Jurnal Laprak PK 3 PDF
Jurnal Laprak PK 3 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh lain, berada dalam bentuk konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem
diproduksi dalam sumsum tulang dan nodus limpa. Volume darah manusia
sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter, jumlah ini
berbeda tiap-tiap orang. Darah terdiri dari 2 komponen yaitu plasma darah
dan butir-butir darah. Plasma darah adalah bagian cair darah yang sebagian
besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah. Butir-butir darah (Blood
corpuscles) terdiri atas 3 elemen yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
7
8
1.1.3.1. Eritrosit
Sel darah darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, eritrosit
oksigen dari paru ke seluruh sel tubuh. Sel eritrosit diproduksi di sumsum
tulang (Corwin, EJ, 2007). Eritrosit terbentuk melalui beberapa tahapan yaitu
yang disebut retikulosit dan akhirnya menjadi eritrosit (Boedina SK, 1988).
diameter 7-9 µm. Sediaan darah apus yang telah dilakukan pengecatan
dengan Giemsa maka eritrosit yang normal akan tampak warna kemerah-
merahan dengan tepi agak lebih gelap dan terlihat warna menjadi lebih pucat
mempunyai diameter <7 µm disebut dengan istilah mikrositosis. Hal ini dapat
dijumpai pada anemia difisiensi besi, thalasemia, dan anemia karena penyakit
lebih besar dari ukuran normal maka disebut makrositosis, hal ini bisa
tengah yang lebih pucat dan lebar disebut juga sebagai eritrosit hipokrom,
sebaliknya dengan kondisi terdapat eritrosit muda yang ukurannya lebih besar
dari pada eritrosit normal dan berwarna kebiru-biruan biasa disebut dengan
polikromasi, hal ini bisa dijumpai pada retikulositosis (Boedina SK, 1988).
Sebelum ada cara automatik pemeriksaan manual masih sering dipakai namun
hanya sedikit yang menunjukkan hasil yang teliti dan dapat dipercaya. Pada
FK, 1989), oleh karena itu dibuatlah alat hitung automatik, dengan alat ini
10
maka penghitungan sel menjadi lebih mudah, cepat dan teliti bila
Silman.E, 1992). Nilai normal eritrosit sekitar 4-5 x 106 per mm3 darah
1.1.3.2. Leukosit
eosinofil. Peranan sel darah putih adalah untuk mengenali dan melawan
11
Hal ini merupakan respons normal terhadap infeksi atau proses peradangan.
leukopenia, hal ini dapat disebabkan misalnya infeksi virus, penyakit atau
1.1.3.3. Trombosit
trombosit tidak dapat dipandang sebagai sel utuh karena ia berasal dari sel
bikonveks (dalam keadaan inaktif) dengan diameter 2-3 m dan volume 8-10 fl
Umur trombosit setelah pecah dari sel asalnya dan masuk darah ialah
terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam usaha menutup luka, sehingga tubuh
tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau
sel asing. Trombosit melekat (adesi) pada permukaan asing terutama serat
2002).
13
harus hati-hati tanpa menimbulkan trauma dan darah harus dihisap dengan
sampai ke tingkat yang rendah. Akibatnya, penderita akan sangat rentan akan
dalam ukuran yang sama dengan trombosit sehingga terhitung oleh alat
14
R, 2004).
informasi mengenai adanya jenis sel lain yang biasanya tidak dijumpai dalam
darah tepi, misalnya sel plasma. Selain itu, adanya trombosit yang
1992).
membagi jumlah sel yang dihitung dengan volume sel yang dihitung
hematology analyzer. Tes hitung jumlah sel darah cara automatik akurasinya
1989).
automatik dapat berbeda-beda dari alat yang satu dengan yang lainnya.
adalah :
kurang baik kemudian sel darah dialirkan melalui lubang kecil yang disebut
orifice yang mempunyai ukuran tertentu. Pada saat yang sama, suatu arus
listrik dialirkan melalui elektroda yang dipasang pada sisi luar dan sisi dalam
orifice, karena sel darah adalah penghantar listrik yang buruk, sehingga jika
sel darah masuk melalui orifice tadi arus listrik yang mengalir akan
terganggu, gangguan ini menimbulkan suatu pulsa listrik. Jumlah pulsa listrik
yang terukur persatuan waktu (frekuensi pulsa) dideteksi sebagai jumlah sel
darah. Besarnya pulsa akan sesuai dengan besarnya jumlah dan besarnya sel
darah yang lewat. Jika sel darah besar, maka pulsa yang ditimbulkan besar,
sebaliknya jika sel darah kecil maka pulsapun kecil. Dengan demikian dapat
2. Metode flowcytometry
sifat sel (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah sempit.
Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel
dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan
inti sel. Secara umum, metode flow cytometri adalah pemeriksaan di mana
sel-sel dari sampel masuk dalam suatu flow chamber, dibungkus oleh cairan
ukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu demi satu, kemudian
(light scattering) yang terjadi ketika sel mengalir melewati celah dan berkas
cahaya yang difouskan ke sensing area yang ada pada aperture tersebut.
atau dibiaskan kesemua arah. Kemudian hamburan cahaya yang mengenai sel
akan ditangkap oleh detektor yang ada pada sudut-sudut tertentu sehingga
intensitas warna, atau fluorensi, akan diubah menjadi pulsa listrik. Pulsa ini
dipakai untuk menghitung jumlah, ukuran, maupun inti sel yang merupakan
18
ciri dari masing-masing sel. Hamburan cahaya dengan arah lurus (forward
scettered light) mendeteksi volume dan ukuran sel. Sedangkan cayaha yang
sitoplasma. Pada metode ini juga dapat dilakukan pewarnaan dengan cara
menambahkan pewarna pada reagen. Sel yang telah diberi warna akan
1. Persiapan Pasien
aktivitas fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya
hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat), usia, jenis kelamin, pasca
transfusi, pasca donasi, pasca operasi dan lainnya. Karena hal-hal tersebut
(Riswanto, 2010).
dalam wadah yang memenuhi syarat, dan identitas benar sesuai dengan data
3. Pengambilan Spesimen
ada.
tidak keliru.
4. Antikoagulan
Perbandingan volume darah dan antikoagulan harus sesuai dan tepat karena
berupa cair dan zat kering. Sampai saat ini EDTA dalam bentuk serbuk
(Riswanto, 2013).
b. Sitrat
(Riswanto, 2013).
c. Heparin
sel, OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah 0.1
d. Oksalat
2013).
1.3.2. Analitik
1. Bahan Pemeriksaan
sebuah upaya yang baik karena kita tahu bahwa tidak semua alat luput dari
akurat bahkan pakai darah kontrol dibandingkan laboratorium lain. Alasan ini
bisa dipatahkan bila pra analitiknya buruk, misal darah tidak segera dicampur
waktu 1 jam lebih bagus), tidak dikocok sebelum diperiksa dan botol yang
leukemia, infeksi bakterial, sepsis, dan sebagainya. Dalam kasus jumlah sel
analyzer) :
sehomogen saat sampel darah diambil dari tubuh pasien. Ini merupakan
berkala dan darah kontrol yang digunakan sudah mengalami expired date
f. Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat jenis open tube
sampling alat, misal jarum tidak masuk penuh ujungnya pada darah atau
darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar sehingga saat
yang diminta oleh alat. Untuk tipe close tube menggunakan cara predilute,
g. Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak sesuai
laboratorium yang baik, verifikasi yang mencakup quality control harian pada
setiap shift dan juga pada setiap perubahan nomor lot reagen. Alat yang
digunakan untuk penelitian ini sudah dilakukan pemeliharaan alat secara rutin
dan kalibrasi.
3. Kualitas Reagen
expired nya.
jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit. Hal ini dapat diatasi dengan
pemakain reagen yang tidak expired dan penyimpanan reagen pada suhu yang
2007).
4. Pemeriksa
dengan benar sebelum sampel diperiksa atau pada saat sampel dihisap oleh
penghisap sampel tidak sampai dasar tabung sampel atau hanya pada
(Cell-Dyn, 2007)
dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan
Variasi Antikoagulan :
Antikoagulan EDTA 5%
1) 5 ul
2) 10 ul
3) 20 ul
Antikoagulan EDTA 10%
1) 5 ul
2) 10 ul
3) 20 ul Jumlah Eritrosit
Antikoagulan EDTA 20% Jumlah Leukosit
1) 5 ul Jumlah Trombosit
2) 10 ul
3) 20 ul Trombosit
1.6. Hipotesa