Anda di halaman 1dari 19

Khamir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Diagram sel khamir

Khamir adalah mikroorganisme eukariot yang diklasifikasikan dalam kingdom Fungi,


dengan 1.500 species yang telah dapat dideskripsikan[1] (diperkirakan 1% dari seluruh spesies
fungi).[2] Khamir merupakan mikroorganisme uniseluler, meskipun beberapa spesies dapat
menjadi multiseluler melalui pembentukan benang dari sel-sel budding tersambung yang
dikenal sebagai hifa semu(pseudohyphae), seperti yang terlihat pada sebagian besar kapang.[3]
Ukuran kapang bervariasi tergantung spesies, umumnya memiliki diameter 3–4 µm,namun
beberapa jenis khamir dapat mencapai ukuran lebih 40 µm.[4] Sebagian besar khamir
bereproduksi secara aseksual dengan mitosis, dan dengan pembelahan sel asimetris yang
disebut budding.

Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang dimanfaatkan
untuk produksi anggur, roti, tape, dan bir sejak ribuan tahun yang silam dalam bentuk ragi.
Saccharomyces cerevisiae dapat mengkonversi karbohidrat menjadi karbon dioksida dan
alkohol melalui proses fermentasi, karbon dioksida digunakan dalam proses pembuatan roti
(baking) dan alkohol dalam minuman beralkohol.[5] Saccharomyces cerevisiae juga
merupakan organisme model penting dalam penelitian biologi sel modern, dan juga salah satu
mikroorganisme eukariot yang paling sering diteliti secara menyeluruh. Peneliti
menggunakannya untuk mendapatkan informasi mengenai biologi sel eukariot dan terutama
biologi manusia.[6] Spesies khamir lainnya seperti Candida albicans adalah patogen
oportunistik dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis) . Khamir juga dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik dalam microbial fuel cell,[7] dan memproduksi etanol
untuk industri biofuel.

Khamir tidak membentuk kelompok taksonomi atau filogeni tunggal. Istilah "khamir" atau
“ragi” sering digunakan sebagai sinonim dari Saccharomyces cerevisiae,[8] namun keragaman
filogeni dari khamir dipisahkan dalam 2 filum terpisah: Ascomycota dan Basidiomycota.
Khamir yang reproduksinya dengan budding ("khamir sejati") diklasifikasikan dalam ordo
Saccharomycetales.[9]

Daftar isi
 1 Sejarah

 2 Nutrisi dan pertumbuhan

 3 Lihat pula

 4 Pranala luar

Sejarah
Khamir mungkin merupakan salah satu organisme yang dipelihara paling awal. Manusia
menggunakan khamir untuk fermentasi dan pembuatan roti. Arkeologis menemukan batu
penggiling dan ruang pembuatan untuk roti yang dikembangkan dengan khamir juga gambar
bakery dan brewery berumur 4000 tahun .[10] Pada tahun 1680, Anton van Leeuwenhoek
pertama kali mengamati khamir dengan mikroskop, namun pada saat itu khamir tidak
dianggap sebagai organisme yang hidup, namun hanya sebagai struktur berbentuk globula. [11]
Pada tahun 1857, mikrobiologis Perancis, Louis Pasteur membuktikan dalam tulisannya yang
berjudul "Mémoire sur la fermentation alcoolique" bahwa fermentasi alkohol dilakukan oleh
khamir yang hidup dan bukan merupakan katalis kimiawi.[10][12] Pasteur menunjukkan bahwa
dengan memberikan gelembung oksigen ke dalam larutan berisi khamir, pertumbuhan sel
dapat meningkat, namun proses fermentasi terhambat, pengamatan tersebut disebut Pasteur
effect.

Pada akhir abad ke-18, dua galur khamir digunakan dalam pembuatan bir diidentifikasi:
Saccharomyces cerevisiae, yang disebut ‘’top-fermenting yeast’’, dan Saccharomyces
carlsbergensis, ‘’bottom-fermenting yeast’’. S. cerevisiae telah dijual secara komersial oleh
orang-orang Belanda untuk pembuatan roti sejak 1780; sekitar tahun 1800 orang-orang
Jerman juga mulai memproduksi khamir dalam bentuk krim. Pada tahun 1825, sebuah
metode telah dikembangkan untuk menghilangkan cairan sehingga khamir dapat dijual dalam
bentuk blok padat. [13] Produksi blok khamir dalam skala industry diperkuat dengan
diperkenalkannya ‘’filter press’’ pada tahun 1867. Pada tahun 1872, Baron Max de Springer
mengembangkan proses produksi khamir berbentuk granula yang digunakan sampai perang
dunia I.[14] Di Amerika Serikat, khamir yang secara alami terdapat di udara digunakan secara
ekslusif sampai khamir komersial dipasarkan di Philadelphia, dimana Charles L. Fleischmann
memamerkan produk, prosedur pemakaian, dan roti yang dihasilkan.[15]

Nutrisi dan pertumbuhan


Khamir adalah chemoorganotroph karena menggunakan senyawa organik sebagai sumber
energi dan tidak membutuhkan cahaya matahari untuk pertumbuhannya. Sebagian besar
karbon didapat dari gula heksosa seperti glukosa dan fruktosa, atau disakarida seperti sukrosa
dan maltosa. Beberapa spesies dapat memetabolisme gula pentosa seperti ribosa,[16] alkohol,
dan asam organik. Spesies khamir ada yang membutuhkan oksigen untuk respirasi seluler
aerobik (aerob obligat) atau anaerobik, namun juga dapat menghasilkan energi secara aerobik
(anaerob fakultatif). Tidak seperti bakteri, belum ada spesies khamir yang hanya dapat
tumbuh secara anaerob (anaerob obligat). Khamir tumbuh dengan baik pada lingkungan pH
netral atau sedikit asam. Suhu optimal pertumbuhan khamir bervariasi antar spesies . Sebagai
contoh, Leucosporidium frigidum dapat bertumbuh pada −2 hingga 20 °C (28 to 68 °F),
Saccharomyces telluris pada 5 hingga 35 °C (41 to 95 °F), dan Candida slooffi pada 28
hingga 45 °C (82 to 113 °F).[17] Sel dapat tetap bertahan hidup saat dibekukan dalam kondisi
tertentu, namun dengan daya hidup yang menurun seiring waktu.

Umumnya, khamir ditumbuhkan di laboratorium pada media pertumbuhan padat maupun cair
(broth). Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan khamir adalah potato dextrose
agar atau potato dextrose broth, Wallerstein Laboratories nutrient agar, yeast peptone
dextrose agar, dan yeast mould agar atau broth. Pembuat minuman alkohol dalam skala
rumahan umumnya menggunakan ekstrak malt dan agar sebagai media pertumbuhan padar.
Antibiotik cycloheximide terkadang ditambahkan pada media pertumbuhan khamir untuk
menghambat pertumbuhan khamir Saccharomyces dan menyeleksi spesies khamir liar/alami.

Pengertian Kapang dan Khamir

Kapang merupakan jenis jamur MULTISELULER yang bersifat aktif karena


merupakanorganisme saprofit dan mampu memecah bahan – bahan organic kompleks
menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang
terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium. Kapang
tersebutmudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan yang lembab, seperti langit-langit
bekas bocor, dinding yang dirembesi air, atau pada perabotan lembab yang jarang terkena
sinar matahari. Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora.
Sporakapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora
aseksualdihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora
seksual.Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1 – 10 μm) dan ringan,
sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara.Khamir
merupakan jenis jamur UNISELULER. Istilah khamir umumnya digunakanuntuk bentuk-
bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi
uniseluler berbentuk ovoid atau spheroid. Bentuk khamir dapat sperikalsampai ovoid,
kadang dapat membentuk miselium semu. Ukuran juga bervariasi. Struktur yang dapat
diamati meliputi dinding sel, sitoplasma, vakuol air, globula lemak dangranula. Kebanyakan
khamir melakukan reproduksi secara aseksual melalui pembentukan tunas secara
multilateral ataupun polar. Reproduksi secara seksualmenghasilkan askospora melalui
konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora yangmenghasilkan sel anakan kecil. Jumlah
spora dalam askus bervariasi tergantung macamkhamirnya.
MORFOLOGI KAPANG dan KHAMIR
Khamir, (
yeast)
adalah mikroorganisme uniseluler yang masuk ke dalam Kingdom Fungi.Anggota kingdom
tersebut lainnya yang membentuk jaringan hifa (
miselium
) disebutkapang (
mould
).
Ciri-ciri umum fungi, antara lain :
- Mempunyai inti sel- Memproduksi spora- Tidak mempunyai klorofil- Reproduksi seksual
dan aseksual- Beberapa ada yang berfilamen dengan dinding sel berselulosa / khitin atau
keduanya

Fungi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Istilah "Fungi" tidak sama dengan "jamur". Silakan lihat artikel tentang jamur untuk
informasi lebih lanjut
?
Fungi
Rentang fosil: Devonian Awal –
Sekarang
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N

Searah jarum jam dari kiri atas:


Amanita muscaria, sejenis
basidiomycete; Sarcoscypha
coccinea, sejenis ascomycete; roti
yang ditumbuhi jamur; sejenis
chytrid; Aspergillus, sejenis
conidiophore.
Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukarya
(tidak termasuk) Opisthokonta
Kerajaan: Fungi
(L., 1753) R.T. Moore, 1980
Subkingdoms/Phyla/Subphy
la[2]
Blastocladiomycota
Chytridiomycota
Glomeromycota
Microsporidia
Neocallimastigomyc
ota

Dikarya (inc.
Deuteromycota)

Ascomycota
Pezizomycotina
Saccharomycotina
Taphrinomycotina
Basidiomycota
Agaricomycotina
Pucciniomycotina
Ustilaginomycotina

Subphyla Incertae sedis

Entomophthoromyco
tina
Kickxellomycotina
Mucoromycotina
Zoopagomycotina

Orange saprotrophic fungus

. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Fungi
adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang
mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Ilmu
yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar kata Yunani μυκες, "lendir", dan λογοσ,
"pengetahuan", "lambang").

Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi Fungi.
Awam menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi,
meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya
sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada
serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan
seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium.
Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus.
Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces

Daftar isi
 1 Posisi fungi dalam taksonomi

 2 Ciri-ciri Fungi

 3 Cara hidup

 4 Habitat

 5 Reproduksi

 6 Klasifikasi

 7 Referensi

 8 Lihat pula

Posisi fungi dalam taksonomi


Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi dimasukkan
ke dalam kerajaan tumbuhan/plantae karena fungi memiliki beberapa kemiripan dengan
tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan tempat hidupnya
juga mirip. Seperti tanaman, kebanyakan fungi juga tumbuh di tanah. Dalam
perkembangannya, fungi dipisahkan dari kerajaan tumbuhan dan mempunyai kerajaan sendiri
karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof
sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang
sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti
hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun
dari kitin, tidak seperti sel hewan.

Ciri-ciri Fungi
 Dengan jenis eukariota lainnya: Sama seperti eukariota, sel fungi memiliki membran
inti dengan kromosom yang mengandung DNA. Selain itu, sel fungi juga memiliki
beberapa organel sitoplasmik seperti mitokondria, sterol, dan ribosom.[3][4]).
 Dengan hewan: Fungi tidak mempunyai kloroplas untuk fotosintesis dan merupakan
organisme heterotrof, memerlukan senyawa organik sebagai sumber energinya.[5]

 Dengan tumbuhan: Fungi mempunyai dinding sel[6] dan vakuola. Fungi bisa
bereproduksi secara seksual maupun aseksual, dan seperti grup tanaman basal lainnya
(seperti tumbuhan paku dan lumut daun), fungi akan menghasilkan spora. Mirip juga
dengan lumut daun dan algae, fungi memiliki nukleus yang haploid.[7]

 Dinding sel terbuat dari zat kitin

Cara hidup
Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara memperoleh
makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut:

 Saprofit

 Parasit

 Mutual

dan lain - lain

Habitat
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat
yang lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun
demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau
di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.

Reproduksi
Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi
dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa
(fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi
multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual
dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap
kariogami.

Klasifikasi
Fungi diklasifikasikan menjadi 6 klasifilasi:

 Zygomycota

 Ascomycota
 Basidiomycota

 Deuteromycota

 Mikoriza

 Lumut Kerak

 4. BAB I PENDAHULUAN Fungi ditempatkan dalam sebuah kingdom tersendiri


berdasarkan sejumlah ciri yang berbeda semua. Fungi adalah ebikariotik, heterotrofik kecuali
khamar yang merupakan multi seluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam
kingdom tumbuhan yng merupakan multiseluler, tapi fungi adalah organisme unik yang
umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi
structural, serta pertumbuhan dan reproduksi. Pada kenyataannya, kajian molekuler
menunjukkan bahwa fungi dan hewan kemungkinan berasal dari satu nenek moyang yang
sama. Fungi ditempatkan dalam sebuah kingdom tersendiri berdasarkan sejumlah ciri yang
berbeda. Fungi memperoleh makanannya dengan cara penyerapan, bukan dengan digesti.
Fungi mensekresikan enzim – enzim pencernaannya ke luar tubuh, lalu menyerap produk –
produk digesti yang terjadi di luar tersebut. Kebanyakan fungi memiliki dinding sel yang
terbuat dari kitin, suatu polisakarida mengandung amino. Semua fungi tidak memiliki flagella
dan terbatas motilitasnya. Khamir (yeast) adalah fungi uniseluler yang dipercaya berkembang
dari nenek – nenek moyang yang multiselular. Kapang (mold) dan cendawa (mushroom)
adalah contoh fungi lainnya. Di Indonesia, seluruh fungi umumnya disebut sebagai ‘jamur’,
sedangkan khamir umumnya disebut ‘ragi’. Di sini, istilah ‘jamur’ hanya akan diberikan pada
nama – nama namun yang sudah biasa menggunakan istilah ‘jamur’, tapi tidak untuk nama –
nama taksonomik. Fungi setidaknya 400 juta tahun usianya. Fungi terdiri atas jalinan benang
– benang bercabang banyak yang disebut hifa. Benang – benang, atau filament, tersebut haya
berbagi – bagi tak sempurna menjadi sel – sel terpisah oleh dinding – dinding (septum, jamak
septa) yang tersebar di seluruh jalinan hifa. Septum membentuk sudut siku – siku terhadap
sumbu panjang hifa. Pada kebanyakan fungi, septum berpori – pori dan memungkinkan aliran
sitoplasma dari satu “sel” ke “sel” lainnya. Pada kelompok lain, nucleus tersebar di seluruh
massa sitoplasma yang tak terputus suatu struktur sinositik (coenocytic). Keseluruhan massa
filamentus disebut miselium. Dalam
 5. miselium yang sedang tumbuh cepat pada fungi parasitic, seringkali muncul hifa – hifa
terspesialisasi yang disebut haustoria. Pada fungi yang merupakan parasite tumbuhan,
penjuluran – penjuluran pendek itu mempenetrasi sel – sel tumbuhan dan dengan cepat
menyerap nutrient apapun yang ada di sana. Lebih dari 100.000 spesies fungi yang sudah
dikenali dibagi – bagi ke dalam divisi dasar. Divisi – divisi itu kira – kira sebanding dengan
filum, yang nerupakan kelompok – kelompok utama dalam kingdom Animalia. 1. Latar
Belakang Kata fungi dan kapang dapat menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan. Fungi
menguraikan kayu, menyerang tumbuhan, merusak makanan, dan menyebabkan penyakit lain
pada manusia seperti gatal – gatal pada kaki atlet dan penyekit yang lebih buruk lagi. Akan
tetapi, ekosistem akan musnah jika tidak ada fungi yang menguraikan organisme mati,
dedaunan yang gugur, feses dan bahan organic lain. Fungi mendaur ulang unsur kimia vital
kembali ke lingkungannya dalam bentuk yang dapat diasimilasi oleh organisme lain. Hampir
semua tumbuhan bergantung pada fungi simbiotik yang membantu akarnya menyerap
mineral dan air dari dalam tanah. Selain peran ekologis ini, fungi telah digunakan oleh
manusia dalam berbagai cara selama berabad – abad. Kita memakan beberapa jenis fungi
(cendawan, misalnya), membiakkan fungi untuk menghasilkan antibiotik dan obat – obatan
lainnya, menambahkan fungi ke adonan agar adonan mengembang, dan menggunakan fungi
untuk memfermentasi bird an anggur. Banyak jenis fungi juga sangat cantik, seperti yang
diakui oelh Kanada dengan menerbitkan perangko bergambar fungi. Apapun persepsi
subjektif kita yang pertama mengenal fungi, fungi sangat menarik sebagai objek untuk
dipelajari. Fungi adalah suatu bentuk kehidupan yang begitu istimewa sehingga fungi telah
ditempatkan pada kingdom taksonomik sendiri.
 6. 2. Rumusan Masalah Fungi merupakan tumbuhan yang memiliki keanekaragaman jenis
sehingga untuk mengenal masing – masing jenis dari fungi para ahli mengklasifikasikan
fungi menjadi beberapa divisi. Tiap divisi seterusnya berturut – turut dibagi lagi dalam takson
yang lebih rendah, yaitu kelas, bangsa, suku, marga, dan jenis. 3. Tujuan Mempelajari
karakterisasi anggota kingdom, fungi dan menyelidiki keanekaragaman beseta
pengklasifikasinya dapat memudahkan kita mengenali sekaligus mempelajari berbagai jenis
fungi.
 7. BAB II PEMBAHASAN A. Fungi Cendawan tidak mempunyai kromatofora, oleh
sebab itu umumnya tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatannya terdapat
bermacam – macam zat warna, terutama dalam badan buahnya. Zat – zat warna itu umumnya
terdiri atas senyawa aromatik yang tidak mengandung N.Talus hanya pada yang paling
sederhana saja yang telahyang , umumnya sel – sel mempunyai membrane spora yang
berbentuk di dalam fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan spora yang berbentuk di
dalam sel – sel khusus (askus), jadi merupakan endospora, ada, yang di luar basidium dan
disebut eksospora. Disamping itu kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan
konidium. Pembiakan seksual dapat berlangsung dengan berbagai caa yaitu, isogamy,
anisogami, oogami, gamotangiogami (perkawinan dua sel talus yang tidak mengalami
diferensiasi). Jamur hidup sebagai saprofit atau parasite, ada yang dalam air, kebanyakan di
daratan. Dalam laut jarang sekali terdapat. Kebanyakan dari yang hidup sebagai saprofil
dapat dipelihara dalam subetrat buatan. Sebagai zat makanan cadangan terdapat glikogen,
lemak, dan kadang – kadang juga manit dan ureum. Cendawan dibedakan dalam dua kelas,
phycomycetes dan eumycetes. Disamping itu terdapat suatu kelompok yang dianggap sebagai
kelas sendiri, yaitu myxomycetes. 1. Kelas myxomycetes (jamur lender) Myxomycetes
meliputi organisme yang tidak mengandung klorofil, yang filogenetik tergolong ke dalam
organisme yang sangat sederhana. Dalam publikasi penyajian hasil studi komprehensif
tentang jamur filogeni dan klasifikasi baru mencerminkan filogeni yang membentuk dasar
baru untuk mencermati hal tentang asal dan implikasi evolusioner
 8. dari kebiasaan utama tersebut antara jamur sebagai penggunaan hidup arthropoda atau
invertebrate lainnya sebagai sumber utama nutrisi. Sebuah tema dasar dalam kompleks besar
pathogen dan parasit ascomycetes di clavicipitacene (hypocreales) yang mempengaruhi
tanaman untuk arthropoda dan kemudian kembali ke pabrik atau ke host jamur. Beberapa
genera entomophthorales menunjukkan bahwa asosiasi antara jamur pathogen serangga dan
host mereka tampaknya bergeser dari patogenisitas dan terhadap parasitisme tidak
mematikan. (diterbitkan oleh Elsevier Inc) Para resolusi gizi kebiasaan (yaitu yang lebih di
sukai sumber nutrisi) datang pertama diantara jamur tetap spekulatif sampai penyelesaian
analisis filogenetik terbaru dari jamur menggunakan disintesis urutan data dari enam gen dari
luas sampel dari semua kelompok utama dari jamur. (James et al, 2006). Diskusi yang
disajikan di dalam klasifikasi jamur baru yang mencerminkan filogeni yang merupakan
perwujudan dari hipotesis yang paling terpercaya tentang keterkaitan jamur di setiap kelas
filum. (Hibbet et al, 2007; Sung dkk, 2007) Myxomycetes yng secara filogenetik amat rendah
tingkatannya itu, jika ditinjau dari sudut sel kembara dalam niksoamebanya menunjukkan
hubungan kekerabatan dengan flagellatae yang tidak berwarna, atau sangat boleh jadi lebih
dekat dengan rhizopoda dari dunia hewan. Pertimbangan – pertimbangan itulah yang di
jadikan alasan untuk menyatakan bahwa myxomycetes adalah suatu makhluk peralihan yang
terletak antara hewan dan tumbuhan. 1. Kelas Phycomycetes Luasnya hanya dari yang
bertingkat rendah saja yang kecil dan berinti satu, lainnya yang bertingkat lebih tinggi selalu
bercabang – cabang dan mempunyai banyak inti, biasanya tidak bersekat – sekat, jadi bersifat
sifonal (seperti pipa atau buluh).
 9. Pembiakan generative biasanya melalui oogami, pembiakan vegetatif seringkali dengan
zoospora. Fase diploid terbatas pada zigot saja. Phycomycetes sering hidup dalam air, sebagai
parasit atau saprofit pada hewan atau tumbuhan air, ada pula yang hidup di darat. Organisme
ini memperlihatkan banyak persamaan dengan ganggang, dan oleh karena itu sering juga
dinamakan jamur ganggang. Phycomycetes dibagi dalam 6 bangsa, yaitu : a. Bangsa
Myxochytridiales. Sel – selnya telanjang dan terpisah – pisah, kebanyakan hidup sebagai
parasit atau tumbuhan air yang bertingkah rendah, tetapi ada juga yang hidup pada tumbuhan
darat. Myxochytriales mengeluarkan sel – sel kembara kecil dengan satu atau dua bulu
cambuk. Melihat protoplasmanya yang tidak berdinding itu dapat kita tarik kesimpulan,
bahwa organisme ini dekat dengan myxochytriales dan flagellatae. Myxochytriales
merupakan golongan cendawan yang oaling sederhana dan paling rendah tingkat
perkembangannya, oleh sebab itu dinamakan juga cendawan purba (Archimycetes). Dalam
bangsa ini antara lain termsuk : Suku olpidiaceae. Sel – sel vegetatif telanjang, seluruhnya
dapat berubah menjadi zoosporangium yang berdinding atau berubah menjadi suatu sel
awetan. Zoospore mempunyai satu bulu cambuk, misalnya olipidium brassicae. Sel – sel
kembara dengan 1 bulu cambuk yang opistokon (ke arah belakang) masuk dalam sel – sel
daun kubis dengan membuat lubang pada sel (dengan perantaraan enzima), lalu hidup
ameboid sebagai parasite dalam sel – sel tadi. Sel – sel kemabara itu dapat juga berkopulasi
menjadi suatu zigot telanjang dengan dua bulu cambuk yang masuk ke dalam sel inang dan di
situ berubah menjadi sel awetan. Jamur ini biasanya merupakan penyakit pada tanaman kubis
( Brassica oleracea) yang masih kecil. Suku Plasmodiophoraceae, tingkatan vegetatif tidak
mempunyai dinding sel, hidup terpisah – pisah atau mengumpul merupakan semacam
plasmodium yang berinti banyak, haploid, dan setelah terjadi peleburan inti, lalu mengadakan
pembelahan reduksi dan
 10. menjadi spora yang setelah berkecambah menjadi suatu sel kembara dengan 1 bulu
cambuk atau dua yang heterokon. Contohnya plasmodiophora brassicae, juga merupakan
penyakit pada kubis ( brassica oleracea. b. Bangsa Chytridiales. Dari organisme ini, yang
rendah tingkat perkembangannya, hidup sebahai saprolit atau parasite pada tumbuhan dan
binatang air. Sel – selnya mempunyai dinding yang terdiri atas kitin. Beberapa contoh dari
bangsa ini ialah : Suku rhizophidiaccae, termasuk di dalamnya : - Rhizophidium pollinis,
hidup sebagai badan – badan buat dalam air, mengeluarkan haustorium untuk mengambil
makanannya dari serbuk sari pohon Pinus yang jatuh dalam air, pembiakan aseksual dengan
zoospora yang mempunyai satu bulu cambuk yang epistokon. - Rhizophidium gonisporum.
Pembiakan seksual melalui perkawinan gamet ♂ kecil melekat pada suatu sel ♀. zigot dapat
berkecambah dan mengeluarkan zoospora. - Polyphagus euglenae, hidup sebagai parasite
pada Euglena. Pada pembiakan seksual, sel – selnya ada uyang lalu berubah menjadi
gametangium ♂ dan gametangium ♀. Perkawinan terjadi dalam saluran kopulasi dekat
dengan gametangium ♀ yang kemudian membesar. Zigot mempunayi dua inti dengan
dinding yang kuat. Sebelum perkecambahan, kedua inti dalam zigot itu bersatu, diikuti oleh
pembelahan reduksi, dan zigot itu akhirnya mengeluarkan banyak zoospore. c. Bangsa
Blastocladiales. Dari golongan ini, warga yang rendah tingkat perkembangannya masih
sangat menyerupai Chrtridiales, misalnya Blastocladiella variabilis dan Allomyces javanicus
(suku Blastocladiaceae), kedua – duanya hidup dalam tanah basah, mempunyai miselium
yang bercabang dengan dinding kitin.
 11. Pada pembiakan generatif terbentuk satu atau beberapa gametangium yang
mengeluarkan banyak gamet dengan satu buu cambuk, yang masih rendah tingkatannya
mempunyai gamet ♂ dan ♀ yang sama (isogamete). Opada Allomyces terdapat anisogami.
Sehabis kopulasi zigot itu tumbuh menjadi individu yang seringkali serupa dengan individu
permulaan, tetapi zigot ini adalah suatu sporofit. Jadi biasanya Blastocladieales terdapat pula
pembiakan seksual dan aseksual yang terjadi pada dua individu yang terpisah. Kedua
individu itu merupakan keturunan yang bergiliran secara teratur. Melihat sel –sel kembara
dengan satu bulu cambuk yang opistokon dan dinding selnya yang terdiri atas kitin, diduga
bahwa Blastocladiales berasal dari Chytridiales. d. Bangsa Monoblepharidales. Tubuh
organisme ini berupa benang – benang halus, bercabang – cabang tidak bersekat, jadi
merupakan suatu pipa dengan banyak inti. Dinding terdiri atas selulosa. Hidupnya dalam air
pada sisa – sisa tumbuhan. Pembiakan aseksual dengan zoopora yang mempunyai satu bulu
cambukyang apistokon. Pembiakan generatif melalui oogami. Oogami terdiri atas ujung hifa
yang membesar dan membulat dan terpisah oleh suatu sekat. Di dalamnya terdapat satu sel
telur dengan satu inti. Anteridium terdapat tepat di bawah oogonium yang juga terpisah
dengan suatu sekat dan pada waktunya mengeluarkan spermatozoid – spermatozoid yang
mempunyai satu inti dan satu bulu cambuk. Perkawinan berlangsung di dalam oogonium.
Zigot ada yang tetap tinggal dalam oogonium, ada yang keluar tetapi tinggal melekat pada
ujung oogonium yang lalu menjadi badan dengan dinding yang kuat dan berduri. Ada pula
yang meninggalkan oogonium dan bergerak dengan perantaraan bulu cambuk yang berasal
dari spermatozoid. Gamet dan sporangium terbentuk pada satu individu, jadi pada
Monoblepharis sphaerica yang mencakup antara lain. Monoblepharis sphaerica dan
monoblepharis polymorpha.
 12. e. Bangsa Oomycetales. Miselium terdiri atas hifa – hifa tidak bersekat, bercanbang –
cabang dan mengandung banyak inti, sebagian hidup dalam air sebagian hidup di darat. Cara
hidupnya ada yang sebagai saprofit ada yang sebagai parasite. Dinding selnya memberikan
reaksi selulosa. Pembiakan vegetatif bagi yang hidup dalam air dengan zoospora, yang hidup
di darat dengan sporangium atau konidium. Pembiakan generatif dengan oogami.
Oomycetales dibedakan dalam beberapa suku, antara lain : suku saprolegniaceae, yang
anggota – anggotanya hidup sebagai saprofit dalam air, pada tumbuhan air yang tenggelam
dan busuk, atau pada bangkai binatang air, ada yang sebagai parasite pada ikan. Pembiakan
vegetatif dengan zoospore yang mempunyai bentuk buah per, satu inti dan dua bulu cambuk
pada ujungnya. Sporangium berbentuk karena penyekat ujung hifa. Setelah berhenti tidak
bergerak, zoospora lalu membulat, bulu cambuk ditarik ke dalam, melekat pada suatu alas,
dan membuat suatu gambaran. Jika keadaan baik baginya, spora ini lalu tumbuh merupakan
individu baru. Jika keadaan buruk baginya, spora yang telah membuat dinding itu lalu
mengeluarkan zoospora sekali lagi, tetapi zoospore yang kedua ini bentuknya seperti ginjal
dengan dua bulu cambuk yang heterokan pada sisinya. Sifat ini terdapat pada warga marga
Saprolegnia yang dikatakan mempunyai spora kembara dimorph. Pada Achlyaspora kembara
sama bentuknya, jadi monomorf. Dari Saphrolegniaceae yang hidup di darat sporanya tidak
mempunyai bulu cambuk. Pembiakan generatif dengan oogami. Oogami mula – mula
mempunyai banyak inti yang sebagian lalu binasa. Inti yang tidak binasa lalu diliputi plasma
menjadi telur yang bulat dan telanjang. Anteridum mengandung banyak inti. Pada pembuahan
anteridium secara kemotropi lalu menempel pada oogonium membentuk saluran pembuahan
yang masuk ke dalam oogonium sampai pada sel – sel telur. Zigot lalu membentuk dinding
yang kuat. Setelah mengalami waktu istirahat, lalu mengadakan pembelahan reduksi, dan
tumbuh menjadi
 13. individu baru yang mula – mula hanya mempunyai 4 inti, tetapi akhirnya berinti
banyak. Individu baru ini segera membentuk sporangium, anteridium dan oogonium terdapat
pada satu individu, jadi Saprolegnia barumah satu, sedang Achlya berumah dua. Contoh
beberapa jenis jamur anggota suku Sprolegniaceae ialah Saprolegnia dioica, Achlya prolifera,
dan Aphanomyces stellatus. Suku Peronosporaceae, terutama terdiri atas jamur parasite pada
tumbuhan tinggi, misalnya: - Plasmapora viticola, hidup interseluler dalam jaringan daun
buah anggur (vitis vinifera). Dari miseliumnya keluar haustorium untuk menghisap zat-zat
dari sel yang hidup. Alat-alat kelamin terdapat di dalam inangnya, oogonium terdiri atas
ujung hifa yang membesar dan membulat, anteridium berupa tonjolan- tonjolan yang
berbentuk buluh. Diferensiasi yang jelas dalam pembentukan gamet tidak ada. Kedua alat itu
terpisah dari seluruh miselium lainnya oleh suatu sekat. Di dalamnya terkandung banyak inti.
Satu diantara inti-inti itu terdapat di tengah-tengah oogonium, sedang yang lainnya tersusun
dalam lingkaran mengelilingi inti yang dipusat, yaitu pada periplasma. Dengan demikian di
tengah-tengah oogonium terdapat satu sel telur yang tidak mempunyai batas yang jelas.
Anteridium lalu mengeluarkan suatu tonjolan masuk kedalam oogonium yang membuka pada
ujungnya dan melepaskan satu inti ♂ saja. Bagian tengah oogonium itu lalu membentuk
dinding pada periplasmanya, inti ♂ lalu bersatu dengan inti ♀ yang berada di pusat
oogonium. Zigot lalu mengadakan pembelaan reduksi, berkecambah, dan membentuk
benang-benang miselium yang menghasilkan zooporangium. Penyakit tumbuhan yang
disebabkan oleh jamur dari suku ini ada bermacam-macam, antara lain di samping
plasmopora dapat disebut: - Sclerospora javanica (sclerospora maydis), yang menyerang
tanaman jagung. Daun tanaman yang di serang mula-mula memperlihatkan garis-garis putih
dan akhirnya seluruh tanaman dapat menjadi putih sama sekali. Penyakit ini seringkali amat
cepat tersebarnya, hingga
 14. - kadang-kadang meliputi daerah yang luas. Tanaman yang terserang tak dapat
diharapkan akan memberi hasil. Berdasarkan gejala warna keputih-putihan yang di
timbulkan, penyakit ini sering disebut penyakit bulai. - Suku Pyhiaceae. Jenis-jenis yang
tergolong dalam suku ini, terutama dari marga Phtophthora banyak yang hidup sebagai
parasit yang merusak berbagai jenis tanaman budidaya, misalnya: - P. nicotianae, yang
menyebabkan penyakit lanas pada bakau - P. infestans, yang menyebabkan penyakit busuk
pada kentang - P. palmivora, merusak titik tumbuh pohon kelapa - P. faberi, yang
menyebabkan kanker pada bidang sadapan pohon para (Havea brasiliensis) - Pythium
debaryanum,yang merusak tembakau yang masih muda (bibit). f. Bangsa Zygomycetales
Terutama terdiri atas cendawan yang hidup sebagai saprofit, dengan miselium yang becabang
banyak, sebagian tidak bersekat, tetapi untuk golongan tertentu telah memperlihatkan sekat-
sekat. Dinding selnya terdiri atas kitin. Pembiakan aseksual telah disesuaikan dengan hidup di
darat. Zoospora tidak ada, sporanya merupakan sel-sel yang berdinding, dan spora inilah
yang tersebar ke mana-mana, jadi berlainan dengan Oomycetales, yang sporangium
seutuhnya tersebar ke mana-mana. Pembiakan generatif tidak dengan perantaraan gamet,
akan tetapi di lakukan dengan gametangium yang sama bentuknya dan mengandung banyak
inti. Gametangium itulah yang mengadakan kopulasi. Jadi pada Zygomysetales terdapat
gametangiogami. Bangsa ini mencakup beberapa suku, antara lain: - Suku mucoroceae.
Kebanyakan hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan , jarang sekali hidup
sebagai parasit. Yang paling umum dari suku ialah: - Mucor mucedo. Terdapat pada kotoran
hewan, roti, dan lainnya. Dari miselium yang terdapat pada subsrtratnya, keluar benang-
benang
 15. - tegak, dengan sporangium pada ujungnya. Tetapi di dalamnya tidak lagi terdapat
zoospore, melainkan spora yang telah disesuaikan dengan hidup di darat, berupa sel-sel bulat,
berdinding, dan mengandung banyak inti. Mucor mucedo berumah dua. Oleh sebab itu
pembiakan generatif hanya akan terjadi jika dua hifa yang berlainan jenis kelaminnya
berjumpa dan bersatu. Pembelajaran reduksi dan penentuan jenis kelamin intinya baru akan
terjadi, jika zigot telah mengalami waktu istirahat. Dari zigot itu biasanya tumbuh satu
benang dengan sporangium pada ujungnya. - Mucor javanicus, terdapat dalam ragi tape,
termasuk yang mempunyai daya untuk mengubah tepung menjadi gula. - Chlamydomucor
oryzae, Rhizopus oryzae, R nigricans dan beberapa spesies Rhizopus lainnya. Terdapat dalam
ragi tempe. Jamur-jamur tersebut mempunyai daya untuk memecah putih telur dan lemak.
Mereka mengambil peranan yang penting dalam pembuatan temped an oncom putih. - Pada
piloblus crystallinus, terlemparnya spora berlangsung karena tangkai sporangium dapan
menjadi tegang dan pecah di bawah kolumela. - Suku Endogonaceae. Sehabis kopulasi
gametangium merupakan badan jembatan seperti jembatan dan dari ujungnya lalu menonjol
zigotnya yang berbentuk bulat. g. Kelas Eumycetes Berdasarkan alat perkembang-biakannya,
Eumycetes di bagi dalam 3 anak kelas, yaitu: 1. Ascomycetes, berkembang biak dengan
askoposra, di samping itu juga dengan konidium. 2. Basydiomicetes, berkembangbiak dengan
dengan basidiospora, kadang-kadang juda dengan konidium. 3. Deuteromycetes atau fungi
imperfecti, yang tidak mempunyai askus atau basidium dan hanya membiak dengan konidium
saja.
 16. h. Anak kelas Ascomycetes Seperti telah disebutkan dalam namanya, tanda utama
untuk mengenal ascomycetes ialah askusnya. Telah di sebut di muka, bahwa askus adalah
seporangium yang menghasilkan askospora, yang terjadinya di dahului oleh peristiwa-
peristiwa berikut: 1. Perkawinan (kopulasi) antara gametangoim ♂ dengan gametongium ♀ 2.
Plasmogame 3. Kariogame 4. Pembelahan reduksi setelah kariogame Biasanya ascomycetes
di bagi dalam 2 bagian yaitu : 1. Protoascomycetes 2. Euascomycetes Dalam penjelasan
bagaimana bisa menangkap mucoraceae dari udara dengan menempatkan S Petribowles di
kota dan kayu. Para mucoraceae dari tanah ia dibudidayakan dengan menyebarkan butiran
kecil dari bumi atau membusuk agar kayu di dalam banyak petribowles telah di temukan 16
species mucoraciae. (Mucor Racemosus Fress., Mucor Hie)
 17. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Fungi adalah organisme unik yang umumnya
berbeda dari eucariopa lainnya di tinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi structural,
serta pertumbuhan dan reproduksi. Pada kenyataannya, kajian molekuler menunjukkan
bahwa fungi dan hewan kemungkinan berasal dari satu nenek moyang yang sama. Fungi
ditempatkan dalam sebuah kingdom tersendiri berdasarkan sejumlah ciri yang berbeda. Fungi
memperoleh makanannya dengan cara penyerapan bukan dengan ingesti lalu menyerap
produk-produk digesti yang terjadi di luar tersebut. Kebanyakan fungi memiliki dinding sel
yang terbuat dari kitin suatu polisakarida yang mengandung amino semua fungi tidak
memiliki flagella dan terbatas motilitasnya. Pada umumnya usia fungi mencapai 400 juta
tahun lebih dari 100.000 spesies fungi yang sudah dikenal di bagi-bagi kedalam 4 divisi dasar
sehingga mempermudah kita untuk mengenal dan mempelajarinya. Pengklasifikasian tersebut
terdiri dari : - Anak divisi fungi di bagi menjadi 2 kelas yaitu: Mycomycetes dan
phycomycetes, kemudian lagi menjadi beberapa bangsa yaitu : Myxochytridiales,
chytridiates, blastocladiates, monoblepharidales, oomycetales, zygomycetales, velas
eumycetales dan anak kelas ascomycetes. B. Saran Dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari
teman- teman sekalian, sehingga untuk pembuatan makalah selanjutnya kami sudah
mengetahui kesalahan dan kekurangan kami dan dapat menyusun makalah berikutnya dengan
lebih baik dari saran-saran yang telah teman berikan.

 18. DAFTAR PUSTAKA

(Videnskalos selskbs skrifter. The Journal of Quekett Microscopical club. Ser. 2 vol, 10.
2000) (Robert W. Holley, The Journal Evolusi a Parogenisatas pada jamur. Vol. 11. 2006).
Verrdoorn, Fe, 1932. Manual of Bryology. Martinus Nijhoff, The Hague. Walter, H. 1952.
Grundlagen des Pflanzensystems 2-te Auflage. Eugen Ulmer, Stuttgart. George J.
Hademones, Ph.D. 2000. Biologi Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.

penggunaaan khamir dan kapang dalam industri

A. Pengertian Kapang dan Khamir


1. Kapang (mould/filamentousfungi)

Kapang (mould/Filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang


membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-
anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycot.

Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies,
dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000
spesies merupakan kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat didaerah tropis disebabkan karena
kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya. Habitat
kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang
mengandung sumber karbon organik

Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari
dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam
jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil
(diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran
udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan
gangguan kesehatan.

Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang saluran
pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling umum
dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup. Penyakit lain
adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosisyang
umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillosis pada saluran
pernafasan.

Sifat-sifat umum fungi


Kelompok eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1.Mempunyai inti sel

2.Memproduksi spora

3.Tidak berkloropil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesa

4.Berkembang biak secara seksual dan aseksual

Salah satu contoh bentuk kapang:

(Gambar I: Kapang Saccharomvces cerevisiae)

2. Khamir/Ragi (Yeast )

Dalam Makanan Khamir (yeast) merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang pertama
digunakan manusia dalam industri pangan. Salah satu penggunaan utama ragi adalah pembentukan
alkohol dari bahan baku karbohidrat. Proses fermentasi ini digunakan oleh perusahaan minuman
semacam bir dan anggur.

Morfologi Khamir:

Ukuran panjang 1 – 5 mm sampai 20 – 50 mm dan Lebar 1 – 10 mm.

Struktur Khamir :

Morfologi khamir dapat diamati dengan menggunakan beberapa cara yaitu

pengamatan langsung dengan mikroskop.


(Gambar II. Ragi)

B. Pemanfaatan Kapang dan Khamir di Bidang Pangan


1. Manfaat Kapang di bidang pangan
Kapang merupakan salah satu mikroorganisme yang merugikan, selain dapat menyebabkan
gannguan kesehatan juga dapat merusak bahan makanan seperti pembusukan. Akan tetapi pada
umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan panas tidak menyebabkan
penyakit pada manusia, bahkan digunakan dalam pengolahan bahan makanan. Beberapa jenis
kapang yang dapat dimanfaatkan pembuatan bahan makanan antara lain:
a. Rhizopus Oligospora (dimanfaatkan dalam pembuatan tempe dan pembuatan oncom hitam)
b. Rhizopus Oryzae (digunakan dalam pembuatan tempe)
c. Neurospora sitophia (digunakan dalam pembuatan oncom merah)
d. Aspergillus Oryzae (digunakan dalam pembuatan kecap dan tauco)
e. Rhizopus, Aspergillus, khamir( tape)
f. Penicililium roquefort (Keju biru)
g. P. camembert (keju camembert)

2. Manfaat Khamir di bidang pangan

Dengan memperhatikan aktivitas yeast yang sangat reaktif dan beragam terhadap bahan
makanan, maka dapat dikatakan yeast mempunyai potensi yang besar selain sebagai agen
fermentasi, dapat memberi perubahan yang sangat signifikan baik dalam rasa, aroma maupun
tekstur dari pangan tersebut. Seperti kita lihat selain pada pembuatan roti dan minuman yang
beraroma alkohol, atau dari sayur dan buah fermentasi. Orang-orang Mesir zaman dahulu telah
menggunakan yeast dan proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat
roti pada lebih dari 5000 tahun yang lalu.Setelah ditemukannya mikroskop Louis Pasteur pada akhir
tahun 1860 menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup yangbertindak sebagai agen
dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman dahulu untuk menaikan adonan roti.
Tidak lama setelah penemuan tersebut, dilakukan upaya untuk mengisolasi yeast secara
murni. Dengan kemampuan ini mulailah dilakukan produksi yeast secara komersial untuk keperluan
pembuatan roti. Jenis yang dikembangkan adalah Saccharomycescerevisiae yang disebut dengan
Baker·s yeasts.

Secara umum pemanfaatan yeast dalam mengembangkan produk pangan dapat diketahui
seperti di bawah ini :

a. Susu dan produk olahannya

Beberapa contoh produk yang dihasilkan oleh Khamir:

Produk Yeast spesies

Rhodotorula spp., Candida famata, C. diffluens, C.


Susu segar,
curvata, Kluyveromyces marxianus, Cryptococcus
pasteurisasi
flavus.

Rhodotorula rubra, R. glutnis, Candida famata, C.


Mentega
diffluens, C. lipolytca, Cryptococcus laurenti.

Kluyveromyces marxianus, Candida famata,

Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae,


Yogurt
Hansenula anomala

Kluyveromyces marxianus, C. lipolytca, Candida


famata
Keju Cottage dan
segar dan Candida yang lain, Debaryomyces hansenii,

Cryptococcus laurenti, Sporobolmyces roseus.

Keju lunak Kluyveromyces marxianus, Candida famata, Candida


dimatangkan
lipolytca, Pichia membranafaciens, P. fermentans,
dengan jamur
(mold) Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae,

Zigosaccharomyces rouxii.

b. Daging dan produk olahannya


Produk Yeast spesies

Daging segar merah Candida spp., Rhodotorula spp., Debaryomyces


dan unggas spp., Trichosporon (jarang diteliti).

Cryptococcus laurenti, Candida zeylanoides,


Daging Domba beku
Trichosporon pullulans.

Daging kalkun beku Cryptococcus laurenti, Candida zeylanoides.

Candida lipolytca, C. zeylanoides, C. lambica, C.


Daging potong atau
sake, Cryptococcus laurenti, Debaryomyces
cincang
hansenii, Pichia membranaefaciens.

Daging yang diolah Debaryomyces hansenii, Candida spp.,


(sosis, ham) Rhodotorula spp.

C. Pemanfaatan Kapang dan Khamir dalam bidang nonpangan


1. Pemanfaatan Kapang
Selain dimanfaatkan dalam bidang industri pangan kapang juga sangat bermanfaat dalam
bidang nonpangan. Pemanfaatan kapang dalam bidang industri non pangan adalah sebagai berikut:
a) Asam sitrat selain digunakan dalam obat-obatan (transfusi darah), juga digunakan dalam industri
tinta dan cat. Dalam hal ini jenis kapang yang berperan penting adalah Asperigillus neger dan
A.wenti.
b) Asam glukonat salah satu produk yang dimanfaatkan dalam bidang farmasi fotografi dan tekstil. Jenis
kapang yang digunakan dalam memproduksi asam glukonat adalah A.Niger.

2. Pemanfaatan Khamir
Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang telah diproduksi secara komersial. Salah
satu manfaat utama dari ragi atau khamir adalah pembentukan alkohol dari bahan baku karbohidrat.
Selain dimanfaatkan dalam industri pangan seperti pembuatan minuman, roti dan bir, ragi juga
dimanfaatkan dalam bidang nonpangan. Beberapa contoh khamir yang dimanfaatkan dalam bidang
nonpangan antara lain:
a) Saccharomycopsis lipolityca digunakan untuk memproduksi protein mikroba dari produk minyak
tanah
b) Candida utlis digunakan untuk memproduksi Riboflavin dari limbah industri kertas.

Jamur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Jamur kancing (champignon) adalah jamur pangan yang paling populer di dunia.

Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof.[1] Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.[1] Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa.[1] Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium.[1] Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara
generatif.[1] Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk
memperoleh makanannya.[2] Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.[2] Jamur
merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.[2] Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya.[2] Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit
fakultatif, atau saprofit.[2]

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme.[2] Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu
yang bermanfaat bagi simbionnya.[2] Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat
dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada
liken.[2] Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme.[2] Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air.[2] Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.[2]

Referensi
1. ^ a b c d e Jamur (Diakses pada tanggal 20 Juli 2011)

2. ^ a b c d e f g h i j k Cara Hidup Jamur (Diakses pada tanggal 20 Juli 2011)

Anda mungkin juga menyukai