IKHTISAR
KD. 3.9 Mengindetifikasi butir-butir penting dari dua buku nonfiksi (buku
pengayaan) dan satu novel yang di bacakan nilai-nilai dan kebahasaan cerita
rakyat dan cerpen.
KD. 4.9 Menyusun ikhtisar dari dua buku nonfiksi (buku pengayaan) dan ringkasan
dari satu novel yang dibaca.
OLEH :
FERA MAISHARA
X MIPA 3
T.P 2019/2020
BUKU FIKSI
KD. 3.9 Mengindetifikasi butir-butir penting dari dua buku nonfiksi (buku
pengayaan) dan satu novel yang dibacakan nilai-nilai dan kebahasaan
cerita rakyat dan cerpen.
IKHTISAR
Pagi ini Cho datang terlambat ke sekolah. Cho malah melenggang dengan
santai di jalanan menuju sekolahnya. Saat cho ingin menyebrang jalan tiba - tiba
saja mobil sedan hitam datang ke arahnya .Cho pun terjatuh., tak lama
kemudian keluar seorang pria berumur sekitar lima puluh tahunan
menghampirinya. Pria itu pun bertanya pada Cho bagaimana keadaan Cho.
Tanpa basa - basi Cho pun bangkit, ia mengatakan pada pria tersebut bahwa
ia buru-buru, karena ia sudah terlambat. Sesampainya di sekolah Cho melihat
bahwa gerbang telah di tutup. Detik kemudian Cho memiliki ide saat melihat
gerbang tua itu.
Tanpa fikir panjang Cho pun memanjat gerbang tua yang rapuh itu. Karena
tidak kuat menahan bobot Cho, besi yang menjadi pijakan Cho untuk memanjat
pun patah. Alhasil Cho pun jatuh tersungkur. Satpam sekolah langsung
menghampiri Cho. Saat ingin berdiri Cho pun kembali pingsan
Guru - guru pun membicarakan soal gerbang tua itu. Walikelas Cho berkata
pada pak Hadi selaku wakil kepala sekolah, bahwa gerbang ini harus di ganti
karena sudah banyak memakan korban. Walaupun sebenarnya mereka yang
terjatuh akibat kesalahan mereka sendiri, tetap saja gerbang tersebut harus di
ganti. Pak hadi setuju, dia berkata pada guru guru bahwa setelah kita
mendapatkan kepala sekolah baru maka saya akan bicarakan masalah ini dengan
beliau.
Cho pulang kerumah. Sesampai nya di rumah ia langsung menuju kamar mama
nya. Saat Cho membuka pintu kamar mamanya secara perlahan ia melihat
mamanya sedang menangis sambil memegang secarik surat. Ia pun menghampiri
mamanya. Ternyata surat tersebut dari adiknya mama Cho yaitu om risky.
Oomnya tersebut sudah lama terpisah dengan mamanya. Dan mamanya Ccho
sudah lama mencarinya. Akhirnya om risky mengirimkan surat yang mengatakan
bahwa dirinya kini telah sukses dan kini ia berada di Jakarta
Keesokan harinya Cho masuk sekolah seperti biasanya. Tak ada yang berbeda,
semuanya sama saja. Hanya saja kini ada perban tipis di kepalanya yang menutupi
kepala Cho yang terbentur pot saat terjatuh dari gerbang sekolah. Harini di SMP
Nusantara upacara. Upacara berjalan seperti upacara pada umumnya hanya saja
pada saat Pak Hadi selaku pembina upacara memberikan amanat ia memangil
seorang bapak yang katanya adalah kepala sekolah yang baru. Ialah Pak Morry.
Sontak Cho terkejut karena Pak morry adalah bapak - bapak yang hampir saja
menabraknya semalam. Saat pak Morry memberikan amanat hal yang pertama
kali keluar dari mulutnya adalah nama panjang Cho yaitu Chocola Piescesa. Cho
pun semakin terkejut. Mengapa pak morry bisa tau namanya. Pak Morry pun
menanyakan kabar Cho. Merekapun bicara seolah hanya ada mereka berdua yang
ada di lapangan tersebut.
Hari ini hari jumat. Hari yang paling di senangi zea (sahabat Cho). Tentu saja,
karena sabtu dan minggu mereka libur. Saat ingin masuk gerbang sekolah ia
melihat Pak Morry dan beberapa komite sekolah berdiri di depan sekolah.
Ternyata Pak Morry telah memasang sebuah gerbang elektrik dengan tingkat
keamanan yang tinggi. Gerbang tersebut akan tertutup saat waktu yang telah di
tentukan telah sampai. Dan hanya bisa terbuka dengan ID card milik Pak Morry.
Zea pun bergegas ke kelasnya. Ia langsung memberi tahu Cho, salsa, Febri dan
Acha (mereka adalah sahabat). Zea pun menceritakan semua yang ia ketahui pada
sahabat - sahabatnya itu. Cho lansung tekejut, karena kalau sekali lagi dia
ketahuan terlambat dia bakal dikeluarin dari sekolah.
Saat keluar main pertama, iseng Cho mengusulkan pada Zea, Salsa dan Acha
uttuk ngerjain Febri sepulang sekolah nanti. Mereka pun setuju. Mereka mulai
menyusun rencana untuk ngerjain febri. Semua sudah di atur dengan baik. Si febri
tidak tau sedikitpun bahwa sahabat sahabat nya akan mengerjainnya.
Sedetik kemudian gerbang elektrik itu pun berbunyi nyaring yang artinya satu
menit lagi gerbang akan tertutup. Cho, Zea dan Acha pun bergegas menuruni
tangga karena mereka mengejar pagar elektrik tersebut. Karena terburu buru Zea
terjatuh, kaki nya keseleo dan akibatnya ia tidak bisa berlari lagi. Alhasil mereka
bertiga pun terkunci di SMP NUSANTARA. Mereka bertiga menyesal. Namun
tak ada gunanya, gerbang tersebut takkan terbuka sampai besok pagi
Cho, Zea dan Acha pun mencari ruangan yang akan mereka jadikan kamar
untuk mereka tidur malam ini. Mereka pun sepakat memilih perpustakaan untuk
dijadikan tempat mereka tidur malam ini. Lumayan di perpustakaan sekolah
mereka ada 5 sofa lembut dan ruangan tersebut ber-AC. Karna lapar mereka pun
memakan bekal sisa mereka makan tadi siang.
Cho menelpon Salsa dan mengatakan bahwa kalau orang tuanya, Zea, atupun
orang tua Acha menelpon bilang saja kami tidur di rumah salsa. Tanpa sempat
menjawab Cho langsung mematikan handphone nya. Mereka bertiga pun pergi ke
musholla untuk melaksanakan sholat. Karena sudah masuk waktu magrib.
Saat subuh tiba Cho pergi ke toilet. Lalu ia melihat ada sebuah jendela yang
ternyata adalah jendela dari gudang yang berpintu hijau tersebut. Karna penasaran
Cho pun memecahkan kaca jendela tersebut dengan sebuah balok kayu. Kaca
tersebut pun pecah. Cho langsung masuk kedalam ruangan tersebut. Ternyata di
sebalik pintu tersebut terdapat sebuah ruangan yang sangat mewah, dengan
fasilitas yang mewah.
Di dinding-dinding ruangan tersebut banyak terdapat foto-foto. Ada sebuah
foto yang sama-samar di kenali oleh Cho sebagai foto mamanya saat masih muda,
dengan seorang lak- laki. Tak lama kemudian muncul seorang pria menghampiri
Cho ternyata pria tersebut adalah Pak Morry. Pak Morry pun menjelaskan pada
Cho bahwa sebenarnya ia adalah om Risky, yaitu adik mamanya Cho yang sudah
lama di cari Cho dan keluarga.
BUKU NONFIKSI
KD. 3.9 Menyebutkan butir – butir penting dari dua buku nonfiksi (buku pengayaan)
dan satu novel yang dibacakan nilai – nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan
cerpen.
Buku resep
KD 4.9 Menyusun ikhtisar dari dua buku nonfiksi (buku pengayaan) dan ringkasan
dari satu novel yang dibaca.
Buku resep
Untuk membuat Bubur Sagu Manise, hal yang pertama kali kita lakukan
adalah merendam sagu dalam air sampai lunak. Masak bersama talas, daun pandan,
gula aren, dan garam sampai bubuk kental dan talas matang. Kedua, kita akan
membuat sausnya dengan cara memasak santan dan garam sampai mendidih. Lalu
angkat. Terakhir, sajikan hangat bubur sagu dengan siraman saus santan.
Langkah pertama untuk mebuat rujak ayu adalah siapkan bahan – bahan rujak
sesuai petunjuk resep. Lalu untuk membuat kuah maka rebuslah air, cabai, gula pasir,
daun jeruk, dan garam sampai mendidih. Angkat, tambahkan air jeruk nipis. Biarkan
samai dingin. Setelah kuah dingin, masukkan semua bahan rujak, aduk rata. Lalu
simpan dalam lemari es sampai saat di sajikan.