kg.
Berat badan merupakan indikator sederhar:,t yang digunakan di lapangan
atau Puskesmas amok menentukan status gizi anak, yaitu dengan
menggttnakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Pada KMS dapat diketahui apakah
keadaan status
gizi anak tergolong normal, kurang, aWu buruk. Gambaran tentang KMS
dibahas pada pada bagian lain bab ini.

TABEL 4.1
Berat Badan terhadap Thiggi Badan Anal Usia 0-5 Taliun
Tinggi BB BB BB Tinggi BB BB BB
(cm) normal kurang buruk (c m) normal kurang buruk
(100°In) (<90%) (<80%) ( l 0010) (<90%) (<80(1l0)

52 3,8 3,4 3,0 81 11,2 10,1 9,0

53 4,0 3,6 3,2 82 11,4 10,3 9,1


54 4,3 3,9 3,4 83 11,6 10,4 9,3
55 4,6 4,1 3,7 84 11,8 10,6 9,4
56 4,8 4,3 3.8 85 12,0 10,7 9,6
57 5,0 4,5 4,0 86 12,2 11,0 9,8
58 5,2 4,7 4,2 87 12,4 11,1 9,9
59 5,5 4,9 4,4 88 12.6 11,3 10,1
60 5,7 5,1 4,6 $9 12,E 11,5 10,2
61 6,0 5,4 4,8 90 13,1 11,8 10,5
62 6,3 5,7 5,0 91 13,4 11,9 10,7
63 6,6 5,9 5.3 92 13,6 12,2 10,9
64 6,9 6,2 5,5 93 13,8 12,4 11,0
65 7,2 6,5 5,8 94 14,0 12,6 11,2
66 7,5 6,8 6,0 95 14,3 12,8 11,4
67 7,8 7,0 6,4 96 14,5 13,1 11,6
68 8,1 7,3 6,5 97 14,7 13,3 11,8
69 8,4 7,6 6,7 98 15,0 13,5 12,0
70 8,7 7,8 7,0 99 15,3 13,7 12,2
71 9,0 8,1 7,2 100 15,6 14,0 12,5
72 9,2 8,3 7,4 101 15,8 14,2 12.6
73 9,5 8,5 7,6 102 16,1 14,5 12,9
74 9,7 8,7 7,8 103 16,4 14.7 13,0
75 9,9 9,0 7,9 104 16.7 15,0 13,4
76 10,2 9,2 8,2 105 17,0 15,3 13,6
77 10,4 9,4 8,3 106 17,3 15.6 13,9
78 10,6 9.5 8,5 107 17,6 15,9 14,1
79 10,8 9,7 8,6 108 18,0 16,2 14,4
80 11,0 9,9 8,8

Sumber: Direktorat Gizi, Depkes (1973).

Apabila dengan menggunakan KMS hasilnya meragukan, maka perlu dilihat


pada Pedoman Tabel Berat Badan terhadap Tinggi Badan yang terdapat
pada Pedoman Deteksi Tumbuh kembang Anak Prasckolah. Adapun label
pedornan yang dimaksud adalah Tabel 4.1.
Dari label tersebut dapat ditentukan apakah keadaan BB anak tergolong nor
mal, kurang, atau buruk. Unhik menenhikan bagaimana keadaan BB anak,
lerlebih lobule hares ditentukan tinggi badan dan berat badannya, kemudian
data tinggi Badan tersebut digunakan untuk menentukan apakah BB anak
lermasuk yang baik, kurang, atau buruk. Sebagaimana telah disinggung
scbeltimnya, BB merupakan indikatorsederhana untuk mcnentukan status gizi
anak di mas J•arakat_ Oleh karena ihi, berdasarkan Tabel 4.1 dan kurva pada
KM-S, status gizi anak dapat diklasifikasikan sebagaibcrikut:
1) Status gizi normal, bila BB anak anlara 90-100"'o dan BB standar atau pada
KMS posisi BB berada di atas garis titik-titik.
2) Status gizi kurang, bila BB anak antara 80-90';4 dari BB slandar alau hada
KMS posisi BB berada di bawah garis titik-titik.
3) Status gizi buruk, bila BB anak kurang atau lama dengan 80% dari BB standar
atau pada KMS posisi BB berada di bawah garis merah.
Selain untuk mengetaluii keadaan staus gizi anak, BB mempunyai arti yang
pealing mengenai apakah seorang anak berada dalam keadaan normal
dan srhat. Keunhmgan lainnya adalah pengukurannya yang mudah,
sc:derhana, dan nui rah. Oleh karena itu, kegunaan BB adalah:
1) Sebagai informasi mengenai keadaan gizi, pertumbuhan, dan kcschatan
anak.
2) Untuk mengawasi kesehatan, sehingga dapat mcnentukan tempi apa vang
sesuai dengan kondisi anak.
3) Sebagai dasar untuk mcnentukan dasar perhihungan dosis obat ataupun
diet yang diperlukan olch anak.
Meskipun boat Badan merupakan ukuran yangdianggali paling prating,
namun ukuran tersebut mempunyai kelemahan, vaitu: 1) Tidak sensitif
terhadap proporsi tubuh, misalnya, pendek gemuk ataii tinggi
kurus. Anak yang mempunyai umur dart berat badan yangsima tetapi tinggi
badannya berbeda akan memiliki poster tubuh yang berbeda pula. Anak yang
saht akan terlihat langsing, sementara anak lainnya mungkin terlihat gernuk.
2) Terjadi perubahan yang berfluktuasi setiap harinya dalam Batas-bags nor
mal. Perubahan ini dapat tcrjadi Sebagai akibat pengaruh asupan (irlfak e),
seperli makanan/minuman dan output seperti urine, kcringat, dan
pcrnafasan. Besarnya fluktuasi yang be rgantung pad a kelrnnpok umur dan
bersifat sangat individual berkisar antara 100-200 gr sampai 500-1000 gr
(Soetjiningsih, 1994).
2. Tinggi Badan
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pads bayi yang baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar ±50
cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang
Badan lahir). Penambahan tersebutakan berangsur-angsurberkurangsampai usia
9 tahtn, yaitu hanya sckitar 5 cm/tahtn. Rant Pada masa pubertas ada peningkatan
port umbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5-25 cm/tahttn pada wanita,
sc:dongkan pada laki-laki peningkatannya seki tar 10-30cm/tahun. Pert an-lballan
tinggi badan akin berhenti pada usia 18-20 tahun.
Seperti halnya best Badan, tinggi Badan jugs dapat diperkirakan bcrdasarkan
rumus dari Behrman (1992), yaitu:
I ) Perkiraan panjang lahir: 50 cm
2) ['erkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x Panjang Badan Lahir 3) ('erkiraan
tinggi bad an usia 2-12 tahun = (Umur x 6) + 77 = 6n + 77
Ketcrangan: n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulalkan
ke atas, bila 6 bulan atau kurang, dihilangkan.
Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting kedua.
Keunhtngan dari pcngukunn tinggi badan ini adalah alatnya yang mush, mudah
dibuat, dan dibawa sesuai keinginan. Selain itu, tinggi badan merupakan indikator
yang baik amok perhunbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan amok
perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai best badan dan lingkar
lengan atas. Dengan menggunakan label tinggi dan best Badan dan mengetahui
tinggi dan best Badan anak, maka keadaan status gizi anak tersebut dapat
diketahui. Sementara kerugiannya adalah perubahan dan pertambahan tinggi
badan yang relatif pelan serta sukar diukur, karena terdapat selisih nilai antara
posisi pengukuran scat berdiri dan scat tidur.
3. Lingkar Kepala
Secara normal, pcrtambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan
dan lidak dipengaruhi olch faktor ras, bangsa, dan letak geografis. Saat lahir,
ukuran lingkar kepala normalnVa adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah
sebesar±0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi ±44 cm. Pada 6 bulan
pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap
berikulnya, kernudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak-lebih
dari 5 cm/tahtn, setclah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah ±
lU cm.
kepala dengan panjang badan. Saat lahir, kepala berukuran seperernpat bagian
dari panjang badan dan setelah dewasa, besar kepala hanya
seperdelapan dad panjang badan. Oleh karma itu, lingkar kepala ini hanya
efektif pada 6 burin pertama sampai umur2-i fahun, kecuali pada keadaan
tc:rtcntu, seperti benhlk kepala yang besar pada anak yang menderita I -
lidrocephalus. Pada dua tahun pertama ini, perhlmbuhan otak relatif }?esal.
Pengukuran lingkar kepala dimaksudkan unhlk menaksir perhunbuhan otak.
Berat otak wakiu lahir adalah sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun beratnya
hampir mencapai 3 kaii lipat yaitu 925 gram 75%, dan mencapai 90"% pada usia
6 tahun. Pertumbuha.il ukuran lingkar kepala umumnya mengikuti
pertumbuhan otak, sehingga bila ada hambatan/gangguan pada
pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak biasanJ=a juga terhambat.
Pengukuran lingkar kepala lebih sulit amok dilakukan bila drbandulgkan
dengan ukuran antropontetri lainnya dan jarang dilakukan pada baliia,
kecuali apabila ada kecurigaan akan perhunbuhan yang tidak normal. Namun
alal _yang dibutuhkan cukup sederhana, yaitu dengan pica Pengukuran
(meteran).
GAMBAR 4.1
Kur-va Lingkar Kepala rlnak Perempuan
cm
61 60 58
- ~ ,-_ - - T
T
~.-.._

-- a-
-
i
FF ~-±-~- -I--- +2 SD (98 0/0) _ ~ -- - -
-- -- - ---
1---
_, ~

-2 SD (980 . _
10) 1...

~ ~- ! ,_ - a-
-~_ -

-,~-. --- - -t-~ -1

Cara vang mudah untuk mengetahui pertumbuhan lingkar kepala adalah


dengan melihat kurva lingkar kepala pada Kartu Tumbuh Kcmbang Anak. Kurva
ini dibcdakan antara faki-laki dan percmpuan.l3erikut ini gambaran kur%•a trntuk
anak perempuan.
Dari kurva lersebut lcrgambar dua daerah, yaitu dalam kurva yangberwama hijau
dan luar kurva yang dibalasi oleh kcdua garis pu(es-polo~. Hasil pengukuran, dapat
diinterpretasikansebagai bcrikut:
l ) Lingkar kepala nornual, apabila ukuran lingkar kepala bcrada di antara kcdua garis
puhrs-pules atau di dalam jalur hijau.
2) Lingkar kepala lidak normal, apabila UkUI'afl lingkar kepala berada di alas atau di
bawah kcdua garis pules-puhrs atau di luar warm hijau. Untuk itu anak pert ii
dirujuk unfuk mcndapatkan pemeriksaan Icbih lanjut.
4. Lingkar Lengan Atas (LLA, lila)
Pertambahan lingkarlcngan alas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan alas
sekitar li cm dan pada taluul pertama, lingkar lengan alas menjadi 16 cm.
Selanjutnva ukuran tcrsebut tidak banvak berubah sarnpai usia 3 tahun.
Ukuran lingkar fengan alas nuncerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot
vang tidak terprngaruh olch krldaan cairan tubuh dan bcrguna untuk mcnilai keadaan
gizi dan pertumbuhan anak prasekolah. Keunlungan dari pengukuran lingkar
Icngan alas adalah mush, nnrdah, alatnya bisa dibuat send in, dan siapa saja dapat
melakukannya. Namun, kadang-kadang basil pengukuran kurang Aural karma
Sukar untuk mengukur lily tanpa menekanjaringan.
Palo praktiknva, pengukuran lily jarang digunakan kccuali ada gangguan
pertumbuhan atau gangguan gizi yang best, sehingga pengukurul lily hanva cfektil
pada usia di bawah 3 lahun (usia prasckolah).
5. Lipatan Kulit
Tebalnya lipalan kit lit pada daerah triceps dan subskapular merupakan relleksi
pertumbuhan jaringan lemak di bawah kulit yang mencerminkan kecukupan
energi. f\pabila anak mengalami defisiensi kalori, maka lipalan kulit menipis, lipatan
lersebut akan menebal bila anak kelebihanenergi.
Selain ukuran antropometrik tersebut, terdapat beberapa ukuran lainnya yang
hanya dipakai untuk keperluan khusus, scperli adanva kelainan bawaan. Ukuran
anUoponu'lrik yang d1111akStld adalah (1) lingkar dada dan (2) perawakan. Saat
lahir, diameter transversal dan anteroposterior dari lingkar dada hampir lama
sebesarnya, yaitu sekilar 3-1-35 cnl, schingga benluk dadanya scperli silinder. Dengan
bertanlbahnya usia, ukuran diameter transversal menjadi Icbih besar dibandingkan
dengan diameter anteroposterior, sehingga benhlk dada menjadi gepeng.
Pertambahan ukuran lingkar dada lebih lambat dibandingkan dengan ukuran
lingkar kepala. Sementara ft, perawakan jarang digunakan unhlk mcnenhlkan
kcadaan perlumbuhan anak, tetapi pads kasus tertcntu perlu diperhitungkan,
meskipun kurang herpengaruh. Umumnya perawakan ini digtmakan unhlk
meramalkan sifat atau karakter seseorang. Menurut Kretschmer yang dikutip
olehSoetjiningsih (1995) terdapat 3 jenis perawakan, yaitu piknikus (tubuh yang
gemuk dan pendek), alletikus (tubuh yang atletis), dan asterikus (tubuh yang
lures dan tinggi).
Rata-rata ukuran anthropernetrik mempunyai kelemahan, yaitu kcsulitan unhlk
menetapkan usia yang tepat karena tidak semua anak mempunyai catatan
lentang tanggal lahirnya.
4.2.2 Keselurtthan Fisik
Dengan pemeriksaan fisik, dapat diketahui apakah seorang anak berada dalam
kcadaan sakit atau sehat. iVteskipun di lapangan sekalipun, pemeriksaan fisik
jarang dilakukan untuk mcnentukan kcadaan pertumbuhan anak, padahal
perlu dikctahui kemungkinan terdapatnya gangguan pada fisik anak. Berkaitan
dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari pemeriksaan fisik adalah:
1. Keselunthan Fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak, ada
tidaknya odema, anemi, dan tanda gangguan lainnya. 2. JaringanOtot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha untuk
mengetahui lemak subcutan.
3. Jaringan Lemak
Diperiksa dengan cubilan tipis pada kulit di bawah triseps dan subskapular, 4.
Rambut
Perlu dipcriksa pertumbuhannya, tebal/tipisnya rambut, serta apakah akar
rambut mudah dicabut atau tidak.
5. Gigi-geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi permanen.
4.2.3 Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologis
Perneriksaan laboratorium dan radiologis bare dilakukan di klinik apabila
terdapat gejala atau tanda akan adanya suatu gangguan/pcnyakit, misalnya,
anemi atau pertumbuhan fisik yang tidak normal. Perneriksaan laboratorium
yang string adalah pemcriksaan darah unluk kadar 1-Ib, scrum protein (albumin
dan globulin), dan hormon perlumbuhan.
i'emcriksaan radio logis dilakukan terulama untuk menilai umur biologic, vaIt u
umur tulang (bouerrge). Biasanya, hat tcrsebut dilakukan bila ada kecurigaan
akan adanya gangguan perlumbuhan. Bagian tulang yang biasanya dironlgen
adalah lulang radius sebelah kiri.
Untuk nlelakUkan deteksi terhadap perlumbuhan pada anak, tidak semua para-
meter tcrsebut diperiksa oleh petugas. Di lapangan, petugas cukup
melakukan pengukuran beral badan, tinggi badan, dan lingkar kcpala sesuai
dcngan Pedoman Dctek,;i Tumbuh Kembang Anak Balita. Apabila terdapat basil
pengukuran yang tidak normal, maka anak polo segert dirujuk untuk mendapatkan
pemcriksaan lebih lanjut. Tempat rujukan biasanya adalah klinik alau rumah
sakit yang mempunyai fasilitas lcbih lengkap dan di sana pemeriksaan akan
dilakukan secara lebih mendalam dengan mem;gunakan parameter-parameter
lain yang jarang digunakan di lapangan.
4.2.4 Deleksi Perkembangan
Jika pertumbuhan ditujukan untuk kematangan fisik, maka perkembangan Iebih
ditujukan untuk numbuat fisik mempunyai arti/makna dalam hidup.
Penilaian pcrkembangan anak mcmiliki banyak model dan rttacamnya. Meskipun
demikian, perlu ada parameter-parameter alau patokan-patokan tcrtcnhr
sehin};ga dapat dilA-ukan perbandingan secara konsisten. Ada banyak parameter
atau tes untuk perkembangan anak, misalnya, tes IQ, tes psikomotorik, les
prestasi, dan lain-lain. Nlasing,-masing les tcrsebut disesuaikan dengan fungsi
dan usia anak. Masing-masing tes tcrsebut dapat dipelajari di buku Tumbuh
Kembang Anak halaman 65-71 yang ditulisolchSoetjiningsih.
Terkait dcngan upaya membcrikan asuhan kesehatan pada balita, supaya dapal
melakukan deteksi perkembangan anak, scscorang lebih lobule hares
memahami aspek-aspek dalam perkembangan anak. Menorah Frankerburg
(1981) yang dikutip
oleh Soeljiningsih, terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu:
1. Kepribadian/tingkah lake social (personal social), yaitu aspek yang
bCI'htIbUllgarl dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi, dan
bcrinteraksi dengan lin;kungan.
2. ivlotorik halos (finC motor adaptive), yaitu aspek yang bcrhubungan dcngan
kemampuan anak untuk mengarnati sesuatu dan melakukan gerakan yang
melibalkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kccil, memerlukan
koordinasi yang cermat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya,
memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel, dan ntenggunting.
Nlotorik kasar (p-oss motor), yaitu aspek yang be rhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh yang mclibatkan sebagian bcsar bagian htbuh
karen a d ilakukan dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga
memcrlukan cukup tenaga, misalnva, berjalan dan berlari.
4. Bahasa (L7nQrcn,h), yaitu aspek yang bcrhubungan dengan kemampuan
untuk
memberikan respons terhadap suara, mengikuti perinlah, dan berbicara secara
spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga
alai
pCr'nVataan akan perasaan keinginan dilakukan mclalui tangisan dan
gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif,
vaittt dengan berbicara.
Aspek-aspek pcrkembangan tersebut merupakan modifikasi dari lcs/skrining
pcrkembangan yang dikemukakan oleh Frankcrhurg, yang dikcnal dengan
DeIrz>c•r Developmental Screening Test (DDST), yaitu salah sate tcs aiau
mctodeskrining yang Bering digunakan untuk menilai pcrkembangan anak mulai
usia I btllaR SaRlpal tahun. Pcrkembangan yang dinilai meliputi
perkembangan personal social, motorik halos, bahasa, dan motorik kasar pada
anak.
DDST merupakan salah situ tes psikotnotorik yang Bering digunakan di klinik/
rumah sakit bagian tumbuh kembang anak. Saa t ini jenis DDST yang digunakan
adalah DDST II yang merupakan revisi dari DDST. Dalam pclaksanaannya, ICI )
ST ini mullah dan cepat unhtk digunakan serta mempunyai validitas yang
relatil linggi. Setup kemampuan/togas dari masing-masing aspek
pcrkembangan digambarkan dalam benhtk kotak persegi yang berurutan
sesuai dengan usia anak.
Apabila digunakan di lapangan, DDST II trrscbut adalah relatif rumil.Olch karma
ilu, Departemen Kesehatan (Depkes RI) melakukan modifikasi tcrhadap DDST
11 ini agar lebih mullah sehingga dapat digunakan di lapangan, vaitu berupa
Pedoman Dclcksi Dini Tumbuh Kembang Balita (1996) scbagaimana yang telah
disinggung pada awal bab ini. Dengan tes yang terdapal pada buku Pedoman
ini, pctugas kesehatan vang berada di lapangan akan lebih mullah
melakukan pcmantauan pcrkembangan anak.
Selain dengan Pedoman Dcteksi Tumbuh Kembang terscbut, Pedoman lain
yang dapat digunakan di lapangvl adalah Kartu Kembang Anak (KKA) yang
dikcmbangkan oleh Satoto (1990) dan digunakan oleh Bina Kcluarga 13alita
Deparlcmcn Kcschatan RI. KKA ini bcrfungsi panda, yaitu sebagai alal
pcmanlau dan sebagai alat komunikasi dalam membahas pcrkembangan anak
antara petugas dengan ibu dan krluarga. L)alam KKA ini, aspek pcrkembangan
yang dipantau meliputi motorik kasar, nuotorik haluS, komunikasi pasif,
komunikasi aktif, kcccrdasan, kcnrunpuan unluk nu•nuluni; diri sendiri, dan
tingkah laku social.
1'emantauall perkembangan dengan menggunakan Pedoman Dclcksi Tumbuh
Kembang Balita atau KKA ini tidak hanya dapat dilakukan oleh pcltigas di
lapangan, namun juga oleh leader, orang lua, atau anggota kcluarga yang
lain, karma sudah dilcngkapi dengan pchtnjuk mengcnai cara menggunakannya
clan stimulasi yang diperlukan.
13crt1asarkan buku I'edonuut L)eteksi Tumbuh Kemblng ~ ong disusun aleh
Departcnen Kesehltan tersebut, tes perkembangan yang dapat dilakukan ldalah
Kuesioner I'r1 Skrining Perkembangan, Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah, Tes
Daya Lihat dan Tes Kesehltan Mata, serta Tes Daya Dengar Anak. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai masing-masing tes secara singkat.
7. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP mcruplkan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada prang hta
dan dipergunakan sebagai alai unhtk melakukan skrining pendahuluan untuk
perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut
berjumllh 10 nomor yang hares dijawab oleh prang tua atau pengasuh yang
mengetahui keadaan perkembangan anak.
Pcrtanvaan d11am KPSP dikclompokkan sesuai usia anak scat dilakukan
pemeriksaan, mulai kclompok usil 3 bulan, 3-6 bulan, dan seterusnya sampai
kelompok 5-6 tlhun. Untuk usia ditetapkan menurut tlhun dan bulan, dengan
kclebihan 16 hari dibulatkan mcnjadi I bulan. Contohnya, usia anak yang 9 bulan
16 hari dibulltkan menjadi 10 bulln, sementara usia 9 bulln 15 hari dibulatkan
mcnjadi 9 bulan.
Pertanylan dalam KPSP hires dijawab dengan 'ya' atau 'tidak' olch prang h11.
Setclah semua pertanyaan dijawab, selanjuUlyl basil KPSP dinilai.
1) Apabila jawaban 'ya' berjumlah 9-10, berarti anak tersebut normal
(perkembangan blik).
2) Apabila jawaban'ya' kurang dari 9, maka perlu diteliti lebih lanjut mengcnai:
(1) Apakah vara mcnghltung 11511 dan kelompok pcrtanyaannya sudah scsuai.
(2) Kesesuaian jawlban prang tea dengan mlksud perlanyaan.
Apabila ada kesallhan, maka pemeriksaln harts diulang.
3) Apabila setelah diteliti, jawaban 'ya' berjumlah 7-8, berarti hasilm'a adalah
meragukan dan perlu diperiksa clang I minggu kemudian.
4) Apabila jlwlban'y1' berjumlah 6 atau kurang, berarti hasilnyl kurang afaru
positif untuk perlu dirujuk guna pemeriksaan lebih lanjut.
2. Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah (KPAP)
KPAP adalah sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat untuk
mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak prlsekollh (usia
3-6 tahun). Kuesioner ini berisi 30 perilaku yang perlu ditanvakln situ per sate
pads prang tua.
Setup perilaku perlu ditanvakan apakah 'string tcrdapat,' 'kadang-kadang
terdapat,' atau 'tidak terdapat.' Apabila jawaban yang diperoleh adalah 'string
terdapat,' maka jawaban tersebut diberi nilai 2,'kadang-kadang terdapat' diberi
nilai 1, dan'tidak terdapat' diberi nilai 0. Apabila jumlah nilai seluruhnya kurang
dari sebelas, maka anak perlu dirujuk, sedangkan jika lumlah nilai 1 1 atau lebili
maka anak tidak perlu dinyuk. Pengisian kuesioncr dapat dilakukan oleh pelugas di
lapangan, leader, guru atau prang tug anak ilu sc:n(iiri.
3. Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mala Anak Prasekolah
Tes ini merupakan alit untuk memeriksa ketajaman dava lihal serta kclainan
mata pada anak berusia 3-6 tahun. Sebagaimana alai detcksi lainnya, les ini jul;a
digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan daya lihat pada anak usia
prasekolah secara dini, sehingga bila ada penyinipangan dapatsegera ditangani.
Untuk mclakukan tes daya lihat diperlukan ruangan dt•ngan penyinaran yank,
baik dan alit 'kartu E' yang diganlungkan setinggi anak duduk. 'Kartu E' ini berisi
huruf E yang terdiri dari 4 baris. }3aris pertama huruf E berukuran paling besar
kcnuuiian berangsur-angsur mcngcril pada baris kccmpat. Scram normal, anak
dapat melihat huruf E pada baris ketiga. /lpabila anak tidak dapat mclihat huruf E
pada baris ketiga, maka perlu dirujuk untuk mendapatkan pcmeriksaan lebili
lanjut.
Selain tes daya lihat, anak juga pcrlu diperiksakan kcschatan matanya. (Trio
ditanyakan dan diperiksi adakah:
1) keluhan seperti mata gatal, pangs, penglihatan kabur, atau posing.
2) perilaku seperti string menggosok mala, membaca tcrlalu dckal, atau wring
merlgked ip-keciipkan mata.
3) kelainan mata scperti beagle bitot, juling, mata mesh, dan keluar air.
Apabila ditemukan sahr kclainan atau lebih pada mata anak, maka anak tersebut
perlu dirujuk.
4. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Tanpa pendengaran yang baik, anak tidak dapat bclajar bcrbicara atau mcngikuti
pclajaran di sekolah dengan baik. Olch karma itu, diperlukan dcteksi scram d ini
alas fungsi pendengaran anak, schingga kemampuan pendcn,;aran dan bir<tra
anak dapat berkembang dengan baik.
Tes Daya Dengar inn berupa pertanyaarl-pertanvaan yang disesuaikan dengan
usia anak, yaitu kelompok usia 0-6 bulan, lebili dari 6 bulan, lebili dari 9 bulan,
lebili dari 12 bulan, lebih dari 24bulan, dan lebili dari 36 bulan. Setup perlanyaan
polo dijatvab 'ya' Alau 'tidak.' Apabila ada jawabannya adalah tidak, berarli
pendengaran anak tidak normal, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjul.
Unhik informasi yang lebih jelas mengenai cara pelaksanaan clan henentuan
lindakan lebih lanjut dari deteksi masing-masing tes/skrining, dapat dilihat pada
Pcdoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, Depkes RI (1996).

4.4 Peran Perawat (Petugas Lapangan) dalam Upaya Deteksi Tumbuh


Kembang Balita
Dalam uPaya mcwujudkan pertumbuhan dan Perkembangan anak secara
optimal, khususnya halo masa Balita, diperlukan persiapan-persiapan baik dari
orang tea maupun Petugas kesehatan. Petugas kesehatan diharapkan dapat
memberikan penjelasan kepada orang tea mengenai upaya yang dapat
dilakukan unhrk mcmberikan stimulus pada anaknya, schingga anak tcrscbut
dapat berhtmbuh dan berkembang secara baik. Di lapangan, pehtgas yang
mempunyai Peran cukup Penting dalam upava tersebutadalah tenaga perawat.
Peran pcraxvat sudah dimulai ketika anak dalam kandungan, yaitu dengan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan deteksi risiko tinggi
scat kchan,ilan, kemudian menolong persalinan, serta merawat bayi dan ibu
pasca persalinan. SIcsuai dengan siklus kehidupan, peran perawat pada masing-
masing (ahap adalah sebagai berikut:
1. Dalarn Kandungan (Masa Pranatal)
Agar pada masa ini janin dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, maka
diperlukan tindakan-tindakan scbagai berikut:
1) Mcmantau pcruhahan fisik vang normal baik dari ibu maupun janinnva. Hal
ini sesuai kewenangan perawat untuk memberikan asuhan kehamilan
fisiulogis.
2) f)clcksi awal risiko tinggi selama kehamilan. Apabila ditcmukan adanva tanda-
tanda risiko tinggi maka hares segera dilakukan ntjukan.
3) Menganjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi secara baik selama hamil.
Orang tea perlu mengetahui bahwa scat hamil kebutuhan gizi meningkai karma
unhrk kesehatan ibu dan anak yang dikandung.
4) Anjuran untuk menghindari penggunaan obat bebas. Apabila ibu sakit, segera
Pcriksa ke dokter dan jangan menggunakan obit-obatan bebas tanpa
sepengetahuan doktcr. Ada beberapa obat yang bila diminum selama hamil
dapat menimbtrlkan kccacatan atau gangguan pada janin.
5) Anjuran unhrk menghindari penyakit infeksi. Ada beberapa penvakit infeksi yang
dapat mcnimbulkan gangguan fisik atau mental pada janin, sehingga janin
berisikonun};alami gangguan lttmbuh kembang. Kelompok penyakit infrksi
tersebut adalah TORO[ I yaittr Toxoplasmosis, Rubella, Cytonu};alovirus, dan
Herpes.
) Anjuran untuk menghindari stres psikologis. Perasaan tertekan, tidak tenang,
atau gangguan psikologis lainnya dapat memenl;aruhi perkembangan janin.
7) Memberikan stimulus pada janin yang dikandung. Dengan mcngajak unhtk
herkomunikasi, mendengarkan suara musik, atau ceramah-ceramah agama
dapat merangsang pendengaran janin.
2. Saat Kelahiran (Masa Natal)
Adanya gangguan dan penanganan persalinan ,yang tidak benar juga dapat
memenganthi tumbuh kembang anak. Sesuai dengan 13uku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan dan Neonatal (2000), pecan pctugas pada masa persalinan
adalah mernantau persalinan unhtk melakukan deteksi dint terhadap adanya
komplikasi dan bersama-sama dengan keluarga membcrikan banhtan serta
dukungan pada ibu bersalin baik secara fisik maupun psikologis. Untuk
meminimalkan dampak pada kelahiran bayi, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1) Apabila ada tanda-tanda risiko tinggi pada prows kelahiran, segera lakukan
rujukan sehingga ibu dan anak dapat disclamatkan.
2) Apabila scat lahir bayi mengalami gangguan, segera berikan pertolongan
pertama dan selanjutnya segera dirujuk.
3) Apabila bayi lahir normal, maka bayi tersebut hares dijaga keslabilan
kesehatannya. Sering karena kclalaian petu};as, bayi ~ang normal dan schat
membuntk keadaannya.
4) 1-lindari untuk menunda rujukan pada kasus risiko tinggi dengan harapan
dapat menolong kelahiran anaknya secara normal. Hal ini wring berakibat
fatal.
3. Setelah Kelahiran (Masa pascanatal)
Setelah 1?ayi lahir, hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memulihkan
kondisi ibu dan memelihara kesehatan bayi. Setelah masa-masa transisi bayi bare
lahir lewat, hal yang perlu dilakukan adalah: 1) Memenuhi kebutuhan nutrisi
bayi. Segera setelah lahir, ASI dapat nuilai
diberikan. Selain untuk memenuhi nutrisi, pemberian ASI juga merupakan upaya
untuk memberikan stimulus sensori motor.
2) Memberikan stimulus untuk pertumbuhan dan perkembangan.
3) Memenuhi kebuhthan dasaryang meliputi asah, asih, dan asuh sebagaimana
yang telah dibahas pada bab terdahulu.
4) Memantau perhtmbuhait dan perkembangan sweat dengan Pedonuui f)eleksi
Tumbuh Kembang Balita.
Untuk melakukan peran di atas, langkah-langkah yang perlu adalah melakukan
pengkajian untuk menentukan masalah yang berkaitan dengan tumbuh
kembang anak ser-ia ntclakrrkan pcrcnranaan tindakan. t3erikul ini akin
dijelaskan mengcnai pengkajian, masalah tumbuh kembang yang wring
timbal, dan tindakan yang dipcrluk,rn.
4.4.1 Penakajian Pcrtumbuhan dan Perkembangan Anak
"cbac;aim;uta blab disin};t;ung pada pembahasan mengcnai deteksi dini,
penL;kajian pcrtumbuhan, dan pcrkcmbangan anak dimaksudkan untuk
mengumpulkan datadata yang bcrkaitan dengan tumbuh kembang anak,
schingga dengan data yang ada, dapat diketahui mengcnai kcadaan anak.
Dalam mclaksanakan pengkajian atas perfumbuhan dan perkembangan anak,
hat penting yang polo diperhatikan adalah bagaintan;t mempersiapkan anak agar
pemeriksaan berjalan lancar. Untuk itu, sebelum mrLtkuk,m pvngkajian, prinsip-
prinsip yang perlu diperhatikan dan dapat diternpkan di lapan};an adalah:
1. Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misainva, membcri warm
Binding netral, cukup ventilasi, menjauhkan peralatan yang mcnakutkan dari
pandangan anak, clan menyediakan mainan.
2. Sebelum pc°ngkajian se:baiknya disediakan waktu unhikbermain agar anak
n;enjadi koo}?eratif. Dalarn hat ini, bukan berarti mengabaikan togas utama,
tetapi unhrk pendekatan agar anak ticlak takut schingga memudahkan
pemeriksaan.
3. Pcnuriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mullah dan tidak menakutkan
ansk.
4. Jika ada bcbcrapa anak, nurlallah dengan anak yang kooperati( sehingga
akan mengurangi rasa takul dari anak vang lain.
5. Libatkan anak dalam prows pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak
mengcnai hat-hat yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, bcri
kesrmpatan pada anak amok n,en,hantu prows pemeriksaan.
6. L3ual posisi pemeriksaan scnyantan mungkin. Anak dapat berbaring di
pangkuan orutg tua.
7. Berikan pujian kepada anak ,yang kooperatif. Hat ini dapat merangsang anak
yang lain agar menjadi tidak takut amok diperiksa. 8. Berikan pujian pada orang
tua apabila anak maju dan ibunva mengetahui nasihat
pctugas.
Prinsip-prinsip tcrscbut hendaknya dipahami oleh setup pcrawat schingga
ntenurilahkannya dalam melaksanakan pemeriksaan dan meminimalkan
kecemasan pada anak. Setelah metnahami prinsip-prinsip tersebut, berikulnya
adalah melakttktui pengkajian pada anak. Hat-hat ,yang perlu dikaji adalah:
1. Rivvavat Prenatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tench-tench risiko tinggi scat hamil, seperti
terinfeksi TORCH, beret badan tidak naik, preeksklamsL dan lain-lain, seria apakah
kehamilannya dipantau secara berkala. Kehamilan risiko tinggi yang tidak
ditangani dengan benar dapat mcngganggu htmbuh kembang anak. Dengan
mengetahui riwayat prenatal make keadaan anaknya dapat diperkirakan.
2. Ritvayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai care kelahiran anaknya, apakah secara nor-
mal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan
terdeteksi sehai, apabila kelahirannya mengalami gangguan (care kelahiran
dengan tindakanseperti forceps, partus lama, Lzfau kasep), make gang;;t.ran tersebut
dapat memengaruhi keadaan htmbuh kembang anak.
3. Perhtmbuhan Fisik
Untuk menenhtkan keadaan pcrttunbuhan fisik anak, perlu dilakukan pengukuran
antropomeh-i dan pemerik_5aan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan scbeltunnya,
pengukuran antropomelri yang sering digunakan di lapangan amok memantau
tumbuh kembang anak adalah BB, TB, dan Iingkar kepala. Sedangkan lingkar
lengan dan lingkar dada hero digunakan bile dicurigai adanya gangguan pada
anak. Apabila petugas akan mengkaji pcrtumbuhan fisik anak, make pelu};as
tersebut cukup mengukur BB, TB, den lingkar kepala. vlcskipun tidak scmua
ukuran antropometri digunakan, berikut ini akan dijelaskan care penguktn-an dari
masing-masing ukuran antopometri:
1) Beret Badan (BB)
Untuk menenhtkan beret badan anak, hat yang pertu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
(1) Pengukuran dilakukan dengan memakai alit timbangan yang tclah ditera
(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang dig -tmakan dapat
berupa dacin atau timbangan injak.
(2) Untukmenimbanganakyangberusiakurangltahun,makahallersebut
dilakukan dengan posisi berbaring. Unhtkanak yang berusia l•-2lahun, dilakukan
dengan posisi duduk dengan menggunakan dacin. Untuk anak yang berusia
lebih loci 2 tahun, penimbangan beret badan dapat
dilakukan dengan posisi berdiri. Untuk lebih jclasnya, libel gambar berikut.
Sedangkan cara pengukuran best badan anak adalah:
(1) I,epas pakaian yang tcbal pada bayi dan anak saat pcngukuran. Apabila
perlu, cukup pakaian dalam saja.
(2) Tidurkan bayi pada mcja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin,
masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitka.n gendongan kc timbangan.
Scdangkan apabila dengan berdiri, ajak anak unluk berdiri di alas timbangan
injak tanpa dipegangi.
(3) Ketika nu:nimbang boat badan bayi, tempatkan tangan pehtgas di atas tubuh
bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh scat ditimbang.
(4) Apabila anak tidak may ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang best
badannya lebih lulu, kemudian anak digendong olch ibu dan ditimbang.
Selisih antara best badan ibu bersama anak dan best badan ibu sendiri menjadi
best badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat ntmus bcrikut.
IM anak = (IM ibu dan anak) - BB ibu
(5) Tcntukan basil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada
timbangan.
(6) Selanjutnya, tentukan posisi best badan anak sesuai dengan standar yang
bcrlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang, atau buruk. Unhik
menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva
Kh'1S, apakah berada best badan anak berada pada kurva berwarna hijau,
kuning, atau mesh.
2) Tinggi Badan (TB)
Untuk menentukan tinggi badan, cara pengukurannva dikelompokkan menjadi
untuk usia kurang dari 2 tahun dan usia 2 lahun atau lebih. Pengukuran tinggi
badan pada anak usia kurang dari 2 tahun adalah sebagai berikut:
(1) Siapkan pagan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pity
pengukur (meteran).
(2) f3aringkan anak tc rlentang tanpa bantal (supinasi), luntskan lutut sampai
menempel pada meja (posisi ekstensi).
(3) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak
turns dengan meja pengukur), lalu ukursesuai dengan skala yang tertera.

Gambar halaman 64

Apabila tidak ada papas pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur hares rata/datar) bcrupa garis
atau titik poda bagian puncak kepala dan bagian ttrmit kaki bayi. Lalu ukur jarak
antara kedua tanda tersebul dengan pity pengukur. Unhrk lebih jelasnya, lihat
gambar berikul.
Scdangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun at-au lebih
adalah scbagai berikul:
(1) Tin;gi badan diukur denL;an posisiberdiri tegak, schingga unlit rapat,
sedangkan hokum;, punL;g%uzg, dan bagian belakang kepala berada dalam
sate garis vertikal dan menempel pads alit pengukur.
(2) Tentukan bagian alas kepala dan bagian kaki menggunakan scbilah
papas dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan
skala yang tertera.Unhrk lebih jelasnya, lihat Gambar=}.4.
3) Lins;kar Kepala
Ukuran kepala dinvatakan normal apabila berada di antara Batas tertinggi dan
tercndah dari kurva lins;kar kepala (IihatGambar4.1). Bila ukuran kepala berada di
alas kurva normal, berarti ukuran kepala bestir (makrocephali), sedangkan
apabila ukuran kepala di bawah kurva normal, berarti ukuran kepala kecil
(mikrocephali). Kurva lingkar kepala ini dibedakan antara lakilaki dan pcrempuan
scbagaimana terlampir pada buku ini. Adapun cara pent ukuran lingkar kepala
adalah sebaL;ai berikul:
a. Siapkan pity pengukur (nuleran).
b. Lingkarkan pity pengukur pada daerah glabcfa (frontalis) atau supra
orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kcmudian tenhikan
hasilnya (lihat Gambar 4.3).
c. Cantumkan basil p0ngukuran pada kurva Iingkar kepala. 4) Lingkar Lengan
Atas (Lila)
Meskipun pengukuran lily jarang dilakukan, names cara pcngukurannva perlu
dikclahtri, yaitu sebagai brrikut:
(1)
Tentukan lokasi lengan yang akin diukur. Penguktrran ililakukan pada lengan
bagian kiri, yaitu pertcngahan pangkal lcngan dengan siku. Pemilihan lengan kiri
tersebut dengtuz port imbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif
dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih
jelasnya, daerah lengan yang diukur lihat Gambar-L.ti berikul ini.

GAMBAR 4.5
Cara Pcngukuran Lingkar Lengan Atas

5
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Pengukuran dilakukan di
bagian tcngah antara
bahu dan siku lengan
kiri.
2 Lengan harus dalam posisi bebos Jcngnn boju dan otot lengan dalam keadaan
tidak tcgang atau kcncang.
3 Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilihat-
lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.
4
5) Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan alas, pengukuran lingkar dada jar.ing dilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada scat bernapas biasa (mid rcspirasi) pada
tulang Xifoidius (incisura substcrnalis). Pengukuran lingkar dada ini
dilakukan dengan posisii berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada
bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada adalall scbagai
beriku t:
Cara pembacaan Pita terlalu longgar skala yang benar
Tctapkan posisi bahu dan siku
(2) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas scpcrti pada gambar
(dapat digunakan pity pengukur). I-lindari penckanan p,uia Icngan yang
diukur scat pengukuran.
Teniukan btsar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tcctcn pada pity
pengukur.
(4) Catat basil pengukuran pada Kasus lWnuju Schat (KMS) atau status anak.
(3)
(1) (2)
(3)
Siapkan pica pengukur.
Lingkarkan pity pengukur pada daerah dada scpcrti pada gambar di alas.
C a t a t basil pengukuran pada KV1S anak atau karlu yang disediakan.
Pcmeriksaan Fisik
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukanapabila dilapangl:,m, namun petugas
perlu mengctahui bahtva pemeriksaan Fisik perlu dilakukan ,agar keadaan anak
dapat diketahui secara keseluruhan. Pcmeriksaan fisik dapat dimulai loci rambut,
kepala, leher, dada, perut, genetalia, ckd tremitas. Selain ilu, tarn_1a-tanda vital dan
keadaan umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan
perkembangan ini ailalah lama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi d,111
anak. Oleh karena iht, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada
bagman ini.
~. Perkembangan Anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebclumnya.
Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai keadaan perkembangan anak scat
ini, apakah anak bcrada dalam keadaan normal, meragukan, atau memcrlukan
rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat
dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang olch
Soctjiningsih (1996).
6. Data Lain
Yang tcnnasuk data lain adalah pola makan, poly aktivitas anak, data penunjang
lainnya,sepcrli pemeriksaan laboratorium,sertadata yang diperlukan lerutama
apabila anak berada di klinik.
4.4.2 Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan
Setelah dilakukan pcngkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada
bayi dan balita, terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:
1. Perlumbuhan dan perkembangan normal
Menu rut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal
apabila grafik berat badan anak bcrada pada jalur berwarna hijau pada
kalender balita (KTv1S) atau sedikit di atasnya. Arah grafik hares naik dan sejajar
mengikuti lengkungan jalur (kurva) berwama hijau. Sementara, pertumbuhan anak
dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditctapkan dengan pengukuran
antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kcpala/U.
Pcrkcmbangan anak tergolong normal apabila unnrr dan kemampuan/
krpandaian anak scsuai dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman
Detcksi Tumbuh Kembang Balita, skor yang dipcroleh scat pemeriksaan hams
berjumlah 9-10. Apabila menggunakan kalender balita (K~1~S), maka
kemampuan anak sesuai USIA van- lerdapal pada gambar. Sementara apabila
mcnggunakan tes DDST, anak dapat melewati togas-togas perkembangannva
scsuai usia. Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.
~ Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal
Pertumbuhan anak mengalami penvimpangan apabila grafik best badan anak
berada jauh di alas warna hijau atau berada di bawah jalur hijau, khususn)!a
pada jalur mesh. Ukuran anlropomctri lard yang rllenglkUtl hiasanya adal,ih
linbkar lengan alas dan lingkar lengan dada.
Perkembangan anak mengalami pcnyimpangan apaUila kemampuan/
kepandaian anak tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mcngalami
keterlambatan. Palo tcs DDST, anak tidak dapat mencapai hrgas-tubas
perkembangannya, alau pada gambar kalendcr balita (KNIS), kcmampuan anak
lidak sesuai dengan usianya.

4 . 2 K a r t u M e n u j u S e h a t 4.2. 1 Pengertian
Kartu Menuju Sehat atau yang sering disingkat dengan K1v1S adalah suahr
karlu/alit penting yang drgunakan untuk memantau prrlumbuhan clan-
perkembangan anak yang (Soctjininbsih, 1996). KMS vang ada unhrk scat ini
adalah KMS Balita, yaitu kartu yang menurat grafik perhullbuhan serta indikator
perkembangan yang bcrmanfaal unhrk mencatat dan memantau tumbuh
kcmbang balita setup bulannya, ilari sejak lahirsampai bcrusia 5 lahun (Depkes RI,
1996). Dengan dcmikian, KMSdapal diartikan sebagai spot kesehatan dan gizi
(catatan riwayat kesehatan dan gizi) balita.
5ccara ununn, KNfS berisi gambar kurVa best badan terhadap umur untuk anak
bcrusia 0-5 (all un, at ribut penyuluhan, dan catatan yang pen linb untuk ilipcrhati
kan olch pctugas dan prang bra, seperli riwayat kelahiran anak, pembcrian ASI
dan makanan tambahan, pemberian imunisasi dan vitamin A,
pcnalalaksanaan Ware di rumah, serta patokan sederhana tenting
pcrkemhanban psikonwtorik anak.
4.2.2 Tujttan Penggunaan KMS
Tujuan umum pcnggunaan KNiS adalah mcwujudkan tingkat tumbuh kcmbang
dan status kesehatan anak balita scram optimal. Adapun llllUall khUSUSn}'il
IllelIpUll:
1. Scbagai alit banlu bagi ibu atau prang bra unhrk mcmanlau tingkat prrlumhuhan
dan perkembangan yang optimal.
2. Scbagai alit banal dalam nu>m,uttau dan menentukan tindakan yang
diperlukan amok mewttjudkan iumbuh kembang yang optimal.
Alcngafasi malnulrisi di masvarakal secara cfcktii ilcnhan peningkatan
pcrluntbuhan yang memadai (prplitOtl2'e'(1).

4.2.3 Fungsi KMS Balita


.Ada beberapa iungsi K1viS. Secxtra umurn, lungsi-lungsi tersebut dapat
dikclompokkan nienjad is
1. Sebagai media amok mcncalaf/ntemantau riwayat kcschalan balita
secara lengkap.
2. Scbagai media penyuluhan bagi orang tua mengenai kcschalan balita.
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan olch petugas
amok
menentukan lindakan pclayanan kesehatan doll gizi terbaik bagi balita. 4.
Sehat;ai kartu allalltilti tlllllbtll, kC•ntbang balila.
4.2.4 Dasar PembLiatan Kurva pada KMS
Kurva/grafik pertumbuhan pada KMSdibual bc:rdasarkan standar baku bvHO-
NCI-lS yang disesuaikan dengan situasi Indonesia. Batas kurva bagian alas
adalah persentil ke-50 dari best badan rata-rata anak laki-laki dan garis E,awah
adalah pcrscntil ke-3 dari boat badan anak pcrempuan.
Korea port urobuhan tersebut dibagi dalam 5 kelompok (blok) sesuai dengan
skala bent dalam kg clan garis datar yang merupakan skala unulr menurut
bulan. Kelompok 1 adalah amok bayi beI'USIa 0-12 bulan, kelompok 2 adalah
unttlk usia 13-24 bulan, kelompok 3 adalah amok usia 25-36 bulan, kelompok
4 adalah amok usia 37-48 bulan, dan kelompok ;adalah unfuk usia 49-60
bulan.
Dalam setup kelompok kurva terdapat garis nulengkung yang menggambarkan
poly perlumbuhan best badan, berupa garis berwarna mesh dengan pity
kuning, hijau much, dan hijau tua. Masing-masing warna tersebut mernpunVai
dasar dan makna sebagai berikut:
1. CGaris mesh dibenhlk dengan mcnghubungkart angka yang dihitung dari 74°4
median baku WI-10-NCI IS.
2. l)ua pity kuning yang berada dl ataS garis merah, beCtLIrLlt-ttll'tll Illerllpakall
Batas atas 75"'D dan SU`%'o dari median baku WHO-NCI-IS,
3. Dua pity warna hijau much di alas pity kuning, berturut-hlrut merupakan Batas
alas Sa"°(, dan 90'X, dari median baku WHO-NCHS.
4. Dua pity warm hijau tua di alas pity hijau much, berturui-tarot merupakan
Batas alas 95)`;;, dan 10(1"S> median baku bVI 1(7-NC1 IS.
Dua pity warm hijau muda dan kuning paling atas, masing-masing bernilai 5'%4

dare median bake adalah daerah di mana anak-anaksudah mcmpunyai kelebihan


boat badan.
Dare pengukuran kurva pertumbuhan BIB, basil berikut ini dapat diinterprc tasikan:
1) Apabila pada pengukuran arch garis meningkat (mengikuti arch kur%a), berarti
pertumbuhan anak baik.
2) Apabila pada pengukuran arah garis mendatar, berarti pertumbuhan kurang baik
sehingga anak memerlukan perhatian khusus. 3) Apabila pada pengukuran arah
garis menurun, berarti anak memerlukan
tindakan segera.
Dare interpretasi tersebut dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan anak baik apabila
mengikuti arah lengkungan kurva. Kedudukan anak pada kurva mcrupakan
kcadaan persentasi/persentil tertent-u.
4.2.5 "Growth Monitoring Promotion" (GMP)
GMP adalah suatu kegiatan pengukuran pertumbuhan anak yang dilakukan
secara teratur, dicatat, dan kemudian diinterpretasikan dengan maksud agar
dapat memberikan penyuluhan serta melakukan tindakan lanjut. Tcrdapat empat
clemen kunci dare GMP, yaihi:
1. Mcrupakan stratcgi pencegahan sebelum tcrjadi gangguan pertumbuhan,
yailu dcngan penimbangan secara teratur.
2. Merupakan strategi mengubah lengkungan anak yang kurang sesuai mclalui
komunikasi yang cfektif dengan ibu.
3. Berhubungan dengim lingkungansecara menyeluruh yang memengaruhi
tumbuh kembang anak.
4. Ibu/masyarakat ikut tcrlibal dal,-IM usaha mengoptunalkan tumbuh kembang anak.
Kesalahan yangsering terjadi pada kegiatan G1vIP adalah kuratif lebih diutamakan
daripada preventif, pemantauan dimulai terlambat, penimbangan dan pengisian
kartu seeing dilaksanakan sccara eaten tanpa ada umpan balik, pemberian
makanan tambahan menjadi sahrsatunya aktivitas, interaksi antara petugas dan
orang tua kuran};, dan seringnya orang lua beranggapan apabila GN1P lancar
maka anak lidak bermasalah.
Ringkasan
Pemanlauan port umbuhan dan lie rkemhangan anak pcrlu diiakukan sedini
mungkin, sehingga bila ada gangguan dapat ct•);cra ditangani. Srlain itu, hat
ini dilakukanjuga untuk nu`nununalkan alaU mencegah kecacalan yang mungkin
timbal. C)rang tua perlu dibcrikan hrllVtlll111111 nl('ngCnal cara srderhana unluk
mcnilai kcraiiaan pl rltlrllbllharl dan pcrkrnthan};an anaknva.
l,'ntuk itu, sclaku prtu~as krsrhalan, peraWat diharapka) •iapal mcmt,erikan
prn%•uluhan pada c,rang tua nmngrnai kradaan anaknt,t, klutsuSnVa tentan
prrlumhuhan dim pt`rkrmhangannva.
Tumbuh kemban}; anak dikatakan normal apabila bcrada dalam standar vang
telah brrlaku. Untuk ilu, pertumbuhan dan perkembangan tnempunvai
parameter masing-masing. Cara pcngukuran dari teasing-masing parameter
tersebut hendaknva dapat dilaksanakan oleh smart lenaga kcsehatan.
KA-1S dan I'edoman Tumbuh Kcmban}; Ralila nurupakan suaht alit yank; cukup
clcklil unluk di} unaknn di lapangan unluk mengclahui dan nu'manlau lmbuh
krmban}; anak.
Latihan
K1Sllti t;
Nova adalah srorun};anak laki-laki brrusia 2,5 tahun. f3l'rat badan Nova adalah
12 kg den};an tinggi badan 90 cm, dan lingkar kepala sekitar 45 cm. Saat ini,
Nova bisa bcrjalan, bicara brberapa kola, dan dapat menunjuk nama dari
bcberapa gambar.

Pertnnynnn:
I . Irlaskan parameter prrlumLnthan dan pcrkembangan yang berhnn trrcantum
pada kasus tcrsebui dan praklikkan cara pcngttkurattnva! 2. Normalkah
keadaan pertumbuhan flan perkembangan anak lerscL,ut?
Srhulkan data yang nu•ndukungjawaban Anda!
3. Apakah rang ilimaksud dengan deteksi lmbuh krmbang pada bavi'
Apakah };ttnan).a'
4. Isi data-Bata Van}; ada pada kasus tt`rsebul pada lormulir pcrhimbuhan
dan prrkembangan srsuai drng;an parameternya!
Kasus 3:
Storing anak bernanut 1 lusin dating pertama kali di posN ~andu pada
tanggal 2 September 2002. I lusin lahir pada tanggal 27 Agustus 2002 do ngan
BP) lahir 3 kg. Sail ini 1313 nNa '),9 kg dan suilah nu`ndapal imunisasi hCG
serla Folio I.
Pertnnynan:
I . Ambit kartu K\1S dan tentukan posisi BB Hu.tiin pada kurva yang ada!
Bafiaimana keadaan pertumbuhan dan status bizinya?
52. Apabila pada bulan Uktober 2003 Husin ditimbanl; di I'osyandu dan BBmya
adalah kg, bagaimana cara mengisi kurva pada KI\•1S? spa Y"Ing polo
dijrlaskan pada oran~; tua men~rnai kradaan Husin?
Bacaan Lanjut
I. Soeljininssih, 1987. Turnbuh Kembang Annk. Rnb Prnilnictit
l'r°rtum(ruhnn ilrtlr
1'erkc°mbnitgnn. Fakultas Kcdokleran Universitas Udarana. Bali, EGC.
2. Nelson, 1997. flmtr Kesehatan Aiiak. Bali umibich Kc •mbrtitg,
5irbhab Tunthtrh
Kembang L1sia BrrYi. Todler (1-2 tahun) dan Pra Sckolah (3-5 lahun); hat 24-
29.

3. A. H. Markum,1991. Bukzf Ajar 11nrir Kc•schntarr Aiaak. Bali 'tinibrrJr


Kcvuhnirg; FKUI,
Jakarta, hat. 21-28.
4. Whaley, L.F. and Wong, D.L, 1998: Essential of Pediatric Nursing,
cdisi ke-4, CV.
Mushy Co. Philadelphia.
Stimulasi Perkembangan
dan Konsep Bermain
Tujuan Belajar
Setelah rrtempelajari bob ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian bermain pada anak.
2. Menjelaskan fungsi Bermain pada anak serta prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan.
3. Menyebutkan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dclam permainan anak.
4. Menjelaskan mengenai bermain di rumah sakit.
Pendahuluan
Aktivitas Bermain menrpakan salah sate stimulus Bagi perkembangan anak
secara opUmaL.Sekarang u1t,Banyaksekali dijual bermacam-macam alat
permainan. Apabila orang lea lidakscle•klif dan kurangmcmahami fungsinva, alat
permainan yan-diBelinva lidak dapat Berfungsi secara efektif.
Alat permainan pada anak hendaknva disesuaikan dengan jenis kclamin dan
usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
lenis permainan terteniu hanya cocok untuk anak dengan usia tertenlu pufa.
Ualam kondisi sakit atau saal anak dirawat di rumah sakit, aktivitas Bermain ini
telap polo dilaksanakan, namon hares disesuaikan dengan kondisi anak. Saab
ini, para tcnaga kcsehatan sudah memahamr penUngnva aktivitas
bermain schingga di bagian anak di Bebcrapa rumah sakit tclah discdiakan
sarana Bermain.
tcrhadap prang lain, terutama terhadap ibu. Dengan bexnriin, anak ak,ln
mengembangkan dan memperluas sosialisasi, bclajar untuk mcngalasi pcrsc,<rlan
yang timbal, mengenal nilai-nilai moral dan ctika, Major mengenai apa yang
salah dan benar, serta bertanggung jawab tcrhadap sesuahl yang iperbuahwa.
Dada tahun pertarna, anak hanya mengamati objck di sckilarnya. I'ada uSia 2-3
tahun, biasanva anak sutra bermain peran seperti pcran sebagai avah,
ibu, dan lain-lain. Palo usia prasckolah, anak lebih banyak bcr};abung dengan
kclompcrk sebavanva (1rPPr group) dan lncmpunvai tcnrui favorit.
4. Kreativitas
Tidak ada sihlasi yang lebih mcnguniungkan/nu~nycnangkan unluk bcrkrcasi
daripada bermain. Anak-anak dapat bcreksperin,en Jan cnarha ide-idenva.
Sekali anak merasa puns trnhrk mencoba sesuatu yang baru dan hrrbcila, is akin
memindahkan kreasinya ke situasi yang lain.
Namun demikian, prang tua yang berCcrrai, prang iua yang sibuk bckerja, atau
prang tai lunggal l;irt~lC lrarruf) dapat n1Cn10nyarulli kllnanl},U.III rnak unluk bermain
secara spontan dan perkembangan imaginasinya. 0Ich karma itLI, LIMA
mcngembangkan krcasi anak dipcrlukan lingkungan Yang tllendLlkLln.g* Kesada ran
Diri
Dengan aktivitas bermain, anak akan mcnyadari bah+va dirinya brrbcd<r dcngan
yang lain dan memahami dirinya scndiri.:1nak bclajar untuk mcmahami
kelemahan dan kcmampuannya dibandingkan dengan anak yang Ltin. slnak
juga nutlai melepaskan diri dari prang tuanya.
6. Nilai-nilai Moral
Anak belajar mengenai perilaku yang benar dan salah dari lingkunI;an rumah
maupunsekolah. Interaksidengan kelompoknya membcrikan makna pada lalihan
moral mereka. Jika masuk ke dalam suatu kclompok, andk hal"LIS nlCnfaaU ahlran,
misalnya, kejujuran.
7. iVilaiTerapetrtik
I3ermain dapat mengurangi tckanan atau sires dari lingkungan. Dengan bermain,
anak dapat mengekspresikan cmosi dan ketidakpuasan ata$ SIIUasI SOSIaI Srrla
rasa takuhnya yang tidak dapat dieksprcsikan di dania nvata.
5.3 Prinsip-prinsip dalam Aktivitas Bermain
Pada dasartlva, aktivitas bermain pada anak tidak hanva dengan menggunakm
alai permainan saja. Perhatian dan kasih sayang yang dibcrikan olch prang tua
terhadap anaknva, scpcrti seniuhan, bercanda, belaian, dan lainnya, mcrupakan
aktivitas Y:ups; nlt?nyenlngkan bagl allilk, tcrulama pada lahun perlama
kehii}upannva. SOcljinins;Sih
1995) mengatakan bah\va ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
aktivitas bcrlmain bisa menjadi stimulus yang efektif sebagainlana berikut ini:
I. I'erlu ekslra ener};i
13errnain mrnlrrfukan energi yang cukup,schingga anak mc:merltlkvl nutrisi yang
nl nladai. Asupan
v (illtrlkc) yang ktlrang dapat mcnurunkan gairah anak. Anak rang ti(?
hilt Illetlll'ClUkan WOW l,ermaltl yang bervariasi, baik bermain aktif maupun
bermain paslf, untuk nx'nghindari rasa bosan atau jenuh.
Palo anak yang sakit, kein};inan tmtttk bermain it nulnulva menurun karma energi
yangada di};unakan Lit) luk mengatasi penyakitn?%a. Aklivitas bermain anak sakil
yang bisa dilakukan adalah bermain pasif, misalnva, dengan nonlon TV,
nundrngar nlusik, clan rneriggambar.
2. tiNaktu yang cukup
Anak hams mcnlpunyai cukup rvaktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optinlaf. Selain itu, anak akin mem}nmvai kesempatan yang
cukup untuk mengcnal alai-alai permainann}%a. ,flat l,crmainan
Alat pcrnlainan yang di};unakan hauls disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua lu?ndaknya memperhatikan hal ini, sehingga alai
permainan fans; diberikan dapat berfungsi dengan benar. Yang perlu dipcrhafikan
adalah baht\%a alit pc•rmainan tclsehut harus aman dan mom}ltmyai uilstn -odukalif
bagi anak.
4. Puang untuk bermain
Akli\•ilas bermoin da},al dilakukan di mana raja, di ru lg lama, di halalnan,
si

bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan alau tempat khustrs unluk
bermain bila memungkinkan, di mana ruangan tersvbut sekaligus juga dapat
menjadi lc?meat t.mtuk menvimpan maulann\%a.
5. f'en};etalnlan ru <l bermain
Anak belajal-bermain dad mencoha-coba sendiri, meniru feman-temannva, atau
tlihvritahu olrh prang luanv<1. Cara yang terakhir adalah vans; terbaik karma anak
Iebih icrarah dan lcbih berkembang pengetahuannva dalarn men};gunakan alai
permainan tersebut. Wang tua yang tidak pernah mengctahui cara bermain dari
alai pernlainan van}; iiiberikan umumnva menlbual hubungannva dengan anak
cenderung menjadi kurang hangat.
6. Tcman hcrnlain
Dalalm bel-malll, anak memel'lUkatl ten12111, bisa teman sebe\'a, saudara, atau orang
tuanya. Ada Scat-scat terlentu di mana anak bermain sendiri agar dapat
menemukan kebutuhannva sendiri. 13ermain yang dilakukan bersama dengan
(rang luanva akin nent;akrabkan hubungan dan sckali;;us membcrikan
kesempatan kepada prang iua amok mengetahui setup kelainan yang dialami
olch anaknva. Tenian diperlukan amok mcngrmbangkan sosialisasi anak dan
numbantu anak dalam nlemahaml pCl"bCdaan.

5.4 Alat Permainan Edukatif (APE)


.Alai prrmainan CC1Ukalif (APE) adalah alai prrmainan yang dapat
mrngoplimalkan pcrkcmbangan anak sesuai usia dan fingkat perkembangannva
clan long Myna untuk liengcmbangan aspek fisik, bahasa, kognilif, dan sosial anak
(tiQiningsih, 1995).
Pcngembangan aspck fisik dilakukan mclalui kcgiatan-kcgiatail yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, seperli belajar berjalan atau
merangkak, naik loran tangga, dan berseprda. I'cngembangan bahasa
dilakukan dengan melatih bicara dan menggunakan kalimal yang benar.
Pcnf;embangan aspek kognilif dilakukan dengan pengenalan suara, ukur.ul, benhtk,
warm objek, dan lainlainnva. Semcntara pengrmbangan aspek scnial dilakukan
dengan cam berhubungan atau bcrinleraksi dcngan ctrang lua, saudara, keluarga,
dan masrarakat.
Untuk memberikan stimulus unhtk bcrbagai aspck prrkcmbangan, maka
diperlukan alat permainan yang be rrariasi. I'crmainan yang numultm mcmbuat anak
merasa bosan atau jc:uth. Misalnya, bermain pasir atau krayon perlu diselingi dengsn
aktiritas plot seperti bermain tali, naik sepeda, dan lain-lain. Dcn~L;an akliri4ls bermain
long bcrrariasi diharapkan ada kcseimbangan anlara bermain aklil Tin bermain
pasil. 13ermain aktif mrrupakan aktivitas bermain rang n1C1l1bUal anak
mrmhcrulrh kescnangan dan yang dilakukan sendiri, misalnya drnf;an:
1. Mrngamati atau menyclidiki (exploratory play), ntisalnya memcriksa, mcmpcrhatikan,
171enClttlll, menckan, dan kadang brrusaha membongkar alai pet"17lalnan.
-
titembangun {iat sh rri tiar lrlrry), misalmya bOrusaha unhik mcnrusun balok-balok
mcnjadi benhtk rumah, mobil, dan la in-la i n.
3. Bermain peran (drnuutfii j 4 y misalny-a bermain sandiwara, rumah-runr1han,
hr ) ,

dan boneka.
4. Bermain bola roli, sepak bola, dan lain-lain.
Bermain pasif merupakan suatu hiburan atau kescnangan yang dipercich dari
prang lain. Ualam hal ini, anak berperan pasif dan melihai alau mendengar saja,
misalnva, nlellhltganlbal', mcndengarkanccrita, nCnonfonTV, dan Iain-lain.
Anak yang melakukan aktirilas bermain, baik aklif maupun pasil, hrndaknya
didampingi prang to m agar anak mt:mperoleh pcnjrlasan mengrnai hal-hal yang
belum dikctahuinya dan dapat mcndckatkan hubungan anlara prang lua dengan anak.
Agar
orang tua dapat memberikan alai permainan yang edukatif pada anaknva,
svaratsvarat berikul irli polo dipcrhatikan:
1. Kcamanan
Alai permainan amok anak di bawah 2 lahun hendaknva tidak terlalu kecil,
calnya tidak bcrracun, tidak ada bagian yang tajam, dan tidak mullah pecah, karma
pada usia ini anak kadang-kadan}; suka memasukkan henda ke dalam muluf.
2. Ukuran dan best
Prinsipnya, mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak. Apabila
nulinan tcrlalu bc•sar aiau boat, anak akin sukar mcnjans;kau atau memindah-
kannva. Sebaliknya, bila icrlalu kecil, mainan akan mullah tertelan.
3. Desain
APE scbaiknya mempunyai desain yang sederhana dalam hal ukuran, susunan,
dan warna serta jelas maksud dan hljuannya. Selain ihl, APE hendaknya tidak
lerlalu rumit amok mcnghindari kcbingungan anak.
4. fungsiyangjelas
APE schaiknva mempunyai fungsi yang jclas tmtuk mensiimuli perkembangan
anak.
5. Varidsi Al'G
APE sebaiknya dapat dimainkan secara bervariasi (dapat dibongkar pasang),
natnun tidak terlalu sulit agar anak tidak frustasi, dan tidak terlalu mullah, karma
anak akan cepat bosan.
6. Universal
APE sebaiknva mullah ditcrima dan dikenali oleh semua budaya din bangsa.
Jadi, dalant tnenggunakannya, APE mempunyai prinsip yang bisa dimengerli
oleh semua orang.
7. Tidak mullah rusak, mullah didapat, dan terjangkau oleh masyarakat lugs
Karma APE berfungsi sebagai stimulus amok perkembangan anak, maka setiap
[apisan masyarakat, balk yang dengan tingkat social ekonomi tinggi maupun
rendah, hcnciaknya dapat menvediakannya. APE bisa didesain sendiri asal
nlementlhl pel:tiyarata[l.

5.5 Jenis Permainan


Dalam melaksanakan aktivitas bermain pada anak, usia dan tingkat
perkembangan anak sclalu hares dipet•limhangkan, mengingat bahwa alai
permainan yang digunakan morupakan salah situ alit untuk menstunulasl
perkembangannya. Pada bagian ini, sclain nenjc'laskan nu'ngenai alal
pernr,~inan akan dijclaskan pull nx'ngcrnai klasifikasi
bermain berdasarkan isi dan karakteristiksosial (t•Vong, 1998). Is i bermain
ditekankan atau diutamakan pada aspek fisik. Meskipun demikian, hubungan sosial
tidak dapat diaeaikan. Benttain diawali dari yang wderhana sampai yang lebih
kt,mpleks. Berdasarkan isinya, bermain dapal dibedakan menjadi prrmainan
yang berhubungan dengan prang lain (social c•jfi•cfir•E• play), pc:rmainan yang
bcrhubustgan dcngan kcsenangan (sense pleasure play), pcrntainan yang hanya
mcmpcrhatikan saja (urlncIryie•d behavior), dan permainan keterampilan (skill play).

13erdasarkan karakteristik sosial, bermain nterupakan inlcraksi anlara anak dan


as•ang dewasa yang dipengaruhi oleh usia anak. Dada tahun-tahun },erlanr,,
anak lebih suka berntainsendiri.Tipe bermain ber d ssarkan karakterislikst,tiial iii
anlaranva adalah permainan dcngan mengamali lemon-temannva bermain
(uuluokc•r p l a y ), p e r m a i n a n y a n g di n r t i n k a n se n d i r i (;olifrrrtl ylasl), permainan bersanrl lrman
tanha inieraksi (ynrRllc'l play), permainan dengan bermain bcrsanta tatlpa hsjuan
kc•It,mpok (associative play), dan perntainan dcngan bermain bersama yang
diarg anisir (rclnyrrdti t •r play). I'ada bagian ini akan diberikan conloh mengenai alai-alai
pcrmainan sesuai usia, tcrutan,a untukanak yang berusia0-5 lahun berdasarkan
itii flan karaktrrsosialnva.
5.5. 1 Masa Bayi (0-1 Tahun)
Stimulus yang diberikan pada anak seharusnva sudah dinuslai sejak dalam
kandungan, misaln~•a, dengan bisikan, scntuhan pada pcrut ibu, giii ibu yang
n,cnrukul,i, don mcnghindari pentiru sues yang; mempengaruhi psikologis ibu.
5elclah lahir, stimulus langsung ililakukan pada bavi. I'ada lahun I,ertanrl
kehidupin, stimulus diberikan untuk perkembangan sensori nu,tur, nu •skipun
h.,da tahun-tahun berikutm•a stimulus ini tetap hares diberikan. Stimulus yang;
diberikan mclalui aktivilas bermain bertujuan unluk:
1. N-lelatih dan mengcvaluasi reflek-nflck lisiolctgis.
2. Mclatih koordinasi antara mata dan tangan scrtt nrtla dan leltnga.
3. `4clatih untuk mencari objek tang tidak kclihatan.
4. 1`felatih sumberastl seam.
5. Melatih kepekaan perabaan.
Tabel berikut ini menjelaskan mcngenai bcntuk slinullus yang diperlukan sclama
bulan demi bulan pada masa bavi karma pada tahun pcrtama kehidupan tunthuh
kembang anak berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan tahapan-tahapan
berikuUtva.
Ada tabel halaman 81

Conloh alal permainan yang dianjurkan adalah benda yang aman untuk
dimasukkan ke mulct, boneka orang/l?inatang yang lunak, mainan yang
bersuara, giring-giring, bola dan lain-lain.
Karakteristik permainan pada masa bayi berdasarkan isi adalah permainan yang
memungkinkan anak berinicraksi dcngan lingkungan sosialnya (social nj`j`i•lcfit,r
play) Jan pernrtinan sans; memberikan kesenan;;an pada anak Now uj 1tlrw;rrrc• jrlr7y}.

5.5.2 Mesa Balita (2-3 Tahun)


Pada masa in, anak rcndcrung unhrk melekat pada sale macam mainan yang
dapat dipcrlakukan scsuka anak tcrsehul.
Tuju;un bcrmain pada masa balita adalah:
Mengembangkan keterampilan bahasa. ~ \9elalih motorik halos don kasar.
3. \•1engcmhangkan kecerdasan (mcngcnal warn,i, hrrhitung). 4. h•1clatih
daya imajinasi.
5. McnValurkan perasaan anak.
.Alat pcrmainan rang dianjurkan bagi anak pada mesa ini, n,isaln~ a,
Win wng dapat dibentuk, alat unfuk menggambar, puzzle sederhana, manik-
manik, dan alal
afat rumah tangga. Palo masa ini, keakuan anak sang-at 111e11(.)nj01 (C~gOSCIIIIIS) Lion
anak bclum memahami makna dad memiliki, schingga anak scrip}, bcrebul
mainan karma masing-masing menganggap bahwa mainan ilu ad 11,11) milikti-va.
Bcrdasarkan isi bermain, permainan anak pada masa iii tcrtiolong cialam
pcrmainan amok suatu kclerampilan ( s ki l l p hll/) karma anak nullai brrkembang face
otonomi (kcmandirian) dap indcpendennya (kcbc•basan). I3erdasarkan
karaktcristik bcrmain, pcrmainan pada masa 1111 tel'maSUk permainan dengiln
bermain bCl•Salma teman tanpa interaksi (jlarnUv l Illal/). Dada masa ini, anak
kellhalan ingin berlcman tetapi kemampuan sosialnya belum numadai. Yang perlu
dipcrhatikan adalah bah"•a
-
anal: bcrmain secara sponlan dap bebas scrla tiapal bcrhenli scsukanva. Kcxn dinasi
molorik masih kurangschin}:,}.;a scrim mcrusak mainanm-a.
5.5.3 Masa Prasckolah Akhir (4-5 1'ahun)
Pada masa ini, inisiatif anak mulai bcrkembang dap anak ingin mcn;;rtahui Irhih
banyak lagi mengenai hal-hal di sekitarnaa. Anak mulai berfantasi dan

mcmprlajari model kcluarga atau bermain peran, sepcrti peran guru,


ihu, Lion lain-lain. I )engan
demikian, isi bermain anak IEbih banyak menggunakan simbol-simbol
dalarn
permainan atau yang scrim disebut deyan pcrmainan pcran (rlI •rrlnrl!ir role lllrru).

Permainan yang meningkatkan keterampilan (skill ylrt l/) juga masih


hcrkembang},itia masa ini.
Berdasarkan karakteristik social, anak mulal bel -Imaln bcl•Rillma tellliln-l('nlalln\'J, tetapi
tidak ada tujuan kelompok (nssocinti ve !lull). Dalam hal ini anak bcrintcraksi
dengan Sallng meminjam alat peI'Imalllilll. SCII'lllg delWall bCrtalllh,117nVa usia, anak
mufai bermain bcrsama dengan lujuan yang diletapkan, misalnya lujuan
kompetisi. Karakteristik pcrmainan scpcrti ini disebut drnban pcrmainan Lien};an
kcrja lama
(COOhc')'ltttf p la y) .

Alat permainan yang dianjurkan, misaln>>a, buku, majalah, alat folic/kravlm, balok,
dap aktivilas bcrenan};. Mom bcrmain, anak hendaknva memiliki teman. Doll pada
masa ini, bcrmain mcmpunyii tujtlan scha};ai bcrikut:
1. \-tcngrmbangkan kcmampuan bcrbahasa, hrrhitung, srrla nu •nvamakan tiara
membcdakan.
2. hicrangsang daya imajinasi.
~. MO nuntbuhk.ut sportivitas, kreativitas, dan kepcrcavaan diri.
4. Nfcmperkcnalkan ilmu pengetahuan, suasana gotong-rot ong, dan kc:n petisi.
Mengembangkan koordinasi motnrik, sosialisasi, din kemampuh amok
nengrndalikan cnu,si.

5.6 BCI'Illalll CSI Rumah Sakit


Sebagaimana telah dijcl.tskan scbclunuiva, masa bermain anak merupakan
akliOtas vangsantial dihcrluk,ui unlukstimulus lumhuh kembangnva. f3,tgaimana
dengan anak long ber,td.t di rum.th sakit' Apakah nu'rrka juga },trio bcrnrtin'
Jawabannya adalah polo. Ak,ui lcl,tl,i, I,rrlu d ipcrhalik,m srjauh m,uut kcm iml,u,tn
anak dalam mekkukan aktivitas.
Tujuan bcrm,rin di ruiziah sakil pada prinsipnya adalah agardapat
mclanjutkan f,tse lumhuh krmbang -ccara oplinuil, mcngembangkan krcalit•itas
anak, dan anak viapm l beradaptasi secara Irbih rlektil Irrhadap sires. String kali
lcrjadi bahwa setrlah anak dira"•at di rumah sakit, aspek lumhuh kembangmya
diabaikan. Petugas hanya memfokuskan pada bagaimana as;ar },enynkitnva
sernbuh.
Sclclah pulan};, orang lua nen};cluh bahwa anaknya mrnjadi regresi (kckanak-
k,inakan), paciahal sebelum sakit anak kWh mandiri dan lumhuh normal sepcrti
teman
scbar•anra.
5upava anak dapat Ichih cfcktif d,tlam bermain di rumah sakil, perlu pcrhatikan
prinsip-prinsip srba;;ai hcrikuL
I. Anak lidak banvak menggunakan cnergi, waktu bermain kWh singkat amok
lllenghlndarl kclclahan, dan alai-illill pL'rnlanlallll`'a lebih scdcrhana. Nlisalnt'a,
mrnVusun balok, mcmbual kralt (kcrajinan langan),dan mcnontonTV.
~ hcl,tlif.un.utdanlrrhindardariinfeksisilan};.
Orang tea bttlelt mcmbatva mainan diri rumah. Tetapi, mainan hares bcrada dalam
kondisi bersih.
:1. Scsuai dengan kelompok usia.
Untuk rumah sakit long n)Cmpunyai tcmpal bermain, hcndaknva waktu bermain
perk dijadwalkan dan dikclompakkan sesuai dengan usia, karma kebutuhan
bermain berbcda anlara anak dcn};an usia yang lebih rendah dengan anak berusia
lcbih tinggi.
4. Tidak bertentangan dengan lerapi.
\pabila program terapi men};haruskan anak amok beristirahat, maka aktivitas
bermain hcndaknva dilakukan di lempat tidur. Anak jangan diperbolehkan loran
dari lcmpat friar, nu•skipun is kclihalannva rnampu.
~. I'crlu partisipasi orang tua dan keluarga.
Anak tang dirawat di rulttah sakit sebaiknva jangan dibiarkan send in. Aturan
rumahsakit yang mclarang arang tua menunggui attakllrd bertentangan
C1e1tgall aspek tumbuh kentban• anak. Keterlibatan prang iua dalam pera\-
valan anak di rumah sakit diharapkan dapat mengurangi dampak hospitali,atii. I
lcnltitalitiasi adaiah mcnempatkan scseorangdi rumah sakit untuk dirawal
(GavaU-i, 1990).
Pelaksanaan aktiritas bermain di nlmah sakit, mel7lel'lUkalt kcierlibatan pehlgas
kesehatan, termasttk tenaga pera\\"at tangmurtgkin htrrtugasdi bagian anak.
Unluk iiu perlu upa\•a-upatasobai ai berikut:
I. Menycdiakan alat permainan.
Dalam menvediakan alai permainan, srarat-s\arat porntainan rang edukatif
trlap perlu diperhatikan. Apabila perlu, prang hra dipcrbolehkan LIMA
membaw.-I mainan aftak daCl rllnlall.
2. \lentediakan tentpat bermain.
Karenaanakbcrada di rumahsakit,hondaknra disediakan ruangan kllUtillti
llntllk bCl'rttalIl. Apabila t3dak I11eI11Ungklnkdlt, Tltdkd bermain bisa dllaktianakall
di tempat tidur. I lal tersebut diperlukan unhrk menghindari inleksi
nosokomial, \•,situ infcksi yang didapat saat dirawat di rumah sakit.
3. Dalam pclaksanaannya, akfi\'itas bermain di rumah sakit merupakan
tanbgunh jawab petugas kcsehaian dengan dibanlu oleh prang hra. Alat-alat
pcrmainan pelru dikelompokkan berdasarkan bahann\ -a. Bahan yang
berlSlk0ItleItlIllbUlkan trauma,jangan dicampurdcngan bahan vang tidal:
berbahaya. Selain it u, ad,tnta faktor penghambat atau pcndukunb perlu
diperhatikan agar pormasalah<ul \'ally timbal dapat dicari solusinya.
4. Palo tahun pertama, anak hanva mengamati objek di sekitamta. Antara usia
2-3 tahun, umumnya anak berlttain peran sebagai ibu, bati, dAler, pa~ion,
.Ilau polanggan. Pada usi,t prasokolah, anak let>ih ban\ ak brr~;ahluti; ~longan
kt•lumpuk
sebatan\a (iTPPf < ,l'OIfl)} da11 Illentpunral tentan f l\'Orlt.
Ringkasan
Bermain merupakan aktivitas yangdiliksanakan tanpa paksaan, tidak bisa
dilopaskan dart keltidupan anak, dan merupakan salah sate sarana untuk
stimulus tumbuh kembang anak agar dapat berlumbuh dan berkombartg sec,u -
a optimal.
lintuk itu, ada prinsip-princip yang perlu diperhatikan agar akli\ itas bermain
dapat menjadi efeklif dan elision. Hat tang perlu dipahami adalah bah\ra
aktiritas benttain tidakselalu membuhlhkan alit permainan. Sentuhan, perhatian,
dan borcanda sudah merupakan aktivitas rang men\"enan<.;kan.
A IM-alai pcrnuiinan vans; digunakan hendaknva disesuatl •.an dengan usia
anak. Icnis, permainan tcrlentu hanva scsuai dengan usia lerlentu pula. Alai
pcrmainan untuk anak di bawah I tahun jelas brrbeda dengan anak brash 4
tahun.
rlklivitas brrnutin sangat hrnling hagi anak. Mrski}uui anak ciiratvai di rumah
sakil, aktivilas ini lctap dipt'rlukan. Untuk itu, perlu diperhatikan permainan
yang srsuai dCns;an siluaSi plan komciisi vans; ada. f'rlugas kr5rhalan
hrnciaknva memperhatikan kchutuhan hrrmain ~1ari anak vangdira~~ •al di
rumah sikil ini.
Latihan
Kasus 1:
Dana, sruranganak b uusia 2 lahun, scat it sttdah d apal berja Ian, naik futon
Iantiga, (Ian hicara beberapa kata. Dia mcrupakan anak perloma dari krdua
urang tua yang sibuk bekcrja. Sehari-hnri, Dana diasuh olch Seoranl; pemb,inlu
v~tnt; cukup lelatcn. Orans; luanva coins; nu •mbclikan bcrancka ragam mainan
yang magus dan
mahal,
meski}gun mereka jarang mcngajak anaknva untuk brrmain bersama.

Pertnnynnn
l. tir,;uaikah nr,iinan terscbut pada kasus pcrsvaratan unluk alai Pcrmainan ~<Ing
edukatif? [3agaimanakah scharusnya syarat untttk alai permainan yang
cdukatiF? 2. Jelaskan fungsi bcrmain dan hl'111$!p-FlrlI1$1}JnVi1!
3. Jclaskan nwram pcrmainan vans; srsuai dengan usia anak lerscbul,
berdasarkan karakter social clan isinva!
Kasus 2:
Tana, srurans; anak bcrusia 4 lahun, dirawat di rumah sakit bagian anak
karma nu•ndcrita Dl IP. Dia clilunggui oleh ihunva. Scat ini kundisinva sudah
mcmhaik, trlapi masih dipasanhi inlus. `;chari-hnri, Tang lebih banvak berL,aring
flan menonlon TV 1•ang ada di roan;; prrawatan.
Pertnnynnn
PerlukahTana melakukan aklivilas hcrmain ketika berada di rumah sakit?
Apakah
tujtuinnva'
Apakah jenis permainan yang sesuai dengan Tang huniasarkan karaktcr
social dan isinra?
Apa upava yang clihcrlukan olrh tcnaga keschatan tllltUk 111C'IakSilnilkil]l aklivitas
brrmainbas;i anak yangdirawal di rumahsakit?

Bacaan Lanjut
Soetjiningsih,1997. Konsep Bernrnili padrt ,lna k. Dalrrnr Txmrtmlr Kc•+xbarrg
f1nak. Jakarta: EGC. hal. G5-71.
2. 1Vhale~~, L.F. and Wong, D.L, 1998. Essential of Pediatric Nursing,
kc--I, CV. \iosbY Co. Philadelphia

Petunjuk Antisipasi
(Anticipatory Guidance)
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertion dan maksud dari petunjuk antisipasi. 2. Menjelaskan
petunjuk antisipasi pada masa infant sesuai dengan
tahapan tumbuh kembang.
3, Menjelaskan petunjuk antisipasi pado masa prasekolah awal
(balita) sesuai dengan tahapan tumbuh kembang.
4. Menjelaskan petunjuk antisipasi pada masa prasekolah sesuai
dengan tahapan tumbuh kembang.
Pendahuluan
Kchadiran anak bagi prang tun mcrupakan suatu lantangan schubunf;an dengan
masalah ilependrnsi/kelel,t,anhu\gan, disiplin, mcnu\gkatnya mobilita;, dan kcamanan
bagi anak. Orang tua wring kali keliru dalam mcmperlakukan anak karena
ketidakiahuan nu:rrka akin care membu»bing Ball I11C1lga51111 \'allg benar..•\pabiia hal
ini lerus bcrlanjul, maka perlumbuhah dan perkembangan anak dapal lc!"hambal.
Sam ini, telah tcrjadi pergeseran peran social prang tua, !t\isaln\ .a, kedua
prang k!a
lebih banvak beraklivitas di bar rumah dan tingginva mobililas di masvarakal. Unluk
ilu diperlukan keseimbangan bagi model pecan tradisional dalaln pendidikan anak.
Onnn lua pada masa sekarang memerlukaun tenaga profesional amok memberikan
bimbingan guna mcrawat dan n:eme)ihara anak.
Abagai bagian dad tcnaga profcsionol prwwatan krsehalan, pcrattal mcmpunyai
tang
pawn cukup pentingdalam nusmbanlu memberikan bimhingan dan
penl;arahan pada orang tua, sehingga setup fase dari kchidupan anak yang
kemungkinan
(0114't
menyalat;,i trauma,sepcrti lalthan bUangall' ItCSU% kccil frrtiuilc~;) dan
kMakuLtn
tang abstrak pada usia prasrkolah dapal dibimbingsccara bijaksana.
Olch karma itu, pada bab it akan diuraikan mcngenai binthingan tangy;
diperlukan unluk mengatasi permasalahan tcrsebul. 13ahasan mengcnai
pelunjuk atltKi},a:i ini hagi anak masa balita dikclompokkan tncnjadi llga
haglan, taitu mast bayi, pra>ckolah awal, dan prasckolah.
6.1 Pen~ertiaiz
Sampai seal ini, bclum ada rcfcrensi tang ntr•njrlatikan nu•ngrnai pcn~;rrlian
tangjclas
dad petunjul: anlisipasi yang bcrasal dari bahasa Inggris yailu acrtitiiprttrl+•i~ `
tri:~rtltr'r•. E3ila dilihat dad anti harfia(t, rttrtirifuttol-y berarti Icbih dahulu, ~ u irfrttrrr 1-ti
Pet LII)j(I k.
lath pehlnjukantisipasi bisa diartikanpetunjuk-pctunjuk yani;pcrlu dikclahut
teCleblh dahulu agar orang tua dapat menl;arahkan dan memhimbin};anaknta
m•rara hilaks ana, schingga anak ilapat berhlmbuh dart berkrmbangsecara
normal.
t7engan detlllklan, dalam upa}'a unhtk membcrikan bimbingan d.ut ar.ilian pada
masalah-masalah tang kenucngkinan timbal pada sctiap face perlumhuhan
dan perkembangan anak, ada petunjuk-petunjuk yang pcrlu dipahami olrh
own}; Am. Dengan dcmikian, orang tua dapal Incmbanlu untuk mengalasi
masalah anak pada setup Ease pcrtumbuhan dan pc; kcmbangannta
den,an part tang henar dan tt~tjar.
6.2 Petunjuk Antisipasi pada Masa Bayi
Bimbingan lcrhadap orang tua pada tahun pcrtama kclahiran itapal
dikclompakkan menjadi dua, yaitu:
6.2.1 Usia 6 (Enam) Bulan Pcrtama
I . Mcmahami addRy1 proses penyesuaian antara orang hta dcngan
bayinta, lerutama pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada
masa sclelah melahirkan.
2. Ivtcmbantu orang lua unluk memahami havinta sebagai individu tangy;
nu•mpuntai kcbuhlhan dan unhtk mcmahami bagaimana bayi
mengcksprrsil.an apa yang diinginkan mclaiui hpngisan.
\lcnentramkan orang tua bahtta batinta tidak akan Itlenjalll ntanja drngan
adanta pcrhaUan tall penUh SCIitIlla -1-6 bit Ian perlama.
tilcnganjurkan orang tua amok membttat jad%val kebutuhan Uavi dan orang
1uan1'a.
Mcmbantu prang ht,t unluk memahami kebuttlhan bavi terhadap stimulasi
lins;kungan.
Mcnvukong kcscnangan prang tua dalam mclihal pcrtumbuhan dan
pcrkcnil,angan havinva, vaitu dengan bersahabat dan mengamati rcspons
sosial anak, rnisalnva, dens;an lertawa% tersenvum.
ktcnviapkan prang tUd UntUk memenuhi kcbutuhan rasa aman dan keschatan
has;i bavi, rnisalnya, dengan irnunisasi.
itlcnviapkan onng fua unhtk nungenalkan dan membcrikan makanin padat.
,;
r
k.
n
,r
.;
6.2.2 Usia 6 (Enam) Bulan Kedua
1. NIcnviapkan grant; to;t akan adanva ketakutan bavi lerhadap prang yang
belum
kiikcn;tl (;trnn,,r•rn ) r.i -ir•hJ).
Menganjurkan orang ltra amok ment;tnnkan anaknva dekal dengan ayah
dan ihunl a srrta nu'nt;hintiarkan perpisahan yang tcrlalu lama dengan anak
terscbut. hicnil,imbint,orang lua amok mengctahui disiplin sehubungan
dengan semakin mcnin};katnva mobilitas (pergerakan) si bayi.
4. Nlcngunjurk;uT amok nu'ngt;unakan suara yang ncgatif dan kontak mata
daripada hukttnuln badauT sebagai suatu disiplin..Apabila tidak berhasil,
gunakan 1 pt:kulan
pada kaki alau langannya.
Mcnganjurkan urang tua tlnluk membcrikan kbih banvak perhatian ketika bavinva
berkelakuan baik daripada kelika is menangis.
6. titengajarkan mengenai pencet;ahan kecelakaan karena keterampilan motorik
dan rasa in};in lahu bavi sudah meningkat.
7. Nlenganjurkan prang tua amok meninggalkan bayinva bcberapa scat
dengan pengganti ibu yang nu'nyusut.
8. h'lendiskusikan menricnai kcsiapan unhrkpenval?ihan.
9. Nlenggali perasaan grant; tua Schubunfian dengan poly tidur bavim•a.
6.3 Petunjuk Antisipasi pada Masa Balita
(1-3 Tahun)
f'ada usia balita atau masa prasckolah awal, ada dua masnlah pcnting yang
terjadi, v.tilu "'l.ttih,Tn pipi~/buan~,Tir be ar (toilet trrtirtirl;:)" dan "hcrsaint;an
dengan saudara kandunt; (.ifrllrtX rivalry) " . Oleh k.urna itu, scbelum
Alit
memhaha; nmngcnai pelunjuk himbin;".ut vaunt; dihrrfuk,uT, dijrlask,un lebili
dahulu nu'ngcnai tuilr~t trrrirrirr1
dan sibling ri-vnlrwagar dapatmembantu prang tua numahami
permasalahananaknva nleilgyllal fungsi yllnllnatil.
G.3.1 Toilet Training
Suatu togas yang besar pada usia balita adalah toilet training atau pendidikan
ntcnjadi cyria/bcrsih. Kontrol volunter dari spingter ani dan urethra dicapai pada
waktu anak dapat berjalan dan biasattya terjadi antara usia 18-24 bulan. Nanwn,
laktor kesiapan psikofisiologissangatberpengaruh pada kesiapan toilet training.
Anak hares mampu myngenali dorongan untuk melepaskan atall nunahan plan
mampu untuk mcngkomunikasikannya kepada ibunva. Palo waktu ini, anak
sudah bisa menguasai kemampuan motorik yang utama, dapat berkomunikasi
dengan jelas, memiliki lebih sedikit konflik antara hlnhtlan diri sendiri dengan
negativisik, dan mcnyadari kemampuannya unhtk mengendalikan diri dan
myntynuhi kesenangan ibunva.
Tanggungjawab perawat adalah mcnolong prang tea guna myngidcnlifikasikan
kesiapan anaknya unhtk toilet training. Lalihan miksi biasanya dirapai
schylum defekasi karena mi merupakan aktivitas reguler yang dapat diduga.
5ymentara, dylyka5i merupakan suatu sensasi yang lybih besar daripada miksi,
yang dapat menimbulkan perhatian dari si anak.
Pada waktu malam, latihan buang air kecil (miksi) mcnjadi tidak sempurna/
lengkap sampai usia 4-5 tahun. Di siang hari ngompol dapat juga terjadi
terutama pada scat aktivitas bermain nunyita penuh perhatian anak, schingga bila
mercka tidak diingatkan maka mereka akin terlambat untuk pergi ke kamar
mandi.
Pada anak laki-laki, mampu untuk berdiri dan meniru avahnya setclah diajarkan
rnengenai toilet training merupakan motivasi yang kuatselama masa prasekolah.
Beberapa teknik dianjurkan unhlk anak yang kopyratil, scpyrti nu •nggunakan
pispot "portable" yang mymberikan perasaan aman pada anak, atau pispot
portable yang berada pada satu tcmpat dengan kloset yang digunakan sehari-
hari. Apabila pispot lidak tersedia, anak dapat duduk atau jongkok di alas toilet
dengan bantuan. Perkuat toilet training dengan memolix-asi anak unhtk duduk pada
pispot dalam jan`;ka waktu yang relatif lama. :\nak dianjurkan untuk meniru prang
lain (kakaknva) dan mcnghindari conioh yang kcliru.
6.3.2 Persaingan dengan Saudara Kandung (Sibling Rivalry)
Persaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu dan bend
yang biasanya dialami olch seseorang anak terhadap krhadiran/kclahiran
saudara
kandungnya. Perasaan tersebut timbal bukan karena bend terhadap saudara
barunva, tetapi lebih pada pentbahan siluasi/kondisi. Anak hares berpisah
dengan ibu scjak dini (semasa kchamilan ibu). C)Ich karena itu, orang hta hares
menjelaskan hal (ersebut
kepada anak dengan ilustrasi yangsederhana dan mudah dirnengerti, sehingga
anak menyadari perubahan yang akin terjadi, misalnya, perubahan tempat tidur
dan karnar, serta persiapan perlengkapan bayi.
Anak polo dilibatkart tialanl perawalan adik barunya, misalnya, mengambilkan
baju, popok, susu, dan lain-lain. Kadang-kadang orang tea merasa terganggu
dengan ulah anaknya yang selalu ingin terlibat. 1-Ial tersebut bisa dialihkan
dengan cara mcmberikan mainan, seperti boneka, yang dapat diperlakukan
scbagai bayi.
6.3.3 Petunjuk Bimbingan
Mcmahami masa prasekolah awal (masa balita) adalah dasar unhtk keberhasilan
dalam meraeval anak. Pelugas kesehaian yang berhtgas di bagian anak
menlpunvai togas unhtk menlbimbing atau membantu orang tua melalui suatu
pertemuan yang membahas mcngcnai togas dan kebuluhan-kebutuhan pada usia
balita. Hal ini merupakan suahi fenomena yang universal, c!i nlana pencegahan
mcmberikan basil yang lebih baik dibandingkan dengan pengohatan.
[3imbingan atau bantttan yang nyata, seperti melakukan kunjungan rumah atau
mcnyediakan waktu loll Samna (telepon) untuk konsultasi, merupakan salah
saht bentuk asuhan yang perlu dilakukan. Orang tea dapat mengungkapkan
perasaannya mengenai nuraw•at anak-anak mereka, seperti frustasi atau
kepuasan. Dal-am kondisi seperti ini, orang tea membutuhkan suaht
persahabatan vang dewasa.
I3imbingan kepada orang tea selama usia balita (awal masa kanak-kanak)
dikelompokkan bcrdasarkan kelompok usia sebagai berikut:
∎ Umur 12-18 Bularl

7. 1,•lenyiapkan orang tea untuk mengantisipasi adanva perubahan tingkah


lake dari balita, terutama negativistik dan rihtalisme. Negavistik adalah perilaku
yang bc'rtenlangan dengan kebiasaan.
2. Mengkaji kebiasaan makan sekarang dan menganjurkan pem%apihan dari botol
secara bertahap, serta nleningkatkan penlasukan makanan padat.
3. Menyediakan makanan kecil/seiingan di antara 2 waktu makan dengan rasa
yang disukai, serta adanva jadwal waktu makan yang rutin.
4. Mengkaji poly tidur malam, terutama kebiasaan minuet malarn
memakai botol yang nuerupakan pcnycbab Mama gigi berlubang dan perilaku
menunda yang memperlanlbat jam tidur.
-5. \vlenviapkan prang hcl I.I. ntuk mcncegah bahava yang hotensial ter•jadi di
rumah, seperti kccelakaan kcndaraan hernwtal-dan bahava/kcrrlakaan j.ltuh-
I~rrik:u, saran yang scsuai amok pet gamanan di rumah.
6. Mendiskusikan kcbuluhan akan adanva kctenluan-ketcnluan/aturan-aluran
yang disertai dengan disi},lin yang lcmbut dan car.)-r)ra unluk mcngatasi
1rt'gRfri'1jf1n Call ft'111pP1'fl711f1'!lNl, Sel'ta 111e11C'kallkan pada keLllllit ngilll Yang posit ll dari
disiplin yang tepat atau scsuai.
7. \'icndiskusikan mainan baru yang dapat mcngembangkan nu)torik halos, molurik
kasar, fine motor, bahasa, pengctahuan, dan kctcrampilan social. ∎ Umur 18-24
Bulan
l. i\Icnckankan pentingnva persahabatan icman scbava dalam brl'malll.
'' i\-lcnggali kcbutuhan unhlk mcnyiapkan kchadiran satldara kandung%adiknva
dan menckankan pcntingnya persiapan anak tcrhadap kchadiran bavi
barb.
3. Mcnekankan kebutuhan akan pengawasan Icrhadap gigi dan lips krht'rsihan
di
rumah, serta keblilSaan makan yang Illel'lll?akall faktor l,cnvehab gigi bcrluhang
dan mew'arankan pentingnva pcnambahan fluoride LIMA illemperkiiat
perlumbuhan tulang.
4. Mendiskusikan metode disiplin yang ada dan kcaklilannya, scl -la nlcnss;ali
perasaan prang tua n,engenai negatiristik anaknva dengan nu'nekankan bahtva
negativistikadalahas},ek penting dari F~erkcmbangans~'lffr;~rrfinll (pcnonjolan/
hmtutan diri) dan indcpcndc:nsi, dan bukan meruhakan tandi krmanjaan.
5. 1\-tendiskusikan tanda-tanda kesiapan untuk toilet training dan menekankan
pentingnva menunggu kesiapan fisik dan psikologi anak.
6. Mendiskusikan berkcmbangnya rasa takut, seperti yang limhrll kclika ada
kegelapan atau suara kcras, dan kcbiasaan sepcrti membawa sclinult atau mcngisap
jari. Mcnekankan bahwa hat ini normal dan merupakan pcrilaku yang bersifat
sementara.
7. Menyiapkan prang tua akan adanya tanda-tanda regresi kclika anak
nungalami s lres.
8. X4engkaji kemampuan anak ulltuk berpisah sesaal dcngan mullah dari tn-ang
tuanva di bawah asuhan keluarga.
9. Memberikan kesempatan kepada prang hla untuk nu'ngcksprcsikan pcrasaan
blab,

frustasi, dan jengkel dalam merawat anak usia balita.


10. i`fenunjukkan ha rapan akan adanya hrrubahan Pada anak di lahun
nlrndatans;, seperti lingkup perhatian anak yangscmakin lugs dan bcrkurangnya
nrgaWislik, serta adam'a perhatian unhlk mcriyenangkan prang lain.
Umur 24-36 Bulan
1. Mend iskusikan pentingnva kcbuluhan anak unhtk menir:: ~;an dtltbatkan
dalam kcgi.?tan.
~ [\iendiskusikan kc};i.tlan yangdilakttkan dalam toilet training, tc`rulan?a
dcngan harapatl-harapan dan sikap yang realistic dalam mcnghadapi
kcadaan-keadaan, seperti mengompol atau buang air bestir di cc>lana.
3. Alenekankan kc`unikan dari proses berpikir balita, terulama nx lalui bahasa
yang is -unakan, pen?ahamannya tcrhadal) wakht, dan ketidaknuunpuan1Wa
tultuk mclihat kc`jadian dari perpektil yang; lain.
-k. 1\ienekankan disiplin dengan tetap terslruklur secara benar clan nyata,
ajukan alasan yang rasional, serta hindari kebingunan dan salah pengerlian.
Mendiskusikan adanya laman kanak-kanak alau pucat penitipan anak pada
siting
hari (~~lrttl •`*rotrlr}.
6.4 PetLinjLik Bimbin t;a n p a da Ma sa Pra se ko la h Akhir (3-5 Tahun)
I'ada masa ini, pehtnjul: himbing,an flap diperlukan tvalaupun kesulilatun~a
jauh lebih sod kit dibandingkan drno;an lahun sebelumnya. Scbelumnya,
penccgahan ketelakaan dipusalkan pada pengamatan lingkungan lerdekat,
dan kurang nutnekunkan },aria alasan-alasannva. Sekarang, proteksi pagardan
penuhtp stop konlak disertai drnt;an penjelasan secara verbal dengan
alasan vang tepat dan dap-at dimcngerli.
:~1asuk sekolah adalah bc`ntuk prrpisahan dari rumah baik bagi orang tua
maupun anak. (_)ir11 karma ilu, orang; lua nmnu rlukan banhtan dalam
melakukan pcn~•csuaian Led hadap pert balm n ini, icrrutama bagi ibu yang
tinggal di nunah,iiidakbekerja. Ketika, anak n?alai masuk taman kanak-kanak,
maka ik?u mulai membuiuhkan kcgiatankc,giatan di mar keluars;a, seperti
keterlibatannva dalam masyarakat atau mengcmbangkan karicr.
13imbinyan terhadaporang tua pada masa ini dapat dilakukan pada anak un?ur
3, 4, .5
lahun.
6.4.1 Umur 3 Tahun
I. ~lrnviapkan oran:; tua unluk nunins;kalkan minat anak lerhadap huhungan
rang luac.
2. Meng.uljttrkan orang tua unluk mendaflarkan anak ke taman kanak-kanak.
3. MCnl`kilnkiln penllllgnya batilti-bala5/tata card%pl'ratUriln-l?erilttlran.
4. Mt`nviapkan grant; Ira uniuk mengantisipasi tingkah lake \•an,;
bcrlcbihan
sehingg~t dapal menurunkan lension,lketegangan.
~. %lenganjurkan UI'allg tll l llntit k lllcnawal-kan kcpada anaknya altcrnatil-
allernali( pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang. 6. Mcmberikan
gambaran mengcnai pcrubahan halo usia :V ; lalnu\ ketika anak
bcrkurang koordinasi motorik dan enu>sionalnya, Incrasa tidak aman, serta
mcnunjukkan enl()Si dan perkcmbangan tin};kah laku yang cktilrim, schcrli };agah.
A1cn\•iapkan prang tua unhlk mc:ngekspctasi tuntutan-hmtutan akan prrhalian
ekstra dart anak, Yang merupakan reflcksi dari emosi tidak amen dan kctakutan
akan kehilangan cinta.
S. \tcngingatkan kepada prang tua bal\\va kcscimbangan pada usia 3 tahun
akan
bcruUah ke tingkah laku agrcsii di War ha% halo usia 4 lahun.
9. ;\lcngantisipasi sclera makan yang nwnjaA fetch dengan pemilihan
makanan
\'ang lebih lugs.
6.4.2 Umur 4 Tahun
1. \4cnviapkan Orang tlla tet'}ladap peI'llakLl anak \•ang agrcsil, tcrmasuk
aktl\•ilas motorik dan bahasa \'ang mcns;ejutkan.
I !\•1cn\•iahkan olang tua unhlk menghadapi pcrla\canall anak tcrhadap
kckuasaan oran`tua.
3. Kaji herasaan pram; Am schubungan dcngan tingkah lake anak.
4. \qr-n7anjurkan hrhcrapa macam istirahat Ad hcngasuh utama, srpcrti
menempaikln anak pada taman kanak-kanak sclama selengah had.
ti. Mcn\•iapkan prang tua unhlk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu
scksual p<'lda anak.
6. \ •tenckankan pentingnya Batas-Batas yang rcalislis dari tingkah lake.
7. \Iendiskusikan disiplin.
S. \-ic:nfahkan prang tua amok meningkalkan imajinasi di usia 4 tahun, di
mana
anak mengikuli kata hatinya dalam "kctinggian bicaran_va" (bcdakan dengan
kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan vang mcmbutuhkan
imajinasi.
9. Atcnyarankan pclajaran berenang.
10. T\lenjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-rcaksin\-a. Anak laki-
laki
Uiasanya lebih dckat dengan ibunl•a dan anak perempuan dcngan ayahnra.
Olch
karma ihl, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan oranb luanl •a.
11. N1en\•iapkan prang tua amok mengantisipasi mimpi buruk anak dan
menganjurkan mereka agar hdak lupa amok membangunkan anak
clan n1jillipi yang mcnakUtkan.
6.4.3 Umur 5 Tahun
I . Ivtemberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan pe:•iode yang
relati( Icbih lenang dibandin};kan dengan masa sebelumnya. Menviapkan dan
nivmbantu anak-anak untuk memasuki li:q;kungan sckolah.
3. Afcnginfiatkan inlunisasi vanglengkap sebelum nlasuk sekolr:h.
Ringkasan
Prtunjuk binlhingan nurupakan upaya untuk nx'ml7lrltll orang tlla dalarn
membimbing anak mclcwati sctiap tahap perkembangarulya dan mengatasi
masalah yang mungkin timbal. Petunjuk antisipasi ini pealing untuk dipahami
oleh petugas kesehatan dan orang tua. Dengan pchmjuk vang lebih duhr
dipahami, orang hta dapat memberikan bimbingan dan arahan yang bijaksana
tcrhadap anak, sehingga anak dapat mclewati srliap tahap tU111bL1h
kombangnya secara wajar tanpa ada hamhatan yang dapat mcngang};u tumbuh
kcmbangselanjutnva.
Pada masa bavi, orang lua bcrperan unhtk merawat Kesehatan bavi. Orang tua
dapat sesekali meninggalkannya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama
dan perlu memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup.
Pada masa ballfa dan prasekolah, perlu diperhalikan masalah van- umumnya
muncul, seperti crmburu pada saudara kandan};nva (siblin~ rivrrlnl) dan latihan
kebersihan (faiL•t trn l~til r;; ) . Orang tua pcrlu memahami jika anak mulai
menolak untuk dibaniu dalam sctiap kcbutuhannva. Penerapan disiplin sesuai
dengan pemahanlan anak perlu nlulai dilanamkan. Anak memerlukan aktivitas
bcrmain dengan alai-alit permainannva.
Palo masa prasekolah tersebut, orang hta juga perlu memahami bahwa anak
belurn mampu membrdakan antara dunia nyata (konkret) dengan dunia
imajinasi (khayalan), schingga wring timbal anggapan bahwa anak berdttsta.
Penerapan disiplin perlu ditrgakkan secara konsisten dan anak mulai diprrsiapkan
unhtk memasuki dunia sekolah.
Latihan
l. Jelaskan apa vang dimaksud dengan petunjuk bimbingan dan jelaskan
ke};unaannya!
2. Kasus I:
Seorang ibu mcnlpunyai anak berusia 2,5 tahun dan scat ini ibu tersebut sedang
mengandun}; anak keduanva• Usia kehamilannya adalah 8 bulan.
Pertan l•aan
\iasilah apa vans nutngkin dialami olch anak tcrScbut apabila adiknya
lalur' lelaskan pehtnjs_tk bimbingan yang diperlukan untuk tnen,,,a(asi
mas<il,1h yang tznm kin timbal paiia anak teysebut'
Bacaan Lanjut
I. Donna L. Vti'ong, 1993. Essr•rrfinl; of Pr•d;rrt+•ir Nrrr•si+r-, ,, rdisi Lo--l.
PIZiladelphix
Most,~~. Pp. 1993, hal. 308, 364.
Marks, GNi(1995).I3+"ortririlrl•s lr:trodrrr:fo+•tt ('r•rtirrtrir:+~'rr+•~i+t•„cdisi I:c-
_:).I'hill
delphia: J[3. Lippinroll.
3. Socf:anto Soeryono, 1989, AAnak dart Polo Prr -i,rrkrr++ttrr, J,~l:arta:
Gctnttng Mttlia
∎ Pengertian Diare

Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air bestir yang Icbih Bering dari
biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Berikut ini adalah beberaPa
Pengertian diare menurut para ahli, yaitu suatu keadaan di mana:
I. Frckur•nsi buang air besar van}; lrbih dari 4 kali pada bayi dan Icbih 3 kali
pada anak; konsisten faeces enter, dapat berwarna hijau, atau dapat pula
bercampur lendir dan dash alau hanya lendir raja (FK UI, 1997).
~ Individu mrns;alami pcrubahan dalam kebiasaan BAB yang normal, ditandai
dens;an ceringnVa kehilangan cairan dan faeces yang tidak berbentuk (Susan
Martin T., 1998: 8).
1)efrkasi enter Icbih dari 3 kali srhari dengan atau tanpa dash dan atau
lendir
dalarn tinja (Suharyono, 1999: 5'1).
4. Rrrtambahnva jumlah atatt bcrkurangnya konsislrnsi tinja yang dikeluarkan
{Socparto Pi tono, dkk,1999}.
∎ Macam Diare (Lab/UPF IKA, 1994: 39)

Menurut hrdaman dari 1.aboratorium/UPF Ihnu Kesehatan Anak, Universitas


Airlangga (1994), d iare dapat ilikelomhokkan menjadi:
I. Diare akut, yaitu diam yang lcrjadi mrndadakdan brrlangsungpalittg lama
3-5 ha ri.
2. Diare berkepanjangan bila Ware berlangsung lebih dari 7 hari.
3. Diane kronik bila diare berlangsung Icbih dari 14 hari.
Sedangkan menurul pedoman MTBS( 2000), diare dapat dikelompokkan atau
diklasifikasikan menjadi:
1. Uiarr akin, fcrbagi alas: (a) c{iare dengan dehidrasi best, (b) Ware dengan
dehidrasi ringan/sedang, dan (c) diare tanpa dehidrasi.
2. Diare persisten bila diare bcrlan{sung 14 hari atau lebih, terbagi atas: (a)
diare persisten dengan dehidrasi dan {b} diare persisten tanpa dehidrasi 3.
Disentri apabila diare berlangsunf; disertai dengan dash.
∎ Penyebab Diare dare Mekanismenya

Prnvebab utarnanya adalah beberapa kuman usus penting, yailu rutavirus,


escherichia coli, shigell a, cryptocporidium, vibrio cholerae, dan salmonella
(Depkes RI, 1998).
Selain kuman, ada beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya diare,yaitu:
1. Tidak mc'mberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari
kehidupan.
2. Mrnggunakan botol susu.
3. k{rnyimpan makanan masak pada suhu kamar.
Secara klinis, asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernapasan yang
bersifat cepat, teratur, dan dalam (pernapasan kusmaul).
Air minuet tercemar dengan bakteri tinja.
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja,
atau sebelum menjamah makanan.
Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut:
1. Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat discrap akan menycbabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi penggeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjulnya timbal diare karma lerdapal
peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya, toksin pada dinding usus, akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, selanjuhlya timbal
diare, karma terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguanmotilitasusus
Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap rnakanan sehingga timbal diare. Sebaliknya, bila peristaltik usus
menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga
selanjulnya timbal diare pula.
Menurut Suharyono (1999: 56) sebagai akibat dari diare akut maupun kronis,
dapat terjadi hat-hat sebagai berikut:
I. Kehilangan air dan elektrolit (terjadii dehidrasi)
Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan asarn basa
(metabolik asidosis), karma:
1) Kehilangan natrium bicarbonatbersama tinja.
2) Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidak sempurna,
sehingga bench keton tertimbun dalam tubuh.
3) Terjadi penimbunan asam laktat karma adanya anoksia jaringall.
4) Produk metabolisme yang bersifat asarn meningkat karma tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguri dan anuria).
5) Pemindahan ionnatrium dan cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.
Secara klinis, asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernapasan yang
bersifat cepat, teratur, dan dalam (pernapasan kusmaul).
2. Hipoglikemia
Hypoglikemia terjadi pada 2-3`%, dari anak-anak yang menderita diare dan lebih
wring terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KKP, karma: 1)
Penyimpanan persediaan glycogen dalamhali terganggu.
2) Adanya gangguan absorpsi glukosa (walaupunjarang terjadi).
Gejala hypoglikemia akan muncul jika kadar glukosa dash menurtin sampai
40%, pada bayi dan 50%, pada anak-anak. Hal tersebut dapat berupa lemas, apatis,
peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.
3. Cangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, wring terjadi gangguan gizi sehingga terjadi
penunulan best badan. Hal ini disebabkan karma: 1) Makanan wring dihentikan
oleh orang tua karma takut diare atau muntahnya
akan bertambah hebat, sehingga orang tua hanya wring memberikan air teh saja.
3) Walaupun susu diteruskan, wring diberikan dengan pengenceran dalam
waktu yang lerlalu lama.
4) Makanan diberikan sexing tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik
karma adanya hiperperistaltik.
4. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare yang dengan atau tanpa disertai muntah, maka dapat terjadi
gangguan sirkulasi dash berupa renjatan atau syok hipovolemik. Akibat perfusi
jaringan berkurang dan terjadinya hipoksia, asidosis bertambah best sehingga
dapat mengakibatkan perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan bila
tidak segera ditolong maka penderita dapat meninggal.
5. Komplikasi
Akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut:
1) Dehidrasi (ringan, sedang, best, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).
2) Renja tan hipovolemik.
3) Hipokalemia (gejala meleorismus, hipotoni otot lemah, dan bradikardi).
4) Intoleransi sekunder akibat kerusakanvili miikosa uses dan defisiensi enzim
laktose.
Asuhan Kcherawatan Baci dan Anak (unnrk I'crmat d:ui t3idan)

5) Hipoglikemia.
6) Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.
7) Mahwtrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama alau kronik)

Untuk mengetahui keadaan dehidrasi dapal dilakukan


penilaian sebagai bcrikul:

Penilaian A B i C

I
1. Lihat: Kcadaan Baik, sadar Gelisah, rewcl ~ Lesu, lunglai atau
Umum tidak
Mata I Normal Cekung Sangat cekuny dan
- kering
Air mata I Ada Tidak ada ----- -----------------------
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak Haus, ingin minum Malas minum atau Tidak
Haus banyak bisa minum.
2. Periksa: Turgor Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat
kulit
3. Hasil Pemeriksaan Tanda Dehidrasi Dehidrasi Dchidrasi best, kriteria
ringan/scdang, Bila ada 1 tanda"
Bila ada 1 tanda Drtambah I atau Icbih
ditambah 1 atau tanda lain
Icbih
4. Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Tcrapi C

" Tanda-tanda yang juga dapat diperiksa: timbangan best badan, ubun-ubun besar,
kencing, nadi, dan pernapasan atau tekanan dash.

SUMBER: Depkes, Buku Ajar Diare, Jakarta.

9.4.2 Asuhan pada Anak Diare

∎ Pengkajian

Identitas pasien/Uiodata
Meliputi nama lcngkap, tempal finggal,jcnis kclamin, lant;s;al
5) Hipoglikemia. lahir, umur, lempat lahir, asal suku bangsa, nama prang hta,
6) Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.
7) Mahwtrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama alau kronik)

Untuk mengetahui keadaan dehidrasi dapal dilakukan


penilaian sebagai bcrikul:
mulai diberikan makanan pendamping. Kejadian diare akut pada anak laki-laki
hampir lama dengan anak perempuan (Depkes R1,1999: 5).
2. Keluhan utama
13uang air besar (BAB) lebih 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare tanpa
dehidrasi), Bab 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/sedang), Atau BAB > 10 kali
(dehidrasi best). Apabila diare berlangsung < 14 hari maka diare tersebut adalah
diare akut, sementara Apabila berlangsung selama 14 hari atau lebih adalah diare
persisten.
3. Riwayat penyakit sekarang menw-ul Suharyono (1999:59), yaitu:
7) Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan kemungkinan timbal diare.
2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan dash. Warna tinja
berubah menjadi kehijauan karma bercampur empedu.
3) Anus dan daerah sekitarnya timbal lecet karma wring defekasi dan sifatnya
makin lama makin asarn.
4) Gejala numtah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
5) Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi mulai tampak.
6) Dieresis: terjadi oliguri (kurang I ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi. Urine normal
pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit gelap pada dehidrasi ringan atau sedang.
Tidak ada urine dalam waktu 6 jam (dehidrasi best).
4. Riwayatkesehatanmeliputi:
1) Riwayat imunisasi lerutama campak, karma diare lebih wring terjadi atau
berakibat best pada anak-anak dengan campak atau yang bare menderita
campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalail pada
pasien.
2) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik) karma faktor ini
merupakan salah situ kemungkinan penyebab diare (Axton, 1993: 83).
3) Riwavat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun
biasanya adalah batuk, pangs, pilek, dan kejang yang terjadi sebelum, selama,
atau setelah diare. Informasi ini diperlukan untuk melihat tanda atau gejala infeksi
lain ~,ang menyebabkan diare seperti OMA, tonsilitis, faringitis, bronko pneumonia,
dan enscfalitis (Suharyono,1999: 59).
5. Rievayat nutrisi (Depkes RI, 1999:124-129)
Riwavat Pemberian makanan sebelum sakil diare mcliputi:
1) Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat mengurangi risiko
diare dan infeksi yang series.
2) Pemberian susu formula. Apakah dibuat menggunakan air masak dan
diberikan dengan botol atau dot, karma botol yang tidak bcrsih akan mullah
menimbulkan pencemaran.
3) Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus (minum
biasa). Pada dehidrasi ringan/sedang anak merasa haus ingin minum banyak.
Sedangkan pada dehidrasi best, anak malas minum alau lidak bisa minum.
6. Pemeriksaan fisik:
1) Keadaan umum:
Baik, sadar (tanpa dehidrasi).
Gelisah, rowel (dehidrasi ringan atau sedang).
Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi best).
2) Berat Badan. Menurut S. Partono (1999), anak yang diare dengan dehidrasi
biasanya mengalami penurunan best badan sebagai berikut:
Tingkat Dehidrasi % Kehilangan Berat Badan
Bayi Anak Besar
Dehidrasi ringan 5% (50 ml/kg) 3% (30 ml/kg)
Dehidrasi sedang 5-10% (50-100 ml/kg) 6% (60 ml/kg)
Dehidrasi bent 10-15% (100-15090/0 (90 nil/kg)
ml/kg)

Persentase penunman best badan tersebul dapat diperkirakan scat anak


dirawat di rumah sakit. Sedangkan di lapangan, untuk mcnc:nlukan
dehidrasi, cukup dengan menggunakan penilaian keadaan anak sebagaimana
yang telah dibahas pada bagian konsep dasar diare.
3) Kulit
Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan Pemeriksaan hcrgor, yaittc
dengan cara mencubit daerah perut menggunakan kedua ujung jari (bukan
kedua kuku). Apabila turgor kembali dengan cepat (kurang dari 2 detik),
berarti diare tersebut tanpa dehidrasi. Apabila turgor kembali dengan lambat
(cubitan kembali dalam wakhi 2 detik), ini berarti diare dengan dehidrasi
ringan/sedang. Apabila turgor kembali sangat lambat (cubitan kembali lebih dari
2 detik), ini termasuk diare dengan dehidrasi best.
4) Kepala
Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-ubunnya
biasanya cekung.
5) Mata
Anak yang diare tanpa dehidrasi, bentu k kelopak matanya normal. Apabila
mengalami dehidrasi ringan/sedang, kelopak matanya cekung (cowong).
Sedangkan apabila mengalami dehidrasi best, kelopak matanya sangat
cekung.
6) Mulct dan lidah
7) Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram, dan bising tisus yang
meningkat.
8) Amis, apakah ada iritasi pada kulitnya. 9) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis
(kausal) yang tepat, sehingga dapat memberikan tempi yang tepat pule
(Suharyono, 1999). Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada anak yang
mengalami diare, yaitu:
(1) Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi maupun mikroskopi dengan kul tur.
(2) Test malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (pI-l, Clini Test), lemak dan
kulhir urine.
Sebagaimana telah dibahas sebelununya bahwa untuk menenttikan terjadinya
dehidrasi pada anak, ada data-data penting yang hams dikaji. Data-data ini
selanjutnya digunakan untuk mengklasifikasikan diare. Klasifikasi ini bukanlah
diagnose medis, namun dapat.digunakan unhik menentukan tindakan ape yang
hams diambil oleh petugas di lapangan. Adapun data dan klasifikasi diare yang
dimaksud adalah:
Tanda/Gejala yang Tampak Klasifikasi

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda Diare dengan


berikut: dehidrasi
1. Letargis atau tidak sadar bent
'Terdapat
2. Mata cckung
dua atau lebih tanda-tanda Diare dcngan dehidrasi
berikut: rinyan/sedang

1. Gelisah, rowel, atau mullah march


2. Mata cckung
Todak cukup tanda-tanda untuk Diare tanpa dehidrasi
diklasifikasikan
Diare selama 14 hari atau lebih disertaiDiane persisten best
dengan
Diare selama 14 hari atau lebih tanpa Diare persisten
disertai tanda i
Terdapat dash dalam tinja (berak campur Disentri
dash) I
SUMBER: Pedoman MTBS (2002).
∎ Diagnosis/Masalah

L Diagnosis
Data dan klasifikasi unhrk menentukan diare ini tidak disebutkan di sini sebagai
diagnosis medis, tetapi nncrupakan pengklasifikasian scsuai dengan gejala clan
tanda seperti pada bagan di atas. Hal ini disesuaikan dengan pedoman MTBS,
yaitu apabila di lapangan, maka digunakan snafu klasifikasi. Adapun klasifikasi
unhrk diare ini adalah:

Un kla An.
1) Diare dengan dehidrasi.
2) Diare dengan dehidrasi ringan/sedang.
3) Diare tanpa dehidrasi.
2.
4) Diare persisten best.
5)_ Diare persisten.
6) Disentri.

2. Masalah yang sering terjadi adalah:


1) Kekurangan volume cairan.
2) Perubahan pola pemenultan nutrisi. 3) Perubahan integritas kulit. 4) Cangguan
rasa nyaman. 5) Kurangnya pengetahuan orang tea.
∎ Tahap Perencanaan

Untuk mengatasi diare, pasien tidak selalu hares dirujuk. Hal ini disesuaikan
dengan klasifikasinya. Ada tindakan yang dapat dilakukan sendiri oleh pehtgas
di lapangan. Anak bare dirujuk apabila keadaannya tidak membaik. Sesuai
dengan klasifikasi pada
pedoman MTBS, tindakan yang diperlukan adalah:
1. Diare tanpa dehidrasi (rencana terapi A):
1) Berikan cairan tambahan sebanyak anak mau. Saat berobat, orang tea perlu
dibcri oralit beberapa bungkus untuk diberikan pada anak di rumah. Juga
perlu diberikan penjelasan mengenai:
(1) Beri ASI lebih lama pada setup kali pemberian (bila masih dibcri ASI). (2) Jika
dibcri ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. (3) Jika tidak
memperoleh AS[ eksklusif, berikan salah sate cairan berikut
ini, yaitu: oralit, kuah Bayer, air tajin, atau air matang.
(4) Ajarkan cara membuat dan memberikan oralit di rumah:
a. I bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang b. usia
sampai 7 tahun berikan 50-100 ml oralit setup habis berak
c berikan oralit sedikit-sedikitdengan sendok. Apabila muntah tunggu
10 merit, kemudian berikan lagi.
2) Lanjutkan pemberikan makan sesuai usianya.
3) Apabila keadaan anak tidak mebaik dalam 5 hari atau bahkan mcmburuk,
anjurkan agar anak dibawa ke rumah sakit. Selama perjalanan ke rumah
sakit, oralit tetap diberikan.
2. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang (rencana terapi B):
1) Berikan oralit dan observasi di klinik seiama 3 jam dengan jumlah sekitar 75
ml/kgBB atau berdasarkan usia anak. Pemberian oralit pada bayi sebaiknya
dengan menggunakan sendok. Adapun jumlah pemberian oralit berdasarkan
usia atau best badan dalam 3 jam pertama adalah:
Sampai 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun
(<6 kg) (6-<10 kg) (10-<12 kg) (12-19 kg)
200-400 nil 400-700 ml 700-900 nil 900-1400 ml

Apabila anak menginginkan lebih, maka dapat dibc:rikan. Anak berusia di


bawah 6 bulan yang sudah tidak minuet ASI, diberikan juga air mating sckitar 100-
200 ml selama periode ini.
2) Ajarkan pada ibu cara untttk membuat dan memberikan oralit, yaitu situ
bungkus oralit dicampur dengan I gelas (ukuran 200 ml) air mating.
3) Lakukan penilaian setelah anak diobservasi 3 jam. Apabila membaik,
pemberian oralit dapat dileruskan di rumah sesuai dengan penanganan diare
tanpa dehidrasi. Apabila memburuk, segera pasang infus dan rujuk ke ntmah sakit
unhtk mendapatkan penanganan segera.
3. Diare dengan dehidrasi best (rencana tempi C):
1) Jika anak menderita penyakit best lainnya, segera dirujuk. Sclama dalam
pcrjalanan, mintalah ibu untuk ferns memberikan oralitsrdikit dcmi saiikil dan
anjurkan untuk tetap memberikan ASI.
2) Jika tidak ada penyakitberat lainnya, diperlukan lindakan scbagai brrikut:
a) Jika dapat memasang infus, segera berikan cairan RL atau
NaCI
secepahiya scram intravena sebanyak 100 ml/(313 dengan
pedoman
Jumlah Pemberian
Umur 30 ml/kgBB,70
pemberian, ml/kgBB, selama
berikutnya,
selama
Bayi (< 12 bulan) 1 jam pertama 5 jam berikutnya
Anak (12 bulan-530 menu2,5 jam berikutnya
tahun) pertama

Keterangan:
Periksa kembali setelah 1-2jam, jika status hidrasi belum membaik (nadi lemah atau
tidak teraba), ulangi pemberian pertama. Jika kondisi membaik, teruskan
penanganan seperti pada dehidrasi ringan/sedang.
(b) Jika tidak dapat memasang infus tetapi dapat memasang sondc, berikan oralit
melahti r,asogastrikdengan jumlah 20 ml/kg I3I3/jam selama 6 jam. Jika anak
muntah terns-menerus dan perut kernbung, berikan oralit lebih limbat. Jika
keadaan nu:mbaik setelah 6 jam, teruskan penanganan seperti dehidrasi
ringan/Belong. Jika keadaan memburuk segera lakukan rujukan.
(c) Jika tidak dapat mcmasang infus maupun sonde, nijuk segera. Jika anak dapat
minurn, anjurkan ibu untuk memberikan oralit sedikit demi sedikit selama dalam
perjalanan.
Adapun tultuk mengatasi permasalahan selanjutnya, perencanaan yang
dip(rlukan adalah:
1. Kekurangan volume cairan:
7) Pantau tanda dan gejala dehidrasi (lentil membran mukosa leering, kenaikan
best jenis urine tiap 4 jam, dan rasa haus).
2) Pantau masukan dan keluaran dengan cermat meliputi frekuensi, warm,
dan konsistensi.
3) Pantau kelidakseimbangan elektrolit (natrium klorida dan kalium).
4) Timbang BB setiap hari.
5) Monitor tanda-tanda vital (suhu dan nadi) setiap 4 jam.
6) Monitor perneriksaan laborat (elektrolit, best jenis urine, dan nitrogen urea
darah).
7) Lakukan tindakan untuk mengurangi demam (ganti pakaian katun dan
kompres dingin).
8) Kolaborasi dengan dokter tenting dehidrasi, terutarna untuk dehidrasi best dan
jika terdapat penyakit best lainnya.
2. Perttbahaniuitrisi:
i ) Pelihara input dan output yang lepat dengan meneruskan nutrisi per coral.
2) Observasi muntah dan berak tiap 4 jam.
3) Berikan makanan secara bertahap dengan menaikkan dari diet lunak lee diet
Mica.
4) Timbang BB tiap hari.
5) Nilai jumlah kalori bahan makanan sebaiknya sebesar 1000-2400 kal/hari
sesuai dengan BB.
6) Kolaborasi dengan ahli gizi (Mayers Marlene, 1995:128).
7) Berikan penyuluhan pada orang tua tenting makanan/diet selama diare dan
cara pembuatan oralit, semi anjurkan agar tetap memberikan ASI.

3. Perubahan integritas kulit:


1) Jagalah agar daerah popok bersih dan keying.
2) Periksa dan ganti popok flap jam/basah.
3) Gunakan sorting tangan dan cuci langan sebelum dan setelah menggai
popok.
4) Rersihkan dacrah pcrineal dengan air Win sabun yang Icmbul scoop BA B 5)
Bubuhi krim/salep/lotion pada daerah roam di bokong. 6) 1--Iindari
penggunaan bedak bila tclah terjadi lecet. 7) CLulakan popok kain yang lerbuka
daripada popok disposable.
8) Yakinkan pemenuhan kebutuhan nulrisi sesegera mungkin only
mendukung penvembuhan jarillgan.
4. Gangguan rasa nyaman:
1) [3aringkan pasien dalam posisi lerlenlang dell-all bantalan pcnghangal atas
abdomen.
2) Berikan input dalam jumlah kecil dan Bering dalam bentuk cairan je rn dingin
(tidak terlalu dingin atau pangs), misalnva, leh cncer alau agar-age sebanyak
30-60 ml flap 30-60 menu.
3) Singkirkan pemandangan yang tidak menyenangkan dan bau lidak Bed dari
lingkungan klien.
4) Beri penjelasan pada orang tua agar menghindari:
(1) Pembcrian cairan yang sangat dingin atau pangs.
,
(2) Makanan N ang mengandtmg lemak atau seral (misalnva susu atau bual(3)
Makanan yang mengandung kafein.
5. Kurangnya pengclahuan orang lug:
1) }3ahas prows penyakit dengan islilah yang dapal dipahami jclaskan lenlar
ages penvakit, tindakan pencegahan, dan penlingnva cuci langan camp
bersih.
2) Jelaskan pembatasan diet, yaitu makanan linggi scrat (boob segar), makanz
tinggi lemak (susu), dan air yang sangat pangs atau dingin.
3) Ajarkan orang tug untuk melaporkan gejala ini: urine coklal gelap selan
lebih 12 jam dan tinja berdarah.
5) Jelaskan tentang pentingnya mempertahankan kescimbangan anlara masukz
dan haluaran cairan, manfaat istirahat, dan tindakan pencegahan dial
(misalnya penyimpanan makanan yang legal serla cuci tangan sebelum &
sesudah mcncgang makanan).

Ringkasan
Penyakit lropis cukup banyak dialami oleh anak di Indonesia. Sebenarnya ada
banyak jenis penvakit tropis, telapi yaps; hanyak diderita oleh anak pada
masa balita adalah pneumonia, demam liphoid, difteri, dan DI IF. Penyakit-
penyakit tersebut merupakan penvakit infeksi yang mullah menular. I-tat ini
dipermudall dengan lingkungannegara lropis dan pcrilaku masyarakal yang
heterogcn.
Data yang wring ditemukan pada penyakit infeksi tersebut adalah peningkatan
suhu tubuh, nafsu makan menurun, dan anak terlihat lemah. Dan unhsk
mernastikan diagnosis meths, perlu data-data khusus dan pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
Agar memperoleh penanganan secara benar, hendaknva diberikan asuhan sesuai
dengan protokol yang berlaku, misalnya, pada anak thane, berikan tindakan
sesuai pedoman MTBS. Apabila tindakan tidak mungkin dilakukan oleh petugas di
lapangan, anakscgcra dirujuk.
Latihan Soal
Kasus 7:
Anak A dibawa ole:h ibunva ke I'uskesmas dengan keluhan bahsk-bahsk yang
sudah berlangsung selarna 3 hari, suhu hsbuh semen, dan nafsu makan menurun
karma anak mengeluh sakit scat menelan.
Pertanyaan
1. Apabila saudara menduga anak A mengalami difteri, maka data apa yang
perlu dikaji lebih lanjut?
2. Intervensi apa vang hares Anda lakukan?
Kasus 2:
Anak B yang berusia 4 tahun dibawa ibunya ke klinik dengan keluhan papas
yang sudah berlangsung selarna empaNhari, anak newel, tidak mau makan,
nuskanya tampak kcmerahan, mengeluh bahwa kepalanya posing dan pegal-
pegal. Ibu mengatakan bahwa anaknya mimisan sate kali saat di rumah.
Pertanyaan
1. Menurut Anda, apa kemungkinan diagnosis meths anak tersebut?
~ Untuk menunjang diagnosis tersebut, data apa yangperlu Anda kaji lebih lanjut
serta bagaimana basil pemeriksaannya?
3. Tentukan masalah-masalah yang muncul pada kasus tersebut! 4. Ragaimana
intervensi yang diperlukan pada anak tersebut?

Anak C yang berusia 5 tahun, dibawa ke puskcsmas dengan keluhan bahwa


a demam soda] 10 hari dan panasnya semakin lama semakin tinggi. Menurul
ibui saat pertama sakit, panasnya naik ]iron. Saat ini panasnya terus-menenis.
Pertanynan
1. Apabila Anda menduga bahwa anak tersebul menderila demam typhoid,
m data apa yang perlu dikaji lebih lanjut?
2. Masalah apa saja yang munakin dapat lcrjadi pada anak trrscbul?
3. F3uaHah intervensi yang diperlukan bila anak dirawat di rumah sakit!

Bacaan Lanjut
1. FK U.I. 1985. luau Keselzntan Anak. Jakarta: FKU1.
2. Susan Martin Tucker, 1997. Standar Perawatan Pnsicn. Volume 4. Edisi V.
Jaka EGC.

Anda mungkin juga menyukai