PERKEMBANGAN
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari bab ini, Anda dihorapkan mampu:
1, Menjelaskan kegunaan deteksi dini terhadap pertumbuhan don
perkembangan pada bayi dan balita.
2. Menjelaskan parameter pertumbuhan don perkembangan yang
sering digunakan poda masa balita.
3. Memperagakan cara pengkajian pertumbuhan don perkem
bang an se sua i deng an pa rameternya .
Pendahuluan
Aspek tumbuh kembang pada masa anak merupakan suaht hat vang sangat
penting, yang sering diabaikan olch tenaga kesehatan, khususnVa di
lapangan. Biasanya penanganan Icbih banyak difokuskan pada mengatasi
penyakitnva, scmentara tumbuh kembangnya d iabaikan. Sering terjadi, sctelah
anak sembuh dari sakitma, justru timbal masalah berkaitan dengan tumbuh
kembangnya, misalnva, anak mengalami keumunduran dalam kemampuan
otonominva.
Olch karena ihr, sesuai dengan hrjuan belajar, pada bab ini akin dibahas
mengenai detetksi dini, parameter pertumbuhan dan perkembangan, serta
cara pengkajiannya.
4.1 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Instrumen yang Digunakan
Deteksi Dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara
komprehensif
amok mengetahui adanya penyimpangan pada htmbuh kembang bayi dan balita
serta untuk mcngoreksi adanya faktor risiko (Depkes, 1996). Dcngan adanya
laktor risiko yang telah diketahui, maka upaya untuk memininialkan dampak
pada anak bisa dicegah. Upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur
perkembangan anak. Dcngan demikian, dapat tercapai kondisi tumbuh kembang
yang optimal.
Kegunaan deteksi ditu adalah untuk mengetahui penyimpangan pada tumbuh
kembang bayi dan balita secara dini, sehingga upaya pencegahan,
slimttlasi, penycmbuhan, dan pemulihan dapat diberikan dengan benar
sesuai dengan indikasinya. Deteksi untuk tumbuh kembang ini mcrupakan suatu
upaya yang perlu didukung, karena mcrupakan salah sattt cara utltuk
mcmpcrsiapkan gencrasi mendatang yang berkualitas.
Pelaksanaan deteksi dini ini dapat dilakukan oleh siapa pun yang telah terampil
dan mampu mclaksanakannya, seperti tenaga profesional (dokter, psikolog,
perawat, dan tenaga kesehatan), kader, bahkan orang hta atau anggota kr.luarga
dapat diajarkan cara untuk melakukan deteksi tumbuh kembang. Upaya deteksi ini
dapat dilakukan di tempat pelavanan kesehatan, posyandu, sekolah ataupun di
lingkungan rumah tangga.
Adanya variasi pada pertumbuhan manusia merupakan masalah dalam
menentukan patokan-patokan yang akan dipakai dalam melaksanakan deteksi.
Akan tetapi, dengan cara membandingkan ukuran seorang anak pada waktu
terlenht dengan kelompok sebavanya dapat ditentukan apakah anak tersebut
tclah bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Untuk mencapai lujuan tersebut, maka sejak awal keadaan pCCIUmbUhall d<ln
perkembangan anak barns dipantau, sehingga bila ada gangguan atau
penyimpangan dapat segera dilangani dengan benar. Untuk melakukan deteksi
diperlukan sualtt instrumen unhtk mengetahui apakah anak telah bertumbuh dan
berkembang sccara normal.
Instrumen atau alai deteksi dini merupakan suatu tes skrining yang tclah
distandardisasi. Dengan melakukan tes skrining pada anak, maka dapat
diketahui adanya kelainan, sehingga dapat diranialkan keadaan htmbuh
kembang anak di kenutdian hari. Untuk skrining awal, deteksi tumbuh kembang
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang berada di puskesmas atau di
lapangan dengan menggunakan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita yang
diterbitkan oleh Depkes RI (1996). Pedoman tersebut nieliputi berbagai tes atau
penx:riksaan, yaitu;
1. Berat badan menurut tinggi badan anak (BB terhadap T[3)
2. Pengukuran lingkar kepala anak (P;.KA)
3. Kucsioner praskrining pcrkcmbangan (KI'SI')
4. Kttesianer perilaku anak prasekolah (KPAP)
5. Tes daya lihat (TDL) dan tes kesehatan mata (TKO-1) bagi anak prasekolah
6. Tes daya dengar anak (TDD)
Berbagai macam pemeriksaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
tes unhrk deteksi pertumbuhan dan tes amok deteksi perkembangan. Unhrk
pertumbuhan, tes yang dapat digunakan adalah penentuan boat badan menunrt
tinggi badan dan pengukuran lingkar kepala. Sedangkan amok perkembangan,
tes yang dapat d i laku kan adalah KPSP, KPA P, TDL, TKM, dan TDD.
Dada buku ini, cara unhrk menenhrkan penilaian dari masing-masing pemeriksaan
yang terdapat pada pedoman tersebut hanya dibahas secara umum. Untuk
pemeriksaan yang Icbih rind dapal dibaca langsung pada Pedoman Deteksi
Tumbuh Kembang Balita (Depkes RI, 1996). Pembahasan dimulai dari deteksi
perhmbuhan kemudian bare perkembangan.
4.2 Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya
SS
ebagaimana tclah dibahas pada bab scbclumnya, pertumbuhan dan
perkembangan pada dasamya Baling terkait dan sating memengaruhi. Namun
amok mengetaluri sejauh mina keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak
dan apakah hat tersebut dapat berlangsung secara normal, maka diperlukan
parameter atau patokan-patokan yang berbeda antara pertumbuhan dan
perkembangan. Dengan mengetahui patokanpatokan ini, scorang petugas dapat
melakukan deteksi terhadap keadaan anak.
Parameter unhrk pertumbuhan yang Bering digunakan, sebagaimana terdapat
dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita, adalah BB
terhadap TB dan lingkar kepala anak. Parameter tersebut mencakup ukuran
antropometri dan paling mudah dilakukan di la pangan. Selain ukuran
antropometri, parameter lain vang dapat digunakan apabila ukuran antropometri
meragukan adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan
radiologis. Berikut ini akan dibahas mengenai parameter yang dapat dipakai
amok mt:ngetahui keadaan perkembangan anak.
4.2.1 Ukuran Antropometri
Pengukuran antropometri ini dimaksudkan amok rnengetaluri ukuran-ukuran fisik
seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertenhr, seperti timbangan dan
pity pengukur (meteran). Ukuran antropometri ini dapat dikelompokkan menjadi
dua, yai ttr:
1. Tergvitung umur, yaihr basil pengukuran dibandingkan dengan
umur:,Misalnya, BB terhadap usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat
diketallui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong normal unhrk anak
seusianya.
2. Tidak tergantung umur, yaitu basil pengukuran dibandingkan dengan
pengukuran lainnya tanpa n,emperhatikan berapa umur anak vang diukur.
Vlisalnya, BB terhadap TB. Ukuran ini digunakan untuk nu:ngctahui apakah
proporsi anak tergolong normal.
TABEL 4.1
Berat Badan terhadap Thiggi Badan Anal Usia 0-5 Taliun
Tinggi BB BB BB Tinggi BB BB BB
(cm) normal kurang buruk (c m) normal kurang buruk
(100°In) (<90%) (<80%) ( l 0010) (<90%) (<80(1l0)
-- a-
-
i
FF ~-±-~- -I--- +2 SD (98 0/0) _ ~ -- - -
-- -- - ---
1---
_, ~
-2 SD (980 . _
10) 1...
~ ~- ! ,_ - a-
-~_ -
Gambar halaman 64
Apabila tidak ada papas pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur hares rata/datar) bcrupa garis
atau titik poda bagian puncak kepala dan bagian ttrmit kaki bayi. Lalu ukur jarak
antara kedua tanda tersebul dengan pity pengukur. Unhrk lebih jelasnya, lihat
gambar berikul.
Scdangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun at-au lebih
adalah scbagai berikul:
(1) Tin;gi badan diukur denL;an posisiberdiri tegak, schingga unlit rapat,
sedangkan hokum;, punL;g%uzg, dan bagian belakang kepala berada dalam
sate garis vertikal dan menempel pads alit pengukur.
(2) Tentukan bagian alas kepala dan bagian kaki menggunakan scbilah
papas dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan
skala yang tertera.Unhrk lebih jelasnya, lihat Gambar=}.4.
3) Lins;kar Kepala
Ukuran kepala dinvatakan normal apabila berada di antara Batas tertinggi dan
tercndah dari kurva lins;kar kepala (IihatGambar4.1). Bila ukuran kepala berada di
alas kurva normal, berarti ukuran kepala bestir (makrocephali), sedangkan
apabila ukuran kepala di bawah kurva normal, berarti ukuran kepala kecil
(mikrocephali). Kurva lingkar kepala ini dibedakan antara lakilaki dan pcrempuan
scbagaimana terlampir pada buku ini. Adapun cara pent ukuran lingkar kepala
adalah sebaL;ai berikul:
a. Siapkan pity pengukur (nuleran).
b. Lingkarkan pity pengukur pada daerah glabcfa (frontalis) atau supra
orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kcmudian tenhikan
hasilnya (lihat Gambar 4.3).
c. Cantumkan basil p0ngukuran pada kurva Iingkar kepala. 4) Lingkar Lengan
Atas (Lila)
Meskipun pengukuran lily jarang dilakukan, names cara pcngukurannva perlu
dikclahtri, yaitu sebagai brrikut:
(1)
Tentukan lokasi lengan yang akin diukur. Penguktrran ililakukan pada lengan
bagian kiri, yaitu pertcngahan pangkal lcngan dengan siku. Pemilihan lengan kiri
tersebut dengtuz port imbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif
dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih
jelasnya, daerah lengan yang diukur lihat Gambar-L.ti berikul ini.
GAMBAR 4.5
Cara Pcngukuran Lingkar Lengan Atas
5
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Pengukuran dilakukan di
bagian tcngah antara
bahu dan siku lengan
kiri.
2 Lengan harus dalam posisi bebos Jcngnn boju dan otot lengan dalam keadaan
tidak tcgang atau kcncang.
3 Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilihat-
lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.
4
5) Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan alas, pengukuran lingkar dada jar.ing dilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada scat bernapas biasa (mid rcspirasi) pada
tulang Xifoidius (incisura substcrnalis). Pengukuran lingkar dada ini
dilakukan dengan posisii berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada
bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada adalall scbagai
beriku t:
Cara pembacaan Pita terlalu longgar skala yang benar
Tctapkan posisi bahu dan siku
(2) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas scpcrti pada gambar
(dapat digunakan pity pengukur). I-lindari penckanan p,uia Icngan yang
diukur scat pengukuran.
Teniukan btsar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tcctcn pada pity
pengukur.
(4) Catat basil pengukuran pada Kasus lWnuju Schat (KMS) atau status anak.
(3)
(1) (2)
(3)
Siapkan pica pengukur.
Lingkarkan pity pengukur pada daerah dada scpcrti pada gambar di alas.
C a t a t basil pengukuran pada KV1S anak atau karlu yang disediakan.
Pcmeriksaan Fisik
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukanapabila dilapangl:,m, namun petugas
perlu mengctahui bahtva pemeriksaan Fisik perlu dilakukan ,agar keadaan anak
dapat diketahui secara keseluruhan. Pcmeriksaan fisik dapat dimulai loci rambut,
kepala, leher, dada, perut, genetalia, ckd tremitas. Selain ilu, tarn_1a-tanda vital dan
keadaan umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan
perkembangan ini ailalah lama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi d,111
anak. Oleh karena iht, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada
bagman ini.
~. Perkembangan Anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebclumnya.
Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai keadaan perkembangan anak scat
ini, apakah anak bcrada dalam keadaan normal, meragukan, atau memcrlukan
rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat
dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang olch
Soctjiningsih (1996).
6. Data Lain
Yang tcnnasuk data lain adalah pola makan, poly aktivitas anak, data penunjang
lainnya,sepcrli pemeriksaan laboratorium,sertadata yang diperlukan lerutama
apabila anak berada di klinik.
4.4.2 Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan
Setelah dilakukan pcngkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada
bayi dan balita, terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:
1. Perlumbuhan dan perkembangan normal
Menu rut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal
apabila grafik berat badan anak bcrada pada jalur berwarna hijau pada
kalender balita (KTv1S) atau sedikit di atasnya. Arah grafik hares naik dan sejajar
mengikuti lengkungan jalur (kurva) berwama hijau. Sementara, pertumbuhan anak
dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditctapkan dengan pengukuran
antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kcpala/U.
Pcrkcmbangan anak tergolong normal apabila unnrr dan kemampuan/
krpandaian anak scsuai dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman
Detcksi Tumbuh Kembang Balita, skor yang dipcroleh scat pemeriksaan hams
berjumlah 9-10. Apabila menggunakan kalender balita (K~1~S), maka
kemampuan anak sesuai USIA van- lerdapal pada gambar. Sementara apabila
mcnggunakan tes DDST, anak dapat melewati togas-togas perkembangannva
scsuai usia. Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.
~ Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal
Pertumbuhan anak mengalami penvimpangan apabila grafik best badan anak
berada jauh di alas warna hijau atau berada di bawah jalur hijau, khususn)!a
pada jalur mesh. Ukuran anlropomctri lard yang rllenglkUtl hiasanya adal,ih
linbkar lengan alas dan lingkar lengan dada.
Perkembangan anak mengalami pcnyimpangan apaUila kemampuan/
kepandaian anak tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mcngalami
keterlambatan. Palo tcs DDST, anak tidak dapat mencapai hrgas-tubas
perkembangannya, alau pada gambar kalendcr balita (KNIS), kcmampuan anak
lidak sesuai dengan usianya.
4 . 2 K a r t u M e n u j u S e h a t 4.2. 1 Pengertian
Kartu Menuju Sehat atau yang sering disingkat dengan K1v1S adalah suahr
karlu/alit penting yang drgunakan untuk memantau prrlumbuhan clan-
perkembangan anak yang (Soctjininbsih, 1996). KMS vang ada unhrk scat ini
adalah KMS Balita, yaitu kartu yang menurat grafik perhullbuhan serta indikator
perkembangan yang bcrmanfaal unhrk mencatat dan memantau tumbuh
kcmbang balita setup bulannya, ilari sejak lahirsampai bcrusia 5 lahun (Depkes RI,
1996). Dengan dcmikian, KMSdapal diartikan sebagai spot kesehatan dan gizi
(catatan riwayat kesehatan dan gizi) balita.
5ccara ununn, KNfS berisi gambar kurVa best badan terhadap umur untuk anak
bcrusia 0-5 (all un, at ribut penyuluhan, dan catatan yang pen linb untuk ilipcrhati
kan olch pctugas dan prang bra, seperli riwayat kelahiran anak, pembcrian ASI
dan makanan tambahan, pemberian imunisasi dan vitamin A,
pcnalalaksanaan Ware di rumah, serta patokan sederhana tenting
pcrkemhanban psikonwtorik anak.
4.2.2 Tujttan Penggunaan KMS
Tujuan umum pcnggunaan KNiS adalah mcwujudkan tingkat tumbuh kcmbang
dan status kesehatan anak balita scram optimal. Adapun llllUall khUSUSn}'il
IllelIpUll:
1. Scbagai alit banlu bagi ibu atau prang bra unhrk mcmanlau tingkat prrlumhuhan
dan perkembangan yang optimal.
2. Scbagai alit banal dalam nu>m,uttau dan menentukan tindakan yang
diperlukan amok mewttjudkan iumbuh kembang yang optimal.
Alcngafasi malnulrisi di masvarakal secara cfcktii ilcnhan peningkatan
pcrluntbuhan yang memadai (prplitOtl2'e'(1).
Pertnnynnn:
I . Irlaskan parameter prrlumLnthan dan pcrkembangan yang berhnn trrcantum
pada kasus tcrsebui dan praklikkan cara pcngttkurattnva! 2. Normalkah
keadaan pertumbuhan flan perkembangan anak lerscL,ut?
Srhulkan data yang nu•ndukungjawaban Anda!
3. Apakah rang ilimaksud dengan deteksi lmbuh krmbang pada bavi'
Apakah };ttnan).a'
4. Isi data-Bata Van}; ada pada kasus tt`rsebul pada lormulir pcrhimbuhan
dan prrkembangan srsuai drng;an parameternya!
Kasus 3:
Storing anak bernanut 1 lusin dating pertama kali di posN ~andu pada
tanggal 2 September 2002. I lusin lahir pada tanggal 27 Agustus 2002 do ngan
BP) lahir 3 kg. Sail ini 1313 nNa '),9 kg dan suilah nu`ndapal imunisasi hCG
serla Folio I.
Pertnnynan:
I . Ambit kartu K\1S dan tentukan posisi BB Hu.tiin pada kurva yang ada!
Bafiaimana keadaan pertumbuhan dan status bizinya?
52. Apabila pada bulan Uktober 2003 Husin ditimbanl; di I'osyandu dan BBmya
adalah kg, bagaimana cara mengisi kurva pada KI\•1S? spa Y"Ing polo
dijrlaskan pada oran~; tua men~rnai kradaan Husin?
Bacaan Lanjut
I. Soeljininssih, 1987. Turnbuh Kembang Annk. Rnb Prnilnictit
l'r°rtum(ruhnn ilrtlr
1'erkc°mbnitgnn. Fakultas Kcdokleran Universitas Udarana. Bali, EGC.
2. Nelson, 1997. flmtr Kesehatan Aiiak. Bali umibich Kc •mbrtitg,
5irbhab Tunthtrh
Kembang L1sia BrrYi. Todler (1-2 tahun) dan Pra Sckolah (3-5 lahun); hat 24-
29.
bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan alau tempat khustrs unluk
bermain bila memungkinkan, di mana ruangan tersvbut sekaligus juga dapat
menjadi lc?meat t.mtuk menvimpan maulann\%a.
5. f'en};etalnlan ru <l bermain
Anak belajal-bermain dad mencoha-coba sendiri, meniru feman-temannva, atau
tlihvritahu olrh prang luanv<1. Cara yang terakhir adalah vans; terbaik karma anak
Iebih icrarah dan lcbih berkembang pengetahuannva dalarn men};gunakan alai
permainan tersebut. Wang tua yang tidak pernah mengctahui cara bermain dari
alai pernlainan van}; iiiberikan umumnva menlbual hubungannva dengan anak
cenderung menjadi kurang hangat.
6. Tcman hcrnlain
Dalalm bel-malll, anak memel'lUkatl ten12111, bisa teman sebe\'a, saudara, atau orang
tuanya. Ada Scat-scat terlentu di mana anak bermain sendiri agar dapat
menemukan kebutuhannva sendiri. 13ermain yang dilakukan bersama dengan
(rang luanva akin nent;akrabkan hubungan dan sckali;;us membcrikan
kesempatan kepada prang iua amok mengetahui setup kelainan yang dialami
olch anaknva. Tenian diperlukan amok mcngrmbangkan sosialisasi anak dan
numbantu anak dalam nlemahaml pCl"bCdaan.
dan boneka.
4. Bermain bola roli, sepak bola, dan lain-lain.
Bermain pasif merupakan suatu hiburan atau kescnangan yang dipercich dari
prang lain. Ualam hal ini, anak berperan pasif dan melihai alau mendengar saja,
misalnva, nlellhltganlbal', mcndengarkanccrita, nCnonfonTV, dan Iain-lain.
Anak yang melakukan aktirilas bermain, baik aklif maupun pasil, hrndaknya
didampingi prang to m agar anak mt:mperoleh pcnjrlasan mengrnai hal-hal yang
belum dikctahuinya dan dapat mcndckatkan hubungan anlara prang lua dengan anak.
Agar
orang tua dapat memberikan alai permainan yang edukatif pada anaknva,
svaratsvarat berikul irli polo dipcrhatikan:
1. Kcamanan
Alai permainan amok anak di bawah 2 lahun hendaknva tidak terlalu kecil,
calnya tidak bcrracun, tidak ada bagian yang tajam, dan tidak mullah pecah, karma
pada usia ini anak kadang-kadan}; suka memasukkan henda ke dalam muluf.
2. Ukuran dan best
Prinsipnya, mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak. Apabila
nulinan tcrlalu bc•sar aiau boat, anak akin sukar mcnjans;kau atau memindah-
kannva. Sebaliknya, bila icrlalu kecil, mainan akan mullah tertelan.
3. Desain
APE scbaiknya mempunyai desain yang sederhana dalam hal ukuran, susunan,
dan warna serta jelas maksud dan hljuannya. Selain ihl, APE hendaknya tidak
lerlalu rumit amok mcnghindari kcbingungan anak.
4. fungsiyangjelas
APE schaiknva mempunyai fungsi yang jclas tmtuk mensiimuli perkembangan
anak.
5. Varidsi Al'G
APE sebaiknya dapat dimainkan secara bervariasi (dapat dibongkar pasang),
natnun tidak terlalu sulit agar anak tidak frustasi, dan tidak terlalu mullah, karma
anak akan cepat bosan.
6. Universal
APE sebaiknva mullah ditcrima dan dikenali oleh semua budaya din bangsa.
Jadi, dalant tnenggunakannya, APE mempunyai prinsip yang bisa dimengerli
oleh semua orang.
7. Tidak mullah rusak, mullah didapat, dan terjangkau oleh masyarakat lugs
Karma APE berfungsi sebagai stimulus amok perkembangan anak, maka setiap
[apisan masyarakat, balk yang dengan tingkat social ekonomi tinggi maupun
rendah, hcnciaknya dapat menvediakannya. APE bisa didesain sendiri asal
nlementlhl pel:tiyarata[l.
Conloh alal permainan yang dianjurkan adalah benda yang aman untuk
dimasukkan ke mulct, boneka orang/l?inatang yang lunak, mainan yang
bersuara, giring-giring, bola dan lain-lain.
Karakteristik permainan pada masa bayi berdasarkan isi adalah permainan yang
memungkinkan anak berinicraksi dcngan lingkungan sosialnya (social nj`j`i•lcfit,r
play) Jan pernrtinan sans; memberikan kesenan;;an pada anak Now uj 1tlrw;rrrc• jrlr7y}.
Alat permainan yang dianjurkan, misaln>>a, buku, majalah, alat folic/kravlm, balok,
dap aktivilas bcrenan};. Mom bcrmain, anak hendaknva memiliki teman. Doll pada
masa ini, bcrmain mcmpunyii tujtlan scha};ai bcrikut:
1. \-tcngrmbangkan kcmampuan bcrbahasa, hrrhitung, srrla nu •nvamakan tiara
membcdakan.
2. hicrangsang daya imajinasi.
~. MO nuntbuhk.ut sportivitas, kreativitas, dan kepcrcavaan diri.
4. Nfcmperkcnalkan ilmu pengetahuan, suasana gotong-rot ong, dan kc:n petisi.
Mengembangkan koordinasi motnrik, sosialisasi, din kemampuh amok
nengrndalikan cnu,si.
Pertnnynnn
l. tir,;uaikah nr,iinan terscbut pada kasus pcrsvaratan unluk alai Pcrmainan ~<Ing
edukatif? [3agaimanakah scharusnya syarat untttk alai permainan yang
cdukatiF? 2. Jelaskan fungsi bcrmain dan hl'111$!p-FlrlI1$1}JnVi1!
3. Jclaskan nwram pcrmainan vans; srsuai dengan usia anak lerscbul,
berdasarkan karakter social clan isinva!
Kasus 2:
Tana, srurans; anak bcrusia 4 lahun, dirawat di rumah sakit bagian anak
karma nu•ndcrita Dl IP. Dia clilunggui oleh ihunva. Scat ini kundisinva sudah
mcmhaik, trlapi masih dipasanhi inlus. `;chari-hnri, Tang lebih banvak berL,aring
flan menonlon TV 1•ang ada di roan;; prrawatan.
Pertnnynnn
PerlukahTana melakukan aklivilas hcrmain ketika berada di rumah sakit?
Apakah
tujtuinnva'
Apakah jenis permainan yang sesuai dengan Tang huniasarkan karaktcr
social dan isinra?
Apa upava yang clihcrlukan olrh tcnaga keschatan tllltUk 111C'IakSilnilkil]l aklivitas
brrmainbas;i anak yangdirawal di rumahsakit?
Bacaan Lanjut
Soetjiningsih,1997. Konsep Bernrnili padrt ,lna k. Dalrrnr Txmrtmlr Kc•+xbarrg
f1nak. Jakarta: EGC. hal. G5-71.
2. 1Vhale~~, L.F. and Wong, D.L, 1998. Essential of Pediatric Nursing,
kc--I, CV. \iosbY Co. Philadelphia
Petunjuk Antisipasi
(Anticipatory Guidance)
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertion dan maksud dari petunjuk antisipasi. 2. Menjelaskan
petunjuk antisipasi pada masa infant sesuai dengan
tahapan tumbuh kembang.
3, Menjelaskan petunjuk antisipasi pado masa prasekolah awal
(balita) sesuai dengan tahapan tumbuh kembang.
4. Menjelaskan petunjuk antisipasi pada masa prasekolah sesuai
dengan tahapan tumbuh kembang.
Pendahuluan
Kchadiran anak bagi prang tun mcrupakan suatu lantangan schubunf;an dengan
masalah ilependrnsi/kelel,t,anhu\gan, disiplin, mcnu\gkatnya mobilita;, dan kcamanan
bagi anak. Orang tua wring kali keliru dalam mcmperlakukan anak karena
ketidakiahuan nu:rrka akin care membu»bing Ball I11C1lga51111 \'allg benar..•\pabiia hal
ini lerus bcrlanjul, maka perlumbuhah dan perkembangan anak dapal lc!"hambal.
Sam ini, telah tcrjadi pergeseran peran social prang tua, !t\isaln\ .a, kedua
prang k!a
lebih banvak beraklivitas di bar rumah dan tingginva mobililas di masvarakal. Unluk
ilu diperlukan keseimbangan bagi model pecan tradisional dalaln pendidikan anak.
Onnn lua pada masa sekarang memerlukaun tenaga profesional amok memberikan
bimbingan guna mcrawat dan n:eme)ihara anak.
Abagai bagian dad tcnaga profcsionol prwwatan krsehalan, pcrattal mcmpunyai
tang
pawn cukup pentingdalam nusmbanlu memberikan bimhingan dan
penl;arahan pada orang tua, sehingga setup fase dari kchidupan anak yang
kemungkinan
(0114't
menyalat;,i trauma,sepcrti lalthan bUangall' ItCSU% kccil frrtiuilc~;) dan
kMakuLtn
tang abstrak pada usia prasrkolah dapal dibimbingsccara bijaksana.
Olch karma itu, pada bab it akan diuraikan mcngenai binthingan tangy;
diperlukan unluk mengatasi permasalahan tcrsebul. 13ahasan mengcnai
pelunjuk atltKi},a:i ini hagi anak masa balita dikclompokkan tncnjadi llga
haglan, taitu mast bayi, pra>ckolah awal, dan prasckolah.
6.1 Pen~ertiaiz
Sampai seal ini, bclum ada rcfcrensi tang ntr•njrlatikan nu•ngrnai pcn~;rrlian
tangjclas
dad petunjul: anlisipasi yang bcrasal dari bahasa Inggris yailu acrtitiiprttrl+•i~ `
tri:~rtltr'r•. E3ila dilihat dad anti harfia(t, rttrtirifuttol-y berarti Icbih dahulu, ~ u irfrttrrr 1-ti
Pet LII)j(I k.
lath pehlnjukantisipasi bisa diartikanpetunjuk-pctunjuk yani;pcrlu dikclahut
teCleblh dahulu agar orang tua dapat menl;arahkan dan memhimbin};anaknta
m•rara hilaks ana, schingga anak ilapat berhlmbuh dart berkrmbangsecara
normal.
t7engan detlllklan, dalam upa}'a unhtk membcrikan bimbingan d.ut ar.ilian pada
masalah-masalah tang kenucngkinan timbal pada sctiap face perlumhuhan
dan perkembangan anak, ada petunjuk-petunjuk yang pcrlu dipahami olrh
own}; Am. Dengan dcmikian, orang tua dapal Incmbanlu untuk mengalasi
masalah anak pada setup Ease pcrtumbuhan dan pc; kcmbangannta
den,an part tang henar dan tt~tjar.
6.2 Petunjuk Antisipasi pada Masa Bayi
Bimbingan lcrhadap orang tua pada tahun pcrtama kclahiran itapal
dikclompakkan menjadi dua, yaitu:
6.2.1 Usia 6 (Enam) Bulan Pcrtama
I . Mcmahami addRy1 proses penyesuaian antara orang hta dcngan
bayinta, lerutama pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada
masa sclelah melahirkan.
2. Ivtcmbantu orang lua unluk memahami havinta sebagai individu tangy;
nu•mpuntai kcbuhlhan dan unhtk mcmahami bagaimana bayi
mengcksprrsil.an apa yang diinginkan mclaiui hpngisan.
\lcnentramkan orang tua bahtta batinta tidak akan Itlenjalll ntanja drngan
adanta pcrhaUan tall penUh SCIitIlla -1-6 bit Ian perlama.
tilcnganjurkan orang tua amok membttat jad%val kebutuhan Uavi dan orang
1uan1'a.
Mcmbantu prang ht,t unluk memahami kebuttlhan bavi terhadap stimulasi
lins;kungan.
Mcnvukong kcscnangan prang tua dalam mclihal pcrtumbuhan dan
pcrkcnil,angan havinva, vaitu dengan bersahabat dan mengamati rcspons
sosial anak, rnisalnva, dens;an lertawa% tersenvum.
ktcnviapkan prang tUd UntUk memenuhi kcbutuhan rasa aman dan keschatan
has;i bavi, rnisalnya, dengan irnunisasi.
itlcnviapkan onng fua unhtk nungenalkan dan membcrikan makanin padat.
,;
r
k.
n
,r
.;
6.2.2 Usia 6 (Enam) Bulan Kedua
1. NIcnviapkan grant; to;t akan adanva ketakutan bavi lerhadap prang yang
belum
kiikcn;tl (;trnn,,r•rn ) r.i -ir•hJ).
Menganjurkan orang ltra amok ment;tnnkan anaknva dekal dengan ayah
dan ihunl a srrta nu'nt;hintiarkan perpisahan yang tcrlalu lama dengan anak
terscbut. hicnil,imbint,orang lua amok mengctahui disiplin sehubungan
dengan semakin mcnin};katnva mobilitas (pergerakan) si bayi.
4. Nlcngunjurk;uT amok nu'ngt;unakan suara yang ncgatif dan kontak mata
daripada hukttnuln badauT sebagai suatu disiplin..Apabila tidak berhasil,
gunakan 1 pt:kulan
pada kaki alau langannya.
Mcnganjurkan urang tua tlnluk membcrikan kbih banvak perhatian ketika bavinva
berkelakuan baik daripada kelika is menangis.
6. titengajarkan mengenai pencet;ahan kecelakaan karena keterampilan motorik
dan rasa in};in lahu bavi sudah meningkat.
7. Nlenganjurkan prang tua amok meninggalkan bayinva bcberapa scat
dengan pengganti ibu yang nu'nyusut.
8. h'lendiskusikan menricnai kcsiapan unhrkpenval?ihan.
9. Nlenggali perasaan grant; tua Schubunfian dengan poly tidur bavim•a.
6.3 Petunjuk Antisipasi pada Masa Balita
(1-3 Tahun)
f'ada usia balita atau masa prasckolah awal, ada dua masnlah pcnting yang
terjadi, v.tilu "'l.ttih,Tn pipi~/buan~,Tir be ar (toilet trrtirtirl;:)" dan "hcrsaint;an
dengan saudara kandunt; (.ifrllrtX rivalry) " . Oleh k.urna itu, scbelum
Alit
memhaha; nmngcnai pelunjuk himbin;".ut vaunt; dihrrfuk,uT, dijrlask,un lebili
dahulu nu'ngcnai tuilr~t trrrirrirr1
dan sibling ri-vnlrwagar dapatmembantu prang tua numahami
permasalahananaknva nleilgyllal fungsi yllnllnatil.
G.3.1 Toilet Training
Suatu togas yang besar pada usia balita adalah toilet training atau pendidikan
ntcnjadi cyria/bcrsih. Kontrol volunter dari spingter ani dan urethra dicapai pada
waktu anak dapat berjalan dan biasattya terjadi antara usia 18-24 bulan. Nanwn,
laktor kesiapan psikofisiologissangatberpengaruh pada kesiapan toilet training.
Anak hares mampu myngenali dorongan untuk melepaskan atall nunahan plan
mampu untuk mcngkomunikasikannya kepada ibunva. Palo waktu ini, anak
sudah bisa menguasai kemampuan motorik yang utama, dapat berkomunikasi
dengan jelas, memiliki lebih sedikit konflik antara hlnhtlan diri sendiri dengan
negativisik, dan mcnyadari kemampuannya unhtk mengendalikan diri dan
myntynuhi kesenangan ibunva.
Tanggungjawab perawat adalah mcnolong prang tea guna myngidcnlifikasikan
kesiapan anaknya unhtk toilet training. Lalihan miksi biasanya dirapai
schylum defekasi karena mi merupakan aktivitas reguler yang dapat diduga.
5ymentara, dylyka5i merupakan suatu sensasi yang lybih besar daripada miksi,
yang dapat menimbulkan perhatian dari si anak.
Pada waktu malam, latihan buang air kecil (miksi) mcnjadi tidak sempurna/
lengkap sampai usia 4-5 tahun. Di siang hari ngompol dapat juga terjadi
terutama pada scat aktivitas bermain nunyita penuh perhatian anak, schingga bila
mercka tidak diingatkan maka mereka akin terlambat untuk pergi ke kamar
mandi.
Pada anak laki-laki, mampu untuk berdiri dan meniru avahnya setclah diajarkan
rnengenai toilet training merupakan motivasi yang kuatselama masa prasekolah.
Beberapa teknik dianjurkan unhlk anak yang kopyratil, scpyrti nu •nggunakan
pispot "portable" yang mymberikan perasaan aman pada anak, atau pispot
portable yang berada pada satu tcmpat dengan kloset yang digunakan sehari-
hari. Apabila pispot lidak tersedia, anak dapat duduk atau jongkok di alas toilet
dengan bantuan. Perkuat toilet training dengan memolix-asi anak unhtk duduk pada
pispot dalam jan`;ka waktu yang relatif lama. :\nak dianjurkan untuk meniru prang
lain (kakaknva) dan mcnghindari conioh yang kcliru.
6.3.2 Persaingan dengan Saudara Kandung (Sibling Rivalry)
Persaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu dan bend
yang biasanya dialami olch seseorang anak terhadap krhadiran/kclahiran
saudara
kandungnya. Perasaan tersebut timbal bukan karena bend terhadap saudara
barunva, tetapi lebih pada pentbahan siluasi/kondisi. Anak hares berpisah
dengan ibu scjak dini (semasa kchamilan ibu). C)Ich karena itu, orang hta hares
menjelaskan hal (ersebut
kepada anak dengan ilustrasi yangsederhana dan mudah dirnengerti, sehingga
anak menyadari perubahan yang akin terjadi, misalnya, perubahan tempat tidur
dan karnar, serta persiapan perlengkapan bayi.
Anak polo dilibatkart tialanl perawalan adik barunya, misalnya, mengambilkan
baju, popok, susu, dan lain-lain. Kadang-kadang orang tea merasa terganggu
dengan ulah anaknya yang selalu ingin terlibat. 1-Ial tersebut bisa dialihkan
dengan cara mcmberikan mainan, seperti boneka, yang dapat diperlakukan
scbagai bayi.
6.3.3 Petunjuk Bimbingan
Mcmahami masa prasekolah awal (masa balita) adalah dasar unhtk keberhasilan
dalam meraeval anak. Pelugas kesehaian yang berhtgas di bagian anak
menlpunvai togas unhtk menlbimbing atau membantu orang tua melalui suatu
pertemuan yang membahas mcngcnai togas dan kebuluhan-kebutuhan pada usia
balita. Hal ini merupakan suahi fenomena yang universal, c!i nlana pencegahan
mcmberikan basil yang lebih baik dibandingkan dengan pengohatan.
[3imbingan atau bantttan yang nyata, seperti melakukan kunjungan rumah atau
mcnyediakan waktu loll Samna (telepon) untuk konsultasi, merupakan salah
saht bentuk asuhan yang perlu dilakukan. Orang tea dapat mengungkapkan
perasaannya mengenai nuraw•at anak-anak mereka, seperti frustasi atau
kepuasan. Dal-am kondisi seperti ini, orang tea membutuhkan suaht
persahabatan vang dewasa.
I3imbingan kepada orang tea selama usia balita (awal masa kanak-kanak)
dikelompokkan bcrdasarkan kelompok usia sebagai berikut:
∎ Umur 12-18 Bularl
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air bestir yang Icbih Bering dari
biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Berikut ini adalah beberaPa
Pengertian diare menurut para ahli, yaitu suatu keadaan di mana:
I. Frckur•nsi buang air besar van}; lrbih dari 4 kali pada bayi dan Icbih 3 kali
pada anak; konsisten faeces enter, dapat berwarna hijau, atau dapat pula
bercampur lendir dan dash alau hanya lendir raja (FK UI, 1997).
~ Individu mrns;alami pcrubahan dalam kebiasaan BAB yang normal, ditandai
dens;an ceringnVa kehilangan cairan dan faeces yang tidak berbentuk (Susan
Martin T., 1998: 8).
1)efrkasi enter Icbih dari 3 kali srhari dengan atau tanpa dash dan atau
lendir
dalarn tinja (Suharyono, 1999: 5'1).
4. Rrrtambahnva jumlah atatt bcrkurangnya konsislrnsi tinja yang dikeluarkan
{Socparto Pi tono, dkk,1999}.
∎ Macam Diare (Lab/UPF IKA, 1994: 39)
5) Hipoglikemia.
6) Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.
7) Mahwtrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama alau kronik)
Penilaian A B i C
I
1. Lihat: Kcadaan Baik, sadar Gelisah, rewcl ~ Lesu, lunglai atau
Umum tidak
Mata I Normal Cekung Sangat cekuny dan
- kering
Air mata I Ada Tidak ada ----- -----------------------
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak Haus, ingin minum Malas minum atau Tidak
Haus banyak bisa minum.
2. Periksa: Turgor Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat
kulit
3. Hasil Pemeriksaan Tanda Dehidrasi Dehidrasi Dchidrasi best, kriteria
ringan/scdang, Bila ada 1 tanda"
Bila ada 1 tanda Drtambah I atau Icbih
ditambah 1 atau tanda lain
Icbih
4. Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Tcrapi C
" Tanda-tanda yang juga dapat diperiksa: timbangan best badan, ubun-ubun besar,
kencing, nadi, dan pernapasan atau tekanan dash.
∎ Pengkajian
Identitas pasien/Uiodata
Meliputi nama lcngkap, tempal finggal,jcnis kclamin, lant;s;al
5) Hipoglikemia. lahir, umur, lempat lahir, asal suku bangsa, nama prang hta,
6) Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.
7) Mahwtrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama alau kronik)
L Diagnosis
Data dan klasifikasi unhrk menentukan diare ini tidak disebutkan di sini sebagai
diagnosis medis, tetapi nncrupakan pengklasifikasian scsuai dengan gejala clan
tanda seperti pada bagan di atas. Hal ini disesuaikan dengan pedoman MTBS,
yaitu apabila di lapangan, maka digunakan snafu klasifikasi. Adapun klasifikasi
unhrk diare ini adalah:
∎
Un kla An.
1) Diare dengan dehidrasi.
2) Diare dengan dehidrasi ringan/sedang.
3) Diare tanpa dehidrasi.
2.
4) Diare persisten best.
5)_ Diare persisten.
6) Disentri.
Untuk mengatasi diare, pasien tidak selalu hares dirujuk. Hal ini disesuaikan
dengan klasifikasinya. Ada tindakan yang dapat dilakukan sendiri oleh pehtgas
di lapangan. Anak bare dirujuk apabila keadaannya tidak membaik. Sesuai
dengan klasifikasi pada
pedoman MTBS, tindakan yang diperlukan adalah:
1. Diare tanpa dehidrasi (rencana terapi A):
1) Berikan cairan tambahan sebanyak anak mau. Saat berobat, orang tea perlu
dibcri oralit beberapa bungkus untuk diberikan pada anak di rumah. Juga
perlu diberikan penjelasan mengenai:
(1) Beri ASI lebih lama pada setup kali pemberian (bila masih dibcri ASI). (2) Jika
dibcri ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. (3) Jika tidak
memperoleh AS[ eksklusif, berikan salah sate cairan berikut
ini, yaitu: oralit, kuah Bayer, air tajin, atau air matang.
(4) Ajarkan cara membuat dan memberikan oralit di rumah:
a. I bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang b. usia
sampai 7 tahun berikan 50-100 ml oralit setup habis berak
c berikan oralit sedikit-sedikitdengan sendok. Apabila muntah tunggu
10 merit, kemudian berikan lagi.
2) Lanjutkan pemberikan makan sesuai usianya.
3) Apabila keadaan anak tidak mebaik dalam 5 hari atau bahkan mcmburuk,
anjurkan agar anak dibawa ke rumah sakit. Selama perjalanan ke rumah
sakit, oralit tetap diberikan.
2. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang (rencana terapi B):
1) Berikan oralit dan observasi di klinik seiama 3 jam dengan jumlah sekitar 75
ml/kgBB atau berdasarkan usia anak. Pemberian oralit pada bayi sebaiknya
dengan menggunakan sendok. Adapun jumlah pemberian oralit berdasarkan
usia atau best badan dalam 3 jam pertama adalah:
Sampai 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun
(<6 kg) (6-<10 kg) (10-<12 kg) (12-19 kg)
200-400 nil 400-700 ml 700-900 nil 900-1400 ml
Keterangan:
Periksa kembali setelah 1-2jam, jika status hidrasi belum membaik (nadi lemah atau
tidak teraba), ulangi pemberian pertama. Jika kondisi membaik, teruskan
penanganan seperti pada dehidrasi ringan/sedang.
(b) Jika tidak dapat memasang infus tetapi dapat memasang sondc, berikan oralit
melahti r,asogastrikdengan jumlah 20 ml/kg I3I3/jam selama 6 jam. Jika anak
muntah terns-menerus dan perut kernbung, berikan oralit lebih limbat. Jika
keadaan nu:mbaik setelah 6 jam, teruskan penanganan seperti dehidrasi
ringan/Belong. Jika keadaan memburuk segera lakukan rujukan.
(c) Jika tidak dapat mcmasang infus maupun sonde, nijuk segera. Jika anak dapat
minurn, anjurkan ibu untuk memberikan oralit sedikit demi sedikit selama dalam
perjalanan.
Adapun tultuk mengatasi permasalahan selanjutnya, perencanaan yang
dip(rlukan adalah:
1. Kekurangan volume cairan:
7) Pantau tanda dan gejala dehidrasi (lentil membran mukosa leering, kenaikan
best jenis urine tiap 4 jam, dan rasa haus).
2) Pantau masukan dan keluaran dengan cermat meliputi frekuensi, warm,
dan konsistensi.
3) Pantau kelidakseimbangan elektrolit (natrium klorida dan kalium).
4) Timbang BB setiap hari.
5) Monitor tanda-tanda vital (suhu dan nadi) setiap 4 jam.
6) Monitor perneriksaan laborat (elektrolit, best jenis urine, dan nitrogen urea
darah).
7) Lakukan tindakan untuk mengurangi demam (ganti pakaian katun dan
kompres dingin).
8) Kolaborasi dengan dokter tenting dehidrasi, terutarna untuk dehidrasi best dan
jika terdapat penyakit best lainnya.
2. Perttbahaniuitrisi:
i ) Pelihara input dan output yang lepat dengan meneruskan nutrisi per coral.
2) Observasi muntah dan berak tiap 4 jam.
3) Berikan makanan secara bertahap dengan menaikkan dari diet lunak lee diet
Mica.
4) Timbang BB tiap hari.
5) Nilai jumlah kalori bahan makanan sebaiknya sebesar 1000-2400 kal/hari
sesuai dengan BB.
6) Kolaborasi dengan ahli gizi (Mayers Marlene, 1995:128).
7) Berikan penyuluhan pada orang tua tenting makanan/diet selama diare dan
cara pembuatan oralit, semi anjurkan agar tetap memberikan ASI.
Ringkasan
Penyakit lropis cukup banyak dialami oleh anak di Indonesia. Sebenarnya ada
banyak jenis penvakit tropis, telapi yaps; hanyak diderita oleh anak pada
masa balita adalah pneumonia, demam liphoid, difteri, dan DI IF. Penyakit-
penyakit tersebut merupakan penvakit infeksi yang mullah menular. I-tat ini
dipermudall dengan lingkungannegara lropis dan pcrilaku masyarakal yang
heterogcn.
Data yang wring ditemukan pada penyakit infeksi tersebut adalah peningkatan
suhu tubuh, nafsu makan menurun, dan anak terlihat lemah. Dan unhsk
mernastikan diagnosis meths, perlu data-data khusus dan pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
Agar memperoleh penanganan secara benar, hendaknva diberikan asuhan sesuai
dengan protokol yang berlaku, misalnya, pada anak thane, berikan tindakan
sesuai pedoman MTBS. Apabila tindakan tidak mungkin dilakukan oleh petugas di
lapangan, anakscgcra dirujuk.
Latihan Soal
Kasus 7:
Anak A dibawa ole:h ibunva ke I'uskesmas dengan keluhan bahsk-bahsk yang
sudah berlangsung selarna 3 hari, suhu hsbuh semen, dan nafsu makan menurun
karma anak mengeluh sakit scat menelan.
Pertanyaan
1. Apabila saudara menduga anak A mengalami difteri, maka data apa yang
perlu dikaji lebih lanjut?
2. Intervensi apa vang hares Anda lakukan?
Kasus 2:
Anak B yang berusia 4 tahun dibawa ibunya ke klinik dengan keluhan papas
yang sudah berlangsung selarna empaNhari, anak newel, tidak mau makan,
nuskanya tampak kcmerahan, mengeluh bahwa kepalanya posing dan pegal-
pegal. Ibu mengatakan bahwa anaknya mimisan sate kali saat di rumah.
Pertanyaan
1. Menurut Anda, apa kemungkinan diagnosis meths anak tersebut?
~ Untuk menunjang diagnosis tersebut, data apa yangperlu Anda kaji lebih lanjut
serta bagaimana basil pemeriksaannya?
3. Tentukan masalah-masalah yang muncul pada kasus tersebut! 4. Ragaimana
intervensi yang diperlukan pada anak tersebut?
Bacaan Lanjut
1. FK U.I. 1985. luau Keselzntan Anak. Jakarta: FKU1.
2. Susan Martin Tucker, 1997. Standar Perawatan Pnsicn. Volume 4. Edisi V.
Jaka EGC.