Anda di halaman 1dari 7

PHASE LOCK LOOP MULTIPLIER ( PLL )

TUJUAN

a. Memahami tentang system kerja modulasi PLL Multiplier


b. Memahami tentang pembagian frekuensi dapat terjadi pada komponen digital
c. Dapat mengidentifikasi PLL Multiplier terutama parameter parameter pulsa
yang terkandung didalamnya

ALAT DAN BAHAN

a. Osiloskop
b. DC Power Supply
c. Generator Fungsi
d. Modul PLL Harmonic
e. Kabel BNC to Banana
f. Kabel Banana to Banana
g. T. Conector
h. 10 buah plug

PENDAHULUAN

Phase Locked Loop (PLL) dipakai untuk sinkronisasi antara pengendali


konverter elektronika daya dengan jala-jala. Pemakaian PLL lebih meluas lagi
untuk aplikasi-aplikasi pada bidang telekomunikasi. Pada tulisan ini akan
dipaparkan PLL secara ringkas dan sederhana.
Phase Locked Loop (PLL) adalah suatu sistem kendali umpan balik negatif,
PLL secara otomatis akan menyesuaikan fasa dari suatu sinyal yang
dibangkitkan di sisi keluaran dengan suatu sinyal dari luar di sisi masukannya
[1], dengan kata lain, PLL akan menghasilkan sinyal keluaran dengan frekuensi
yang sama dengan sinyal masukan [2]. Blok diagram dasar dari suatu PLL
ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Blok diagram dasar PLL[3]

Dari blok diagram pada Gambar 1, terlihat tiga buah blok utama penyusun
PLL. Masing-masing blok akan dipaparkan berikut.

 Phase Detector (PD), merupakan suatu unit non-linear yang membandingkan fasa
keluaran PLL dengan fasa sinyal referensi. Keluaran PD adalah galat fasa antara
sinyal masukan dan keluaran.
 Loop Filter (LF), umumnya adalah lowpass filter, berfungsi untuk meredam sinyal
frekuensi tinggi keluaran dari PD sehingga memberikan tegangan control dc yang
bagus ke bagian VCO. LF bias saja tidak dipakai dalam suatu PLL, ini akan
menghasilkan yang disebut PLL orde 1, namun secara konsep LF biasanya LF akan
dimasukkan karena PLL akan bekerja dengan baik akibat adanya proses lowpass
filter didalamnya. Pemilihan LF akan mempengaruhi dinamika dari PLL.
 Voltage Controlled Oscillator (VCO), merupakan unit non-linear yang akan
membangkitkan suatu sinyal dimana frekuensinya ditentukan oleh besarnya
tegangan control di masukan VCO.
Secara garis besar, VCO akan menghasilkan sinyal yang frekuensinya
ditentukan dari bagian LF. Bagian LF mendapat masukan berupa galat fasa antara
sinyal masukan dengan sinyal keluaran PLL. Sehingga akan diperoleh sinyal
keluaran yang frekuensinya ‘terkunci’ terhadap sinyal referensi di bagian masukan.
Gambar 2. Blok diagram PLL yang umum dipakai[3]

Secara praktis, umumnya, blok diagram PLL digambarkan seperti


ditunjukkan pada Gambar 2. Apabila sinyal referensi masukan dan keluaran PLL

dapat kita asumsikan sebagai, berurutan

Dimana ω adalah frekuensi dari sinyal, θ adalah sudut fasa dari sinyal,
indeks i menyatakan masukan dan indeks o menyatakan keluaran. Keluaran dari
bagian PD di Gambar 2, dapat dinyatakan sebagai

Dimana Km adalah gain dari bagian PD. Dengan hubungan trigonometri


umum, pers. (3) dapat dinyatakan menjadi

Suku pertama dari bagian kanan pers. (4) merupakan sinyal frekuensi
tinggi yang akan diredam oleh LF ataupun sifat low-pass filter yang secara
natural juga dimiliki oleh PLL. Apabila kita mengasumsikan bahwa frekuensi
sinyal keluaran PLL nilainya sangat mendekati sinyal masukan, maka pers. (4)

akan menjadi

VCO dapat dinyatakan sebagai integrator. Walaupun Pers. (5) merupakan


hasil penyederhanaan, namun tetap masih rumit untuk dianalisis dan juga non-
linear. Untuk memudahkan, biasanya analisis PLL dilinearisasi di sekitar
keadaan tunaknya, yaitu untuk nilai θd kecil dan variasinya kecil pada keadaan

tunak, maka
Dengan menggunakan linearisasi pada pers. (6), maka akan diperoleh
blok diagram PLL linear yang banyak dipakai untuk analisis PLL sederhana.
Ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Blok diagram PLL hasil linearisasi[3]

Dari blok diagram PLL pada Gambar 3, dapat kita turunkan fungsi alih
dari fasa sinyal masukan terhadap fasa sinyal keluaran dari PLL, yaitu

Fungsi alih fasa sinyal masukan terhadap galat fasa PLL dapat dinyatakan,

Dengan menggunakan fungsi alih pada pers. (7) ataupun (8), analisis
kestabilan dari system umpan balik PLL dapat dilakukan dengan menggunakan
metode analisis klasik yang umum.
Hold range (ΔωH) merupakan jangkauan frekuensi dimana PLL masih
dapat melakukan penjejakan frekuensi dengan baik. Secara sederhana dapat
dinyatakan dengan

Lock range (ΔωL) merupakan jangkauan frekuensi dimana PLL masih


dapat melakukan ‘kuncian’ antara sinyal referensi masukan dengan sinyal
keluaran dengan baik. Dinyatakan dengan

Simulasi sederhana PLL yang dipaparkan di atas, diambil dari PSIM,


ditunjukkan pada Gambar 4 berikut. Terlihat bahwa setelah 1 gelombang, sinyal
keluaran berhasil ‘terkunci’ pada frekuensi 50 Hz sesuai dengan frekuensi sinyal
masukan PLL.

Gambar 4. Hasil simulasi

Pada tulisan ini telah dipaparkan PLL secara ringkas. Untuk keperluan
yang sederhana, PLL yang dilinearisasi menunjukkan unjuk kerja yang
mencukupi. Hasil simulasi telah menunjukkan PLL yang dilinearisasi mampu
‘mengunci’ frekuensi sinyal keluaran sesuai dengan sinyal masukan.
LANGKAH KERJA

1. Hubungkan VCO output dengan kabel pendek menuju input dari mixer dan
hubungkan dengan Y1 ( 5V/cm, 10:1,DC )
Hubungkan Y2 ( 5V/cm, 10:1,DC ) menuju output mixer dan atur timebase
1µs/cm, AT, Trigger Y1.
Hubungkan Quart Oscilator 100 KHz menuju input mixer dan atur low pass
filter pada posisi tengah
Apa yang terjadi pada Y1 dan Y2 ?
2. Ulangi langkah diatas dan ubah timebase menjadi 5µs/cm. Amati hasil kedua
kurva tersebut.
3. Atur control low pass filter control searah jarum jam, apa yang terlihat
4. Atur control low pass filter control sampai diperoleh sinyal yang benar benar
bagus tanpa bergaris ganda, lalu lihat hasil yang diperoleh
5. Putar control pada filter pelan pelan berlawanan arah jarum jam sampai
diperoleh triple kurva.
6. Lepas Hubungan antara VCO dengan phase detector dan letakkan pada
pertemuan dari output phase detector

Atur saklar menjadi N=2. Ukur untuk 2<N<10, controller setting untuk delta f
=0 (tanpa FM). Usahakan untuk mencari pengaturan ini

7. Lepas koneksi menuju 100 kHz pada generator dengan menggunakan kabel
pendek,
Hubungkan resistor 10KΩ secara seri dengan output generator funsi (sinyal
kotak) pada ground
Hubungkan VCO dan Phase detector, atur control pada low pass filter seaarah
jarum jam.
DATA HASIL PERCOBAAN

V/div = 5 volt/kotak

T/div = 1µs/kotak

Tegangan = 2 X 5 volt = 10 volt

Chanel 1 (Atas) merupakan sinyal


output mixer. Chanel 2 (Bawah)
merupakan sinyal output VCO

V/div = 5 volt/kotak

T/div = 1µs/kotak

Tegangan = 2 X 5 volt = 10 volt

ANALISA DATA

1. Pada prinsipnya Phase Lock Loop adalah suatu feedback control system yang
terdiri dari 3 rangkaian utama yaitu Phase detector, Loop filter, dan VCO
2. Pada percobaan 1-7 ini terdapat hasil output sinyal yang berbeda fasa dengan
inputnya ini dikarenakan adanya beda fasa akan memberikan perbedaan voltage
yang selanjutnya.

KESIMPULAN

Peran utama dalam PLL dipegang oleh phase detector yang bertugas
membandingkan Phase input signal dari VCO dengan suatu signal reference dan sebagai
outputnya adalah beda phase.

Anda mungkin juga menyukai