Anda di halaman 1dari 9

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 207

PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK CANGKANG TELUR SEBAGAI


BAHAN SUBSTITUSI SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN
PADA BATAKO
Oleh: Lilis Indriani1), dan Desy Triana2)

Zaman semakin maju dan berkembang, iptek memberikan pengaruh besar bagi seluruh aspek
kehidupan. Salah satunya adalah teknologi konstruksi yang sudah semakin maju. Penggunaan batako
sebagai bahan bangunan pembuat dinding sudah sangat populer untuk masyarakat di Indonesia
sampai dengan saat ini. Proses pembuatan batako tidak lepas dari reaksi-reaksi kimia yang terjadi,
terutama dalam proses pemakaian bahan dasar berupa semen. Berdasarkan hasil penelitian
menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada proses produksi semen sangat besar.
sehingga perlu dicoba untuk menggunakan material alternatif seperti cangkang atau kulit telur
sebagai material substitusi pada semen dalam campuran batako, sehingga dapat mengurangi
pemakaian semen dan diharapkan dapat mengurangi sampah.
Sifat yang paling penting dari batako adalah kuat tekannya. Kuat tekan tersebut biasanya
berhubungan dengan sifat-sifat lain, maksudnya bila kuat tekan batako tinggi maka sifat-sifat lainnya
juga baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penambahan bubuk cangkang telur pada
campuran batako dapat meningkatkan kuat tekan batako.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium. Benda uji berupa batako
dengan ukuran 40 cm × 10 cm × 14 cm, dengan 4 variasi campuran yaitu batako tanpa bubuk
cangkang telur (BN), batako dengan bubuk cangkang telur 10% (BC10), 20% (BC20), dan 30%
(BC30), masing-masing variasi campuran terdiri dari 3 sampel, sehingga total benda uji sebanyak 12
buah. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur batako 7 hari setelah pembuatan, dan dikonversi ke
umur batako 28 hari.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa peningkatan kuat tekan batako terjadi
pada penambahan bubuk cangkang telur sebesar 10% sebagai substitusi semen dengan kuat tekan
20,759 kg/cm2 (7 hari) dan 30,5355 kg/cm2 (28 hari), selanjutnya pada penambahan bubuk cangkang
telur sebesar 20% dan 30% terjadi penurunan kuat tekan batako. Dengan menggunakan analisis
regresi polynomial pangkat dua, maka diperoleh kuat tekan batako optimum yaitu pada penambahan
bubuk cangkang telur sebesar 14% dengan kuat tekan 18,896 kg/cm 2 (7 hari) dan 27,795 kg/cm 2 (28
hari).

Kata Kunci: Batako, Bubuk Cangkang Telur, Uji Kuat Tekan Batako

PENDAHULUAN Selain itu, ketersediaan material alam untuk


konstruksi sangatlah terbatas, di lain pihak
Latar Belakang
permintaan akan material tersebut terus
Penggunaan batako sebagai bahan bangunan meningkat, sehingga perlu dicoba untuk
pembuat dinding sudah sangat populer untuk menggunakan material alternatif seperti
masyarakat di Indonesia sampai dengan saat memanfaatkan limbah yang sudah terbuang
ini. Proses pembuatan batako tidak lepas dari sebagai material konstruksi yang ramah
reaksi-reaksi kimia yang terjadi, terutama lingkungan. Salah satu alternatif yang dicoba
dalam proses pemakaian bahan dasar berupa adalah cangkang atau kulit telur sebagai
semen. Akhir-akhir ini penggunaan semen material substitusi pada semen dalam
mulai dikritik, karena berdasarkan hasil campuran batako, sehingga dapat
penelitian menyatakan bahwa emisi gas mengurangi pemakaian semen dan
rumah kaca yang dihasilkan pada proses diharapkan dapat mengurangi sampah.
produksi semen sangat besar.
____________________________
1) Lilis Indriani, S.T., M.T. adalah staf pengajar di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Darwan Ali
2) Desy Triana, S.T. adalah staf di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Darwan Ali

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 208

1. Mengetahui persentase bubuk cangkang


Telur yang sudah diolah menjadi bahan
telur sebagai bahan substitusi semen yang
makanan, cangkang atau kulit telurnya tentu
digunakan untuk memperoleh kuat tekan
sudah tidak terpakai lagi. Masyarakat
optimum.
umumnya membuang limbah cangkang telur
2. Memanfaatkan limbah cangkang telur
tersebut tanpa memanfaatkannya terlebih
untuk bidang konstruksi yaitu sebagai
dahulu, padahal cangkang telur memiliki
bahan substitusi semen yang ditambahkan
banyak kegunaan bagi manusia. Di Indonesia
pada campuran batako.
produksi cangkang telur akan terus berlimpah
3. Sebagai salah satu wacana ilmu
selama telur diproduksi di bidang peternakan
pengetahuan dan menambah wawasan
serta digunakan di restoran, pabrik roti dan
khususnya pada bahan batako.
mie sebagai bahan baku pembuatan
4. Dapat mengatasi masalah lingkungan
makanan. Di dalam cangkang telur ayam
yaitu pengurangan limbah cangkang telur.
terkandung logam mineral anorganik yang
berupa Kalsium (Ca). Cangkang telur yang Batasan Masalah
sudah dijadikan bubuk diolah sebagai bahan
Agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai
substitusi semen dalam pembuatan batako,
dengan tujuannya, maka penelitian ini
untuk memperoleh batako ramah lingkungan
menggunakan anggapan dan batasan
dengan kuat tekan optimum yang memenuhi
masalah sebagai berikut:
syarat.
1. Pada penelitian ini yang ditinjau kuat tekan
Rumusan Masalah
produk.
Dari latar belakang masalah yang dipaparkan 2. Perbandingan campuran batako normal
di atas, maka didapat rumusan masalah yaitu Pasir (75%); Semen (20%); Air
sebagai berikut: (5%).
3. Variasi penambahan bubuk cangkang telur
1. Berapa besar kuat tekan batako jika
pada campuran batako yaitu sebesar
menggunakan bahan substitusi semen
10%, 20%, dan 30% terhadap berat
yang berupa bubuk cangkang telur
semen.
dibandingkan dengan batako normal?
4. Semen yang dipakai adalah semen
2. Adakah manfaat lain dari limbah cangkang
Portland (PC) tipe I merk Gresik kemasan
telur selain untuk pertanian, kecantikan,
40 kg.
kesehatan dan kesenian?
5. Cangkang telur yang digunakan adalah
Tujuan Penelitian cangkang telur ayam negeri yang berasal
dari limbah/sampah di Kota Kuala
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
Pembuang.
penelitian ini sebagai berikut:
6. Agregat yang dipakai berupa agregat
1. Untuk mengetahui kuat tekan batako halus yang gradasi pasirnya memenuhi
dengan variasi penambahan bubuk syarat menurut Spesifikasi Bahan
cangkang telur sebagai bahan substitusi Bangunan bagian A (SK SNI S-04-1989-
semen dibandingkan dengan batako F) yang diambil dari Desa Pematang
normal. Panjang Kabupaten Seruyan.
2. Untuk mengetahui kuat tekan optimum 7. Air yang digunakan adalah air bersih
pada batako dengan penambahan variasi yang memenuhi syarat air minum
campuran menggunakan metode analisis seperti air PDAM, berasal dari Kuala
regresi polynomial pangkat dua. Pembuang.
3. Untuk menghasilkan batako ramah 8. Benda uji batako berukuran panjang 400
lingkungan, dengan menambahkan mm, lebar 100 mm dan tebal 140 mm
material berupa bubuk cangkang telur sebanyak 3 buah untuk masing-masing
yang disubstitusi ke dalam semen. variasi.
9. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur
Manfaat Penelitian
7 hari setelah pembuatan benda uji.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini 10. Tinjauan kimia, pengaruh suhu, angin,
sebagai berikut: kelembaban udara tidak dibahas pada
penelitian ini.

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 209

TINJAUAN PUSTAKA digunakan untuk menentukan kuatnya atau


derajat hubungan linier antara dua variabel
Batako merupakan beton tanpa agregat kasar
atau lebih. Korelasi dilambangkan dengan r
yang disusun oleh semen, air dan agregat
dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
halus saja. Batako yang diproduksi, bahan
harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya
bakunya terdiri dari pasir, semen dan air
korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak
dengan perbandingan 75:20:5. Sebelum
ada korelasi, dan r = 1 artinya korelasinya
pembuatan batako, bahan-bahan
sangat kuat. Analisis korelasi sederhana
penyusunnya terlebih dulu melalui tahap
dengan bentuk “Korelasi Pearson”
pengujian, seperti analisis saringan pada pasir
menggunakan rumus sebagai berikut:
untuk mendapatkan gradasi pasir yang baik.
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran
butiran dari agregat. Semakin banyak agregat n n

halus yang lolos saringan dengan nomor n xi yi   xi  yi


saringan terkecil maka uji kehalusan agregat ryx  i 1 i 1

 n 2  n    n 2  n 2 
2
semakin baik. n xi    xi   n yi    yi  
Selain ketiga bahan penyusun batako, untuk  i 1  i 1    i 1  i 1  
mendapatkan variasi yang berbeda maka
ditambahkan dengan bubuk cangkang telur. ...........(2)
Batako yang dibuat selanjutnya dilakukan
pengujian kuat tekan. Kuat tekan adalah
di mana r adalah nilai koefisien korelasi,
besarnya beban persatuan luas yang
∑ x adalah jumlah pengamatan variabel x,
menyebabkan benda uji batako hancur bila
∑ y adalah jumlah pengamatan variabel
dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang
y, ∑ xi × yi adalah jumlah perkalian variabel
dihasilkan oleh mesin tekan (SNI 03-1974-
x dan y, (∑ x2) adalah jumlah kuadrat dari
1990). Hasil dari pengujian kuat tekan di
pengamatan variabel x, (∑ x)2 adalah jumlah
laboratorium dianalisis dengan menggunakan
kuadrat dari jumlah pengamatan variabel x,
metode regresi polynomial pangkat dua, yaitu
(∑ y2) adalah jumlah kuadrat dari
model regresi linier yang dibentuk dengan
pengamatan variabel y, (∑ y)2 adalah jumlah
menjumlahkan pengaruh masing-masing
kuadrat dari jumlah pengamatan variabel y,
variabel prediktor (X) yang dipangkatkan
n adalah jumlah pasangan pengamatan x dan
meningkat sampai orde ke-m. Secara umum,
y.
model regresi polynomial ditulis dalam
bentuk:
Koefisien determinasi digunakan untuk
melihat seberapa besar variabel-variabel
independent secara bersama mampu
memberikan penjelasan mengenai variabel
di mana adalah variabel respons, dependent di mana nilai r2 berkisar antara 0
adalah intersep, adalah sampai 1 (0≤r2≤1). Koefisien determinasi
koefisien regresi, dan adalah variabel adalah kuadrat koefisien korelasi yang
predictor. menyatakan besarnya presentase perubahan
y yang bisa diterangkan oleh x melalui
Dari hasil analisis regresi polynomial pangkat hubungan y dan x. Rumus yang digunakan
dua, diperoleh persamaan baru yang dapat untuk mencari nilai koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui kuat tekan adalah r2 × 100%. Karena sudah diketahui
optimum pada batako dengan penambahan bahwa 0 ≤ r2 ≤ 1, maka koefisien
variasi campuran. determinasi tidak pernah negatif dan paling
besar sama dengan 1. Dalam penggunaannya
Data hasil pengujian kuat tekan dari koefisien determinasi dinyatakan dalam
Laboratorium diolah kembali dengan analisis bentuk persen (%).
korelasi dan determinasi untuk mengetahui
hubungan antara variabel X (variasi benda uji)
dengan variabel Y (kuat tekan benda uji).
Analisis korelasi adalah metode statistika yang

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 210

menggunakan perbandingan komposisi untuk


batako normal (75:20:5) maka dapat dihitung
berat batako normal yang dijadikan sebagai
acuan untuk perhitungan selanjutnya. Setelah
mendapat berat batako normal, selanjutnya
menghitung komposisi batako dengan
perbandingan semen, pasir, air dan bubuk
cangkang telur yang seimbang. Maka akan
didapat komposisi bahan yang diperlukan
sesuai dengan jumlah benda uji. Benda uji
dibuat dengan menggunakan mesin press
batako. Dalam penelitian ini akan dilakukan
mix design untuk mendapatkan batako mutu
tinggi, dengan menggunakan bubuk cangkang
telur sebagai campuran semen. Hasil mix
design selanjutnya dibuat benda uji dengan
balok ukuran 40 cm × 10 cm × 14 cm,
dengan 4 variasi campuran yaitu batako tanpa
bubuk cangkang telur (BN), batako dengan
bubuk cangkang telur 10% (BC10), 20%
(BC20), dan 30% (BC30), masing-masing
variasi campuran terdiri dari 3 sampel,
sehingga total benda uji sebanyak 12 buah.
Batako-batako tersebut diuji kuat tekannya
dengan menggunakan mesin uji tekan di
laboratorium. Pembebanan dilakukan secara
perlahan sampai batako mengalami
kehancuran. Pengujian kuat tekan terhadap
benda uji dilakukan untuk mengetahui
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian seberapa kuat benda uji tersebut menahan
Dalam penelitian ini diperlukan beberapa data tekanan yang diberikan. Dapat dihitung
yang digunakan sebagai dasar. Data tersebut dengan persamaan berikut ini:
dapat berupa data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh
melalui pengamatan yang dilakukan langsung
di lapangan, sedangkan data sekunder adalah di mana P adalah beban maksimum (kg), A
data yang diperoleh dari literatur atau adalah luas penampang (cm2).
penelitian sebelumnya.
Seluruh data yang diperoleh dari pengujian di
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini laboratorium dimasukkan ke dalam tabel,
adalah kemudian dibuat kurva/grafik untuk
1. Semen Portland (PC) type I merk Gresik. mengetahui nilai kuat tekan batako optimum
2. Agregat halus (pasir) dari Desa Pematang pada umur batako 7 dan 28 hari untuk
Panjang, Kabupaten Seruyan. masing-masing variasi campuran batako.
3. Air dari PDAM Kuala Pembuang. Selanjutnya data tersebut diolah lagi dengan
4. Bahan tambahan Bubuk Cangkang Telur menggunakan metode regresi polynomial
dari limbah/sampah di Kota Kuala pangkat dua, sehingga diperoleh persamaan
Pembuang Kabupaten Seruyan. regresi yang dapat digunakan untuk
mengetahui kuat tekan batako yang
Sedangkan peralatan yang digunakan pada berdasarkan pada variasi campuran.
penelitian ini adalah saringan, blender, talam, Analisis data berikutnya yang digunakan
timbangan digital, bak air, mesin molen, dalam penelitian ini adalah melalui statistik
mesin cetak batako, mesin uji tekan, alat tulis, korelasi dan determinasi yang menunjukan
gelas ukur, sendok semen, keranjang, dan seberapa besar tingkat hubungan suatu
peralatan pendukung lainnya. Jika variabel X (variasi benda uji) dengan variabel

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 211

Y (kuat tekan benda uji). Data yang diperoleh Batako yang digunakan berukuran 40 cm ×
dari pengujian di Laboratorium kemudian 10 cm × 14 cm dan bagian atas batako
diolah dan dianalisis lagi sampai pada memiliki 3 buah lubang yang berbentuk elips
penarikan suatu kesimpulan. berukuran 8 cm × 4 cm.
Berdasarkan perhitungan, maka diperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah kebutuhan bahan untuk membuat 1
Hasil Pengujian Bahan buah batako, seperti berikut ini:
Hasil Pengujian Semen Portland Tabel 1. Komposisi Campuran Bahan Untuk 1
Batako
Pengujian semen tidak dilakukan, karena
semen yang digunakan adalah jenis semen
type PPC (Portland Pozzolan Cement). Pada
semen ini tidak dilakukan pengujian karena
dianggap sudah melalui quality kontrol yang
ketat dari pabrik dan dapat dilihat secara
visual, yaitu tidak menggumpal.
Hasil Pengujian Agregat Halus Sumber: Hasil Perhitungan (2014)

Hasil pengujian agregat halus menunjukkan Hasil Pengujian Kuat Tekan Batako
bahwa pasir yang digunakan pada penelitian Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat
ini termasuk ke dalam jenis pasir halus (zona benda uji berumur 7 hari dan dikonversi pada
IV). umur 28 hari dengan menggunakan mesin uji
Hasil Pengujian Kualitas Air tekan untuk mendapatkan beban maksimum
yaitu beban pada saat batako hancur ketika
Air yang digunakan adalah air PDAM Kuala menerima beban tersebut.
Pembuang yang sudah melalui pengujian
kualitas di laboratorium penguji Labkesda Nilai kuat tekan hasil pengujian untuk masing-
(Laboratorium Kesehatan Daerah) Kabupaten masing benda uji yaitu batako normal (BN),
Kotawaringin Timur. Dengan adanya hasil batako dengan substitusi bubuk cangkang
pengujian kualitas air di laboratorium, maka telur 10% (BCK10%), batako dengan
dapat dipastikan bahwa air PDAM yang substitusi bubuk cangkang telur 20%
digunakan dalam penelitian ini tergolong (BCK20%), dan batako dengan substitusi
aman, karena tidak terdapat kandungan bubuk cangkang telur 30% (BCK30%) dapat
bahan yang dapat merusak batako seperti dilihat pada tabel dan grafik berikut ini.
yang dijelaskan dalam PBI 1971. Tabel 2. Nilai Kuat Tekan Batako
Perhitungan Rencana Camp
Batako yang digunakan berukuran 40 cm ×
10 cm × 14 cm dan bagian atas batako
memiliki 3 buah lubang yang berbentuk elips
berukuran 8 cm × 4 cm.

Gambar 2. Batako ukuran 40cm × 10cm ×


14cm Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium (2014)

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 212

Dari data hasil pengujian pada tabel 2, maka telur pada campuran batako untuk
dapat dibuat grafik hubungan antara kuat memperoleh kuat tekan optimum. Hasil
tekan batako dengan umur pengujian sebagai analisis kuat tekan dari perhitungan yang
berikut. menggunakan persamaan regresi polynomial
pangkat dua dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3. Hasil Perhitungan

Gambar 3. Grafik Nilai Kuat Tekan Batako


untuk Masing-masing Variasi
Campuran Bahan
Dari tabel dan grafik tersebut dapat dilihat
hubungan antara kuat tekan dengan umur
benda uji batako. Nilai kuat tekan benda uji
tersebut diambil pada umur batako 7 hari dan
28 hari. Pada grafik di atas dapat diketahui
kuat tekan rata-rata batako normal (BN) pada
umur 7 hari adalah 14,208 kg/cm2, sedangkan
untuk kuat tekan rata-rata dari ketiga variasi
campuran batako (BCK10%, BCK20%, dan Sumber: Hasil Perhitungan (2014)
BCK30%) yang memiliki kuat tekan tertinggi Dari tabel di atas dapat diketahui untuk
yaitu batako dengan substitusi cangkang telur perhitungan kuat tekan dengan menggunakan
10% yaitu 20,758 kg/cm2 pada umur batako 7 analisis regresi polynomial pangkat dua dapat
hari. Selanjutnya untuk kuat tekan rata dilihat kuat tekan batako untuk berbagai
batako normal (BN) pada umur 28 hari adalah variasi campuran batako. Mulai dari batako
20,9005 kg/cm2, sedangkan untuk kuat tekan normal sampai dengan substitusi bubuk
rata-rata dari ketiga variasi campuran batako cangkang telur sebanyak 50%. Diketahui
(BCK10%, BCK20%, dan BCK30%) yang bahwa pada penambahan bubuk cangkang
memiliki kuat tekan tertinggi yaitu batako telur sebesar 14% pada campuran batako
dengan substitusi cangkang telur 10% yaitu yang digunakan sebagai substitusi semen
30,5355 kg/cm2 pada umur batako 28 hari. terjadi peningkatan kuat tekan optimum pada
Regresi Polynomial Pangkat Dua batako yaitu sebesar 18,896 kg/cm2,
sedangkan untuk penambahan bubuk
Regresi Polynomial Batako Pada Umur 7 Hari cangkang telur sebesar 15% sampai 50%
Data hasil pengujian kuat tekan dari pada campuran batako menyebabkan
laboratorium diolah kembali dengan penurunan terhadap kuat tekan.
menggunakan metode regresi polynomial Regresi Polynomial Batako Pada Umur 28 Hari
pangkat dua untuk menghasilkan persamaan
baru yang dijadikan pedoman untuk Pada perhitungan regresi polynomial pangkat
perhitungan selanjutnya. Pada perhitungan dua didapat sebuah persamaan yaitu: σ =
21,9670 + 0,8403 X –0,0303 X . Dari
2
regresi polynomial pangkat dua didapat
sebuah persamaan yaitu: σ = 14,933 + persamaan tersebut maka dapat digunakan
0,5713 – 0,0206 X . Dari persamaan tersebut
2
untuk mengetahui persentase penambahan
maka dapat digunakan untuk mengetahui bubuk cangkang telur pada campuran batako
persentase penambahan bubuk cangkang untuk memperoleh kuat tekan optimum. Hasil

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 213

analisis kuat tekan dari perhitungan yang Data hasil pengujian kuat tekan dari
menggunakan persamaan regresi polynomial laboratorium diolah kembali dengan analisis
pangkat dua dapat dilihat pada tabel berikut korelasi dan determinasi untuk mengetahui
ini. hubungan antara variabel X (variasi benda uji)
dengan variabel Y (kuat tekan benda uji).
Tabel 4. Hasil Perhitungan Berdasarkan hasil analisis pada umur batako 7
hari maka diperoleh nilai korelasi sebesar
-0,19551.
Nilai korelasi sebesar -0,19551
menggambarkan bahwa antara penambahan
variasi benda uji dengan kuat tekan
mempunyai hubungan negatif. Nilai korelasi
yang negatif tersebut memperlihatkan
adanya hubungan yang berlawan antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
yaitu jika semakin banyak penambahan bubuk
cangkang telur pada campuran benda uji,
maka nilai kuat tekannya akan semakin turun.
Dari perhitungan korelasi tersebut, maka
dapat diketahui nilai koefisien determinasi
adalah 0,038226.
Nilai uji determinasi (R) yang diperoleh
adalah 0,038226, menunjukkan bahwa
penurunan kuat tekan batako ditentukan oleh
penambahan variasi campuran benda uji
(penambahan bubuk cangkang telur) sebesar
Sumber: Hasil Perhitungan (2014) 3,8226%, sisanya 96,1774% ditentukan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Dari tabel di atas dapat diketahui untuk
perhitungan kuat tekan dengan menggunakan
Korelasi dan Determinasi 28 Hari
analisis regresi polynomial pangkat dua dapat Berdasarkan hasil analisis pada umur batako
dilihat kuat tekan batako untuk berbagai 28 hari maka diperoleh nilai korelasi sebesar -
variasi campuran batako. Mulai dari batako 0,19544.
normal sampai dengan substitusi bubuk
Nilai korelasi sebesar -0,19544
cangkang telur sebanyak 50%. Diketahui
menggambarkan bahwa antara penambahan
bahwa pada penambahan bubuk cangkang
variasi benda uji dengan kuat tekan
telur sebesar 14% pada campuran batako
mempunyai hubungan negatif. Nilai korelasi
yang digunakan sebagai substitusi semen
yang negatif tersebut memperlihatkan
terjadi peningkatan kuat tekan optimum pada
adanya hubungan yang berlawan antara
batako yaitu sebesar 27,795 kg/cm2,
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
sedangkan untuk penambahan bubuk
yaitu jika semakin banyak penambahan bubuk
cangkang telur sebesar 15% sampai 50%
cangkang telur pada campuran benda uji,
pada campuran batako menyebabkan
maka nilai kuat tekannya akan semakin turun.
penurunan terhadap kuat tekan.
Dari perhitungan korelasi tersebut, maka
Hasil dari analisis regresi polynomial pangkat dapat diketahui nilai koefisien determinasi
dua menunjukkan bahwa semakin besar adalah 0,038196.
persentase penambahan bubuk cangkang
Nilai uji determinasi (R) yang diperoleh
telur sebagai substitusi semen pada campuran
adalah 0,038196, menunjukkan bahwa
batako akan mengakibatkan penurunan kuat
penurunan kuat tekan batako ditentukan oleh
tekan batako.
penambahan variasi campuran benda uji
Analisis Korelasi dan Determinasi (penambahan bubuk cangkang telur) sebesar
3,8196%, sisanya 96,1804% ditentukan oleh
Korelasi dan Determinasi 7 Hari
variabel lain yang tidak diteliti.

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 214

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Kesimpulan Berikut beberapa saran yang dapat dijadikan
Dari hasil pengujian kuat tekan di pedoman dan acuan pada penelitian-
laboratorium, analisis data, dan pembahasan, penelitian selanjutnya agar menjadi lebih baik
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan lagi, antara lain:
sebagai berikut:
1. Pada pembuatan batako dengan
1. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan di menggunakan bahan tambahan bubuk
laboratorium maka diperoleh nilai kuat
tekan rata-rata batako pada umur 7 dan 2. cangkang telur sebaiknya dilakukan
28 hari untuk masing-masing variasi beberapa modifikasi seperti penambahan
campuran benda uji. Pada umur batako 7 bahan lain, misalnya abu sekam padi yang
hari nilai kuat tekannya adalah batako lebih banyak mengandung silika agar
normal (BN) 14,208 kg/cm2, batako mendapatkan kuat tekan batako optimum.
dengan substitusi bubuk cangkang telur 3. Kontrol dalam pembuatan, perawatan dan
10% (BCK10%) 20,759 kg/cm2, batako pengujian benda uji lebih ditingkatkan
dengan substitusi bubuk cangkang telur agar memberikan hasil yang lebih baik.
20% (BCK20%) 15,950 kg/cm 2, dan
batako dengan substitusi bubuk cangkang 4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
telur 30% (BCK30%) 14,253 kg/cm2. modifikasi penggunaan bahan tambahan
Selanjutnya untuk nilai kuat tekan rata- lain pada campuran batako yang berupa
rata batako pada umur 28 hari adalah limbah agar dapat membantu mengurangi
batako normal (BN) 20,9005 kg/cm2, pencemaran lingkungan.
batako dengan substitusi bubuk cangkang
telur 10% (BCK10%) 30,5355 kg/cm2, DAFTAR PUSTAKA
batako dengan substitusi bubuk cangkang Ahmad, A., Abdur, R. 2013. “Semen Limbah
telur 20% (BCK20%) 23,4625 kg/cm2, dan Cangkang Telur Ramah Lingkungan”.
batako dengan substitusi bubuk cangkang Harian RONA, tanggal 28 Agustus 2013.
telur 30% (BCK30%) 20,9679 kg/cm2.
Himnil, Khusna. 2012. Analisis Kandungan
2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan Kimia dan Pemanfaatan Sludge Industri
menggunakan metode regresi polynomial Kertas Sebagai Bahan Pembuatan
pangkat dua maka diperoleh nilai kuat Batako. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas
tekan batako pada umur 7 dan 28 hari MIPA Universitas Negeri Semarang.
untuk masing-masing variasi campuran
benda uji mulai dari batako normal sampai Murwani, W.N. 2011. Tinjauan Kuat Tekan
dengan batako dengan substitusi bubuk
Beton Mutu Tinggi Berserat baja dengan
cangkang telur 50%. Kuat tekan optimum Menggunakan Filler Nanomaterial.
Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
terjadi pada penambahan bubuk cangkang
telur sebesar 14% pada batako untuk Teknik Universitas Sebelas Maret.
masing-masing umur batako (7 dan 28 Ristinah, Achfas, Z., Agoes, S.M.D., Desy, S.
hari) yaitu sebesar 18,896 kg/cm2 pada 2012. Pengaruh Penggunaan Bottom Ash
umur batako 7 hari, dan 27,795 kg/cm 2 Sebagai Pengganti Semen Pada
pada umur batako 28 hari, selanjutnya Campuran Batako Terhadap Kuat Tekan
pada penambahan bubuk cangkang telur Batako. Skripsi, Jurusan Sipil Fakultas
sebesar 15% sampai 50% terjadi Teknik Universitas Brawijaya Malang.
penurunan kuat tekan batako.
SNI 03-1968-1990 Tentang Metode Pengujian
3. Batako yang dibuat dengan memanfaatkan Analisis Saringan Agregat Halus dan
bubuk cangkang telur sebagai substitusi Agregat Kasar.
semen pada campuran bahan, ternyata
SNI 03-1974-1990 Tentang Metode Pengujian
aman untuk digunakan dan dapat
diaplikasikan sebagai pasangan dinding
Kuat Tekan Beton.
karena memiliki kuat tekan yang masih SNI 03-6815-2002 Tentang Tata Cara
memenuhi syarat PUBI (1982). Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 215

SNI 15-2049-2004 Tentang Semen Portland. Construction Materials”. Journal of


Industrial and Engineering Chemistry
Suardi, Anver,.2013. Uji Kuat Tekan dan
13(7), The official journal of the Korean
Serapan Air Pada Pembuatan Batako
Society of Industrial and Engineering
dengan Bahan Tambah Mill (Serbuk Batu
Chemistry ISSN: 1226-086X.
Putih) Gunung Kidul Yogyakarta. Tugas
Akhir, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Wahyu, D.C. 2012. Studi Kuat Tekan Beton
Teknik Universitas Atma Jaya Normal Mutu Rendah yang Mengandung
Yogyakarta. Abu Sekam Padi (RHA) dan Limbah
Adukan Beton (CSW). Skripsi, Fakultas
Ungkoon, Yothin. 2007. “Analysis of
Teknik Program Studi Teknik Sipil
Microstructure and Properties of
Universitas Indonesia.
Autoclavec Aerated Concrete Wall

Volume 1, Nomor 2, Juli 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai