Anda di halaman 1dari 35

LO 1.

Anatomi Reproduksi Wanita

 Makroskopis

1. Bagian eksterna (bagian luar)


a. Mons Veneris
Mons Veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang
menutupi bagian depan simpisis pubis, dan setelah masa pubertas kulit mons veneris akan di
tumbuhi oleh rambut kemaluan (pubes).

b. Labia Mayora
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke
bawah dan belakang. Yaitu dua lipatan kulit yang tebal membentuk sisi vulva dan terdiri dari
kulit, lemak, pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf. Labia mayora sinistra dan dextra
bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perinium, yang disebut
commisura posterior (frenulum), dan panjangnya kira-kira 7, 5 cm.
Labia Mayora terdiri daridua permukaan :
1. Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut.
2. Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea.

c. Labia Minora
Labia minora merupakan lipatan sebelah medial dari labia mayora dan merupakan lipatan
kecil dari kulit diantara bagian superior labia mayora. Sedangkan labianya mengandung
jaringan erektil. Dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenti.

d. Klitoris
Klitoris merupakan sebuah jaringan erektil kecil, kira-kira sebesar kacang hijau sampe cabe
rawit ditutupi oleh frenulum klitoris. Banyak mengandung urat-urat syaraf sensoris yang
dibentuk oleh suatu ligamentum yang bersifat menahan ke depan simpisis pubis dan
pembuluh darah.

e. Hymen (selaput Dara)


Hymen adalah diafragma dari membrane yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus
vagina, di tengahnya terdapat lubang dan melalui lubang tersebut kotoran menstruasi dapat
mengalir keluar. Biasanya hymen berlubang sebesar jari, letaknya di bagian mulut vagina
memisahkan genitalia eksterna dan interna.

Annular hymen selaput melingkari lubang vagina.


Septate hymen selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
Cibriform hymen selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil
clan jumlahnya lebih banyak.
Introitus Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa
saja
lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara.

f. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateralnya dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari
vagina
uretra dan terdapat juga 4 lubang kecil yaitu: 2 muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat
disamping dan agak kebelakang dari introitut vagina, 2 muara dari kelenjar skene disamping
dan agak dorsal dari uretra.
g. Introitus vagina : Pintu masuk ke vagina

i. Lubang Kemih (orifisium uretra eksterna)


Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah klitoris. Disekitar lubang kemih bagian
kiri dan kanan didapat lubang kelenjar skene.
J. Perineum : terletak diantara vulva dan anus

2. Organ Genitalia Interna


1. Vagina
Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya “pelindung” atau “selongsong”) adalah
saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh. Vagina
merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan
batas antara uretra dengan anus sangat dekat. pH vagina normal yaitu 3-3,5.
Vagina terbentuk dari suatu jaringan musculo-membranosa yang menghubungkan
vulva dengan uterus. Letaknya yaitu diantara rectum dan vesica urinaria. Panjang dinding
depan vagina lebih pendek daripada dinding belakangnya. Dinding depan vagina kira-kira
sepanjang 9 cm sedangkan dinding belakangnya sepanjang 11 cm. Ruggae dapat ditemukan
di sepanjang dinding vagina terutama bagian bawah. Namun, setelah seorang wanita
melahirkan, ruggae-ruggae ini akan menghilang sehingga permukaan dinding vagina menjadi
licin.
Ada bagian dari uterus yang masuk ke dalam vagina, yaitu cervix uterus (portio). Portio
ini membagi vagina menjadi 4 bagian (fornix): fornix anterior, fornix posterior, fornix lateral
sinistra, fornix lateral dextra. Vagina merupakan saluran yang berfungsi sebagai saluran
menstruasi, coitus dan sebagai jalan lahir.

2. Uterus
Karena uterus dan vagina merupakan satu kesatuan, maka letaknya pun sama. Sama
halnya seperti vagina, uterus juga terletak diantara vesica urinaria dan rectum. Terdapat
ruangan-ruangan yang membatasi uterus dengan organ di depan dan di belakangnya yaitu:
a. Spatium rectouterina (Cavum Douglasii), yaitu suatu ruangan yang memisahkan
uterus dengan rectum. Bila terjadi perdarahan ekstraperitonial, darah akan benyak
tertampung di ruangan ini.
b. Spatium Vesicouterina, yaitu suatu ruangan yang membatasi uterus dengan vesica
urinaria.
Permukaan uterus bagian posterior hampir seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan untuk
bagian posterior, hanya pada bagian atas saja. Uterus terdiri dari dua bagian yaitu:
 Cervix uteri: terbagi menjadi pars vaginalis (masuk ke dalam vagina) dan pars
supravaginalis
 Corpus Uteri: Terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan paling luar serosa yang melekat
dengan ligamentum latum (perimetrium), lapisan muscular polos yang berada di
tengah (myometrium), dan lapisan paling dalam (endometrium). Ada bagian
menyempit yang membatasi corpus dengan cervix yaitu Isthmus.
Posisi uterus normalnya mendatar dengan flexi kearah anterior dan fundus uterus terletak
di atas vesica urinaria

3. Tuba Uterina (Salphinx)


Tuba uterine merupakan sepasang saluran muscular yang menghubungkan ovarium ke
uterus. Panjangnya sekitar 10 cm dan membuka ke ostium abdominale.Tuba uterine dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
a. Isthmus: Bagian tuba uterine yang terdekat dengan uterus dan merupakan bagian
yang menyempit
b. Ampulla: Bagian tuba uterina yang terletak ditengah, diantara bagian isthmus dan
infundibulum. Bagian ini merupakan bagian yang mulai melebar.
c. Infundibulum: Bangunan yang berbentuk seperti corong dan merupakan bagian
yang terdekat dengan ovarium. Infundibulum akan berlanjut menjadi fimbriae.
Permulaan tuba uterine ini terdapat di dalam uterus yang disebut dengan tuba
uterine pars uterus.

4. Ovarium
Ovarium merupakan organ penghasil sel telur pada wanita yang terletak di pelvis minor
dengan jumlah sepasang. Berbentuk bulat agak memanjang dan sedikit pipih seperti buah
almond. Terdiri dari dua lapisan yaitu korteks dan medulla dan difiksasi oleh mesoovarium
pada ligamentum latum.

Perdarahan
Perdarahan alat reproduksi wanita berasal dari A. iliaca interna cabang dari A. iliaca
communis. A. iliaca interna ini kemudian akan bercabang menjadi A. hipogastrica dan
selanjutnya akan bercabang ke organ-organ:
a. Uterus: A. hipogastrica akan bercabang ke uterus menjadi A. uterina. A. uterine ini
kemudian akan berjalan kearah ovarium (A. uterine rr. Ovaiana) dan memperdarahi
ovarium dan akan memperdarahi tuba (A. uterina rr. Tuba)
b. Vagina: A. hipogastrica juga akan berjalan kea rah vagina dan memperdarahi vagina
sebagai (A. vaginalis)

 Mikroskopis
Ovarium
Permukaan ovarium ditutupi oleh satu lapisan epitel kuboid, yang juga disebut epitel
germinal. Jaringan ikat fibrosa akan membentuk kapsul tipis, albuginea tunika, langsung di
bawah epitel. Di sebelah dalam terdapat tunika albugenia (jaringan ikat penyebab ovarium
berwarna putih).
Seperti organ lain, ovarium dibagi menjadi korteks luar dan medula. Korteks terdiri dari
stroma jaringan ikat yang sangat selular di mana folikel ovarium yang tertanam. Medula
terdiri dari jaringan ikat longgar, yang berisi pembuluh darah dan saraf. Jaringan dasar
ovarium disebut stroma.

Daerah korteks: mengandung banyak folikel telur yang masing-masing terdiri dari sebuah
oosit yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah oosit beserta sel granulose
yang mengelilinginya. Terdapat 3 macam folikel yaitu :
1. Folikel primordial : terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepi yang dialapisi sel
folikel berbentuk pipih.
2. Folikel primer : terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose) berbentuk
kubus dan terjadi pembentukan zona pelusida. Adalah suatu lapisan glikoprotein yang
terdapat diantara oosit dan sel-sel granulose.
3. Folikel sekunder : terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk kubus
berlapis banyak atau disebut staratum granulose.
4. Folikel tersier : terdiri dari oosit primer, volume stratum granulosanya bertambah besar.
Terdapat beberapa celah antrum diantara sel-sel granulose. Dan jaringan ikat stroma di
luar stratum granulose membentuk theca intern(mengandung banyak pembuluh darah)
dan theca extern (banyak mengandung serat kolagen).
5. Folikel Graff : disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap diovulasikan
dari ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapis sel granulose berada dalam
suatu jorokan ke dalam stratum disebut cumulus ooforus. Sel-sel granulose yang
mengelilingi oosit disebut korona radiate.Antrum berisi liquor follicul yang mengandung
hormone esterogen.
Corpus luteum
Korpus luteum dibentuk oleh sel-sel granulosa dan sel teka setelah ovulasi telah terjadi.
Dinding folikel runtuh ke dalam struktur dilipat, yang merupakan karakteristik untuk korpus
luteum. Vaskularisasi meningkat dan jaringan jaringan ikat yang terbentuk. Teka interna dan
sel granulosa tiga dalam ukuran dan mulai mengumpulkan lutein (Yang hormon merangsang
proses ini Dimana hormon ini diproduksi??) Dalam beberapa jam setelah ovulasi. Mereka
sekarang disebut sel granulosa lutein dan lutein teka sel dan menghasilkan progesteron dan
estrogen.
Sekresi hormon dalam korpus luteum berhenti dalam waktu 14 hari setelah ovulasi jika
oosit tidak dibuahi. Dalam kasus ini, korpus luteum berdegenerasi menjadi albicans corpus -
jaringan parut keputihan dalam ovarium. Sekresi hormon berlanjut selama 2-3 bulan setelah
ovulasi jika terjadi pembuahan.

Oviduk
Berdasar struktur histology terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan
peritoneum.
 Lapisan mukosa : tersusun atas epitel kolumnar tinggi bersilia dan sel-sel kelenjar
 Lapisan otot : tersusun atas
 Lapisan otot intrinsic yang tebal mukosa
 Berkas otot menyerupai darah
 Lapisan sub peritoneal adalah serabut seperti kisis-kisi dan pita.
 Lapisan peritoneum :memungkinkan tuba uterine bergerak terhadap sekitarnya.

Uterus
Saluran berdinding tebal, berfungsi untuk menyalurkan sperma ke tempat fertilisasi,
sebagai tempat terjadinya implantasi dan perkembangan embrio.
Dindingnya terdiri atas 3 lapis :
1. Endometrium (Mukosa) : bagian dalam dilapisi epitel selapis silindris bersilia dan
terdapat pula kelenjar uterus yang bermukosa dari permukaan.
2. Miometrium (dinding otot): terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya kurang jelas.
Tiga lapisan otot tersebut adalah
 Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang
 Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar dan serong
dengan banyak pembuluh darah.
 Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.
3. Peritoneum : adalah serosa khas khas terdiri selapis sel mesotel yang ditunjang oleh
jaringan ikat tipis.
Vagina
Merupakan bagian terakhir dari saluran reproduksi betina.
Berbentuk pipa panjang,untuk menerima penis terdiri dari 3 lapis
yaitu:
1. Lapisan Mukosa : mempunyai lipatan mendatar dan
tersusun atas epitel berlapis pipih tanpa lapisan tanduk.
Dan terdapat lamina propria yang tersusun atas jaringan
ikat padat dengan banyak serat elastin, leukosit, limfosit
dan nodulus limfatikus (jarang terlihat).
2. Lapisan otot : terdiri dari berkas-berkas otot polos yang
tersusun berjalinan.
3. Lapisan Adventisia/ Serosa: berupa lapisan tipis yang
tersusun dari jaringan ikat yang berbaur dengan adventisia
organ sekitarnya.

LO 2. Fisiologi Reproduksi Wanita


 Regulasi Hormonal terhadap Siklus Haid
Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;
1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin (GnRH), yang
sebelumnya juga disebut Hormon pelepas- hormon lutein.
2. Hormon hipofisis anterior, hormon perangsang folikel (FSH) dan Hormon lutein
(LH),keduanya disekresi sebagai respon terhadap pelepasan hormon GnRH dari
hipotalamus.
3. Hormon-hormon ovarium, estrogen dan progesteron, yang disekresi oleh ovarium
sebagai respons terhadap kedua hormon dari kelenjar hipofisis anterior

Siklus haid dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium. Siklus uterus berupa
pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus - endometrium. Pada akhir fase
menstruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan memasuki fase proliferasi. Pasca
ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar endometrium menjadi lebih
aktif – fase sekresi.
Lama siklus haid rata-rata adalah 28 hari dan terdiri dari :
1. Fase folikuler
2. Ovulasi
3. Fase luteal (pasca ovulasi)

Bila siklus menjadi panjang, fase folikuler yang akan menjadi panjang dan fase luteal akan
tetap konstan berlangsung selama 14 hari.Agar siklus haid berlangsung secara normal
diperlukan :
1. Poros hipotalamus-hipofisis-ovarium yang baik
2. Didalam ovarium terdapat folikel yang responsif
3. Fungsi uterus berlangsung secara normal

Endokrologi Siklus Menstruasi


Pengendalian maturasi folikel dan proses ovulasi dilakukan oleh poros hipotalamus-
hipofisis-ovarium. Hipotalamus mengendalikan siklus haid, namun organ ini sendiri dapat
pula dipengaruhi oleh pusat otak yang lebih tinggi, sehingga faktor kecemasan ataupun
gangguan kejiwaan lain dapat mengganggu pola haid yang normal.
Hipotalamus mempengaruhi hipofisis melalui pengeluaran GnRH-Gonadotropin
Releasing Hormon. GnRH melalui sistem sirkulasi portal menuju hipofisis anterior dan
menyebabkan gonadotrof hipofisis melakukan sintesa dan pelepasan FSH-foliclle stimulating
hormone dan LH-Luteinizing hormone. FSH akan menyebabkan proses maturasi folikel selama
fase folikuler dan LH berperan dalam proses ovulasi serta produksi progesteron oleh corpus
luteum. Aktivitas siklis dalam ovarium berlangsung melalui mekanisme umpan balik diantara
ovarium – hipotalamus dan hipofisis.

Siklus Ovarium

Fase folikuler (hari ke 1 – 10)


Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan merangsang
pertumbuhan 10 – 20 folikel namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’ yang menjadi matang dan
sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang relatif tinggi dipicu oleh penurunan
kadar estrogen dan progesteron pada akhir fase sebelumnya.
Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun dengan pertumbuhan
folikel kadarnya akan segera meningkat.

Hari Ke 10 - 14
Dengan bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara sel granulosa
dan menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel primer berubah bentuk menjadi
folikel d’graaf, disini oosit menempati posisi excenteric dan dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel
granulosa dan disebut sebagai cumulus oophorus Dengan semakin matangnya folikel, kadar
estrogen menjadi semakin bertambah (terutama dari jenis estradiol) dan mencapai
puncaknya 18 jam sebelum ovulasi. Dengan semakin meningkatnya kadar estrogen, produksi
FSH dan LH menurun ( umpan balik negatif ) untuk mencegah hiperstimulasi ovarium dan
maturasi folikel lainnya.

Ovulasi Hari Ke 14
Ovulasi terjadi dengan pembesaran folikel yang cepat dan diikuti protrusi permukaan
kortek ovarium dan pecahnya folikel menyebabkan keluarnya oosit dan cumulus oophorus
yang melekat dengannya.
Pada sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini menimbulkan rasa sakit
sekitar fossa iliaka yang dikenal dengan nama ‘mittelschmerz’. Peningkatan kadar estradiol
pada akhir mid-cycle diperkirakan akibat LH surge dan penurunan kadar FSH akan
menyebabkan –
peristiwa umpan balik positif. Sesaat sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol
secara tiba-tiba dan peningkatan produksi progesteron.

Fase Luteal Hari 15 – 28


Sisa folikel yang telah ruptur berada didalam ovarium. Sel granulosa mengalami
luteinisasi dan membentuk corpus luteum. Corpus luteum merupakan sumber utama dari
hormon steroid seksual, estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh ovarium pada fase
pasca ovulasi (fase luteal)

terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi progesteron terus meningkat dan
terjadi pula kenaikan kadar estradiol berikutnya.
Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap rendah sampai terjadi regresi corpus
luteum pada hari ke 26 – 28. Bila terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum tidak akan
mengalami regresi oleh karena keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang
diproduksi oleh trofoblas. Namun, bila tidak terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum
akan mengalami regresi dan siklus haid akan mulai berlangsung kembali. Akibat penurunan
kadar hormon steroid, terjadi peningkatan kadar gonadotropin dan siklus haid akan
berlangsung kembali.
Siklus Endometrium
Endometrium memberikan respon secara khas terhadap progestin, androgen dan
estrogen. Inilah sebabnya mengapa endometrium dapat mengalami proses haid dan
memungkinkan terjadinya proses implantasi hasil konsepsi saat terjadi proses kehamilan
Secara fungsional, endometrium dibagi menjadi 2 zona :
1. Bagian luar ( stratum fungsionalis ) yang mengalami perubahan morfologik dan fungsional
secara siklis
2. Bagian dalam ( stratum basalis ) yang secara relatif tidak mengalami perubahan dan
berperan penting dalam proses penggantian sel endometrium yang terkelupas saat haid.
Arteri basalis berada dalam stratum basalis dan arteri spiralis khususnya terbentuk dalam
stratum fungsionalis.
Perubahan siklis endometrium secara histofisiologi dibagia menjadi 3 stadium : fase
menstruasi, fase proliferasi (estrogenik) dan fase sekresi (progestasional)

Fase Proliferasi
Selama fase folikuler, endometrium terpapar dengan sekresi estrogen. Pada akhir haid,
regenerasi endometrium berlangsung dengan cepat.
Pada stadium ini – Fase Proliferasi , pola kelenjar endometrium adalah regular dan tubuler,
sejajar satu sama lain dan mengandung sedikit cairan sekresi.
Fase Sekresi
Pasca ovulasi, produksi progesteron memicu terjadi perubahan sekresi pada kelenjar
endometrium. Terlihat adanya vakuola yang berisi cairan sekresi pada epitel kelenjar. Kelenjar
endometrium menjadi semakin berliku-liku.
Fase Menstruasi
Secara normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada saat-saat akhir corpus luteum,
terjadi penurunan produksi estrogen dan progesteron. Penurunan ini diikuti dengan kontraksi
spasmodik dari arteri spiralis sehingga terjadi ischemik dan nekrosis lapisan superfisial
endometrium sehingga terjadi perdarahan. Vasospasme nampaknya merupakan akibat
adanya produksi prostaglandin lokal. Prostaglandin juga menyebabkan kontraksi uterus saat
haid. Darah haid tidak mengalami pembekuan oleh karena adanya aktivitas fibrinolitik dalam
pembuluh darah endometrium yang mencapai puncaknya saat menstruasi.
Lendir Servik
Pada wanita terdapat hubungan langsung antara traktus genitalis bagian bawah dengan
cavum peritoneal. Hubungan langsung ini memungkinkan spermatosoa mencapai ovum,
meskipun ferttilisasi umumnya terjadi di dalam tuba falopii. Hubungan langsung ini pula yang
memudahkan wanita mengalami infeksi genitalia interna. Namun keberadaan lendir servik
dapat mencegah hal itu terjadi.
a. Pada fase folikuler dini, konsistensi lendir servik kental dan impermeable ( seperti
putih telur )
b. Pada fase folikuler lanjut, meningkatnya kadar estrogen menyebabkan lendir yang
menjadi lebih encer dan relatif semipermeabel dan relatif mudah ditembus oleh
spermatozoa. Perubahan lendiri servik yang menjadi lebih encer ini disebut sebagai
‘spinnbarkheit’
c. Pasca ovulasi, progesteron yang dihasilkan corpus luteum menetralisir efek estrogen
sehingga lendir servik menjadi kental kembali dan impermeabel.

Perubahan Siklis Lain


Meskipun maksud dari perubahan hormon ovarium secara siklis adalah ditujukan
pada traktus genitalia, namun hormon-hormon tersebut juga dapat mempengaruhi sejumalh
organ tubuh lain.
1. Suhu badan basal
Terjadi kenaikan suhu badan basal kira-kira 10 F – 0.50 C pada saat ovulasi dan kenaikan
suhu tersebut dipertahankan sampai menstruasi. Ini disebabkanb oleh efek termogenik
progesteron. Bila terjadi konsepsi, kenaikan suhu badan basal ini tetap bertahan sampai
selama kehamilan.
2. Perubahan pada payudara
Kelenjar mamma sangat sensitif terhadap estrogen dan progesteron. Pembengkakan
payudara seringkali merupakan tanda pubertas sebagai respon atas kenaikan estrogen
ovarium. Estrogen dan progesteron bekerja secara sinergistik terhadap payudara dan
selama siklus haid, pembengkakan payu dara terjadi pada fase luteal dimana kadar
progesteron sedang tinggi.
3. Perubahan psikologi
Beberapa wanita mengalami perubahan ‘mood’ terkait dengan siklus haid. Terjadi
instabilitas emosional pada fase luteal. Perubahan ini disebabkan oleh penurunan
progesteron. Tidak dapat dipastikan apakah perubahan mood tersebut disebabkan oleh
siklus haid atau merupakan sindroma premenstrual.
LO 3. Biokimia Hormon Reproduksi Wanita
HORMON SEKS STEROID

Progesteron
Progesteron merupakan produk yang dihasilkan oleh korpus luteum. Fungsi dari
progesteron itu sendiri adalah :
1. Menyiapkan endometrium untuk implantasi blastokist
Endometrium yang sudah dipengaruhi estrogen karena pengaruh
progesteron berubah menjadi desidua dengan timbunan glikogen yang
makin bertambah yang sangat penting sebagai bahan makanan dan
menunjang ovum
2. Mencegah kontraksi otot-otot polos terutama uterus dan mencegah
kontraktilitas uterus secara spontan karena pengaruh oksitosin
3. Cervix uteri menjadi kenyal, ostium uteri tertutup disertai dengan lendir yang
kental, sedikit, lekat, seluler dan banyak mengandung lekosit sehingga sukar
dilalui spermatozoa
4. Mempengaruhi tuba fallopi, dengan cara :
 Glikogen dan vitamin C tertimbun banyak di dalam mukosa tuba falopii
 Memperlemah gerakan peristaltik
5. Bersifat termogen, yaitu menaikkan suhu basal
6. Merangsang pertumbuhan asini dan lobuli glandula mammae pada fase
luteal, sedangkan estrogen akan mempengaruhi epitel saluran
7. Merangsang natriuresis dan menambah produksi aldosteron
8. Merangsang pusat pernafasan (medulla oblongata) sehingga terjadi
peningkatan proses respirasi
(H. Wiknjosastro, 1984)

Estrogen
Estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder
dan mempunyai pengaruh terhadap psikologi perkembangan kewanitaan. Efek utama
estrogen adalah pertumbuhan alat genital wanita dan kelenjar mamma. Vulva dan
vagina berkembang di bawah pengaruh estrogen. Hormone ini akan mempengaruhi
jaringan epitel, otot polos, dan merangsang pembuluh darah pada alat-alat tersebut.
Estrogen juga menyebabkan proliferasi epitel vagina, penimbunan glikogen dalam sel
epitel yang oleh basil doderlein diubah menjadi asam laktat sehingga menyebabkan pH
vagina menjadi rendah. (H. Wiknjosastro, 1984)
Disamping itu estrogen juga mempunyai fungsi sebagai berikut, yaitu :
1. Mempengaruhi hormone lain, seperti :
 Menekan produksi hormone FSH dan menyebabkan sekresi LH
 Merangsang pertumbuhan follikel didalam ovarium, sekalipun tidak ada FSH
2. Menimbulkan proliferasi dari endometrium baik kelenjarnya maupun
stromanya
3. Mengubah uterus yang yang infantile menjadi mature
4. Merangsang pertumbuhan dan menambah aktifitas otot otot tuba
fallopi
5. Cervix uteri menjadi lembek, ostium uteri terbuka disertai lendir yang
bertambah banyak, encer, alkalis dan aselluler dengan pH yang bertambah
sehingga mudah dilalui spermatozoa
6. Menyebabkan pertumbuhan sebagian lobuli alveoli dan saluran glandula
mammae

Hormon-Hormon lain yang Berperan dalam Siklus Menstruasi Normal


Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin

 GANGGUAN MENSTRUASI (Patofisiologi, Etiologi, Manifestasi Klinis, Terapi)


Kelainan haid yang dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah
yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
1. Amenorrhoe : tidak ada haid
2. Pseudoamenorrhoe ( kryptomenorrhoe ) : ada haid tapi darah haid tidak dapat keluar
karena tertutupnya tractus genitalis.
3. Menstruatio praecox : timbulnya haid pada umur yang sangat muda.
4. Hypomenorrhoe : haid teratur tetapi jumlah darahnya sedikit.
5. Oligomenorrhoe : haid jarang, karena siklusnya panjang.
6. Hypemenorrhoe ( menorrhagia ) : haid teratur tetapi jumlah darahnya banyak.
7. Polymenorrhoe : haid teratur, tetapi kerap datangnya, karena siklusnya pendek.
8. Metrorrhagie : perdarahan rahim di luar waktu haid.
9. Dysmenorrhoe : nyeri pada waktu haid.

KELAINAN MENSTRUASI
a. Kelainan pada banyak dan lamanya perdarahan

Hipermenore (Menorraghia)
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8
hari),kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.

Etiologi
• Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia.
Terapi :uterotonika
• Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
• Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri
luas,bendungan pembuluh darah balik.
• Hipertensi
• Dekompensio cordis
• Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
• Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
• Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili

Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon
(GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).Hal
ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan
siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel
menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi.
Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan
berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron.
Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi.
14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan
endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi
korpus luteum.Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi
awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada
beberapa kondisi patologis.Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan
adanya stimulasi dariFSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi.
Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi.
Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen
menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan
pendarahan yang normal, namun ketidak stabilan poliferasi endometrium yang berlangsung
tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

Manifestasi Klinis
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga
sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

Hypomenorhea (kriptomenorrhea)
Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.
Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari
7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.

Etiologi
•Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
•kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun
maupungangguan hormonal.
Patofisiologi
Dapat diakibatkan oleh Asherman’s syndrome, kekurangan lemak tubuh untuk
membuat hormon steroid, dan faktor psikogenik

Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya
berupa spotting.

b. Kelainan pada siklus haid

Polimenorea (Epimenoragia)

Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan
jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.

Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek
sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi
pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.

Manifestasi klinis
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).

Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi
menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.

Oligomenorrhea

Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari

Etiologi
 Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-
5menstruasi)
 Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
 Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.

Manifestasi klinis
• Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
• Perdarahan haid biasanya berkurang

Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila
mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.

Amenorea

Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.

Klasifikasi
• Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
• Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah
mengalamihaid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Etiologi
• Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan
vagina
• Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan
progesteron negatif.
• penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
• kelainan kongenital
• ketidak stabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.

Patofisiologi
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan
dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidak adekuatan
hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen
dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan
tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal
iniadalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis
anterior,seperti adenoma pitiutari. Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu
penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana
terdapat kadar FSH dan LH yangcukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak
mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau
gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis
gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom
seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic
amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami
menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder.Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium )
tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.Amenore sekunder
disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti
bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secarafungsional. Amenore yang
terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadapaliran darah yang akan keluar
uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasiovarium sperti kelebihan androgen
yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.

c. Perdarahan di luar haid

Metroragia

Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.

Klasifikasi
1.Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2.Metroragia diluar kehamilan.

Etiologi
• Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh;carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis
(sepertikolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
• Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis,
neurogen,hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi,
metabolik,penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus
luteumpersisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan
penyakitakut ataupun kronis.

Manifestasi klinis
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun
keadaan inisering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.Terapi :
kuretase dan hormonal.

d. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid


Pra Menstruasi Syndrom

Definisi
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai
menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2
sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.
Disebabkan oleh :
• Sekresi estrogen yang abnormal
• Kelebihan atau defisiensi progesteron
• Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin
• Kelebihan hormon anti diuresis
• Kelebihan atau defisiensi prostaglandin

Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah
ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan
natrium,penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan
kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan
produksi progesteron.Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga
memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita
yang lebihpeka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor
psikologis.

Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam
darah,yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses
kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti
depresi.Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah
prolaktin.Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah
esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang
terlalubanyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol
produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut
kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.Gangguan metabolisme prostaglandin akibat
kurangnya gamma linolenic acid (GLA).Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem
reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti
peradangan.

Manifestasi klinis
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu
makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil.
Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
Dismenore

Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan
pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.

Klasifikasi
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah
nyerihaid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat
kandungan.Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):
1.Sering ditemukan pada usia muda.
2.Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
3.Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertaimual, muntah,
diare, kelelahan, dan nyeri kepala.
4.Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama ataukedua haid.
5.Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.
6.Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.

Etiologi
psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit,
hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid
seks,kadar vasopresin tinggi).

Patofisiologi
Korpus luteumakan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan.Hal ini akan
mengakibatkan penurunan kadar progesterondan mengakibatkan labilisasi membran
lisosom,sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan
menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran selendometriumdan
menghasilkanasam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium
akan merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2
alfa.Wanita dengan dismenore primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGF2 alfa di
dalam darahnya, yang merangsang kontraksi dan vasokonstriksi miometrium. Akibatnya
terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus,sehingga terjadi penurunan aliran darah ke
uterus dan mengakibatkan iskemia dan menimbulkan abdominal cramp. Prostaglandin sendiri
dan leukotrine juga menyebabkan sensitisasi, selanjutnya meningkatkann ambang rasa sakit
pada ujung-ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia
(Sunaryo,1989).

Manifestasi klinis
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan
malasbergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil,
sensitif,mudah marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi
jugakerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa
nyeri,kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai
gejalagastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.Dismenorea Sekunder;
terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus
infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis,retroflexio uteri fixata,
gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.

Manifestasi klinis
Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997):
• Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid
pertama),yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
• Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.3. Terdapat ketidaknormalan
(abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan kemungkinan
endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketanpelvis),
dan adenomyosis

Mastodinia atau Mastalgia

Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.Sebab-sebabDisebabkan oleh
dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertaihiperemia
didaerah payudara.

Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)

Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel
Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti
oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan
ektopik yang pecah.

PENATALAKSANAAN
1. Edukasi
Penderita perlu dijelskan bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya
untuk kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup,
pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Salah satu informasi yang perlu dibicarakan
yaitu mengenai makanan sehat (rendah lemak), istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin
berguna, serta psikoterapi. Perlu juga dijelaskan kepada penderita supaya untuk tidak
merokok dan jangan mudah stress. Dapat juga disarankan kepada penderita untuk mengganti
pembalut 2x sehari, dan memilih pakaian dalam dan brayang nyaman dipakai dan tidak ketat.
Tujuannya untuk mengurangi gesekan sehingga mengurangi nyeri.

2. Kuratif :
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore
primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan
hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan
obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat).
Obat ini bekerja dengan menekan aktivitas cyclooxygenase yang mengakibatkan penurunan
sintesis prostaglandin. Obat ini akan sangatefektif jika mulai diminum 2 hari sebelum
menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2menstruasi.Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri
juga bisa dikurangi dengan:
– istirahat yang cukup
– olah raga yang teratur (terutama berjalan)
– pemijatan
– yoga
– orgasme pada aktivitas seksual
– kompres hangat di daerah perut.
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan
muntahbiasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.

Pemberian obat analgesik


Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi
simtomatik, jika rasa nyeri hebat diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada
perut bawah untuk mengurangi penderita.Obat analgesik yang sering diberikan adalah
preprat kombinasi aspirin,fansetin, dan kafein. Obat-obatan paten yang beredar dipasaran
antara lainnovalgin, ponstan, acetaminophendan sebagainya.

Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk
membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminore primer atau untuk memungkinkan
penderita melakukan pekerjaan penting waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai
dengan memberikan salah satu jenis pilkombinasi kontrasepsi. Gejala juga bisa dikurangi
dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur. Jika nyeri terus dirasakan dan
mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung
estrogen dan progesteron atau diberikan medroksi progesteron. Pemberian kedua obat
tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi
pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika
obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika
dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana
lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan untuk dismenore
sekunder tergantung kepada penyebabnya

Penatalaksanaan secara nonfarmakologis


Terapi non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternative pilihan dalam
pengobatan diminore primer adalah:

1. Kompres hangat
Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-
buli panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas
daribuli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan
akanterjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang
atauhilang (Perry & Potter,(2005).
Menurut Bare & Smeltzer (2001), kompres hangat mempunyai keuntungan
meningkatkanaliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri
denganmempercepat penyembuhan. Menurut Bobak (2005), kompres hangat berfungsi
untuk mengatasi atau mengurangi nyeri,dimana panas dapat meredakan iskemia dengan
menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan
nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan
aliran menstruasi, dan meredakan vasokongesti pelvis. Menurut Price & Wilson (2005),
kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang
otot. Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas).Panas dapat melebarkan
pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah. Kompres hangat adalah metode yang
digunakan untuk meredakannyeri dengan cara menggunakan buli-buli yang diisi dengan air
panas yang ditempelkan pada sisi perut kiri dan kanan.

2. Olahraga
Olah raga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah sirkulasi darah pada otot
rahim menjadi lancar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Pelepasan
endorfinalami dapat meningkat dengan olahraga teratur yang akan menekan pelepasan
prostaglandin,selain itu mampu menguatkan kadar beta endorfin yaitu suatu zat kimia otak
yang berfungsi meredakan rasa sakit (Sadoso, 1998).

2. Berhenti merokok dan mengkomsumsi alkohol


Kebiasaan-kebiasaan buruk ini, mempunyai efek negatif terhadap tubuh manusia,
pada perokok berat dapat meningkatkan durasi terjadinya dysmenorrhea, hal ini berkaitan
dengan peningkatan volume dan durasi perdarahan selama menstruasi. Senyawa yang
terdapat didalam alkohol dapat mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan mengakibatkan
retensi cairan yang memperparah breast discomfort. Dengan menghindari dan
menghilangkan kebiasaan tersebut, diharapkan efek negatif dapat dihilangkan sehingga
dysmenorrhea tidak terjadi (Medicastore,2004).

3. Pengaturan diet
Cara mengurangi dan mencegah rasa nyeri saat menstruasi, dianjurkan
mengkomsumsi makanan yang banyak mengandum kalsium dan makanan segar, seperti
sayuran, buah- buahan, ikan, daging, dan makanan yang mengandung vitamin B6 karena
berguna untuk metabolisme estrogen (Medicastore, 2004).

Menurut Bare & Smeltzer (2001) penanganan nyeri secara nonfarmakologis terdiri dari:

1) Masase kutaneus
Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung
danbahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi
otot

2) Terapi panas
Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area
dankemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.

3) Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton ( TENS)


TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-
nosiseptor)dalam area yang sama seperti pada serabut yang menstransmisikan nyeri. TENS
menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang di pasang pada
kulituntuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.

4) Distraksi
Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri, contoh:
menyanyi,berdoa, menceritakan gambar atau foto dengan kertas, mendengar musik dan
bermain satupermainan.

5) Relaksasi
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan,contoh: bernafas
dalam-dalam dan pelan.
6) Imajinasi
Imajinasi merupakan khayalan atau membayangkan hal yang lebih baik khususnya dari
rasanyeri yang dirasakan.

 Diagnosis dan Tatalaksana Farmakologis


Diagnosis
Anamnesa
Dokter akan menanyakan sejarah yang lengkap medis pasien. Informasi ini dapat membantu
menentukan apakah masalah menstruasi disebabkan oleh kondisi medis lain. Sebagai contoh,
non-menstruasi kondisi yang dapat menyebabkan sakit perut termasuk usus buntu, infeksi
saluran kencing, kehamilan ektopik, dan sindrom iritasi usus besar. Endometriosis dan fibroids
dapat menyebabkan perdarahan berat dan nyeri. Dokter mungkin bertanya pertanyaan-
pertanyaan mengenai:
1. Pola siklus menstruasi - panjang waktu antara periode, jumlah hari yang periode
terakhir, jumlah hari perdarahan berat atau ringan
2. Kehadiran atau sejarah dari setiap kondisi medis yang mungkin menyebabkan masalah
haid
3. Setiap riwayat keluarga masalah haid
4. Sejarah nyeri panggul
5. Regular penggunaan obat (termasuk vitamin dan over-the-counter obat-obatan)
6. Diet sejarah, kafein termasuk dan asupan alcohol
7. Masa lalu atau sekarang menggunakan kontrasepsi
8. Setiap stres peristiwa terakhir
9. Riwayat seksual
10. Harian menstruasi. Sebuah buku harian menstruasi adalah cara yang membantu untuk

melacak perubahan dalam siklus menstruasi. Pasien dapat merekam saat periode mereka
mulai, berapa lama berlangsung, dan jumlah perdarahan dan nyeri yang terjadi selama
menstruasi.

Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul adalah bagian standar diagnosis. Tes Pap dapat dilakukan selama ujian
ini.

Pemeriksaan luar ginelkologi


Pemeriksaan fisik umum
1. Kesan umum : tampak sakit, kompos mentis, anemia, ikterus.
2. Kesadaran – komunikasi personal - tekanan darah – nadi – frekuensi nafas – suhu
badan.
3. Pemeriksaan jantung dan paru

Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu ( kelenjar thyroid, kelenjar getah bening leher
dsb nya)
1. Banyak ahli ginekologi yang secara rutin memeriksa keadaan kelenjar tiroid
 (pembesaran,
pembengkakan, benjolan kecil)
2. Penyakit tiroid lebih sering mengenai wanita dan meningkat dengan semakin 
bertambahnya
usia.
3. Beberapa gangguan haid berkaitan dengan disfungsi tiroid.

Pemeriksaan khusus ginekologi


Inspeksi abdomen
1. Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan
 oleh kehamilan
atau tumor.
2. Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.
3. Striae, jaringan parut, peristaltik.

Palpasi abdomen
1. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum terlebih dahulu.
2. Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.
3. Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut jari- jari
 dalam
keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara perlahan-lahan dan kemudian
diteruskan kesemua bagian abdomen dengantekanan yang meningkat secara bertahap.
4. Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah : Terdapat “defance muscular” akibat peritonitis
atau rangsangan peritoneum yang lain.
5. Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas
6. Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak tangan kanan 
dilakukan
pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam cavum abdomen.
7. Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan lebih lanjut 
mengenai:

Perkusi abdomen
Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan apakah
pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara (meteorismus) atau tumor

Auskultasi abdomen
1. Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencari denyut

jantung janin).
2. Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
3. Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan

Genitalia eksterna
Inspeksi genitalia eksterna
Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas
Keadaan vulva bagian luar:
- Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis
- Terdapat ulkus, pembengkakan.
Cairan yang keluar dari vulva: pus, darah, leucorrhoea

Pemeriksaan penunjang
1. Darah dan Tes Hormonal
Tes darah dapat membantu menyingkirkan kondisi lain yang menyebabkan gangguan
menstruasi. Tes darah juga dapat memeriksa follicle- stimulating hormon, estrogen, dan
tingkat prolaktin. Pasien yang memiliki menorrhagia mungkin mendapatkan tes untuk
gangguan perdarahan. Jika pasien kehilangan banyak darah, mereka juga harus mendapatkan
diuji untuk anemia.
 Pasien yang memiliki amenore mungkin perlu untuk menerima tes
hormon khusus. Uji tantangan progestasional menggunakan progesteron oral atau
disuntikkan untuk menguji lapisan rahim fungsional (endometrium):
a. Perdarahan yang terjadi sampai 3 minggu setelah dosis progesteron menunjukkan

bahwa wanita memiliki tingkat estrogen yang normal tetapi tidak berovulasi, terutama jika
tiroid dan prolaktin tingkat normal. Dalam kasus tersebut, dokter akan memeriksa stres,
berat badan baru-baru ini, dan setiap obat-obatan. Hasil tersebut juga bisa menyarankan
ovarium polikistik atau stres.
b. Kegagalan untuk berdarah bisa menunjukkan rahim yang abnormal yang mencegah
keluar atau estrogen tidak cukup. Dalam kasus tersebut, langkah berikutnya mungkin untuk
mengelola estrogen diikuti oleh progestin. Jika perdarahan terjadi setelah itu, penyebab
amenore berkaitan dengan kadar estrogen rendah. Dokter kemudian akan memeriksa
kegagalan ovarium, anoreksia, atau penyebab lain dari estrogen rendah. Jika pendarahan
tidak terjadi, dokter akan memeriksa penghalang yang mencegah aliran menstruasi.
USG
Teknik pencitraan yang sering digunakan untuk mendeteksi kondisi tertentu yang dapat
menyebabkan gangguan menstruasi. Imaging dapat membantu mendiagnosa fibroid,
endometriosis, atau kelainan struktur pada organ reproduksi.

USG dan Sonohysterography.


USG adalah teknik pencitraan standar untuk mengevaluasi rahim dan indung telur, fibroid
mendeteksi, kista ovarium dan tumor, dan penghalang menemukan dalam saluran kemih. Ini
menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari organ-organ. USG tidak
membawa risiko dan menyebabkan ketidaknyamanan sangat sedikit.
Sonohysterography transvaginal USG menggunakan bersama dengan garam disuntikkan ke
dalam rahim untuk meningkatkan visualisasi rahim.

Prosedur Diagnostik Lainnya


1. Histeroskopi.
Histeroskopi adalah prosedur yang dapat mendeteksi keberadaan fibroid, polip, atau
penyebab lain dari perdarahan. Ini mungkin akan ketinggalan kasus kanker rahim,
bagaimanapun, dan bukan merupakan pengganti lebih banyak prosedur invasif, seperti
dilatasi dan kuretase (D & C) atau biopsi endometrium, jika kanker dicurigai.
 Hal ini dilakukan
dalam suasana kantor dan tidak memerlukan sayatan. Prosedur menggunakan tabung
fleksibel atau kaku panjang yang disebut hysteroscope, yang dimasukkan ke dalam vagina dan
melalui leher rahim untuk mencapai rahim. Sebuah sumber cahaya serat optik dan kamera
kecil di tabung memungkinkan dokter untuk melihat rongga. Rahim diisi dengan garam atau
karbon dioksida untuk mengembang rongga dan memberikan tampilan yang lebih baik. Hal
ini dapat menyebabkan kram. Histeroskopi adalah non-invasif, namun banyak wanita
menemukan prosedur yang menyakitkan. Penggunaan semprotan anestesi seperti lidokain
dapat membantu dalam mencegah sakit dari prosedur ini. Komplikasi lain termasuk
penyerapan cairan yang berlebihan, infeksi, dan perforasi uterus. Histeroskopi juga dilakukan
sebagai bagian dari prosedur bedah.

2. Laparoskopi
Diagnostik laparoskopi merupakan prosedur bedah invasif rendah, saat ini satu-satunya
metode definitif untuk mendiagnosa endometriosis, penyebab umum dari dismenore. Hal ini
juga dapat digunakan untuk mengobati endometriosis. Laparoskopi biasanya memerlukan
anestesi umum, walaupun pasien bisa pulang hari yang sama. Prosedur ini melibatkan
menggembungkan perut dengan gas melalui sayatan perut kecil. Sebuah tabung serat optik
dilengkapi dengan lensa kamera kecil (laparoskop) kemudian dimasukkan. Dokter
menggunakan laparoskop untuk melihat rahim, ovarium, tuba, dan peritoneum (selaput
panggul).

3. Biopsi endometrium.
Bila perdarahan berat atau abnormal terjadi, sebuah (rahim) biopsi endometrium dapat
dilakukan di kantor. Prosedur ini dapat membantu mengidentifikasi sel-sel abnormal, yang
menunjukkan bahwa kanker dapat hadir. Hal ini juga dapat membantu dokter menentukan
pengobatan hormonal terbaik untuk digunakan. Prosedur ini mungkin sering dilakukan tanpa
anestesi, atau lokal anestesi disuntikkan.
a. Pasien terletak di punggungnya dengan kaki di sanggurdi. Sebuah alat (speculum)

dimasukkan ke dalam vagina untuk terus terbuka dan memungkinkan leher rahim
 untuk
dilihat.
b. Serviks dibersihkan dengan cairan antiseptik dan kemudian digenggam dengan

instrumen (tenaculum) yang memegang rahim stabil. Sebuah perangkat yang disebut dilator
serviks mungkin diperlukan untuk meregangkan kanalis servikalis jika ada sesak (stenosis).
Sebuah tabung, plastik kecil berongga kemudian lembut dilewatkan ke dalam rongga rahim.
c. Hisap lembut menghapus sampel lapisan. Sampel jaringan dan instrumen dihapus.
Spesialis yang disebut ahli patologi memeriksa sampel di bawah mikroskop.

4. Dilatasi dan kuretase (D & C).


D dan C (dilatasi dan kuretase) adalah suatu prosedur dimana saluran vagina lembut diadakan
terbuka dengan spekulum, dan leher rahim membesar (melebar) dengan batang logam.
Sebuah kuret kemudian dilewatkan melalui kanalis servikalis ke dalam rongga rahim di mana
jaringan endometrium dikerok dan dikumpulkan untuk pemeriksaan. Dilatasi dan kuretase (D
& P) adalah prosedur yang lebih invasive:
1. A D & C biasanya dilakukan dalam suasana rawat jalan sehingga pasien dapat pulang
pada hari yang sama, tetapi kadang-kadang memerlukan anestesi umum. Ini mungkin perlu
dilakukan di ruang operasi untuk menyingkirkan kondisi serius atau mengobati beberapa yang
kecil yang dapat menyebabkan perdarahan.
2. Serviks (leher rahim) adalah berdilatasi (membuka).
3. Dokter bedah goresan lapisan dalam rahim dan leher rahim.

Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel pada jaringan tersebut dan untuk
meringankan perdarahan berat dalam beberapa kasus. A & C juga dapat efektif dalam
Scraping off polip endometrium kecil, tetapi tidak sangat berguna bagi kebanyakan fibroid,
yang cenderung lebih besar dan lebih melekat erat.

LO 3.8 Tatalaksana & Pencegahan Kelainan Haid


Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai kemungkinan adalah
melakukan prinsip-prinsip pengobatan sebagai berikut:
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mengatur menstruasi agar kembali normal
3. Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%.
Menghentikan perdarahan
Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut:
Kuret (curettage). Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak bagi gadis dan tidak bagi
wanita menikah tapi “belum sempat berhubungan intim”. O b a t (medikamentosa)
1. Golongan estrogen.
Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang
relatif menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan
gangguan pembekuan darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat
menimbulkan gangguan fungsi liver.
Dosis dan cara pemberian:
• Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama 7-10 hari.
• Benzoas estradiol: 20 mg disuntikkan intramuskuler. (melalui bokong)
• Jika perdarahannya banyak, dianjurkan nginap di RS (opname), dan diberikan Estrogen
konyugasi (estradiol valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus) perlahan-
lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam. Tidak boleh lebih 4 kali sehari. Estrogen
intravena dosis tinggi ( estrogen konjugasi 25 mg setiap 4 jam sampai perdarahan berhenti )
akan mengontrol secara akut melalui perbaikan proliferatif endometrium dan melalui efek
langsung terhadap koagulasi, termasuk peningkatan fibrinogen dan agregasi trombosit.
Terapi estrogen bermanfaat menghentikan perdarahan khususnya pada kasus endometerium
atrofik atau inadekuat. Estrogen juga diindikasikan pada kasus DUB sekunder akibat depot
progestogen ( Depo Provera ). Keberatan terapi ini ialah bahwa setelah suntikan dihentikan,
perdarahan timbul lagi.
2. Obat Kombinasi
Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan paling efektif. Pengobatan
medis ditujukan pada pasien dengan perdarahan yang banyak atau perdarahan yang terjadi
setelah beberapa bulan amenore. Cara terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral ; obat ini
dapat dihentikan setelah 3 – 6 bulan dan dilakukan observasi untuk melihat apakah telah
timbul pola menstruasi yang normal. Banyak pasien yang mengalami anovulasi kronik dan
pengobatan berkelanjutan diperlukan. Paparan estrogen kronik dapat menimbulkan
endometrium yang berdarah banyak selama penarikan progestin . Speroff menganjurkan
pengobatan dengan menggunakan kombinasi kontrasepsi oral dengan regimen menurun
secara bertahap.
Dua hingga empat pil diberikan setiap hari setiap enam hingga duabelas jam , selama 5 sampai
7 hari untuk mengontrol perdarahan akut. Formula ini biasanya mengontrol perdarahan akut
dalam 24 hingga 48 jam ; penghentian obat akan menimbulkan perdarahan berat. Pada hari
ke 5 perdarahan ini, mulai diberikan kontrasepsi oral siklik dosis rendah dan diulangi selama
3 siklus agar terjadi regresi teratur endometrium yang berproliferasi berlebihan. Cara lain,
dosis pil kombinasi dapat diturunkan bertahap ( 4 kali sehari, kemudian 3 kali sehari,
kemudian 2 kali sehari ) selama 3 hingga 6 hari, dan kemudian dilanjutkan sekali setiap hari.
Kombinasi kontrasepsi oral menginduksi atrofi endometrium, karena paparan estrogen
progestin kronik akan menekan gonadotropin pituitari dan menghambat steroidogenesis
endogen. Kombinasi ini berguna untuk tatalaksana DUB jangka panjang pada pasien tanpa
kontraindikasi dengan manfaat tambahan yaitu mencegah kehamilan. Khususnya untuk
pasien perimenarche, perdarahan berat yang lama dapat mengelupaskan endometrium
basal, sehingga tidak responsif terhadap progestin. Kuretase untuk mengontrol perdarahan
dikontraindikasikan karena tingginya resiko terjadinya sinekia intrauterin ( sindroma
Asherman ) jika endometrium basal dikuret. OC aman pada wanita hingga usia 40 dan
diatasnya yang tidak obes, tidak merokok, dan tidak hipertensi.
3. Golongan progesterone
Pertimbangan di sini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar,
sehingga pemberian obat progesterone mengimbangi pengaruh estrogen terhadap
endometrium. Obat untuk jenis ini, antara lain:
• Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari, diminum selama 7 10 hari.
• Norethisteron: 3×1 tablet, diminum selama 7-10 hari.
• Kaproas hidroksi-progesteron 125 mg secara intramuskular
4. OAINS
Menorragia dapat dikurangi dengan obat anti inflamasi non steroid. Fraser dan Shearman
membuktikan bahwa OAINS paling efektif jika diberikan selama 7 hingga 10 hari sebelum
onset menstruasi yang diharapkan pada pasien DUB ovulatori, tetapi umumnya dimulai pada
onset menstruasi dan dilanjutkan selama espisode perdarahan dan berhasil baik. Obat ini
mengurangi kehilangan darah selama menstruasi ( mensturual blood loss / MBL ) dan
manfaatnya paling besar pada DUB ovulatori dimana jumlah pelepasan prostanoid paling
tinggi.2
Mengatur menstruasi agar kembali normal
Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus
menstruasi, misalnya dengan pemberian: Golongan progesteron: 2×1 tablet diminum selama
10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi.
Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%.
Terapi yang ini diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik. Sekantong
darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika
kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah
LO 6. Pandangan Islam terhadap Istihadhah dan Haid serta Mensucikan Diri dalam Beribadah
Perbedaan antara darah istihadlah dengan darah haid adalah darah haid merupakan darah
alami, biasa dialami wanita normal dan keluarnya dari rahim sedangkan darah istihadlah
keluar karena pecahnya urat, sifatnya tidak alami (tidak mesti dialami setiap wanita) dan
keluarnya dari urat yang ada di sisi rahim. Ada perbedaan lain dari sifat darah haid bila
dibandingkan dengan darah istihadlah :
1. Perbedaan warna. Darah haid umumnya hitam sedangkan darah istihadlah umumnya
merah segar.
2. Kelunakan dan kerasnya. Darah haid sifatnya keras sedangkan istihadlah lunak.
3. Kekentalannya. Darah istihadlah mengental sedangkan darah haid sebaliknya.
4. Aromanya. Darah haid beraroma tidak sedap/busuk.
Darah Istihadah Menurut Penjelasan Ilmu Fiqh

Menurut Ustaz Sulaiman Endut dalam bukunya yang berjudul Asas-asas Fardhu Ain
mengatakan bahwa :

“Darah istihadhah ialah darah penyakit yang keluar dari faraj perempuan. Darah ini
bukanlah merupakan darah haid atau darah nifas. Ia adalah sejenis darah penyakit.
Seseorang perempuan yang ketika didatangi darah istihadhah, wajib berpuasa,
bersembahyang dan boleh mengerjakan ibadah lain sama seperti orang lain yang tidak
didatangi haid dan nifas.”

Rumusan yang dapat dibuat berdasarkan pendapat di atas, istihadah merupakan darah yang
keluar bukan pada masa haid dan nifas. Darah istihadah disifatkan sebagai darah penyakit.
Untuk mengetahui darah istihadah ialah darah yang keluar dari rahim perempuan yang
melebihi (15 hari dan malamnya) atau kurang (24 jam) dari tempoh haid dan nifas. Dari
Aisyah ra berkata :

“Fatimah Binti Abi Hubaisy telah datang menemui Nabi SAW dan berkata : Wahai
Rasulullah, aku telah beristihadhah, oleh itu aku tidak suci, maka adakah aku perlu
meninggalkan solat? Sabda Rasulullah SAW : Tidak, itu hanyalah darah penyakit dan
bukan darah haid. Ketika kedatangan haid hendaklah engkau meninggalkan solat, dan
apabila kadarnya telah berlalu, maka hendaklah engkau membasuh darah yang berada
pada diri engkau dan hendaklah engkau bersolat.” (Riwayat Al-Bukhari)

Darah ini membatalkan wuduk tetapi tidak mewajibkan wanita tersebut mandi hadas dan
tidak wajib meninggalkan solat serta puasa. Oleh itu wanita yang keluar darah tersebut
hendaklah membasuhnya, mengikat atau membalut tempat keluarnya dan hendaklah
berwuduk setiap kali hendak solat fardhu.

Faktor Istihadhah

Wanita yang mengeluarkan darah istihadhah adalah disebabkan kestabilan kesihatan tubuh
badan yang terganggu atau stamina tubuh tidak terjamin yang disebabkan oleh kerosakkan
organ-organ atau kelenjar-kelenjar yang berada dipersekitaran rahimnya. Kadang kala boleh
juga disebabkan oleh gangguan emosi wanita tersebut.

Darah istihadhah ini mengalir secara berterusan dan kadang kala ia berlarutan sehingga
beberapa minggu. Jika keadaan sebegini berterusan, maka lebih baik mendapatkan rawatan
dan nasihat doktor dengan segera untuk mengetahui apa puncanya.

Ciri-ciri Istihadhah

1. Wanita umur sembilan tahun yang mengeluarkan darah.


2. Wanita yang keluar darah melebihi batasan haid sebanyak 15 hari dan malamnya.
Atau wanita yang mengeluarkan darah kurang dari 24 jam atau satu hari dan malamnya.
3. Wanita yang mengeluarkan darah melebihi batasan masa nifas sebanyak 60 hari dan
malamnya.
4. Wanita didatangi darah sebanyak dua kali yang diselangi dengan masa suci kurang dari
15 hari dan malamnya.

Hukum Istihadhah

1. Tidak wajib mandi ketika ingin mengerjakan solat wajib ataupun sunat pada bila-bila
masa. Kecuali satu kali ketika haidnya sudah berhenti.
2. Orang Istihadhah wajib berwuduk setiap kali hendak mengerjakan solat.
3. Hendaklah ia membasuh kemaluannya sebelum berwuduk dan kemudian ia menutup
kemaluannya dengan sehelai kain atau kapas untuk menahan atau mengurangi najis daripada
terus keluar. Jika cara ini tidak berjaya menahan darah istihadhah, maka hendaklah ia
menyumbat atau mengikat kemaluannya supaya tidak bocor.
4. Tidak menjadi halangan bagi suami yang ingin menjimak isterinya ketika istihadhah.
Ini merupakan pendapat mejoriti para ulamak, kerana ia tidak mempunyai satu dalilpun yang
mengharamkannya.
5. Hukum wanita istihadhah sama sepertimana wanita yang suci daripada haid dan nifas.
wanita istihadhah boleh mengerjakan solat, puasa, tawaf, membaca Al-Quran, menyertuh Al-
Quran dan sebagainya.

Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata : “Ummu Habibah binti Jahsy meminta fatwa kepada
Rasulullah.” Ummu Habibah berkata: “sesungguhnya saya terkena darah penyakit?”
Rasulullah berkata: “itu hanya darah, mandi dan sholatlah. Maka Ummu Habibah mandi
setiap akan melaksanakan sholat”. Al-Laits bin Sa’id berkata:”Ibu Syibah tidak menyebutkan
bahwa Rasulullah menyuruh Ummu Habibah binti Jahsy untuk mandi setiap kali mau
melaksanakan sholat, akan tetapi itu hanyalah perbuatan Ummu Habibah sendiri.”
(HR.Muslim 63/334)

Haid
Definisi Haid.
Haid secara bahasa bermakna mengalir.
Adapun secara istilah, Al-Bahuti berkata, “Dia adalah darah kebiasaan wanita yang berasal
dari dasar rahim, pada waktu-waktu tertentu.” (Ar-Raudh Al-Murbi’ -Hasyiah Ibni Qasim-:
1/370) Dan sebagian ulama ada yang menambahkan definisinya: Bukan dikarenakan sebab
melahirkan.

Ciri-Ciri Darah Haid.


Dia adalah darah tebal yang keluar dari rahim, berwarna hitam lagi busuk baunya, dan setelah
keluar tetap dalam keadaan cair.

Najisnya Darah Haid.


Darah haid adalah najis berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Mereka bertanya kepadamu
tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran (najis).” (QS. Al-Baqarah: 222).
Adapun dari As-Sunnah, maka Rasulullah bersabda tentang pakaian yang terkena darah haid,
“Hendaknya dia mengeruknya lalu menggosoknya dengan air lalu menyiramnya.” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim dari Asma` bintu Abi Bakr) Dan ini jelas menunjukkan najisnya. Dan An-
Nawawi menukil ijma’ kaum muslimin akan najisnya darah haid.

Penentuan Masa Haid.


Ada dua perkara yang dijadikan sandaran dalam menentukan masa haid:
1. Adat. Yaitu lama biasanya darah haid keluar dari seorang wanita setiap bulannya. Misalnya
kalau setiap bulan darah haidnya keluar selama 7 hari, maka berarti adat haidnya 7 hari. Kalau
biasanya haid keluar setiap akhir bulan selama sekitar 5 atau 6 hari, maka berarti adat dia
setiap akhir bulan berkisar antara 5 atau 6 hari. Demikian seterusnya.
Dalilnya adalah sabda Nabi -shallallahu alaihi wasallam- kepada Fathimah binti Jahsy, “… akan
tetapi tinggalkanlah shalat selama hari-hari yang biasanya kamu haid pada hari-hari itu.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah)
2.Tamyiz. Yaitu dengan memperhatikan darah yang keluar dari kemaluannya. Kalau yang
keluar sesuai dengan ciri-ciri haid yang telah disebutkan di atas maka berarti dia sekarang
terkena haid. Tapi kalau tidak sesuai dengan ciri-ciri haid maka berarti dia tetap suci walaupun
ada darah yang keluar. Dalilnya adalah sabda Nabi -shallallahu alaihi wasallam- kepada
Fathimah binti Abi Hubaisy yang terkena istihadhah, “Itu hanyalah urat yang pecah dan bukan
darah haid. Kalau darah haid sudah datang maka tinggalkanlah shalat dan kalau dia sudah
berlalu maka cucilah darah darimu lalu shalatlah.” (HR. Al-Bukhari no. 306 dan Muslim no.
333)

Tanda Datang dan Selesainya Haid.


Datangnya haid ditandai dengan keluarnya darah hitam lagi busuk, pada waktu-waktu yang
biasanya dia haid di situ.
Adapun selesainya haid, maka bisa diketahui dengan dua cara:
1. Keluarnya al-qashshah al-baidha`, yaitu cairan putih yang keluar dari kemaluannya di akhir
masa adat haid.
Aisyah -radhiallahu anha- berkata kepada para wanita, “Janganlah kalian tergesa-gesa
(mandi suci) sampai kalian melihat al-qashshah al-baidha`,” yang dia maksudkan adalah
tanda suci dari haid. (HR. Malik hal. 59 dan Abdurrazzaq: 1/302)
2. Dengan al-jufuf, yaitu seorang wanita meletakkan kain katun atau yang semacamnya ke
dalam kemaluannya, kalau kainnya kering maka berarti dia telah suci.

Adapun tata cara mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah
1. mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
2. lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan bekas menggsok kemaluan
tersebut digosokan ke bumi.
3. kemudian berwudhu seperti wudhunyaorang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan
kedua kaki (dalam berwudhu tidak mencuci kaki)sampai mandi selesaibaru kemudian
mencuci kedua kaki.
4. membasahi kepala sampai pangkal rambutdengan menyela-nyelanya dengan jari-jemari.
5. setelah itu menuangkan air di atas kepala sebanyak tiga kali.
6. kemudian menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tubuh lalu bagian kiri
sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari jemari kaki serta
menggosok bagian tubuh yang mungkin digosok.
7. selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya tatkala
berwudhu)
8. membersihkan/mengeringkan air yang ada di badan dengan tangan (dan boleh dengan
handuk atau lainnya)

Anda mungkin juga menyukai