Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN OBSERVASI

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


KELAS IV SDN 193/I DESA PETAJEN BAJUBANG LAUT

Dosen Pengampu :
1. Drs. Arsil, M.Pd
2. Silvina Novianti, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok 9
1. SALSABILA HUMAIRA (A1D117173)
2. HOTI IRMA YESA (A1D117178)
3. NAQIYYAH (A1D117190)
4. ARIS NOVRINALDI (A1D117191)

RUANG 5 SEMESTER III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

1
DATA OBSERVASI

1. Objek Observasi : Permasalahan Belajar dan Pengorganisasian

Pembelajaran di SD kelas III

1.1 Tempat : SDN 193/I desa Petajen Kel. Bajubang Laut Kec.

Muara Bulian Kab. Batanghari Prov. Jambi

2. Waktu : Hari Senin, 12 November 2018

3. Lama Observasi : 3 Jam

4. Jumlah Siswa : 23 Orang

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini

Laporan ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas perkembangan peserta
didik. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan, motivasi, bimbingan, arahan dan saran yang telah
diberikan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga laporan observasi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu


acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang
kami miliki masih sedikit. Oleh karena itu kami harapkan laporan ini dapat
berguna bagi penulis dan pembaca

Muara Bulian, 12 November 2018

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar merupakan kegiatan yang diperoleh melalui tri pusat pendidikan
yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sekolah merupakan sarana yang
secara sengaja dibentuk untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Dimana
setiap anak wajib untuk mengikuti sekolah. Sehingga pendidik dihadapkan
dengan banyaknya peserta didik. Peserta didik dalam satu kelas dapat
mencapai empat puluh orang.
Dalam kegiatan belajar yang mempunyai peserta didik yang banyak tentu
dibutuhkan pengorganisasian siswa yang baik agar tercipta pembelajaran
yang optimal. Sehingga peserta didik bisa memperolah pengetahuan yang
baik dari pendidik. Dalam hal ini management dari seorang guru dan
kebijakannya dalam mengambil keputusan setelah melihat keadaan anak
didiknya sangat diperlukan. Untuk itu bagi seorang guru perlu untuk
mempelajari pengorganisasian siswa dalam kelas.
Dapat diibaratkan sebagai potongan puzzle, pengorganisasian dalam kelas
juga memerlukan suatu kecocokan dengan keadaan dalam kelas. Yang mana
dalam hal ini perlu diperhatikan situasi serta kondisi ruangan maupun siswa
yang ada di dalamnya. Jika keserasian dalam kelas cocok dengan cara
pengorganisasian yang diterapkan, tentunya dapat mengurangi kejenuhan
siswa dalam belajar dan kemudian yang akan berdampak pada hasil
belajarnya.
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa
bila guru mengajar, maka diharapkan siswa belajar. Namun adakalahnya
didalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering ditemukan masalah-
masalah yang berkenaan dengan belajar yang dialami siswa tersebut.
Masalah-masalah tersebut dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri dan juga oleh faktor eksternal yang berasal dari luar
siswa itu sendiri.

4
Masalah-masalah yang dialami oleh siswa apabila tidak segera diatasi
tentunya akan menghambat proses belajar siswa dan akan berdampak pada
pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Siswa akan berhasil dalam proses
belajar apabila sisa itu tidak mempunyai masalah yang dapat mempengaruhi
proses belajarnya. Jika terdapat siswa yang mempunyai masalah dan
permasalahan siswa tersebut tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan
mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang akan mengakibatkan rendah
prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi belajar, minat belajar atau tidak
dapat melanjutkan belajar. Untuk itu, sebagai seorang guru ataupun pendidik
kita harus mengetahui kondisi siswa agar tercipta proses pembelajaran yang
baik dan kondusif.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian pengorganisasian kelas?
1.2.2 Bagaimana Pengorganisasian kegiatan belajar yang terapkan
dikelas III?
1.2.3 Bagaimana pengorganisasian belajar yang terapkan sudah sesuai
dengan yang harapkan ?
1.2.4 Bagaimana Mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada
siswa yang ditunjuk sebagai anggota perangkat kelas?
1.2.5 Bagaimana Penciptaan suasana belajar pekem ?
1.2.6 Bagaimana Pengelolaan Media dan Sarana Pembelajaran yang di
berikan sekolah?
1.2.7 Bagaimana Penciptaan tertib belajar dikelas itu bagaimana ibu
melakukannya?
1.2.8 Bagaimana Penataan Ruangan atau Kelas yang dilakukan?
1.2.9 Apa pengertian masalah-masalah pembelajaran di SD?
1.2.10 Apa saja yang menjadi kendala pembelajaran dikelas III ?
1.2.11 Bagaimana cara mengatasi masalah belajar dikelas III?

5
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengorganisasian siswa dan kelas yang
dilakukan oleh guru!
1.3.2 Untuk mengetahui masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh
siswa dan guru!

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah belajar dan pembelajaran
1.4.2 Untuk menambah pengalaman tentang pengorganisasian kelas

1.5 Metode penelitian


1.5.1 Wawancara
1.5.2 observasi
1.5.3 Studi Kepustakaan

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pengorganisasian

Dalam dunia pendidikan, peran pengorganisasian siswa dalam halnya


untuk mencapai kemaksimalan dalam pembelajaran juga diperluakan. Dalam hal
ini management dari seorang guru dan kebijakannya dalam mengambil keputusan
setelah melihat keadaan anak didiknya sangat diperlukan. Dengan dukungan
penjiwaan serta niatan yang baik dari seorang guru, tentu dalam
hal management di dalam kelas untuk menentukan cara pembelajaran mana yang
paling tepat untuk siswa yang dihadapinya bukanlah menjadi suatu hal yang sulit.

Definisi organisasi yang dikemukakan oleh Oteng Sutisna (dalam Suhardan,


dkk, 2009) yaitu mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan yang untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan. Definisi ini menekankan pada mekanisme
kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Atau dengan kata lain
organisasi adalah suatu system interaksi antar-orang yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi dimana system tersebut memberikan arahan perilaku
bagi anggota organisasi. Definisi ini menekankan pada keharusannya sebuah
organisasi didasarkan pada interaksi social diantara anggotanya dan anggota
dengan lingkungannya supaya tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Pengertian Peserta Didik menurut ketentuan umum UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dari pengertian beberapa ahli, bisa
dikatakan bahwa peserta didik adalah orang/individu yang mendapat pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan
berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran
yang diberikan oleh pendidiknya.
Sehingga organisasi peserta didik adalah suatu system interaksi antara guru
dengan murid yang ditujukan mencapai tujuan pembelajaran yaitu

7
mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang
dengan baik dimana system tersebut memberikan arahan perilaku dalam proses
pembelajaran di kelas.

Metode Pengorganisasian Siswa

Dalam pengorganisasian siswa terdapat beberapa metode yang dapat


diterapkan guru yaitu pembelajaran secara individual, kelompok, dan klasikal.

A. Pembelajaran Secara Individual


Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang
menitikberatkan kepada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing
individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada
pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Menurut Saputra (2012) “Pada
pembelajaran individual, guru memberi bantuan pada masing-masing pribadi.
Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi bantuan individual secara
umum“. Sebagai ilustrasi, bantuan guru kelas tiga kepada siswa yang
membacadalam hati dan menulis karangan adalah pembelajaran individual. Pada
membacadalam hati secara individual siswa menemukan kesukaran sendiri-
sendiri. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau
sebagai berikut.

1. Tujuan Pengajaran
Perilaku belajar mengajar di sekolah yang menganut sistem klasikal tampak
serupa. Dalam kelas terdapat siswa yang rata-rata berjumlah empat puluh
siswa.Guru membantu siswa menghadapi kesukaran. Adapun tujuan pengajaran
yang menonjol pada pembelajaran individual adalah :

a. Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan


kemampuan sendiri. Dalam pengajaran klasikal guru menggunakan ukuran
rata-rata kelas. Dalam pengajaran individual awal pelajaran adalah
kemampuan tiap individu, sedangkan pada pengajaran klasikal awal pelajaran
berdasarkan kemampuan rata-rata kelas. Siswa menyesuaikan diri dengan
kemampuan rata-rata kelas.

8
b. Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal. Tiap individu
memiliki paket belajar sendiri-sendiri, yang sesuai dengan tujuan belajarnya
secara individual juga.
2. Siswa Sebagai Subjek yang Belajar
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral (siswa
sebagai subjek belajar). Pebelajar merupakan pusat layanan pengajaran. Siswa
memiliki keleluasaan berupa :

a. Keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri.


b. Kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa bertanggung jawab
atas semua kegiatan yang dilakukannya.
c. Keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar.
d. Siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar.
e. Siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri.
f. Siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri.

3. Kedudukan Guru dalam Pembelajaran Individual


Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan
guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa :

a. Perencanaan kegiatan belajar.


b. Pengorganisasian kegiatan belajar.
c. Penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa.
d. Fasilitas yang memperudah belajar.
Dalam pengajaran klasikal pada umumnya peranguru dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran sangat besar. Hal ini tidak terjadi dalam pembelajaran
individual. Peran guru dalam merencanakan kegiatan belajar sebagai berikut:

a. Membantu merencanakan kegiatan belajar siswa, guru membantu siswa


menetapkan tujuan belajar dengan musyawarah , dan membuat program belajar
sesuai kemampuan siswa
b. Membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan kriteria keberhasilan
belajar

9
c. Berperan sebagai penasehat atau pembimbing
d. Membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan diri sendiri.

Peran guru dalam pengorganisasian kegiatan belajar adalah mengatur dan


memonitor kegiatan belajar sejak awal sampai ahir. Peranan guru sebagai berikut:
a. Memberi orientasi umum sehubungan dengan belajar topik tertentu
b. Membuat variasi kegiatan belajar agar terjadi kebosanan
c. Mengkoordinasikan kegiatan dengan memperhatikan kemajuan, materi, media,
dan sumber
d. Membagi perhatian pada sejumlah pembelajar, menurut tugas dan kebutuhan
pembelajar, menurut tugas dan kebutuhan pembelajar
e. Memberikan balikan terhadap setiap pembelajar
f. Mengakhiri kegiatan belajar dalam suatu unjuk hasil belajar berupa laporan atau
pameran hasil kerja, unjuk kerja hasil belajar berupa laporan atau pameran hasil
kerja, unjuk kerja hasil belajar tersebut umumnya diahiri evaluasi kemejuan
belajar

Peran guru dalam menciptakan hubungan terbuka dengan siswa bertujuan


menimbulkan perasaan bebas dalam belajar. Hubungan terbuka tersebut dilakukan
dengan cara-cara:

a. Membuat hubungan akrab dan peka terhadap kebutuhan siswa


b. Mendengarkan secara simpatik terhadap segala ungkapan jiwa siswa
c. Membina hubungan saling mempercayai
d. Tanggap dan memberi reaksi positif terhadap siswa
e. Kesiapan membantu siswa
Membina suasana aman sehingga siswa leluasa bereksplorasi, memberi
kemungkinan penemuan-penemuan dan mendorong terjadinya emansipasi dengan
penuh tanggung jawab.
Perilaku guru dalam hubungan terbuka tersebut tetap mengacu pada
kemandirian siswa yang bertanggung jawab , hal ini perlu dijaga jangan
terjerumus pada pemanjaan siswa. Peran guru yang sangat penting adalah menjadi

10
fasilitator belajar. Tujuannya adalah mempermudah proses belajar. Cara yang
dilakukan guru antara lain :
a. Membimbing siswa belajar
b. Menyediakan media dan sumber belajar
c. Memberi penguatan belajar
d. Menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, cara dan hasil belajar
e. Memberi kesempatan siswa untuk memperbaiki diri

B. Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok dapat didefinisikan sebagai salah satu satrategi
pembelajaran yang menuntut adanya kerjasama siswa dalam suatu kelompok
dengan mengembangkan kemampuan tiap individu serta memanfaatkan berbagai
faktor internal dan eksternal untuk memecahkan masalah tertentu sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai bersama. Hal ini didukung oleh pendapat Bern dan
Erickson (dalam Nuryani, 2011) mengemukakan bahwa pembelajaran kelompok
merupakan stategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan
menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau


bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi
sebab (a) hubungan antar guru dan siswa lebih sehat dan akrab, (b) siswa
memperoleh bantuan, kesempatan sesuai dengn kebutuhan, kemampuan dan
minat, (c) siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar dan
kriteria keberhasilan.

1. Tujuan Pengajaran pada Kelompok Kecil


Tujuan pembelajaran pada kelompok kecil antara lain sebagai berikut:

a. Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan


memecahkan masalah secara rasional.
b. Mengembangkan sikap sosial dan sikap bergotong royong dalam kehidupan.

11
c. Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar dan Mengembangkan
kemampuan kepemimpinan-kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam
pemecahan masalah kelompok.

2. Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil


Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk
memecahkan masalah kelompok, kelompok kecil merupakan satuan kerja yang
kompak. Ciri-ciri kelompok kecil yang menonjol adalah sebagai berikut :

a. Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok.


b. Tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama yaitu tujuan kelompok.
c. Memiliki rasa saling membutuhkan dan saling tergantung.
d. Ada interaksi dan komunikasi antar anggota.
e. Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok.

3. Guru sebagai Pembelajar dalam Pembelajaran Kelompok


Peranan guru dalam pembelajaran kelompok sebagai berikut.

a) Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok merupakan kunci keberhasilan belajar kelompok.


Pertimbangan dalam pembentukan kelompok adalah tujuan yang akan
diperoleh siswa, latar belakang pengalaman siswa dan minat atau pusat
perhatian siswa.

Kelompok bisa dibuat berdasarkan:

 Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu


sifatnya heterogen dalam belajar
 Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya
minat yang sama
 Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan diberikan

12
 Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa, yang tinggal dalam
satu wilayah dikelompokkan dalam satu kelompok sehingga memudahkan
koordinasi kerja.
 Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat factor-faktor lain.
 Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria, wanita atau
campuran.
Namun demikian sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogen, baik
dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dilakukan agar
kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan
ada kelompok yang kurang baik).

b) Perencanaan Tugas kelompok

Perencanaan tugas kelompok perlu disiapkan oleh guru. Penyiapan tempat


kerja, alat dan sumber belajar maupun jadwal penyelenggaraan tugas juga harus
direncanakan. Dalam perencanakan tugas kelompok tersebut siswa sebaiknya
diikutsertakan.

c) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan mengajar, guru dapat berperan sabagai pemberi informasi,


fasilisator, pembimbing dan pengendali ketertiban kerja.

4. Model-model Pembelajaran Kelompok


Menurut Kokom Komalasari (Nuryani, 2011) model pembelajaran kooperatif
meliputi Kepala bernomor, skrip kooperatif, tim siswa kelompok prestasi, berpikir
berpasangan berbagi, model jigsaw, melempar bola salju, tim TGT, kooperatif
terpadu membaca dan menulis, dan dua tinggal dua tamu. Berikut adalah model-
model pembelajaran kelompok.

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)


Langkah-langkah model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
(STAD) adalah:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran


menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).

13
2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota


kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.

5. Memberi evaluasi.

6. Penutup.

b. Number Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap


siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
memanggil nomor dari siswa. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
kecil (4-6 orang). Dalam setiap kelompok siswa memiliki nomor diri. Guru
memberi tugas kelompok, kemudian siswa membahas atau mengerjakan tugas
kelompok. Dalam diskusi kelas guru memanggil nomor diri siswa dalam
kelompok untuk menjawab pertanyaan, setiap jawaban siswa diberi skor sebagai
skor kelompok. Dalam kegiatan diskusi, guru memberikan reinforcement
(penguatan kembali), pada konsep-konsep yang ditemukan siswa sebagai
kesimpulan dan guru mengumumkan kelompok terbaik hari itu.

c. Jigsaw

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang
besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa
ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa
sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap
komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari
masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama

14
membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:

a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya;

b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota


kelompoknya semula.

Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing


sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam
subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak
serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan
penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan
demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara
keseluruhan.

5. Evaluasi Hasil Belajar Kelompok


Pengukuran terhadap proses dan hasil belajar kelompok dilakukan secara
obyektif, sehingga hasil penilaian tidak diambil sama rata untuk semua anggota
kelompok. Oleh karena itu penilaian perlu dilakukan kepada setiap anggota
kelompok. Penilaian secara subyektif dilakukan dengan menggunakan Catatan
Penampilan Kerja untuk setiap anggota kelompok yang dicatat di dalam daftar
penilaian. Penilaian yang dilakukan secara obyektif adalah ceklis, tanya jawab,
penilaian produk, tes kinerja.

Penilaian ceklis berbentuk skala sikap untuk mengetahui kemajuan belajar


peserta didik atau tingkat pencapaian hasil belajar setelah peserta menyelesaikan
proses belajar. Penilaian ceklis ini dilakukan sendiri oleh peserta didik. Ceklis
kemajuan belajar dapat terdiri dari dua pilihan, misal “Sudah dan Belum”.
Sedangkan ceklis pencapaian hasil belajar dapat berisi tiga pilihan, misal: “Baik –
Cukup – Kurang”. Penilaian Ceklis ini berguna untuk bagi pendidik untuk
memperbaiki proses belajar mengajar yang sedang berlangsung maupun
berikutnya.

6. Keuntungan dan Kelemahan Belajar Kelompok

15
Keuntungan belajar kelompok antara lain:

1.Melalui pembelajaran kelompok siswa tidak selalu tergantung kepada guru.

2.Melatih kemampuan komunikasi siswa dengan cara mengembangkan


kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan.

3.Membantu siswa untuk respek kepada orang lain.

4.Dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.

5.Meningkatkan motivasi dan rangsangan untuk berfikir.

Kelemahan belajar kelompok:

1.Pembelajaran kelompok membatasi siswa yang berkemampuan tinggi dalam


waktu belajar.

2.Dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi apa yang
seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

3.Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok

C. Pembelajaran Klasikal

Model pembelajaran klasikal juga disebut juga kegiatan memberikan


informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian
informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut
sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi
atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal
ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak
guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi
atau materi kepada siswa.

Pembelajaran klasikal mencerminkan kemampuan utama guru, karena


pembelajaran klisikal ini merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang
tergolong efisien. Pembelajaran secara klasikal ini berarti bahwa seorang guru
melakukan dua kegiatan skaligus yaitu mengelolah kelas dan mengelolah

16
pembelajaran. Pengelolan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan
terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara baik dan meyenangkan yang di
lakukan di dalam kelas. Di ikuti sejumlah siswa yang di bimbing oleh seorang
guru. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran klasikal dapat di tinjau dari segi:

a.Bertujuan mengefisiensi proses pembelajaran.

b.Siswa sebagai individu yang belajar di dalam kelas yang telah dikondisikan
sesuai keinginan guru. Siswa belajar sesuai tata tertib yang ditetapkan guru.

c.Kedudukan guru bersifat sentral, guru melakukan 2 kegiatan sekaligus yaitu


melakukan pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran. Peran guru pada
pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok kecil juga berlaku pada
pembelajaran klasikal.

d.Peningkatan kemampuan individu siswa sebagai bagian dari kelas

e.Orientasi dan tekanan utama pelaksanaan pembelajaran pada peningkatan


kemampuan dan keterampilan seluruh kelas.

Posisi Guru dan Siswa dalam Pengelolaan pesan

Dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha agar pesan atau materi
pelajaran yang mencakup pengetahuan,sikap dan keterampilan dapat yang dikuasi
oleh siswa dengan baik.cara yang ditempuh hendaklah dititikberatkan kepada apa
yang harus dilakukan oleh siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman
langsung dalam kegiatan pembelajaran,siswalah yang melakukan kegiatan belajar
(subjek belajar) sementara guru adalah sebagai fasilitator dan motivator.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menyampaikan sesuatu


hal yang disebut pesan. Sebaliknya, dalam kegiatan belajar siswa juga berusaha
memperoleh sesuatu hal tersebut dapat berupa pengetahuan, wawasan,
keterampilan, atau isi ajaran yang lain seperti kesenian, kesusilaan, dan agama.

Menurut Notako (2013) “Perilaku belajar mengajar ekspositori merupakan


pengajaran yang terpusat pada guru. Sedangkan perilaku belajar mengajar

17
heuristik dapat dibedakan menjadi penemuan dan inkuiri. Perilaku belajar
mengajar inkuiri dan penemuan tersebut merupakan pengajaran yang terpusat
pada siswa”. Berikut akan dijelaskan mengenai pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.

a. Pembelajaran Ekspositori
Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah memindahkan
pengetahuan,keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Perana guru yang paling
penting adalah:
a. penyusunan program pembelajaran
b. pemberi informasi yang benar
c. pemberi fasilitas belajar yang baik
d. pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar
e. penilaian pemerolehan informasi.

b. Pembelajaran Inkuiri

Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan keterampilan


intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
Perananguru yang penting adalah :

a. menciptakan suasana bebas berpikir sehingga siswa berani


bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah
b. fasilitator dalam penelitian
c. rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternative pemecahan
masalah,
d. pembimbing penelitian.

2.4 Proses Pengolahan Pesan

Dalam belajar mengajar guru menempati posisi sebagai penyampai pesan dan
murid/siswa sebagai penerima pesan. Menurut (Wahyu, 2011) ada dua
macampengolahan pesan yaitu: pengolahan pesan secara deduktif dan induktif.

18
A. Pengolahan Pesan secara Deduktif
Secara umum perilaku pengolahan pesan secara deduktif dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.

1. Pendahuluan pembelajaran.

2.Penyajian generalisasi dan konsep. Dalam hal ini guru mengemukakan


rumusan generalisasi yang telah disiapkan, dan guru juga menjelaskan konsep
dengan contoh-contoh. Siswa berperanan memahami generalisasi dan konsep
tersebut.

3. Pengumpulan data yang mendukung generalisasi. Guru meminta siswa


mengumpulkan data. Siswa mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
dan menguji kesahan data.

4. Analisis data dan verifikasi generalisasi. Guru meminta siswa mwnganalisis


data yang terkumpul, dan menguji kembali generalisasi.

5. Aplikasi generalisasi pada data yang terkumpul.

6. Evaluasi tentang proses pengolahan pesan, pemerolehan pengetahuan atau


pengalaman tersebut. Pelaku evaluasi sebaiknya guru dan siswa secara bersama-
sama.

B. Pengolahan Pesan Secara Induktif


Secara umum perilaku pengolahan pesan secara induktif dapat dilukiskan sebagai
berikut.

a. Pendahuluan pembelajaran.

b. Pengumpulan data. Guru meminta siswa mengumpulkan data sehubungan


denga topik yang dipelajari. Sebaiknya guru telah mempersiapkan lembaran kerja.
Dalam pembuatan lembaran kerja sebaiknya siswa juga diajak serta. Pekerjaan
pengumpulan data dapat dilakukan beberapa tahap, sesuai dengan masalah yang
dipelajari.

19
c. Analisis data. Guru meminta siswa untuk mempelajari data, menggolong-
golongkan, membandingkan, menguji kebenaran data, dan menyimpulkan
sementara.

d. Perumusan dan pengujian hipotesis. Hipotesis disusun berdasarkan teori yang


ada atau prinsip yang benar. Data yang ditemukan dapat digunakan untuk uji
hipotesis. Hipotesis dapat ditolak atau diterima. Bila ternyata benar, hipotesis
diterima. Sebaliknya, bila ternyata salah, hiootesis ditolak.

e.Mengaplikasikan generalisasi. Pada tahap ini guru meminta siswa untuk


menerapkan generalisasi pada data lain.

f. Evaluasi hasil dan proses belajar. Guru memberi nilai pada proses pemerolehan,
pengolahan, analisis, penarikan generalisasi, rumusan generalisasi, dan uji
hipotesis.

2.5 Kemampuan Yang Akan Dicapai Dalam Pembelajaran

Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran.


Pembelajaran ranah disesuaikan dengan tujuan pengajaran yaitu :

1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang


mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai

20
pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian
aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang
paling tinggi yaitu evaluasi.

2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

1. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)


2. Responding (menanggapi) mengandung arti adanya partisipasi aktif
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai
atau komplek nilai)

3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah
psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui:

(1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung,

21
(2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada
peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,

(3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
Perkembangan sosial yaitu perkembangan dimana anak dapat berkembang
sesuai dengan bentukan masyarakat misalnya keterampilan sosial untuk
berkomunikasi, bekerjasama, negosiasi, keterampilan kepemimpinan,
keterampilan khusus untuk pembagian kerja, mengembangkan sistem untuk
meningkatkan efisiensi dan keandalan kegiatan kelompok, nilai-nilai sosial untuk
kerja sama, kesopanan, toleransi, untuk orang-orang. Termasuk penyesuaian atas
prilaku dan adat istiadat yang berbeda, menghormati hukum dan ketertiban dan
lain-lain.

Berikut ini permasalah belajar peserta didik menurut warkitri dkk (1990) sebagai
berikut:

1. Lambat belajar (slow learner) adalah kesulitan belajar yang disebabkan


anak sangat lambat dalam proses belajarnya, sehingga setiap melakukan belajar
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak lain yang
memiliki tingkat potensi intelektual yang sama.
2. Kekacauan belajar (learning discorer) yaitu keadaan dimana proses belajar
anak terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan
3. Ketidakmampuan belajar (learning disability) yaitu suatu gejala anak tidak
mampu belajar atau selalu menghindari kegiatan belajar dengan berbagai sebab
sehinga hasil belajar yang dicapai berada dibawah potensi intelektualnya.
4. Learning disfunction yaitu kesulitan belajar yang mengacu dalam proses
belajar yang tidak dapat berfungsi dengan baik walaupun anak tidak menunjukkan
sub normal mental, gangguan alat indra ataupun gangguan psikologis yang lain
5. Under achiever, adalah suatu kesulitan belajar yang terjadi pada anak yang
memiliki potensi intelektual tergolong diatas normal tetapi prestasi belajar yang
dicapai tergolong rendah

22
2.1 Definisi Masalah Belajar

Pengertian belajar dapat didefinisikan yaitu belajar adalah sesuatu proses


yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu ini sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
akan mengahambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu
dapat berkenaan dengan dirinya yaitu berupa kelemahan. Kelemahan dan dapat
juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat
saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat meimpa murid-murod yang pandai atau
cerdas.

Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan dirinya yaitu berupa


kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami
oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpah
murid-murid yang pandai atau cerdas. Dalam interaksi belajarmengajar siswa
merupakan kounci utama keberhasilan dilakukan. Proses belajar merupakan
aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar.

23
2.2 Masalah-Masalah Belajar di SD

1. Tidak mengerjakan PR

 Penyebab: Karena siswa tersebut terlalu lelah dan bisa juga karena siswa
tersebut memang ceroboh dan tidak bertanggung jawah atas tugas yang
diberikan kepadanya.
 Solusi: Caranya bisa dengan menambah tugas yang diberikan sehingga
anak t ersebut akan berusaha mengingat tugas-tugas apa yang diberikan
kepadanya.

2. Makan saat guru mengajar

 Penyebab: karena siswa merasa sangat lapar sehingga dia tidak dapat lagi
menahan lapar saat jam pelajaran.
 Solusi: guru harus bijaksana dengan memberi izin untuk siswa makan.
Namun tetap harus di beri peringatan untuk sarapan dari rumah, karena
makan saat jam pelajaran di anggap tidak sopan.

3. Berkelahi di kelas

 Penyebab: Saling ejek, saling berebutan sesuatu biasanya menjadi alasan


terjadinya pertengkaran siswa.
 Solusi: Mendamaikan siswa dengan cara menasehatinya.

4. Mengantuk

 Penyebab:, mungkin karena menonton acara televisi hingga larut malam.


sarapan yang terlalu berlebihan, atau bosan dengan metode pelajaran yang
dibrikan guru.
 Solusi: Orang tua harus menasehati atau menyuruh dan memberikan
batasan waktu siswa untuk istirahat agar pada pagi harinya siswa tidak
mengantuk di sekolah.Dan guru juga harus memberikan metode

24
pembelajaran yang lebih menarik bagi peserta didiknya sehingga peserta
didik tidak bosan . peserta didik juga harus sarapan yang secukupnya.

5. Murid terlambat masuk sekolah

 Penyebab: karena bangun tidur terlalu siang, ini bisa disebabkan karena
siswa tidur larut malam.
 Solusi: Memberikan teguran kepada siswa. Jika sudah lewat batas, tidak
ada salahnya memberi hukuman yang sesuai kepada siswa

6. Kurangnya konsentrasi dalam mengikuti pelajaran

 Penyebab: karena ngantuk , lapar,


 Solusi:mengatur waktu istirahat yang cukup, makan yang teratur.

7. Menaikan kaki ke atas meja saat guru mengajar

 Penyebab:Bisa jadi karena siswa terlalu nakal, atau bisa juga karena guru
tidak bisa menjaga wibawanya di hadapan guru.
 Solusi: Menjaga wibawa dihadapan murid menjadi hal yang wajib bagi
seorang guru, dengan begitu murid akan lebih segan melakukan
kenakalan-kenakalan seperti yang di sebutkan di atas.

8. Pendiam dikelas

 Penyebab: sedang kurang enak badan atau sedang sedih, atau juga karena
karakter anak tersebut yang memang pendiam.
 Solusi: orang yang berada disekitarnya sebaiknya sesering mungkin
mengajaknya berbicara, dan diubah sedikit demi sedikit untuk menjadi
tidak pendiam

25
2.3 Mengenal Dan Mengatasi Kesulitan Belajar

Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar,


antara lain :

1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang


dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan. Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai
yang diperolehnya selalu rendah

3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu


tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.

Upaya-UpayaMengatasi Masalah Belajar

1) Perhatikan Mood
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan
kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam
keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang
akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba
untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena
pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas
orangtua untuk menyenangkan hati si anak.

2) Siapkan Ruang Belajar

Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai.
Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Selain itu, saat mengajari
anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik.
Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan
mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita
ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya
sekarang.

3) Komunikasi

26
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu
mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada
kaitan dengan cara guru mengajar di kelas.

Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang


bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak Anda aktif maka
banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru kelas memperhatikan
baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak
bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai
menyampaikan pendapatnya. Selamat mencoba.

Berikut ini beberapa alternatif dalam kesulitan belajar :

1. Observasi Kelas

Pada tahap ini observasi kelas dapat membantu mengurangi kesulitan


dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa keadaan secara fisik bagaimana
kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup nyaman, segar, sehat dan hidup atau
tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman, tenang dan sehat, maka itu semua
dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih semangat lagi.

1. Pemeriksaan Alat Indera


Dalam hal ini dapat difokuskan pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai
alat indera. Diupayakan minimal dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan
tes atau pemeriksaan kesehatan di Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan
yang baik dapat menunjang pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa
pentingnya alat indera tersebut dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung
kediri individu.

2. Teknik Main Peran


Disini, seorang guru bisa berkunjung ke rumah seorang murid. Di sana
seorang guru dapat leluasa melihat, memperhatikan murid berikut semua yang ada
di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung melakukan wawancara dengan orang
tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga, ekonomi, pekerjaan dan lain-lain.

27
Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan rumah, kondisi dan situasinya dengan
masyarakat secara langsung.

3. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes

Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui sejauh mana IQ seseorang dapat
dilihat dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana.
Dengan latihan psikotes dapat diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara
praktis dari segi dasar, logika dan privasi seseorang.

Usaha mengatasi masalah belajar

Dalam rangka usaha mengatasi masalah belajar tidak bisa diabaikan dengan
kegiatan mencari faktor-faktor yang yang diduga sebagai penyebabnya. Karena
itu, mencari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab
penyerta lainnya, mutlak dilakukan secara akurat, efektif, dan efisien.

Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha
mengatasi masalah belajar anak didik, dapat dilakukan dengan 6 tahap, yaitu
pengumpulan data, pengolahan data, diagosis data, diagnosis, prognosis,
treatment, dan evaluasi.

1. Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan
banyak informasi. Untuk memperoleh informasi, maka perlu diadakan
suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data.

2. Pengolahan data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut,
tidak ada artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua
data harus diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab
kesulitan belajar yang duhadapi oleh anak.

3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan
data.

28
4. Prognosis
Prognosis artinya ramalan. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap
diagnosis,akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan
ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk
membantu mengatasi masalahnya.
5. Treatment/Perlakuan
Perlakuan adalah pemberian bantuan kepada anak yang
bersangkutan yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program
yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
6. Evaluasi
Evaluasi untuk mengetahui perlakuan yang telah diberikan berhasil dengan
baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran
masalah kesulitan belajar, atau gagal atau berhasil perlakuan yang telah
diberikan kepada anak, dapat diketahui sampai saejauh mana kebenaran
jawaban anak terhadap item-item soal yangdiberikan dalam junkah
tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi belajar.

29
BAB III
METODE PENELITIAN

1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada tugas observasi Belajar Dan Pembelajaran ini adalah
kualitatif deskriptif . Pengertian Kualitatif Deskriptif menurut Bogdan dan
Taylor didalam prastowo (2011:22) adalah penelitian kualitatif deskriptif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi kualitatif berupa
kata-kata tertulis atau dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati.
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan salah satu dari jenis penelitian yang
termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.

Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan


interpretasi yang tepat.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan
yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang
sebenarnya terjadi. Penelitian ini menafsirkan dan menguraikan data yang
bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang
terjadi di dalam suatu keadaan.

1.2 Subjek Penelitian


Siswa kelas IV SDN 193/1 Desa Petajen Kel. Bajubang Laut
1.3 Tempat dan Waktu
Tempat : Ruang kelas III SDN 193/1 Desa Petajen Kel. Bajubang
Laut
Pukul : 09:00 WIB
Tanggal: : 12 November 2018

1.4 Metode Penelitian


1.4.1 Wawancara

Pengertian Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau


lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari
wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari
narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara
penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.
Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap pewawancara

30
juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap. Sikap yang baik
biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara
akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif
dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi
seputar materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun
pewawancara.
Jenis-jenis wawancara yaitu :
1. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa
saja kepada narasumber, namun harus diperhatikan bahwa
pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan.
Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
2. Wawancara terpimpin atau terstruktur
Dalam wawancara terpimpin atau terstruktur, pewawancara
sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan
terinci.
3. Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara
mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara
terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah
membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara
garis besar namun ada tambahan yang tidak diketahui
sebelumnya namun masih berhubungan dengan data-data yang
diinginkan.

Kelompok peneliti menggunakan jenis Wawancara terstuktur.


Daftar pertanyaan untuk wali kelas

Penanya : Bagaimana Pengorganisasian kegiatan belajar yang terapkan


dikelas III ?

Narasumber : pengorganisasian yang ibu terapkan pada kelas III adalah


pengorganisasian belajar secara kelompok dimana dalam belajar ibu bagi dalam
kelompok-kelompok kecil, kelompok tersebut ibu acak berdasarkan rangking

31
(peringkat) jadi tidak ada kelompok yang pintar-pintar semua, ibu acak dalam
memilih kelompok belajar pada kelas ini

Penanya :Bagaimana pengorganisasian belajar yang terapkan sudah sesuai


dengan yang harapkan ?

Narasumber : ibu rasa pengorganiasian belajar sudah sesuai dengan yang ibu
harapkan, alasannya karena setelah beri kelompok belajar, mereka jadi dapat
bekerja sama, kalau temannya tidak mengerti dibantu, jadi saling membantu satu
sama lain

Penanya : Bagaimana Mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada


siswa yang ditunjuk sebagai anggota perangkat kelas?

Narasumber : mengembangkan kepemimpinan pada siswa kelas III ini ibu ajar
kan dengan cara memilih ketua kelas dan perangkat kelas, mereka sangat antusias
dalam memilih ketua kelas, banyak yang ingin mencalonkan diri. Ibu ajak
berdemokrasi dngan melakukan voting suara.

Penanya : Bagaimana Penciptaan suasana belajar pekem ?

Narasumber : penciptaan suasana yang ibu lakukan yaitu dengan cara mengajar
dengan berbagai macam metode supaya anak tidak mudah bosan dalam
melakukan pembelajaran, kadang-kadang ibu juga menyelingi dengan bernyanyi
dan melakukan yel-yel untuk menumbuhkan semngat belajar mereka kembali

Penanya : Bagaimana Pengelolaan Media dan Sarana Pembelajaran yang di


berikan sekolah?

Narasumber : kalau media dan sarana pembelajaran yang diberikan sekolah kan
belum lengkap, ibu mensiasatinya dengan membawa leptop sendiri, nanti ibu ajak
anak-anak untuk menonton video bersama-sama, atau ibu membawakan gambar-
gambar. untuk menjadi guru pada kurikulum 2013 ini dituntut kreatif, jadi ibu
sebisa mungkin mengatasi masalah srana dan media di sekolah ini dengan kreatif

Penanya : Bagaimana Penciptaan tertib belajar dikelas ini,ibu?

Narasumber : langkah awal dalam penciptaan tertib belajar, kami sepakat


menciptakan yel-yel belajar, jadi saat mereka ribut, kami menyanyikan yel-yel
yang kami buat agar dapat menciptakan suasana yang kondusif kembali.

Penanya : Bagaimana Penataan Ruangan atau Kelas yang dilakukan?

Narasumber : penataan kelas yang ibu lakukan dengan cara ibu menata tempat
duduk secara acaak, tujuannya gar tidak ada kelompok-kelompok di kelas ini,
yang pintar dengan yang pintar

32
Penanya : Apa saja yang menjadi kendala pembelajaran dikelas III ?

Narasumber: kalau kendala yang terjadi pada kelas iv ini mungkin tidak
mengerjakan pr, suka mencotek saat ujian, suka ribut saat ibu menjelaskan

Penanya :Bagaimana cara mengatasi masalah belajar dikelas III?

Narasumber: kalau cara mengatasinya ibu berikan peringatan berupa teguran,


nanti mereka udah ngerti kalau ibu menegur mereka, mereka langsung diam dan
memperhatikan pelajaran kembali

1.4.2 Observasi
Menurut Patton Observasi merupakan metode yang akurat dalam
mengumpulkan data. Tujuannya ialah mencari informasi tentang
kegiatan yang berlangsung untuk kemudian dijadikan objek kajian
penelitian.
Menurut Gibson dan Mitchell Observasi merupakan teknik untuk
menyeleksi dalam penentuan keputusan dan konklusi terhadap orang
lain yang diamati.

Pengertian observasi menurut Nawawi dan Martini menjelaskan


bahwa observasi merupakan kegiatan mengamati, yang diikuti
pencatatan secara urut. Hal ini terdiri atas beberapa unsur yang muncul
dalam fenomena di dalam objek yang diteliti. Hasil dari proses tersebut
dilaporkan dengan laporan yang sistematis dan sesuai kaidah yang
berlaku.
Menurut Suharsimi Arikunto observasi merupakan pengamatan
langsung terhadap suatu objek yang ada di lingkungan yang sedang
berlangsung meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap kajian
objek dengan menggunakan pengindraan.
Pengertian Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana
peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 :
104).
Berdasarkan beberapa pengertian observasi dari para ahli tersebut,
kini kita dapat mengambil kesimpulannya. Secara umum, observasi

33
ialah aktivitas untuk mengetahui sesuatu dari fenomena-fenomena.
Aktivitas tersebut didasarkan pada pengetahuan dan gagasan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi dari fenomena yang diteliti.
Informasi yang didapat harus bersifat objektif, nyata, dan dapat
dipertanggungjawabkan.Cara observasi yang dianggap paling efektif
adalah dengan melengkapi melalui pedoman observasi atau pedoman
pengamatan seperti format atau blangko pengamatan. Format tersebut
disusun sedemikian rupa yang berisikan item-item mengenai kejadian
ataupun tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Setelah itu,
peneliti akan memberikan tanda checklist pada kolom yang telah
disediakan dalam format tersebut. orang yang melakukan pengamatan
biasanya disebut sebagai pengamat.Sebagai sebuah metode, observasi
mempunyai beberapa macam jenis. Jenis-jenis observasi menurut
Marie Johada adalah sebagai berikut :
1. Obsevasi partisipasi
Merupakan salah satu jenis observasi yang digunakan untuk
penelitian yang bersifat eksploratif. Suatu observasi disebut
sebagai observasi partisipasi apabila pengamat ikut ambil
bagian dalam kehidupan observasi.
2. Observasi sistematik
Merupakan salah satu jenis observasi yang juga dikenal sebagai
observasi berkerangka. Sebelum mengadakan observasi,
biasanya pengamat akan terlebih dulu membuat kerangka
mengenai berbagai macam faktor dan ciri-ciri dari obyek yang
akan diobservasi.
3. Observasi eksperimental
Merupakan salah satu jenis observasi yang mempunyai ciri-ciri
berupa situasinya dibuat sedemikian rupa sehingga observasi
tidak diketahui maksudnya, dibuat variasi situasi guna
menimbulkan tingkah laku tertentu, observasi dihadapkan pada
situasi yang seragam, situasi tersebut ditimbulkan dengan
sengaja, faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruh dikontrol

34
dengan sangat cermat, dan aksi beserta reaksi dari observasi
dicatat dengan teliti.
Lembar instrumen Observasi
Yang di amati Keterangan
Struktur perangkat kelas 1. Ketua kelas
2. Sekretaris
3. Bendahara
Struktur pengorganisasian ruang 1. Daftar piket
kelas 2. Daftar pelajaran

Lembar penilaian dan daftar hadir 1. Buku nilai siswa


siswa 2. Absen kelas

Motivasi belajar 1. Yel-yel


2. bernyanyi
Sikap terhadap belajar 1. siswa cukup antusias saat
guru menerangkan

1.4.3 Studi Kepustakaan


Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun
selama dia melakukan penelitian.
Pengertian Studi kepustakaan adalah kegiatan untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek
penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya
ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain.
Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua
informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan
penelitiannya.Peranan studi kepustakaan sebelum penelitian sangat
penting sebab dengan melakukan kegiatan ini hubungan antara masalah,
penelitian-penelitian yang relevan dan teori akan menjadi lebih jelas.
Selain itu penelitian akan lebih ditunjang, baik oleh teori-teori yang sudah
ada maupun oleh bukti nyata, yaitu hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan

35
saran.Ada beberapa macam sumber informasi yang dapat digunakan
peneliti sebagai bahan studi kepustakaan diantaranya sebagai berikut:
1. Jurnal Penelitian
Dalam jurnal ini beberapa hasil penelitian terpilih diterbitkan
sehingga dapat digunakan sebagai acuan begi perkembangan ilmu
pengetahuan yang baru.
2. Buku
Buku merupakan sumber informasi yang sangat penting karena
sebagian bidang ilmu yang erat kaitannya dengan penelitian
diwujudkan dalam bentuk buku yang ditulis oleh seorang penulis
yang berkompeten di bidang ilmunya.
3. Surat Kabar Dan Majalah
Media cetak ini merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan
mudah diperoleh di mana-mana.
4. Internet
Kemajuan teknologi membawa dampak yang sangat signifikan di
bidang informasi, para peneliti dapat langsung mengakses intrernet
dan mendapatkan informasi yang diinginkan dari berbagai negara
dengan sangat cepat.

Peneliti sebaiknya sudah menentukan lebih dahulu sumber informasi apa


yang akan diperiksa. Urutan kegiatan secara efektif dapat dimulai dengan
mecari informasi referensi yang bersifat umum sebelum menuju ke
pancarian yang lebih khusus. Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum
melakukan penelitian bertujuan untuk:

• Menemukan suatu masalah untuk diteliti.


• Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
• Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang
akan diteliti.
• Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan
pemecahan masalah dan pemikiran untuk perumusan hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian.

36
• Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang
yang akan diteliti.Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada
kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
• Menelaah basil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian
atau seluruh dari unsur-unsur penelitian yaitu: tujuan penelitian,
metode, analisis, hasil utama dan kesimpulan. Mendapat informasi
tentang aspek-aspek mana dari suatu masalah yang sudah pernah
diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama.

Uraikan Buku yang menjadi rujukan untuk bahan pengkajian Belajar Dan
Pembelajaran yaitu.

 Ebook Belajar Dan Pembelajaran yang di buat oleh M.Husamah,


S.Pd .

37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Wawancara


4.1.1

Wawancara

Pengorganisasian kelas yang guru terapkan pada kelas III adalah


pengorganisasian belajar secara kelompok dimana dalam belajar, guru membagi
dalam kelompok-kelompok kecil, pemilihan anggota kelompok di acak oleh guru
berdasarkan rangking (peringkat), jadi tidak ada kelompok yang pintar semua.
Pengorganisasian tersebut sudah sesuai dengan yang guru harapkan karena
mereka bisa membantu kawan yang belum mengerti masalah pelajaran yang
sedang berlangsung.

Dalam mengembangkan kepemimpinan pada siswa kelas III, guru


melakukan dengan cara memilih ketua kelas dan perangkat kelas dengan
demokrasi yaitu dengan melakukan voting.

Penciptaan suasana belajar yang guru lakukan yaitu dengan cara mengajar
dengan berbagai macam metode supaya peserta didik tidak mudah bosan dalam
melakukan pembelajaran. Ditengah-tengah pembelajaran guru juga menyelingi
dengan bernyanyi dan melakukan yel-yel untuk menumbuhkan semangat belajar
mereka.

Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah belum lengkap, guru


mengsiasatinya dengan membawa media pembelajaran sendiri, media yang
dibutuhkan dalam pembelajaran dibuat oleh guru sekreatif mungkin dan dapat
digunakan dengan maksimal. Langkah awal dalam penciptaan tertib belajar,
sebelum belajar guru dan peserta didik menyanyikan lagu kebangsaan. Dalam
proses pembelajaran, jika peserta didik sudah tidak fokus belajar maka guru dan
memberika kode untuk menyenyikan yel-yel yang mereka ciptakan agar dapat
menciptakan suasana yang kondusif kembali.

Dalam penataan kelas, guru sudah menentukan posisi tempat duduk siswa
berdasarkan peringkat kelas. Guru juga membentuk kelompok belajar, kelompok
belajar dibuat berdasarkan tempat duduk siswa. Dikelas guru juga membuat sketsa
tempat duduk, struktur perangkat kelas, struktur piket kelas dan lain-lainnya.

Kendala yang dihadapi guru, tidak ada. Tapi masalah yang dihadapi siswa
atau kesulitan belajarnya ketika membuat PR, Ada sebagaian kecil peserta didik
yang asih malas membuat PR. Guru bisa mengatasi masalah tersebut dengan
teguran, dan biasanya siswa melakukan apa yang diperintahkan guru dan tidak
mengulang kesalahannya lagi

38
Kesimpulan wawancara

Pengorganisasian kelas dan pengorganisasian siswa yang dilakukan oleh


guru sudah sangat bagus dan berjalan dengan baik. Pengorganisasian kelas yang
dilakukan guru, peserta didik sangat antusias menanggapinya. Masalah yang
dihadapi guru yaitu bagian sarana dan prasarana yang kurang lengkap, tapi guru
mampu mengatasinya dengan membuat media pembelajaran sekreatif mungkin
yang bisa menggantikan media yang tidak disediakan sekolah. Masalah yang
dihadapi peserta didik yaitu malas membuat pr, itu bisa di atasi guru dengan
membri teguran kepada peserta didik yang tidak membuat pr tersebut.

4.2 Deskripsi Hasil Observasi

4.2.1 Deskripsi observasi

Mengajarkan kepada peserta didik pada mata pelajaran matematika tentang


perkalian 3-6

39
40
4.3 Deskripsi hasil Studi Kepustakaan

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sangat bagus. Guru


juga membentuk kelompok belajar yang berfungsi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kelompok yang diterapkan sesuia dengan
teori Bern dan Erickson (dalam Nuryani, 2011) mengemukakan bahwa
pembelajaran kelompok merupakan stategi pembelajaran yang
mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil
dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

41
permasalah belajar yang dihadapi peserta didik yaitu keterlambatan dalam
belajar, ketidak mampuan belajar. Ini sesuai dengan permasalahan belajar
yang dikemukakan oleh warkitri dkk (1990). Dalam hal ini guru harus
lebih bekerja keras untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut. Guru juga
bisa mengsiasatinya dengan pembelajaran berkelompok sesuai dengan
teori Bern dan Erickson.
Menurut Albert Baruda merupakan tokoh aliran tingkah laku yang
terkenal dengan belajar menirunya. Baruda mengemukakan bahwa siswa
belajar itu melalui meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain, terutama
guru. Teori yang dikemukan oleh albert Baruda sesuai yang dengan hasil
pengamatan kami yaitu siswa mampu menirukan cara perkalian
matematika 1-10 dengan cepat. Mereka berani maju kedepan untuk
mempraktekkan apa yang kami ajarkan pada peserta didik.

4.4 Pembahasan

Dalam observasi mata kuliah belajar dan pembelajaran ini, kami


mengobservasi SDN 193/I desa Petajen Kel. Bajubang Laut Kec. Muara Bulian
Kab. Batanghari Prov. Jambi yang bertepat pada hari Senin tanggal 12 November
2018. SDN 193/I desa petajen ini letaknya cukup jauh dari jalan raya. Sekolah ini
memiliki 10 ruangan yang terdiri dari 6 kelas 1 kantor dan 1 perpustakaan 2
kantin, 1 lapangan futsa dan 1 lapangan bulu tangkis. Bangunan sekolah ini masih
bagus dan layak pakai.

Observasi yang kami lakukan yaitu tentang pengorganisasian kelas dan


masalah-masalah belajar yang dihadapi peserta didik. Pengorganisasian yang
dilakukan oleh pendidik sudah sangat bagus dan suasana belajar yang dilakukan
pendidik membuat peserta didik nyaman. Dalam mengajar pendidik menerapkan
berbagai macam metode sehingga peserta didik tidak jenuh dan merasa bosan saat
proses pembelajaran berlangsung.

Pendidik juga membuat kelompok belajar supaya semua peserta didik


mampu menerima semua pelajaran yang diberikan pendidik. Ini dilakukan untuk
mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik. Pembuatan
kelompok yang dilakukan oleh pendidik berdasarkan peringkat kelas sehingga

42
setiap kelompok tidak memiliki kesulitan untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapkan pendidik.

Salah satu permasalahan belajar yang dihadapi peserta didik, seperti malas
mengerjakan PR. Permasalahan yang seperti ini bisa diatasi pendidik dengan cara
menegur peserta didik yang tidak melakukan kewajibannya tersebut, sanksinya
berupa mengerjakan tugas tambahan jika peserta didik tidak membuat PR. selain
itu pendidik juga memberikan sanksi kepada peserta didik yang melakukan
kesalahan lainnya.

43
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Organisasi peserta didik adalah suatu sistem interaksi antara guru dengan
murid yang ditujukan mencapai tujuan pembelajaran yaitu mengembangkan
bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik
dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku dalam proses
pembelajaran di kelas. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang
dialami oleh peserta didik dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan.

Berdasarkan hasil pengamatan, tanya jawab dan wawancara kepada wali


kelas dan peserta didik tentang pengorganisasian kelas dan masalah-masalah
belajar yang dihadapi peserta didik kami menemukan bahwa pengorganisasian
kelas yang dilakukan oleh pendidik sudah sangat baik. Pengorganisasian yang
dilakukan pendidik direspon dengan sangat baik oleh peserta didik. Peran
pendidik sudah terlaksana dengan baik dan suasana kelas yang terciptapun
sangat menyenangkan serta peserta didik tidak merasa bosan belajar di kelas.

Pengorganisasian siswa yang dilakukan oleh pendidik juga sangat bagus


karena permasalahan peserta didik yang kami temukan tidak menyusahkan
pendidik. Ini terlihat dari permasalahan belajar yang ada di kelas III ini yaitu
malas mengerjakan PR. Permasalahan peserta didik di kelas III ini tidak
banyak. Kalaupun ada permasalahan tentang keterlambatan peserta didik
dalam belajar, itupun dapat diatasi oleh pendidik dengan sangat baik.
1.2 Saran
Sebagai seorang pendidik kita harus mampu menciptakan suasana pakem
dalam proses pembelajaran. Pendidik juga harus mampu menguasai
berbagai macam metode, strategi pembelajaran dan mampu
menerapkannya. Ini berfungsi untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
Masalah peserta didik adalah masalah pendidik. Untuk menjadi seorang
pendidik yang berkualitas, kita harus mampu mengatasi berbagai masalah
yang dihadapi oleh peserta didik kita. Menjadi seorang pendidik berarti
juga menjadi orang tua peserta didik di sekolah. Artinya kita harus mampu
melakukan yang terbaik untuk peserta didik kita.

44
DAFTAR PUSTAKA

Winkel , ws. 1991 psikologi pengajaran. Jakarta : grasindo

Saputra, Trio Redo. 2012. Pengorganisasian Siswa (Online),


http://tirtanizertrs.blogspot.com/2012/11/pengorganisasian-siswa.html , diakses 4
Februari 2015

Suhardan, Dadang, dkk. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Albeta.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta:Bandung

Dimyati, dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Slameto (2003) Belajar Dan permasalahannya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

http://niwayanratihshopia.blogspot.com/2014/05/permasalahan-dan-solusi-dalam-
belajar.html

http://tutorcounseling.weebly.com/alternatif-mengenal--mengatasi-kesulitan-
belajar.html

45
46

Anda mungkin juga menyukai