Anda di halaman 1dari 8

BATAKO COCOPEAT DARI LIMBAH COCOPEAT

A. Latar Belakang
Tanaman kelapa merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis.
Tanaman ini dapat dijumpai di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Tanaman kelapa merupakan tanaman perkebunan yang serbaguna dan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Seluruh bagian dari pohon kelapa ini
dapat dimanfaatkan. Mulai dari akar, batang, daun, hingga buah dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Buah kelapa terdiri dari sabut kelapa, tempurung kelapa, daging buah, air
kelapa. Sabut kelapa digunakan sebagai bahan baku tali, sapu ijuk,anyaman
keset, matras, jok kendaraan. Dai proses pengolahan sabut kelapa,
dihasilkan serat yang berupa gabus atau disebut cocopeat. Cocopeat dapat
dimanfaatkan sebagai media tanam.
Sapu ijuk merupakan salah satu produk yang terbuat dari sabut kelapa.
Proses pembuatannya dengan memukul sabut kelapa kemudian di sikat agar
serabut yang pendek lepas. Serat yang pendek dibuat tali dan serat yang
panajng diikat diujung dibuat sabut. Proses pembuatan sapu tersebut
menghasilkan serbuk sabut kelapa.
Pembuatan sapu ijuk biasa dilakukan oleh industri/home industri. Salah
satu industri pembuatan sapu berada di wilayah Karangsari, Pengasih, Kulon
Progo. Dari pembuatan sapu ini menghasilkan serbuk sabut kelapa/cocopeat
yang lumayan banyak. Limbah cocopeat dari proses ini hanya di buang di
lingkungan sekitar pabrik dan di tumpuk di pekarangan kemudian di bakar.
Limbah yang ditumpuk dapat mencemari lingkungan sekitar, selain itu
dapat mengganggu estetika. Ditambah lagi dengan pembakaran yang
mengakibatkan polusi udara lingkungan sekitar.
Batako yaitu beton ringan cetak yang terbuat dari campuran antara pasir
semen dan air dengan perbandingan tertentu yang digunakan untuk
pemasangan dinding. Batako mempunyai beberapa keuntungan pemakaian
dibandingkan dengan batu bata, keuntungan tersebut bisa dilihat dari
beberapa segi, misalnya dari segi pengerjaan dinding lebih cepat dibanding
batu bata merah, dan apabila kualitas batako baik, dinding tidak perlu di
plester. Semakin majunya di dunia pembangunan, maka inovasi-inovasi mulai
muncul dalam pembuatan batako untuk menambah mutu dan kualitas
batako. Dengan menambahkan bahan tambah yang akan meningkatkan
kekuatan batako atau kuat tekan batako. Bahan tambah yang sudah
digunakan untuk pembuatan batako yaitu limbah batu bara, limbah sekam
padi.
Pasir merupakan bahan batako yang tergolong mempengaruhi berat
batako. Dengan penambahan bahan tambah batako yang ringan akan
mengurangi komposisi pasir yang digunakan, sehingga berat batako akan
semakin ringan. Batako ringan memiliki banyak manfaat seperti
pembangunan gedung bertingkat. Limbah cocopeat memiliki keringanan yang
tidak terlalu berat. Limbah cocopeat apabila dicampur dengan pasir dalam
pembuatan batako akan mengurangi pasir yang digunakan dalam pembuatan
batako. Dengan penambahan serbuk sabut kelapa ini diharapkan dapat
menambah kuat tekan dan beban tekan pada batako. Selain itu dapat
mengurangi jumlah limbah cocopeat pada industri sapu ijuk.
Berdasarakan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui
pengaruh variasi penambahan limbah cocopeat terhadap kuat tekan dan
beban tekan batako

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka
permasalahan yang dapat di rumuskan sebagai berikut:
“pengaruh variasi penambahan limbah cocopeat terhadap kuat tekan dan
beban tekan batako?“

C. Tujuan
1. Diketahuinya kuat tekan batako dari berbagai variasi
penambahan cocopeat
2. Diketahuinya beban tekan batako dari berbagai variasi
penambahan cocopeat
D. Manfaat
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah pengetahuan dalam ruang lingkup kesehatan Lingkungan
khususnya pemanfaatan limbah cocopeat dalam pembuatan batako
2. Bagi masyarakat
Menambah wawasan pada masyarakat bahwa cocopaet dapat dipakai
masyarakat dalam pembuatan batako
3. Bagi industri sapu
Mengurangi limbah cocopeat sehingga tidak mencemari lingkungan
4. Bagi industri batako
Sebagai alternatif dalam pembuatan batako dalam campuran agregat
5. Bagi Peneliti sendiri dan peneliti lain
Menambah wawasan dan tambahan ilmu khususnya tentang pembuatan
batako dari limbah cocopeat

E. Ruang Lingkup
1. Materi
Lingkup materi dalam penelitian ini adalah masalah kesehatan lingkungan
yang dikhususkan pada mata kuliah Penyehatan Tanah dan Pengeolaan
Sampah Padat
2. Obyek
Objek dalam penelitian ini adalah batako yang terbuat dari limbah
cocopeat
3. Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Pengasih, Kulon Progo
4. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2017

F. Keaslian Penelitian
1. Pemanfaatan Sampah Plastik dalam pembuatan Batako di Dusun
Sukoharjo, Ngaglik, Sleman(Asih 2007) dengan hasil kuat tekan dan
beban tekan batako paling efektif dengan penambahan plastik 1 ember.
Perbedaan penelitian dengan penelitianterletak pada objek penelitian.
Pada penelitian ini objek yang digunakan dalam pembuatan batako
adalah plastik, sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan, objek
yang digunakan dalam pembuatan batako adalah limbah cocopeat.
2. Pemanfaatan kapur dan sabut kelapa sebagai campuran
batako(Hermanto et al. 2015) dengan hasil campuran batako yang paling
ideal adalah batako dengan campuran sabut kelapa 25 gram karena lebih
ringan dari batako biasa dan penyerapan airnya masih memenuhi syarat
SNI.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak
pada objek penelitian. Pada penelitian ini objek yang digunakan dalam
pembuatan batako adalah kapur dan sabut kelapa, sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan, objek penelitiannya adalah limbah
cocopeat.

G. Tinjauan Pustaka
1. Sampah/Limbah industri padat
Limbah industri padat merupakan hasil buangan dari industri
berupa padatan, lumpur ataupun bubur yang berasal proses pengolahan,
ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan industri.
2. Pengelolaan limbah
Tujuan pengolahan limbah adalah menurunkan kandungan bahan
organic dan bahan lainnya di dalam limbah, baik dalam bentuk cair
maupun gas sehingga diperoleh konsentrasi yang aman untuk dibuang.
Teknologi pengolahan maupun pemanfaatan limbah telah berkembang
sehingga pihak perkebunan mempunyai beberapa pilihan untuk
pengolahan limbahnya. Pemilihan teknologi tersebut bergantung pada
jenis dan potensi industri di sekitar lokasi industri.
3. Sabut kelapa
Serat sabut kelapa termasuk golongan serat kasa yang penting
sebagai bahan perdagangan(Setyamidjaja 2006). Salah satu hasil
produksi serat sabut kelapa adalah sapu ijuk. Proses pembuatan sapu
ijuk menghasilkan limbah yang disebut cocopeat(serbuk sabut kelapa)
4. Limbah Cocopeat
Limbah cocopeat merupakan serbuk sabut kelapa hasil dari prose
pembuatan sapu ijuk. Sabut kelapa yang di pukul-pukul menghasilkan
serbuk kecil-kecil.
5. Batako
Batako adalah salah satu bahan yang tertua, ekonomis, dan sering
digunakan sebagai tembok dalam pembangunan(Wicaksono 2009)
batako merupakan salah satu jenis material bangunan yang terbuat dari
campuran pasir atau bebatuan dengan semen.

6. Syarat mutu fisik batako


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu batako adalah faktor air,
umur batako, kepadatan batako, bentuk dan tekstur batako, ukuran
agregat(Pusoko 1997)
7. Cara pembuatan batako
Pembuatan batako terdiir dari manual dan mesin cetak. Pembuatan
batako dengan cara manual menggunakan tenaga manusia dalam
pengerjaanya, sedangkan mesin cetak menggunakan mesin dalam
pembuatannya. Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan batako
adalah pasir, semen, dan air. Pasir yang digunakan terlebih dahulu
diayak dan dicampur dengan air dan semen. Kemudian di cetak
menggunakan cetakan manual, kemudian dikeringkan

H. Kerangka Konsep Penelitian

Pembuatan sapu Serbuk sabut


ijuk kelapa

Pembuatan batako

Mengurangi
Limbah dan
pencemaran
I. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian metode eksperimen yang
menjelaskan pengaruh penambahan limbah cocopeat terhadap kuat
tekan dan beban tekan batako.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan post test with control group design
karena ada penelitian dan diberikan perlakuan di setiap kelompok, lalu
dilakukan pengujian terhadap hasil akhirnya, dapat digambarkan sebagai
berikut:
Perlakua Post test
n
X (A) O1
X (B) O2
X (C) O3
- O4
Kelompok eksperimen
Kel : Eksperimen A(1 ember)
Kel : Eksperimen B(2 ember )
Kel : Eksperimen C(3 ember)
Kel : Kontrol (K)

Keterangan :
X (A) : Perlakuan dengan penambahan cocopeat 1 ember
X (B) : Perlakuan dengan penambahan cocopeat 2 ember
X (C) : Perlakuan dengan penambahan cocopeat 3 ember
O1 : Hasil Pengukuran batako dengan penambahan limbah cocopeat
1 ember
O2 : Hasil Pengukuran batako dengan penambahan limbah cocopeat
2 ember
O3 : Hasil Pengukuran batako dengan penambahan limbah cocopeat
3 ember
O4 : hasil pengukuran batako tanpa penambahan limbah cocopeat
J. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemanfaatan limbah cocopeat
dalam campuran pembuatan batako
Definisi operasional:
Penambahan limbah cocopeat masing-masing 1 ember, 2 ember, dan 3
ember yang dicampur ke dalam pembuatan batako dengan pengulangan
sebanyak tiga(3) kali.
Satuan : ember
Skala : ordinal
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kuat tekan batako dan beban
tekan batako
Definisi operasional
Besarnya kuat tekan batako yang di uji dengan mesin tekan
Satuan : Kg/cm2
Skala : Rasio
3. Variabel pengganggu
a. Air
Air mempengaruhi adukan beton
Dikendalikan: air untuk adukan harus bersih dan takaran sesuai
dengan kebutuhan
b. Pengeringan
Pengeringan mempengaruhi kekerasan batako
Pengendalian: pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari
K. Analisa Data
1. Diskriptif
Data disajikan dalam bentuk tabel
2. Analitik
Data yang telahdiperoleh di uji menggnakan uji statistik One Way Anova
untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah cocopeat dalam
campuran pembuatan batako dengan tingkat kekuatan batako.

DAFTAR PUSTAKA
Asih, T.R., 2007. Pemanfaatan Sampah Plastik dalam pembuatan Batako di
Dusun Sukoharjo, Ngaglik, Sleman.
Hermanto, W. et al., 2015. seminar hasil penelitian. In Pemanfaatan kapur dan
sabut kelapa sebagai campuran batako. pp. 378–387.
Pusoko, P., 1997. Pemanfaatan Pasir Laut untuk Keperluan Bahan Bangungan,
Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
Setyamidjaja, D., 2006. Bertanam Kelapa, Yogyakarta: Kanisius.
Wicaksono, A.A., 2009. Menciptakan Rumah Sehat, Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai