Chapter II PDF
Chapter II PDF
Protrusi anterior maksila adalah posisi, dimana gigi-gigi anterior rahang atas
lebih ke depan daripada gigi-gigi anterior rahang bawah dengan relasi molar kelas I.
Maloklusi ini disertai dengan keadaan gigi geligi anterior yang proklinasi.5 Protrusi
Open bite anterior adalah keadaan dimana terdapat celah atau ruangan atau
tidak terdapat kontak di antara gigi-gigi atas dengan gigi-gigi bawah di regio anterior
apabila rahang dalam keadaan hubungan sentrik. Apabila tidak terdapat kontak oklusi
di bagian posterior disebut combined open bite. Antara maloklusi yang dijumpai
dalam ortodontik, open bite adalah kasus paling susah untuk dirawat. 7
2.2 Etiologi
Pada tipe skeletal dapat terjadi abnormalitas akibat adanya hubungan yang
tidak proporsional antar besar anteroposterior mandibula dan maksila dan adanya
retrusi gigi mandibula atau protrusi gigi maksila. Dapat juga terjadi akibat defisiensi
mandibula atau bentuk maksila yang terlalu ke depan. Kelainan pola skeletal dapat
juga disebabkan oleh faktor herediter yaitu kromosom yang diturunkan dari ibu sejak
kranium dapat menyebabkan jarak horizontal dari fossa glenoidalis terhadap maksila
sangat jauh pada individu tertentu, jadi ukuran mandibula lebih ke posterior dari
maloklusi. Suatu kebiasaan yang berdurasi 6 jam perhari, berfrekuensi tinggi dengan
intensitas yang terus menerus dapat menyebabkan maloklusi. Maloklusi yang terjadi
tergantung pada kebiasaan buruk tersebut, misalnya kebiasaan buruk mengisap ibu
jari akan menghasilkan maloklusi yang berbeda dengan kebiasaan mengisap bibir
bawah. Ada beberapa macam kebiasaan buruk pada anak-anak, di antaranya adalah
mengisap ibu jari atau jari tangan (thumb or finger sucking), mengisap bibir atau
menggigit bibir (lip sucking or lip biting), menjulurkan lidah (tongue thrust),
bernafas melalui mulut (mouth breathing), lidah diantara gigi (baik anterior maupun
jari atau ibu jarinya di belakang gigi, kontak dengan bagian atas palatum, dan
mengisap dengan bibir. Aktivitas mengisap jari dan ibu jari sangat berhubungan
dengan otot-otot sekitar rongga mulut. Mengisap ibu jari merupakan sebuah perilaku,
bukan sebuah gangguan. Kebiasaan ini sering ditemukan pada anak-anak usia muda
dan biasa dianggap normal pada masa bayi dan akan menjadi abnormal jika berlanjut
menghasilkan maloklusi. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya tekanan langsung
dari jari dan perubahan pola bibir dan pipi sewaktu saat istirahat. Bila seorang anak
menempatkan ibu jari di antara insisivus bawah dan atas, biasanya dengan sudut
tertentu, akan terdapat dorongan insisivus bawah ke lingual sedangkan insisivus atas
Pada saat yang sama, terjadi pelebaran dan kemajuan rahang, sehingga mengubah
keseimbangan vertikal pada gigi posterior sehingga terjadi erupsi berlebihan dari gigi
Gambar 1. Kebiasaan thumb and finger sucking. (Palmer, B.The importance of breastfeeding as it
relates to the total health section B.Missouri J. 2002)
Variasi maloklusi tergantung jari yang diisap dan juga penempatan jari yang
diisap. Akibat dari gigi yang protrusi menyebabkan anak, secara psikologis merasa
ini juga membuat pertumbuhan gigi menjadi terhambat. Kestabilan dan posisi gigi
orbikularis oris dan bukinator diseimbangkan oleh kekuatan yang berlawanan dari
Gambar 2. Kebiasaan menghisap bibir (Palmer, B. The importance of breastfeeding as it relates to the
total health section B Missouri J. 2002)
lebih berupa adaptasi terhadap adanya gigitan terbuka misalnya karena mengisap jari.
Kebiasaan menjulurkan lidah biasanya dilakukan pada saat menelan. Pola menelan
yang normal adalah gigi pada posisi oklusi, bibir tertutup, dan lidah berkontak
dengan palatum.11
Dari teori keseimbangan, tekanan lidah yang ringan tetapi berlangsung lama
pada gigi dapat menyebabkan adanya perubahan susunan gigi. Pasien yang
dapat menyebabkan perubahan susunan gigi baik secara vertikal maupun horizontal.
Pada pasien yang posisi lidahnya normal pada saat menelan tidak banyak
Gambar 3. Kebiasaan tongue thrust. (Palmer, B. The importance of breastfeeding as it relates to the
total health section B Missouri J. 2002)
melalui hidung akibat adanya obstruksi pada saluran pernafasan atas. Kebiasaan ini
tulang di sekitar mulut dan rahang, wajah menjadi sempit dan panjang. Bernafas
melalui mulut menyebabkan mulut sering terbuka sehingga terdapat ruang untuk
lidah berada di antara rahang dan akan menyebabkan open bite anterior. Adaptasi
orofasial seperti otot bibir, lidah, dan lain-lain. Perubahan aktivitas otot-otot tersebut
akan menuntun terjadinya modifikasi pola pertumbuhan wajah dan postur kepala
tengah terlihat protrusi sehingga konveksitas wajah menjadi cembung. Inklinasi gigi
insisivus yang besar, bibir atas terletak lebih ke depan dan sudut naso-labial yang
kecil.6,12
• Terdapat proklinasi gigi geligi rahang atas dan atau proklinasi gigi geligi
rahang bawah
I. Ekstra oral
• Hipertrofi gingiva
2.4 Klasifikasi
molar pertama permanen atau premolar lebih ke distal dari hubungan ormal.
premolar permanen lebih ke mesial dinilai dari hubungan molar pertama dan
3. Dental : hasil dari obstruksi dari erupsi normal gigi anterior, tanpa
alveolar
keparahan variabel.13