Disusun oleh :
M. RIFKY FIRNANDA
2B TRJT
42221029
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Phase Locked Loop &
Penerapannya” yang merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
memenuhi tugas mata kuliah elektronika telekomunikasi. Dalam penulisan
makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak
lupa juga penulis mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Phase Locked Loop (PLL) ialah suatu sistem kendali umpan balik
negatif, PLL secara otomatis akan menyesuaikan fasa dari suatu sinyal
yang dibangkitkan di sisi keluaran dengan suatu sinyal dari luar di sisi
masukannya [1], dengan kata lain, PLL akan menghasilkan sinyal
keluaran dengan frekuensi yang sama dengan sinyal masukan [2]. Blok
diagram dasar dari suatu PLL ditunjukkan pada Gambar diatas.
1. Phase Detector
Pada keadaan loop terkunci, output dari detector phase adalah suatu
tegangan dc yang merupakan fungsi dari perbedaan phase Vd = 𝜃𝑖 − 𝜃𝑜.
Jika frekuensi input fi sama dengan frekuensi “free-running” VCO fi, maka
tegangan pengatur Vd ke VCO harus 0; karenanya Ve harus nol. Dalam
detector-detektor phase yang biasa digunakan, Ve adalah fungsi
sinusoidal, triangular (segitiga) atau sawtoothed (gigi gergaji) dari 𝜃𝑑
dengan Ve sama dengan nol apabila 𝜃𝑑 sama dengan 𝜋/2 untuk jenis
sinusoidal dan triangular dan 𝜋 untuk jenis sawtooth..
2. Loop Filter
Loop FIlter digunakan untuk menghilangkan komponen ac dari
detector phase yang mana mengandung komponen ac dan dc. Filter
loop adalah lowpass filter, biasanya orde pertama, tetapi orde yang
lebih tinggi digunakan jika diinginkan penekanan terhadap
komponen- komponen ac dari output detector phase. dari lowpass
filter, berfungsi untuk meredam sinyal frekuensi tinggi keluaran dari
PD sehingga memberikan tegangan control dc yang bagus ke bagian
VCO. LF bias saja tidak dipakai dalam suatu PLL, ini akan
menghasilkan yang disebut PLL orde 1, namun secara konsep LF
biasanya LF akan dimasukkan karena PLL akan bekerja dengan baik
akibat adanya proses lowpass
filter didalamnya. Pemilihan LF akan mempengaruhi dinamika dari
PLL.
Kita akan memulai siklus dari VCO. Misal VCO diharapkan beresonansi
pada frekuensi 10MHz, maka keluaran VCO ini yang berada pada
kisaran 10MHz akan dibagi dengan Programabled Divider TC9122
(misal dengan step 10KHz) sebesar 1000 (cara perhitungan 10MHz :
10KHz = 10.000.000), maka akan diperoleh keluaran berupa sinyal
dengan frekuensi sebesar 10KHz.
Clock Reference Divider TC5082 berfungsi untuk membagi
clock referensi dari frekuensi sebesar 10.240MHz menjadi 3 macam
keluaran, yaitu 2.5KHz, 5KHz dan 10KHz. Keluaran ini identik dengan
step up/down dari PLL kita.
Selanjutnya, sinyal keluaran dari TC9122 diatas sebesar
dibandingkan dengan sinyal keluaran dari TC5082 yang stepnya
harus matched dengan hasil pembagian diatas, yaitu step 10KHz.
Kedua sinyal ini selanjutnya phasenya dibandingkan oleh sebuah
Phase Detector TC5081. Bila kedua sinyal memiliki frekuensi yang
sama persis, berarti mereka tidak memiliki perbedaan phase atau
disebut dengan kondisi locked, maka TC5081 akan memberikan
output berupa tegangan DC sebesar 0 volt. Sebaliknya, bila kedua
sinyal memiliki frekuensi yang berbeda, maka mereka otomatis
memiliki perbedaan phase, sehingga TC5081 akan memberikan
output tegangan DC lebih besar dari 0 volt (maksimum 5 volt).
Tegangan DC ini kemudian diumpankan pada VCO melalui
sebuah diode varactor, yaitu diode yang memiliki kapasitansi dalam
berubah-ubah sesuai dengan besarnya tegangan mundur yang
diumpankan dari TC5081 tersebut, yaitu memiliki range antara 0-5
volt DC. Dengan demikian, kita harus membuat VCO mampu bekerja
pada band yang kita inginkan dengan masukan tegangan pada
varactor antara 0-5 volt.
Demikian seterusnya, siklus ini berjalan secara
berkesinambungan, sehingga frekuensi sinyal keluaran PLL terus
dikoreksi oleh phase detector, sehingga akan diperoleh kestabilan. Ini
yang kita inginkan. Menentukan Up/Down Step PLL dan
Programabled Divider Karena kenaikan (up) dan penurunan (down)
dari PLL adalah diskrit, maka kita perlu menentukan langkah/step
up/down dari PLL yang akan kita buat. ,
Penentuan step ini sangat bergantung kepada beberapa batasan
berikut: Pembagi Maksimum TC9122, yaitu pembagi antara 1-3999
Frekuensi Kerja VCO, diusahakan tidak lebih dari 14MHz, namun saya
coba sampai hampir 30MHz masih OK, Pemilihan Pin Step pada
TC5082, Step 2.5KHz pin 4, step 5KHz pin 6 dan step 10KHz pin 7,
terhubung ke pin 8 dari TC5081TC5082 Pin 4 <–> TC5081 Pin 8, maka
Step 2.5 KHzTC5082 Pin 6 <–> TC5081 Pin 8, maka Step 5.0
KHzTC5082 Pin 7 <–> TC5081 Pin 8, maka Step 10 KHZ Untuk
memperkecil step, misal 1KHz dapat anda tambahkan divider 10 kali,
sehingga output clock referensi adalah 1 KHz dengan menggunakan
IC, misal TC4017. Namun, hal ini tidak kita bahas disini. Membuat VCO
. Catatan, tiap jenis diode varactor memiliki defleksi capacitancy yang
berbeda-beda, untuk itu penggantian tipe varactor akan memberikan
range kerja VCO yang berbeda. Anda dapat bereksperimen dengan
memparalel 2 atau lebih diode varactor, paralel dan serial beberapa
diode varactor untuk mendapatkan range frekuensi yang
dikehendaki.Beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan untuk
memperoleh VCO yang cukup stabil, yaitu mengusahakan pemilihan
jenis capacitor pada tank circuit dengan menggunakan capacitor
kertas (biasanya disebut feeder) atau jenis NPO, yaitu capacitor yang
nilai kapasitansinya tidak drifted terhadap perubahan suhu
disekitarnya. Selain itu, penggunaan FET (Field Effect Transistor)
diharapkanlebih stabil dibandingkan dengan menggunakan BJT
(Bipolar Junction Transistor).Lain waktu akan saya ulas mengenai trik
dalam pembuatan VCO yang stabil, namun bila anda tidak sabar untuk
mengetahuinya, silakan untuk mencari melalui om google dengan
beberapa kombinasi keyword sbb (Istilah VCO adalah identik dengan
VFO, Variable Frequency Oscillator) Membuat Programabled Divider
(TC9122) Angka pembagi pada IC TC9122 ini adalah dikodekan
dengan BCD (Binary Coded Desimal), atau artinya bilangan desimal
yang dikodekan
menjadi 4 digit bilangan binary, Angka Satuan diwakili oleh pin 3 s/d
6, Angka Puluhan diwakili oleh pin 7 s/d 10, Angka Ratusan diwakili
oleh pin 11 s/d 14, Angka Ribuan diwakili oleh pin 15 s/d 16, Contoh,
untuk mendapatkan angka pembagi 1250, maka setting yang
dilakukan adalah:Ribuan = 1 [Pin16=0, Pin15=1]Ratusan = 2
[Pin14=0, Pin13=0,
Pin12=1, Pin11=0]Puluhan = 5 [Pin10=0, Pin9=1, Pin8=0,
Pin7=1]Satuan = 8 [Pin6=1, Pin5=0, Pin4=0, Pin3=0]
Susun rangkaian yang komponen utamanya adalah IC TC9122 ini,
untuk sementara sambungkan pin 3 s/d pin 16 dengan DIP Switch,
dimana nantinya DIP Switch ini akan digantikan dengan rangkaian
logik controller (akan dijelaskan pada bahasan lain). Jangan lupa
catuan maksimum untuk rangkaian PLL ini adalah 5 volt.
Pengetesan rangkaian dilakukan dengan hubungkan pin 2
TC9122 via coupling capacitor ke output VCO, ambil contoh output
VCO adalah sebesar 10MHz, kemudian pencacah/divider kita set
1000, dengan frekuensi counter pada pin 17 harus mendapatkan
pembacaan sebesar 10MHz : 1000 = 10KHz. Lakukan percobaan
untuk nilai pembagi yang lain. Namun ingat, karena PLL belum
terintegrasi semuannya, maka pembacaan ini kemungkinan belum
stabil. Membuat Clock Reference Divider (TC5082) Fungsi TC5082
disini yaitu untuk mencacah/membagi clock referensi yang
dibangkitkan oleh kristal 10.240MHz menjadi 2.5KHz (pin 4), 5KHz
(pin 6) atau 10KHz (pin 7). Anda bisa melakukan adjustment terhadap
clock referensi ini dengan memutar trimpot capacitor di kaki kristal,
atau ada juga yang menggunakan diode varactor untuk keperluan ini,
silakan menyesuaikan sesuai kondisinya.
Dengan semua komponen terpasang, lakukan pengukuran
frekuensi pada beberapa pin berikut:- Pin 4 = 2.5KHz- Pin 6 = 5 KHz-
Pin7=10KHz.
Tips :
1. Usahakan membuat VCO sestabil mungkin melalui pemilihan bahan
kapasitor dan transistor, merangkainya dengan hubungan sependek
mungkin, membungkus VCO dalam box metal tertutup untuk
menghindari interferensi serta perubahan suhu yang ekstrim dari
luar, tegangan DC stabil/regulated, Bila kondisi ini tercapai, maka
keluaran PLL kita akan memiliki noise yang cukup kecil, efeknya bisa
anda rasakan langsung pada saat receive maupun transmit, sinyal
anda akan linear dan bersih.
N0 – N11 (
pin 11 – 20
dan pin 22
– 25 )
N
Kesimpulannya:
Frekuensi Output VCO = Frekuensi Osilator referensi dikalai
dengan N. Pada contoh gambar untuk mendapatkan frekuensi out
sebesar 5 MHz kita harus mengeset saklar programmable divider
dengan posisi: 01110001000, darimana mendapatkan ? . posisi saklar
pada gambar di atas ( perhatikan betul-betul gambar... ) adalah
merupakan representasi bilangan Biner dari bilangan desimal 5000
( nilai N ). Untuk mengubah frekuensi out VCO kita tinggal mengubah
besarnya nilai N pada Programmable divider.
b. Motor DC
Motor DC merupakan mesin listrik arus searah yang merubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Prinsip kerjanya didasarkan
pada hukum Lorentz, yang berbunyi: ’jika sepotong kawat berarus
berada didalam medan magnet homogen, maka kawat tersebut akan
mengelami gaya tolak yang arahnya ditentukan dengan aturan tangan
kiri’
Aturan tangan kiri yang dimadsukan berbunyi: jika tangan kiri
kita terbuka dengan ibu jari tegak lurus dengan jari-jari yang lain
ditempatkan didilam medan magnet sedemikian rupa sehingga ggm
(gaya gerak magnet) menembus telapak tangan, ibu jari merupakan
arah gaya sedangkan jari-jari yang lain menunjukan arah arus listrik
dalam kawat.
Prinsip kerja dari motor membutuhkan adanya garis-garis gaya
medan magnet (fluks), antara kutub yang berada di stator; penghantar
yang dialiri arus ditempatkan pada jangkar yang berada dalam medan
magnet tadi; lalu pada penghantar timbul gaya yang menghasilkan
torsi. Gaya yang dihasilkan oleh arus pada penghantar yang
ditempatkan dalam suatu medan magnet tergantung dari hal-hal
berikut: kekuatan dari medan magnet, harga dari arus melalui
penghantar, dan panjang kawat yang membawa arus.
Didalam motor DC terdapat dua kumparan. Satu kelompok
terdapat diarmatur, bagian mesin listrik yang berputar. Koneksi listrik
dihubungkan ke armatur dengan konduktor lunak disebut sikat-sikat
(brushes) yang kontak dengan konduktor tembaga axial pada batangan
armatur disebut komutator. Bagian kelompok lain disebut kumparan
medan yang tetap dan menghasilkan medan magnet yang berinteraksi
dengan magnet yang dihasilkan oleh kumparan armatur.
Jenis motorDC ini da yang berpenguatan sendiri ini pun
bermacam-macam, yaitu: shunt, seri, dan kompon (panjang atau
pendek). Torsi yang dibangkitkan oleh motor DC yang memutar
jangkarnya tergantung pada fluks yang dihasilkan oleh kutub utama,
dan arus yang mengalir pada belitan jangkar (Ia). Kecepatan pada
motor DC dapat dikendalikan dengan:
c. Kerangka Berpikir
Pengendali kecepatan motor DC Berbasis phase locked loop, ini
terdiri dari perancangan rangkaian frekuensi referensi menggunakan
IC 4060, rangkain fasa detektor,low pass filter, dan VOC yang termuat
dalam sebuah chip IC 4046, multivibrator monostabil menggunakan IC
4538, dan rangkaian pembagi terprogram menggunakan IC TC9122P,
tampilan lengkap dari rancangan ini dapat dilihat pada lampiran 1.
Detektor Fasa
Detektor fasa terdapat pada IC 4046 tersusun dari 2 buah fasa
komparator, VOC, pengikut sumber, dan sebuah dioda zener.
Komparator tersebut memiliki dua buah sinyal input Pca dan PCb
input Pca dapat langsung digunakan dengan cara, dikopel ke sinyal
tegangan besar atau secara tidak langsung dikopel dengan rangkaian
kapasitor untuk sinyal tegangan kecil. Fasa komperator 1 (gerbang
EXOR) menghasikan sinyal error digital PC 1out, dan mempertahankan
fasa 90 bergantian diantara frekuensi antara Pca dan PCb (disaat duty
cycle 50%) fasa komparator 2 menghasilkan sinyal digital error,
PC2out dan LD ( load data), dan mempertahankan fasa 0 pergantian
diantara Pca dan PCb. Linier VOC menghasilkan sinyal keluaran
(VOCout) yang frekuensinya ditentukan oleh tegangan dari masukan
VOCin, kapasitor dan resistor dihubungkan ke pin CIa,Cib,R1 dan R2.
Keluaran pengikut sember (SFout) dengan tambahan resistor
digunakan pada saat dihubungkan sinyal VOCin tetapi tidak
berpengaruh pada prose lainnya. Masukan INHIBIT (INH) saat bernilai
1, VOC tidak berfungsi dan pengikut sumber pengecil konsumsi daya
yang dipakai. Dioda zener dapat digunakan untuk menstabilkan
tegangan sumber.
Pada keluara komparator fasa 1, jarak dari frekuensi yang PLL
tangkap tergantung dari jangkaun low pass filter dan jangkauan dapat
dibuat sebesar jarak tangkapanya.
Pembanding fasa 2 adalah sebuah pengontrol-tepian digital
memory. Berisi 4 buah flip-flop, pengontrol gerbang dan sebuah 3 state
outputnya yang berisikan tipe n dan p. Saat tipe n atau tipe p on maka
ia akan pull up ke VDD atau VSS dengan sendirinya.
Jika sinyal masukan frekuensi lebih besar dari komparator sinyal
masukan, maka keluaran tipe p akan on setiap waktu, kedua driver
tipe p dan n (3 state) off sesuai dengan waktu yang telah diatur jaka
sinyal masukan referensi lebih rendah maka, keluaran tipe n akan on,
kedua driver tipe p dan n off(3 state) off sesuai dengan waktu yang
telah diatur. Jika sinyal masukan frekuansi sama dengan komparator
sinyal masukan, tetapi posisi sinyal masukan lebih dahulu dari pada
masukan sinyal komparator dalam satu fasa. Jika bentuk siyal masukan
komparator lebih dhulu dari pada masukan pada satu fasa, maka
keluaran tipe p on untuk sesuai dengan beda fasa.
Detektor fasa adalah sebuah alat yang membandingkan dua buah
frekuensi input, menghasilkan keluarn yang dapat mengukur beda
fasa. Jika Fin tidk sama dengan Fvoc sinyal fasa error, setelah disaring
dan dikuatkan, menyebabkaan frekuensi VOC menyimpang dari Fin
jika kondisi sesuai, maka VOC akan cepat tersinkronisasi (lock) menuju
Fin dan tetap dengan sinyal input.
Pada keluaran (setelah disaring) detektor fasa berupa sinyal DC
dan kontrol masukan VOC adalah ukuran dari frekuensi masukan,
dapat diaplikasikan dalam pembuatan dekode sinyal dan deteksi FM
keluaran VOC biasanya memiliki nilai yang sama dengan Fin, yang
menghasilkan tiruan yang bersih dari Fin, namun tiruanya itu dapat
menghasilkan noise. Detektor fasa memiliki penguatan (Kp) sebesar
0,293 V/rad.
Filter Pelewat Bawah (Low Pass Filter)
Rangkaian Low Pass Filter digunakan untuk menapis osilasi yang
terjadi saat mengalami over shoot dan over down, selain itu berfungsi
untuk meratakan kebisingan keluaran dari rangkain detektor atau
komparator fasa jenis IC CMOS 4046 adalah suatu sinyal DC yang
besarnya sebanding dengan selisih fasa antara sinyal referensi Fr dan
keluaran pembagi terprogram Fo/N. Rangkaian Low Pass Filter.
Osilator Terkemudi Tegangan (Voltage Control Oscillator)
VOC membutuhkan sebuah kapasitor tambahan (CI) dan satu atau
dua buah resistor tambahan (R1 dan R2) resistor R1 dan kapasitor C1
menunjukan rentang frekuensi dan VOC mendapatkan frekuensi off set
jika dibutuhkan.
Jika terdapat input hi-z pada input berasal dari low pass filter pada
pin 10 tersedia pengikut sumber jika digunakan maka diberikan
resistor menujukan VSS, jika tidak tersedia / digunakan maka
diambang. Output VOC (pin 4) , dapat langsung dihubungkan
kekomparator input (pin 3) atau kepembagi frekuensi. Logika low (0)
pada inhibit (pin 5) mengatifkan VOC dan pengikut sumber ,
sementara logika high (1) mengnonaktifkan keduanya.
Rangkaian osilator terkemudian tegangan (VOC) IC PLL CMOS
4046. frekuensi masukan pada low pass filter akan diloloskan hanya
yang mempunyai impendasi rendah , dilanjutkan ke VOCin yang akan
melewati proses osilasi pulsa sehingga keluaran dipin 4 diatur agar
sama dengan frekuensi referensi.
Keluaran pada low pass filter akan menggerakan VOC rentang
frekuensi pada keluaran VOC tergantung pada tegangan low pass filter.
Source Follower
Source follower (pengikut sumber) digunakan sebagai masukan
untuk VOC jika tidak adanya input lain dari low pass filter.
Purwanto.2009.CarakerjaPLL(http://elektronika.web.id/elkav2/index.php?topic=9
36.0, diakses 2 Desember 2022).
Oprek Zone. 2010. PLL – Phase Locked Loop, Teori dan Aplikasi,
(http://oprekzone.com/pll-phase-locked-loop-teori-dan-aplikasi/, diakses 2
Desember 2022)