Anda di halaman 1dari 13

Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102

OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU


DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN KANBAN PADA PT
ADYAWINSA STAMPING INDUSTRIES

Noor Apriyani, Ahmad Muhsin


Jurusan Teknik Industri, FTI Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2 Tambakbayan, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485363 Fak : (0274) 486256

Abstrak

PT Adyawinsa Stamping Industries merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam
Adyawinsa Dinamika Group dimana perusahaan ini bergerak dalam bidang otomotif di Indonesia. PT
Adyawinsa Stamping Industries melakukan pencetakan, sub-assembly suku cadang untuk kendaraan
roda empat yang telah berdiri sejak 2005. Dalam menjalankan produksinya, PT Adyawinsa Stamping
Industries sering terjadi kondisi jumlah persediaan bahan baku mendekati stockout terutama pada
material bagian mobil dengan nomor seri AA-437 (58371-BZ130). Hal ini dikarenakan adanya
ketidakpastian dalam menentukan jumlah pembelian bahan baku yang optimal dan keterlambatan
pemesanan bahan baku.

Economic Order Quantity (EOQ) merupakan suatu teknik untuk melakukan pengadaan persediaan
bahan baku pada suatu perusahaan yang menentukan berapa jumlah pesanan yang ekonomis untuk
setiap kali pemesanan dengan frekuensi yang telah ditentukan serta kapan dilakukan pemesanan
kembali. Metode ini bertujuan untuk meminimalkan Total Inventory Cost. Penggunaan metode ini
juga dapat menekan biaya-biaya persediaan sehingga efesiensi persediaan berjalan dengan baik dan
dapat tercapai jumlah unit pemesanan yang optimal dengan menekan biaya seminimal mungkin.

Metode EOQ memberikan kuantitas pemesanan yang paling optimal dengan mengeluarkan biaya per
periode pada bahan baku produk AA-437 sebesar Rp 1.377.668.782,00 sedangkan untuk metode
Kanban sebesar Rp 1.396.108.693,00. Persediaan pengaman apabila menggunakan metode EOQ
sebesar 1582 unit sedangkan menggunakan metode Kanban sebesar 110 unit.

Keywords : Stock out, EOQ, TIC, Kanban


permintaan dari konsumen, maka perusahaan
1. PENDAHULUAN dapat membuat perencanaan proses produksi.
PT Adyawinsa Stamping Industries Pada saat memproduksi suatu produk hal yang
merupakan salah satu perusahaan yang paling utama yaitu perencanaan bahan baku
tergabung dalam Adyawinsa Dinamika Group dan melakukan pengendalian terhadap
dimana perusahaan ini bergerak dalam bidang persediaan bahan baku.
otomotif di Indonesia. PT Adyawinsa Departemen Material Planning
Stamping Industries melakukan pencetakan, Control (MPC) merupakan departemen yang
sub-assembly suku cadang untuk kendaraan memiliki tugas yaitu melaksanakan pekerjaan
roda empat yang telah berdiri sejak 2005. dibidang perencanaan dan pengendalian
Dalam menjalankan produksinya, PT material perusahaan meliputi, menyediakan
Adyawinsa Stamping Industries menganut bahan baku, mengendalikan jumlah
sistem produksi mass production and persediaan, serta sistem penyimpanan dan
customization. Pada proses produksi dapat mangatur barang masuk maupun keluar dari
dilakukan setelah adanya kesepakatan antara gudang. Pengendalian jumlah persediaan salah
pihak konsumen terhadap perusahaan satu faktor terpenting dalam mengoptimalkan
mengenai spsesifikasi produk dan jumlah yang persediaan. Pegendalian Persediaan merupakan
akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan kegiatan dalam mengelola persediaan agar
konsumen. Setelah mengetahui jumlah sesuai dengan kebutuhan dan tetap stabil. Hal

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 128


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

ini bertujuan untuk menghindari terjadinya Dengan data permintaan pada periode
penumpukan maupun menjaga agar tidak sebelumnya, lead time, kapasitas palet, Safety
kehabisan stock pada saat material tersebut di Stock, biaya simpan maupun biaya pesan, dan
butuhkan sehingga proses produksi tetap total biaya untuk masing-masing produk, maka
berjalan dengan lancar dan tidak mengalami dapat dilakukan pengendalian persediaan
kerugian akibat kehabisan stock tersebut. untuk mengurangi overload maupun
Pada sistem pengendalian persediaan kekurangan material dengan menggunakan
pada PT Adyawinsa Stamping Industries metode EOQ (Economic Order Quantity) dan
menggunakan kebijakan Safety stock dengan metode Kanban. Penerapan teknik EOQ dalam
maksimal 5 hari dan minimal 3 hari. Apabila suatu perusahaan dapat memberikan kuantitas
material datang, maka masuk ke gudang bahan pemesanan yang akurat agar tidak terjadi
baku, sedangkan untuk menggunakan material kekosongan stock. Sedangkan pada metode
menggunakan sistem First In First Out (FIFO). Kanban perusahaan dapat menarapkan sistem
Berdasarkan kartu kanban dari bagian produksi Kanban pemasok atau menggunakan kartu
maka terlampir surat permintaan material, pada Kanban yang didalamnya memuat informasi
bagian MPC akan menyiapkan sesuai jumlah yang dibutuhkan perusahaan dalam pemesanan
permintaan dan metrial akan dikeluarkan material sesuai dengan kebutuhan. Metode-
sebagai bukti transaksi untuk mengurangi metode ini dapat mengantisipasi peningkatan
stockout. Pada sistem saat ini masih sering pesanan dari konsumen, sehingga produksi
terjadi kondisi jumlah persediaan bahan baku berjalan dengan lancar dan permintaan
mendekati stockout terutama pada material konsumen dapat terpenuhi.
bagian mobil dengan nomor seri AA-437 Berdasarkan permasalahan yang telah
(58371-BZ130). dipaparkan maka perumusan masalah pada
Hal ini dikarenakan adanya penelitian ini adalah:
ketidakpastian dalam menentukan jumlah 1. Bagaimana menentukuan order bahan
pembelian bahan baku yang optimal dan baku yang optimal pada bahan baku
keterlambatan pemesanan bahan baku karena produk AA-0437 (58371-BZ130)
tidak memiliki penjadwalan pemesanan yang dengan metode Eqonomic Order
tepat, hanya saja apabila stock kurang dari Quantity dan Metode Kanban.
Safety stock minimum maka dilakukan 2. Berapa Total Inventory Cost apabila
pemesanan. Selama ini perusahaan menggunakan metode Eqonomic
menanggulangi minimnya persediaan material Order Quantity maupun metode
tersebut apabila sewaktu-waktu dibutuhkan, Kanban dalam mengoptimalkan
dengan menggunakan material yang ada persediaan.
dengan spesifikasi yang sama sesuai dengan 1.3 Batasan Masalah dan Asumsi
kebutuhan produk. Akan tetapi penggunaan Batasan- batasan dalam penelitian ini adalah:
material pengganti ini harus melakukan proses 1. Penelitian pada departemen Material
cutting terlebih dahulu sesuai ukuran yang Planning Control di PT Adyawinsa
diminta dan sewaktu-waktu material pengganti Stamping Industries.
tidak dapat digunakan karena mengingat akan 2. Penelitian ini membahas tentang
kebutuhan produk utamanya harus terpenuhi persediaan pada departemen Material
lebih dulu. Sehingga apabila hal ini terus planning Control di PT Adyawinsa
terjadi dan tidak diantisipasi dengan baik maka Stamping Industries dan tidak
menimbulkan terjadinya kekurangan bahan membahas terkait supplier.
baku dan dapat menyebabkan utilitas mesin 3. Penelitian dan analisa hanya dilakukan
menurun, pekerja yang menganggur, dan pada produk bahan baku produk AA-
menyebabkan perusahaan harus menanggung 0437 berdasarkan data bulan Juli 2016-
biaya karena terhambatnya proses produksi Juni 2017.
serta pendistribusian ke konsumen. Sedangkan 4. Analisa dilakukan menggunakan
apabila terjadi kelebihan stock dapat metode Economic Order Quantity dan
menimbulkan permasalahan seperti kerusakan metode Kanban.
material sebab penyimpanan yang terlalu lama 5. Biaya pemesanan yang digunakan
dan besarnya biaya penyimpanan adalah biaya yang diperoleh dari hasil
akibatnyanilai total cost (TC) juga ikut wawancara.
meningkat.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 131


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Asumsi – asumsi dalam penelitian ini recources) yang menunggu proses lebih lanjut.
adalah : Yang dimaksud dengan proses lanjut tersebut
1. Leadtime waktu pengiriman bahan adalah berupa kegiatan produksi pada sistem
baku konstan. manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem
2. Biaya pemesanan bersifat konstan. distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada
3. Tenaga kerja dan sumber daya lainnya sistem rumah tangga.
berjalan lancar. Dari beberapa pendapat para
4. Pengiriman bahan baku berjalan ahli, persediaan dapat didefinisikan
dengan lancar sesuai permintaan PT sebagai suatu kegiatan yang berupa
Adyawinsa Stamping Industries. kekayaan lancar perusahaan dalam
Berdasarkan pokok permasalahan yang bentuk persediaan yang dapat
telah dirumuskan pada penelitian ini maka disimpan untuk mengantisipasi
tujuan yang ingin di capai adalah sebagai permintaan konsumen dan sewaktu-
menentukan kuantitas optimal persediaan waktu akan digunakan dalam proses
dalam meminimasi stockout sebelum waktu produksi untuk dioleh lebih lanjut yang
penerimaan bahan baku dan overload setelah memiliki tujuan tertentu. Dari
bahan baku diterima yang dibutuhkan oleh PT persediaan bahan baku tersebut dapat
Adyawinsa Stamping Industries guna diolah bahan baku menjadi produk jadi
meminimasi biaya bahan baku. maupun produk setengah jadi untuk
Diharapkan dari penelitian ini apabila memenuhi kebutuhan konsumen.
tercapai dapat menjadi salah satu pertimbangan Siagian (2005) berpendapat
dalam menentukan kuantitas yang optimal bahwa persediaan yang ideal harus
dalam order bahan baku sehingga tidak terjadi memenuhi syarat-syarat sebagai
stockout sebelum waktu penerimaan bahan berikut:
baku dan overload serta mengurangi a. Peningkatan layanan terhadap
pengeluaran bahan baku guna mengendalikan pelanggan, melalui pemberian layanan
persediaan pada wharehouse bahan baku. berupa penyediaan bahan atau barang
Dalam suatu perusahaan baik itu yang dibutuhkan pelanggan (service
perusahaan manufaktur maupun perusahaan availability).
jasa, persediaan memegang peran penting b. Penekanan biaya. Persediaan tidak
dalam operasi bisnis. Persediaan sebagai bekal hanya sekedar menyediakan bahan
untuk memulainya suatu produksi. Dalam atau barang sesuai kebutuhan saja,
setiap perusahaan masing-masing memliki tetapi harus mempertimbangkan hal-
persediaan yang berbeda beda tergantung hal lain seperti ketepatan waktu,
jumlah kebutuhan maupun jenis persediaan ketepatan mutu, biaya yang ekonomis,
yang diinginkan. Pada perusahaan manufaktur dan ketepatan jumlah.
persediaan terrdiri dari tiga jenis persediaan Menurut Herjanto (2009)
yaitu persediaan bahan baku atau bahan mengemukakan beberapa fungsi persediaan
mentah (Inventory of raw material), persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan
barang setengah jadi (Inventory of work in sebagai berikut :
process) dan persediaan barang jadi (Inventory 1. Menghilangkan risiko keterlambatan
of finished goods). pengiriman bahan baku atau barang
Menurut Prawirosentono (2005), yang dibutuhkan perusahaan
persediaan didefinisikan sebagai kekayaan 2. Menghilangkan risiko jika material
lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam yang dipesan tidak baik sehingga harus
bentuk persediaan bahan mentah/barang (raw dikembalikan
material), barang setengah jadi (work in 3. Menghilangkan risiko terhadap
process), dan barang jadi (finishedgoods). kenaikan harga barang atau inflasi
Menurut Herjanto (1999) Persediaan adalah 4. Untuk menyimpan bahan baku yang
bahan atau barang yang disimpan kemudian dihasilkan secara musiman sehingga
akan digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan tidak akan kesulitan jika
tertentu, misalnya produksi atau perakitan, bahan itu tidak tersedia di pasaran
untuk suku cadang dari suati peralatan atau 5. Mendapatkan keuntungan dari
mesin. Menurut Nasution (2008) Persediaan pembelian berdasarkan diskon
adalah sumber daya menganggur (idle kuantitas

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 132


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

6. Memberikan pelayanan kepada program serupa dengan yang lain


pelanggan dengan tersedianya barang menggunakan lingkungan Windows.
yang diperlukan Manajemen persediaan berkenaan
Dalam pengendalian persediaan, dengan masalah persediaan tertentu seperti
warehouse atau pergudangan berperan penting menyeimbangkan biaya pengiriman dan biaya
dalam menyimpan persediaan yang siap di pemesanan dan menentukan kuantitas pesanan
proses lebih lanjut. Warehouse atau optimal (Griffin, 2004). Menurut Margaretha
pergudangan adalah area atau tempat yang (2007), model kuantitas pemesanan ekonomis
nantinya berfungsi untuk menyimpan bahan (EOQ) merupakan suatu teknik yang dapat
baku atau barang untuk produksi maupun menghitung seberapa besar jumlah pesanan
barang hasil produksi dalam jumlah dan retang yang harus dilakukan. Sugiono (2009)
waktu tertentu yang kemudian akan mengatakan bahwa teknik ini merupakan
didistribusikan ke lokasi yang diinginkan penentuan jumlah pesanan paling ekonomis
berdasarkan permintaan. Warehouse yang dapat dilakukan apabila persediaan bahan
Management System atau Sistem Manajemen baku bergantung lebih pada satu pemasok
Pergudangan merupakan kunci utama dalam sehingga perlu dipertimbangkan jumlah
supply chain, dimana yang menjadi tujuan pembelian sesuai dengan kebutuhan proses
utama adalah mengontrol segala proses yang produksi.
terjadi di dalamnya seperti shipping Tujuan yang dicapai perusahaan ialah
(pengiriman), receiving (penerimaan), putaway untuk memaksimasi nilai dari perusahaan,
(penyimpanan), move (pergerakan), dan maka diperlukan tindakan yang terarah dalam
picking (pengambilan). mengelola persediaan di suatu perusahaannya.
Dalam sistem pergudangan perlu Pada persediaan yang sangat banyak
diadakan pengontrolan terhadap keluar memungkinkan dapat memenuhi permintaan
masuknya barang sehingga barang–barang konsumen yang tiba-tiba meningkat, akan
persediaan yang terdapat di dalam gudang tetapi persediaan yang terlalu banyak juga
dapat terdeteksi dan dapat diketahui dapat menimbulkan pengeluaran modal kerja
keberadaannya. Dalam hal ini bagian yang besar pula. Pada dasarnya apabia
pergudangan juga bertanggung jawab atas perusahaan bisa memprediksi dengan tepat
pemesanan kembali barang-barang yang waktu sesuai dengan jumlah kebutuhan yang
merupakan stock atau persediaan yang harus diinginkan, maka perusahaan dapat
selalu ada di gudang. Oleh karena itu memungkinkan dengan persediaan sangat kecil
pengendalian persediaan sangat dibutuhkan atau bakan nol dengan menggunakan teknik
pada bagian pergudangan untuk persediaan just in time atau zero Inventory.
mengendalikan segala kegiatan keluar Untuk memperediksi kebutuhan konsumen
masuknya barang di gudang. dengan tepat sangat sulit, hal ini karena
Peramalan adalah proses untuk kebutuhan konsumen yang fluktuasi, oleh
memperkirakan beberapa kebutuhan di masa karena itu setiap perusahaan perlu melakukan
yang akan datang yang meliputi kebutuhan perencanaan persediaan dengan tepat agar
dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan tidak terjadi kelebihan atau kekurangan stock.
lokasi yang dibutuhkan dalam rangka Economic Order Quantity (EOQ)
memenuhi permintaan barang ataupun jasa. merupakan suatu teknik untuk melakukan
WINQSB merupakan salah satu pengadaan persediaan bahan baku pada suatu
software yang dapat membantu peramalan perusahaan yang menentukan berapa jumlah
untuk kebutuhan di masa depan. WINQSB pesanan yang ekonomis untuk setiap kali
adalah sistem interaktif untuk membantu pemesanan dengan frekuensi yang telah
pengambilan keputusan yang berisi alat yang ditentukan serta kapan dilakukan pemesanan
berguna untuk memecahkan berbagai jenis kembali (Riyanto, 2001). Metode ini bertujuan
masalah dalam bidang riset operasi. Sistem ini untuk meminimalkan Total Inventory Cost.
terdiri dari modul-modul yang berbeda, satu Penggunaan metode ini juga dapat menekan
untuk setiap model jenis atau masalah. biaya-biaya persediaan sehingga efesiensi
WINQSB menggunakan mekanisme tampilan persediaan berjalan dengan baik dan dapat
jendela seperti Windows, yaitu jendela, menu, tercapai jumlah unit pemesanan yang optimal
toolbar, dll. Oleh karena itu pengelolaan dengan menekan biaya seminimal mungkin.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 133


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Penggunaan metode EOQ ini akan d = Tingkat kebutuhan;


mengasumsikan bahwa: L = Lead Time;
a. Tingkat permintaan barang diketahui SS = Safety Stock
seragam secara konstan dan Pada suatu perusahaan menentukan
berkelanjutan, maksudnya fluktuasi maksimum persediaan yang disimpan harus
permintaan barang relatif kecil. diperhitungkan, karena mengingat kapasitas
b. Harga item sama untuk semua ukuran suatu gudang atau wharehouse tiap perusahaan
pemesanan pasti berbeda-beda. Maka untuk mengetahui
c. Semua pesanan dikirim pada waktu besarnya persediaan yang maksimum untuk
yang sama dilakukan penyimpanan dapat menggunakan
d. Lead time konstan dan diketahui rumus :
dengan baik MI = Q + SS
e. Item merupakan produk tunggal dan Dengan :
tidak ada kaitannya dengan produk lain MI = Maximum Inventory
f. Biaya yang diperhitungkan adalah
biaya pemesanan dan biaya 2.3.3 Teknik Persediaan Just In Time
penyimpanan (Metode Kanban)
Menurut Heizer (2011) mengatakan Sistem produksi tepat waktu atau Jus
bahwa EOQ dapat dicari dengan rumus In Time merupakan sistem menejemen
sebagai berikut: fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
2xDxS perusahaan-perusahaan Jepang yang pada
EOQ = √ H prinsipnya memproduksi jenis-jenis barang apa
Dengan: saja yang saat ini diperlukan dan dibutuhkan
D = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan konsumen. Konsep Jus In Time pada
selama satu periode tertentu; persediaan bahan baku dimana bahan baku
S = Biaya pesanan setiap kali pesan; yang digunakan untuk aktivitas produksi
H = Harga penyimpanan per unit per tahun didatangkan pemasok atau supplier tepat pada
Untuk mengetahui frekuensi saat bahan tersebut di butuhkan pada proses
pengiriman dengan jumlah kuantitas produksi. Salah satu alat yang digunakan untuk
pemesanan yang telah ditentukan maka dapat merealisasikan sistem produksi Jus In Time
ditentukan dengan rumus : adalah Kanban. Kanban atau biasa disebut pull
D system adalah sistem komunikasi atau kartu
Fn =
Q perintah yang digunakan untuk melakukan
Dengan : pemesanan bahan baku sesuai dengan kuantitas
D = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan kebutuhan yang diinginkan, kuantitas sesuai
selama satu periode tertentu dengan kapasitas persediaan untuk
Q = Economic Order Quantity ( dalam unit) menghasilkan suatu produk.
Pada metode Kanban menuntuk
2.3.2 Reorder Point (ROP) adanya ketepatan waktu dan jumlah persediaan
Reorder Point (ROP) atau titik yang optimal guna menghindari terjadinya
pemesanan kembali merupakan saat yang stockout maupun persediaan yang menumpuk.
dilakukan untuk mengadakan pemesanan Metode ini sangat berbeda dengan metode
kembali produk atau bahan, sehingga pada saat EOQ.Untuk menentukan jumlah kartu Kanban
penerimaan bahan yang dipesan tepat waktu pemasok dapat ditentukan dengan
sesuai dengan kapasitas yang diinginkan menggunakan rumus sebagai berikut :
digudang. Bahan yang dipesan kembali d x (c+Wp+ α)
N=
perusahaan tiba pada saat persediaan bahan K
diatas Safety Stock atau sama dengan nol. Hal Dengan :
ini dilakukan agar persediaan digudang tidak N = Jumlah Kanban
melanggar Safety Stock (stock pengaman). d = Kebutuhan harian
Untuk menentukan ROP dapat digunakan c = Siklus pesanan
rumus sebagai berikut : Wp = Waktu pemesanan
K = Kapasitas palet
ROP = (d x L) + SS α = Koefesien pengaman
Dengan :

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 134


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Untuk menentukan jumlah Kanban yang C = waktu pemuatan barang ke palet


ekonomis, maka dibutuhkan: 3. Koefesien Pengaman
1. Kebutuhan Harian Koefesien pengaman adalah berapa
Dalam suatu perusahaan untuk banyak persediaan pengaman yang dapat
memproduksi suatu produk maka perlu digunakan dalam menentukan jumlah Kanban
diketahui berapa jumlah kebutuhan per hari. yang diinginkan. Biasanya koefesien
2. Frekuensi Pengiriman pengaman dapat ditunjukkan dalam bentuk
Frekuensi pengirimian adalah jumlah prosentasi.
pengirimian yang dibutuhkan dalam satu 4. Kapasitas Palet
peridoer tertentu. Frekuensi pengiriman ini Palet merupakan rak-rak yang berguna
dapa dihitung dengan rumus sebagai berikut : menyediakan penyimpanan bahan baku yang
∑fb diinginkan. Kapasitas Palet adalah jumlah atau
fp = K
kuantitas bahan baku yang dapat ditampung
Dengan :
rak-rak tersebut.Palet biasanya paling banyak
∑fb = Jumlah pemesanan dalam satu periode
digunakan perusahaan-perusahaan manufaktur.
K = Kapasitas palet ( dalam unit)
Keunggulannya adalah aksesibilitas tinggi
1. Siklus Pesan
sehingga metode FIFO (First In First Out)
Siklus pesan adalah putaran hari atau
mudah dilakukan pada gudang bahan baku.
waktu yang digunakan untuk mengetahui
Total Inventory Cost (TIC) adalah
kapan dilakukan pemesanankembali dan akan
hasil penjumlahan total dari biaya keseluruhan
terjadi berulang. Siklus pesan ini dapat dicari
yang terkandung dalam persediaan selama satu
dengan mengetahui jumlah hari kerja dalam
periode. Biaya persediaan tersebut yaitu biaya
satu periode, waktu tempuh pengiriman dari
penyimpanan, biaya pemesanan dan, biaya
supplier menuju lokasi dan jumlah jam kerja
pembelian. TIC minimum akan terjadi pada
selama satu hari. Langkah-langkah yang dapat
tingkat pembelian yang ekonomis. TIC dapat
dilakukan untuk menentukan siklus pesan
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
adalah sebagai berikut :
berikut :
1. Menentukan jumlah hari DxS
yangdigunakan untuk satu kali pesan TIC = (D x P) + ( ) + (I x H)
Q
dengan rumus sebagai berikut : Dengan :
∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 TIC : Total Inventory Cost
∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 1 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛 =
𝑓𝑝 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
D : Permintaan
2. Menentukan waktu kirim dengan P : Harga pembelian
mengetahui jumlah jam kerja selama Q : Kuantitas pemesanan
satu hari dan waktu tempuh supplier S : Biaya sekali pesan
munuju lokasi dengan rumus sebagai I : Inventory rata-rata
berikut : H : Biaya simpan
Waktu kirim (Wk) = 2.4.2 Hubungan Total Inventory Cost (TIC),
waktu tempuh supplier menju lokasi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
Ordering Cost (S) dan Holding Cost (H)
Dengan demikian siklus pemesanan dapat Dengan mengetahui hubungan TIC,
dihitung dengan rumus sebagai Ordering Cost dan Holding Cost, maka dapat
berikut : melakukan analisis EOQ, dimana analisis ini
∣∣A∣∣ merupakan analisis yang cukup lemah dalam
c= 1
analisis keuangan.
Dengan :
∣∣ A ∣∣ = Jumlah hari satu kali pesan – waktu 2. METODOLOGI PENELITIAN
kirim Objek penelitian ini adalah bahan baku produk
2. Waktu Pemesanan AA-437 pada persediaan bahan baku di
Pada metode Kanban waktu Warehouse PT Adyawinsa Stamping Industries
pemesanan seperti halnya dengan leadtime. Penelitian dilakukan pada Departemen
Waktu pemesanan dapat dihitung dengan Material Planning Control di PT Adyawinsa
menggunkan rumus sebagai berikut : Stamping Industries pada tanggal 10 Juli
Wp = c x C sampai dengan 10 Agustus 2017.
Dengan : Data yang digunakan dalam penelitian
c = siklus pesan ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 135


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

1. Data permintaan order bahan baku MULAI


produk AA-0437pada Bulan Juli 2016
sampai dengan Juni 2017 di
departemen MPC pada PT Adyawinsa SURVEY LOKASI
Stamping Industries.
2. Data lead time bahan baku produk
AA-04377 selama Bulan Juli 2016 IDENTIFIKASI MASALAH
sampai dengan Juni 2017.
3. Data Safety Stock untuk bahan baku
produk AA-0437, D30-717, dan AA- PERUMUSAN MASALAH
417 di PT Adyawinsa Stamping
Industries.
4. Nilai service level yang telah
PENGUMPULAN DATA
ditentukan perusahaan yaitu 95%.
5. Data pembelian rata-rata bahan baku
produk AA-0437 di PT Adyawinsa PENGOLAHAN DATA :
Stamping Industries. 1. Melakukan uji kecukupan data
6. Nilai koefisien pengaman yang 2. Uji Autocorrelation dan Time Series Plot
3. Melakukan peramalan data permintaan
diasumsikan oleh perusahaan adalah 4. Menentukan kuantitas pemesanan metode EOQ
5. Menentukan kuantitas pemesanan Kanban
5%. 6. Menentukan, safety stock, reorder point, dan rata-rata persediaan
7. Menghitung Total Inventory Cost metode EOQ dan metode Kanban
7. Data kapasitas palet masing-masing
produk.
8. Data biaya pembelian, biaya simpan
ANALISIS HASIL
dan biaya pesan bahan baku produk
AA-0437selama Bulan Juli 2016
sampai dengan Juni 2017.
KESIMPULAN DAN SARAN
9. Wawancara dan observasi kepada
pihak terkait seperti staff asisten
Manager di departemen MPC pada PT
SELESAI
Adyawinsa Stamping Industries
mengenai persediaan di gudang bahan Gambar 1 Kerangka penelitian
baku.
Pengolahan Data
Kerangka penelitian adalah suatu cara Beberapa tahapan pengolahan data yang
untuk menentukan langkah – langkah yang dilakukan :
akan dilakukan. Adapun langkah – langkah 1. Menghitung total kebutuhan bahan baku
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 produk dan menghitung kebutuhan bahan
baku harian.
2. Mengitung uji kecukupan data untuk
kebutuhan bahan baku produk.
3. Menentukan dan melakukan perhitungan
metode peramalan menggunakan software
WinQSB.
4. Menghitung biaya-biaya persediaan.
5. Menghitung kuantitas pemesanan, Safety
Stock, Reorder Piont, stok persediaan
maksimal dan stok persediaan rata-rata.
6. Pada metode Kanban menghitung jumlah
Kanban yang dibutuhkan, kuantitas untuk
satu Kanban, stok persediaan maksimal
dan stok persediaan rata-rata tiap produk.
7. Mengkomprarasi Total Inventory Cost
metode EOQ dan metode Kanban.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 136


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

8. Membandingkan metode EOQ, Kanban 95% 1,64


dan metode yang ada di perusahaan. 1,28
90%
9. Menganalisis dan memberikan saran
terhadap metode yang terpilih. (Sumber: Titus, 2013)
Pengujian kecukupan data ini
3. PEMBAHASAN diperlukan untuk mengetahui apakah data yang
Data kapasitas palet bahan baku digunakan sudah mencukupi atau belum.
produk AA-437 adalah 600 unit. Berdasarkan hasil pengumpulan data
Sedangkan tabel data permintaan bahan permintaan bahan baku produk AA-437, maka
baku produk AA-437 pada bulan Juli diperoleh pengolahan data pada Tabel 4.3.
2016- Juni 2017 yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 Pengolahan Data produk AA-437
Tabel 4.1 Permintaan (D)
Tabel 4.1 data permintaan produk AA-437 No.
X X2
Permintaan (D) 1 4860 23619600
Bulan
58371-BZ130 (AA-0437) 2 9670 93508900
Jul-2016 4860 3 6750 45616516
Agu-2016 9670 4 6930 48024900
Sep-2016 6750 5 7200 43877376
Okt-2016 6930 6 6840 52490025
Nov-2016 7200 7 7866 61873956
Des-2016 6840 8 7380 59721984
Jan-2017 7866 9 4688 29214025
Feb-2017 7380 10 7760 60217600
Mar-2017 4688 11 10560 136328976
Apr-2017 7760 12 8550 143280900
Mei-2017 10560 Total 94488 797774758
Jun-2017 8550 Rata-Rata 7874 66481229,83
Jumlah 94488
Rata-rata 7874 Dengan tingkat ketelitian 15%
Standar.Dev 2211,052 sehingga s = 0,15 dan tingkat keyakinan k =
1,65. Banyaknya data (N) sebesar 12. Maka
Data biaya persediaan untuk bahan didapatkan uji keseragaman data sebagai
baku produk AA-437 sebagai berikut : berikut :
𝑘 2
Pembelian material : Rp 10.925,00 per unit √𝑛𝛴𝑡 2 −(𝛴𝑡)2
N’ = [ 𝑠 ]
Biaya Pemesanan: Rp 200.000,00 per pesan 𝛴𝑡
Biaya Simpan : Rp 5.456,00 per unit/tahun 1,65 2
√12(797774758)−(94488)2
= 0,15
Faktor pengali dari nilai service level, N’ [ 94488
]
perusahaan mengasumsikan kepuasan user
sebanyak 95% maka berdasarkan ketentuan N’ = 8,75
nilai faktor pengalinya adalah 1,64 yang dapat Dari perhitungan di atas didapatkan
dilihat pada Tabel 4.2. bahwa N’< N maka dapat dikatakan bahwa
Tabel 4.2 Faktor pengali dari service level data pengamatan yang digunakan sudah cukup.
Service Level Faktor Pengali 4.2.2 Uji Autocorrelation dan Time Series
Plot
99,9% 3,09 Dalam menentukan metode peramalan
99,5% 2,58 apa yang dapat digunakan sebaiknya
melakukan uji autocorrelation dan time series
99% 2,33
plot terlebih dahulu. Uji autocorrelation dapat
97% 1,88 dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:
96% 1,75

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 137


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

didapatkan dari ketiga metode tersebut pada


Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasill Ringkasan Erorr
No. Metode Periode MAD MSE
1. Metode SEST 12 1449,839 5011490
2. Metode DEST 12 1671,852 5168480
3. Metode HWA 12 1250,061 4150003
Berdasarkan data diatas, metode
peramalan hyang dipilih adala metode Holt-
Winters Additive Algorithm dengan nilai MAD
sebesar 1250,061. Hasil peramalan metode ini
Gambar 2 Uji autocorrelation pada bahan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
baku produk AA-437 Tabel 4.5 Hasil peramlan metode HWA
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat Permintaan Peramalan (D)
bahwa nilai ACF berada diantara - Bulan
58371-BZ130 (AA-0437)
0.5<ACF<0.5 maka dengan data tersebut dapat
dilakukan peramalan dengan menggunakan Jul-2017 8847
time series. Sedangkan untuk time series plot Agu-2017 9114
dapat dilihat pada Gambar 4.2. Sep-2017 9381
Okt-2017 9648
Nov-2017 9916
Des-2017 10184
Jan-2018 10451
Feb-2018 10719
Mar-2018 10986
Apr-2018 11253
Mei-2018 11521
Jun-2018 11788
Jumlah 123808
Rata-rata 10317,33333
Gambar 3 Time series plot pada permintaan Standar.Dev 964,220
AA-437
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data Pada penelitian ini bertujuan untuk
teresebut berpola trend. Sehingga dapat mengetahui kuantitas pemesanan yang paling
dilakukan peramalan dengan metode yang ekonomis. Berikut merupakan perhitungan
sesuai. untuk bahan baku AA-0437 dengan
Metode yang digunakan dalam menggunakan metode EOQ :
pengendalian dalam mengoptimalkan
2xSxD
persediaan adalah : Q=√ H
Dalam melakukan perencanaan,
=
perusahaan perlu melakukan peramalan untuk
2 x 200000 x 123808
mengantisipassi dan merencanakan tindakan √
5456
untuk kedepannya. Berdasarkan peramalan
yang dilakukan dengan menggunakan software = 3013 unit
Minitab 16 denga melihat pola data maka Berikut ini merupakan perhitungan
digunakan 3 buah metode yaitu : metode frekuensi pengiriman bahan baku AA-437 :
𝐷 123808
Single Exponential Smoothing with Trand Fn = 𝑄 = 3013 = 42 kali/periode
(SEST), metode Deouble Exponential 248
Waktu siklus pemesanan = 42 = 6 hari
Smoothing with Trand (SEST) atau metode
Holt-Winters Additive Algorithm (HWA). Jadi berdasarkan jumlah perhitungan
Berikut merupakan data hasil ringkasan yang diatas di peroleh jumlah kuantitas pemesanan
bahan baku AA-437 yang paling ekonomis

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 138


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

sebesar 3013 unit dengan frekuensi pengiriman Dalam menentukan kebutuhan harian data
sembanyak 42 kali dalam satu tahun, dengan yang digunakan adalah data hasil peramalan.
waktu siklus pemesanan adalah 6 hari. Kebutuhan harian tersebut dapat dilakukan
2. Menentukan jumlah SafetyStock dengan menggunakan rumus :
Dalam menentukan Safety Stock perlu ∑ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛
d= ∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
diketahui nilai dari standar deviasi penggunaan
bahan baku dasar. Perusahaan telah Tabel 4.6 Jumla permintaan harian
mengasumsikan service level 95%. Sehingga Bulan Jumlah Hari Jumlah Permintaan
kemungkinan kehabisan persediaan sebesar Kerja Harian AA-437
5%. Jul-2016 15 590
Berikut ini merupakan perhitungan standar
deviasi untuk bahan baku AA-437 : Agu-2016 22 415
(𝑥−𝑥̅ )² Sep-2016 22 427
Std= √ = 964,22
𝑁−1 Okt-2016 22 439
Setelah didapatkan nilai standart 25 397
Nov-2016
deviasi maka dengan nilai lead time sebesar 1
hari Safety Stock dapat dihitung dengan rumus Des-2016 20 510
: Jan-2017 20 523
SS= Service Level x std x L Feb-2017 20 536
= (1,64 x 964,22x 1 )
= 1582 unit Mar-2017 20 550
3. Menentukan saat pemesanan kembali Apr-2017 20 563
atau Reoder Point Mei-2017 21 549
Menentukan jumlah dari ROP untuk
Jun-2017 21 562
bahan baku AA-437 sebagai berikut :
ROP = (demand harian x LT)+SS Jumlah 248 6061
= ( 505 x 1 ) + 1582 Rata-rata - 505
= 2087 unit
4. Menentukan Maximum Inventory (MI) Dengan mengetahui total kebutuhan
Pada bahan baku produk AA-437 tahunan dan kapasitas palet, selanjutnya dapat
didapatkan Maximum Inventory sebagai menghitung frekuensi pengiriman bahan baku
berikut : produk AA-437 :
MI = Q + SS ∑ 𝑓𝑏
= 3013 + 1582 Fp = 𝐾
= 4595 unit 123808
= 600
5. Menentukan Rata-rata tingkat
= 207 kali/tahun
Inventory (I)
Jumlah hari yang digunakan untuk 1
Pada bahan baku produk AA-437
kali pesan untuk bahan baku produkAA-437
didapatkan rata-rata tingkat Inventory sebagai
sebagai berikut :
berikut : ∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
1 Produk AA-437 = 𝑓𝑝 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
I = SS + (Q x 2)
248
1 = 207
= 1582 + (3013 x 2 )
= 3088 unit = 1,312
Pada perhitungan metode Kanban Waktu kirim (Wk) untuk semua
menggunakan sistem Kanban pemasok. produk adalah sebagai berikut :
Kanban adalah kartu perintah atau sistem Dengan 1 hari = 8 jam kerja = 8 x 60’ = 480’
komunikasi yang digunakan untuk melakukan Untuk waktu tempuh dari lokasi
kuantitas pemesanan sesuai dengan kapasitas supplier menuju lokasi perusahaan = 3 jam = 3
persediaan yang dibutuhkan untuk x 60’ = 180’
180′
menghasilkan suatu produk. Pada metode ini Wk = 480′ = 0,375
menuntut adanya ketepatan waktu dan jumlah Setelah mengetahui waktu pesan dan
persediaan guna menghindari penumpukan waktu kirim maka didapatkan siklus
persediaan di gudang. pemesanan bahan baku produk AA-347 :

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 139


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

||𝐴|| Menentukan TIC untuk bahan baku produk


c= 𝐵
||1,312−0,375||
AA-437 :
= DxS
TIC = (D x P) + ( Q ) + (I x H)
1
= 1 hari
= (123808 x 10.925) +
Untuk menentukan waktu siklus 123808 x 200.000
dibutuhkan waktu pemuatan barang ke palet ( 600
)
+ (410 x 22)
(C) adalah 30 menit dibagi jumlah waktu = Rp 1.396.108.693,00
kerja yaitu 480 menit. Sehingga didapatkan 3. Total Inventory Cost untuk metode di
Wp bahan baku produk AA-437 : perusahaan
Wp = c x C Menentukan TIC untuk bahan baku
30′ produk AA-437 :
= 1 𝑥 480′
DxS
= 0,0625 hari TIC = (D x P) + ( Q ) + (I x H)
Penentuan koefesien pengaman telah = (123808 x 10.925) +
ditentukan perusahaan sebesar 5%. 123808 x 200.000
( )
+ (764 x 22)
Menentukan jumlah kartu Kanban 900
untuk masing-masing produk dengan rumus = Rp 1.380.132.097,00
sebagai berikut : Berikut merupakan hasil perhitungan
Pada produk AA-437 : Total Inventory Cost untuk bahan baku produk
𝑑 𝑥 (𝑐+𝑊𝑝+𝑎) AA-437 yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
N= 𝐾 Tabel 4.7 TIC untuk produk AA-0437
505𝑥 (1 +0,0625+0,05)
= 58371-BZ130 (AA-0437)
600
= 0,937 ≈ 1 kartu Kanban EOQ Kanban Perusahaan
Jumlah pemasanan adalah jumlah kuantutas
Rp 1.377.668.782 Rp 1.396.108.693 Rp 1.380.132.097
pemesanan = 1 x 600
= 600 unit Berdasarkan hasil perhitungan ini
Pada bahan baku produk AA-437 maka dapat dinyatakan bahwa metode EOQ
didapatkan Safety Stock dan rata-rata paling baik dibandingkan metode Kanban
tingkat Inventory sebagai berikut : mapun metode yang ada diperusahaan. Hal ini
SS = Service Level x std x L dapat dilihat pada biaya pesan bahan baku
= 1,64 x 67 x 1 produk AA-437 dengan frekuensi pemesanan
= 110 unit sebanyak 42 kali maka total biaya per periode
1
I = SS + (Q x 2) Rp 8.400.000,00. Sedangkan untuk metode
1 Kanban frekuensi pemesanan sebanyak 207
= 110 + ( 600 x 2 )
kali maka total biaya per periode Rp
= 410 unit 41.400.000.
Setelah mengetahui Inventory rata-rata dan Dengan menggunakan metode EOQ
kuantitas pemesanan tiap masing- dapat diperoleh kuantitas pemesanan paling
masing metode, maka dapat ekonomis untuk bahan baku produk AA-437
menghitung Total Inventory Cost sebesar 3013 unit, Safety Stock 1582 unit, ROP
(TIC) untuk metode EOQ, metode sebesar 2087 unit, maximum inventory sebesar
Kanban dan metode yang ada 4595 unit dan rata-rata tingkat inventory
diperusahaan. sebesar 3088 unit. Degan adanya titik
1. Total Inventory Cost untuk metode pemesanan kembali dan diketahuinya
EOQ persediaan pengaman yang optimal maka dapat
Menentukan TIC untuk bahan baku mengantisipasi kekosongan bahan baku jikat
produk AA-437 : terjadi keterlambatan bahan baku. Sedangkan
DxS
TIC = (D x P) + ( Q ) + (I x H) dengan menggunakan metode Kanban dapat
= (123808 x 10.925) + diketahui untuk komponen porduk AA-437
123808 x 200.000 memerlukan 1 kartu Kanban dengan kuantitas
( 3013
)
+ (3088 x 22) pemesanan sebesar 600 unit, Safety stock
= Rp 1.377.668.782,00 sebesar 110 unit dan rata-rata tingkat Inventory
2. Total Inventory Cost untuk metode sebesar 410 unit.
Kanban Pada Total Inventory Cost, untuk
metode yang ada diperusahaan menghasilkan

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 140


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

TIC sebesar Rp 1.380.132.097,00. Dari d. Persediaan pengaman apabila


perhitungan Total Inventory Cost, apabila menggunakan metode EOQ sebesar
menerapkan metode EOQ maka didapatkan 1582 unit sedangkan menggunakan
TIC sebesar Rp 1.377.668.782,00, apabila metode Kanban sebesar 110 unit.
perusahaan memilih metode Kanban e. Rata-rata tingkan persediaan apabila
makadidapatkan TIC sebesar Rp menggunakan metode EOQ adalah
1.396.108.693,00. Dari metode EOQ, metode 3088 unit, sedangkan menggunakan
Kanban, dam metode yang ada diperusahaan metode Kanban adalah 410 unit.
dapat dilihat bahwa yang memberikan nilai Setelah dilakukan perhitungan dengan
Total Inventory Cost minumum untuk bahan menggunakan metode pengendalian
baku produk AA-437adalah metode EOQ. persediaan yaitu metode EOQ dan metode
Apabila metode EOQ ini diterapkan Kanban pada PT Adyawinsa Stamping
diperusahaan maka dapat menghemat sebesar Industries, maka penulis mengajukan saran
Rp 2.463.315,00. Sedangkan untuk metode yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
Kanban dan metode yang ada diperusahaan dalam kebijakan pengadaan bahan baku
dari Total Inventory Cost menunjukkan bahwa produk AA-437. Adapun saran-saran
metode di perusahan lebih baik diterapkan tersebut adalah sebagai berikut:
daripada metode Kanban. Hal ini dapat a. Perusahaan sebaiknya meninjau
mengendalikan persediaan pada gudang bahan kembali kuantitas pemesanan yang
baku agar tidak terjadi kekurangan stock, akan ekonomis agar tidak terjadi kelebihan
tetapi apabila perusahaan menerapkan metode maupun kekurangan stock.
EOQ, maka diperlukan perluasan area gudang b. Perusahaan sebaiknya meninjau
bahan baku atau mengatur dan menyusun kembali waktu pemesanan bahan baku
kembali penempatan bahan baku, untuk agar tidak terjadi keterlambatan pada
menampung persediaan tambahan tiap saat memporduksi.
komponen. c. Perusahaan sebaiknya mengatur
penempatan atau penyusunan gudang
5. KESIMPULAN bahan baku untuk menanggulangi
Berdasarkan pengolahan data dan analisis hasil stock tambahan, sehingga pada saat
yang telah dilakukan, dapat diambil stock dibutuhkan maka proses
kesimpulan sebagai berikut: produksi tidak terganggu.
a. Frekuensi pembelian bahan baku d. Beberapa kekurangan yang terdapat
apabila menggunakan metode EOQ dalam penelitian ini diharapkan dapat
adalah 42 kali dengan kuantitas dikembangkan lebih lanjut melalui
pemesanan sebesar 3013 unit, penelitian-penelitian selanjutnya.
sedangkan menggunakan metode
Kanban adalah 207 kali dengan DAFTAR PUSTAKA
kuantitas pemesanan sebesar 600 unit. Assauri, Sofyan, 1999, Manajemen Produksi
b. Metode EOQ memberikan kuantitas dan Operasi, LPFE-UI : Jakarta.
pemesanan yang paling optimal Griffin, Ricky W, 2004, Manajemen. Erlangga
dengan mengeluarkan biaya per : Jakarta.
periode pada bahan baku produk AA- Heizer, Jay dan Barry Render, 20011,
437 sebesar Rp 1.377.668.782,00 Operations Management, Buku 1 edisi
sedangkan untuk metode Kanban ke Sembilan, Salemba empat: Jakarta
sebesar Rp 1.396.108.693,00. Herjanto, Eddy, 2009, Sains Manajemen –
c. Apabila metode EOQ ini diterapkan Analisis Kuantitatif untuk Pengambilan
diperusahaan maka penghematan Keputusan, Grasindo : Jakarta.
untuk bahan baku produk AA-437 Mahardhika Arga, dkk., 2013, “Analisis
sebesar Rp 2.463.315,00. Sedangkan Perbandingan Pengendalian dengan
perbandingan metode Kanban dan Pendekatan Metode Economic Order
metode yang ada diperusahaan dari Quantity dan Metode Kanban”, Student
Total Inventory Cost menunjukkan Journal, Hal.454-463 vol. 10,
bahwa metode di perusahan lebih baik jrmsi.studentjournal.ub.ac.id (diakses
diterapkan daripada metode Kanban. pada 27 Juli 2017 pukul 12.48 WIB).

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 141


Jurnal OPSI Vol 10 No 2 Desember 2017 ISSN 1693-2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Margaretha, Farah, 2007, Manajemen


Keuangan bagi Industri Jasa, Grasindo :
Jakarta.
Nasution, A. H., dan Prasetyawan, Y, (2008),
Perencanaan & Pengendalian
Produksi, Edisi Pertama, Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Prawirosentono, 2005, Riset Operasi Dan
Ekonofisika. Penerbit PT Bumi Aksara:
Jakarta.
Margaretha, Farah, 2007, Manajemen
Keuangan bagi Industri Jasa, Grasindo :
Jakarta.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 142

Anda mungkin juga menyukai