Anda di halaman 1dari 5

PEMANTULAN PADA CERMIN DATAR

LANDASAN TEORI

Cahaya sebagai gelombang dapat memantul bila mengenai suatu benda. Pemantulan cahaya
sesuai dengan hukum pemantulan yang dikemukakan snellius yaitu :

Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar. Sudut datang
sama dengan sudut pantul.

Pemantulan cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur.
Pemantulan cahaya pada permukaan datar seperti cermin, atau permukaan air yang tenang,
termasuk pemantulan teratur. Sedangkan pemantulan cahaya pada cermin kasar seperti pakaian,
kertas dan aspal jalan, termasuk pada pemantulan baur.

LANGKAH KERJA

1. Letakkan kertas gambar diatas meja. Lalu letakkan cermin datar diatas salah satu sisi kertas
gambar dengan posisi tegak lurus terhadap kerts gambar.

2. Lubangi karton hitam dengan lubang kira-kira 1 cm. Lalu rangkailah karton hitam, lampu
hitam, dan karton putih

3. Arahkan cahaya pada lampu senter yang melalui karbon hitam berlubang menuju satu titik
pada cermin datar. Kemudian titik sasaran tersebut pada kertas gambar yang terletak
dibawah tepat dibawah cermin dan diberi nama titik A

4. Tangkaplah cahaya pantul dari cemin oleh karton putih

5. Tarik garis dengan posisi lubang karton hitam S menuju titik A sehingga pada kertas gambar
terbentuk garis lurus AS

6. Tariklah garis titik A menuju titik tangkap cahaya pantul (titik P) pada kertas putih, sehingga
pada kertas gambar terbentuk garis lurus AP

7. Menarik sebuah garis dari titik A yang tegak lurus dengan bidang cermin datar

8. Mengukur besarnya sudut yang terbentuk oleh garis AS dan garis AP terhadap garis tegak
lurus cermin datar

9. Mengamati yang terjadi

PEMBAHASAN

Sinar mula-mula datang (sinar datang), kemudian sinar tersebut dipantulkan (sinar pantul).
Sudut yang dibentuk sinar datang terhadap garis normal disebut sinar datang (i), sedangkan sudut
yang dibentuk sinar pantul terhadap garis normal disebut sudut pantul (r). Sinar dipantulkan secara
teratur karena permukaan kaca yang rata, licin dan mengkilap. Hal tersebut sesuai dengan syarat
terjadinya pemantulan teratur. Apabila sudut pada sinar datang diubah-ubah maka sudut pantulnya
akan mengikutinya. Karena besar sudut datang sama dengan sudut pantul.

Pembentukan bayangan.

Dari hasil pengamatan diatas dapat dicari rumus sebagai berikut :

KESIMPULAN

Cahaya dapat dipantulkan melalui cermin datar. Pemantulan pada cermin datar merupakan
pemantulan teratur karena besarnya sudut datang (i) sama dengan besarnya sudut pantul (r).

Pembentukan bayangan pada 2 buah cermin datar yang diletakkan sedemikian rupa
sehingga membentuk sudut tertentu dan diletakkan sebuah benda diantara kedua cermin tersebut,
maka bayangan yang dibentuk cermin yang satu merupakan benda lagi cermin yang lain.Dari
percobaan diatas dapat ditarik rumus :

PEMBIASAN PADA PLAN PARAREL

LANDASAN TEORI

Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua
medium bening yang berbeda indeks biasnya. Pada hukum I Snellius berbunyi, “sinar datang, sinar
bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. Sedangkan hukum II Snellius berbunyi, “ jika
sinar datang dari medium renggang ke medium rapat (misalnya dari udara ke air atau dari udara ke
kaca),maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium
rapat ke medium renggang (misalnya dari air ke udara) maka sinar dibelokkan menjauhi garis
normal”. Contoh penerapan Hukum Snellius, misalkan pada cahaya yang merambat dari medium 1
dengan kecepatan v1 dan sudut datang i menuju ke medium 2. Saat di medium 2 kecepatan cahaya
berubah menjadi v2 dan cahaya dibiaskan dengan sudut bias r seperti diperlihatkan pada gambar di
bawah ini :
Pada contoh diatas, terlihat bahwa sinar datang (i) > sinar bias (r) atau dengan kata lain sinar bias
mendekati garis normal, terjadi ketika sinar menembus batas bidang dari medium renggang ke
medium rapat. Bila sinar berasal dari sebaliknya, yakni dari medium rapat ke medium renggang,
maka sinar menjauhi garis normal (i < r) dan terjadi pemendekan semu. Bila sudut datang terus
diperbesar, maka tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan, sebab seluruhnya akan dipantulkan. Sudut
datang pada saat sudut biasnya mencapai 90o, dimana sudut ini disebut sudut kritis (saat sin r = sin
90 = 1)

Kaca plan pararel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar.
Persamaan pergeseran sinar balok kaca :

Keterangan

d : tebal balok kaca (cm)

i : sudut datang (o)

r : sudut bias (o)

t : pergeseran cahaya (cm)

Berikut merupakan gambar dari pembiasan kaca plan pararel.

LANGKAH KERJA

1. Membuat garis lurus horizontal pada kertas grafik

2. Menempatkan sisi balok kaca tepat pada garis lurus dikertas grafik

3. Membuat garis sudut datang, kemudian jarum ditancapkan tepat pada garis sudut datang

4. Melihat posisi jarum dari sisi balok kaca yang lain, kemudian menancapkan jarum pada titik
sehingga kedudukan jarum berimpit dengan jarum yang berada pada sudut datang

5. Buatlah garis pada titik-titik jarum yang berimpit, garis tersebut merupakan garis yang
meninggalkan balok kaca

6. Buatlah garis dari titik sudut datang pada sisi balok kaca dengan titik pada batas titik balok
kaca sinar yang meninggalkan balok kaca. Garis yang berada dalam balok kaca disebut sinar
bias

7. Catat sudut datang =....o dan sudut bias =....o


8. Lakukan dengan besar sudut datang yang berbeda-beda kemudian masukkan dalam bentuk
tabel

9. Lalu buatlh grafik hubungan sinus I dengan sinus r

PEMBAHASAN

Pada percoban menggunakan kaca plan pararel atau balok kaca. Balok kaca sendiri adalah
kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar. Sebelum melewati kaca plan pararel terlebih
dahulu cahaya berasal dari umber cahaya melewati lensa dengan f=100 mm. Setelah itu diteruskan
melewati diafragma 1 celah. Hal itu berfungsi untuk memusatkan cahaya pada satu celah guna
untuik mempermudah melihat efek pembiasan pada kaca plan pararel.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang pertama tidak sama
dengan sudut biasnya.Tampak bahwa berkas sinar yang masuk ke balok bergeser ke arah kiri bawah
saat keluar dari balok kaca, namun keduanya tampak sejajar, walaupun sebenarnya mengalami
pergeseran. Pergeseran yang terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca.

Dari perhitungan harga n2 (indeks bias kaca) tidak begitu sama persis dengan n2 pada kaca
yang sesungguhnya yaitu 1,5. Hal ini mungkin terjadi mungkin disebabkan beberapa faktor :

1. Adanya getaran meja (sebagai tempat bertumpu alat) yang disebabkan oleh pratikum yang
kurang berhati-hati dalam melakukan pratikum

2. Dalam pengukuran sudut dengan menggunakan busur tidak terlalu cepat

3. Kurang teliti dalam melakukan perhitungan

KESIMPULAN

Kesimpulan pada pembiasan kaca plan pararel tersebut diantaranya adalah :

1. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang, sehingga sinar dibelokkan menjauhi
garis normal (i < r) dan terjadi pemendekan semu
2. Pada pembagian sinus i dan sinus r hasilnya antara 1,5. Jika hasilnya jauh dari 1,5 maka hasil
tersebut dianggap salah

3. Hasil pembagian dari sinus i dan sinus r adalah konstan

4. Saat pembiasan terjadi, bayangan obyek tersebut tidak lurus tetapi membelok

Anda mungkin juga menyukai