Laporan Beljar Pembelajaran KLP 9
Laporan Beljar Pembelajaran KLP 9
Dosen Pengampu :
1. Drs. Arsil, M.Pd
2. Silvina Novianti, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh
Kelompok 9
1. SALSABILA HUMAIRA (A1D117173)
2. HOTI IRMA YESA (A1D117178)
3. NAQIYYAH (A1D117190)
4. ARIS NOVRINALDI (A1D117191)
1
DATA OBSERVASI
1.1 Tempat : SDN 193/I desa Petajen Kel. Bajubang Laut Kec.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini
Laporan ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas perkembangan peserta
didik. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan, motivasi, bimbingan, arahan dan saran yang telah
diberikan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang
kami miliki masih sedikit. Oleh karena itu kami harapkan laporan ini dapat
berguna bagi penulis dan pembaca
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Masalah-masalah yang dialami oleh siswa apabila tidak segera diatasi
tentunya akan menghambat proses belajar siswa dan akan berdampak pada
pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Siswa akan berhasil dalam proses
belajar apabila sisa itu tidak mempunyai masalah yang dapat mempengaruhi
proses belajarnya. Jika terdapat siswa yang mempunyai masalah dan
permasalahan siswa tersebut tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan
mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang akan mengakibatkan rendah
prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi belajar, minat belajar atau tidak
dapat melanjutkan belajar. Untuk itu, sebagai seorang guru ataupun pendidik
kita harus mengetahui kondisi siswa agar tercipta proses pembelajaran yang
baik dan kondusif.
5
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengorganisasian siswa dan kelas yang
dilakukan oleh guru!
1.3.2 Untuk mengetahui masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh
siswa dan guru!
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang
dengan baik dimana system tersebut memberikan arahan perilaku dalam proses
pembelajaran di kelas.
1. Tujuan Pengajaran
Perilaku belajar mengajar di sekolah yang menganut sistem klasikal tampak
serupa. Dalam kelas terdapat siswa yang rata-rata berjumlah empat puluh
siswa.Guru membantu siswa menghadapi kesukaran. Adapun tujuan pengajaran
yang menonjol pada pembelajaran individual adalah :
8
b. Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal. Tiap individu
memiliki paket belajar sendiri-sendiri, yang sesuai dengan tujuan belajarnya
secara individual juga.
2. Siswa Sebagai Subjek yang Belajar
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral (siswa
sebagai subjek belajar). Pebelajar merupakan pusat layanan pengajaran. Siswa
memiliki keleluasaan berupa :
9
c. Berperan sebagai penasehat atau pembimbing
d. Membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan diri sendiri.
10
fasilitator belajar. Tujuannya adalah mempermudah proses belajar. Cara yang
dilakukan guru antara lain :
a. Membimbing siswa belajar
b. Menyediakan media dan sumber belajar
c. Memberi penguatan belajar
d. Menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, cara dan hasil belajar
e. Memberi kesempatan siswa untuk memperbaiki diri
B. Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok dapat didefinisikan sebagai salah satu satrategi
pembelajaran yang menuntut adanya kerjasama siswa dalam suatu kelompok
dengan mengembangkan kemampuan tiap individu serta memanfaatkan berbagai
faktor internal dan eksternal untuk memecahkan masalah tertentu sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai bersama. Hal ini didukung oleh pendapat Bern dan
Erickson (dalam Nuryani, 2011) mengemukakan bahwa pembelajaran kelompok
merupakan stategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan
menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
11
c. Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar dan Mengembangkan
kemampuan kepemimpinan-kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam
pemecahan masalah kelompok.
a) Pembentukan Kelompok
12
Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa, yang tinggal dalam
satu wilayah dikelompokkan dalam satu kelompok sehingga memudahkan
koordinasi kerja.
Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat factor-faktor lain.
Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria, wanita atau
campuran.
Namun demikian sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogen, baik
dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dilakukan agar
kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan
ada kelompok yang kurang baik).
c) Pelaksanaan
13
2. Guru menyajikan pelajaran.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.
c. Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang
besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa
ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa
sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap
komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari
masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama
14
membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:
15
Keuntungan belajar kelompok antara lain:
2.Dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi apa yang
seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
C. Pembelajaran Klasikal
16
pembelajaran. Pengelolan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan
terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara baik dan meyenangkan yang di
lakukan di dalam kelas. Di ikuti sejumlah siswa yang di bimbing oleh seorang
guru. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran klasikal dapat di tinjau dari segi:
b.Siswa sebagai individu yang belajar di dalam kelas yang telah dikondisikan
sesuai keinginan guru. Siswa belajar sesuai tata tertib yang ditetapkan guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha agar pesan atau materi
pelajaran yang mencakup pengetahuan,sikap dan keterampilan dapat yang dikuasi
oleh siswa dengan baik.cara yang ditempuh hendaklah dititikberatkan kepada apa
yang harus dilakukan oleh siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman
langsung dalam kegiatan pembelajaran,siswalah yang melakukan kegiatan belajar
(subjek belajar) sementara guru adalah sebagai fasilitator dan motivator.
17
heuristik dapat dibedakan menjadi penemuan dan inkuiri. Perilaku belajar
mengajar inkuiri dan penemuan tersebut merupakan pengajaran yang terpusat
pada siswa”. Berikut akan dijelaskan mengenai pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.
a. Pembelajaran Ekspositori
Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah memindahkan
pengetahuan,keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Perana guru yang paling
penting adalah:
a. penyusunan program pembelajaran
b. pemberi informasi yang benar
c. pemberi fasilitas belajar yang baik
d. pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar
e. penilaian pemerolehan informasi.
b. Pembelajaran Inkuiri
Dalam belajar mengajar guru menempati posisi sebagai penyampai pesan dan
murid/siswa sebagai penerima pesan. Menurut (Wahyu, 2011) ada dua
macampengolahan pesan yaitu: pengolahan pesan secara deduktif dan induktif.
18
A. Pengolahan Pesan secara Deduktif
Secara umum perilaku pengolahan pesan secara deduktif dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Pendahuluan pembelajaran.
a. Pendahuluan pembelajaran.
19
c. Analisis data. Guru meminta siswa untuk mempelajari data, menggolong-
golongkan, membandingkan, menguji kebenaran data, dan menyimpulkan
sementara.
f. Evaluasi hasil dan proses belajar. Guru memberi nilai pada proses pemerolehan,
pengolahan, analisis, penarikan generalisasi, rumusan generalisasi, dan uji
hipotesis.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
20
pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian
aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang
paling tinggi yaitu evaluasi.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah
psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
(1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung,
21
(2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada
peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
(3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
Perkembangan sosial yaitu perkembangan dimana anak dapat berkembang
sesuai dengan bentukan masyarakat misalnya keterampilan sosial untuk
berkomunikasi, bekerjasama, negosiasi, keterampilan kepemimpinan,
keterampilan khusus untuk pembagian kerja, mengembangkan sistem untuk
meningkatkan efisiensi dan keandalan kegiatan kelompok, nilai-nilai sosial untuk
kerja sama, kesopanan, toleransi, untuk orang-orang. Termasuk penyesuaian atas
prilaku dan adat istiadat yang berbeda, menghormati hukum dan ketertiban dan
lain-lain.
Berikut ini permasalah belajar peserta didik menurut warkitri dkk (1990) sebagai
berikut:
22
2.1 Definisi Masalah Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
akan mengahambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu
dapat berkenaan dengan dirinya yaitu berupa kelemahan. Kelemahan dan dapat
juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat
saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat meimpa murid-murod yang pandai atau
cerdas.
23
2.2 Masalah-Masalah Belajar di SD
1. Tidak mengerjakan PR
Penyebab: Karena siswa tersebut terlalu lelah dan bisa juga karena siswa
tersebut memang ceroboh dan tidak bertanggung jawah atas tugas yang
diberikan kepadanya.
Solusi: Caranya bisa dengan menambah tugas yang diberikan sehingga
anak t ersebut akan berusaha mengingat tugas-tugas apa yang diberikan
kepadanya.
Penyebab: karena siswa merasa sangat lapar sehingga dia tidak dapat lagi
menahan lapar saat jam pelajaran.
Solusi: guru harus bijaksana dengan memberi izin untuk siswa makan.
Namun tetap harus di beri peringatan untuk sarapan dari rumah, karena
makan saat jam pelajaran di anggap tidak sopan.
3. Berkelahi di kelas
4. Mengantuk
24
pembelajaran yang lebih menarik bagi peserta didiknya sehingga peserta
didik tidak bosan . peserta didik juga harus sarapan yang secukupnya.
Penyebab: karena bangun tidur terlalu siang, ini bisa disebabkan karena
siswa tidur larut malam.
Solusi: Memberikan teguran kepada siswa. Jika sudah lewat batas, tidak
ada salahnya memberi hukuman yang sesuai kepada siswa
Penyebab:Bisa jadi karena siswa terlalu nakal, atau bisa juga karena guru
tidak bisa menjaga wibawanya di hadapan guru.
Solusi: Menjaga wibawa dihadapan murid menjadi hal yang wajib bagi
seorang guru, dengan begitu murid akan lebih segan melakukan
kenakalan-kenakalan seperti yang di sebutkan di atas.
8. Pendiam dikelas
Penyebab: sedang kurang enak badan atau sedang sedih, atau juga karena
karakter anak tersebut yang memang pendiam.
Solusi: orang yang berada disekitarnya sebaiknya sesering mungkin
mengajaknya berbicara, dan diubah sedikit demi sedikit untuk menjadi
tidak pendiam
25
2.3 Mengenal Dan Mengatasi Kesulitan Belajar
1) Perhatikan Mood
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan
kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam
keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang
akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba
untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena
pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas
orangtua untuk menyenangkan hati si anak.
Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai.
Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Selain itu, saat mengajari
anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik.
Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan
mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita
ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya
sekarang.
3) Komunikasi
26
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu
mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada
kaitan dengan cara guru mengajar di kelas.
1. Observasi Kelas
27
Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan rumah, kondisi dan situasinya dengan
masyarakat secara langsung.
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui sejauh mana IQ seseorang dapat
dilihat dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana.
Dengan latihan psikotes dapat diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara
praktis dari segi dasar, logika dan privasi seseorang.
Dalam rangka usaha mengatasi masalah belajar tidak bisa diabaikan dengan
kegiatan mencari faktor-faktor yang yang diduga sebagai penyebabnya. Karena
itu, mencari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab
penyerta lainnya, mutlak dilakukan secara akurat, efektif, dan efisien.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha
mengatasi masalah belajar anak didik, dapat dilakukan dengan 6 tahap, yaitu
pengumpulan data, pengolahan data, diagosis data, diagnosis, prognosis,
treatment, dan evaluasi.
1. Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan
banyak informasi. Untuk memperoleh informasi, maka perlu diadakan
suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data.
2. Pengolahan data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut,
tidak ada artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua
data harus diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab
kesulitan belajar yang duhadapi oleh anak.
3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan
data.
28
4. Prognosis
Prognosis artinya ramalan. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap
diagnosis,akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan
ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk
membantu mengatasi masalahnya.
5. Treatment/Perlakuan
Perlakuan adalah pemberian bantuan kepada anak yang
bersangkutan yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program
yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
6. Evaluasi
Evaluasi untuk mengetahui perlakuan yang telah diberikan berhasil dengan
baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran
masalah kesulitan belajar, atau gagal atau berhasil perlakuan yang telah
diberikan kepada anak, dapat diketahui sampai saejauh mana kebenaran
jawaban anak terhadap item-item soal yangdiberikan dalam junkah
tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi belajar.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian pada tugas observasi Belajar Dan Pembelajaran ini adalah
kualitatif deskriptif . Pengertian Kualitatif Deskriptif menurut Bogdan dan
Taylor didalam prastowo (2011:22) adalah penelitian kualitatif deskriptif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi kualitatif berupa
kata-kata tertulis atau dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati.
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan salah satu dari jenis penelitian yang
termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.
30
juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap. Sikap yang baik
biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara
akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif
dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi
seputar materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun
pewawancara.
Jenis-jenis wawancara yaitu :
1. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa
saja kepada narasumber, namun harus diperhatikan bahwa
pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan.
Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
2. Wawancara terpimpin atau terstruktur
Dalam wawancara terpimpin atau terstruktur, pewawancara
sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan
terinci.
3. Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara
mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara
terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah
membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara
garis besar namun ada tambahan yang tidak diketahui
sebelumnya namun masih berhubungan dengan data-data yang
diinginkan.
31
(peringkat) jadi tidak ada kelompok yang pintar-pintar semua, ibu acak dalam
memilih kelompok belajar pada kelas ini
Narasumber : ibu rasa pengorganiasian belajar sudah sesuai dengan yang ibu
harapkan, alasannya karena setelah beri kelompok belajar, mereka jadi dapat
bekerja sama, kalau temannya tidak mengerti dibantu, jadi saling membantu satu
sama lain
Narasumber : mengembangkan kepemimpinan pada siswa kelas III ini ibu ajar
kan dengan cara memilih ketua kelas dan perangkat kelas, mereka sangat antusias
dalam memilih ketua kelas, banyak yang ingin mencalonkan diri. Ibu ajak
berdemokrasi dngan melakukan voting suara.
Narasumber : penciptaan suasana yang ibu lakukan yaitu dengan cara mengajar
dengan berbagai macam metode supaya anak tidak mudah bosan dalam
melakukan pembelajaran, kadang-kadang ibu juga menyelingi dengan bernyanyi
dan melakukan yel-yel untuk menumbuhkan semngat belajar mereka kembali
Narasumber : kalau media dan sarana pembelajaran yang diberikan sekolah kan
belum lengkap, ibu mensiasatinya dengan membawa leptop sendiri, nanti ibu ajak
anak-anak untuk menonton video bersama-sama, atau ibu membawakan gambar-
gambar. untuk menjadi guru pada kurikulum 2013 ini dituntut kreatif, jadi ibu
sebisa mungkin mengatasi masalah srana dan media di sekolah ini dengan kreatif
Narasumber : penataan kelas yang ibu lakukan dengan cara ibu menata tempat
duduk secara acaak, tujuannya gar tidak ada kelompok-kelompok di kelas ini,
yang pintar dengan yang pintar
32
Penanya : Apa saja yang menjadi kendala pembelajaran dikelas III ?
Narasumber: kalau kendala yang terjadi pada kelas iv ini mungkin tidak
mengerjakan pr, suka mencotek saat ujian, suka ribut saat ibu menjelaskan
1.4.2 Observasi
Menurut Patton Observasi merupakan metode yang akurat dalam
mengumpulkan data. Tujuannya ialah mencari informasi tentang
kegiatan yang berlangsung untuk kemudian dijadikan objek kajian
penelitian.
Menurut Gibson dan Mitchell Observasi merupakan teknik untuk
menyeleksi dalam penentuan keputusan dan konklusi terhadap orang
lain yang diamati.
33
ialah aktivitas untuk mengetahui sesuatu dari fenomena-fenomena.
Aktivitas tersebut didasarkan pada pengetahuan dan gagasan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi dari fenomena yang diteliti.
Informasi yang didapat harus bersifat objektif, nyata, dan dapat
dipertanggungjawabkan.Cara observasi yang dianggap paling efektif
adalah dengan melengkapi melalui pedoman observasi atau pedoman
pengamatan seperti format atau blangko pengamatan. Format tersebut
disusun sedemikian rupa yang berisikan item-item mengenai kejadian
ataupun tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Setelah itu,
peneliti akan memberikan tanda checklist pada kolom yang telah
disediakan dalam format tersebut. orang yang melakukan pengamatan
biasanya disebut sebagai pengamat.Sebagai sebuah metode, observasi
mempunyai beberapa macam jenis. Jenis-jenis observasi menurut
Marie Johada adalah sebagai berikut :
1. Obsevasi partisipasi
Merupakan salah satu jenis observasi yang digunakan untuk
penelitian yang bersifat eksploratif. Suatu observasi disebut
sebagai observasi partisipasi apabila pengamat ikut ambil
bagian dalam kehidupan observasi.
2. Observasi sistematik
Merupakan salah satu jenis observasi yang juga dikenal sebagai
observasi berkerangka. Sebelum mengadakan observasi,
biasanya pengamat akan terlebih dulu membuat kerangka
mengenai berbagai macam faktor dan ciri-ciri dari obyek yang
akan diobservasi.
3. Observasi eksperimental
Merupakan salah satu jenis observasi yang mempunyai ciri-ciri
berupa situasinya dibuat sedemikian rupa sehingga observasi
tidak diketahui maksudnya, dibuat variasi situasi guna
menimbulkan tingkah laku tertentu, observasi dihadapkan pada
situasi yang seragam, situasi tersebut ditimbulkan dengan
sengaja, faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruh dikontrol
34
dengan sangat cermat, dan aksi beserta reaksi dari observasi
dicatat dengan teliti.
Lembar instrumen Observasi
Yang di amati Keterangan
Struktur perangkat kelas 1. Ketua kelas
2. Sekretaris
3. Bendahara
Struktur pengorganisasian ruang 1. Daftar piket
kelas 2. Daftar pelajaran
35
saran.Ada beberapa macam sumber informasi yang dapat digunakan
peneliti sebagai bahan studi kepustakaan diantaranya sebagai berikut:
1. Jurnal Penelitian
Dalam jurnal ini beberapa hasil penelitian terpilih diterbitkan
sehingga dapat digunakan sebagai acuan begi perkembangan ilmu
pengetahuan yang baru.
2. Buku
Buku merupakan sumber informasi yang sangat penting karena
sebagian bidang ilmu yang erat kaitannya dengan penelitian
diwujudkan dalam bentuk buku yang ditulis oleh seorang penulis
yang berkompeten di bidang ilmunya.
3. Surat Kabar Dan Majalah
Media cetak ini merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan
mudah diperoleh di mana-mana.
4. Internet
Kemajuan teknologi membawa dampak yang sangat signifikan di
bidang informasi, para peneliti dapat langsung mengakses intrernet
dan mendapatkan informasi yang diinginkan dari berbagai negara
dengan sangat cepat.
36
• Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang
yang akan diteliti.Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada
kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
• Menelaah basil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian
atau seluruh dari unsur-unsur penelitian yaitu: tujuan penelitian,
metode, analisis, hasil utama dan kesimpulan. Mendapat informasi
tentang aspek-aspek mana dari suatu masalah yang sudah pernah
diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama.
Uraikan Buku yang menjadi rujukan untuk bahan pengkajian Belajar Dan
Pembelajaran yaitu.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Wawancara
Penciptaan suasana belajar yang guru lakukan yaitu dengan cara mengajar
dengan berbagai macam metode supaya peserta didik tidak mudah bosan dalam
melakukan pembelajaran. Ditengah-tengah pembelajaran guru juga menyelingi
dengan bernyanyi dan melakukan yel-yel untuk menumbuhkan semangat belajar
mereka.
Dalam penataan kelas, guru sudah menentukan posisi tempat duduk siswa
berdasarkan peringkat kelas. Guru juga membentuk kelompok belajar, kelompok
belajar dibuat berdasarkan tempat duduk siswa. Dikelas guru juga membuat sketsa
tempat duduk, struktur perangkat kelas, struktur piket kelas dan lain-lainnya.
Kendala yang dihadapi guru, tidak ada. Tapi masalah yang dihadapi siswa
atau kesulitan belajarnya ketika membuat PR, Ada sebagaian kecil peserta didik
yang asih malas membuat PR. Guru bisa mengatasi masalah tersebut dengan
teguran, dan biasanya siswa melakukan apa yang diperintahkan guru dan tidak
mengulang kesalahannya lagi
38
Kesimpulan wawancara
39
40
4.3 Deskripsi hasil Studi Kepustakaan
41
permasalah belajar yang dihadapi peserta didik yaitu keterlambatan dalam
belajar, ketidak mampuan belajar. Ini sesuai dengan permasalahan belajar
yang dikemukakan oleh warkitri dkk (1990). Dalam hal ini guru harus
lebih bekerja keras untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut. Guru juga
bisa mengsiasatinya dengan pembelajaran berkelompok sesuai dengan
teori Bern dan Erickson.
Menurut Albert Baruda merupakan tokoh aliran tingkah laku yang
terkenal dengan belajar menirunya. Baruda mengemukakan bahwa siswa
belajar itu melalui meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain, terutama
guru. Teori yang dikemukan oleh albert Baruda sesuai yang dengan hasil
pengamatan kami yaitu siswa mampu menirukan cara perkalian
matematika 1-10 dengan cepat. Mereka berani maju kedepan untuk
mempraktekkan apa yang kami ajarkan pada peserta didik.
4.4 Pembahasan
42
setiap kelompok tidak memiliki kesulitan untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapkan pendidik.
Salah satu permasalahan belajar yang dihadapi peserta didik, seperti malas
mengerjakan PR. Permasalahan yang seperti ini bisa diatasi pendidik dengan cara
menegur peserta didik yang tidak melakukan kewajibannya tersebut, sanksinya
berupa mengerjakan tugas tambahan jika peserta didik tidak membuat PR. selain
itu pendidik juga memberikan sanksi kepada peserta didik yang melakukan
kesalahan lainnya.
43
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1.1 Simpulan
Organisasi peserta didik adalah suatu sistem interaksi antara guru dengan
murid yang ditujukan mencapai tujuan pembelajaran yaitu mengembangkan
bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik
dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku dalam proses
pembelajaran di kelas. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang
dialami oleh peserta didik dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
http://niwayanratihshopia.blogspot.com/2014/05/permasalahan-dan-solusi-dalam-
belajar.html
http://tutorcounseling.weebly.com/alternatif-mengenal--mengatasi-kesulitan-
belajar.html
45
46