PENDAHULUAN
melalui adanya penuaan yang muncul secara alami pada setiap individu. Pada
lansia akan banyak mengalami penurunan, baik itu fisik, mental, maupun sosial.
Secara biologis, proses penuaan merupakan suatu perubahan fungsi dan struktur
organ, yang ditandai dengan adanya gambaran dari aktivitas fisik yang perlahan
akan berkurang. Hal tersebut menyebabkan adanya banyak lansia yang akan
bergantung pada orang lain terhadap aktivitas sehari – hari yang dilakukannya
Menurut data BPS (2015) pada tahun 2012 Provinsi NTB memiliki jumlah
penduduk mencapai 4.6 juta jiwa dan memiliki jumlah lansia sekitar 330 ribu
jiwa. Kemudian terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2013
yaitu 340 ribu jiwa dan tahun 2014 sebanyak 360 ribu jiwa. Daerah Lombok
sendiri memiliki jumlah lansia sebanyak 125 ribu jiwa pada tahun 2014.
fisik dan mental. Salah satu penyakit fisik yang dialami lansia adalah hipertensi.
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini diseluruh dunia.
1
Hampir 1 milyar orang diseluruh dunia menderita hipertensi. Kebanyakan orang
dengan hipertensi tidak memiliki gejala sama sekali, inilah mengapa dikenal
infak miokard, diabetes dan gagal ginjal. Semakin tinggi tekanan darah,
semakin tinggi risiko kerusakan pada jantung dan pembuluh darah di organ
utama seperti otak dan ginjal, seseorang dikatakan menderita hipertensi jika
tekanan darahnya sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg (WHO, 2018).
faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah yaitu pola
hidup yang buruk seperti merokok, asupan garam berlebih, obesitas, aktivitas
fisik, dan kecemasan, selain itu terdapat faktor genetis dan usia,
sebesar 46% dan terendah di wilayah Amerika sebesar 35%. Di wilayah Asia
usia ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), sedangkan
25,8% orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya
2
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) prevalensi hipertensi yang didapat
Kemudian berdasarkan data yang dimiliki oleh Balai Sosial Lanjut Usia
penyakit akan dapat terjadi, utamanya adalah penyakit kronis. Penyakit kronis
3
merupakan penyakit dimana onset terjadinya membutuhkan waktu yang lama,
usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah
penduduk Indonesia.
serupa juga dapat terjadi. Selama kecemasan terjadi, tekanan arteri bisa
meningkat sampai dua kali normal dalam waktu beberapa detik. Keadaan ini
disebut mekanisme koping, dan hal ini meningkatkan tekanan arteri yang dapat
dengan segera menyediakan darah bagi setiap organ tubuh. kecemasan juga
banyak mekanisme pengaturan saraf khusus saraf yang bersifat bawah sadar
yang bekerja sepanjang waktu untuk mepertahankan tekanan arteri pada atau
4
tinggi daripada mereka yang tidak cemas (Bacon, 2014). Beberapa penelitian
lebih tinggi daripada mereka yang tidak hipertensi (Hamer, 2010). Namun,
2011).
Hipertensi pada Lansia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika Mataram tahun
2019?”
tahun 2019
5
1. Mengidentifikasi kecemasan pada lanjut usia di Balai Sosial Lanjut
kedokteran berikutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan
2.1.1 Definisi
sosial atau tubuh, perpisahan dari orang yang dicintai, gangguan pada
2014).
2.1.2 Prevalensi
tahun 2013 mulai dari 0,9% sampai 28,3% serta wanita lebih sering
perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia , mulai dari 3,2
7
% lanjut usiadengan usia di atas 65 tahun memenuhi kriteria gangguan
2.1.3 Etiologi
a. Teori psikoanalitik
kecemasan, yaitu:
primitif atau difus pada seorang bayi jika merasa butuh sesuatu atau
pengendalian.
8
2) Kecemasan perpisahan
yang takut kehilangan cinta atau ditelantarkan orang tuanya jika merasa
3) Kecemasan kastrasi
4) Kecemasan superego
b. Teori perilaku
c. Teori eksistensial
9
2.1.4 Mekanisme Kecemasan
dalam pleksus kapiler utama dari sistem portal hipofisis di puncak media
10
hypothalamus dan kemudian dibawa ke kelenjar hipofisis anterior, CRF
ini akan merangsang sekresi ACTH. Apabila sekresi CRF terjadi terus-
menerus maka kadarnya akan tinggi, hal ini dapat berpengaruh terhadap
suatu pemikiran.
hebat.
11
c) Fobia spesifik dan sosial.
d) Gangguan obesif-kompulsif.
1) Kecemasan Ringan
2) Kecemasan Sedang
3) Kecemasan Berat
12
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada
detil yang kecil dan spesifik dan tidak dapat berfikir hal-hal lain. Seluruh
4) Panik
(palpitasi dan berkeringat), rasa gugup dan ketakutan. Rasa malu juga
13
2.1.8 Diagnosis
dapat santai.
kering.
2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi
tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90
14
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu
lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginja, jantung, dan otak bila
Committee VIII (JNC VIII) pada tahun 2013 masih merujuk klasifikasi
tekanan darah JNC VII. Tetapi, manajemen terapi hipertensi dalam JNC
15
2.2.2 Fisiologi Pengaturan Tekanan Darah
tujuan: 1) dihasilkan gaya dorong yang cukup sehingga otak dan jaringan
lain menerima aliran darah yang adekuat, dan 2) tidak terjadi tekanan
sistem tubuh lain (Gambar 2). Perubahan setiap faktor tersebut akan
1. Curah Jantung
16
a. Denyut Jantung
2011).
17
darah merah yang terkandung di setiap milliliter volume darah
(Sherwood, 2011).
18
oleh sistem saraf otonom. Tujuan refleks tersebut adalah penyesuaian
curah jantung dan resistensi perifer total sehingga tekanan darah kembali
2001).
Faktor risiko hipertensi terdiri atas faktor risiko yang tidak dapat
diubah dan faktor risiko yang dapat diubah (Kemenkes RI, 2014).
a. Umur
19
berkisar 2-3%, sementara prevalensi Hipertensi pada manula berkisar
2015).
b. Jenis Kelamin
20
mungkin menderita Hipertensi dibandingkan laki- laki (NHLBI,
2015).
21
umur 40 tahun, tiga kali pada umur sebelum 50 tahun, dan dua kali
a. Kebiasaan Merokok
yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat
2006).
22
1. Nikotin, merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat
menyebabkan kanker.
garam sekitar 7-8 gram tekanan rata-rata lebih tinggi (Depkes, 2006).
23
mengalami penyempitan, sehingga memicu peningkatan denyut jantung
d. Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali
terdiri dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh
(Khomsan A, 2003).
Hipertensi akan meninggi jika meminum alkohol lebih dari tiga kali
24
masih belum jelas. Namun, diduga peningkatan kadar kortisol dan
Komsumsi alkohol seharusnya kurang dari dua kali per hari pada
direkomendasikan tidak lebih satu kali minum per hari (Krummel, 2004).
f. Obesitas
Istilah “berat badan berlebih” dan "obesitas" merujuk pada berat badan
yang lebih besar dari apa yang dianggap sehat untuk tinggi badan tertentu
(NHLBI, 2015).
25
Hubungan antara pengurangan berat badan dan pengurangan
perluasan sistem sirkulasi. Makin besar massa tubuh, makin banyak pula
h. Diabetes mellitus
26
insulin yang menyebabkan abnormalitas fungsi sel endotel yang terjadi
dibandingkan non DM pada kelompok usia yang sama 2 kali lebih rentan
artinya semakin berat kondisi cemas seseorang maka semakin tinggi pula
hormon adrenalin lebih banyak, membuat jantung berkerja lebih kuat dan
cepat. Apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan timbul
27
tinggi sehingga menyebabkan kondisi hipertensinya menjadi lebih berat
2.2.4 Klasifikasi
1. Berdasarkan penyebab
b. Hipertensi sekunder
2. Berdasarkan bentuk
1. Hipertensi Pulmonal
28
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
29
2.2.5 Patofisiologi
1. Faktor risiko seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas,
merokok, genetik.
a. Tonus simpatis
b. Variasi diurnal
30
Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Primer
Hipertensi C.J. meningkat dan atau T.P.meningkat
pada ginjal dan membran sel, aktivitas saraf simpatis dan sistem renin-
dan metabolisme natrium dalam ginjal, serta obesitas dan faktor endotel
31
2.2.6 Manisfestasi Klinis
primer berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung
yang tanpa gejala. Pada penyelidikan hipertensi di Paris, dari 1771 pasien
maligna yang umumnya juga disertai oleh gangguan fungsi ginjal bahkan
dapat berupa kejang atau gejala akibat atau gejala akibat perdarahan
32
bahkan sampai koma. Timbulnya gejala tersebut merupakan pertanda
Linggungan Hereditas
Pre-Hipertensi
Hipertensi Dini
Hipertensi Menetap
1. Cara Langsung
Bahaya yang dapat ditimbulkan saat pemasang kateter arteri yaitu nyeri
33
inflamasi pada lokasi penusukkan, bekuan darah karena tertekuknya
darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibanding model standar yang
dkk, 2004).
34
Adapun cara pengukuran tekanan darah dimulai dengan membalutkan
manset dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan
tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup.
jantung, dan akan terus terdengar dari arteri brakialis sampai tekanan
dalam manset turun di bawah tekanan diastolic dan pada titik tersebut,
2.2.8 Penatalaksanaan
35
dengan membatasi asupan garam tidak melebihi seperempat sampai
setengah sendok teh atau enam gram perhari, menrunkan berat badan
selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Cukup
1. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak,
3. Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah, abon,
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapi atau
garam natrium.
36
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.
blocker (ARB).
dan juga dilaporkan pada kasus dengan hipertensi. Akan tetapi meskipun
kecemasan juga dikenal sebagai faktor risiko untuk hipertensi, namun peranan
tinggi daripada mereka yang tidak cemas (Bacon, 2014). Beberapa penelitian
37
lebih tinggi daripada mereka yang tidak hipertensi (Hamer, 2010). Namun,
2011).
Flight merupakan reaksi isotonik tubuh untuk melarikan diri, dimana terjadi
sangat hebat bisa terjadi reaksi yang dipengaruhi oleh komponen parasimpatis
38
Gambar 2-5. Mekanisme hipertensi pada kecemasan/stress
fisik dan psikososial yang nyata atau diduga menyebabkan aktivasi dari axis
39
neuropeptida corticotrophin-releasing hormone (CRH) dan arginine
40
2.4 Kerangka Teori
Axis Hipotalamus-
Kecemasan
Hipofisis-Adrenal
ACTH
↑ Sekresi ↑ Sekresi Non Adrenalin,
Adrenalin Renin dan Angiotensi II
Kortisol
↑ Denyut ↑ TD ↑ TD Sistolik
Jantung Sistolik dan Diastolik Renin Angiotensin
Hipertensi ↑ TD
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Kecemasan Hipertensi
41
2.6 Hipotesis
42