Anda di halaman 1dari 5

DELORA

Indah N.A

Di malam hari yang sunyi ada seseorang yang sedang menyendiri di atas balkon
kamarnya sambil menatap langit yang dipenuhi dengan bulan dan bintang, dia bernama
Delora. Delora atau biasa dipanggil Lora adalah sosok perempuan yang memiliki paras yang
rupawan, kulitnya putih, senyumnya manis sampai siapapun yang melihatnya akan terpesona.
Semua orang bilang lora itu sempurna namun, dibalik semua itu ada kesedihan yang selalu
lora rasakan. Setelah lama menyendiri Lora pun akhirnya masuk kedalam kamar untuk tidur
karena sudah terlalu malam dan besok lora akan pergi ke sekolah.

Pukul 05.00 alarm berbunyi dan membuat lora terbangun dari tidurnya, dia pun
langsung bangun dan pergi kekamar mandi untuk mandi dan berwudhu, setelah selesai ke
kamar mandi dia langsung menunaikan shalat subuh, kemudian siap-siap untuk pergi ke
sekolahan. Di saat keluar kamar dia melihat Novi (Ibunya) sedang menyiapkan sarapan dan
menyuruh Lora untuk sarapan terlebih dahulu. Di meja makan sudah ada Surya (Ayahnya).
Setelah selesai sarapan Lora mencium tangan Novi dan Surya serta berpamitan untuk pergi
ke sekolah.

Setelah menempuh perjalanan yang membutuhkan waktu sekitar 15 menit, akhirnya


Lora sampai di SMA 1 CAKRAWALA. Kemudian Lora pun langsung pergi menuju
kelasnya yaitu kelas XI MIPA 1 bersama temannya yang bernama Winda. Winda adalah
sosok perempuan yang cerewet tetapi dia merupakan satu-satunya teman yang Lora punya
karena Lora dan Winda sudah berteman sejak mereka SD. Di saat perjalanan menuju kelas,
Lora tidak sengaja menambrak seorang laki-laki.

“Kalau jalan tuh pake mata biar gak nabrak orang.” Ucap laki-laki itu.

“Kalau jalan tuh pake kaki bukan pake mata, kalau punya otak di pake dong dasar
bodoh.” Jawab Lora

“Udah salah nyolot lagi bukannya minta maaf.”

“Udah Lora minta maaf aja. Ucap Winda sambil menengahi

“Oke saya minta maaf, udah kan kelar." Ucap Lora sambil menarik tangan Winda
untuk pergi menuju kelasnya

"Dasar cewek aneh." Ucap laki-laki itu sambil pergi menuju kelas

Lora dan Winda pun sampai ke kelasnya dan duduk di kursi masing-masing sambil
berbincang-bincang.

"Winda tadi laki-laki siapa sih?." Tanya Lora ke Winda

"Tadi tuh Melvin anak kelas XI MIPA 4, emang kenapa?." Ucap Winda
"Gak kenapa-kenapa cuman nanya aja." Ucap Lora

“Ouh gitu."

Setelah berbincang-bincang kemuadian bel masuk pun berbunyi dan guru mulai
masuk untuk mengajar.

Pada jm 12.00 bel istirahat pun berbunyi, Lora dan Winda pun pergi ke kantin untuk
membeli makanan namun di saat sampai di kantin semua tempat duduk penuh terkecuali
tempat duduk Melvin yang tadi pagi sempat Lora tabrak. Kemudian Winda menarik tangan
Lora untuk bergabung dengan Melvin.

“Hai, Melvin kami boleh gabung gak?” Ucap Winda

“Hai, boleh kok" jawab Melvin tanpa melihat siapa yang meminta izin

“Beneran boleh" ucap Winda

“Hm" jawab Melvin dengan singkat

Lora dan Winda pun bergabung dengan Melvin. Di saat Lora duduk Melvin melihat
mata Lora dan mereka saling tatap-tatapan untuk beberapa menit sampai Melvin mengalihkan
pandangannya.

“Kenapa kamu liatin saya" ucap Lora dengan kepedean nya

“Jadi orang PD banget sih, tapi kalau di ingat-ingat kamu yang tadi pagi kan?.”

“Iya saya yang tadi pagi emang kenapa?.” Tanya Lora

“Gak kenapa-kenapa" jawab Melvin sambil berjalan meninggalkan kantin.

Tak lama kemudian bel masuk kelas pun berbunyi sehingga Lora dan Winda pun
pergi menuju kelasnya dan setelah itu pembelajaran pun di mulai. Bel pulang sekolah pun
berbunyi, Lora pun pulang ke rumahnya. Saat dia pulang ke rumah dia melihat orang tuanya
sedang bertengkar.

"Mas kamu kenapa beberapa hari ini berubah? Apakah kmu memiliki perempuan
lain?" Tanya Novi kepada Surya

“Apasih kamu jangan ngaco, saya gak punya perempuan lain." Jawab Surya

“Tapi kenapa beberapa hari ini kamu berubah?" Tanya Novi

“Saya bosen di rumah mangkanya saya selalu keluar rumah. Apalagi si Lora tidak
bisa menjadi peringkat satu, saya malu mempunyai anak seperti dia.” Ucap Surya

Deg
Lora yang mendengar perkataan ayahnya sendiri merasa sedih sebab dia sudah
berusaha belajar demi mendapatkan peringkat satu tetapi dia tidak bisa karena dia juga punya
kapasitas otak tersendiri.

“Mas dia itu darah daging kamu, jangan ngomong seperti itu. Dia sudah berusaha
untuk menjadi peringkat satu.” Ucap Novi

“Tau lah saya pusing mau keluar dulu.” Ucap Surya

Melihat Surya keluar, Lora pun bersembunyi dibalik semak-semak, setelah Surya
pergi, Lora langsung masuk ke rumah dan pergi ke kamarnya. Di dalam kamar Lora
menangis karena masih teringat ucapan ayahnya sendiri yang mengatakan dia malu
mempunyai anak seperti Lora. Setelah selesai menangis Lora langsung membersihkan
tubuhnya dan langsung belajar sampai larut malam.

Dari semenjak pertengkaran orang tua nya lah Lora menjadi orang yang berpura-pura
bahagia padahal hatinya sedang terluka. Tetapi dia tetep tersenyum kepada semua orang
apalagi kepada ibunya karena dia tidak mau melihat orang-orang yang dia sayangi merasa
sedih. Tetapi dia tuangkan kesedihannya melalui buku diarynya.

Beberapa hari kemudian di saat mau PAS, ibunya menyuruh Lora untuk menjadi
peringkat satu di semester ini. Sehingga Lora pun merasa tertekan dan belajar mati-matian
demi menuruti keinginan ibunya. Sampai-sampai Lora melakukan Self-harm karena terlalu
tertekan dan terlalu capek dengan masalah keluarganya.

Self-harm itu adalah segala tindakan yang dengan sengaja dilakukan untuk
menimbulkan rasa sakit dan kerusakan pada tubuh sendiri. Seperti, menyayat kulit
menggunakan benda tajam, membakar kulit dengan bara api, atau menggaruk kulit sampai
terluka. Perilaku self-harm ini memberikan kepuasan tersendiri bagi individu yang
melakukannya dan membuat individu tersebut lebih merasa lega. Dan juga rasa sakit yang
ditimbulkan dari self-harm ini dapat menggantikan rasa sakit yang dirasakan secara
emosional, yang mana rasa sakit tersebut tidak dapat dijelaskan oleh dirinya. Sehingga lebih
memilih untuk menyakiti fisiknya.

Hari untuk melakukan PAS pun akhirnya tiba, Mapel di hari pertama PAS adalah
Biologi, PPKn, B.inggris. seperti biasa pukul 05.00 Lora mandi dan wudhu serta menunaikan
shalat subuh sambil berdoa

"Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang tolong lancarkan lah PAS saya
dan semoga saya mendapatkan peringkat satu supaya ayah saya tidak malu memiliki anak
seperti saya dan semoga ibu saya bisa bangga dan tidak memberikan tekanan lagi kepada
saya. Amiin."

Setelah berdoa Lora bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, kemudian Lora keluar
kamarnya dan sarapan bersama ibunya.
"Lora ingat kamu harus mendapatkan peringkat satu, jadi kerjakan soal semester
kamu dengan sungguh-sungguh." Ucap Novi

"Hm iyh bu." Jawab Lora sambil mencium tangan Novi dan berpamitan untuk pergi
ke sekolah.

Setelah menempuh waktu sekitar 15 menit Lora sampai ke sekolah dan langsung pergi
menuju kelasnya. Di saat menuju kelasnya Lora dikejutkan dengan kedatangan Winda dan
akhirnya Lora dan Winda pergi bersama menuju kelas. Sampai di kelas bel masuk pun
berbunyi dan PAS pun akhirnya dimulai.

Bel pulang pun berbunyi sehingga kegiatan PAS pun berhenti dan Lora pun pergi
pulang ke rumahnya. Tetapi di saat Lora ingin menyebrang terdapat mobil melaju dengan
cepat sehingga menabrak tubuh Lora. Dan Lora pun akhirnya dilarikan ke rumah sakit
Centika tetapi nyawanya tidak tertolong. Pihak rumah sakit pun menghubungi keluarganya
untuk datang ke rumah sakit Centika karena anaknya telah meninggal karena kecelakaan. Di
saat Itu pula Novi dan Surya merasa hancur karena kehilangan anak satu-satunya. Kemuadian
jenazah Lora pun akhirnya di makamkan di TPU Pondok Sari.

Setelah Pemakaman Novi dan Surya pulang ke rumah dan pergi ke kamar Lora.
Mereka menemukan buku diary Lora dan mereka membaca tulisan yang terdapat di buku
Lora.

Dear ayah dan ibu

Lora yang kalian lihat selalu bahagia itu semua bohong, itu semua hanya topeng yang Lora
pakai untuk menutupi semua luka yang Lora rasakan. Lora merasa hancur di saat melihat
kalian bertengkar cuman gara-gara Lora tidak bisa menjadi peringkat satu. Untuk ayah,
apakah ayah benar-benar merasa malu memiliki anak seperti Lora? Lora sudah berusaha
belajar semaksimal mungkin untuk mendapatkan juara satu tetapi kemampuan otak Lora
cuman segini aja ayah. Untuk ibu, Lora sayang banget sama ibu tetapi apakah ibu pernah
berpikir bahwa Lora merasa tertekan atas kemauan ibu?. Ayah dan ibu tidak tahu kan kalau
selama ini Lora merasa tertekan dan selalu melakukan self-harm. Lora selama ini selalu
melakukan self-harm karena Lora capek dengan semuanya dan dengan melakukan self-harm
Lora menjadi tenang karena di saat melakukan self-harm Lora merasakan kepuasan.
Terkadang Lora ingin menyerah tapi Lora tidak bisa dan di saat ayah dan ibu membaca ini
mungkin Lora sudah tidak ada. Tetapi ibu sama ayah gak boleh nangis ya, Lora pengen
kalian berdamai dan menjadikan semua ini pembelajaran kalian untuk kedepannya. Lora
sayang kalian.

DELORA

"Lora maafkan ibu, maaf ibu belum bisa menjadi sosok seorang ibu yang baik,
maafkan ibu yang tidak tau tentang kamu yang merasa tertekan dan melalukan self-harm, ibu
menyayangi mu". Ucap Novi dengan penuh penyesalannya dan penuh air mata.
"Lora ayah minta maaf belum bisa menjadi ayah yang baik. Ayah sayang sama kamu,
ayah bangga punya anak seperti kamu, semoga kamu bahagia di sana." Ucap Surya dengan
penuh penyesalan dan air mata

Anda mungkin juga menyukai