Anda di halaman 1dari 9

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

1. Klasifikasi PLTA berdasarkan output.


Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan
atas :
a) Large-hydro : lebih dari 100 MW

b) Medium-hydro: antara 15 – 100 MW

c) Small-hydro : antara 1 – 15 MW

d) Mini-hydro : Daya diatas 100 kW, tetapi dibawah 1 MW

e) Micro-hydro: antara 5kW – 100 kW

f) Pico-hydro : daya yang dikeluarkan 5kW

2. Potensi Tenaga Air

Dalam PLTA, potensi tenaga air dikonversikan menjadi tenaga listrik. Mula-mula potensi
tenaga air dikonversikan menjadi tenaga mekanik dalam turbin air, kemudian turbin air
memutar generator yang membangkitkan tenaga listrik.

Gambar 1, dibawah ini menggambarkan secara skematis bagaimana potensi tenaga air,
yaitu sejumlah air yang terletak pada ketinggian tertentu diubah menjadi tenaga
mekanik dalam turbin air.

Gambar 1. Proses konversi energy dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Daya yang dibangkitkan generator yang diputar oleh turbin air adalah:

P = k. η. H. Q [kW]

Dimana:

P = daya [kW]
H = Tinggi terjun air [m]
Q = debit air [m3/detik]
η = efisiensi turbin bersama generator
K = konstanta

2. Bangunan Sipil
Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir pada daerah pegunungan. Untuk
dapat memanfaatkan potensi tenaga air dari sungai ini, maka kita perlu membendung
sungai tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA seperti ditunjukan pada
gambar 2.
Ditinjau dari cara membendung air, PLTA dapat dibagi menjadi dua katagori :
a. PLTA run off river
b. PLTA dengan kolam tando (reservoir)
pada PLTA run off river, air sungai dialihkan dengan menggunakan dam yang dibangun
memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA
seperti gambar 2 A. dibawah ini.

Gambar 2 A. Prinsip kerja PLTA run off river


Pada PLTA dengan kolom tando (reservoir), aliran sungai dibendung dengan bendungan
besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando, selanjutnya air dari
kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA seperti gambar 2 B, dibawah ini.
Dengan adanya penimbunan air terlebih dahulu dalam kolam tando, maka pada musin
hujan dimana debit air sungai besarnya melebihi kapasitas penyaluran air bangunan
PLTA, air dapat ditampung dalam kolam tando. Pada musim kemarau dimana debit air
sungai lebih kecil daripada kapasitas penyaluran air bangunan PLTA, selisih air ini dapat
diatasi dengan mengambil air dari timbunan air yang ada dalam kolam tando. Inilah
keuntungan penggunaan kolam tando pada PLTA. Hal ini tidak dapat dilakukan pada
PLTA run off river.

Gambar 2B. Potongan memanjang pipa pesat PLTA Sutami Malang


Pada PLTA run off river daya yang dibangkitkan tergantung pada debit air sungai.
Tetapi pada PLTA run off river biaya pembangunannya lebih murah dari pada PLTA
dalam kolam tando (reservoir), karena kolam tando memerlukan bendungan yang besar
dan juga memerlukan daerah genangan yang luas.
Jika ada sungai yang mengalir dari sebuah danau, maka dapat dibangun PLTA
dengan menggunakan danau tersebut sebagai kolam tando, seperti PLTA Asahan yang
menggunakan Danau Toba sbg kolam tando, karena sungai Asahan mengalir dari Danau
Toba.
Secara garis besar bangunan air PLTA terdiri dari saluran air terbuka atau tertutup
(terowongan) sampai pada tabung peredam. Setelah tabung peredam terdapat saluran
air berupa pipa pesat yang harus tahan goncangan tekanan air. Tabung peredam dalam
bhs inggris disebut surge tank dan berfungsi meredam goncangan tekanan air yang
terjadi dalam pipa pesat (penstock).
Pada ujung bawah pipa pesat terdapat katub utama turbin. Dari katub utama turbin, air
menuju ke katub pengatur turbin, lalu air mengenai roda turbin yang mengubah energy
potensial air menjadi energy mekanik roda turbin.

3. Macam-Macam Turbin Air.


Ditinjau dari teknik mengkonversikan energy potensial air menjadi energy mekanik pada
roda air turbin, ada 3 macam turbin air, yaitu:

a. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu dibawah 20 meter.
Teknik pengkonversiannya dilakukan dengan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan
menyerupai baling-baling dari kipas angin.
b. Turbin Francis
turbin ini paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk tinggi
terjun sedang, yaitu antara 20 – 400 meter. Teknik konversi dilakukan melalui proses
reaksi, sehingga turbin Francis juga disebut sebagai turbin reaksi.
c. Turbin Pelton
Turbin pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu diatas 300 meter.
Teknik konversi energy dilakukan melalui proses impuls, sehingga turbin pelton jg
disebut sebagai turbin impuls.

4. Operasi dan Pemeliharaan


Biasanya pada PLTA yang mempunyai kolam tando besar mempunyai fungsi serba guna
dimana selain berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik juga berfungsi sebagai
penyediaan air irigasi, pengendali banjir, perikanan, pariwisata dan untuk lalu lintas
pelayaran sungai. PLTA harus mempunyai debit air yang relative konstan sepanjang
tahun, hal ini untuk mempertahankan output yang dihasilkan agar relative sama. Untuk
mempertahankan debit yang relative sama harus ada pelestarian hutan di daerah aliran
sungai (DAS), terutama disisi hulu PLTA, apabila hutanya rusak maka kemampuan tanah
di DAS untuk menyimpan air akan turun sehingga timbul banyir dimusin hujan dan
dimusim kemarau timbul kekeringan.
Dibanding dengan pembangkit lainnya dengan daya yang sama, biaya operasi PLTA
paling rendah tetapi biaya pembangunannya paling mahal, karena biasanya PLTA
dibangun pada sisi hulu pada daerah pegunungan, jauh dari pusat beban sehingga
memerlukan transmisi yang panjang, genangan air yang luas dan kontruksi sipil yang
rumit.
Keuntungan teknik PLTA adalah:
a. Mudah untuk start dan stop
b. angka gangguannya rendah
c. biasanya dioperasikan pada beban puncak
d. pemeliharaannya mudah

Masalah utama yang timbul pada pengoperasiannya dalah adanya kavitasi pada turbin
air. Kavitasi adalah peristiwa terjadinya letusan-letusan kecil dari gelembung uap air
yang sebelumnya terbentuk di daerah aliran yang tekanannya lebih rendah disbanding
tekanan uap air ditempat tersebut. Kemudiang gelembung air ini akan meletus ketika
gelembung ini melewati daerah yang tekanannya lebih besar. Karena jumlahnya sangat
banyak sekali (ribuan per detik) dan satu letusan ini sangat cepat maka pada permukaan
turbin akan terjadi burik pada bagian-bagian turbin yang lama kelamaan akan keropos.

Contoh 1:
Sebuah PLTA mempunyai debit air penggerak turbin sebesar 14 m3/detik, dengan tinggi
terjun 125 m. apabila effiensi turbin bersama generator 0,95 dan PLTA dibebani penuh
selama 24 jam sehari, maka:
A1. Hitung besar daya yang dibangkitkan generator tersebut.
B1. berapa banyak jumlah produksi kWh-nya.
C1. berapa banyak pemakaian airnya
Jawaban:
A1. Daya yang dibangkitkan generator
P = k. η. H. Q
= 9,8 x 0.95 x 125 x 14
= 16.292,5 kW.

B1. Produksi kwh dalam satu hari = 16.292,5 kw x 24 jam = 391.030 kwh

C1. Pemakaian air dalam 1 hari = 14 x 3600 x 24 = 1.200.600 m3

Jika pada soal diatas PLTA direncanakan mempunyai kolam tando tahunan. Debit sungai
penggerak PLTA berdasarkan pengamatan statistic diperkirakan rata-rata sebagai berikut:
Bulan Jan Peb Mar April Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Debit 23 22 20 16 13 10 8 6 5 10 14 20
3
(m /det)
Bila kolam tando yang dibangun harus bisa menampung seluruh air sungai kelebihan
pemakaian PLTA maka:

A2. hitung berapa besar volume kolam tando dengan catatan bahwa banyaknya air
yang menguap adalah 5 %.

B2. dengan adanya kolam tando (point a) berapa lama PLTA ini bisa berbeban penuh
dalam satu tahun.
C2. dengan kolam tando, berapa jumlah produksi energy yang dihasilkan dalam satu
tahun.
jawaban:

A2. Instalasi PLTA hanya bisa mengalirkan maklsimum 14 m3/detik. Jika debit air besarnya diatas
14 m3/detik. maka kelebihanya ini harus bisa ditampung di kolam tando. Pengisisan kolam
tando berlangsung sbb:

Debit (m3/det)
25 23 22
20 20
20
16
13 14
15
10 10
10 8 Debit (m3/det)
6 5
5
0

Januari (23-14)x31x24x3600 = 24.105.600 m3


Pebruari (22-14)x28x24x3600 =
Maret (20-14)
April (16-14
Mei (13-14
Juni (10-14
Juli (8-14
Agustus (6-14
September (5-14
Oktobe r (10-14
November (14-14
Desember (20-14
Jumlah
Dikurangi 5 % penguapan
Jumlah akhir a

B2. Selama bulan januari s.d maret dan selama bulan desember PLTA ini bs beroperasi secara
penuh tanpa mengambil air dari kolam tando, untuk bulan-bulan yang lain untuk bisa
beroperasi penuh diperlukan suplai air dari kolam tando sebanyak:

Mei (14-13)x31x24x3600 = 2.676.400 m3


Juni (14-10
Juli (14-8
Agustus (14-6
September (14-5
Oktober
Jumlah b 7.872.000 m3
Dengan membebani PLTA secara penuh yang memerlukan air sebanyak 14 m3/det, dari januari
sampai akhir September, maka air dalam kolam tando telah terpakai sebanyak 73.464.000 m3,
sedangkan isi kolam tando = 76.744.000 m3, sehingga air dalam kolam tando masih tersisa
sebanyak 76.744.800 – 73.872.000 = 2.872.800 m3.

Jika pembebanan penuh ini diteruskan dalam bulan oktober maka dlm bulan oktober diperlukan
supply air dari kolam tando sebesar 14 – 8 = 6 m3/det, sehingga air dikolam tando akan habis
terpakai setelah 2.872.800 m3 : 6 m3/det = 478.000 detik = hari . ini berarti setelah beroperasi
dengan beban penuh dai januari sampai September dan kemudian bulan oktober selama X hari,
air dalam kolam tando akan habis. Selanjutnya pada bulan oktober setelah ……hari, hanya tersedia
air sungai penggerak PLTA sebanyak 8 m3, yang hanya dpt membangkitkan daya sebesar:

P = k. η . H. Q = 9.8 x 0.95 x 125 x 8 = A

Dalam bulan November karena debit air rata2 sungai mencapai 14 m3/det maka PLTA dapat
dioperasikan lagi dalam beban penuh sebesar 16.292,5 kW, demikian jg pada bulan desember
karena debit air sebesar 20 m3/det maka bisa dioperasikan dlm beban penuh.

Jadi PADA bulan oktober PLTA ini tidak dapat dibebani penuh selama 31 – X = B……… hari. Dalam
1 tahun 365 hari, PLTA ini bisa berbeban penuh selama 365 – B = C hari

C2. Produksi Energi yang bisa dihasilkan PLTA dalam satu tahun :

= ( C x 24 x 16.292,5) + ( B x 24 x A) kWh

= …………….. kWh.
Contoh 2:
Sebuah PLTA mempunyai debit air penggerak turbin sebesar 16 m 3/detik, dengan tinggi
terjun 105 m. apabila effiensi turbin bersama generator 0,90 dan PLTA dibebani penuh
selama 24 jam sehari, maka:
A1. Berapa energy yang dihasilkan dalam sehari.
B1. berapa banyak pemakaian airnya

Jika pada soal diatas PLTA direncanakan mempunyai kolam tando tahunan. Debit sungai
penggerak PLTA berdasarkan pengamatan statistic diperkirakan rata-rata sebagai berikut:
Bulan Jan Peb Mar April Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Debit 20 19 18 16 13 10 8 6 5 10 14 19
(m3/det)
Bila kolam tando yang dibangun harus bisa menampung seluruh air sungai kelebihan
pemakaian PLTA maka:

A2. Hitung berapa besar volume kolam tando dengan catatan bahwa banyaknya air
yang menguap adalah 5 %.

B2. Dengan adanya kolam tando (point A2) berapa lama PLTA ini bisa berbeban penuh
dalam satu tahun.
C2. Dengan kolam tando, berapa jumlah produksi energy yang dihasilkan dalam satu
tahun.

Anda mungkin juga menyukai