Anda di halaman 1dari 38

KEMENTERIAN KESEHATAN Ayo!

Biasakan
REPUBLIK INDONESIA Cuci Tangan Pakai Sabun

BUKU PANDUAN
HARI CUCI TANGAN
PAKAI SABUN SEDUNIA
ke-3, tahun 2010

“Cuci Tangan Pakai Sabun,


Perilaku Sederhana
Berdampak Luar Biasa”
Seorang siswa
sekolah dasar di
daerah Jakarta
Utara sedang
mempraktikan cuci
tangan pakai sabun
di sekolahnya.
Latar
Belakang
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007 menemukan 34% kejadian
ISPA dan 16% kejadian diare terjadi
pada anak usia 1-4 tahun.
Hal ini menunjukkan perlunya perhatian
berkesinambungan terhadap upaya pencegahan
penyebaran penyakit tersebut terutama terhadap
anak-anak.

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) terbukti


secara ilmiah efektif mencegah diare, ISPA yang telah menjadi penyebab
kematian anak di Indonesia dan dunia. Pentingnya perilaku sehat Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit
menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung, sudah dipahami masyarakat
secara luas, meskipun prakteknya masih belum banyak diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Perilaku CTPS terbukti merupakan cara yang efektif
untuk upaya kesehatan preventif. Dalam jangka pendek, upaya prenventif
melalui CTPS di pandang paling strategis untuk mengurangi kerugian
dampak sanitasi buruk, sementara solusi jangka menengah dan jangka
panjang terus dilakukan. Untuk itu perilaku CTPS perlu digalakkan untuk
menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat di pedesaan maupun perkotaan

1
Indonesia adalah satu-satunya Negara di dunia yang mewajibkan perusahaan
yang menggunakan sumber daya alam Indonesia untuk melakukan program
tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Undang-undang tentang
Corporate Social Responsibility (CSR) ini memberI peluang dukungan dari
pihak korporasi (perusahaan) untuk turut memikirkan perlindungan
terhadap kesehatan anak melalui dukungan terhadap program CTPS.

Anak-anak selalu menjadi pihak yang paling rentan terhadap penyakit


sebagai akibat perilaku yang tidak sehat dan sanitasi yang buruk. Padahal
anak-anak merupakan asset bangsa yang paling berperan untuk generasi
yang akan datang. Anak-anak juga merupakan penyampai pesan yang penting
pada keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Untuk itu serangkaian
pelaksanaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang ketiga pada tanggal
15 Oktober 2010 yang akan datang, akan dilaksanakan puncak acara secara
nasional dengan menghadirkan anak sekolah untuk terlibat aktif dalam
menyampaikan pesan-pesan CTPS kepada masyarakat luas. Selain itu pihak
korporasi/ swasta diundang untuk menggunakan kesempatan ini sebagai
bagian dari kegiatan sosial pada anak dan masyarakat untuk meningkatkan
penerapan CTPS dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) yang
ke tiga tahun 2010 mengusung tema yang mengedepankan pentingnya
melibatkan anak-anak pada kelompok usia 6 sampai dengan 12 tahun
(Setingkat Sekolah Dasar). Seiring dengan merebaknya penyebaran Diare
yang mulai menjangkau Indonesia, maka peningkatan kesadaran akan CTPS
juga ditujukan kepada mereka yang berisiko tinggi untuk terjangkit antara
lain anak-anak di sekolah berasrama (pesantren).

Kegiatan ini akan menjadi kegiatan tahunan dan melibatkan banyak negara.
Tahun ini merupakan pelaksanan yang ke tiga kalinya dan akan menjadikan
Indonesia sebagai salah satu dari tujuh puluh negara di dunia yang akan
melakukan cuci tangan pakai sabun secara serentak pada tanggal 15
Oktober 2010 mendatang. Negara-negara yang aktif mengkampanyekan
CTPS di Asia, yaitu: China, Indonesia, India, Bangladesh,Vietnam, Pakistan,
dan Filipina, di Afrika; Madagaskar, Afrika Selatan, Uganda, Kenya, Mesir, Mali,
Senegal, Benin, Ghana dan Etiopia, di Amerika Latin; Kolombia, Peru,
Nikaragua, dan Mexico, serta negara lain seperti Amerika Serikat dan
Inggris.

2
Tujuan HCTPS
ke-3 Tahun 2010

Tujuan Jangka Panjang


1 Meningkatkan dukungan secara global sekaligus dukungan budaya
lokal untuk penerapan CTPS dalam tatanan kehidupan masyarakat
sehari-hari.

2 Menjadikan CTPS sebagai kegiatan yang mendapatkan prioritas


dikalangan pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan.

3 Menggalang komitmen dari berbagai pemangku kepentingan untuk


menciptakan lingkungan yang memungkinkan peningkatan praktik
cuci tangan pakai sabun.

Tujuan Jangka Pendek


1 Meningkatkan praktik Cuci Tangan Pakai Sabun melalui
penyampaian pesan pada Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
ke-3 tahun 2010

2 Memberikan peluang melibatkan anak sekolah secara aktif serta


berbagai profesi di masyarakat sebagai “Agen Perubahan” dalam
memasyarakatkan pesan CTPS

3
Tema
Tema Umum Global :

“ More Than Just a Day”,


Melakukan pratik CTPS di Indonesia tidak terbatas hanya sehari, diharapkan
aksi nyata yang dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara terus menerus
sehingga perilaku CTPS merupakan bagian dari budaya bersih masyarakat
Indonesia sejak usia muda.

Tema Nasional:

Cuci Tangan Pakai Sabun,


Perilaku Sederhana
Berdampak Luar Biasa
• Tema di atas sasarannya tidak saja anak-anak tetapi bisa semua
kalangan/umur.
• Perilaku sederhana; kebiasaan tersebut sudah ada tetapi belum
dilakukan secara benar dan pada waktu-waktu tepat (yang dianjurkan)
• Dampak luar biasa bisa diadopsi oleh sektor lain (tidak hanya
kesehatan) tetapi bisa dari sudut pandang Agama, Pariwisata dan
Pendidikan

Catatan :Tema pilihan dapat berkembang sesuai dengan kondisi lokal


masyarakat setempat

4
Simbolisme HCTPS
Tahun 2010
Bersatunya seluruh komponen masyarakat
mulai dari keluarga inti, lingkungan, komunitas
sekolah, dan masyarakat luas.

Tantangan HCTPS
Tahun 2010
Mengubah CTPS dari sebuah ide yang abstrak
menjadi kebiasaan yang dipraktikkan di
rumah, sekolah dan masyarakat luas.

5
Ibu-ibu yang tergabung
dalam organisasi kader
ikut menyemarakan
kampanye cuci tangan
pakai sabun. Peran
seorang Ibu sangat
penting dalam rangka
mensukseskan
kebiasaan cuci tangan
pakai sabun di rumah
tangga.

6
Kelompok sasaran
Primer Sekunder
• Anak usia sekolah dasar • Umum/Publik
• Orang tua yang memiliki • Kelompok Keagamaan
anak balita • Kelompok Perempuan
• Guru dan Komunitas • Kader Masyarakat/PKK
sekolah • Kalangan Dunia Usaha
• Akademisi

Para Pelaku
Para pelaku yang ikut berperan aktif dalam gerakan CTPS ke-3, 2010 yaitu:
1 Lembaga Tinggi Negara

2 Kementerian, Badan/Lembaga Non Kemeterian

3 Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota

4 Gubernur, Bupati/ Walikota

5 Badan Usaha Milik Negara

6 Sektor Swasta dan Dunia Usaha

7 Organisasi International

8 Organisasi Kemasyarakatan Peduli Kesehatan

9 Tokoh Agama, Tokoh/Kader Masyarakat, Tokoh Seni, Budaya dan Tokoh Olah
Raga

10 Lembaga International

11 Lembaga Pendidikan (mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan


Tinggi)

7
Pelaksanaan
Kegiatan
1. Peringatan HCTPS ke-3 Tahun 2010 di Indonesia diperingati dengan
pelaksanaan kegiatan baik di pusat maupun di daerah melalui kemitraan
lintas sektor. Penyelenggaraan HCTPS ke-3 tidak terbatas sehari,
diharapkan aksi nyata dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara terus
menerus.

2. Di tingkat Nasional dengan panitia yang berasal dari lintas sektor,


melakukan kegiatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
RI. Kegiatan baik dilakukan di Pusat, maupun daerah: provinsi/kota/
kabupaten dapat dilaporkan ke
Koordinator Kemitraan Penyelenggaraan HCTPS
Pemerintah-Swasta untuk Cuci
ke-3 tidak terbatas
Tangan Pakai Sabun, sebagai
bukti partisipasi untuk sehari, diharapkan aksi
mewujudkan perilaku CTPS di nyata dapat dilanjutkan
Indonesia

oleh masyarakat secara
3. Di Tingkat Nasional acara
terus menerus.
puncak akan diselenggarakan
di Kota Bandung, Provinsi Jawa
Barat yang akan dihadiri oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan
Masyarakat, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan, Menteri Agama,
Menteri Dalam Negeri, Menteri, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Menteri Kesenian dan Pariwisata, Gubernur Jawa
Barat, Perwakilan WHO, Perwakilan WSP, Perwakilan Unicef, para murid
Sekolah Dasar, masyarakat perduli Kesehatan dan dunia usaha

4. Ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota diharapkan menyelenggarakan acara


puncak peringatan HCTPS ke-3, 2010 yang diperingati tanggal 15
Oktober 2010.

8
Ringkasan Kegiatan Hari Cuci Tangan
Pakai Sabun Sedunia 2010 di Pusat

No Kegiatan Waktu Tempat Penanggung


Jawab

1 Marketing Juli, 2010 Ruang meeting PL Direktorat PL


Meeting

2 Kampanye 8 - 15 Okt Kantor/sarana Pusat Promosi


Nuansa 2010 Seluruh Pendukung Kesehatan,
kegiatan HCTPS Kemeterian
ke-3, 2010 Kesehatan RI

3 Seminar 5 Okt Kementrian Dir PL


2010 Kesehatan RI berkoordinasi
(Rasuna Said/ dengan Pusat
Kuningan, Jakarta) Promosi Kesehatan
Kementrian
Kesehatan RI

4 Temu Media 7 Okt Kementrian Dir PL


2010 Kesehatan RI berkoordinasi
(Rasuna Said/ dengan PusKom
Kuningan, Jakarta) Publik

5 Lomba Menulis 15 Sep - Kementrian Dir PL


Anak 15 Okt Kesehatan RI berkoordinasi
2010 (Rasuna Said/ dengan PusKom
Kuningan, Jakarta) Publik

6 Penayangan 8 - 23 Okt Media TV, Radio dan Pusat Promosi


Spot iklan 2010 Cetak Kesehatan
CTPS

7 Dakwah Mulai 5 Pusat Peribadatan Pusat Promosi


Keagamaan Okt 2010 Kesehatan

8 Acara Puncak 15 Okt Kota Bandung, Jawa Ketua Panitia


HCTPS 2010 Barat

9
Partisipasi Pemerintah dan
Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota Untuk
HCTPS 2010
Setiap daerah dapat memilih mitra
yang akan diajak bekerjasama dalam
menyukseskan HCTPS ini, sesuai
dengan kebijakan wilayahnya. Di tingkat
nasional, Kemeterian Kesehatan RI
bertindak melalui Kemitraan
Pemerintah-Swasta untuk Cuci Tangan
Pakai Sabun untuk :
• Mengidentifikasi pemangku kepentingan utama dari organisasi terkait
kesehatan anak dan program CTPS, baik dari pemerintah maupun
swasta yang menunjukan minat untuk bergabung dalam HCTPS.
• Mengundang para pemangku kepentingan untuk memperkenalkan
HCTPS dan membangun kesepakatan kerjasama dalam mendukung
HCTPS.
• Bekerjasama dengan para mitra tersebut untuk menentukan kegiatan/
tantangan khusus, kelompok sasaran yang dituju serta lokasi untuk
untuk ditunjukkan pada HCTPS 2010.
• Membagi informasi dengan pengelola HCTPS pada tingkat global
mengenai HCTPS yang dilakukan di Indonesia.

10
Pemerintah Daerah yaitu provinsi dan kabupaten/kota diharapkan
melakukan hal yang sama seperti disebutkan pada poin di atas di daerah
masing-masing. Untuk kepentingan kompilasi data nasional HCTPS, maka
diharapkan agenda dan informasi tentang kegiatan yang dilakukan di tingkat
daerah dapat disampaikan kepada Pusat Promosi Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3 – 5 Kuningan Jakarta Selatan, atau
email ke tspk.promkes@gmail.com atau kepada Koordinator
Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun pada email:
cucitanganpakaisabun@gmail.com

11
12
Lokasi Pelaksanaan
HCTPS 2010

Pelaksanaan kegiatan di tingkat daerah dapat dilakukan di tempat-tempat


umum terbuka yang dapat dengan mudah dijangkau masyarakat terutama
anak sekolah.

Lapangan kabupaten/ kota, alun-alun,


lapangan di sekitar lingkungan sekolah,
bumi perkemahan, halaman pesantren/
mesjid raya, merupakan contoh tempat
yang dapat dijadikan lokasi peluncuran
HCTPS.
Karena pelaksanaan HCTPS jatuh pada hari sekolah (Jumat, 15 Oktober
2010), diharapkan pelaksanaan dapat melibatkan sebanyak mungkin
komunitas sekolah seperti anak didik, guru, orang tua murid, dan organisasi
orang tua murid, ustad dan kyai, para pakar pendidikan, serta petugas
kesehatan di bandara, pelabuhan dan pos perbatasan darat, jika
memungkinkan. Hal ini sebaiknya telah dikomunikasikan dengan baik
sebelumnya dengan pihak sekolah melalui bantuan Dinas Pendidikan
setempat, maupun dengan KKP.

13
Kegiatan yang
dapat dilakukan

Di Indonesia, pelaksanaan HCTPS Adapun pilihan kegiatan meliputi:


dapat dilakukan di seluruh wilayah
tanah air. Setiap daerah peserta 1. Acara Puncak HCTPS:
HCTPS diberi wewenang untuk Acara Puncak HCTPS dilakukan
menentukan sendiri jumlah sekolah secara serentak pada tanggal 15
atau anak sekolah, serta petugas dan Oktober 2010. Saran utama
area pelaksanaan kegiatan yang akan penyelenggaraan kegiatan agar
diikutsertakan. Pemerintah daerah mengambil lokasi di sekolah, atau
disarankan untuk bekerjasama lapangan terbuka . Hal ini
dengan program terkait Sanitasi ditujukan pada semakin maraknya
Total Berbasis Masyarakat (STBM) penyakit diare, ISPA dan penyakit
seperti PPSP, WSSLIC-2, PAMSIMAS, lainnya yang disebabkan karena
CWSH, WES-Unicef, PLAN lingkungan sekitar tidak bersih,
Indonesia, MercyCop, Save the dan salah satu pencegahannya
Children, Mchip Program, Oxfam, adalah membiasakan CTPS.
Care International, ASP, Tim Teknis
Pembangunan Sanitasi (TTPS), 2. Seminar Sehari:
Kelompok Kerja Air Minum & Mengangkat tema kasus yang
Penyehatan Lingkungan (Pokja dihadapi sekolah terkait siswa
AMPL) maupun organisasi atau sebagai change agent CTPS.
lembaga swadaya masyarakat (LSM)
setempat, Unilever, Reckitt
3. Pameran Kesehatan:
Berkaitan dengan acara puncak
Benckiser serta sponsor lainnya.
HCTPS yang ikut memeriahkan
suasana dengan kehadiran
masyarakat yang mengunjungi
stand pameran.

14
4. Kegiatan yang 8. Lomba merancang sarana
menargetkan media: CTPS: dapat dibuat berbagai
dengan menghadirkan pembicara kategori misalnya kategori anak
yang dikenal baik seperti tokoh sekolah dari STM, kategori
masyarakat setempat, selebriti, insinyur, kategori seni untuk anak
pejabat pemerintah, atau berupa sekolah jurusan seni budaya, dan
kunjungan ke sekolah yang kategori guru.
memiliki keunggulan dari segi
infrastruktur dan praktik CTPS 9. Kampanye melalui radio:
yang bernilai untuk diberitakan wawancara selebriti di radio,
oleh media. debat anak sekolah di radio, atau
wawancara guru dan pemerintah
5. Penetapan Duta Cuci setempat.
Tangan: dengan menunjuk
10.Lomba Foto: fokus pada sarana
seseorang yang dikenal baik oleh
CTPS di sekolah dan foto anak
masyarakat dan dapat menjadi
yang sedang melakukan CTPS
idola anak untuk ditiru dalam
membiasakan praktik CTPS. Bisa
selebriti, atlit, bintang film/
sinetron, tokoh politik, dan 11.Libatkan Pihak Swasta: untuk
sebagainya. mendukung HCTPS, dapat
melibatkan perusahaan sabun,
6. Membentuk Panitia Tahunan hotel, restoran, rumah makan,
HCTPS: memudahkan rumah sakit, dan perusahaan lain
pelaksanaan pengkoordinasian yang memiliki komitmen pada
dan kesinambungan pada tahun kesehatan anak.
berikutnya.
12.Pembuatan perangko khusus
7. Pertandingan berbasis HCTPS 2010
sekolah: beraneka jenis kegiatan
yang digemari anak-anak seperti
lomba lagu jingle CTPS, lomba
tarian tangan CTPS, lomba
menulis surat yang menginspirasi
kepatuhan untuk praktik CTPS,
lomba puisi tentang CTPS.

15
13.Partisipasi pada
Penganugerahan WASH
Media Award: penghargaan
yang diberikan pada media di
negara berkembang yang berjasa
mengangkat masalah kebersihan
dan sanitasi sebagai hal yang
patut dibicarakan pada media
mereka.

14.Bekerjasama dengan
perusahaan sabun: membuat
pertanyaan pada sampul sabun
yang dapat dijawab dan dikirm
untuk memenangkan hadiah dari
Panitia. Hadiah sebaiknya terkait
dengan upaya membiasakan
praktik CTPS bagi anak sekolah.

15.Bekerjasama dengan
perusahaan non sabun yang
memiliki program CSR
dimana keperdulian pihak
perusahaan melalui program
kesehatan dan perilaku hidup
bersih (higienis).

16
Lampiran

17
PANITIA PERINGATAN
HARI CUCI TANGAN
PAKAI SABUN SEDUNIA
KE-3 TAHUN 2010
TINGKAT PUSAT

Penasehat :
Menteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat
Menteri Kesehatan RI
Menteri Pendidikan
Menteri Agama
Menteri Dalam Negeri
Menteri Pekerjaan Umum
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Menteri Kesenian dan Pariwisata
Gubernur Jawa Barat

Pengarah :
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat
SAM Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Islam
Dirjen Cipta Karya
Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Deputi SDM dan Kebudayaan,Bappenas
Deputi Sarana dan Prasarana,Bappenas

Mitra :
Ketua Tim Penggerak Pendidikan dan Pemberdayaan Keluarga
(PPPK)
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(Provinsi Jawa Barat)
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia
Team Leader WSP

18
Team Leader UNICEF
Team Leader WHO
Team Leader MCHIP - USAID
Team Leader Save The Children - USAID
Team Leader World Vision
Team Leader World Food Programme
Team Leader Mercy Corps - USAID
Direktur Utama Unilever
Direktur Utama Indofood
Direktur Utama Reckit Benkizer
Direktur Utama Kimberly-Clark
Ketua Kelestarian Perjuangan Kongres Wanita Indonesia
(KOWANI)
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP)
Ketua Persatuan Wanita Nasional (Perwanas)
Ketua Dharma Wanita Persatuan
Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah
Ketua Umum Pengurus Pusat Pengajian Al Hidayah
Ketua Umum Persatuan Islam (Persis)
Ketua Umum Pemudi Persatuan Islam
Ketua Umum Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
Ketua Komisi Wali Gereja Indonesia (KWI)
Ketua Umum Persatuan Karya Dharma Kesehatan di
Indonesia (Perdhaki)
Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
Ketua Umum Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi)

Penanggung jawab  : Sekretaris Ditjen P2PL


Ketua Umum  : Maurits Lalisang (PT. Unilever)
Ketua I : Wilfried Hasiholan Purba (Direktur Penyehatan Lingkungan)
Ketua II : Lily S. Sulistyowati (Kepala Pusat Promosi Kesehatan)
Sekretaris : Zainal I Nampira (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
Wakil Sekretaris  : Bambang Setiaji (Pusat Promkes)
Bendahara : Dorsinta Simangunsong (Ditjen P2PL)

19
Bidang Acara Puncak

Ketua : Aid Riva’i (Asisten Kesejahteraan rakyat,Setda Prov Jabar)


Wakil Ketua I  : Biskar Karmita (Ditrektorat Penyehatan Lingkungan)
Wakil KetuaII  : Jatin Soeripto (Kimberly-Clark)
Anggota  :
1. Alma Lucyati (Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Barat)
2. Riadi (Kepala Biro Yansos, Setda Prov Jabar)
3. Wahyudin (Dinas Pendidikan)
4. Saeroji (Kemenag prov Jabar)
5. Ria Soekarno (TU Kementerian Kesehatan)
6. Ardian (Protokol Biro Umum Kementerian Kesehatan)
7. Rahmaniar Brahim (Pusat Data dan Surveilans)
8. Yudianto (Pusat Data dan Surveilans)
9. Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
10. Rini Noviani (Direktorat. P2ML)
11. Syukur (Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani,
Kementerian Pendidikan Nasional)
12. Deni Mulyana (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
13. Muhani (Pusat Promosi Kesehatan)
14. Yustin (Direktorat Survailens Badan POM)
15. Kasubdin PL, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
16. Panjawid. D (Biro Pelayanan Sosial Setda Prov. Jawa Barat)
17. Riwayat (Promkes Dinkes Jabar)
18. Fany W (Koordinator Sekretariat WES - UNICEF)
19. Sari Ranti Tobing (PT. Unilever)

Bidang Penghargaan

Ketua  : Kirana Pritasari (Direktur Kesehatan Anak)


Wakil Ketua I  : Sri Wahyudi (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
Wakil Ketua II : Suyanto (Direktorat Kesehatan Sekolah Dasar dan
 Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional)
Anggota :
1. Kodrat Pramudho (Pusat Promosi Kesehatan)
2. Trisiana Giyantini (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
3. Chandra Rudianto (Pusat promosi Kesehatan)
4. Biro Umum
5. Isabel (Tim Leader WSP)
6. Candra Wijaya (Tim Leader World Vision)
7. Sulistyo (Ketua Umum PB PGRI)
8. Oji Mahroji (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat)
9. Fajar Hardianto (Dit. Bina Kesehatan Anak Usia Sekolah)

20
Bidang Lokakarya/Seminar

Ketua : H. M. Subuh (Direktur P2ML)


Wakil Ketua I  : Nanang Besmano (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
Wakil Ketua II : S.R. Mustikawati (Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar)
Anggota :
1. Ari Bratasena (Direktorat P2ML)
2. Wahanudin (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
3. Sri Endah Suwarni (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
4. Joedyaningsih SW (Sekjen Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka)
5. Resty Kianti (Pusat Komunikasi Publik)
6. Theresia Irawati (Pusat Promosi Kesehatan)
7. Rini (Kasubdit Dit Bina Kesehatan Anak)
8. Mukti Bisri (Direktorat Pendidikan Agama Islam,
Kementerian Agama)
9. Sharad Adhikary (WHO)

Bidang Kemitraan dan Penggerakan Masyarakat

Ketua : Ruflina Rauf (Pusat Promosi Kesehatan)


Wakil Ketua I  : Dirman Siswoyo (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
Wakil Ketua II  : Aryani (Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani,
 Kementerian Pendidikan Nasional)
Anggota :
1. Linda (Direktorat Bina Kesehatan Komunitas)
2. Depi (Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat
Desa)
3. A. Widyastuti (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
4. Firmansyah Rahim (Direktorat Pengembangan Destinasi
Pariwisata)
5. Enny Herawaty (Asosiasi Toilet Indonesia)
6. Ny.Yudi (Tim Penggerak PKK Jawa Barat)
7. Septembriyanti (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka)
8. Vita Aristyanita (World Vision)
9. Endang Iradati (MCHIP - USAID)
10. Erlyn Sulistyaningsih (MercyCorps - USAID)
11. Wiwik (Care International)

21
Bidang Pameran

Ketua : Zuraida (Pusat Promosi Kesehatan)


Wakil KetuaI  : Barlian (Dit. HOH)
Wakil KetuaII  : Iqra Mahrezka (Reckit Benkizer)
Anggota :
1. Mieke Agustin (Pusat Promosi Kesehatan)
2. Setia Murni (Badan POM)
3. Trisno Soebarkah (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
4. Calvin Wattimena (PAMSIMAS)
5. Pimanih (CWSHP)
6. Bambang Hermawan (WSLIC-2)
7. Sofwan (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
8. Tri Susanto (ICWRMIP)
9. Arif W (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
10. Asep Suryakusumah (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
11. Nugroho (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
12. Patricia Norimania (Save the Children - USAID)

Bidang Dokumentasi dan Publikasi

Ketua : Tritarayati (Pusat Komunikasi Publik)


Wakil Ketua I  : Sumardi (Pusat Komunikasi Publik)
Wakil Ketua II  : Cucu Cakrawati Kosim (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
Anggota :
1. Bangkit Hutajulu (Direktorat Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang)
2. Hikmandari (Pusat Komunikasi Publik)
3. Marina (Pusat Komunikasi Publik)
4. Ahmad Priyatna (Hukormas Ditjen P2PL)
5. Widyawati Garini (Pusat Promosi kesehatan)
6. Andewi (Hukormas Ditjen Bina Kesmas)
7. Cut Sevka (Mercy Corps - USAID)
8. Siti Nur Ayu (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
9. Bambang Sukotjo (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
10. Wendy Sarasdyani (WSP)

22
Bidang Akomodasi dan Konsumsi

Ketua : Slamet Mulsiswanto (Direktorat Penyehatan Lingkungan)


Wakil Ketua I  : Maman Sudirman (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
Wakil KetuaII  : Deni Puspahadi (Indofood)
Anggota :
1. Misriati (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
2. Bayu Aji (Pusat Promosi Kesehatan)
3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
4. Ketua TP-PKK Bandung
5. Arif Wibowo (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
6. Nuri Handayani (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
7. Idah Rifdah (Direktorat Penyehatan Lingkungan)

Sekretariat

Koordinator : Sudjais (Kabag Umum dan Kepegawaian)


Wakil Koordinator  : Atang Saputra (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
Anggota :
1. Setio Nugroho (Pusat Promosi Kesehatan)
2. Kristin Darundiyah (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
3. Dewi Mulyani (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
4. Widya Utami (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
5. Weni Muniarti(Bina Kesehatan Masyarakat)
6. Subdit Usia Sekolah, Kementerian Pendidikan Nasional
7. Agus Budiono ( Direktorat Penyehatan Lingkungan)
8. Astrid Salome (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
9. Indah Hidayat (Direktorat Penyehatan Lingkungan)
10. Ni Nengah Yustina Tutuanita (Direktorat Penyehatan
Lingkungan)

23
Langkah Khusus
Merencanakan Advokasi

1 Identifikasi permasalahan; apa yang ingin kita ubah? Banyak orang


telah mencuci tangan, namun masih sedikit yang pakai sabun.

2 Analisa; apa yang telah kita ketahui dan pegetahuan apa yang dapat
kita pakai? Pahami kondisi masyarakat seperti budaya, tingkat
ekonomi, kepercayaan, serta masalah khusus yang mereka hadapi.
Gunakan data khas lokal.

3 Tetapkan tujuan advokasi yang ingin dicapai; dan cari tahu


bagaimana membuatnya dapat dicapai.

4 Identifikasi kelompok sasaran; siapa saja yang harus dan dapat


dipengaruhi?

5 Identifikasi siapa yang dapat diajak bermitra; dekati berbagai


pemangku kepentingan. Jika mendekati dunia usaha, pastikan anda
mengerti strategi Corporate Social Responsibility yang mereka
jalankan.

6 Kembangkan pesan, pilih pendekatan yang sesuai dan seleksi


metode; dari serangkaian materi komunikasi yang Anda bisa
dapatkan, pilih yang paling dapat memberikan dampak pada
kelompok sasaran Anda. Buat pesan menjadi kalimat yang
sederhana dan mudah diingat.

7 Monitoring dan Evaluasi; Bagaimana mengukur dampak kegiatan


kita? Perlu menetapkan indikator kesuksesan, termasuk input,
output, dan sebisa mungkin, dampak. Temukan faktor apa yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan Anda. Infomasikan
kepada mitra Anda dan sampaikan penghargaan pada panitian
perencanaan, sehingga mitra Anda dapat melanjutkan kemitraan
dengan Anda.

24
5 Fakta tentang
Cuci Tangan Pakai Sabun
1 Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.

2 Mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah penyakit yang


menyebabkan kesakitan jutaan anak-anak dan atau kematian setiap
tahunnya.

3 Waktu-waktu kritis CTPS yang paling penting adalah setelah ke


jamban dan sebelum menyentuh makanan (mempersiapkan/
memasak/menyajikan dan makan).

4 Perilaku CTPS adalah intervensi kesehatan yang “cost-effective” .

5 Untuk meningkatkan CTPS memerlukan pendekatan pemasaran


sosial yang berfokus pada pelaku CTPS dan motivasi masing-
masing yang menyadarkannya untuk mempraktikkan perilaku
CTPS.

6 Perilaku CTPS sudah merupakan pengetahuan umum bagi


masyarakat tetapi tidak diikuti oleh perilaku yang
berkesinambungan disebabkan karena tidak tersedianya sarana
CTPS didekat mereka.

7 Saat ini CTPS sudah merupakan agenda Nasional yang tertuang


dalam Stategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

25
Pertanyaan Umum tentang
Cuci Tangan Pakai Sabun

Apa saja Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak
keuntungan setiap tahun di Negara-negara berkembang. Anak-anak
perilaku CTPS? yang tumbuh di daerah miskin berisiko meninggal 10 kali
lebih besar daripada mereka yang tinggal di daerah kaya.
Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, dan
praktik CTPS dapat mencegah 1 juta kematian tersebut
di atas. Praktik CTPS setelah ke jamban atau menceboki
anak, dan sebelum menjamah makanan dapat
menurunkan hampir separuh kasus diare, dan sekitar
seperempat kasus ISPA. Praktik CTPS juga dapat
mencegah infeksi kulit, mata, dan orang dengan HIV/
AIDS.

Mengapa tidak Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan
cukup hanya sabun selain membantu singkatnya waktu cuci tangan,
dengan dengan menggosok jemari dengan sabun menghilangkan
menggunakan air kuman yang tidak tampak minyak/ lemak/ kotoran di
saja? permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi.
Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar
merupakan hal positif yang diperoleh setelah
menggunakan sabun

Kapan waktu Di Indonesia diperkenalkan 5 waktu penting: 1) setelah


terpenting buang air besar (BAB), 2) setelah membersihkan anak
seseorang harus yang buang air besar (BAB), 3) sebelum menyiapkan
makanan, 4) sebelum makan,
melakukan
5) Setelah memegang/menyentuh hewan
CTPS?

26
Bagaimana cara Praktik CTPS yang benar memerlukan sabun dan sedikit
CTPS yang air mengalir. Air mengalir dari kran bukan keharusan,
benar? yang penting air mengalir dari sebuah wadah bisa berupa
botol, kaleng, ember tinggi, gentong, jerigen, atau gayung.
Tangan yang basah disabuni, digosok-gosok bagian telapak
maupun punggungnya, terutama di bawah kuku minimal
20 detik.Bilas dengan air mengalir dan keringkan dengan
kain bersih atau kibas-kibaskan di udara. Cara termudah
untuk mencari waktu 20 detik adalah mencari lagu
favorit anak yang dapat dinyanyikan dalam 20 detik.
Misalnya lagu “Happy Birthday” dinyanyikan 2 kali.

Apakah sabun anti Dengan penggunaan yang tepat, semua jenis sabun efektif
bakteri lebih baik dalam membantu melunturkan kotoran/kuman
dalam memutuskan (penyebab diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
rantai penyebaran dari tangan.
penyakit daripada
sabun biasa?

Bagaimana Ketiadaan sabun bukan suatu penghalang praktik CTPS di


dengan mereka rumah. Hasil penelitian menunjukkan sabun telah dapat
yang tidak dijangkau oleh lebih dari 90% rumah tangga di Indonesia.
memiliki akses Masalahnya tidak semua menggunakan sabun tersebut
terhadap sabun? untuk mencuci tangan. Mencuci pakaian, mandi dan
mencuci peralatan makan merupakan prioritas utama
penggunaan sabun rumah tangga.

Dapatkah CTPS Ya, sebuah penelitian di Karachi, Pakistan, menemukan


diterapkan untuk bahwa anak-anak yang tinggal di daerah kumuh
membuat terkontaminasi, yang mendapatkan pemahaman
perubahan pada pentingnya CTPS, 50% lebih sedikit terkena diare atau
daerah kumuh penumonia daripada mereka yang tidak mendapatkan
terkontaminasi? pemahaman CTPS.

27
Jika seseorang Tidak. Kenyataan yang menunjukkan bahwa pengenalan
telah paham pentingnya CTPS di Indoensia telah dimulai sejak tahun
pentingnya 80an, namun survey perilaku CTPS di Indonesia terhadap
CTPS, apakah 5 waktu penting CTPS menunjukkan hasil yang sangat
mereka otomatis rendah yaitu: 12% setelah ke jamban, 9% setelah
mem- menceboki anak, 14% sebelum makan, 7% sebelum
praktikkanya? memberi mkan anak, dan hanya 6% sebelum menyiapkan
makan. Penyampaian pesan harus dilakukan berulang kali
agar pemahaman dapat sejalan dengan praktik perilaku
tersebut.

Apakah masalah Tidak. Negara-negara majupun yang ketersediaan sabun


kurangnya dan air mengalir bukan suatu masalah, orang tetap saja
praktik CTPS sering lupa mempraktikkan CTPS ini.
hanya dihadapi di
negar-negara
berkembang?

Bagaimana Anda Para praktisi di bidang kebersihan, air dan sanitasi, serta
mengubah produsen sabun telah banyak mempelajari hal yang
kebiasaan orang berfungsi baik dan tidak berfungsi baik dalam mengubah
lain? kebiasaan dan perilaku.Yang tidak berfungsi baik adalah
pelaksanaan sebatas top-down, solusi teknologi, maupun
kampanye dengan komunikasi satu arah untuk
penyampaian pesan-pesan edukasi kesehatan .Yang
berfungsi baik adalah pendekatan social marketing.
Pendekatan baru ini menekankan pada kajian mendalam
tentang ketertarikan, kebutuhan, dan motivasi berbagai
pihak di masyarakat. Pendekatan ini juga menggunakan
berbagai jenis media massa maupun komunikasi inter-
personal untuk menjangkau kelompok sasarannya, dan
melibatkan masyarakat secara aktif.

28
Apakah itu KPS-CTPS adalah kemitraan dari berbagai pemangku
Kemitraan kepentingan yang berkomitmen pada peningkatan praktik
Pemerintah- CTPS di Indonesia. Dikukuhkan pada tahun 2007, KPS-
Swasta untuk CTPS di Indonesia saat ini memiliki Core Group yang
Cuci Tangan Pakai terdiri dari Departemen Kesehatan RI, Bappenas, USAID,
Sabun (KPS- WSP, Unicef, Unilever, WFP dan Reckitt Benckiser. Tujuan
CTPS)? KPS-CTPS adalah untuk mempercepat proses
penyampaian pesan CTPS ke seluruh wilayah tanah air
dalam rangka mendukung pemerintah untuk menurunkan
angka kematian dan kesakitan anak balita karena diare,
peumonia, dan penyakit menular langsung lainnya, melalui
mekanisme kemitraan.

Siapakah yang Di Indonesia, kelompok sasaran utama CTPS adalah para


menjadi ibu yang memiliki balita, atau para pengasuh pengganti ibu
kelompok sasaran seperti nenek, tante, baby sitter maupun pembantu. Anak
utama perubahan sekolah, suami maupun ayah adalah kelompok sekunder
perilaku CTPS? yang tidak kalah pentingnya dalam keberhasilan
penyampaian pesan CTPS.

Siapa saja yang Setiap orang dapat membantu mempromosikan CTPS.


dapat membantu Komitmen pemerintah pusat dan pemerintah daerah
mempromosikan sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan dan
praktik CTPS? menjalin kerjasama dengan , legislatif, lembaga swadaya
masyarakat, media, pemimpin agama, kelompok
masyarakat, sekolah, dunia usaha dan pemangku
kepentingan lainnya dalam kegiatan mempromosikan
CTPS.

29
LOGO KAMPANYE CUCI
TANGAN PAKAI SABUN :

logo berbentuk bulat dengan


dominan warna biru ini
diperuntukan bagi segala kegiatan
kampanye yang berhubungan
dengan cuci tangan pakai sabun.
Ayo! Biasakan
Cuci Tangan Pakai Sabun

MASKOT 1 : AIR
berwarna biru khas air, maskot ini
mendukung keberadaan kampanye
cuci tangan pakai sabun dalam
segala bentuk media.

MASKOT 2 : SABUN
berwarna orange, maskot ini
mencuri perhatian dan mendukung
keberadaan kampanye cuci tangan
pakai sabun dalam segala bentuk
media.

MASKOT 3 :TANGAN
berwarna hijau, maskot ini
menggambarkan tangan kita yang
sudah bersih setelah cuci tangan.

30
KAOS OLAHRAGA : Keterangan :
• Logo KEMKES diletakan di
dada sebelah kanan, logo
CTPS di logo sebelah kiri
• Logo Maskot HTCPS (tanpa
tema) diletakkan di bagian
depan tengah
• Logo Donor/ Organisasi
Internasional diletakkan di
bahu kanan
• Thema HTCPS ke-3 tahun
2010 ditulis di punggung
• Tulisan tanggal diletakkan di
punggung

31
TOPI OLAHRAGA : Keterangan :
• Logo KEMKES dan logo
donor diletakan berjajar
di sekeliling topi
• Logo Maskot, tema dan
tanggal diletakan di
depan
• Warna topi dominan
putih.

32
VARIASI
JENIS PIN :

diameterr 3cm

SI
VARIASI
JENIS STICKER

Berbentuk jiplakan tangan


orang dewasa.

33
TAS KAIN
24 cm x 34 cm x 10 cm

34
CONTOH APLIKASI SPANDUK dan UMBUL-UMBUL :

Ukuran 500cm X 100 cm

35
PANITIA PERINGATAN
HARI CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEDUNIA
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Subdit Penyehatan Air
Jl. Percetakan Negara no. 29
Jakarta Pusat

Pusat Promosi Kesehatan


Gedung Baru lantai 10 Kementerian Kesehatan RI
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 kav. No. 4-9
Jakarta Selatan
Telp: (021) 4247608/ 4245778 ext. 127/ 927 947 14
Fax: 424 57 78
Website: www.depkes.go.id
Email: cucitanganpakaisabun@gmail.com

36

Anda mungkin juga menyukai