Jurnal
Jurnal
Zaman semakin maju dan berkembang, iptek memberikan pengaruh besar bagi seluruh aspek
kehidupan. Salah satunya adalah teknologi konstruksi yang sudah semakin maju. Penggunaan batako
sebagai bahan bangunan pembuat dinding sudah sangat populer untuk masyarakat di Indonesia
sampai dengan saat ini. Proses pembuatan batako tidak lepas dari reaksi-reaksi kimia yang terjadi,
terutama dalam proses pemakaian bahan dasar berupa semen. Berdasarkan hasil penelitian
menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada proses produksi semen sangat besar.
sehingga perlu dicoba untuk menggunakan material alternatif seperti cangkang atau kulit telur
sebagai material substitusi pada semen dalam campuran batako, sehingga dapat mengurangi
pemakaian semen dan diharapkan dapat mengurangi sampah.
Sifat yang paling penting dari batako adalah kuat tekannya. Kuat tekan tersebut biasanya
berhubungan dengan sifat-sifat lain, maksudnya bila kuat tekan batako tinggi maka sifat-sifat lainnya
juga baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penambahan bubuk cangkang telur pada
campuran batako dapat meningkatkan kuat tekan batako.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium. Benda uji berupa batako
dengan ukuran 40 cm × 10 cm × 14 cm, dengan 4 variasi campuran yaitu batako tanpa bubuk
cangkang telur (BN), batako dengan bubuk cangkang telur 10% (BC10), 20% (BC20), dan 30%
(BC30), masing-masing variasi campuran terdiri dari 3 sampel, sehingga total benda uji sebanyak 12
buah. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur batako 7 hari setelah pembuatan, dan dikonversi ke
umur batako 28 hari.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa peningkatan kuat tekan batako terjadi
pada penambahan bubuk cangkang telur sebesar 10% sebagai substitusi semen dengan kuat tekan
20,759 kg/cm2 (7 hari) dan 30,5355 kg/cm2 (28 hari), selanjutnya pada penambahan bubuk cangkang
telur sebesar 20% dan 30% terjadi penurunan kuat tekan batako. Dengan menggunakan analisis
regresi polynomial pangkat dua, maka diperoleh kuat tekan batako optimum yaitu pada penambahan
bubuk cangkang telur sebesar 14% dengan kuat tekan 18,896 kg/cm 2 (7 hari) dan 27,795 kg/cm 2 (28
hari).
Kata Kunci: Batako, Bubuk Cangkang Telur, Uji Kuat Tekan Batako
n 2 n n 2 n 2
2
semakin baik. n xi xi n yi yi
Selain ketiga bahan penyusun batako, untuk i 1 i 1 i 1 i 1
mendapatkan variasi yang berbeda maka
ditambahkan dengan bubuk cangkang telur. ...........(2)
Batako yang dibuat selanjutnya dilakukan
pengujian kuat tekan. Kuat tekan adalah
di mana r adalah nilai koefisien korelasi,
besarnya beban persatuan luas yang
∑ x adalah jumlah pengamatan variabel x,
menyebabkan benda uji batako hancur bila
∑ y adalah jumlah pengamatan variabel
dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang
y, ∑ xi × yi adalah jumlah perkalian variabel
dihasilkan oleh mesin tekan (SNI 03-1974-
x dan y, (∑ x2) adalah jumlah kuadrat dari
1990). Hasil dari pengujian kuat tekan di
pengamatan variabel x, (∑ x)2 adalah jumlah
laboratorium dianalisis dengan menggunakan
kuadrat dari jumlah pengamatan variabel x,
metode regresi polynomial pangkat dua, yaitu
(∑ y2) adalah jumlah kuadrat dari
model regresi linier yang dibentuk dengan
pengamatan variabel y, (∑ y)2 adalah jumlah
menjumlahkan pengaruh masing-masing
kuadrat dari jumlah pengamatan variabel y,
variabel prediktor (X) yang dipangkatkan
n adalah jumlah pasangan pengamatan x dan
meningkat sampai orde ke-m. Secara umum,
y.
model regresi polynomial ditulis dalam
bentuk:
Koefisien determinasi digunakan untuk
melihat seberapa besar variabel-variabel
independent secara bersama mampu
memberikan penjelasan mengenai variabel
di mana adalah variabel respons, dependent di mana nilai r2 berkisar antara 0
adalah intersep, adalah sampai 1 (0≤r2≤1). Koefisien determinasi
koefisien regresi, dan adalah variabel adalah kuadrat koefisien korelasi yang
predictor. menyatakan besarnya presentase perubahan
y yang bisa diterangkan oleh x melalui
Dari hasil analisis regresi polynomial pangkat hubungan y dan x. Rumus yang digunakan
dua, diperoleh persamaan baru yang dapat untuk mencari nilai koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui kuat tekan adalah r2 × 100%. Karena sudah diketahui
optimum pada batako dengan penambahan bahwa 0 ≤ r2 ≤ 1, maka koefisien
variasi campuran. determinasi tidak pernah negatif dan paling
besar sama dengan 1. Dalam penggunaannya
Data hasil pengujian kuat tekan dari koefisien determinasi dinyatakan dalam
Laboratorium diolah kembali dengan analisis bentuk persen (%).
korelasi dan determinasi untuk mengetahui
hubungan antara variabel X (variasi benda uji)
dengan variabel Y (kuat tekan benda uji).
Analisis korelasi adalah metode statistika yang
Y (kuat tekan benda uji). Data yang diperoleh Batako yang digunakan berukuran 40 cm ×
dari pengujian di Laboratorium kemudian 10 cm × 14 cm dan bagian atas batako
diolah dan dianalisis lagi sampai pada memiliki 3 buah lubang yang berbentuk elips
penarikan suatu kesimpulan. berukuran 8 cm × 4 cm.
Berdasarkan perhitungan, maka diperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah kebutuhan bahan untuk membuat 1
Hasil Pengujian Bahan buah batako, seperti berikut ini:
Hasil Pengujian Semen Portland Tabel 1. Komposisi Campuran Bahan Untuk 1
Batako
Pengujian semen tidak dilakukan, karena
semen yang digunakan adalah jenis semen
type PPC (Portland Pozzolan Cement). Pada
semen ini tidak dilakukan pengujian karena
dianggap sudah melalui quality kontrol yang
ketat dari pabrik dan dapat dilihat secara
visual, yaitu tidak menggumpal.
Hasil Pengujian Agregat Halus Sumber: Hasil Perhitungan (2014)
Hasil pengujian agregat halus menunjukkan Hasil Pengujian Kuat Tekan Batako
bahwa pasir yang digunakan pada penelitian Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat
ini termasuk ke dalam jenis pasir halus (zona benda uji berumur 7 hari dan dikonversi pada
IV). umur 28 hari dengan menggunakan mesin uji
Hasil Pengujian Kualitas Air tekan untuk mendapatkan beban maksimum
yaitu beban pada saat batako hancur ketika
Air yang digunakan adalah air PDAM Kuala menerima beban tersebut.
Pembuang yang sudah melalui pengujian
kualitas di laboratorium penguji Labkesda Nilai kuat tekan hasil pengujian untuk masing-
(Laboratorium Kesehatan Daerah) Kabupaten masing benda uji yaitu batako normal (BN),
Kotawaringin Timur. Dengan adanya hasil batako dengan substitusi bubuk cangkang
pengujian kualitas air di laboratorium, maka telur 10% (BCK10%), batako dengan
dapat dipastikan bahwa air PDAM yang substitusi bubuk cangkang telur 20%
digunakan dalam penelitian ini tergolong (BCK20%), dan batako dengan substitusi
aman, karena tidak terdapat kandungan bubuk cangkang telur 30% (BCK30%) dapat
bahan yang dapat merusak batako seperti dilihat pada tabel dan grafik berikut ini.
yang dijelaskan dalam PBI 1971. Tabel 2. Nilai Kuat Tekan Batako
Perhitungan Rencana Camp
Batako yang digunakan berukuran 40 cm ×
10 cm × 14 cm dan bagian atas batako
memiliki 3 buah lubang yang berbentuk elips
berukuran 8 cm × 4 cm.
Dari data hasil pengujian pada tabel 2, maka telur pada campuran batako untuk
dapat dibuat grafik hubungan antara kuat memperoleh kuat tekan optimum. Hasil
tekan batako dengan umur pengujian sebagai analisis kuat tekan dari perhitungan yang
berikut. menggunakan persamaan regresi polynomial
pangkat dua dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3. Hasil Perhitungan
analisis kuat tekan dari perhitungan yang Data hasil pengujian kuat tekan dari
menggunakan persamaan regresi polynomial laboratorium diolah kembali dengan analisis
pangkat dua dapat dilihat pada tabel berikut korelasi dan determinasi untuk mengetahui
ini. hubungan antara variabel X (variasi benda uji)
dengan variabel Y (kuat tekan benda uji).
Tabel 4. Hasil Perhitungan Berdasarkan hasil analisis pada umur batako 7
hari maka diperoleh nilai korelasi sebesar
-0,19551.
Nilai korelasi sebesar -0,19551
menggambarkan bahwa antara penambahan
variasi benda uji dengan kuat tekan
mempunyai hubungan negatif. Nilai korelasi
yang negatif tersebut memperlihatkan
adanya hubungan yang berlawan antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
yaitu jika semakin banyak penambahan bubuk
cangkang telur pada campuran benda uji,
maka nilai kuat tekannya akan semakin turun.
Dari perhitungan korelasi tersebut, maka
dapat diketahui nilai koefisien determinasi
adalah 0,038226.
Nilai uji determinasi (R) yang diperoleh
adalah 0,038226, menunjukkan bahwa
penurunan kuat tekan batako ditentukan oleh
penambahan variasi campuran benda uji
(penambahan bubuk cangkang telur) sebesar
Sumber: Hasil Perhitungan (2014) 3,8226%, sisanya 96,1774% ditentukan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Dari tabel di atas dapat diketahui untuk
perhitungan kuat tekan dengan menggunakan
Korelasi dan Determinasi 28 Hari
analisis regresi polynomial pangkat dua dapat Berdasarkan hasil analisis pada umur batako
dilihat kuat tekan batako untuk berbagai 28 hari maka diperoleh nilai korelasi sebesar -
variasi campuran batako. Mulai dari batako 0,19544.
normal sampai dengan substitusi bubuk
Nilai korelasi sebesar -0,19544
cangkang telur sebanyak 50%. Diketahui
menggambarkan bahwa antara penambahan
bahwa pada penambahan bubuk cangkang
variasi benda uji dengan kuat tekan
telur sebesar 14% pada campuran batako
mempunyai hubungan negatif. Nilai korelasi
yang digunakan sebagai substitusi semen
yang negatif tersebut memperlihatkan
terjadi peningkatan kuat tekan optimum pada
adanya hubungan yang berlawan antara
batako yaitu sebesar 27,795 kg/cm2,
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
sedangkan untuk penambahan bubuk
yaitu jika semakin banyak penambahan bubuk
cangkang telur sebesar 15% sampai 50%
cangkang telur pada campuran benda uji,
pada campuran batako menyebabkan
maka nilai kuat tekannya akan semakin turun.
penurunan terhadap kuat tekan.
Dari perhitungan korelasi tersebut, maka
Hasil dari analisis regresi polynomial pangkat dapat diketahui nilai koefisien determinasi
dua menunjukkan bahwa semakin besar adalah 0,038196.
persentase penambahan bubuk cangkang
Nilai uji determinasi (R) yang diperoleh
telur sebagai substitusi semen pada campuran
adalah 0,038196, menunjukkan bahwa
batako akan mengakibatkan penurunan kuat
penurunan kuat tekan batako ditentukan oleh
tekan batako.
penambahan variasi campuran benda uji
Analisis Korelasi dan Determinasi (penambahan bubuk cangkang telur) sebesar
3,8196%, sisanya 96,1804% ditentukan oleh
Korelasi dan Determinasi 7 Hari
variabel lain yang tidak diteliti.