Anda di halaman 1dari 2

SINOPSIS PANTOMIM

Nama Sekolah : SDIT Al Furqoon, Klaten


Tema : Aku dan Teknologi
Judul : Semua Karena Telepon Genggam (Handphone)
Pemain : Fahri Ocha Revansa

Pada sore hari Ocha masuk ke kamar tidurnya. Dia diminta ibu untuk merapikan tempat
tidur dan belajar. Sampainya di kamar Ocha segera merapikan tempat tidurnya. Tidak beberapa
lama suara adzan Maghrib terdengar. Ocha kemudian menunaikan ibadah sholat dan tak lupa
berdoa dengan khusyuk.
Setelah sholat Maghrib, Ocha bukannya mengambil buku untuk belajar, tetapi megambil
telepon genggam miliknya. Ocha dengan asyiknya berkirim pesan dengan teman dan mengambil
foto dirinya sendiri (selfie). Dari kamar terdengar langkah kaki ibu yang sedang menuju kamar
Ocha. Mengetahui hal itu Ocha menyembunyikan telepon genggamnya (handphone) di bawah
bantal, kemudian mengambil buku yang ada di rak sebelah tempat tidurnya. Pintu kamar diketuk
oleh ibu, Ocha berpura-pura membuka buku seolah-oleh sedang belajar. Saat pintu dibuka, Ocha
melemparkan senyumnya seperti memberi tanda bahwa dia sedang asyik belajar. Karena ibu
melihat Ocha sedang belajar dan tidak mau mengganggu, ibu kemudian menutup pintu kamar
lalu meninggalkan Ocha sendirian di kamarnya.
Mengetahui ibu sudah pergi dari kamar, Ocha menutup buku dan mengembalikan ke rak.
Kemudian kembali mengambil telepon genggamnya yang telah disembunyikan di bawah bantal.
Ocha melanjutkan keasyikannya bermain telepon genggam hingga saat suara adzan Isya
berkumandang, dia tidak mendengarnya dan tetap melanjutkan bermain game “Mobile Legend”.
Saat sedang asyik-asyiknya bermain game, tiba-tiba Ocha mendapat panggilan telepon dari
temannya. Ocha berbicara dengan temannya hingga tertawa terbahak-bahak. Setelah selesai
menerima panggilan telepon, Ocha melanjutkan bermain telepon genggam. Hingga tak terasa
sampai larut malam dan Ocha tertidur. Ocha tertidur dengan pulasnya hingga mengeluarkan
suara saat tidur (ngorok).
Suara ayam berkokok menandakan pagi telah datang. Ocha tak kunjung bangun. Hingga
suara alarm membangunkannya. Saat bangun tidur, telepon genggam adalah benda yang pertama
kalinya dia cari. Ocha tersadar bahwa dia bangun terlambat, dia buru-buru bangkit dari tempat
tidurnya menuju kamar mandi dengan tergesa-gesa. Selesai mandi, tak lupa dia menggunakan
seragam, jaket dan tas sekolah. Ocha siap untuk berangkat sekolah. Saat berjalan, dia teringat
bahwa telepon genggamnya tertinggal. Dia kembali ke kamar untuk mengambilnya. Selama
berjalan kaki menuju sekolah, Ocha sibuk dengan telepon genggamnya hingga tak sengaja dia
tersandung batu yang ada di depannya hingga terjatuh. Ocha segera bangkit sambil membrsihkan
celananya yang kotor.
Ocha melanjutkan perjalanannya seraya menunduk dengan asyiknya memainkan telepon
genggam. Hingga dia tidak memperhatikan sekeliling yang banyak lalu lalang kendaraan
bermotor. Tiba-tiba dari arah berlawanan datang sebuah mobil yang menuju ke arah Ocha
dengan kencang. Suara klakson mobil terdengar kencang, membuat Ocha kaget. Lalu Ocha
tertabrak mobil itu, suara teriakan Ocha tak kalah kencangnya. Ocha terjatuh, kakinya luka.
Kemudian dia berjalan dengan tertatih.
Waktu kemudian berputar kembali dengan cepat, Ocha kembali tersadar disaat dia selesai
sholat maghrib. Ocha bersyukur hal yang terjadi itu hanyalah khayalan. Selesai berdoa, Ocha
teringat pesan ibunya untuk belajar, kemudian dia tidak mengambil telepon genggamnya, tapi dia
mengambil buku dan belajar dengan serius.

Anda mungkin juga menyukai