Panduan Asesmen Gizi
Panduan Asesmen Gizi
POKJA AP
(Asesmen Pasien)
AKREDITASI VERSI 2012
A. Latar Belakang
Nutrisi memiliki peran penting dalam proses penyembuhan pasien. Dari penelitian
yang dilakukan, ditemukan jumlah pasien yang mengalami malnutrisi cukup tinggi, hasil
penelitian menunjukkan angka 50% pasien yang akan dirawat sudah menderita malnutrisi,
bahkan 10% diantaranya sudah menderita malnutrisi berat. Pengalaman di negara maju
telah membuktikan bahwa malnutrisi di rumah sakit merupakan masalah yang kompleks
dan dinamik.
Mengingat pemenuhan nutrisi terhadap pasien berpengaruh terhadap proses
penyembuhan suatu penyakit dan berdampak pada lamanya hari rawat, serta kualitas hidup
seseorang, maka pengelolaan nutrisi di RSUD BLUD Cut Nyak Dhien Meulaboh menjadi
salah satu hal yang menjadi perhatian serius dan perlu dilakukan tindak lanjut.
Kemajuan IPTEK kedokteran dan gizi menghasilkan kemajuan metode pemberian
nutrisi di. rumah sakit, mulai dari pipa nasogastrik, nasoduodenal, nasojejunal hingga
gotrostomi dan enterostomi, dan dari nutrisi parenteral perifer hingga sentral. Tersedianya
formula enteral dan parenteral memungkinkan pemberian gizi yang adekuat bagi sebagian
besar pasien pada keadaan malnutrisi. Tingginya prevalensi malnutrisi dan komplikasi
pasien dengan malnutrisi menyebabkan perlunya pelayanan gizi melalui pendekatan
multidisiplin dalam tim gizi.
Terapi gizi meliputi beberapa langkah, yaitu asesmen, diagnosis, intervensi dan
monitoring. Proses asesmen didahului dengan proses skrining untuk mengidentifikasi
pasien malnutrisi dan yang berisiko malnutrisi. Asesmen gizi dilakukan untuk pasien
malnutrisi maupun pasien yang berisiko malnutrisi sehingga dapat ditentukan masalah gizi
yang mendasari dan dapat dilakukan intervensi yang sesuai dengan masalah gizi.
C. Pengertian
Tim pelayanan gizi klinik adalah sekelompok tenaga kesehatan di RSUD BLUD
Cut Nyak Dhien Meulaboh yang mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan gizi
yang optimal dan menyelenggarakan terapi gizi. Tim ini merupakan tim multidisiplin yang
dibentuk oleh Direktur RS. Tim ini terdiri dari dr. SpGK (kalau ada) atau dokter internis
yang mempunyai kompetensi dalam bidang gizi klinik yang menyediakan waktu penuh
untuk pelayanan Gizi Klinik, Dietisien, perawat ruangan serta ahli farmasi untuk
memberikan pelayanan bagi pasien rawat inap.
Dokter Spesialis Gizi Klinik (dr.SpGK) merupakan dokter dalam bidang gizi klinik
yang telah menyelesaikan dan lulus pendidikan keprofesian bidang gizi klinik sesuai
dengan kurikulum Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Institusi yang diakui oleh Dikti dan
dinyatakan mempunyai kompetensi dalam gizi klinik dan metabolisme nutrien dalam
hubungannya dengan patofisiologi penyakit dan terapi gizi.
Pelayanan gizi klinik di RSUD BLUD Cut Nyak Dhien Meulaboh meliputi seluruh
upaya kesehatan untuk mempertahankan dan atau meningkatkan status gizi pasien rawat
inap maupun rawat jalan. Dalam pelayanan gizi klinik di rumah sakit seperti juga
pelayanan kesehatan lainnya melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Upaya promotif
Melakukan penyuluhan, informasi dan edukasi tentang pola makan dan makanan
yang sehat dan sesuai kebutuhan menccgah terjadi gangguan gizi dan penyakit
akibat gangguan gizi
2. Upaya preventif
Memberikan edukasi dan penanganan yang tepat pada keadaan sakit untuk
mencegah dan atau meminimalkan gangguan gizi dan komplikasi penyakitnya lebih
lanjut.
3. Upaya kuratif
Penatalaksanaan gizi melalui paduan intervensi medik, dan upaya rehabilitatif
untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit, atau mempertahankan status gizi
4. Upaya Rehabilitatif
Penatalaksanaan gizi melalui paduan intervensi medik, dan upaya rehabilitatif
lainnya untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit
Kegiatan pelayanan gizi klinik RS meliputi pelayanan rawat inap maupun rawat
jalan. Kegiatan pelayanan gizi diawali dengan asesmen awal (skrining gizi), asesmen gizi
(riwayat gizi / makanan, pemeriksaan klinis, antropometri, laboratorium, pemeriksaan
pendukung gizi klinik / komposisi tubuh), diagnosis, intervensi (pemberian makanan dan
zat gizi, edukasi gizi, konseling gizi, koordinasi pelayanan gizi ) dan monitoring evaluasi.
DASAR HUKUM
TATA LAKSANA
Pasien baru rawat inap yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) diukur
berat badan dan tinggi badannya atau bila tidak bisa ditimbang dilakukan pengukuran LLA
( Lingkar Lengan Atas ) untuk pasien anak – anak usia 0 – 14 tahun diukur berat badan dan
panjang badan, skrining gizi dilakukan oleh perawat di rawat inap dalam 24 jam setelah
pasien dirawat dengan menggunakan SGA. Bila hasil skrining menunjukkan hasil pasien
dengan resiko malnutrisi dan malnutrisi maka perawat ruangan menginformasikan ke
Bagian Gizi (dietisien). Bagi pasien dengan status gizi baik dan pasien resiko malnutrisi
ringan dan sedang, maka asesmen gizi dilakukan oleh dietisien dan bila pasien malnutrisi
berat maka asesmen gizi dilakukan oleh Tim Terapi Gizi. Bagi pasien dengan status gizi
baik evaluasi dapat dilakukan setelah 7 hari rawat. Pasien dengan resiko malnutrisi sedang
dan berat dimonitor dan dievaluasi setiap hari kemudian dilakukan assesmen ulang
setelah 3 hari.
Poliklinik Gizi
Skrining dilakukan oleh Dietisien atau Dokter SpGK dengan menggunakan IMT (
Indeks Masa Tubuh ) atau LLA untuk pasien dewasa dan baku WHO NCHS untuk anak –
anak usia 0 sampai 14 tahun. Bila ditemukan pasien dengan resiko malnutrisi dapat
ditangani oleh Dietisien dan dievaluasi setelah pasien kunjungan ulang dan bila ditemukan
pasien dengan malnutrisi berat maka pasien ditangani oleh Dokter SpGK atau Dietisien.
DOKUMENTASI
Rekam Medis
PENUTUP
Asesmen gizi merupakan tahap penting dalam proses terapi gizi. Asesmen awal/
skrining gizi dilakukan oleh perawat sementara asesmen gizi / asesmen lanjut dilakukan
oleh dietisien dan dokter SpGK bersama-sama dengan pembagian tugas dan wewenang
yang sudah ditentukan. Tindak lanjut dari asesmen adalah penentuan diagnosis gizi,
intervensi gizi, dan monitoring evaluasi kemudian dilanjutkan asesmen ulang untuk
melihat dampak intervensi gizi terhadap pasien. Oleh karena tingginya prevalensi
malnutrisi di RS, maka skrining gizi dilakukan pada semua pasien baru dan asesmen gizi /
lanjut dilakukan pada pasien baru yang malnutrisi atau berisiko malnutrisi. Asesmen ulang
dilakukan setelah dilakukan intervensi. Tersedianya panduan bagi pelaksana pelayanan gizi
klinik untuk menjalankan prosedur dalam pemberian gizi yaitu asesmen gizi.
Ditetapkan di : MEULABOH
17 April 2015 M
Pada tanggal :
27 J. Akhir 1436 H
AKBAR SIREGAR