Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis
Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis
Contoh:
Suatu survei telah mengungkapkan bahwa rata-rata berat badan pria berusia diatas 55
tahun yang menderita penyakit jantung = 90 kg. Berapa besar sampel yang diperlukan
untuk menguji ( = 5%, 1- = 90%): apakah rata-rata berat badan tidak berubah melawan
hipotesis alternatif bahwa rata-rata telah turun dari 90 kg menjadi 85 kg dengan
simpangan baku 20 kg.
Jawaban:
Ho : µo = 90 σ2 = 20 Z1-β = 1,28
Ha : µo < 90 Z1-α = 1,64
20 2 [1,64 1,28]2
n
(90 85) 2
n = 137,08
Jadi besar sampel yang diperlukan adalah 138 orang.
2. Uji hipotesis rata-rata satu Populasi (two tail)
* Rumus:
2 [ Z1 / 2 Z1 ]2
n
(0 ) 2
Contoh:
Suatu survei telah mengungkapkan bahwa rata-rata berat badan pria berusia diatas 55
tahun yang menderita penyakit jantung = 90 kg. Berapa besar sampel yang diperlukan
untuk menguji ( = 5%, 1- = 90%): apakah rata-rata berat badan tidak berubah melawan
hipotesis alternatif bahwa rata-rata telah turun dari 90 kg menjadi 85 kg dengan
simpangan baku 20 kg.
Jawaban :
Ho : µo = 90 σ2 = 20 Z1-β = 1,28
Ha : µo < 90 Zα/2 = 1,96
2 [ Z1 / 2 Z1 ]2
n
(0 ) 2
Dalam penelitian sering juga peneliti ingin menguji perbedaan rata-rata pada
dua populasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata
kadar hemoglobin ibu hamil antara ibu hamil yang tinggal di pedesaan dan perkotaan.
Pengujian yang dilakukan oleh peneliti dalam analisis adalah pengujian hipotesis nol,
dimana Ho : µ1 = µ2. Sedangkan hipotesis yang ingin dibuktikan adalah hipotesis
alternatif, Ha : µ1 ≠ µ2.
2 2 [ Z 1 Z 1 ] 2
n
( 0 ) 2
2 2 [ Z 1 / 2 Z 1 ] 2
n
( 0 ) 2
Dimana Z1 / 2 adalah nilai z pada derajat kepercayaan 1-α/2, atau derajat kemaknaan α
pada uji dua sisi (two tail). Jika derajat kemaknaan 5%, berarti jika pada populasi tidak ada
perbedaan proporsi (µ1 = µ2), maka peluang peneliti untuk memperlihatkan ada perbedaan
proporsi, µ1 ≠ µ2 (atau salah mengambil kesimpulan) adalah 5%. Derajat kemaknaan
yang umum digunakan adalah 1, 5, dan 10% dengan nilai Z1 / 2 secara berturutan 2.58,
1.96, dan 1,64.
Z1-β adalah nilai z pada kekuatan uji (power) 1-β. Jika kekuatan uji 90%, berarti
jika populasi memang ada perbedaan proporsi, maka peluang penelitian untuk
memperlihatkan ada perbedaan proporsi adalah 90%. Kekuatan uji yang umum
digunakan adalah 99, 95, 90 dan 80%, dengan nilai z secara berurutan 2.33, 1.64, 1.28
dan 0.84. σ2 pada persamaan diatas adalah standar deviasi dari beda rata-rata. Pada
umumnya nilai σ2 tidak diketahui, sehingga σ2 diperkirakan dari varian gabungan :
S p2 [S12 S22 ] / 2
S p2 [S12 S22 ] / 2
2 2 [ Z 1 / 2 Z 1 ] 2
n
( 0 ) 2
2.122(1,96 0,84) 2
n
(82 - 75) 2
n = 39,04
sehingga peneliti perlu memeriksa tekanan darah dari 40 orang yang mengkonsumsi
natriumnya rendah dan 40 orang yang konsumsi natruimnya tinggi.
Var(p1-p2) =2 [P(1-P)/n]
P ( P1 P2 ) / 2
* Rumus:
[( Z 1 2 P(1 P )) ( Z 1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 ) )] 2
n
( P1 P2 ) 2
Z1 adalah nilai z pada kekuatan uji (power) 1-β. Jika kekuatan uji 90%,
berarti jika pada populasi memang ada perbedaan proporsi, maka peluang penelitian
kita untuk memperlihatkan ada perbedaan proporsi adalah 90%. Kekuatan uji yang
umum digunakan adalah 99, 95, 90 dan 80%, dengan nilai z secara berurutan 2.33,
1.64,1.28 dan 0.84.
Untuk beda proporsi 2 kelompok
P1 dan P2 bergantung pada desain
Jumlah untuk masing-masing kelompok
P1-P2 = beda minimal yang dianggap bermakna secara substansi
Contoh:
Obat A dikatakan dapat menghilangkan nyeri pada 80% pasien osteoporosis.
Sedangkanparasetamol dapat menghilangkan nyeri pada 50% pasien osteoporosis.
Seorang peneliti inginmenguji obat A memang lebih efektif dari parasetamol. Berapa
besar sampel yang dibutuhkanjika peneliti menginginkan derajat kemaknaan 1% dan
kekuatan uji 80%.
Jawaban:
P1 = 0,8 Ho : P1 = P2
P2 = 0,5 Ha : P1 > P2
P = P1 + P2 / 2 = (0,8 + 0,5) / 2 = 0,65
n = 49,45
Jadi sampel minimal yang perlu diambil adalah 50 orang
Referensi :
Lemeshow S, Hosmer DW, Klar J, Lwanga SK. Adequacy of sample size in health
studies. Edisi terjemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dahlan MS (2009). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Ed. 2, Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Ariawan I (1998). Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan, Universitas
Indonesia. Depok, 1 April 1998.