SeminarUniversitas
Seminar Nasional Hukum Nasional Hukum Universitas
Negeri Semarang Negeri Semarang 284
Law
Volume 4 Nomor 2 Tahun 2018, 284-303
Purpose of the study is to discuss the hashtags that are currently being talked
about #2019GantiPresiden in the social media. This hashtag is associated with the
type of black campaign. This legal research is a normative legal research, in
which this research is perspective and applied. The legal material is collected
through document study (literature study), using deduction techniques. The result
of this study that Movement is actually, just fine because this is the freedom of
each person to argue, but can be a part of a black campaign if it leads to character
assassination and defamation and lies and evidence without evidence.
Pendahuluan
*Surel: sherlynf.snf@gmail.com
ISSN (Cetak) 2614-3216 ISSN (Online) 2614-3569
© 2018 Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
http://fh.unnes.ac.id
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
285 Sherly Nelsa Fitri
lembaga legislatif yakni DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten
atau Kota.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pemilihan presiden
(selanjutnya disebut Pilpres) 2019 akan dilakukan pada bulan April 2019,
namun beberapa partai politik peserta Pilpres 2019 mulai melakukan
kampanye. Seperti yang kita ketahui bahwa Kampanye politik merupakan
salah satu bagian dalam komunikasi politik. Kampanye merupakan sebuah
gerakan yang di dasarkan dari sebuah perilaku. Perilaku itu cenderung
sejalan dengan norma dan nilai yang ada. Apabila sebuah kampanye
tersebut bertentangan dengan norma dan nilai yang ada di khawatirkan akan
terjadi salah paham antara subyek (penyebar kampanye) dengan obyek
(penerima atau target dari kampanye tersebut).
Kampanye biasanya pengarah dan pemerkuat dari kecenderungan yang
ada ke arah tujuan yang diharapkan secara sosial seperti pemungutan suara,
pengumpulan dana, dan lain sebagainya.Dalam arti lebih umum atau lebih
luas, kampanye tersebut memberikan penerangan secara terus menerus serta
pengertian dan motivasi terhadap suatu kegiatan atau program tertentu
melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan
terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif.1 Macam-macam
bentuk kampanye jika dilihat dari isinya dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
kampanye positif, kampanye negatif, kampanye abu-abu, dan kampanye
hitam.2
Salah satu bentuk bentuk kampanye yang sedang banyak
diperbincangkan yakni Gerakan bertagar #2019GantiPresiden di media
sosial sejak pertama kali digagas oleh politikus PKS Mardani Sera bulan
lalu. Gerakan ini kini membentuk kelompok dan akan mendeklarasikan diri
hari ini, Ahad, 6 Mei 2018. Mardani terlihat pertama kali mengenakan
gelang berlogo #2019GantiPresiden dalam sebuah acara televisi, Selasa, 3
April 2018. Setelah itu, #2019GantiPresiden langsung ramai
diperbincangkan di media sosial. Gerakan #2019GantiPresiden telah
3
banyak mendapatkan dukungan.
1
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi: Kampanye Public Relations. Edisi Revisi, cet.3,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 66.
2
Candra, Kekuatan Politik Lokal Dalam Pemenangan Syahrul Yasin Limpo (Syl) Pada
Pemilihan Gubernur 2013 Daerah Pemilihan Kabupaten Gowa, 2014, Disertasi
3
https://nasional.tempo.co/read/1086128/deklarasi-hari-ini-begini-awal-mula-gerakan-
2019gantipresiden , ditelusuri pada tanggal 1 September 2018
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 286
Media sosial saat ini memiliki peranan yang penting bagi berbagai
aspek kehidupan sosial masyarakat modern. Hal tersebut dapat dilihat
dimana penggunaan media sosial sebagai alat untuk mempercepat proses
perubahan sosial di negara-negara berkembang dan dimanfaatkan juga
sebagai alat untuk melakukan kampanye politik, propaganda, dan
advertensi. Pengaruh kemajuan teknologi dan informasi terhadap politik,
dapat dilihat melalui dua aspek, yaitu komunikasi politik dan sosialisasi
politik. Media menjadi agen penting komunikasi dan sosialisasi politik.
Pesatnya perkembangan media baru tidak terlepas dari pesatnya
perkembangan teknologi dan globalisasi. Internet yang mendasari media
baru menghasilkan beberapa media sosial yang banyak diterima dengan baik
oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan data yang
menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia per tahun 2014 yang
dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet mencapai 88,1 juta orang
dan dari jumlah tersebut 63 juta orang Indonesia memiliki media sosial
Menurut Gunelius media sosial adalah penerbitan online dan alat-alat
komunikasi, situs, dan tujuan dari Web yang berakar pada percakapan,
keterlibatan, dan partisipasi.4
Sebagian ahli sampai pada kesimpulan bahwa media baru membawa
dampak yang siginifikan terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia.
Asumsi nya adalah, para teoretisi demokrasi selama ini percaya bahwa
demokrasi dapat terpelihara karena ada partisipasi politik warga negara yang
aktif dan peduli terhadap masalah-masalah kewargaan (civic affairs).
Disamping itu, dalam pandangan Terri L. Towner5 penggunaan media
massa merupakan prediktor positif (a positive predictor) dari partisipasi
politik, dan sebagaimana lanskap media telah berubah, Internet telah
memainkan peran yang semakin besar dalam politik. Sebagian pengamat
membesarkan peran internet sebagai alat yang dapat membantu proses
demokrasi dengan memberikan ekspos warga terhadap informasi politik
Menurut pandangan Towner, hubungan antara penggunaan Internet
dan tingkat partisipasi masih menjadi perdebatan dikalangan para ahli.
Beberapa ahli berpendapat bahwa penggunaan internet memiliki pengaruh
positif terhadap partisipasi politik, dan pengetahuan dan keterlibatan warga
(knowledge and civic engagement) melalui modal sosial, sementara
4
Gurnelius, Susan, 30-minute Sosial Media Marketing, United States: McGraw-Hill
Companies, 2011, hlm. 10
5
Towner, Terri L. “All Political Participation Is Socially Networked? New Media and
the 2012 Election”. Social Science Computer Review, 31(5) 527-541, 2013, hlm. 528
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
287 Sherly Nelsa Fitri
6
Ibid
7
Aldy Raenaldy, dkk, Hubungan antara Media Sosial terhadap Peluang Kemenangan
Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Pada Pilkada 2017 (Studi Wilayah Jakarta
Utara), Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
8
Cangara, Hafied, Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011, hlm. 223
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 288
Jika dikaji melauli definisi kampanye yang telah dibahas diatas, maka
setiap aktivis kampanye setidaknya harus mengandung 4 hal yakni:
1) Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptkan efek atau
dampak tertentu,
2) Jumlah khalayak sasaran yang besar,
3) Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan
4) Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.
Jadi, yang dimaksud kampanye adalah suatu kegiatan atau perilaku
yang dilakukan untuk mengambil simpati masyarakat dengan cara
menunjukkan atau menawarkan yang baik-baik atas dirinya, dan
mengumumkan apa saja visi misi mereka untuk menduduki dan memimpin
pemerintahan.
9
Antar, Venus, Manajemen kampanye: panduan teoritis dan praktis dalam mengekfektifkan
kampanye komunikasi, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004, hlm. 56
10
Cangara, Hafied, op.cit, hlm. 229
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
289 Sherly Nelsa Fitri
11
Dan Nimmo, Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan Media, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 195
12
Ibid
13
Ibid, hlm. 196
14
Ibid, hlm. 196-197
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 290
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
291 Sherly Nelsa Fitri
2) Berdasarkan TujuanKampanye
Jika dilihat dari tujuan sebuah kampanye, maka kampanye dapat
dibagi menjadi 4 macam, yaitu :19
a) Kampanye Positif
Kampanye positif adalah kampanye yang lebih cenderung
mengenalkan calon pemimpin atau presiden secara pribadi, program kerja
dan visi misinya. Bentuk kampanye ini bisa berupa slogan, baliho, iklan tv,
dialog, wawancara ataupun debat. Kampanye inilah yang harus dilakukan
oleh para calon. Kenyataannya baik calon, tim ataupun fan dari calon
pemimpin sangat jarang membahas ini, justru yang lebih dilakukan adalah
mengkampanyekan kekurangan lawan.
b) Kampanye Negatif
Kampanye negatif merupakan bentuk kampanye yang menyerang
calon pemimpin secara pribadi, kemudian kampanye negatif juga dapat
menjalar melalui penyerangan suatu program kerja dari visi misi lawan
politik. Kampanye memiliki konotasi yang jelek, akan tetapi selalu
digunakan oleh para calon pemimpin untuk menjatuhkan dan menampilkan
hal jelek tentang lawan politik dimata para pemilih. Terkadang kampanye
negatif juga berdasarkan kebenaran fakta dan data dan fakta akan tetapi
dimunculkan memlaui suatu opini yang negatif agar para pemilih
terpengaruh.Contoh kasus kampanye negatif yakni,
Kampanye negatif ditujukan ke Prabowo:
1) Prabowo seorang duda, pandangan lawan politiknya kalau
memimpin keluarga saja tidak bisa bagaimana memimpin negara.
2) Prabowo masih terkait orde baru karena istrinya anak Soeharto.
18
Ibid, hlm. 205
19
Candra, Kekuatan Politik Lokal Dalam Pemenangan Syahrul Yasin Limpo (Syl) Pada
Pemilihan Gubernur 2013 Daerah Pemilihan Kabupaten Gowa, 2014, Disertasi
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 292
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
293 Sherly Nelsa Fitri
20
Reza Maulana Alamsyah, Prahastiwi Utari, Pengaruh Kampanye Hitam (Black
Campaign) Pada Pemilih Pemula (Studi Eksperimen Pengaruh Kampanye Hitam
(Black Campaign) Pada Kampanye Calon Presiden Dan CalonWakil Presiden Pemilu
2014 Melalui Media Sosialisasi Dan Diskusi Terhadap Pemahaman Pemilihan Umum
Dikalangan Pemilih Pemula Di SMA Negeri 1 Purworejo), Jurnal Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret, 2014
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 294
Seperti yang kita ketahui sejak pekan awal April 2018 muncul tagar
atau tagline yang menjadi trending di jagad media sosial yakni
#2019GantiPresiden dimana tagar tersebut menjadi topik hangat bagi
21
Mufida, Kampanye dan Pemilu, Semarang: IKIP PGRI, 2014, hlm. 55
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
295 Sherly Nelsa Fitri
netizen dan masyarakat. Menurut, pengamat politik bahwa perang isu untuk
menunjukkan kelemahan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) merupakan
hal yang lumrah menjelang tahun politik Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
Pengamat Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit mengatakan hal seperti
ini sangat wajar di tengah genderang perang merebut opini publik ditengah
kontestasi Pilpres setahun lagi. Apalagi Pak Prabowo Subianto (Ketum
Partai Gerindra) pada 11 April 2018 sudah ditetapkan sebagai calon
presiden dalam Rakernas (Partai Gerindra), jadi segala macam tagline
politis di media sosial sudah menjadi bagian dari strategi pemenangan
Pemilu Presiden 2019," ujar Arbi, Rabu (11/4) ketika dihubungi. Ia
menyebutkan pihak oposisi sengaja mengangkat sisi kelemahan dari
pemerintahan Jokowi yang masih dinilai belum cukup baik dan tidak
populer untuk menggiring opini publik. Masyarakat tidak perlu kaget lagi
jika ada wacana kontroversial mengangkat kelemahan pemerintahan saat ini.
Sejak pernyataan dari sumber fiksi bahwa 2030 Indonesia bubar,
menandakan sudah ditabuhnya genderang perang Pemilu Presiden 2019
yang sangat sengit, jelasnya. Arbi berpendapat bahwa masyarakat perlu
obyektif menilai segala wacana yang di lempar di media sosial apakah benar
sesuai fakta di lapangan. Ia juga meminta aparat tegas bertindak mengontrol
hoax (kabar bohong) yang sengaja digulirkan untuk menggiring opini
publik. Perlu diwaspadai juga masuknya kaum radikal mengambil
kesempatan dalam permainan isu jelang Pilpres 2019 ini.
Jangan kaget bila aksi massa akan semakin sering dilakukan untuk
menggiring opini publik tengah tahun politik," tuturnya. Direktur Eksekutif
Indo Barometer, Muhammad Qodari, menyebutkan datangnya tagar atau
tagline #2019GantiPresiden 2019 merupakan aspirasi yang didengungkan
pihak-pihak yang tidak puas dengan pemerintahan Jokowi. Qodri
mengatakan bahwa jika di runtut sumbernya tagar tersebut, datang dari yang
anti dengan Jokowi. Misalnya dari Mardani Alie Sera, beliau dari PKS yang
notabene mendukung Prabowo Subianto (oposisi). Meski demikian selama
mendasarkan pada fakta dan pendapat maka wacana tersebut merupakan
bagian dari kebebasan berpendapat karena menyangkut pemikiran masing-
masing personal dan bagian dari Demokrasi. Boleh beda pilihan, tapi jangan
sampai ada kekerasan dan kebohongan. Medium hasil kontestasi politik
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 296
22
http://www.beritasatu.com/politik/487744-tagar-2019-ganti-presiden-ini-kata-
pengamat.html , ditelusuri tanggal 4 September 2018
23
Dahlan, Alwi, Teknologi Informasi dan Demokrasi, Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi
Indonesia, Vol. IV/Oktober, 1999, hlm. 3
24
Coleman, Stephen dan Jay G. Blumler. The Internet and Democratic Citizenship;
Theory, Practice and Policy. New York : Cambridge University Press, 2009
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
297 Sherly Nelsa Fitri
kasus KPK vs POLRI (atau yang lebih dikenal dengan “cicak vs buaya”)
misalkan, menjadi kasus yang sangat aktual dan fenomenal karena mampu
melibatkan lebih dari sejuta facebooker dalam waktu yang relatif singkat
(kurang dari sebulan).25
Kemudian seperti halnya seperti gerakan tagar #2019GantiPresiden
yang tengah ramai diperbincangkan menuai kontroversi. Karena tagar ini
muncullah sebuah lagu. Lagu tersebut muncul di media sosial YouTube dan
disebar di grup-grup WhatsApp, kemudian muncul berbagai deklarasi
gerakan #2019GantiPresiden di beberapa wilayah di Indonesia serta terdapat
banyak atribut pendukung seperti kaos yang bertuliskan
#2019GantiPresiden untuk mendukung aksi #2019gantipresiden di beberapa
daerah di Indonesia tersebut dapat kita simpulkan bahwa media sosial
sangatlah membawa dampak yang sangat signifikan dan mampu
mempengaruhi masyarakat di Indonesia dengan sangat cepat. Sebagian ahli
sampai pada kesimpulan bahwa media sosial membawa dampak yang
siginifikan terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 298
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
299 Sherly Nelsa Fitri
26
https://sketsanews.com/maraknya-kampanye-2019-ganti-presiden/ , ditelusuri pada
tanggal 3 September 2018
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 300
27
Mufida, Op.Cit, hlm. 55
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
301 Sherly Nelsa Fitri
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Buku
Antar, Venus. (2004). Manajemen kampanye: panduan teoritis dan praktis
dalam mengekfektifkan kampanye komunikasi. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media
Cangara, Hafied. (2011). Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Coleman, Stephen dan Jay G. Blumler. (2009).The Internet and Democratic
Citizenship; Theory, Practice and Policy. New York : Cambridge
University Press
Dan Nimmo. (2011). Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan Media.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Gurnelius, Susan. (2011). 30-minute Sosial Media Marketing. United States:
McGraw-Hill Companies
Mufida. (2014). Kampanye dan Pemilu, Semarang: IKIP PGRI
Peter Mahmud Marzuki. (2014). Penelitian Hukum:Edisi Revisi-Cetakan ke-
9. Jakarta:Kencana Pernada Media Group
Rosady Ruslan. (2002). Kiat dan Strategi: Kampanye Public Relations.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang 302
Jurnal
Aldy Raenaldy, dkk. (2017). Hubungan antara Media Sosial terhadap
Peluang Kemenangan Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Pada
Pilkada 2017 (Studi Wilayah Jakarta Utara). Jurnal Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Dahlan, Alwi. (1999). Teknologi Informasi dan Demokrasi. Jurnal Ikatan
Sarjana Komunikasi Indonesia. Vol. IV/Oktober
Reza Maulana Alamsyah, Prahastiwi Utari. (2014). “Pengaruh Kampanye
Hitam (Black Campaign) Pada Pemilih Pemula (Studi Eksperimen
Pengaruh Kampanye Hitam (Black Campaign) Pada Kampanye
Calon Presiden Dan CalonWakil Presiden Pemilu 2014 Melalui
Media Sosialisasi Dan Diskusi Terhadap Pemahaman Pemilihan
Umum Dikalangan Pemilih Pemula Di SMA Negeri 1 Purworejo)”,
Jurnal Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sebelas Maret
Towner, Terri L. (2013). “All Political Participation Is Socially Networked?
New Media and the 2012 Election”. Social Science Computer
Review, 31(5), hlm. 527-541
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Pemilihan Umum
Sumber Online
[…] https://nasional.tempo.co/read/1086128/deklarasi-hari-ini-begini-awal-
mula-gerakan-2019gantipresiden , ditelusuri pada tanggal 1
September 2018
[..] http://www.beritasatu.com/politik/487744-tagar-2019-ganti-presiden-ini-
kata-pengamat.html , ditelusuri tanggal 4 September 2018
[..] https://sketsanews.com/maraknya-kampanye-2019-ganti-presiden/,
ditelusuri pada tanggal 3 September 2018
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
303 Sherly Nelsa Fitri
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
© 2018. Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang