Bimbingan Dan Konseling PDF
Bimbingan Dan Konseling PDF
Oleh:
Kelompok II
Rahmat Rimansah/14073030
Winarto/14073034
2015
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpah curahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah Bimbingan Dan Konseling tentang “Latar
Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling Bagi Siswa Dilihat Dari
Berbagai Segi”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
Dan Konseling dan tentunya sebagai salah satu cermin pemahaman kami terhadap
apa yang telah kami presentasikan, juga sebagai salah satu materi dan sumber
ilmu tambahan buat pembaca agar lebih memahami perlunya BK bagi siswa yang
dapat dilihat dari berbagai segi.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua anggota kelompok yang telah membantu dan memberikan sumbangan
pemikirannya hingga makalah ini tersusun.
Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan makalah ini masih sangat
jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari
pembaca yang bersifat membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, penulis
mengemukakan beberapa rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa saja yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dan konseling
2. Apa saja yang menjadi latar belakang sosial budaya
3. Apa saja yang menjadi latar belakang pendidikan
4. Apa saja yang menjadi latar belakang IPTEK dan Globalisasi
C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan serta menambah ilmu
pengetahuan mengenai pentingnya memahami latar belakang dan sejarah
perkembangan bimbingan dan konseling. diharapkan dapat menjadi gambaran
bagaimana pentingnya penjelasan tentang latar belakang dan sejarah
bimbinghan dan konseling. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mejelaskan dan mendeskripsikan tentang:
1. Latar belakang psikologis.
2. Latar belakang sosial budaya.
3. Latar belakang pendidikan.
4. Latar belakang IPTEK dan Globalisasi.
D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memiliki kegunaan dan manfaat
bagi pembaca dan penulis, khususnya kalangan umum dan mahasiswa. Secara
ringkas makalah ini mempunyai beberapa kegunaan secara praktis maupun
secara teoretis. Ditinjau dari kegunaan praktis makalah ini diharapkan berguna
bagi penulis yakni sebagai wahana menambah wawasan keilmuan dalam kajian
ilmu pengetahuan, terutama tentang latar belakang perlunya bimbingan dan
konseling, perkembangan bimbingan dan konseling serta posisi bimbingan dan
konseling dalam UU Sisdiknas. Sedangkan kegunaan secara teoretis,
penyusunan makalah ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan dan
3
4
5
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
“kultur” dalam bahasa Indonesia.
3. Dunia kerja
b. Masalah pengangguran
c. Banyaknya tenaga kerja yang tidak memenuhi kebutuhan lapangan
kerja di kota.
d. Banyaknya pemukiman ilegal didirikan.
e. Terbatasnya fasilitas air bersih dibanding banyaknya jumlah
kebutuhan penduduk.
f. Lingkungan semakin buruk yang mengakibatkan meningkatnya
angka kematian anak.
diterjemahkan menjadi program, alat, dan atau prosedur kerja yang akan
bermuara pada kemajuan teknologi pendidikan. Dengan perkembangan
iptek dan kebutuhan masyarakat yang harus mengakomodasi
perkembangan itu, baik perkembangan iptek maupun perkembangan
masyarakat.
Dari sisi lain, pendidikan formal telah berkembang sedemikian
rupa sehingga menjadi suatu lingkup kegiatan yang luas dan kompleks.
Konsekuaensi perkembangan pendidikan tu menyebabkan penataan
kelembagaan, pemantapan struktur organisasi dan mekanisme kerja,
pemantapan pengelolaan, dan lain-lain haruslah dilakukan dengan
memanfaatkan iptek itu. Selanjutnya, karena kebutuhan pendidikan yang
sangat mendesak maka banyak teknologi dari berbagai bidang ilmu segera
diadopsi ke dalam penyelenggaraan pendidikan, dan atau kemajuan
kemajuan itu segera dimanfaatkan oleh penyelenggaraan pendidikan itu.
Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan
kebutuhan masing-masing, yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan,
teknologi, serta istilah lalin yang terkait dengannya. Pengetahuann
(knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara
penginderaan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
Pengetahuan yang memenuhi criteria dan segi ontologism, epistemologis,
dan aksiologi secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut ilmu
ataupun ilmu pengetahuan (science). Kata ilmu sifatnya adalah ilmiah atau
keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuwan. Dengan demikian,
pengetahhuan meliputi berbagai cabang ilmu (. Ilmu dasar terutama
diilmu-ilmu sosia atau social science, dan ilmu –ilmu alam atau natural
science), humaniora (seni, filsafat, bahasa, dan sebagainya) serta wahyu
keagamaan atau sejenisnya.
Dilihat dari segi tujuan pokoknya, sering pula dibedakan ilmu
dasar (basic science) dan ilmu terapan (applied science). Ilmu dasar
terutama digunakan demi kemajuan itu sendiri, sedangkan ilmu terapan
digunakan untuk mengatasi masalah dan memajukan kesejahteraan
manusia. Hasil dari ilmu terapan itu kemudian ditransformasikan menjadi
14
bahan, alat, atau prosedur kerja. Kegiatan seperti ini biasa disebut
pengembangan (development, dan tindakan lanjjut dan hasil kerja kegiatan
pengembangan itulah yang disebut teknologi.
Landasan antologis dari ilmu berkaitan tentang persoalan-persoalan
seperti apa yang ingin diketahui oleh ilmu, bagaimana wujud hakiki dari
objek tersebut dan bagaimana hubungan dengan manusia. Seperti
diketahui, ilmu membatasi objeknya pada fakta atau kejadian yang bersifat
empiris, yang dapat ditangkap oleh alat indra, baik secara langsung
maupun dengan bantuan alat0alat bantu (sepetti mikroskop, teleskop, dan
sebagainya). Objek ilmu itu selalu berkaitan dengan pengalaman manusia
yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Sesuatu yang diluar
jangkauan pengalaman, umpamanya pengalaman sesudah mati adalah
berada di luar objek ilmu. Tetapi hal-hal diluar jangkauan ilmu menjadi
objek bidang-bidang lain seperti agama, kepercayaan, dan lain-lain.
Pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan abstraksi yang
disederhanakan dari fakta atau kejadian alam yang sangat kompleks.
Untuk itu, ilmu mempunyai tiga asumsi tentang objek empiris itu, yaitu:
1. Objek-objek tertentu mempunyai keserupaan datu sama lain yang
memungkinkan dilakukan klasifikasi.
2. Objek dalam jangkauan waktu tertentu tidak mengalami perubahan
(kelestarian yang relative).
3. Adanya determinisme, bahwa sesuatu gejala bukan merupakan
kejadian yang kebetulan tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat
tetap.
Landasan epistimologi dari ilmu berkaitan dengan penggunaan
metode untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yakni bagaimana
prosedurnya, apakah harus diperhatikan agar diperoleh kebenaran, cara
teknik saran apa yang membantu untuk mendapatkannya.
Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses
tertentu yang disebut metode ilmiah. Seperti iptek itu sendiri, metode
keilmuan itu juga mengalami perkembangan sebagai akumulasi pendapat
manusia yang kini dikenal sebagai Induktif-Hipotetiko-Deduktif.
15
curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat
dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara
kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia,
bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan
agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
pendapatan perkapita melorot dari 1000 dolar Amerika pada masa pra-
krisis, menjadi hanya kira-kira 300 dolar Amerika saat ini.
Dengan kondisi seperti itu, akankah Indonesia menutup pintu masa
depannya. barangkali, tidak seoramg pun yang berharap menjawab “ya”
untuk pertanyaan itu. Itulah sebebnya maka perlu pemahaman akan
globalisasi dan dampaknya bagi pendidikan. Adapun tujuan mempelajari
kecenderungan globalisassi bagi mahasiswa, ialah agar mereka warga
Indonesia punya konsepsi dan solusi bagi bangsa Indonesia tentang masa
depannya, dengan memperhitungkan kecenderungan yang akan terjadi,
baik peluang maupun tantangan, kita dapat memahami dimana posisi kita,
selanjutnya berfikir tentang apa yang harus kita lakukan melalui
pendidikan.
3. Ciri-ciri masa depan dan Globalisasi
Kecenderungan kehidupan di masa depan, khususnya di abad 21
dan implikasinya dalam berbagai bidang kehidupan telah menjadi bahan
kajian yang menarik perhatian para ahli, sehingga muncullah ilmu baru
tentang masa depan yang disebut Futurelogy. Telah banyak pakar yang
menngeluti bidang baru ini, diantaranya yang paling popular adalah Alvin
Tofler dan John Naisbitt.
Alvin Tofler, dalam bukunya yang sangat terkenal The Wind
Wave, membagi peradaban manusia berdasarkan bududaya teknologi
dalam tiga gelombang, yaitu gelombang pertama teknolgi pertanian
(800SM-1500M), gelombang kedua teknologi industry (1500M-1970M)
dan gelombang ketiga teknologii informasi (1970M-2000M). Tofler juga
meramalkan muncuknya lima gelombang yang akan datang, yaitu era
industry rekreasi, era bio-teknologi, era mega material, era atom baru, dan
era angkasa luar. Tofler juga mempertajam tesisnya tentang masa depan,
terutama mengenai implikasi gelombang dan ketiga gelombang
selanjutnya dalam aspek-aspek politik, social, ekonomi, hukum, dan
pendidikan.
Dalam berbagai analisis yang melampaui zaman itu, tofler bukan
saja menjelaskan kecenderungan-kecenderungan yang akan terjadi, tetapi
19
Baik Toffler maupun Naisbitt setuju bahwa ciri utama massa depan
adalah teknologi informasi, bahkan Era informasi ini sering disebut
sebagai Era Cybernetic atau Era maya. Pada Era ini, informasi memegang
perang yang sangat sentral sebagaimana manufaktur (pabrik-pabrik) dalam
era industry. Begitu dahsyatnya era informasi ini sehingga meruntuhkan
batas territorial bahkan juga batas-batas idiologi Negara. Dunia menjadi
sedemikian kecil, bagaikan sebuah desa, atau yang disebut McLuthan
sebagai “Global Village” sehingga konsep Negara bangsa (nation-state)
menjadi memudar.
Selanjutnya, era informasi ditandai dengan aksesibelitas informasi
global yang sangat cepat dan tinggi. Seperti dikatakan Naisbitt “ dewasa
ini orang-orang berkomunikassi setiap saat dengan orang lain di seluruh
dunia, bahkan dengan tidak mengetahui dimana mereka berada”. Hal itu
dimungkinkan berkat kemajuan teknologi super-simbolik menurut istilah
Toffler, seperti computer, telepon seluler, internet dan sebagainya.
Dengan demikian kekuatan utama ekonomi Negara pada masa-
masa mendatang bukan lagi terletak pada sumber-sumber phisik, seperti
tanah, sumber daya alam , pabrik dan barang-barang, melainkan informasi.
Karena informasi itu bersifat software, maka ia bersifat pengetahuan
(knowledge). Dengan demikian, asset atau modal utama menyambut masa
depan adalah pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan sangat
menentukan.
Dalam bidang pendidikan juga tidak sedikit para pakar yang telah
mencoba mengetengahkan analisanya tentang masa depan dan
implikasinya untuk pendidikan, diantaranya ialah Harold G. Shane dan
Bernadine Taber (1981). Dari kajiannya mengenai pandangan sejumla
sarjana dari berbagai disiplin ilmu tentang masa depan, Shane dan Taber
(1981:12) menyimpulkan lima citra masa depan, yaitu : (1) masa depan
adalah seperti hari ini tetapi dengan sedikit lebih banyak masalahm (2)
solusi masa depan bergantung kepada pendekatan ilmiah dan teknologi,
(3) munculnya era energy dan lebih padat karya, (4) lebih banyak
21
meredam gkobalisasi, sebab energy globalisasi itu bukan saja datang dari
luar, tetapi juga mengalir dari dalam.
Makaminan Makagiansar (dalam fathurrahman 2002:22) dalam
forum konvensi ACT (Asian Council of Teacher) di Singapura 6-8
Desember 1998, melalui tajuknya “shift in global paradigms and Teacher
of Tomorrow” menyetakan tentang pengaruh global terhadap pola piker,
dan peran guru di masa mendatang. Menurutnya, tuntutan berpikir guru
abad ke-21 berubah dari berpikir kompertemental (berpikir parsial,
terkotak-kotak) ke berpikir holistic. Dengan kata lain, guru masa depan
adalah guru yang berwawasan global.
Selanjutnya, menurut Makagiansar, disamping perubahan paradigm
berfikir, juga terjadi beberapa perubahan paradigm dalam dunia
pendidikan di abad ke-21. Perubahan paradgma itu adalah:
a. Dari paradigm belajar terminal, ke paradigma belajar sepanjang hayat
b. Dari peradgma belajar persial ke belajar hokistik
c. Dari paradigm pengajaran skolastik/akademik ke pengajaran
total/seimbang
d. Dari parradigma guru terisolasi ke paradigma guru timwork
e. Dari paradigm orientasi eksklusif ke orientasi kerjasama
f. Dari paradigama hubungan guru-murid konfrontatif ke hubungan
kemitraan.
Berdasarkan kecenderungan-kecenderungan globalisasi seperti
yang diuraikan, serta pengaruhnya terhadap kehidupan domestic di
Indonesia, maka dalam beberapa decade selanjutnya akan terjadi beberapa
kecenderungan di Indonesia, yaitu:
a. Transformasi demografis, yaitu terjadi perubahan struktur
kependudukan (jumlah penduduk, jumlah angkatan kerja, jumlah
kemiskinan dan sebagainya)
b. Ekonomi yang semakin berbasis industry dan teknologi
c. Struktur dan jumlah angkatan kerja yang makin bervariasi, dari pekerja
otot ke pekerja otak, dari pekerja kasar, ke pekerja piker.
d. Tuntutan akan pengetahuan dan Skill yang semakin tinggi
23
25
DAFTAR PUSTAKA