Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang dimanfaatkan
untuk produksi anggur, roti, tape, dan bir sejak ribuan tahun yang silam dalam bentuk ragi.
Saccharomyces cerevisiae dapat mengkonversi karbohidrat menjadi karbon dioksida dan
alkohol melalui proses fermentasi, karbon dioksida digunakan dalam proses pembuatan roti
(baking) dan alkohol dalam minuman beralkohol.[5] Saccharomyces cerevisiae juga
merupakan organisme model penting dalam penelitian biologi sel modern, dan juga salah satu
mikroorganisme eukariot yang paling sering diteliti secara menyeluruh. Peneliti
menggunakannya untuk mendapatkan informasi mengenai biologi sel eukariot dan terutama
biologi manusia.[6] Spesies khamir lainnya seperti Candida albicans adalah patogen
oportunistik dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis) . Khamir juga dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik dalam microbial fuel cell,[7] dan memproduksi etanol
untuk industri biofuel.
Khamir tidak membentuk kelompok taksonomi atau filogeni tunggal. Istilah "khamir" atau
“ragi” sering digunakan sebagai sinonim dari Saccharomyces cerevisiae,[8] namun keragaman
filogeni dari khamir dipisahkan dalam 2 filum terpisah: Ascomycota dan Basidiomycota.
Khamir yang reproduksinya dengan budding ("khamir sejati") diklasifikasikan dalam ordo
Saccharomycetales.[9]
Daftar isi
1 Sejarah
3 Lihat pula
4 Pranala luar
Sejarah
Khamir mungkin merupakan salah satu organisme yang dipelihara paling awal. Manusia
menggunakan khamir untuk fermentasi dan pembuatan roti. Arkeologis menemukan batu
penggiling dan ruang pembuatan untuk roti yang dikembangkan dengan khamir juga gambar
bakery dan brewery berumur 4000 tahun .[10] Pada tahun 1680, Anton van Leeuwenhoek
pertama kali mengamati khamir dengan mikroskop, namun pada saat itu khamir tidak
dianggap sebagai organisme yang hidup, namun hanya sebagai struktur berbentuk globula. [11]
Pada tahun 1857, mikrobiologis Perancis, Louis Pasteur membuktikan dalam tulisannya yang
berjudul "Mémoire sur la fermentation alcoolique" bahwa fermentasi alkohol dilakukan oleh
khamir yang hidup dan bukan merupakan katalis kimiawi.[10][12] Pasteur menunjukkan bahwa
dengan memberikan gelembung oksigen ke dalam larutan berisi khamir, pertumbuhan sel
dapat meningkat, namun proses fermentasi terhambat, pengamatan tersebut disebut Pasteur
effect.
Pada akhir abad ke-18, dua galur khamir digunakan dalam pembuatan bir diidentifikasi:
Saccharomyces cerevisiae, yang disebut ‘’top-fermenting yeast’’, dan Saccharomyces
carlsbergensis, ‘’bottom-fermenting yeast’’. S. cerevisiae telah dijual secara komersial oleh
orang-orang Belanda untuk pembuatan roti sejak 1780; sekitar tahun 1800 orang-orang
Jerman juga mulai memproduksi khamir dalam bentuk krim. Pada tahun 1825, sebuah
metode telah dikembangkan untuk menghilangkan cairan sehingga khamir dapat dijual dalam
bentuk blok padat. [13] Produksi blok khamir dalam skala industry diperkuat dengan
diperkenalkannya ‘’filter press’’ pada tahun 1867. Pada tahun 1872, Baron Max de Springer
mengembangkan proses produksi khamir berbentuk granula yang digunakan sampai perang
dunia I.[14] Di Amerika Serikat, khamir yang secara alami terdapat di udara digunakan secara
ekslusif sampai khamir komersial dipasarkan di Philadelphia, dimana Charles L. Fleischmann
memamerkan produk, prosedur pemakaian, dan roti yang dihasilkan.[15]
Umumnya, khamir ditumbuhkan di laboratorium pada media pertumbuhan padat maupun cair
(broth). Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan khamir adalah potato dextrose
agar atau potato dextrose broth, Wallerstein Laboratories nutrient agar, yeast peptone
dextrose agar, dan yeast mould agar atau broth. Pembuat minuman alkohol dalam skala
rumahan umumnya menggunakan ekstrak malt dan agar sebagai media pertumbuhan padar.
Antibiotik cycloheximide terkadang ditambahkan pada media pertumbuhan khamir untuk
menghambat pertumbuhan khamir Saccharomyces dan menyeleksi spesies khamir liar/alami.
Fungi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Istilah "Fungi" tidak sama dengan "jamur". Silakan lihat artikel tentang jamur untuk
informasi lebih lanjut
?
Fungi
Rentang fosil: Devonian Awal –
Sekarang
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N
Dikarya (inc.
Deuteromycota)
Ascomycota
Pezizomycotina
Saccharomycotina
Taphrinomycotina
Basidiomycota
Agaricomycotina
Pucciniomycotina
Ustilaginomycotina
Entomophthoromyco
tina
Kickxellomycotina
Mucoromycotina
Zoopagomycotina
. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Fungi
adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang
mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Ilmu
yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar kata Yunani μυκες, "lendir", dan λογοσ,
"pengetahuan", "lambang").
Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi Fungi.
Awam menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi,
meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya
sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada
serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan
seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium.
Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus.
Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces
Daftar isi
1 Posisi fungi dalam taksonomi
2 Ciri-ciri Fungi
3 Cara hidup
4 Habitat
5 Reproduksi
6 Klasifikasi
7 Referensi
8 Lihat pula
Ciri-ciri Fungi
Dengan jenis eukariota lainnya: Sama seperti eukariota, sel fungi memiliki membran
inti dengan kromosom yang mengandung DNA. Selain itu, sel fungi juga memiliki
beberapa organel sitoplasmik seperti mitokondria, sterol, dan ribosom.[3][4]).
Dengan hewan: Fungi tidak mempunyai kloroplas untuk fotosintesis dan merupakan
organisme heterotrof, memerlukan senyawa organik sebagai sumber energinya.[5]
Dengan tumbuhan: Fungi mempunyai dinding sel[6] dan vakuola. Fungi bisa
bereproduksi secara seksual maupun aseksual, dan seperti grup tanaman basal lainnya
(seperti tumbuhan paku dan lumut daun), fungi akan menghasilkan spora. Mirip juga
dengan lumut daun dan algae, fungi memiliki nukleus yang haploid.[7]
Cara hidup
Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara memperoleh
makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut:
Saprofit
Parasit
Mutual
Habitat
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat
yang lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun
demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau
di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.
Reproduksi
Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi
dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa
(fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi
multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual
dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap
kariogami.
Klasifikasi
Fungi diklasifikasikan menjadi 6 klasifilasi:
Zygomycota
Ascomycota
Basidiomycota
Deuteromycota
Mikoriza
Lumut Kerak
(Videnskalos selskbs skrifter. The Journal of Quekett Microscopical club. Ser. 2 vol, 10.
2000) (Robert W. Holley, The Journal Evolusi a Parogenisatas pada jamur. Vol. 11. 2006).
Verrdoorn, Fe, 1932. Manual of Bryology. Martinus Nijhoff, The Hague. Walter, H. 1952.
Grundlagen des Pflanzensystems 2-te Auflage. Eugen Ulmer, Stuttgart. George J.
Hademones, Ph.D. 2000. Biologi Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.
Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies,
dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000
spesies merupakan kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat didaerah tropis disebabkan karena
kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya. Habitat
kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang
mengandung sumber karbon organik
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari
dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam
jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil
(diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran
udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan
gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang saluran
pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling umum
dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup. Penyakit lain
adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosisyang
umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillosis pada saluran
pernafasan.
2.Memproduksi spora
2. Khamir/Ragi (Yeast )
Dalam Makanan Khamir (yeast) merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang pertama
digunakan manusia dalam industri pangan. Salah satu penggunaan utama ragi adalah pembentukan
alkohol dari bahan baku karbohidrat. Proses fermentasi ini digunakan oleh perusahaan minuman
semacam bir dan anggur.
Morfologi Khamir:
Struktur Khamir :
Dengan memperhatikan aktivitas yeast yang sangat reaktif dan beragam terhadap bahan
makanan, maka dapat dikatakan yeast mempunyai potensi yang besar selain sebagai agen
fermentasi, dapat memberi perubahan yang sangat signifikan baik dalam rasa, aroma maupun
tekstur dari pangan tersebut. Seperti kita lihat selain pada pembuatan roti dan minuman yang
beraroma alkohol, atau dari sayur dan buah fermentasi. Orang-orang Mesir zaman dahulu telah
menggunakan yeast dan proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat
roti pada lebih dari 5000 tahun yang lalu.Setelah ditemukannya mikroskop Louis Pasteur pada akhir
tahun 1860 menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup yangbertindak sebagai agen
dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman dahulu untuk menaikan adonan roti.
Tidak lama setelah penemuan tersebut, dilakukan upaya untuk mengisolasi yeast secara
murni. Dengan kemampuan ini mulailah dilakukan produksi yeast secara komersial untuk keperluan
pembuatan roti. Jenis yang dikembangkan adalah Saccharomycescerevisiae yang disebut dengan
Baker·s yeasts.
Secara umum pemanfaatan yeast dalam mengembangkan produk pangan dapat diketahui
seperti di bawah ini :
Zigosaccharomyces rouxii.
2. Pemanfaatan Khamir
Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang telah diproduksi secara komersial. Salah
satu manfaat utama dari ragi atau khamir adalah pembentukan alkohol dari bahan baku karbohidrat.
Selain dimanfaatkan dalam industri pangan seperti pembuatan minuman, roti dan bir, ragi juga
dimanfaatkan dalam bidang nonpangan. Beberapa contoh khamir yang dimanfaatkan dalam bidang
nonpangan antara lain:
a) Saccharomycopsis lipolityca digunakan untuk memproduksi protein mikroba dari produk minyak
tanah
b) Candida utlis digunakan untuk memproduksi Riboflavin dari limbah industri kertas.
Jamur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Jamur kancing (champignon) adalah jamur pangan yang paling populer di dunia.
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof.[1] Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.[1] Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa.[1] Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium.[1] Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara
generatif.[1] Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk
memperoleh makanannya.[2] Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.[2] Jamur
merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.[2] Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya.[2] Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit
fakultatif, atau saprofit.[2]
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme.[2] Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu
yang bermanfaat bagi simbionnya.[2] Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat
dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada
liken.[2] Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme.[2] Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air.[2] Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.[2]
Referensi
1. ^ a b c d e Jamur (Diakses pada tanggal 20 Juli 2011)